sistem pelayanan kesehatan masyarakat

11
I. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT Seperti telah diuraikan sepintas dalam bagian terdahulu bahwa sistem adalah gabungan dari elemen-elemen (sub sistem) didalam suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi. Didalam suatu sistem terdapat elemen-elemen atau bagian-bagian dimana didalamnya juga membentuk suatu proses, didalam suatu kesatuan maka disebut sub system (bagian dari sistem). Selanjutnya sub sistem tersebut juga terjadi suatu proses berfungsi sebagai suatu kesatuan sendiri sebagai bagian dari sub sistem tersebut. Demikian seterusnya dari sistem yang besarnyaini, misalnya pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem terdiri dari sub sistem pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan rawat inap, rawat jalan dan sebagainya, dan masing-masing sub sistem terdiri sub-sub sistem lagi. Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau sub sistem tidak berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Secara garis besar, elemen-elemen dalam sistem itu adalah sebagai berikut : 1. Masukan (Input) adalah sub-sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem. 2. Proses ialah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga menghasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan. 3. Keluaran (out put) ialah hal yang dihasilkan oleh proses. 4. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapawaktu lamanya. 5. Umpan balik (feed back) ialah juga merupakan hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut. 6. Lingkungan (environment) ialah dunia di luar sistem yang mempengaruhi system tersebut. Unsur-unsur tersebut dapat

Upload: rahmat-ramadhani

Post on 28-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

adfsadfsa

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat

I. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

Seperti telah diuraikan sepintas dalam bagian terdahulu bahwa sistem adalah gabungan dari

elemen-elemen (sub sistem) didalam suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan

organisasi. Didalam suatu sistem terdapat elemen-elemen atau bagian-bagian dimana didalamnya juga

membentuk suatu proses, didalam suatu kesatuan maka disebut sub system (bagian dari sistem).

Selanjutnya sub sistem tersebut juga terjadi suatu proses berfungsi sebagai suatu kesatuan sendiri

sebagai bagian dari sub sistem tersebut. Demikian seterusnya dari sistem yang besarnyaini, misalnya

pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem terdiri dari sub sistem pelayanan medik, pelayanan

keperawatan, pelayanan rawat inap, rawat jalan dan sebagainya, dan masing-masing sub sistem terdiri

sub-sub sistem lagi. Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau sub sistem tidak berjalan dengan baik maka akan

mempengaruhi bagian yang lain. Secara garis besar, elemen-elemen dalam sistem itu adalah sebagai

berikut :

1. Masukan (Input) adalah sub-sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya

sistem.

2. Proses ialah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga menghasilkan

sesuatu (keluaran) yang direncanakan.

3. Keluaran (out put) ialah hal yang dihasilkan oleh proses.

4. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapawaktu lamanya.

5. Umpan balik (feed back) ialah juga merupakan hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan

untuk sistem tersebut.

6. Lingkungan (environment) ialah dunia di luar sistem yang mempengaruhi system tersebut.

Unsur-unsur tersebut dapat dilestarikan (lihat Bagan Elemen Suatu Sistem dibawah !)Contoh :

Didalam pelayanan puskesmas yang menjadi input_adalah_dokter,_perawat,_obat-

obatan,_fasilitas_lain,_dan_sebagainya.

Prosesnya adalah kegiatan pelayanan puskesmas tersebut. Outputnya adalah pasien sembuh / tak

sembuh, jumlah ibu hamil yang dilayani dan sebagainya. Dampaknya adalah meningkatnya status

kesehatan masyarakat. Sedangkan umpan balik pelayanan puskesmas antara lain keluhan-keluhan pasien

terhadap pelayanan, sedangkan lingkungan adalah masyarakat dan instansi-instansi diluar puskesmas

tersebut. Sistem pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan

kesehatan masyarakat (public health services). Dalam artikel ini, hanya akan dibahas system pelayanan

kesehatan masyarakat saja. Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat adalah merupakan sub sistem

pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif

(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan

kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan).

Page 2: Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Oleh karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan rakyat banyak

maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai porsi yang besar. Namun

demikian karena keterbatasan sumber daya pemerintah maka potensi masyarakat perlu digali atau

diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut. Pemerintah dalam hal ini

Departemen

Kesehatan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam menggali dan membina potensi

masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat ini. Menggalang potensi masyarakat disini

mencakup 3 dimensi, yakni :

1. Potensi masyarakat dalam arti komunitas (misalnya masyarakat RT, RW, kelurahan, dan

sebagainya). Misalnya dengan adanya dana sehat, iuran untuk pengadaan PMT

(PembinaanMakanan Tambahan) untuk anak balita, kader kesehatan, dan sebagainya adalah bentuk-

bentuk partisipasi dan penggalian potensi masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Menggalang potensi masyarakat melalui organisasi-organisasi masyarakat atau sering

disebutLembaga-Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Penyelenggaraan pelayanan-pelayanan

kesehatan masyarakat oleh LSM-LSM pada hakekatnya juga merupakan bentuk partisipasi

masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat.

3. Menggalang potensi masyarakat melalui perusahaan-perusahaan swasta yang ikut membantu

meringankan beban penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas, balkesmas, dan

sebagainya), juga merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan

masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun

swasta perlu memperhatikan beberapa ketentuan, antara lain :

a. Penanggung Jawab Suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus ada penanggung

jawab oleh pemerintah maupun oleh swasta. Namun demikian di Indonesia, pemerintah

(dalam hal ini Departemen Kesehatan) merupakan tanggung jawab yang paling tinggi.

Artinya pengawasan, standar pelayanan dan sebagainya bagi pelayanan kesehatan masyarakat

baik pemerintah (puskesmas) maupun swasta (balkesmas) adalah dibawah koordinasi

Departemen Kesehatan.

b. Standar Pelayanan Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta

harus berdasarkanpada suatu standar tertentu. Di Indonesia, standar ini telah ditetapkan oleh

Departemen Kesehatan dengan adanya buku Pedoman Puskesmas.

c. Hubungan Kerja Sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai pembagian kerja

yang jelas antara bagian satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan tersebut harus

mempunyai struktur organisasi yang jelas dan menggambarkan hubungan kerja, baik

horizontal maupun vertikal.

Page 3: Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat

d. Pengorganisasian Potensi MasyarakatCiri khas dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat

adalah keikutsertaan masyarakat atau pengorganisasian masyarakat. Upaya ini penting

(terutama di Indonesia) karena adanya keterbatasan sumber-sumber daya dari penyelenggara

pelayanan kesehatan masyarakat, perlu keikutsertaan masyarakat ini.

II. BENTUK PELAYANAN KESEHATAN, YAKNI :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care) Pelayanan kesehatan jenis ini

diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan

kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu

populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat

pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan pelayanan kesehatan

primer atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas,

puskesmas pembantu, puskesmas keliling, danbalkesmas.

2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services) Pelayanan kesehatan jenis ini

diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak

dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentukpelayanan ini misalnya rumah sakit tipe

C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services) Pelayanan kesehatan ini diperlukan

oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidakdapat ditangani oleh pelayanan kesehatan

sekunder. Pelayanan sudah kompleks dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis. Contoh di

Indonesia : rumah sakit tipe A dan B. Dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata atau

jenis pelayanan tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada didalam suatu sistem dan

saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis

tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan diatasnya,

demikian seterusnya. Penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan

kesehatan yang lain ini disebut rujukan. Secara lengkap dapat dirumuskan sistem rujukan ialah

suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung

jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit

yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat

kemampuannya.

Sumber :Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-

2,Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

III. PENGAWASAN DAN PENGARAHAN

Fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dengan perencanaan dan pengorganisasian adalah

fungsi pengawasan dan pengarahan. Karena bagaimana baiknya perencanaan dan pengorganisasian

Page 4: Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat

tanpa disertai dengan pengawasan dan pengarahan maka niscaya dapat mencapai tujuan-tujuan yang

telah ditetapkan. Tujuan pokok dan fungsi pengawasan dan pengarahan adalah agar kegiatan-

kegiatan danorang-orang yang melakukan kegiatan yang telah direncanakan tersebut dapat berjalan

dengan baik dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang kemungkinan tidak akan

tercapainyatujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengarahan adalah suatu proses untuk

mengukur penampilan kegiatan atau pelaksanaan kegiatan suatu program yang selanjutnya memberikan

pengarahan-pengarahan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Agar pengawasan dapat

berjalan dengan baik, sekurang-kurangnya 3 hal yang diperhatikan yakni :

1) Objek Pengawasan Yaitu hal-hal yang harus diawasi dalam pelaksanaan suatu rencana. Objek

pengawasan ini banyak macamnya, tergantung dari program atau kegiatan yang dilaksanakan.

Secara garis besar objek pengawasan dapat dikelompokkan menjadi 4, yakni

a. Kuantitas dan kualitas program, yakni barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan

atau program tersebut. Untuk program kesehatan yang diawasi adalah pelayanan yang

diberikan oleh unit kerja tersebut.

b. Biaya program, dengan menggunakan 3 macam standar, yakni modal yangdipakai,

pendapatan yang diperoleh dan harga program. Dalam bidang kesehatan yang dijadikan

ukuran pengawasan adalah pembiayaan kegiatan atau pelayanan, hasil yang diperoleh

dari pelayanan dan keuntungan kegiatan atau pelayanan.

c. Pelaksanaan (implementasi) program, yaitu pengawasan terhadap waktu pelaksanaan,

tempat pelaksanaan dan proses pelaksanaan, apakah sesuai dengan yang telah ditetapkan

dalam perencanaan.

d. Hal-hal yang bersifat khusus, yaitu pengawasan yang ditujukan kepada hal-hal khusus

yang ditetapkan oleh pimpinan atau manajer.

2) Metode Pengawasan Tujuan pokok pengawasan bukanlah mencari kesalahan

namun yang lebih utama adalah mencari umpan balik (feedback) yang selanjutnya memberikan

pengarahan dan perbaikan-perbaikan apabila kegiatan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Pengawasan dapat dilakukandengan berbagai macam antara lain :

a. Melalui kunjungan langsung atau observasi terhadap objek yang diawasi.

b. Melalui analisis terhadap laporan-laporan yang masuk.

c. Melalui pengumpulan data atau informasi yang khusus ditujukan terhadap objek-objek pengawasan.

d. Melalui tugas dan tanggung jawab para petugas khusus para pimpinan. Artinya fungsi pengawasan

itu secara implisit atau fungsi pejabat (pimpinan) yang diberikan wewenang. Inilah yang sering

disebut pengawasan melekat (waskat).

Page 5: Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat

3). Proses Pengawasan Pengawasan adalah suatu proses yang berarti bahwa suatu pengawasan itu terdiri

dari berbagai langkah, yakni :

a. Menyusun rencana pengawasan. Sebelum melakukan pengawasan terlebih dahuluharus disusun

rencana pengawasan yang antara lain mencakup tujuan pengawasan, objek pengawasan, cara

pengawasan dan sebagainya.

b. Pelaksanaan pengawasan, yaitu melakukan kegiatan pengawasan sesuai dengan rencana yang

telah disusun.

c. Menginterpretasi dan menganalisis hasil-hasil pengawasan. Hasil-hasil pengawasan yang antara

lain berupa catatan-catatan, dokumen-dokumen, foto-foto, hasil-hasil rekaman dan sebagainya

diolah, diinterpretasi dan dianalisis.

d. Menarik kesimpulan dan tindak lanjut. Dari hasil analisis tersebut kemudian disimpulkan dan

menyusun saran atau rekomendasi untuk tindak lanjut pengawasan tersebut.Pengarahan pada

hakekatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang dilakukan agar kegiatan-kegiatan yang

direncanakan dapat berjalan dengan baik.

Dengan pengarahan (directing) diharapkan :

o Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan iniakan diperoleh

kesamaan bahasa yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana. Sehingga tidak tercapai

kesimpangsiuran yang dapat membingungkan parapelaksana.

o Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan. Artinya dengan pengarahan yang

berupa petunjuk atau perintah atasan yang langsung kepada bawahan, tidak akan terjadi

miskomunikasi. Disamping itu pengarahan yang langsung ini dapat mempercepat hubungan antara

atasan dan bawahan.

o Adanya umpan balik yang langsung. Pimpinan dengan cepat memperoleh umpan balik terhadap

kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan balik ini dapat segera digunakan untuk perbaikan.

Bagi para pelaksana atau karyawan bukan pimpinan pengawasan akan bermanfaat juga, antara lain :

a. Para karyawan memperoleh informasi yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan.

Apabila kurang jelas mereka dapat langsung minta penjelasan lagi. Dengan cara ini maka

kesalahan-kesalahan segera dapat dihindari.

b. Para karyawan secara tidak langsung berada dalam suatu proses belajar. Karenadengan

proses pengawasan semacam ini karyawan memperoleh informasi dan keterampilan-

keterampilan yang benar dan apabila terjadi kesalahan-kesalahan segera memperoleh

perbaikan dari atasan.

c. Para karyawan lebih merasa diperhatikan atau dihargai oleh pimpinan. Akibatnyaakan

tercipta hubungan yang akrab antara pimpinan dengan bawahan.

Page 6: Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Sumber :Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-

2,Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

IV. STANDARDISASI PELAYANAN

oleh: Nyoman Jirna,SKM (manajemen pelayanan kesehatan masyarakat)

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien harus berpijak pada acuan dasar standar mutu

pelayanan minimal kesehatan masyarakat (Kepmenkes RI No. 1457/Menkes/SKX/2003). Standar

minimal pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah pelayanan yang diberikan dalam bidang kesehatan

kepada setiap orang secara optimal, bermutu, efisien dan merata tanpa memandang suku dan golongan.

Optimal maksudnya terlaksananya pelayanan kesehatan dasar, bermutu dan efisien artinya terlaksananya

pelayanan kesehatan yang profesional, tepat guna dan berjalan lancar sesuai dengan tuntutan masyarakat

baik di tingkat rumah sakit maupun di tingkat puskesmas. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang

optimal, bermutu, efisien dan merata, perlua danya pembenahan-pembenahan baik yang menyangkut

manajemen pelayanan, sarana-prasarana dan sumber daya manusia.

Pertama, manajemen pelayanan. Manajemen pelayanan yang diterapkan harus transparan, mulai

dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dalam perencanaan bisa

menerapkan/mengakomodasi usulan-usulan dari bawah, sehingga bawahan merasa

diperhatikan/dilibatkan (manajemen partisipatif).

Pelayanan dalam pengorganisasian harus sesuai dengan tugas dan fungsinya, seperti staf entry

data tidak dibenarkan membuka rekening atas nama lembaga. Tugas ini sebenarnya dilaksanakan oleh

bendahara atas persetujuan direktur utama. Dalam hal pelaksanaan pelayanan harus memberikan

informasi yang optimal baik menyangkut pembiayaan dan catatan medik maupun

langkah-langkah/tindakan yang akan diambil. Pengawasan harus diefektifkan baik pengawasan

intern/ekstern, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat diketahui lebih dini.

Kedua, sarana dan prasarana. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada

masyarakat dibutuhkan sarana-prasarana atau alat untuk mendukung pelayanan. Banyak alat-alat medis

yang tidak memadai dan tidak sesuai. Banyak rumah sakit daerah di kabupaten tidak memiliki alat

medis yang cukup dan standar, sehingga banyak pasien yang membutuhkan pelayanan di kabupaten

tidak terlayani. Perlu peningkatan biaya untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana-prasarana.

Ketiga, sumber daya manusia. Tenaga paramedis sudah memiliki skill medis/keperawatan dan

kemampuan akademik yang memadai. Namun, penugasan sumber daya yang belum optimal. Hal ini

terlihat dari kenyataan yang ada bahwa dokter spesialis yang ditugaskan di rumah sakit sangat jarang

ditemui pasien di kelas yang sebagian besar dihuni masyarakat kurang mampu. Ini terjadi kemungkinan

karena dokter tersebut tidak bekerja fulltime dan tidak fokus dengan pekerjaannya di rumah sakit. Sudah

selayaknya pemerintah menerapkan kebijakan tenaga medis yang berstatus PNS tidak diizinkan nyambi

di rumah sakit swasta atau buka praktik swasta. Pemerintah hendaknya menengok negara tetangga

Page 7: Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat

seperti Singapura yang melarang dokter bekerja di rumah sakit lain/buka praktik sendiri. Hal ini bisa

diterapkan dengan konsekuensi peningkatan gaji bagi dokter PNS. Apa yang diuraikan di atas

diharapkan nantinya dapat mewujudkan harapan masyarakat terhadap pelayanan. Secara umum

masyarakat sangat mengharapkan pelayanan kesehatanyang dapat meningkatkan derajat kesehatannya.

Hal ini meliputi pemberdayaan sumber daya manusia (dokter dan paramedis), pengembangan sarana-

prasarana dan sistem informasi. Dokter dan paramedis diharapkan dapat meningkatkan kesadaran

terhadap tugas dan tanggung jawabnya, peningkatan kinerja, meningkatkan motivasi, meningkatkan

kepuasan kerja dan mendorong peningkatan kualitas. Pengembangan sarana-prasarana terutama

peralatan medis dikota/kabupaten sangat dibutuhkan sehingga masyarakat di kabupaten mendapat

pelayanan yang cepat dan tepat.