pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya. Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, banyak yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud. Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan 1

Upload: halifah-nur-asri

Post on 28-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pembahasan tugas tentang pentingnya soal penyakit yang perlu dipahami dengan sebaik-baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Kepentingan dalam epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat. Dengan kesepakatan yang seperti ini diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut. Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk menemukan serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuansi dan penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi.

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan

masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan

masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya.

Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tersebut, banyak yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan

masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun

sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua

pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.

Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa

perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan

dimasyarakat. Dengan kesepakatan yang seperti ini diupayakanlah menemukan

masalah kesehatan yang ada  dimasyarakat tersebut. Demikianlah, berpedoman

pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk menemukan

serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan

dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi

frekuansi dan penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup

dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi.

1

Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau

dari sudut epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit

amatlah penting. Karena sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan

penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada hubungannya dengan soal

penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak sangkut pautnya dengan soal

penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak terlalu

diperioritaskan penanggulangannya.

Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami

dengan sebaik-baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut.

Kepentingan dalam epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya

suatu penyakit di masyarakat sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan

pengukuran tidak ada yang sampai luput atau tercampur dengan penyakit lainnya

yang berbeda.

2

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Epidemiologi

Jika ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang memepelajari

tentang penduduk (yunani: epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos =

ilmu). Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Beberapa pengertian secara umum dan setengah awam, dapat dibaca

dalam kamus atau ensiklopedia umum antara lain sebagai berikut:

Webster’s New World Dictionary of the American Languange, Epidemiologi

adalah cabang ilmu kedokteran yang menyelidiki penyebab-penyebab dan cara

pengendalian wabah-wabah.

Kamus Besar Bahasa Indonesia terbtan Balai Pustaka, Dep Dik Bud 1990:

Epidemiologi adalah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia

dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya.

Ensiklopedia Nasional Indonesia terbitan PT Cipta Adi Pustaka , Jakrta 1989 :

Epidemiologi adalah suatu cara untuk meneliti penyebaran penyakit atau

kondisi kesehatan penduduk termasuk faktor – faktor yang menyebabkannya.

Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya :

a. W.H. Welch

Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit,

terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang

dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit

3

tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas,

dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.

b. Mausner dan Kramer

Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada

populasi manusia.

c. Last

Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang

berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk

menanggulangi masalah kesehatan.

d. Mac Mahon dan Pugh

Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit

dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

e. Omran

Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan

kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya

dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

f. W.H. Frost

Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis

penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

g. Azrul Azwar

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran

masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang

mempengaruhi masalah kesehatan.

4

B. Penelitian Epidemiologi

Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok

sebagai berikut :

1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi

prevalensi atau survei.

2. Epidemiologi analitik terdiri dari :

a. Non eksperimental :

1. Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif

studi. Kohort  diartikan sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari

akibat (penyakitnya).

2. Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya

mencari faktor penyebab penyakit.

3. Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk

penyelidikan secara empiris fakto resiko atau karakteristik yang berada

dalam keadaan konstan di masyarakat. Misalnya, polusi  udara akibat sisa

pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar.

b. Eksperimental. Dimana penelitian dapat melakukan

manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan

cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi,

kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah

ilmiah lainnya. Studi eksperimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

5

1). Clinical Trial. Contoh :

Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi

untuk mencegah terjadinya stroke.

Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan

frekuensi Tetanus Neonatorum.

2). Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air

minum.

C. Batasan Epidemiologi

Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia

serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera

terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat

pokok yakni:

a). Frekuensi masalah kesehatan

Frekuensi masalah kesehatan dini dimaksudkan untuk menunjuk kepada

besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk

dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal

pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud

untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah

kesehatan yang ditemukan tersebut.

b). Penyebaran masalah kesehatan

Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah

menunujuk kepada pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan

tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam

6

epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri manusia (man),

menurut tempat (place), dan menurut waktu (time)

c). Faktor-faktor yang mempengaruhi

Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah

menunujuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang

menerangkan frekuensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab

munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk itu ada tiga langkah pokok yang

lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab yang dimaksud,

melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan setelah

itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahuinya penybab suatu

masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan

selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.

D. Ruang Lingkup Epidemiologi

Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai

ruang lingkup kegiatan tersendiri. Ruang lingkup yang dimaksud secara sederhana

dapat dibedakan atas tiga macam yakni:

1. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi

Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-

penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas

ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah

kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan

dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan

dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

7

2.  Masalah kesehatan pada sekelompok manusia

Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan

memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah

itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan.

Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya

penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.

3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam

merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.

Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang

masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis

data  tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada

sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang

kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya

masalah kesehatan.

E. Manfaat Epidemiologi

dari batasan dan ruang lingkup pengertiannya , maka epidemiologi sebagai

kumpulan metoda pengamatan yang mencakup berbagai bidang ilmu juga

mempunyai manfaat yang cukup luas, terutama dalam ilmu kesehatan masyarakat

maupun ilmu kedokteran pada umumnya. Meskipun demikian manfaat utama

epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat epidemiologi pada

hakekatnya secara garis besarnya dapat dikelompokkan antara lain sebagai

berikut:

8

1)      Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Sesuai dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat

menguraikan dan memahami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit dan

masalah kesehatan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2)      Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’.

Suatu pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya ‘penelitian’

yang hasilnya diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat alamiah

penyakit’ yang sekaligus juga merupakan ‘body of knowledge’ dari penyakit atau

masalah kesehatan yang bersangkutan.

3)      Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan

penyakit atau maslah kesehatan. Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi

pemahaman kita tentang ‘riwayat alamiah penyakit’ tidak lain maksudnya adalah

agar kita dapat menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi masalah

penyakit tadi.

F. Peranannya dalam pemecahan masalah kesehatan di masyarakat

Meninjau dari penjelasan tentang pengertian epidemiologi, serta ruang

lingkupnya, seorang ahli epidemiologi atau epidemiolog memiliki peran-peran

penting dalam kesehatan masyarakat. Ada beberapa peranan epidemiolog dalam

kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:

1. Mencari  / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan

kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari

data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.

9

2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan

menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran

tentang kelompok penduduk yang terancam.

3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.

4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara

mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok )

maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat.

E. Natural history of deseases

Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap :

1. Pre Patogenesis

Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit,

tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada

di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum

ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat

dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.

2. Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis)

Pada tahap ini biit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala

penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang

berbeda. Kolera 1-2 hari, yang bersifat menahun misalnya kanker paru, AIDS dll.

3. Tahap penyakit dini

Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada

tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan

aktifitas sehari-hari. Bila penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi

10

jika tidak, bisa bertambah parah. Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu

sendiri, seperti gizi, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self care).

4. Tahap penyakit lanjut

Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak

tertur/tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini,

maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak

sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan

pengobatan yang intensif.

5. Tahap penyakit akhir

Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :

a. Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti

keadaan sebelumnya/bebeas dari penyakit)

b. Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi

kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial)

dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh

penjamu.

c. Karier : pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala penyakit

tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang

pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kembuh

kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat

berbahaya terhadap orang lain/masyarakat, karena dapat menjadi sumber

penularan penyakit (human reservoir)

11

d. Kronis ; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala

penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan.

Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit.

e. Meninggal ; Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati

lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia.

Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.

F. Upaya pencegahan dan ukuran frekuensi penyakit.

Dalam kesehatan masyarakat ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit

menurut Leavell and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit

dan point 3,4,5 dilakukan pada masa sakit.

1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)

b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,

pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.

c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan menengah ke

atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.

d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.

e. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.

f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.

2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general

and specific protection)

a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit

b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.

12

c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.

d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan

racun maupun alergi.

e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early

diagnosis and prompt treatment)

a. Mencari kasus sedini mungkin.

b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya

pemeriksaan darah, rontgent paru.

c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit

menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera

diberikan pengobatan.

d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.

e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)

a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak

terjadi komplikasi.

b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.

c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan

pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.

5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan

masyarakat.

13

b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan

memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.

c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang

telah cacat mampu mempertahankan diri.

d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang

setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

Beaglehole (WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian :

primordial prevention (pencegahan awal) yaitu pada pre patogenesis, primary

prevention (pencegahan pertama) yaitu health promotion dan general and specific

protection , secondary prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early

diagnosis and prompt treatment dan tertiary prevention (pencegahan tingkat

ketiga) yaitu dissability limitation.

Ukuran frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah

kesehatan yang terdapat pada kelompok manusia/masyarakat. Artinya bila

dikaitkan dengan masalah penyakit menunjukkan banyaknya kelompok

masyarakat yang terserang penyakit. Untuk mengetahui frekuensi masalah

kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang/masyarakat dilakukan langkah-

langkah :

1) Menemukan masalah kesehatan, melalui cara : penderita yang datang ke

puskesmas, laporan dari masyarakat yang datang ke puskesmas.

2) Research/survei kesehatan. Misal : Survei Kesehatan Rumah Tangga.

3) Studi kasus. Misal : kasus penyakit pasca bencana tsunami.

14

G. Cara penularan penyakit

Beberapa cara penularan penyakit telah diidentifikasikan, ada dua cara umum

penularan penyakit, Yaitu :

1. Penularan Langsung

Atau dikenal sebagai penularan dari orang ke orang adalah perpindahan patogen

atau agens secara langsung dan segera dari pejamu/reservoir ke pejamu yang

rentan. Contohnya seperti sentuhan kulit degan kulit, berciuman, atau hubungan

seksual.

2. Penularan tidak langsung

Terjadi ketika patogen atau agens berpindah atau terbawa melalui beberapa item,

organisme, benda atau proses perantara menuju pejamu yang rentan sehingga

menimbulkan penyakit. Penularan tidak langsung melalui beberapa penularan

berikut :

a. Penularan airborne (melalui droplet atau partikel debu)

Terjadi ketika seseorang bersin, batuk atau berbicara, memercikkan patogen

mikroskopik yang terbawa dalam droplet ke udara dan dihirup oeh seseorang

yanmg rentan yang berada di dekatnya.

b. Penularan penyakit Vektorborne

Memeliki proses mekanisme yang sederhana seperti ketika patogen menggunakan

pejamu (lalat, nyamuk, kutu, tikus) sebagai mekanisme untuk menumpang, untuk

memperoleh makanan, atau sebagai proses perpindahan fisik untuk menyebar.

15

H. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Masalah Kesehatan

1. Pejamu (host)

Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi

timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya,

antara lain :

a.Faktor keturunan

Dalam dunia kedokteran dikenal berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti

penyakit alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.

b. Mekanisme pertahanan tubuh

Jika pertahanan tubuh baik maka dalam batas – batas tertentu beberapa jenis

menyakit akan dapat diatasi.

c. Umur

Pada saat ini banyak dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang golongan

umur tertentu misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang banyak

ditemukan pada anak – anak.

d. Jenis kelamin

Beberapa penyakit tertentu ditemukan hanya pada jenis kelamin tertentu saja

misalnya tumor leher rahim ditemukan pada wanita.

e. Ras

Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu

misalnya penyakit hemofili yanglebih banyak ditemukan pada orang barat.

f. Status perkawinan

g. Pekerjaan

Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit

16

ketegangan jiwa daripada bawahan.

h. kebiasaan hidup

Seseorang yang biasa hidup kurang bersih tentunya lebih mudah terkena penyakit

infeksi.

2. Bibit Penyakit

Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidak hadiran

dapatmenimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.

3. Lingkungan (environment)

Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh – pengaruhluar yang

mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme.

I. Epidemiologi keperawatan

Dalam ilmu keperawatan dikenal istilah community health nursing (CHN)

atau keperawatan kesehatan masyarakat, dimana ilmu pengetahuan epidemiologi

digunakan CHN sebagai alat meneliti dan mengobservasi pada pekerjaan dan

sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur riset epidemiologi. Metode

epidemiologi sebagai standard kesehatan, disajikan sebagai alat untuk

memperkirakan kebutuhan masyarakat. Monitoring perubahan status kesehatan

masyarakat dan evaluasi pengaruh program pencegahan penyakit, dan

peningkatan kesehatan. Riset/studi epidemiologi memunculkan badan

pengetahuan (body of knowledge) termasuk riwayat asal penyakit, pola terjadinya

penyakit, dan faktor-faktor resiko tinggi terjadinya penyakit, sebagai informasi

awal untuk CHN. Pengetahuan ini memberi kerangka acuan untuk perencanaan

dan evaluasi program intervensi masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan

penyakit, serta meminimalkan kecacatan. Program utama pencegahan difokuskan

17

pada menjaga jarak perantara penyakit dari host/tuan rumah yang rentan,

pengurangan kelangsungan hidup agent, penambahan resistensi host dan

mengubah kejadian hubungan host, agent, dan lingkungan. Kedua, program

mengurangi resiko dan screening, ketiga : strategi mencegah pada pribadi perawat

dengan body of knowlwdge yang berasal dari riset epidemiologi, sebagai dasar

untuk pengkajian individu dan kebutuhan kesehatan keluarga dan intervensi

perencanaan perawatan.

1.Penyakit Menular

Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan

(berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun

melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agen

atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.

Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain

ditentukan oleh 3 faktor tersebut diatas, yakni :

a. Agen (penyebab penyakit)

b. Host (induk semang)

c. Route of transmission (jalannya penularan)

Apabila diumpamakan berkembangnya suatu tanaman, dapat diumpamakan

sebagai biji (agen), tanah (host) dan iklim (route of transmission).

1.1. Agen-Agen Infeksi (Penyebab Infeksi)

Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang

merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokkan menjadi :

a. Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.

b. Golongan riketsia, misalnya typhus.

18

c. Golongan bakteri, misalnya disentri.

d. Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, schistosoma dan sebagainya.

e. Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya.

f. Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing

gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dan sebagainya.

a. Reservoar didalam Manusia

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia

antara lain campak (measles), cacar air (small pox), typhus (typhoid), miningitis,

gonoirhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat menjadi kasus yang

aktif dan carrier.

b. Carrier

Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam tubuhnya

tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan

penyakitnya kepada orang lain. Convalescant carriers adalah orang yang masih

mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.

Carriers adalah sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit

polio, typhoid, meningococal meningitis dan amoebiasis. Hal ini disebabkan

karena :

a. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya

sendiri).

b. Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka

menderita / kena penyakit.

c. Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan

pekerjaan sehari-hari.

19

d. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif lama.

c. Reservoar pada Binatang

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang pada

umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang

vertebrata yang dapat menular pada manusia. Penularan penyakit-penyakit pada

binatang ini melalui berbagai cara, yakni :

a. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita.

b. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus,

malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.

c. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies.

1.2. Macam-Macam Penularan (Mode of Transmission)

Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen / penyebab

penyakit tersebut ditularkan dari orang ke orang lain atau dari reservoar kepada

induk semang baru. Penularan ini melalui berbagai cara antara lain :

a. Kontak (Contact)

Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung

melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan

melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup

berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang

penduduknya masih jarang.

b. Inhalasi (Inhalation)

Yaitu penularan melalui udara / pernapasan. Oleh karena itu ventilasi

rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah

faktor yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang

20

ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang

ditularkan melalui udara).

c. Infeksi

Penularan melalui tangan, makanan dan minuman.

d. Penetrasi pada Kulit

Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit

misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui

luka, misalnya tetanus.

e. Infeksi Melalui Plasenta

Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit

pada waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.

1.3 Faktor Induk Semang (Host)

Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh

faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain

penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung / ditentukan oleh

kekebalan / resistensi orang yang bersangkutan.

1.4 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara

yang dapat dilakukan :

1. Eliminasi Reservoir (Sumber Penyakit)

Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan

dengan :

21

a. Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang

khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.

b. Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya

bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk

itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta.

2. Memutus Mata Rantai Penularan

Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah

merupakan usaha yang penting untuk memutus hubungan atau mata rantai

penularan penyakit menular.

3.Melindungi Orang-Orang (Kelompok) yang Rentan

Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan

terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan

khusus (specific protection) dengan imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif.

Obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis

dan disentri baksilus.

Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan

pada anak tersebut. Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak adalah juga

merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak.

2.Penyakit Tidak Menular

Adapun penyakit yang tidak menular adalah penyakit yang diderita pasien

yang pada umumnya disebakan bawaan/keturunan, kecacatan akibat kesalahan

proses kelahiran, dampak dari berbagai penggunaan obat atau konsumsi makanan

22

serta minuman termasuk merokok, kondisi stress yang mengakibatkan gangguan

kejiwaan.

Penyakit tidak menular disebut juga dengan penyakit kronik yang diderita

dalam jangka waktu lama dan berkembang secara perlahan. Tapi diantara sekian

banyak penyakit tidak menular itu, ada 4 jenis penyakit tidak menular utama

yang banyak diderita. Empat penyakit tidak menular yang utama adalah penyakit

kardiovaskular (jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (penyakit

paru dan asma) serta diabetes.

Penyakit tidak menular tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan

karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia.

Penyakit-penyakit tersebut contohnya ialah; batuk, seriawan, sakit perut, dan

sebagainya.

Sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah bila kita

menghindari 4 faktor risiko (perilaku) yang utama yaitu:

1. Pemakaian tembakau (merokok).

2. Kurangnya aktivitas fisik.

3. Konsumsi alkohol.

4. Diet yang tidak sehat.

23

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan fungsi pokok epidemiologi adalah untuk memastikan

bahwa di dalam suatu pupulasi terdapat kelompok yang memiliki angka penyakit,

ketidakmampuan, cedera, atau bahkan angka kematian. Epidemiologi memiliki

peran yang pasti dalam kegiatan pengendalian dan pencegahan bukan saja

penyakit menular tetapi juga penyakit kronis sekaligus penyakit dan kondisi yang

berkaitan dengan gaya hidup dan peruilaku.

B. Saran

Diharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwa-mahasiswi keperawatan

untuk mengerti dan memahami tentang epidemiologi sehingga dapat melakukan

pencegahan dan penatalaksanaan pada proses penyebaran penyakit.

24

DAFTAR PUSTAKA

Amelia Winda. 2010. Epidemiologi.

http://windaamelia.wordpress.com/2010/10/15/tugas-makalah-

epidemiologi/. Diakses tanggal 03 Desember 2011.

Azwar, asrul.dr.m.ph. 1999. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Binarupa

Aksara.

Noor, N nasril. 2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Ichsan. 2011. Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan.

http://ichsanx.blogspot.com/2011/05/makalah-epidemiologi-dalam-

pelayanan.html. Diakses tanggal 03 Desember 2011.

25