sistem pada engine

62
SISTEM PENDINGIN A. Pengertian Sistem Pendinginan Motor bakar berfungsi mengubah energi panas yang terkandung dalam bahan bakar menjadi tenaga gerak. Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga penggerak, kira-kira 45% hilang terbawa gas buang dan hilang akibat gesekan–gesekan, sedangkan sisanya kira-kira 30% diserap oleh bagian-bagian motor itu sendiri. Panas yang diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas yang berlebihan (over heating) yang dapat mengakibatkan mesin menjadi rusak, untuk itu diperlukan sistem pendinginan mesin dengan media air atau udara untuk menstabilkan suhu kerja mesin antara 80-100 C. Sistem Pendinginan Air adalah suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk menyerap panas yang dihasilkan dari panas pembakaran pada ruang bakar, dengan media air yang disirkulasi oleh pompa. Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas

Upload: ahmad-faozi

Post on 20-Aug-2015

29.180 views

Category:

Education


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem pada engine

SISTEM PENDINGIN

A. Pengertian Sistem Pendinginan

Motor bakar berfungsi mengubah energi panas yang terkandung dalam bahan

bakar menjadi tenaga gerak.

Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga

penggerak, kira-kira 45% hilang terbawa gas buang dan hilang akibat gesekan–

gesekan, sedangkan sisanya kira-kira 30% diserap oleh bagian-bagian motor itu

sendiri. Panas yang diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas

yang berlebihan (over heating) yang dapat mengakibatkan mesin menjadi rusak,

untuk itu diperlukan sistem pendinginan mesin dengan media air atau udara

untuk menstabilkan suhu kerja mesin antara 80-100 C.

Sistem Pendinginan Air adalah suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk

menyerap panas yang dihasilkan dari panas pembakaran pada ruang bakar,

dengan media air yang disirkulasi oleh pompa.

Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang

berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal.

Mesin pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk

menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga

gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil

pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang

melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang

bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas

hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan

hanya sebagian kecil panas yang terbuang. Mesin selalu dikembangkan untuk

mencapai efisiensi tertinggi, tetapi juga mempertimbangkan faktor ekonomis,

daya tahan, keselamatan serta ramah lingkungan.

Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin

mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur

sangat tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak ekonomis,

sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang tidak terlalu jauh dengan

manusia sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur yang sangat

rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem

Page 2: Sistem pada engine

pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur

kerja yang ideal.

Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung

dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara (air cooling), tipe menggunakan

fluida sebagai perantara disebut pendinginan air.

1. Fungsi Sistem Pendinginan

Sistem Pendinginan Mesin berfungsi untuk mengurangi keausan komponen-

komponen mesin melalui penyerapan panas agar tidak terjadi over heating

(panas berlebihan). karena over heating dapat mengakibatkan pemuaian

serta tingkat gesekan yang lebih besar.

Page 3: Sistem pada engine
Page 4: Sistem pada engine

Nama Komponen :

1. Radiator

2. Slang Karet (upper hose)

3. Slang Karet (lower hose)

4. Thermostat

5. Kipas (fan)

6. Pompa Air (water pump)

7. Kantong air (Water Jacket)

2. Fungsi Komponen Pendingin

Fungsi Komponen-komponen Sistem Pendinginan Mesin :

radiator

Radiator berfungsi mendinginkan cairan pendingin

yang telah menjadi panas setelah melalui saluran

water jacket.

radiator cap

Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan dan

menstabilkan tekanan air dalam sistem pendinginan

(mengatur tekanan air)

Page 5: Sistem pada engine

reservoir

Reservoir berfungsi sebagai persediaan air dan

untuk menyeimbangkan perbedaan volume air

pendingin akibat panas

hose

Slang Karet (upper hose dan lower hose ) berfungsi

memindahkan air pendingin dari/ke water jacket

melalui radiator

thermostat

Thermostat berfungsi sebagai katup yang membuka

dan menutup secara otomatis sesuai temperatur

cairan pendingin.

fan

Kipas Pendingin (fan) berfungsi menambah

pendinginan pada radiator untuk membantu

mempercepat penyerapan radiasi panas ke udara

luar.

water pump

Pompa Air (water pump) berfungsi mengirimkan

cairan pendingin melalui sistem pendingin dengan

tekanan.

Page 6: Sistem pada engine

water jacket

Kantong Air (Water Jacket) berfungsi sebagai

tempat bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin

untuk menyerap panas pembakaran secara

langsung.

B. Jenis-Jenis Sitem Pendingin

1. Pendinginan udara

Dalam sistem ini, panas mesin langsung dilepaskan ke udara. Mesin

dengan sistem pendinginan udara mempunyai desain pada silinder mesin

terdapat sirip pendingin. Sirip pendingin ini untuk memperluas bidang

singgung antara mesin dengan udara sehingga pelepasan panas bisa

berlangsung lebih cepat. Sebagian dilengkapi dengan kipas (kipas eletkris

atau mekanis) untuk mengalirkan udara melalui sirip pendingin, sebagian

yang lain tanpa menggunakan kipas.

Kelebihan

Tipe ini memiliki kelebihan :

o Desain mesin lebih ringkas.

o Berat mesin secara keseluruhan lebih ringan dibandingkan tipe

pendinginan air.

o Mudah perawatannya.

Tipe ini memiliki kekurangan, harus ada penyesuaian untuk digunakan di

daerah dingin atau panas terutama mesin berkapasitas besar.

Tipe ini banyak diaplikasikan pada mesin pesawat, sebagian besar

sepeda motor, mobil tipe lama dan sebagian kecil mobil tipe terbaru. Hampir

semua mesin dengan kapasitas kecil menggunakan tipe ini, seperti mesin

Page 7: Sistem pada engine

pemotong rumput, mesin genset dibawah 10 Kva, mesin pemotong kayu

(chain saw) dan sebagainya.

2. Pendinginan air

Sistem ini menggunakan media air sebagai perantara untuk

melepaskan panas ke udara.

a. Komponen utama

Komponen utama dalam sistem ini adalah :

1) Radiator , berfungsi untuk melepaskan panas.

2) Saluran berupa pipa (tube) atau selang karet (hose).

3) Pompa , berfungsi untuk sirkulasi air dalam sistem.

4) Thermostat , berfungsi untuk menutup atau membuka jalur sirkulasi.

5) Kipas, berfungsi untuk membantu pelepasan panas pada radiator.

Sistem ini sangat umum dipakai pada mobil, sedangkan sepeda

motor jarang menggunakan tipe ini

C. Cara Kerja Sistem Pendinginan

1. Ketika Mesin Masih Dalam Keadaan Dingin

Pendingin diberi tekanan oleh pompa air dan bersirkulasi. Ketika mesin

masih dalam keadaan dingin, air pendingin masih dalam keadaan dingin

dan thermostat masih tertutup, sehingga cairan bersirkulasi melalui selang

bypass dan kembali ke pompa air.

2. Ketika Mesin Dalam Keadaan Panas

Setelah mesin menjadi panas, thermostat terbuka dan katup baypass

tertutup dalam baypass sirkuit. Cairan pendingin yang telah menjadi panas

Page 8: Sistem pada engine

di dalam water jacket (yang menyerap panas dari mesin) kemudian

disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan putaran udara

dengan adanya gerakan maju kendaraan itu sendiri. Cairan dingin yang

sudah dingin ditekan kembali oleh pompa air ke water jacket.

 

Page 9: Sistem pada engine

SISTEM PELUMASAN

A. Pengertian Sistem Pelumasan

Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan

lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-

komponen yang bergesekan.

1. Fungsi Sistem Pelumasan

a. Fungsi Oli Pelumasan Mesin :

Membentuk oil film untuk mencegah kontak langsung permukaan

logam dengan logam. Mengurangi gesekan, mencegah keausan

dan panas.

Mendinginkan pada bagian bagian mesin

Sebagai seal (perapat) antara torak dengan dinding silinder.

Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin

Mencegah karat pada bagian-bagian mesin.

2. Fungsi Komponen Pelumasan

a. Keterangan Komponen

1) Pompa oli (oil pump) berfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan)

kemudian menekan dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang

bergerak. Ada 2 model pompa : (a) Model roda gigi (tipe internal gear

dan tipe external gear) dan (b) Model Trochoid yang dilengkapi 2 rotor

(rotor penggerak dan rotor yang digerakkan).

Page 10: Sistem pada engine

tipe roda gigi

tipe trochoid

2) Sistem pengaturan tekanan berfungsi sebagai pengatur tekanan oli

di dalam rumah pompa untuk menjaga tekanan oli agar tetap konstan

3) Saringan oli (oil filter) berfungsi membantu menjaga kebersihan oli

dan menahan serbuk-serbuk dari dalam mesin yang dapat merusak

bantalan-bantalan (bearing) atau bagian mesin lainnya.

Page 11: Sistem pada engine

4) Saringan kasar (oil strainer)

5) Bak Oli (oil pan)

Bak oli

diletakan bak

engkol dengan

diberi paking seal

atau gasket. Bak

oli dibuat dari baja

yang dicetak dan

di lengkapi

dengan penyekat

(separator) untuk menjaga permukaan oli tetap rata ketika kendaraan

Page 12: Sistem pada engine

pada posisi miring. selain itu juga dirancang sedemikian rupa agar oli

mesin tidak akan berpindah (brubah posisi permukaanya) pada saat

kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjanya pompa

oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Penyumbat oli atu

disebut juga (drain plug) letaknya dibagian bawah bak oli dan

fungsinya untuk mengeluarkan oli mesin bekas.

B. Cara Kerja Pelumasan Mesin

Pompa oli bekerja berdasarkan putaran poros engkol. Pompa oli

melakukan hisapan oli dari oil pan dan saringan kasar pada bak oli. Oli yang

terhisap kemudian ditekan melalui sistem pengatur tekanan dan melalui filter

oli kemudian oli melumasi komponen-komponen mesin dan kembali ke bak oli

oleh gaya gravitasinya sendiri. Begitu seterusnya sirkulasi pelumasan terjadi

terus-menerus selama sistem pelumasan dapat bekerja dengan baik.

 

 

 

 

 

Page 13: Sistem pada engine

 

 

 

 

 

SISTEM PEMASUKAN DAN PEMBUANGAN

1. Sistem Pemasukan (Intake System)

Sistem pemasukan terdiri dari saringan udara dan intake manifold.

Saringan udara berfungsi untuk memisahkan udara yang masuk kedalam silinder

dari debu dan kotoran sebelum bercampur dengan bahan bakar, dan intake

manifold menyalurkan udara yang sudah bercampur dengan bensin kedalam

silinder. Intake manifold didesain sedemikian rupa agar bisa membagi campuran

udara dan bensin sama rata tiap silinder.

Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar

untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan dalam

mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang untuk balap

mobil stok. Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-an telah

menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi. Mayoritas sepeda

motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih ringan dan murah,

namun pada 2005 sudah banyak model baru diperkenalkan dengan injeksi bahan

bakar

a. Sarinag Udara

Saringan Udara (air filter): berfungsi untuk menahan kotoran (misalnya debu)

yang tercampur dalam udara untuk keperluan pembakaran. Ujung

pengeluaran saringan udara dihubungkan dengan karburator (motor bensin)

ataupun saluran isap (motor diesel.

Dilihat dari cara kerjanya saringan udara dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

1) Saringan udara kering.

2) Saringan udara basah

1) Saringan udara kering.

Page 14: Sistem pada engine

Konstruksinya sangat sederhana, dimana udara dilewatkan pada

elemen penyaring (terbuat dari kertas, kawat kasa, spon busa, dll).

Seringkali elemen penyaring dibasahi dengan sedikit minyak utk

mempertinggi daya ikat terhadap kotoran yang melewatinya.

Kotoran yang terikat lama kelamaan menyebabkan kotornya elemen

penyaring yang dapat menimbulkan gangguan kerja motor, maka pada

sejumlah jam kerja tertentu diperlukan pencucian elemen penyaring.

2) Saringan udara basah.

Berbeda dengan saringan udara kering, disamping menggunakan

elemen penyaring, konstruksinya ditambah dengan panci minyak. Minyak

digunakan untuk mengikat kotoran yang tercampur udara, maka kemampuan

minyak mengikat kotoran sangat tergantung dari tinggi rendahnya permukaan

minyak. Jika permukaan minyak terlampau tinggi menyebabkan motor

berjalan terlampau cepat, dan jika terlampau rendah menyebabkan kurang

sempurnanya proses penyaringan.

b. Intake Manifold

Fungsi intake manifold pada mesin injeksi mengantarkan udara.

Sementara pada mesin karburator perannya sebagai penghantar udara yang

bercampur kabut BBM. Bentuk intake manifold berupa pipa tabung.

Jumlahnya bergantung silinder (mesin 4 silinder mempunyai empat intake

manifold). Sebagai catatan, di titik pertemuan intake manifold terdapat

dudukan karburator.

c. Sistem Karburator atau Injeksi

Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan

bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan

dalam mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang

untuk balap mobil stok. Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-

an telah menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi.

Mayoritas sepeda motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih

ringan dan murah, namun pada 2005 sudah banyak model baru

diperkenalkan dengan injeksi bahan bakar.

Page 15: Sistem pada engine

Injeksi bahan bakar adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam

mesin pembakaran dalam untuk mencampur bahan bakar dengan udara

sebelum dibakar. Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan

tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena

injektor membuat bahan bakar tercampur secara homogen. Hal ini,

menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran bahan bakar

dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman.

Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran

dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an

mulai banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik modern

menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah

unit kontrol elektronik menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh

karena itu, injeksi bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan

mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga keluaran yang lebih.

2. Sistem Pembuangan (Exhaust System)

Sistem pembuangan terdiri dari exhaust manifold, exhaust pipe, dan

muffler. Exhaust manifold menampung sisa gas buang dari dalam silinder untuk

dikeluarkan melalui exhaust pipe (knalpot). Muffler berfungsi meredam bunyi

yang disebabkan keluarnya gas bekas. Sistem exhaust untuk mesin tipe tertentu

juga dilengkapi catalytic converter, dimana gas buang sebelum dikeluarkan akan

dinetralisir dari zat tertentu,  mengenai catalytic converter akan dijelaskan lebih

lanjut pada bab lain.

Page 16: Sistem pada engine

Desain saluran pembuangan dirancang untuk menyalurkan gas hasil

pembakaran mesin ketempat yang aman bagi pengguna mesin. Gas hasil

pembakaran umumnya panas, untuk itu saluran pembuangan harus tahan

panas dan cepat melepaskan panas. Saluran pembuangan tidak boleh

melewati atau berdekatan dengan material yang mudah terbakar atau mudah

rusak karena panas. Meskipun tampak sederhana, desain sistem pembuangan

cukup berpengaruh terhadap performa mesin.

Umumnya komponen dalam sistem pembuangan terdiri dari :

Kepala silinder, dimana pipa pembuangan dimulai, kecuali pada mesin

dua langkah dimana saluran pembuangan ditempatkan dibagian bawah

dinding silender.

Exhaust manifold atau exhaust header, dimana pipa dari beberapa

ruang bakar/silinder bergabung.

Catalytic converter untuk menurunkan kadar gas beracun, CO, HC dan

NOx

Knalpot, pipa untuk mengalirkan gas hasil pembakaran.

Peredam suara atau disebut juga muffler, yang berfungsi untuk

meredam suara. Pada sepeda motor, peredam bunyi ada di dalam

knalpot sedangkan pada mobil umumnya terlihat dengan jelas berupa

tabung sebelum ujung pipa pembuangan.

Selain itu ada opsional komponen berupa Turbocharger, yang menggunakan

tenaga/energi yang masih tersisa untuk memutar turbin agar udara yang akan

dimasukkan ke ruang bakar bertekanan sehingga mesin akan menghasilkan

tenaga yang lebih besar.

Page 17: Sistem pada engine

SISTEM BAHAN BAKAR

A. Sistem bahan bakar Konvensional

1. Sistem Bahan Bakar Mekanik

Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan

bakar dan mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar.

Dilihat dari cara pemasukan campuran udara dan bahan bakar tersebut ada

dua macam. Cara pertama, masuknya campuran udara dan bahan bakar

dengan cara dihisap, sedang cara kedua masuknya campuran udara dan

bahan bakar dengan cara diinjeksikan. Cara pertama biasa disebut sistem

bahan bakar konvensional, sedang cara kedua disebut sistem injeksi bahan

bakar. Sistem injeksi bahan bakar dapat dibagi menjadi sistem bahan bakar

mekanik dan sistem injeksi bahan bakar secara elektronik dan biasa disebut

EFI (Electronic Fuel Injection).

2. Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik

Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar dan

mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar. Bahan

bakar dalam tangki akan disalurkan ke karburator oleh pompa bensin melalui

selang dan saringan bensin. Karburator menyalurkan ke mesin sejumlah

bahan bakar yang dibutuhkan berupa campuran udara dan bahan bakar yang

dikabutkan danmasuk melalui manifold ke ruang silinder.

Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik dan Fungsinya:

a. Tangki bahan bakar

Pada umumnya tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja

yang tipis. Penempatan tangki bahan bakar biasanya diletakkan di bagian

belakang kendaraan untuk mencegah bocoran apabila terjadi benturan.

Namun ada beberapa kendaraan yang letak tangki bahan bakarnya di

tengah. Bagian dalam tangki dilapisi bahan pencegah karat.  Disamping

Page 18: Sistem pada engine

itu tangki juga dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk mencegah

perubahan permukaan bahan bakar pada saat kendaraan melaju di jalan

yang tidak rata. Lubang saluran masuk bahan bakar ke saluran utama

terletak 2-3 cm dari dasar tangki untuk mencegah endapan dan air dalam

bensin ikut terhisap ke dalam saluran.

b. Saluran bahan bakar

Saluran bahan bakar menghubungkan tangki bahan bakar dengan

karburator. Kondisinya, harus benar lancar tanpa hambatan demi

mengalirkan bahan bakar yang akan dikabutkan oleh karburator ke ruang

bakar.

a. saluran utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa

bahan bakar,

b. Saluran pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari

karburator ke tangki,

c. Saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas HC (uap bensin) dari

dalam tangki bahan bakar ke charcoal canister

c. Pompa bahan bakar

1) Penghisapan : Langkah isap bekerja ketika diaphrgma turun kebawah

dan membuka katup masuk sedangkan katup buang tertutup dan

menyebabkan vakum disaluran masuk, bensin terhisap .

2) Penyaluran : langkah penyaluran bekerja ketika diaphragma terangkat

keatas dan menekan katup buang sehingga terbuka ,sedangkan katup

masuk tertutup akhirnya bensin keluar melalui saluran buang.

3) Pump idling : Jika bahan bakar yang tersedia pada karburator sudah

cukup maka diaphragma tidak tertekan keatas oleh pegas ,itu berarti

kondisi diaphragma diam tidak melakukan pemompaan.

d. Charcoal canister

Charcoal canister berfungsi untuk menampung sementara uap bensin

yang berasal dari ruang pelampung pada karburator dan uap bensin yang

dikeluarkan dari saluran emission pada saat tekanan di dalam tangki naik

Page 19: Sistem pada engine

karena bertambahnya temperatur di dalam internal canister agar tidak

terbuang keluar.

e. Karburator

1) Macam-Macam Karburator

a) Dilihat dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi

Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)

Karburator variable venture

Karburator air valve venture

2) Dilihat dari arah masuk campuran udara dan bahan bakar :

a) Karburator arus turun

b) Karburator arus datar

3) Dilihat dari jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi:

a) Karburator single barel

b) Karburator double barel.

B. Sistem Bahan Bakar Elektronik

1. Perkembangan Sistem Bahan Bakar Injeksi

Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang

sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi

sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah

terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian

berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut

juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan

secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan

sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel

Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara

elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline

Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel

Injenction) dan Engine Management.

Page 20: Sistem pada engine

2. Konstruksi Dasar Sistem EFI

Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem

utama, yaitu; a) sistem bahan bakar (fuel system), b) sistem kontrol elektronik

(electronic control system), dan c) sistem induksi/pemasukan udara (air

induction system).

Page 21: Sistem pada engine

a) Sistem Bahan Bakar

Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan

bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan

bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur

(pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan

injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk

menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksi-

kan bahan bakar.

Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut

adalah sebagai berikut:

(1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan

bakar.

(2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki

bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak

dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem

bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin

berubahubah.

Page 22: Sistem pada engine

(3) Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem

aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X

125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi).

Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan

bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator

mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.

(4) Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju

injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat

dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh

pompa.

(5) Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake

manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang

ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu

pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur

oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic

Control Unit).

Page 23: Sistem pada engine

Gambar Konstruksi Injektor

b. Sistem Kontrol Elektronik

Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor

(pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP

(Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank

angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor

lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau

ECM dan komponenkomponen tambahan seperti alternator (magnet) dan

regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU,

baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link

Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer

untuk mecari sumber kerusakan komponen

Page 24: Sistem pada engine

Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol

elektronik antara lain sebagai berikut;

1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang

diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin.

Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang

suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah

udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros

engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada

tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM

menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk

menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor

bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan

listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih

sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa

mengontrol sistem pengapian.

2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU

berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold.

Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake

manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara.

Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter,

sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air

mass sensor.

Page 25: Sistem pada engine

3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa

informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold.

Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah

menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara

masuk.

4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa

informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang

lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang

mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi

sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat

memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi

generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena

yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan

oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi

terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih

karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan

ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh

ECU secara elektronis.

5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa

informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.

6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda

motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank

angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh

dengan sudut kemiringan 550

Page 26: Sistem pada engine

c. Sistem Induksi Udara

Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air

box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup

gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang

diperlukan untuk pembakaran.

Page 27: Sistem pada engine

SISTEM PENGAPIAN

A. Definisi sistem pengapian

Sistem pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan

percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran

campuran udara bahan bakar di ruang bakar pada motor bensin. Percikan api

yang terjadi pada busi harus terjadi pada saat yang tepat (pada akhir langkah

kompresi) untuk menjamin pembakaran yang sempurna sehingga mesin bekerja

dengan halus dan ekonomis. Secara umum komponen sistem pengapian terdiri

dari baterai, kunci kontak, koil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Di

dalam distributor terdapat beberapa komponen pendukung lainnya yaitu kontak

pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik), kondensor,

cam, vakum dan sentrifugal advancer

1. Syarat dari sistem pengapian

a. Sistem pengapian harus mempunyai suatu sumber energi, 

b. Sistem pengapian harus mampu mensuplai arus yang cukup (ke koil)

untuk menghasilkan medan magnet yang kuat untuk mendapatkan energi

yang tinggi sehingga dapat menghasilkan bunga api untuk membakar

campuran udara bahan bakar di dalam ruang bakar,

c. Sistem pengapian harus menghasilkan tegangan puncak yang lebih tinggi

dari pada syarat batas tegangan busi pada semua tingkat kecepatan,

d. Durasi loncatan api harus cukup lama dengan energi yang cukup untuk

menjamin terjadinya penyalaan campuran udara dan bahan bakar,

e. Sistem pengapian harus mendistribusikan tegangan tinggi ke tiap busi

pada saat yang tepat dalam tiap siklus,

f. Sistem pengapian harus mempunyai ketahanan yang cukup untuk

menahan getaran dan panas yang dihasilkan oleh mesin.

2. Komponen dan Fungsi Komponen Sistem Pengapian

Page 28: Sistem pada engine

Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan api yang

kuat dan tepat untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam

ruang bakar. Secara umum komponen sistem pengapian terdiri dari baterai,

kunci kontak, koil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Di dalam

distributor terdapat beberapa komponen pendukung lainnya yaitu kontak

pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik),

kondensor, cam, vakum dan sentrifugal advancer.

a. Baterai

Baterai pada sistem pengapian berfungsi sebagai sumber arus unt rangkaian

primer koil sehingga dapat terbentuk medan magnet. Setelah mesin hidup,

kebutuhan arus listrik pada sistem pengapian disuplai oleh sistem pengisian.

b. Kunci kontak

Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk memutus atau

menghubungkan arus dari baterai ke sistem pengapian. Dengan fungsi

tersebut, kunci kontak juga berfungsi untuk mematikan mesin, karena dengan

tidak aktifnya system pengapian maka mesin tidak akan hidup karena tidak

ada yang memulai pembakaran pada ruang bakar (motor bensin).

Page 29: Sistem pada engine

c. Koil pengapian

Koil pengapian

berfungsi untuk

menaikan tegangan

baterai 12 V menjadi

tegangan tinggi lebih

dari 10.000 V. Untuk

sistem pengapian yang

modern, tegangan tinggi

yang dihasilkan bisa

mencapai 30.000

sampai 40.000 V. Di

dalam koil terdapat dua

buah kumparan (lihat gambar 9.7), yaitu kumparan primer dan kumparan

sekunder. Kumparan primer koil menghubungkan terminal positif dan terminal

negative koil. Kumparan sekunder menghubungkan terminal positif dengan

terminal sekunder atau terminal tegangan tinggi. Jumlah kumparan primer

sekitar 100 sampai 200 lilit dengan diameter kawat 0,5 sampai 1 mm dan

jumlah kumparan sekunder sekitar 15000 sampai 30.000 lilit dengan diameter

kawat 0,05 sampai 0,1 mm. Koil dapat menaikan tegangan baterai menjadi

tegangan tinggi karena jumlah lilitan pada kumparan sekunder koil jauh lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah kumparan primernya. Koil pengapian

biasanya dilengkapi dengan resistor yang dihubungkan seri dengan

kumparan primer koil. Ada dua macam koil yang dilengkapi dengan

resistor,yaitu koil dengan resistor yang terpasang di luar (external resistor)

dan koil denganresistor di dalam (internal resistor). Koil dengan resistor di

luar mempunyai tiga terminal, yaitu terminal positif, terminal negatif, dan

terminal tegangan

tinggi (terminal

sekunder). Koil

Page 30: Sistem pada engine

dengan resistor di dalam mempunyai empat terminal, yaitu terminal B,

terminal positif, terminal negatif dan terminal tegangan tinggi. Besarnya

resistansi pada rangkaian primer koil adalah 3 ohm, terdiri dari 1,5 ohm nilai

resistansi resistor luar dan 1,5 ohm dari kumparan primernya. Jika tegangan

baterai 12 V, maka arus maksimum yang dapat mengalir ke kumparan primer

koil adalah I = V/R = 12/3 = 4 A. Jika tidak dipasang resistor pada koil, maka

jumlah kumparan primer koil harus lebih banyak untuk memenuhi tahanan 3

ohm. Jumlah kumparan yang banyak akan menyebabkan tegangan induksi

diri yang lebih tinggi atau dapat menyebabkan terjadinya gaya lawan

elektromotif yang lebih besar yang arahnya melawan aliran arus dari baterai

ke koil sehingga dapat menyebabkan pencapaian arus maksimum pada koil

makin lambat.

d. Distributor

Distributor

pada sistem

pengapian berfungsi

untuk

mendistribusikan

atau membagi-

bagikan tegangan

tinggi yang

dihasilkan oleh koil

ke tiap-tiap busi

sesuai dengan urutan penyalaan (firing order). Pada distributor dengan sistem

pengapian model konvensional, terdapat beberapa komponen lain misalnya

kontak pemutus(platina), cam, vakum advancer, sentrifugal adancer, rotor,

dan kondensor. Pada distributor dengan sistem pengapian elektronik, di

dalam distributor tidak ada lagi kontak pemutus. Sebagai penggantinya

adalah komponen penghasil pulsa (pulsegenerator) yang terdiri dari rotor,

pick up coil, dan magnet permanen untuk pengapian sistem induktif. Pada

sistem pengapian dengan pembangkit pulsa model Hall effect,terdapat bilah

rotor, magnet, dan IC Hall. Pada sistem pengapian dengan pembangkit pulsa

Page 31: Sistem pada engine

model cahaya terdapat lampu infra merah, sensor cahaya (pototransistor),

dan bilah rotor.

e. Kabel tegangan tinggi

Kabel tegangan tinggi

adalah kabel yang

berfungsi untuk

mangalirkan tegangan

tinggi dari koil ke tutup

distributor dan dari

distributor ke tiap-tiap

busi. Kabel ini

mempunyai kurang lebih

10 buah tahanan yang

dipasang ke semua kabel untuk mencegah terjadinya noise akibat frekwensi

tinggi pada sirkuit pengapian.

3. Jenis-jenis Sistem Pengapian

a. Sistem Pengapian Konvensional (Platina)

Sistim pengapian konvensional adalah system pengapian yang masih

menggunakan gerakan-gerakan mekanis, dengan sistem pengapian

platina.

Sumber arusnya dapat kita bedakan menjadi 2 bagian yaitu:

1) Sistim magneto : sumber arus berasal dari generator AC.

2) Sistim battery  : sumber arusnya berasal dari battery.

Page 32: Sistem pada engine

Komponen-Komponen Yang Mendukung Sistim Pengapian Platina Ini

Dengan Sumber Arus Yaitu :

1) Sumber arus berupa generator AC.

2) Coil pengapian.

3) Condensator.

4) Busi

1) Generator AC

Generator Ac atau alternator ialah       suatu alat pembangkit tenaga

listrik arus AC

Bagian-bagian yang terdapat pada generator AC ialah :

Rotor : ialah bagian yang mengandung manet dan berputar di

antara kumparan-kumparan

Stator : ialah bagian yang terdiri atas kumparan-kumparan dan

dalam keadaan dalam (statis).

2) Coil pengapian

Arus listrik yang datang dari sumber akan masuk kedalam coil

pengapian, dimana tegangan arus tersebut akan dinaikkan

sampai ± 10.000 volt.

3) Platina

Platina berfungsi sebagai sakelar pada kumparan primer dari

coil pengapian.dengan bekerjanya platina ini maka medan

magnet pada coil selalu berubah-ubah yang mengakibatkan

tegangan tinggi pada kumparan sekunder

Membuka menutupnya platina diatur oleh camshaft, sehingga

saat penyalaan bahan bakar dalam ruang bakar dapat diatur

menurut ketentuan.

Page 33: Sistem pada engine

4) Busi

Busi adalah alat yang digunakan untuk meloncatkanbunga api

listrik di dalam ruang bakar. Bunga api listrik ini diloncatkan

karena adanya perbedaan tegangan di kedua katup elektroda

busi.

5) Condenser

Condensor sifatnya dapat menyimpan sejumlah muatan listrik

Condensor bersifat dapat menyimpan sejumlah muatan listrik

menurut kapasitas dan dalam waktu tertentu.

b. Sistem Pengapian Elektronik (CDI)

Page 34: Sistem pada engine

Model sistem pengapian elektronik jenis CDI bekerja berdasarkan

prinsip pengisian dan pengosongan kapasitor. Unjuk kerja sistem

pengapian CDI jauh lebih baik dibandingkan dengan model konvensional,

terutama pada kestabilan tegangan tinggi yang dihasilkan pada semua

putaran mesin. Sistem CDI banyak diaplikasikan untuk mesin putaran

tinggi karena kemampuannya bekerja pada frekuensi yang tinggi. Aplikasi

sistem ini banyak dijumpai terutama pada kendaraan-kendaraan ringan

(sepeda motor).

1) Sensor untuk Sistem Pengapian

Kelompok sensor memberikan data bagi ECU agar dapat menentukan

besar dan waktu pengapian. Masing-masing sensor memberikan data

yang berbeda yang diperlukan oleh ECU. Adapun fungsi masing-

masing sensor untuk sistem pengapian adalah sebagai berikut:

(a) Camshaft Pisition Sensor

(b) Crankshaft Position Sensor

Gambar Capasitor Discharge Ignition (CDI)

c. Sistem pengapian full transistor (tanpa platina)

Dalam banyak hal, sistem pengapian elektronik full tansistor sama

dengan pangapian elektronik CDI. Diantaranya adalah tidak terdapatnya

bagian-bagian yang bergerak (secara mekanik) dan mengandalkan

magnetic trigger (magnet pemicu) dan sistem “pick up coil” untuk

memberikan sinyal ke control unit guna menghasilkan percikan bunga api

pada busi. Sedangkan salah satu perbedaannya adalah pada sistem

pengapian transistor menggunakan prinsip “field collapse”(menghilangkan/

Page 35: Sistem pada engine

menjatuhkan kemagnetan) dan pada sistem pengapian CDI menggunakan

prinsip “field build-up” (membangkitkan kemagnetan). 

Pengapian CDI telah menjadi metode untuk mengontrol pengapian

yang disenangi dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun, seiring

dengan perkembangan transistor yang bergandengan dengan

berkembangnya pengontrolan dari tipe analog ke tipe digital,

perusahaan/pabrik mulai mengembangkan sistem pengapian transistor.

Cara Kerja Sistem Pengapian Full Transistor

Ketika kunci kontak di-on-kan, arus mengalir menuju terminal E TR1

(transistor 1) melalui sekring, kunci kontak, tahanan (R) pada unit igniter

yang selanjutnya diteruskan ke massa. Akibatnya TR1 menjadi ON

sehingga arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian menuju ke

massa melalui terminal C – E pada TR1.

Pada saat yang bersamaan, sewaktu mesin berputar (hidup) timing

plate tempat kedudukan reluctor juga ikut berputar. Ketika saat pengapian

telah memberikan sinyal, sebuah arus akan terinduksi di dalam pick up coil

dan arus tersebut akan dialirkan ke terminal B pada TR2 terus ke massa.

Akibatnya TR2 menjadi ON, sehingga arus yang mengalir dari batrai saat ini

disalurkan ke massa melewati terminal C – E pada TR2. Dengan kejadian ini

TR1 akan menjadi OFF sehingga akan memutuskan arus yang menuju

kumparan primer coil pengapian. Selanjutnya akan terjadi tegangan induksi

Page 36: Sistem pada engine

pada kumparan primer dan kumparan sekunder koil pengapian. Karena

perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibanding kumparan primer,

maka pada kumparan sekunder terjadi induksi yang lebih besar sekitar yang

bisa membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk pembakaran

campuran bahan bakar dan udara.

SISTEM PENGISIAN

A. Kegunaan Sistem Pengisian

Sistem Pengisian modern pada kendaraan menjadi sumber energi listrik

untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup

dan mengisi baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk

menghidupkan beban listrik saat mesin mati.

Sistem pengisian merupakan sistem kelistrikan pada kendaraan baik mobil

atau sepeda motor untuk mengisi arus listrik ke dalam baterai atau aki, atau

bisa disebut dengan alat charger di kendaraan. Selain itu sistem pengisian

juga berfungsi untuk menyuplai arus listrik pada kendaraan saat mesin telah

hidup.

Fungsi utama dari sistem pengisian adalah menyediakan energi listrik untuk

menghidupkan perlengkapan kelistrikan mobil dan mengisi baterai agar

bateraitetap terisi penuh.

Jadi sistem pengisian pada kendaraan memilik fungsi utama diantaranya :

1. Sebagai penyedia energi listrik untuk seluruh kebutuhan listrik mobil saat

mesin hidup.

2. Memberikan energi listrik untuk mengisi baterai agar baterai selalu siap

pakai.

Page 37: Sistem pada engine

Suatu system pengisian dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

1. Daya total beban tidak boleh menelihi daya maksimal alternator jika

berlebihan menyebabkan baterai "tekor“.

2. Sistem pengisian dapat bekerja dengan baik jika saat beban penuh

tegangan terukur pada terminal B+ alternator 13 Volt.

3. Baterai harus dalam kondisi baik sebab baterai jelek akan menjadi beban

alternator.

4. Kondisi rangkaian dalam keadaan baik, kerugian tegangan dalam sistem

sekecil muingkin

1. Komponen - Komponen Sistem Pengisian Pada Kendaraan

a. Kunci kontak

Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari baterai

ke beban (Sistem pengapian, lampu tanda, dan lain - lain). Untuk lebih

jelasnya perhatikan gambar berikut ini :

Tampak Depan Tampak Belakang

b. Baterai

Page 38: Sistem pada engine

Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara. Baterai

mempunyai kotak yang terbuat dari ebonite atau dammar sintetis, bertugas

untuk memegangi sel dan penampung sintetis , bertugas untuk memegangi

sel dan penampang eletrolit, reaksi kimia terjadi dalam kotak baterai, sel-sel

tersebut dihubungkan secara seri dengan demikian tegangan listrik yang

tebangkit sama dengan jumlah tegangan listrik tiap-tiap sel.

Dalam baterai terdapat dua macam plat yaitu plat positif dan plat negative,

plat ini berbentuk kisi-kisi yang terbuat dari timah hitam atau campuran dari

timah hitam dengan antimony dan ditambah dengan bahan yang aktif

sehingga menambah daya penyimpanan.

Baterai terdiri dari beberapa sel-sel yang dihubung secara seri, Setiap sel

mempunyai plat / elektrode positif (PbO2) berwarna coklat dan plat / elektrode

negatif (Pb) berwarna abu-abu yang terendam dalam elektrolit (H2SO4).

Antara plat positip dan negatip dipisahkan dengan separator dari ebonit

berpori dan serat serat gelas, Setiap sel mengahsilkan 2 volt sehingga untuk

12 volt perlu 6 sel yang dihubung seri.

Bagian-bagian Baterai

Spesifikasi Baterai

Page 39: Sistem pada engine

Pada baterai tertulis spesifikasi 12 Volt – 65 AH. Itu artinya bahwa 12 Volt

adalah tegangan jepit baterai, 65 AH adalah besar kapasitas baterai.

Kapasitas baterai adalah besaran yang menyatakan jumlah muatan energi

listrik dengan satuan Amper Hour (AH).

Kapasitas baterai tergantung dari jumlah plat-plat baterai, jumlah bahan aktif

PbO2 & Pb pada plat-plat baterai dan luas penampang plat-plat baterai yang

terendam elektrolit. Kapasitas baterai menentukan besar kecilnya ukuran

baterai.

c. Lampu Charging

Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa system pengisian

bekerja. Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi

pada saat mesin hidup lampu pengisian harus mati.

d. Alternator

Alternator merupakan salah satu komponen mesin yang mengubah

energi mekanik dari mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin

diterima melalui sebuah pulley yang memutarkan rotor dan membangkitkan

arus bolak-balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah

oleh diode. Alternator berfungsi menghasilkan arus listrik untuk mengisi

baterai.

1) Konstruksi Alternator

Bagian-bagian utama dari alternator adalah rotor yang

membangkitkan elektromagnet, stator yang membangkitkan arus listrik

dan diode yang menyearahkan arus. Sebagai tambahan, terdapat pula

Page 40: Sistem pada engine

sikat arang yang mengalirkan arus ke rotor koil untuk membentuk garis

gaya magnet, bearing untuk memperhalus putaran rotor dan fan/kipas

untuk mendinginkan rotor, stator serta diode. Semua bagian tersebut

dipasang pada front dan rear frame(rumah bagian depan dan belakang),

a) Rotor

Rotor disusun dari inti kutub (kutub magnet), field coil (yang juga

disebut dengan rotor coil), slip ring dan rotor shaft. Field coil digulung

dengan arah yang sama seperti putarannya dan kedua inti kutub

dipasang pada dua ujung kumparan sebagai penutup field coil. Garis

gaya magnet akan timbul pada saat arus mengalir melalui kumparan,

salah satu kutub menjadi kutub N dan yang lain menjadi kutub S. Slip

ring/cincin gesek tersebut dari logam seperti stainless steel dengan

Page 41: Sistem pada engine

permukaan yang berhubungan dengan brush dikerjakan sangat halus.

Slip ring/cincin gesek diisolasi terhadap rotor shaft.

b) Stator

Stator terdiri dari stator core/inti stator dan field coil/kumparan

medan dan diikat oleh rumah bagian depan serta belakang. Stator core

terdiri dari lapisan steel plating yang tipis (inti besi berlapis). Di bagian

dalamnya terdapat slot tempat masuknya tiga buah stator

coil/kumparan yang masing-masing berdiri sendiri. Stator core bekerja

sebagai saluran yang memungkinkan garis gaya magnet menyeberang

dari pole core ke stator coil.

Page 42: Sistem pada engine

c) Diode

Pada diode holder, terdapat tiga buah diode positif dan tiga

buah diode negatif. Arus yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan

dari diode holder pada sisi positif sehingga terisolasi dari end frame.

Selama proses penyearahan, diode akan menjadi panas sehingga plat

dudukan diode bekerja meradiasikan panas ini dan mencegah diode

menjadi terlalu panas.

d) Regulator

Tegangan dan arus keluaran alternator bervariasi tergantung

pada kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban (arus output)

alternator. Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga

putaran alternator, selanjutnya beban, (lampu-lampu, wiper, sistem AC

Mobil dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi

pengisian baterai. Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan

tegangan standard (tegangan sistem) diperlukan pengaturan tegangan

oleh regulator tegangan yang mengatur tegangan keluaran pada setiap

Page 43: Sistem pada engine

perubahan putaran dan beban. Pada tegangan sistem 12 volt

tegangan regulasi antara 14,4 – 14,8 volt, untuk tegangan sistem 24

volt tegangan regulasi pada 28 volt Untuk meregulasi tegangan

keluaran alternator dilakukan dengan cara mengatur arus yang

mengalir ke kumparan rotor (arus medan).

Regulator berfungsi mengatur jumlah out put tegangan pengisian dengan

cara mengatur arus yang mengalir ke terminal F alternator.

Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet (kumparan rotor ) yang

menghasilkan garis gaya magnet yang diperlukan untuk ketiga kumparan

(kumparan stator) alternator untuk membangkitkan tegangan bolak-balik tiga

phase. Karena elektromagnet mempunyai inti besi yang dililit kumparan, inti

besi akan menjadi magnet dan membangkitkan garis gaya magnet pada saat

dialiri arus.

Page 44: Sistem pada engine

2) Rangkaian Sistem Pengapian

Rangkaian sistem pengisian baterai kendaraan dengan alternator dan

regulator konvensional :

Page 45: Sistem pada engine

Pada rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu bagian

regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai

tegangan bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N) yang

berfungsi untuk memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan

menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator.

Page 46: Sistem pada engine

DAFTAR PUSTAKA

http://agungribowo-otomotif.blogspot.com/2012/04/macam-macam-sistem-

pelumasan.html

http://aria-info.blogspot.com/2009/11/sistem-pengisian.html

http://autorepair.about.com/library/illustrations/bl312lib.htm

http://bestmechanic.blogspot.com/2012/11/sistem-pengapian-elektronik.html

http://famolahx.blogspot.com/2011/06/sistem-pengapian-konvensional.html

http://forum.1gn.org/viewtopic.php?

t=1419&sid=2aad852d2887e221dfdefe66491bd1c8

http://iafmultifinance.com/indikator-baterai-menyala-tanda-pasokan-kelistrikan-mobil-

bermasalah/

http://masruddin.freevar.com/sistem_pengisian.html

http://m-edukasi.net/online/2007/sistempengisian/materi01.html

http://muhammadmaulanasyahputra.blogspot.com/2012/10/sistem-pengapian-

konvensional.html

http://otomotifdasar.blogspot.com/2012/10/sistem-pengisian-2_31.html

http://oto-kita.blogspot.com/2011/01/sistem-pemasukan-dan-pembuangan.html

http://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2012/10/sistem-pendingin.html

http://tholibs.hack4rt.com/2012/08/sistem-pengisian-generator-ac.html

http://www.liliksuhariyono.com/2010/08/common-rail-efi-diesel.html

http://yogielka11.blogspot.com/2012/01/sistem-pengisian-baterai-pada-mobil.html

Page 47: Sistem pada engine

Sutiman, 2011. Sistem Pengapian Elektronik, Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama

Nugraha, Beni Setya, 2005. Sistem Pengapian, Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY