perawatan sistem bahan bakar pada engine stand …
TRANSCRIPT
PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL
Tugas Akhir
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Teknik Otomotif
Oleh:
MUNZIRAL NUR
NIM/TM : 76820/ 2006
JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang telah memberikan
kesehatan dan kekuatan serta hidayahnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan proyek akhir ini dengan judul “Perawatan Sitem Bahan
Bakar pada Engine Stand Fiat Diesel”. Proyek akhir ini disusun sebagai syarat
untuk menyelesaikan program Diploma-III pada Jurusan Teknik Otomotif di
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
Dalam penyusunan proyek akhir ini, penulis banyak mendapat arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
2. Bapak Drs. Martias, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Teknik Otomotif Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang.
3. Bapak Drs, Andrizal, M.Pd. Selaku ketua Program Studi Diploma-III Teknik
Otomotif Universitas Negeri Padang.
4. Ibuk Irma Yulia Basri, S.Pd, M.Eng. Selaku Sekretaris Jurusan Teknik
Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
5. Bapak Drs. Hasan Maksum, M.T. Selaku pembimbing dalam penyelesaian
Proyek Akhir.
6. Bapak Drs. Hasan Maksum, M.T. Penasehat Akademis Jurusan Teknik
Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
v
1
7. Orang tua, saudaraku, isteri dan anak yang telah membantu secara moril,
materi dan do’a.
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Teknik Otomotif yang turut membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian Proyek Akhir ini.
Mudah-mudahan segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan
balasan dari Allah SWT.
Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan Proyek Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan Proyek Akhir ini bermanfaat
bagi para pembaca dan penulis sendiri.
Padang, 1 Agustus 2012
Penulis
vi
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 2
C. Batasan Masalah............................................................................... 3
D. Perumusan Masalah ........................................................................ 3
E. Tujuan Penulisan ............................................................................. 3
F. Manfaat Penulisan ............................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sistem Injeksi Bahan Bakar ............................................................. 5
B. Tangki Bahan Bakar ......................................................................... 10
C. Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter) ................................................. 11
D. Pompa Pemindah Bahan Bakar (Fuel Transfer Pump) ..................... 14
E. Pompa Injeksi .................................................................................. 18
F. Injektor................................................................... .......................... 24
BAB III PEMBAHASAN
A. Pemeliharaan Sistem Bahan Bakar .................................................. 27
B. Pemeliharaan/Servis Komponen Sistem Bahan Bakar…………… 27
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 42
B. Saran ............................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
vii
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Sistem Injeksi Bahan Bakar dengan Pompa Injeksi Sebaris (Tipe Bosch) 7
2. Sistem Bahan Bakar Dengan Pompa Injeksi Distributor DPA ............... 8
3. Sistem Bahan Bakar dengan Pompa Injeksi Distributor VE .................. 9
4. Saringan Bahan Bakar dan Sedimenter ................................................... 12
5. Sistem Kelistrikan Sedimenter ................................................................ 12
6. Konstruksi Sedimenter ............................................................................ 13
7. Pompa Pemindah Untuk Pompa Injeksi Sebaris ..................................... 14
8. Cara Kerja Pompa Pemindah Pada Pompa Sebaris ................................ 15
9. Priming Pump Untuk Pompa Injeksi Distributor .................................... 16
10. Penekanan Priming Pump Untuk Membuang Udara .............................. 17
11. Pengisapan Bahan Bakar Pada Priming Pump ........................................ 17
12. Pompa Injeksi Sebaris Tipe Bosch (PE) ................................................. 18
13. Elemen Pompa Injeksi Sebaris ................................................................ 19
14. Proses Kerja Elemen Pompa Injeksi Sebaris .......................................... 20
15. Cara Kerja Elemen Pompa Injeksi Sebaris ............................................. 20
16. Pompa Injeksi Distributor Tipe VE ........................................................ 22
17. Konstruksi Dan Tipe Nosel Injeksi ......................................................... 24
18. Kerja Nosel Injeksi Tipe Pin ................................................................... 25
19. Konstruksi Nosel Injeksi ......................................................................... 26
20. Pengujian Kapasitas Hisap Pompa Pemindah......................................... 28
21. Pengujian Kemampuan Pompa Pemindah .............................................. 29
22. Bagian-Bagian Pompa Pemindah Bahan Bakar ...................................... 29
23. Pemeriksaan Piston pada Rumah Pompa ................................................ 30
24. Pemeriksaan Check Valve dan Dudukan Katupnya ............................... 30
25. Pemeriksaan Tappet dan Roller .............................................................. 31
26. Pemeriksaan Katup Pengatur dan Pegas Piston ...................................... 31
27. Pemeriksaan Tekanan dan Isapan Pompa .............................................. 32
28. Perakitan Komponen Pompa Pemindah.................................................. 32
viii
4
29. Urutan Pembongkaran Saringan Bahan Bakar ....................................... 33
30. Mambuka Bodi Bawah Saringan Bahan Baker ...................................... 34
31. Membersihkan Bagian Saringan yang Dibongkar .................................. 34
32. Memeriksa Saringan dari Kebocoraran ................................................. 35
33. Memeriksa Kerapatan Katup Pemberi ................................................... 36
34. Memeriksa Kerja Katup Pemberi ........................................................... 37
35. Memeriksa Presisi Plunyer .................................................................... 37
36. Menguji Tekanan Nosel Injeksi Pada Tester ......................................... 39
37. Penyetelan Tekanan Pada Nosel Injeksi ................................................ 39
38. Bentuk Semprotan Pada Nosel Injeksi ................................................... 39
39. Bentuk Semprotan Bahan Bakar yang Baik ........................................... 40
40. Menguji Peluncuran Jarum Nosel .......................................................... 41
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan motor bakar tidak asing lagi bagi kita,
dimana-mana motor bakar selalu menghadirkan berbagai teknologi baru. Motor
bakar dapat dikategorikan menjadi beberapa macam yaitu motor bensin, motor
diesel, motor turbin, dan lain – lain, yang menghasilkan tenaga panas yang
dihasilkan dari dalam mesin itu sendiri, disebut pembakarn dalam (internal
Combustion Engine). Seperti kita ketahui roda – roda suatu kendaraan
memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat
bergerak serta dapat mengatasi keadaan, jalan, udara, dan sebagainya .
Mesin merupakan alat yang merubah tenaga panas, listrik, air, angin,
tenaga atom, atau sumber tenaga lainya menjadi tenaga mekanik. Mesin yang
merubah energi panas menjadi tenaga mekanik disebut motor bakar.
Mesin diesel tidak terlepas dari sistem bahan bakar, karena sistem bahan
bakar merupakan sistem utama pada sebuah mesin. Mesin pada sebuah
kendaraan adalah suatu sistem yang mempunyai peranan penting dan
berfungsi untuk menggerakan kendaraan serta dapat mengatasi keadaan
tertentu, dimana mesin diesel ini memiliki beberapa komponen yang saling
berkaitan.
Menyikapi hal tersebut, maka penulis beserta teman-teman sekelompok
mencoba memperbaiki suatu alat peraga berupa Engine Stand Fiat diesel.
1
2
Model peraga ini diharapkan dapat membantu dan menunjang kegiatan
praktikum, sehingga mahasiswa dengan mudah dapat mengenal secara
langsung komponen-komponen dari mesin diesel dan dapat memahami serta
menganalisa gangguan ataupun kerusakan pada mesin diesel.
Dalam laporan ini penulis akan membahas mengenai motor diesel, yang
mana mesin diesel tersebut merupakan salah satu bagian utama pada suatu
kendaraan yang sangat berperan penting untuk menggerakan suatu kendaraan,
dengan judul “Perawatan Sistem Bahan Bakar Pada Engine Stand Fiat
Diesel”. Yang diangkat sebagai judul tugas akhir.
Disamping itu juga, karena pada Jurusan Teknik Otomotif memiliki mata
kuliah tersendiri tentang mesin diesel , dimana bobot SKS yang cukup tinggi
sehingga sangat perlu untuk membuat alat untuk memudahkan pratek di
Workshop Jurusan Otomotif. Alat ini berupa stand engine yang bisa digunakan
oleh dosen untuk mengajar praktek. Disamping itu, juga memudahkan kita
dalam memahami dan mendalami ilmu tentang motor diesel.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas maka penulis dapat mengi-
dentifikasikan permasalahan yang ada yaitu masih banyak mahasiswa yang
kurang mengerti atau kurang mendalami tentang perawatan sistem bahan bakar
diesel, bagaimana konstruksi dan komponen-komponennya.
3
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan, dana, dan waktu maka penulis
membatasi permasalahan yang ada pada tugas akhir ini yang berjudul
Perawatan Sistem Bahan Bakar Pada Engine Stand Fiat Diesel.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagaimana Konstruksi dari sistem bahan bakar diesel.
2. Apa saja komponen-komponen sistem bahan bakar diesel dan fungsinya.
3. Bagaimana Cara kerja dari komponen-komponen sistem bahan bakar diesel.
4. Bagaimana menentukan gangguan dan perbaikan kerusakan pada sistem
bahan bakar diesel.
5. Bagaimana cara melakukan perawatan pada sistem bahan bakar diesel.
E. Tujuan Tugas Akhir
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah untuk:
1. Dapat menjelaskan konstruksi atau komponen pada sistem bahan bakar
diesel.
2. Dapat menjelaskan nama-nama dan fungsi komponen pada sistem bahan
bakar diesel.
3. Dapat menjelaskan cara kerja komponen-komponen pada sistem bahan
bakar diesel.
4
4. Menentukan gangguan kerusakan dan perbaikan pada sistem bahan bakar
diesel.
F. Manfaat Tugas Akhir
Manfaat dari tugas akhir ini adalah
1. Dapat memperdalam ilmu dan pemahaman terhadap sistem bahan bakar
diesel pada kontruksi, komponen-komponen, prinsip kerja, dan cara kerja
dari sistem bahan bakar diesel.
2. Dapat melakukan pemeliharaan sistem bahan bakar diesel dengan baik
khususnya mobil fiat diesel.
3. Merupakan salah satu syarat untuk menyelesaika Program Diploma III pada
Jurusan Teknik Otomotif FT-UNP.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem Injeksi Bahan Bakar
Sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan sistem paling
penting di antara sistem -ssitem yang lain. Dengan sistem injeksi bahan bakar
yang baik dan tepat akan menghasilkan tenaga mesin yang optimal.
Sebaliknya sistem injeksi bahan bakar yang kurang baik dan kurang tepat
dapat menyebabkan tenaga mesin diesel kurang optimal, bahkan mungkin
saja mesin diesel tidak dapat dijalankan sama sekali. Banyak orang yang
menyatakan bahwa sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel
merupakan jantung hidup matinya mesin.
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel mencakup rangkaian
komponen-komponen yang berhubungan dengan bahan bakar, yang berfungsi
mengisap bahan bakar dari tangki bahan bakar, memompakan bahan bakar,
sampai bahan bakar tersebut diinjeksikan ke dalam ruang bakar silinder mesin
dalam rangka memperoleh tenaga, maka fungsi sistem injeksi bahan bakar mesin
diesel yaitu:
1. Menyimpan bahan bakar
2. Menyaring bahan bakar
3. Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder
mesin
4. Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin
5
6
5. Memajukan saat penginjeksian bahan bakar
6. Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya melalui pengaturan
penyaluran bahan bakar
7. Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
1. Memberikan sejumlah tertentu bahan bakar . Sistem injeksi bahan bakar
harus setiap saat tertentu memberikan sejumlah tertentu bahan bakar ke
tiap -tiap silinder mesin diesel.
2. Menepatkan saat penginjeksian bahan bakar, Bahan bakar harus
diinjeksikan ke dalam silinder tepat pada saat kemungkinan mesin
diesel mampu menghasilkan tenaga yang maksimum. Bahan bakar yang
diinjeksikan terlalu cepat atau terlalu lambat selama langkah usaha
menyebabkan terjadinya kerugian tenaga.
3. Mengendalikan kecepatan pengiriman bahan bakar. Kerja mesin diesel
yang halus pada tiap -tiap silinder tergantung pada lama waktu yang
diperlukan untuk menginjeksikan bahan bakar. Kecepatan mesin yang
lebih tinggi harus dicapai dengan pemasukan bahan bakar yang lebih cepat
pula.
4. Mengabutkan bahan bakar. Bahan bakar harus sepenuhnya tercampur
dengan udara untuk pembakaran sempurna. Dalam hal ini bahan bakar
harus dikabutkan menjadi partikel -pertikeal yang halus. Dengan demikian
penginjeksian bahan bakar ke dalam silinder mesin diesel harus pada
saat yang tepat dan
yang diperlukan.
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel dapat dibedakan
cara yaitu:
1. Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris (
injection pump
Sistem injeksi bahan bakar yang menggunakan pompa
sebaris dapat dilihat pada Gambar
Gambar 1. Sistem Injeksi Bahan Bakar dengan Pompa Injeksi Sebaris (Tipe Bosch)
Pada sistem injeksi bahan b
terdiri dari empat elemen pompa yang
Dengan demikian tiap silinder
elemen pompa secara
yang tepat dan jumlah yang tepat pula sesuai dengan jumlah
diperlukan.
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel dapat dibedakan
Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris (
injection pump)
Sistem injeksi bahan bakar yang menggunakan pompa
sebaris dapat dilihat pada Gambar 1, yaitu dengan pompa injeksi Bosch.
Gambar 1. Sistem Injeksi Bahan Bakar dengan Pompa Injeksi Sebaris (Tipe Bosch)
Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris seperti di atas,
terdiri dari empat elemen pompa yang melayani empat buah silinder.
Dengan demikian tiap silinder mesin diesel akan dilayani oleh satu
elemen pompa secara individual.
7
jumlah yang tepat pula sesuai dengan jumlah
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris (inline fuel
Sistem injeksi bahan bakar yang menggunakan pompa injeksi
, yaitu dengan pompa injeksi Bosch.
Gambar 1. Sistem Injeksi Bahan Bakar dengan Pompa Injeksi Sebaris (Tipe Bosch)
sebaris seperti di atas,
melayani empat buah silinder.
mesin diesel akan dilayani oleh satu
2. Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa
Pada system
pompa injeksinya
demikian satu elemen pompa akan
diesel melalui saluran
bahan bakar dengan
Gambar 3.
Gambar 2. Sistem Bahan Bakar Dengan Pompa Injeksi Distributor DPA
Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor
Pada system injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi
injeksinya hanya memiliki satu buah elemen pompa. Dengan
demikian satu elemen pompa akan melayani empat buah silinder mesin
diesel melalui saluran distribusi pada pompa. Sebagai contoh system
dengan pompa distributor dapat dilihat pada Gambar
. Sistem Bahan Bakar Dengan Pompa Injeksi Distributor DPA
8
injeksi distributor
pompa injeksi distributor,
elemen pompa. Dengan
melayani empat buah silinder mesin
pada pompa. Sebagai contoh system
pompa distributor dapat dilihat pada Gambar 2 dan
. Sistem Bahan Bakar Dengan Pompa Injeksi Distributor DPA
9
Gambar 3. Sistem Bahan Bakar dengan Pompa Injeksi Distributor VE
Gambar 2 menunjukkan sistem bahan bakar dengan pompa
injeksi distributor tipe DPA dan Gambar 3 adalah dengan pompa injeksi
distributor tipe VE. Pompa injeksi distributor tipe DPA saat ini
sudah jarang digunakan, sedangkan pompa injeksi distributor tipe VE
masih banyak digunakan.
Pompa injeksi sebaris pada umumnya digunakan untuk mesin diesel
bertenaga besar dengan ruang bakar langsung dan penyemrotan langsung
(direct injection), sedangkan pompa injeksi distributor banyak
digunakan untuk mesin diesel bertenaga menengah dan kecil dengan
ruang bakar tambahan.
10
Berdasarkan Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3 di atas maka secara umum
komponen-komponen injeksi bahan bakar mesin diesel adalah:
a. Tangki bahan bakar (fuel tank)
b. Saringan bahan bakar (fuel filter )
c. Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump)
d. Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)
e. Pipa-pipa injeksi bahan bakar (fuel injection lines)
f. Injektor (fuel injector)
g. Pipa-pipa pengembali bahan bakar (fuel return lines)
h. Pengatur kecepatan (governor)
i. Pengatur untuk memajukan saat injeksi otomatis (advancer/automatic
timer )
Komponen-komponen tersebut di atas terangkai menjadi satu kesatuan dan
saling berhubungan dan saling membantu dalam rangka penginjeksian
bahan bakar ke dalam silinder mesin dengan saat yang tepat dengan jumlah
yang tepat pula.
B. Tangki Bahan Bakar
Tangki bahan bakar berfungsi menyimpan atau menampung bahan
bakar. Tangki bahan bakar dibuat dengan berbagai ukuran dan tiap ukuran serta
bentuk tangki tersebut dirancang untuk maksud persyaratan tertentu.
Kapasitas tangki tangki harus cukup untuk suatu jarak tempuh tertentu
atau cukup untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu. Bentuk dan
11
ukuran tangki tergantung pada ketersediaan tempat (space) serta kapasitas
yang dikehendaki. Misalnya untuk ruang mesin yang panjang atau pendek,
berbentuk bulat atau persegi.
Tangki bahan bakar harus tertutup untuk mencegah masuknya
kotoran, namun demikian harus mempunyai lubang pernafasan (ventilation) dan
untuk lubang pengisian bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar yang
telah dipakai. Dengan demikian paling tidak harus ada tiga buah lubang,
yaitu untuk mengisi, mengalirkan keluar dan lubang untuk mengeringkan
(draining). Kadangkala terdapat lubang untuk saluran kebocoran bahan bakar
(fuel overflow/fuel leak-off).
C. Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter)
Penyaringan bahan bakar mesin diesel sangat penting karena bahan
bakar diesel cenderung tidak bersih baik dari kotoran partikel atau dari air,
sedangkan elemen pompa injeksi dan injector dibuat presisi. Untuk
memisahkan air dari bahan bakar digunakan juga water sedimenter yang
bekerja atas sifat gravitasi air sendiri yang lebih besar daripada bahan
bakarnya.
12
Gambar 4. Saringan Bahan Bakar dan Sedimenter
Bila air sampai masuk ke dalam elemen pompa maka dapat
menyebabkan kerusakan pada elemen pompa karena korosi dan
pengabutan menjadi terganggu. Untuk mengetahui bahwa air yang
berada dalam sedimenter telah banyak maka diketahui dari sistem
lampu peringatan yang sirkit kelistrikannya dapat dilihat pada
Gambar 5.
Gambar 5. Sistem Kelistrikan Sedimenter
13
Bila volume air dalam sedimenter telah cukup banyak (200 cc)
maka pelampung akan menghubungkan water switch (lead switch) dengan
masa. Akibatnya arus listrik akan mengalir dari baterai ke lampu
filter terus ke masa, akibantnya lampu filter akan menyala untuk
memberi peringatan kepada pengendara bahwa air yang berada pada
sedimenter perlu segera dikeluarkan. Konstruksi sedimenter dan bagian-
bagiannya dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Konstruksi Sedimenter
Pada sistem injeksi bahan bakar sering dijumpai lebih dari satu
penyaringan bahan bakar, yaitu:
a. Penyaring pada tangki (filter screen) atau pada pompa pemindah,
yang berfungsi Manahan partikel besar,
b. Penyaring primer (primary filter ) berfungsi menyaring partikel -
partikel kecil, dan
c. Penyaring sekunder (secondary filter) berfungsi menyaring partikel yang
lembut.
14
D. Pompa Pemindah Bahan Bakar (Fuel Transfer Pump)
Pompa pemindah bahan bakar ini berfungsi untuk mengisap bahan
bakar dari tangki dan menekan bakar melalui saringan bahan bakar ke ruang
pompa injeksi. Pompa ini dinamakan juga pompa pemberi (feed pump)
atau pompa pencatu bahan bahan bakar (fuel supply pump) atau priming
pump.
Pompa pemindah bahan bakar untuk sistem injeksi bahan bakar
dengan pompa injeksi sebaris dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Pompa Pemindah Untuk Pompa Injeksi Sebaris
Pompa pemindah untuk pompa injeksi sebaris adalah model pompa
kerja tunggal (sigle acting) dipasang pada sisi pompa injeksi dan digerakkan
oleh poros nok pompa injeksi. Pompa pemindah ini dilengkapi dengan
pompa tangan untuk membuang udara yang terdapat pada aliran bahan
bakar sebelum mesin dihidupkan.
Bahan bakar di dalam pompa injeksi selamanya harus cukup, untuk itu
perlu pengiriman bahan bakar ke pompa injeksi dengan tekanan tertentu.
Bila tekanan rendah di bawah
memberikan bahan
itu, tekanan pengisian harus di atas 1,8
pompa pemindah pada pompa injeksi sebaris dapat dilihat pad Gambar
Gambar
Pompa pemindah ini digerakkan oleh poros nok (1)
(5) bergerak bolak
tekanan masih rendah. Bahan
injeksi melalui saluran keluar (8) dan katup teka
katup masuk (6) menutup. Bila poros nok tidak menekan
maka katup tekan tetutup sedangkan katup
Jika tekanan bahan bakar
tidak mampu mendorong piston. Akibatnya piston tidak bergerak
pemindah ini tidak bekerja lagi. Setelah tekanan
ini akan bekerja lagi.
Bila tekanan rendah di bawah spesifikasi, elemen pompa tidak mampu
memberikan bahan bakar yang cukup pada kecepatan tinggi. Oleh karena
tekanan pengisian harus di atas 1,8-2,2 kg/cm 2 (2,56-,11
pompa pemindah pada pompa injeksi sebaris dapat dilihat pad Gambar
Gambar 8. Cara Kerja Pompa Pemindah Pada Pompa Sebaris
pemindah ini digerakkan oleh poros nok (1)
(5) bergerak bolak-balik untuk mengisap dan menekan bahan bakar bila
tekanan masih rendah. Bahan bakar yang diisap akan ditekan ke dalm pompa
saluran keluar (8) dan katup tekan (9) membuka sedangkan
katup masuk (6) menutup. Bila poros nok tidak menekan
maka katup tekan tetutup sedangkan katup isap terbuka terjadilah pengiapan.
Jika tekanan bahan bakar telah melebihi spesifikasi maka tegangan pegas
mampu mendorong piston. Akibatnya piston tidak bergerak
pemindah ini tidak bekerja lagi. Setelah tekanan turun maka pompa pemindah
ini akan bekerja lagi.
15
spesifikasi, elemen pompa tidak mampu
epatan tinggi. Oleh karena
,11 psi). Cara kerja
pompa pemindah pada pompa injeksi sebaris dapat dilihat pad Gambar 8.
. Cara Kerja Pompa Pemindah Pada Pompa Sebaris
pemindah ini digerakkan oleh poros nok (1) sehingga piston
menekan bahan bakar bila
bakar yang diisap akan ditekan ke dalm pompa
n (9) membuka sedangkan
katup masuk (6) menutup. Bila poros nok tidak menekan tappet roller(2)
isap terbuka terjadilah pengiapan.
telah melebihi spesifikasi maka tegangan pegas (7)
mampu mendorong piston. Akibatnya piston tidak bergerak dan pompa
turun maka pompa pemindah
Pompa pemindah atau priming pump untuk pompa
distributor dapat dilihat pada Gambar
Gambar
Priming pump untuk pompa injeksi distributor ini dilengkapi
dengan penyaring bahan bakar dan sedimenter. Cara kerja
ini adalah sebagai berikut:
Tekan
udara dalam ruang pompa akan akan membuka
mengalir ke saringan bahan bakar.
valve akan menutup dan
Gambar 10.
pemindah atau priming pump untuk pompa
distributor dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Priming Pump Untuk Pompa Injeksi Distributor
Priming pump untuk pompa injeksi distributor ini dilengkapi
dengan penyaring bahan bakar dan sedimenter. Cara kerja
sebagai berikut:
Tekan handle pompa diafragma ke bawah dan bahan
udara dalam ruang pompa akan akan membuka outlet check
mengalir ke saringan bahan bakar. Pada saat yang sama
akan menutup dan mencegah bahan bakar mengalir kembali. Lihat
16
pemindah atau priming pump untuk pompa injeksi
. Priming Pump Untuk Pompa Injeksi Distributor
Priming pump untuk pompa injeksi distributor ini dilengkapi
dengan penyaring bahan bakar dan sedimenter. Cara kerja priming pump
dan bahan bakar atau
check valve dan
Pada saat yang sama inlet check
mencegah bahan bakar mengalir kembali. Lihat
17
Gambar 10. Penekanan Priming Pump Untuk Membuang Udara
Bila handle pompa dibebaskan, tegangan pegas mengembalikan
diafragma ke posisi semula danmenimbulkan vakum di dalam ruang
pompa. Hal tersebut menyebabkan inlet valve terbuka disebabkan adanya
kevakuman dan bahan bakar akan mengalir ke dalam ruang pompa. Pada
saat yang sama outlet valve akan menutup mencegah kembalinya aliran
bahan bakar. Bekerjanya turun dan naik dengan berulangulang dan
menyebabkan bahan bakar dikirim ke saringan bahan bakar (Gambar 11).
Gambar 11. Pengisapan Bahan Bakar Pada Priming Pump
E. Pompa Injeksi
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan
dengan tekanan yang cukup melalui kerja elemen
pompa injeksi pada sistem bahan bakar diesel yaitu pompa injeksi
line) dan pompa injeksi
1. Pompa injeksi sebaris
Pompa injeksi sebaris banyak digunakan untuk mesin
bertenaga besar, karena pompa injeksi ini
bahwa tiap elemen pompa melayani
Gambar 13 menunjukkan elemen pompa yang terdiri dari
plunyer (plunger
sehingga celah antara plunyer dan silindernya sekitar
Ketelitian ini cukup baik untuk menahan tekanan
walaupun pada putaran rendah. Sebuah
pengontrol (control groove
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan
dengan tekanan yang cukup melalui kerja elemen pompa.
pompa injeksi pada sistem bahan bakar diesel yaitu pompa injeksi
dan pompa injeksi distributor.
Pompa injeksi sebaris (in-line)
Pompa injeksi sebaris banyak digunakan untuk mesin
bertenaga besar, karena pompa injeksi ini mempunyai kelebihan
bahwa tiap elemen pompa melayani satu silinder mesin.
Gambar 12. Pompa Injeksi Sebaris Tipe Bosch (PE)
Gambar 13 menunjukkan elemen pompa yang terdiri dari
plunger ) dan silinder (barrel ) yang keduanya sangat
sehingga celah antara plunyer dan silindernya sekitar
Ketelitian ini cukup baik untuk menahan tekanan tinggi saat injeksi,
walaupun pada putaran rendah. Sebuah alur diagonal yang disebut alur
control groove), adalah bagian dari plunyer yang dipotong
18
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan bakar
pompa. Ada dua tipe
pompa injeksi pada sistem bahan bakar diesel yaitu pompa injeksi sebaris (in-
Pompa injeksi sebaris banyak digunakan untuk mesin diesel yang
mempunyai kelebihan
Gambar 12. Pompa Injeksi Sebaris Tipe Bosch (PE)
Gambar 13 menunjukkan elemen pompa yang terdiri dari
) yang keduanya sangat presisi,
sehingga celah antara plunyer dan silindernya sekitar 1/1000 mm.
tinggi saat injeksi,
alur diagonal yang disebut alur
adalah bagian dari plunyer yang dipotong
pada bagian atas.
sebuah lubang.
masuk ke pompa injeksi dengan tekanan rendah. Plunyer
turun naik dengan putaran poros nok pompa injeksi.
ini sesuai dengan cara kerja sebagai
Gambar 15)
pada bagian atas. Alur ini berhubungan dengan bagian atas plunyer oleh
sebuah lubang.Bahan bakar yang dikirimkan oleh pompa pemindah
masuk ke pompa injeksi dengan tekanan rendah. Plunyer
turun naik dengan putaran poros nok pompa injeksi. Gerakan bolak
ini sesuai dengan cara kerja sebagai berikut (Lihat Gambar 14 dan
Gambar 13. Elemen Pompa Injeksi Sebaris
19
Alur ini berhubungan dengan bagian atas plunyer oleh
kar yang dikirimkan oleh pompa pemindah
masuk ke pompa injeksi dengan tekanan rendah. Plunyer bergerak
Gerakan bolak-balik
berikut (Lihat Gambar 14 dan
Keterangan:
1= Plunyer2= Silinder (barrel )3= Alur pengontrol4= Lubang masuk elemen5= Katup penyalur
Gambar 14. Proses Kerja Elemen Pompa Injeksi Sebaris
Keterangan:
1= Plunyer 6= Sleeve pengontrol plunyer2= Silinder (barrel ) 7= Pinion pengontrol plunyer3= Alur pengontrol 8= Plunger driving face4= Lubang masuk elemen 9= Batang pengatur (control rack)5= Katup penyalur
Gambar 15. Cara Kerja Elemen Pompa Injeksi Sebaris
20
Gambar 14. Proses Kerja Elemen Pompa Injeksi Sebaris
6= Sleeve pengontrol plunyer 7= Pinion pengontrol plunyer
Plunger driving face 9= Batang pengatur (control rack)
Gambar 15. Cara Kerja Elemen Pompa Injeksi Sebaris
21
1) Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir
melalui lubang masuk (feed hole) pada silinder ke ruang
penyalur (delivery chamber ) di atas plunyer.
2) Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh
tappet roller maka plunyer bergerak ke atas. Apabila permukaan
atas plunyer bertemu dengan bibir atas lubang masuk maka bahan
bakar mulai tertekan dan mengalir keluar pompa melalui pipa
tekanan tinggi ke injector.
3) Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control
groove bertemu dengan bibir bawah lubang masuk, maka
penyaluran bahan bakar terhenti.
4) Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar
yang tertinggal dalam ruang penyaluran masuk melalui lubang
pada permukaan atas plunyer dan mengalir ke lubang masuk menuju
ruang isap, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang disalurkan.
2. Pompa injeksi distributor
Pompa injeksi distributor tipe VE ini dirancang dengan plunyer
tunggal untuk mengatur banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan dengan
tepat dan membagi pemberian bahan bakar ke setiap silinder mesin
sesuai dengan urutan penginjeksiannya.
1. Poros penggerak pompa2. Pompa pengalir3. Katup pengatur tekanan4. Roda gigi penggerak governor5. Cincin tol6. Cincin nok7. Torak advans 8. Busing pengatur9. Plunyer10. Katup penyalur11. Governor12. Solenoid13. Penyetel volume maksimal14. Spunyer15. Tuas pengatur
Kelebihan
dan ringan, karena hanya 4,5 kg dan komponen
jumlahnya, (b) mampu digunakan untuk
seragam dalam jumlah
menghidupkan
Gambar 16. Pompa Injeksi Distributor Tipe VE
Poros penggerak pompa Pompa pengalir Katup pengatur tekanan Roda gigi penggerak governor Cincin tol Cincin nok Torak advans saat penyemprotan Busing pengatur Plunyer Katup penyalur Governor Solenoid Penyetel volume maksimal Spunyer Tuas pengatur
Kelebihan pompa injeksi distributor tipe VE adalah:(a)
dan ringan, karena hanya 4,5 kg dan komponen- komponennya sedikit
ahnya, (b) mampu digunakan untuk mesin diesel putaran tinggi, (c)
seragam dalam jumlah penginjeksian bahan bakar, (d) mudah dalam
menghidupkan mesin, (e) putaran idle yang stabil, (f) pelumasan dengan
22
Gambar 16. Pompa Injeksi Distributor Tipe VE
injeksi distributor tipe VE adalah:(a) Kompak
komponennya sedikit
mesin diesel putaran tinggi, (c)
penginjeksian bahan bakar, (d) mudah dalam
mesin, (e) putaran idle yang stabil, (f) pelumasan dengan
23
bahan bakar sendiri, (g) mudah dalam penyetelan jumlah bahan bakar
yang diinjeksikan, (h) dilengkapi dngen solenoid penghenti bahan bakar,
(i) alat pengatur saat penginjeksian yang bekerja secara hidrolik, dan (j)
konstruksinya dirancang sedemikian rupa sehingga kalau terjadi mesin
berputar balik, pompa tidak akan memberikan bahan bakar ke silinder.
Pompa injeksi distributor terdiri dari komponenkomponen:
a. Pompa pemberi (feed pump) tipe sudu rotary yang mengalirkan
bahan bakar dari tangki ke dalam rumah pompa injeksi,
b. Katup pengatur tekanan bahan bakar di dalam feed pump (pressure
regulating valve)
c. Katup pelimpah (overflow) untuk menyalurkan kelebihan bahan bakar
dari pompa ke tangki.
d. Plat nok (cam plate) yang digerakkan oleh poros pompa (drive shaft)
yang menggerakkan plunyer dalam bentuk berputar dan bolak-balik,
karena plunyer bersatu dengan cam plate
e. Governor mekanik (mechanical governor) yang mengatur jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar
f. Pewaktu otomatis (automatic timer ) yang mengatur saat injeksi
(injection timing) yang bekerja menurut tekanan bahan bakar.
g. Solenoid penutup bahan bakar (fuel cut-off solenoid) yang digunakan
untuk menutup aliran bahan bakar ke dalam elemen pompa.
24
h. Katup penyalur (delivery valve) berfungsi mencegah bahan bakar dari
dalam pipa tekanan tinggi masuk ke dalam ruang elemen pompa
dan mengisap sisa bahan bakar dari injector pad akhir injeksi.
F. Injektor
Injektor bahan bakar kadangkala disebut juga dengan pengabut
atau ada yang menyebut dengan nosel (nozzle). Disebut injector karena tugas
dari komponen ini adalah menginjeksi, dan disebut pengabut karena bahan
bakar keluar dari komponen ini dalam bentuk kabut, sedangkan disebut
nosel karena ujung komponen ini luas penampangnya makin mengecil.
Secara garis besar nosel injeksi dapat diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yaitu:
a. Tipe lubang (hole type)
Tipe lubang terdapat dalam 2 jenis yaitu: (a) lubang satu (single hole
type) dan, dan (b) lubang banyak (multiple hole type).
b. Tipe pin (pin type)
Tipe pin terdapat dalam 2 jenis yaitu:(a) tipe throttle (throttle type), dan
(b) tipe pintle (pintle type)
Gambar 17. Konstruksi Dan Tipe Nosel Injeksi
25
Tipe nosel injeksi sangat menentukan bagi proses pembakaran
dan bentuk ruang bakar. Tipe lubang banyak pada umumnya digunakan
untuk mesin diesel dengan injeksi langsung (direct injection), sedangkan
tipe pin pada umumnya digunakan untuk mesin diesel yang mempunyai
ruang bakar muka (precombustion chamber ) dan ruang bakar pusar (swirl
chamber). Kebanyakan nosel injeksi model pin adalah yang berjenis
throttle yang pada saat permulaan injeksi jumlah bahan bakar yang
ditekan ke dalam ruang bakar muka hanya sedikit, tetapi pada akhir
injeksi jumlah bahan bakar semakin banyak. Kerja nosel injeksi tipe pin
dapat dilihat pada Gambar 18
Gambar 18. Kerja Nosel Injeksi Tipe Pin
Nosel injeksi ditempatkan pada mesin diesel dengan pemegang
nosel (nozzle holder) yang dapat menentukan jumlah bahan bakar dan
mengatur tekanan injeksi. Pada Gambar 19. ditunjukkan konstruksi nosel
injeksi. Jarum nosel ditahan oleh pena tekanan (pressure pin) dan pegas
tekan (pressure spring
screw ) sehingga membukanya nosel injeksi dapat diatur.
pressure spring) yang dapat diatur oleh sekrup penyetel
) sehingga membukanya nosel injeksi dapat diatur.
Gambar 19. Konstruksi Nosel Injeksi
26
penyetel (adjusting
27
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pemeliharaan Pada Sistem Bahan Bakar
Gangguan kerusakan pada sistem bahan bahan bakar banyak diakibatkan
oleh perawatan yang tidak teratur atau kurangnya perhatian pada pompa
injeksi,dan injektor.
B. Pemeliharaan/Servis Komponen Sistem Bahan Bakar
Pemeliharaan/servis komponen sistem bahan bakar motor diesel dalam
hal ini adalah meliputi pemeriksaan, atau pengujian atau perbaikan komponen
tersebut agar sesuai dengan spesifikasi dari pabrik atau paling tidak mendekati
spesifikasi tersebut. Pemeliharaan/servis tersebut harus dilakukan secara
berkala sesuai dengan tugas.
Langkah kerja yang dilakukan dalampemeliharaan/servis tersebut adalah
meliputi: pembongkaran, pembersihan, perbaikan, penyetelan, pemasangan
dan perngujian.
1. Pemeliharaan/Servis Pada Pompa Pemindah Bahan Bakar
Pemeliharaan/servis pada pompa pemindah/penyalur bahan bakar
dilakukan sebagai berikut:
27
28
a. Pengujian pompa pemindah
1) Pengujian kapasitas hisap(dengan test brench)
a) Mengoperasikan pompa pemindah ini dengan 60 langkah per
menit.Pompa pemindah untuk pompa injeksi sebaris harus su-
dah keluar dalam 25 langkah
b) Mengatur pengujian pompa penyalur pada 150 RPM, dan me-
nguji kapasitas hisap.Bahan bakar harus keluar dalam waktu 40
detik.
Gambar 20. Pengujian Kapasitas Hisap Pompa Pemindah (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
2) Pengujian kemampuan pompa
Menghubungkan pengukur tekanan pada bagian tekanan pompa pe-
mindah ini.
a) Pompa diputar dengan 600 rpm. Tekanan keluar lebih besar
dari : 1,8 –2,2 kg/cm2
29
b) Mengoperasikan pompa pemindah pada 1000 rpm dan mengu-
kur volume pengeluaran dari pompa lebih besar dari 900
cc/menit
Gambar21. Pengujian Kemampuan Pompa Pemindah (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
b. Pembongkaran pompa pemindah
Bila pompa pemindah akan dipersihkan/diperbaiki maka harus
dibongkar sesuai dengan nomor urut pada bagian pompa. Bila batang
pendorong masih cocok dengan rumah pompa penyalur, diusahakan
jangan dibuka bila tidak perlu. Bila dibuka perhatikan posisi
pemasangannya.
Gambar 22. Bagian-Bagian Pompa Pemindah Bahan Bakar (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
30
c. Pemeriksaan pompa pemindah
1) Memeriksa piston,batang pendorong dan rumah pompa dari keau-
san atau kerusakan. Celah standar: Piston = 0,009-0,013 mm. Ba-
tang pendorong= 0,003-0,006 mm
Gambar 23. Pemeriksaan Piston pada Rumah Pompa (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
2) Memeriksa keausan Check valve dan dudukan katup
Gambar 24. Pemeriksaan Check Valve dan Dudukan Katupnya (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
31
2) Memeriksa keausan tappet dan roller
Gambar 25. Pemeriksaan Tappet dan Roller (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
3) Memeriksa kemungkinan kerusakan pada katup pengatur dan pegas
piston
Gambar 26. Pemeriksaan Katup Pengatur dan Pegas Piston (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
4) Pemeriksaan tekanan dan isapan pada pompa dengan cara menutup
lubang masuk pompa priming dengan jari kuat-kuat
32
Gambar 27. Pemeriksaan Tekanan dan Isapan Pompa (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
d. Perakitan Pompa Pemindah
Setelah pemeriksaan dan pembersihan komponen pompa pe-
mindah maka selanjutnya pompa dirakit kembali sesuai dengan nomor
urut pada gambar di bawah ini.
Gambar 28. Perakitan Komponen Pompa Pemindah (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
33
2. Pemeliharan/servis Saringan Bahan Bakar
a. Pembongkaran saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar pada mesin diesel secara ideal tidak ha-
nya satu buah , tetapi dapat berjumlah 3 buah saringan, yaitu:
1) saringan pada tangki atau pompa pemindah (filter screen), untuk
penahan partikel besar,
2) saringan primer (primary filter), untuk penyaring partikel kecil, dan
3) saringan sekunder (secondary filter), untuk penyaring partikel
halus.
Dalam hal ini akan ditunjukkan pembongkaran pada satu buah sari-
ngan saja. Pembongkaran dilakukan menurut nomor urut yang ter-
cantum pada gambar tersebut.
Adapun langkah pembongkaran dan pemeriksaan sebagai berikut:
Keterangan: 1 = Baut tengah, paking dan bodi bawah 2 = Paking dan elemen 3 = Paking, plat dan pegas 4 = Paking
Gambar 29. Urutan Pembongkaran Saringan Bahan Bakar (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
34
a) Mengendorkan baut pengikat dan melepaskan bodi bagian bawah
Gambar 30. Mambuka Bodi Bawah Saringan Bahan Baker (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
b) Membersihkan bagian-bagian yang dibongkar
Gambar 31. Membersihkan Bagian Saringan yang Dibongkar (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
c) Memeriksa lubang di bagian tengah dari kemungkinan tersumbat,
kotor atau bengkok
b. Perakitan saringan bahan bakar
Perakitan saringan bahan bakar dilakukan sesuai dengan urutan Me-
masang ring O,,Memasang bodi bawah dan mengencangkan bautnya
Setelah pemasangan selesai, memeriksa saringan dari kebocoran
35
Gambar 32. Memeriksa Saringan dari Kebocoraran (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
3. Pemeliharan/servis Pompa Injeksi Bahan Bakar
a. Pembongkaran
Pembongkaran pompa injeksi didasarkan pada hasil kalibrasi
pompa injeksi pada mesin penguji/kalibrasi (test bench). Bila ternyata
hasil kalibrasi menunjukkan adanya kerusakan, pompa injeksi
dibongkar untuk diperiksa kerusakan tersebut. Pembongkaran bagian-
bagian (part) pompa injeksi diusahakan menggunakan alat servis
khusus (Special Service Tool/SST) yang telah tersedia sesuai dengan
tipe pompa injeksi yang tercantum pada buku petunjuk servis dari
pabrik (manual book). Pembongkaran meliputi:
1) governor,
2) Control rack
3) Poros nok
4) Tappet roller
5) Pegas pengontrol
6) Elemen pompa (plunyer dan silinder/barrel), dan
36
7) Katup pemberi, dudukan katup pemberi dan pemegangnya
b. Pemeriksaan dan perbaikan
Beberapa bagian pompa injeksi yang perlu diperiksa dan di-
perbaiki di antaranya:
1) Pemeriksaan Katup pemberi (delivery valve), sebagai berikut:
Menarik katup ke atas dan menutup lubang pada bagian dasar
dudukan katup dengan ibu jari. Bila katup dilepaskan akan turun
dengan cepat dan berhenti di tempat ring pembebas menutup
dudukan lubang katup. Bila tidak demikian berarti katup rusak dan
diganti satu set.
Gambar 33. Memeriksa Kerapatan Katup Pemberi (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
a. Menutup lubang dasar dudukan katup dengan ibu jari
Selanjutnya katup dimasukkan ke dalam dudukan katup dan
ditekan dengan jari. Bila jari dilepaskan katup akan naik ke atas
pada posisi semula dan bila tidak demikian berarti katup telah
aus, dan harus diganti satu set
37
b. Menarik katup ke atas. Bila katup dilepaskan katup akan turun
akibat beratnya sendiri. Bila rusak harus diganti satu set.
Gambar 34. Memeriksa Kerja Katup Pemberi (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
2) Pemeriksaan Plunyer dan Silinder/Barrel, diperiksa sebagai
berikut:
Memiringkan sedikit silinder dan mengeluarkan plunyer.
Bila plunyer dilepaskan akan turun pelan-pelan oleh beratnya
sendiri. Selanjutnya plunyer diputar dan melakukan pemeriksaan
seperti sebelumnya. Bila pada satu posisi tidak baik, plunyer dan
silinder diganti satu set.
Gambar 35. Memeriksa Presisi Plunyer (sumber: Diesel Fundamentals, Service, Repair)
38
3) Pemeriksaan Control rack dan pinion
Pemeriksaan ini dilakukan dengan permukaan gigi pinion
dari kerusakan atau keausan.
4) Pemeriksaan tappet dan roller dan bushing dari kemungkinan aus
dan kerusakan. Diperiksa pula kelonggarannya pada kondisi
terpasang.
5) Pemeriksaan poros nok dari keausan dan kerusakan. Diperiksa pula
perapat olinya, bantalannya
5. Pemeliharaan/servis Nosel Injeksi (Injektor)
a. Pembongkaran nosel injeksi
1. Nosel injeksi sebelum diservis lebih dahulu dilepaskan dari unit sis-
tem injeksi bahan bakar.Selanjutnya nosel ditempatkan menurut
urutan nomor silinder mesin.
2. Pengujian injeksi, dilakukan dengan memasang nosel pada tester,
dan mengeluarkan udara melalui pemegangnya.Selanjutnya tekanan
injeksi diuji dengan memompa tester sebanyak 50-60 kali tiap
menit. Hasil tekanan selanjutnya dilihat (Standar nosel baru lebih
tinggi daripada nosel bekas). Bila diperlukan penyetelan tekanan
dapat dilakukan pada mur penyetel
39
Gambar 36. Menguji Tekanan Nosel Injeksi Pada Tester (sumber: Toyota engine group step 2:1)
Gambar 37. Penyetelan Tekanan Pada Nosel Injeksi (sumber: Toyota engine group step 2:1)
3. Kondisi semprotan bahan bakar dari nosel injeksi harus berbentuk
lingkaran (dengan kertas pada jarak 30 cm dari ujung nosel). Pada
nosel injeksi harus tidak terdapat tetesan.
Gambar 38. Bentuk Semprotan Pada Nosel Injeksi (sumber: Toyota engine group step 2:1)
40
Gambar 39. Bentuk Semprotan Bahan Bakar yang Baik (sumber: Toyota engine group step 2:1)
4. Selanjutnya bila dilakukan pengujian kekedapan solar, pada
tekanan 100 kg/cm2 tidak terdapat kebocoran pada dudukan katup
nosel dan mur pengikatnya
5. Pembongkaran bagian-bagian nosel injeksi
b. Pembersihan nosel
Mencuci dan membersihkan nosel dengan menggunakan pem-
bersih dan solar. Pembersih dapat berupa kayu atau sikat tembaga yang
lembut. Dudukan nosel dibersihkan dengn skrap pembersih.Lubang bo-
di nosel injeksi dibersihkan dengan jarum pembersih.
c. Menguji peluncuran jarum nosel
1) Membersihkan bodi dan jarum dengan solar
2) Menarik jarum nosel kira-kira sampai setengahnya di dalam bodi
dan melepaskan
3) Jarum akan meluncur dengan lembut akibat beratnya
4) Putar sedikit posisi jarum dan lakukan test yang sama
5) Bila salah satu posisi jarum peluncuran tidak lembut, nosel harus
diganti dalam satu set
41
Gambar 40. Menguji Peluncuran Jarum Nosel (sumber: Toyota engine group step 2:1)
d. Merakit nosel injeksi bahan bakar
Merakit bagian-bagian nosel injeksi dengan urutan kebalikan
dari pembongkaran
42
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem bahan bakar mesin diesel dibedakan berdasarkan pompa injeksi
yang digunakan, yaitu dengan pompa injeksi indenpendent, pompa injeksi
commount, dan commount rail. Persamaan sistem injeksi tersebut adalah
mempunyai fungsi menyalurkan bahan bakar dari tangki kedalam ruang bakar.
Perbedaan utamanya pada pompa injeksi sistem indenpendent adalah tiap
silinder mesin mempunyai satu silinder pompa, sedangkan pada sistem injeksi
dengan pompa commount (distributor) semua silinder mesin dilayani oleh satu
elemen pompa, sedangkan pompa injeksi commount rail tekanan bahan bakar
dikontrol dengan common rail pressure sensor dan regulator sebelum
dikirimkan ke masing-masing injector secara bersamaan.
1. Sistem bahan bakar mesin diesel memiliki tugas utama:
a) Menepatkan saat penginjeksian bahan bahar ke dalam ruang bakar me-
sin diesel
b) Mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar
c) Mengendalikan kecepatan penyaluran bahan bakar ke dalam silinder
mesin, dan
d) Mengabutkan bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder mesin.
42
43
2. Komponen-komponen sistem bahan bakar secara lengkap adalah:
Tangki bahan bakar
a) Saringan/filter bahan bakar dan sedimenter air
b) Pompa pemindah bahan bakar
c) Pompa injeksi bahan bakar
d) Injector atau noselinjeksi
e) Automatik timer, dan
f) Governor.
3. Langkah kerja dalam pemeliharaan/servis komponen sistem bakar pada mo-
tor diesel adalah meliputi pembongkaran, pembersihan, pemeriksaan, per-
baikan, perakitan/pemasangan, dan pengujian.
B. Saran
1. Untuk menghindari kecelakaan dalam pengerjaan, baik kecelakaan pekerja,
alat-alat dan bahan penulis menyarankan agar menggunakan alat-alat
keselamatan bekerja seperti: baju praktek, sarung tangan, masker, sepatu
safety, helm, dan sebagainya serta menggunakan peralatan sesuai fungsi
dan spesifikasinya.
2. Dalam melakukan proses pengerjaan pembongkaran dan pemasangan
komponen sistem bahan bakar kerjakan dengan hati-hati dan sabar agar
menghasilkan hasil kerja sesuai yang diharapkan.
44
3. Sebagai mahasiswa, sebaiknya mempunyai kemampuan untuk mengem-
bangkan pola pikir dalam menyelesaikan Tugas Akhir, agar permasalahan
yang timbul dapat diatasi dengan baik.
45
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Daryanto. 1995. Teknik Service Mobil. Jakarta : Aneka FT – UNP ( 2008 ). Pedoman Pembuatan Karya Ilmiah Skripsi Tugas Akhir Dan
Karya Akhir Dan Proyek Akhir Mahasiswa Teknik UNP. Padang. Anonim. (t.th.). Pedoman Reparasi Mesin 2 D. Jakarta: PT. Toyota
Astra Motor.
New Step 1.1995. Training Manual. Jakarta: PT. Toyota
Astra Motor.
New Step 2. Engine Group. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor http://egavebriasandi.wordpress.com http://www.scribd.com/doc/50410474/Power-Train