laporan engine

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini dan semakin pesatnya perkembangan teknologi memacu tumbuh pesatnya perkembangan industri, seiring hal tersebut menyebabkan terciptanya dunia kerja yang membutuhkan tenaga kerja yang terampil, profesional dan berpengetahuan yang luas dibidangnya masing-masing. Pertumbuhan dunia industri tidak terlepas dari dukungan peralatan-peralatan canggih yang sangat membantu aktivitas produksi industri tersebut. Sebagai contoh industri transportasi. Industri ini sangat berkaitan erat dan bergantung pada perkembangan industri otomotif. Seperti yang kita ketahui sebagian besar kendaraan yang digunakan pada industri transportasi menggunakan kendaraan bermesin diesel. Karena itu dibutuhkan tenaga pemeliharaan yang mengerti akan engine diesel untuk mendukung laju aliran produksi di industri tetap lancar. Dalam dunia perindustrian motor diesel tidak hanya digunakan pada industry transportasi saja. Tetapi juga dapat digunakan untuk penggunaan yang lebih luas contohnya pada pembangkit listrik. Karena kebutuhan akan tenaga pemeliharaan yang berkompeten maka perlu diadakan

Upload: abdeddy-irwansyah

Post on 12-Aug-2015

343 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Engine

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini dan semakin pesatnya perkembangan teknologi

memacu tumbuh pesatnya perkembangan industri, seiring hal tersebut menyebabkan

terciptanya dunia kerja yang membutuhkan tenaga kerja yang terampil, profesional

dan berpengetahuan yang luas dibidangnya masing-masing. Pertumbuhan dunia

industri tidak terlepas dari dukungan peralatan-peralatan canggih yang sangat

membantu aktivitas produksi industri tersebut. Sebagai contoh industri transportasi.

Industri ini sangat berkaitan erat dan bergantung pada perkembangan industri

otomotif. Seperti yang kita ketahui sebagian besar kendaraan yang digunakan pada

industri transportasi menggunakan kendaraan bermesin diesel. Karena itu dibutuhkan

tenaga pemeliharaan yang mengerti akan engine diesel untuk mendukung laju aliran

produksi di industri tetap lancar.

Dalam dunia perindustrian motor diesel tidak hanya digunakan pada industry

transportasi saja. Tetapi juga dapat digunakan untuk penggunaan yang lebih luas

contohnya pada pembangkit listrik. Karena kebutuhan akan tenaga pemeliharaan

yang berkompeten maka perlu diadakan pelatihan yang mampu mendidik dan

menghasilkan tenaga yang mengerti pemelihaan motor diesel. Praktikum di labor

merupakan suatu wadah yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk

memperoleh pengalaman dan keterampilan di bidang engine atau motor diesel.

I.2. Tujuan

Tujuan umum

- Untuk memenuhi dan melengkapi nilai mata kuliah praktikum bengkel di

Politeknik Negeri Padang.

- Sebagai pengembangan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti

perkuliahan secara teori maupun praktek.

Page 2: Laporan Engine

Tujuan Khusus

- Agar mengetahui sistem-sistem yang terdapat pada Engine Diesel.

- Agar berpengetahuan dan dapat melakukan pengoperasian Engine Diesel

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

- Agar berpengetahuan dan dapat melakukan perawatan terhadap Engine

Diesel sesuai dengan manual service yang ada.

1.3. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah melalui study

literature, pengambilan data dan informasi praktikum dan juga mahasiswa dapat

berdiskusi secara langsung dengan Instruktur praktikum.

Page 3: Laporan Engine

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Mengenal Motor Diesel

Motor diesel ditemukan oleh DR. Rudolf Diesel pada tahun 1893. Dan sejak

tahun 1900 mulai digunakan secara luas didunia industri. Hingga saat ini motor diesel

banyak mengalami perkembangan, baik konstruksi maupun kontrolnya.

Motor diesel adalah salah satu jenis Internal Combustion Engine (motor

pembakaran dalam) dimana proses pembakaran terjadi di dalam silinder motor itu

sendiri. Gas panas hasil pembakaran langsung digunakan untuk kerja mekanis. Motor

diesel juga disebut Compression Ignition Engine (mesin penyalaan kompresi) karena

penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar ke dalam

udara yang telah bertekanan dan bertemperatur tinggi, sebagai akibat dari proses

kompresi. Motor diesel banyak digunakan karena memiliki banyak keuntungan,

diantaranya adalah:

Tenaganya besar per berat mesin

Konsumsi bahan bakar sedikit dalam HP per jam

Konstruksi mesinnya kuat dan tahan lama

Kemungkinan terjadi kebakaran kecil

Torsi yang dihasilkan lebih besar.

Page 4: Laporan Engine

2.2. Klasifikasi Motor Diesel

Dalam perkembangannya yang pesat hingga saat ini. motor diesel telah

dikelompokkan ke dalam beberapa kelas dan tipe berdasarkan ciri – cirri tertentu,

antara lain:

2.2.1. Klasifikasi Motor Diesel Berdasarkan Langkah

Motor diesel berdasarkan langkah (stroke) dalam satu kali siklus kerja dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a. 4 langkah (4 stroke)

Dalam motor 4 langkah untuk menghasilkan tenaga dibutuhkan dua kali

putaran poros engkol. Jadi piston melakukan empat kali langkah kerja yaitu, langkah

hisap, langkah kompresi, langkah kerja dan langkah buang.

b. 2 langkah (2 stroke)

Dalam jenis ini untuk menghasilkan tenaga hanya dibutuhkan satu kali

putaran poros engkol atau dua kali langkah piston turun naik..

2.2.2. Klasifikasi Motor Diesel Berdasarkan Letak Cylinder

Motor diesel berdasarkan letak silindernya dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

a. In-line type

Cylinder-cylinder disusun dalam garis lurus dimana gerakan pistonnya ke atas

dan ke bawah.

b. V-type

Cylinder-cylinder disusun dalam satu garis di kedua sisi crankshaft dalam

bentuk V. biasanya digunakan untuk motor diesel bersilinder banyak (8,12 dan 16

cylinder), dengan derajat antara 500 – 900. Biasanya cara pemberian nomor pada

cylinder dimulai dari yang paling depan yaitu yang terjauh/ berlawanan dengan

flywheel.

Page 5: Laporan Engine

2.2.3. Klasifikasi Motor Diesel Berdasarkan Arah Putaran Motor diesel

Klasifikasi berdasarkan arah putaran motor diesel adalah sebagai berikut:

a. SAE standart rotation ( berlawanan dengan arah jarum jam )

Standar putaran motor diesel dapat dilihat dari belakang yaitu dari arah

flywheel ke arah depan.

b. Opposite SAE rotation ( searah dengan arah jarum jam )

Arah putaran motor diesel searah dengan jarum jam, dan biasanya hanya

terdapat pada model tertentu, akan tetapi dengan mengatur beberapa komponen motor

diesel dapat merubah putaran berlawanan arah jarum jam menjadi searah jarum jam.

2.2.4. Klasifikasi Motor Diesel Berdasarkan Lokasi Camshaft

Klasifikasi motor diesel berdasarkan lokasi camshaft adalah sebagai berikut:

a. Cam in block (camshaft diletakkan di dalam Cylinder Block Motor Diesel).

Gambar 2.2 Cam in block

b. Overhead camshaft (camshaft terdapat pada cylinder head).

Page 6: Laporan Engine

Gambar 2.3 Overhead camshaft

c. Outboard camshaft (camshaft diletakkan pada sisi cylinder block motor diesel)

Gambar 2.4 Outboard camshaft

Page 7: Laporan Engine

2.2.5. Klasifikasi Motor Diesel Berdasarkan Besar Putaran

Klasifikasi motor diesel berdasarkan besar putaran yang dihasilkan adalah

sebagai berikut:

a. 350 rpm – 1000 rpm : motor diesel putaran rendah.

b. 1000 rpm – 1500 rpm : motor diesel putaran menengah

c. 1500 rpm – 2000 rpm : motor diesel diatas putaran menengah

d. 2000 rpm – 3500 rpm : motor diesel putaran tinggi

2.2.6. Klasifikasi Motor Diesel Berdasarkan Ruang Bakar

Klasifikasi motor diesel berdasarkan rancangan ruang bakar dapat dibedakan

menjadi:

a. Ruang Bakar Terbuka (Open Combustion Chamber)

Bentuk : sederhana, bahan bakar langsung disemprotkan kedalam ruang akar.

Perlu injector dengan tekanan semprot tinggi 180 – 300 Kg/cm2, tekanan gas 60 –

100Kg/cm2, agar pengabutan yang dihasilkan baik dan mampu mendistribusikan

bahan bakar sehingga merata.

Gambar 2.5 Motor diesel dengan ruang bakar terbuka

b. Ruang bakar kamar depan (pre combustion chamber)

Bagus untuk RPM rendah. RB terbagi 2 yaitu RB kamar depan (30-40%

volume ruang bakar) + RB utama. Sebagian bahan bakar yang disemprotkan akan

terbakar di kamar depan. Tekanan naik dan tekanan ini merambat pada RB utama,

Page 8: Laporan Engine

sehingga timbul pembakaran. Proses ini membantu pengabutan bahan bakar pada RB

dengan baik. Tekanan ijektor 85-140 kg/cm2 (pentle nozzle), bahan bakar yang

terbakar 20% volume RB dan tekanan gas 50-60 kg/cm2, bahan bakar yang dipakai

15% lebih besar dari pada open combustion chamber.

Gambar 2.6 Jenis ruang bakar kamar depan

c. RB Turbulensi (kamar pusat)

Digunakan untuk rpm tinggi dan rendah. Pada jenis ini terjadi sirkulasi,

sehingga bahan bakar akan berputar dan percampuran akan merata. Tekanan semprot

85-100 kg/cm2. Type pintle nozzle. Tekanan gas 60 – 70 kg/cm2 dengan busi pijar.

Gambar 2.7 Ruang bakar turbulensi

Page 9: Laporan Engine

d. RB Energi Cell / Lanova (rpm tinggi atau randah)

Ruang bakar lanova dibagi menjadi 2 yaitu, Ruang lanova besar dan kecil.

60% bahan bakar yang disemprotkan masuk ke dalam ruang lanova.yang bervolume

10% ruang bakar. Proses penyalaan pertama terjadi di dalam ruang bakar utama,

sementara penyemprotan berlangsung, terjadi pambakaran di ruang lanova kecil.

Kenaikan tekanan yang terjadi menyebabkan bahan bakar yang belum terbakar

sempurna tersebut akan tersembur keluar dan menghasilkan percampuran yang lebih

efektif karena ruang bakar dibentuk untuk menghasilkan arus berputar. Dengan

demikian diharapkan terjadi pembakan yang lebih halus. Tekanan penyemprotan

adalah sekitar 125 - 130 kg/cm2.

Gambar 2.8 Ruang bakar energy cell lanova

2.2.7. Klasifikasi motor diesel berdasarkan cara pemasukan udara

Klasifikasi motor diesel berdasarkan cara pemasukan udara ke dalam

cylinder dapat dibedakan menjadi:

a. Motor diesel dengan sistem naturally aspirated (NA)

Udara masuk kedalam cylinder dengan secara alami.

Page 10: Laporan Engine

Gambar 2.9 Motor diesel naturally aspirated

b. Motor diesel dengan turbocharger (T)

Adalah cara pemasukan udara dengan menggunakan turbine-blower. Yaitu

dengan memanfaatkan gas buang untuk memutar turbine dan diteruskan ke

blower yang akan mempercepat pemasukan udara masuk ke ruang bakar.

Gambar 2.10 Motor diesel turbocharger

c. Turbocharger & Aftercooler (TA)

Cara kerjanya hamper sama dengan sistem Turbocharger, hanya saja udara

yang masuk didinginkan terlebih dahulu sehingga udara yang masuk lebih padat

dengan menghilangkan sifat pemuaian udara ketika temperature tinggi.

Page 11: Laporan Engine

Gambar 2.11 Turbocharger dengan aftercooler

2.3. Prinsip Kerja Motor Diesel

Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh

Hukum Charles), mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran.

Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang

merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat

sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead

Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui

nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil

pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar

ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk

menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di

atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan

bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar

utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).

Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran

mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga

linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft

Page 12: Laporan Engine

dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada

ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen :

Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara yang

masuk ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh

turbin pada turbo/supercharger.

Intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara

yang panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka

dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa

lebih banyak.

Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa

mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala (spark/glow

plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin.

Lainnya menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk

menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin

beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan

mesin.

Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental dan meningkatkan

viscositas dan membentuk kristal lilin atau gel. Ini dapat mempengaruhi sistem bahan

bakar dari tanki sampai nozzle, membuat penyalaan mesin dalam cuaca dingin

menjadi sulit. Cara umum yang dipakai adalah untuk memanaskan penyaring bahan

bakar dan jalur bahan bakar secara elektronik.

Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah

governor, yang mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu para putaran

yang diinginkan. Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang

dikeluarkan akan menurun sehingga peralatan listrik tidak dapat berkerja

Page 13: Laporan Engine

sebagaimana mestinya, sedangkan apabila putaran mesin terlalu tinggi maka bisa

mengakibatkan over voltage yang bisa merusak peralatan listrik. Mesin diesel modern

menggunakan pengontrolan elektronik canggih mencapai tujuan ini melalui

elektronik kontrol modul (ECM) atau elektronik kontrol unit (ECU) - yang

merupakan "komputer" dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan mesin

melalui sensor dan menggunakan algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang

disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui

aktuator elektronik atau hidrolik untuk mengatur kecepatan mesin.

2.3.1 Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah

Gambar 2.12 Siklus Kerja Motor Diesel 4-Langkah

1. Langkah Pemasukan Udara(Intake Stroke)

Intake valve membuka dan exhaust valve tertutup

Piston begerak dari TDC (TMA) ke BDC (TMB) dan udara bersih masuk ke

dalam cylinder.

2. Langkah Kompresi (Compression Stroke)

Intake dan exhaust valve tertutup. Piston bergerak dari TMB ke TMA dan

udara bersih dikompresikan.

Page 14: Laporan Engine

Sesaat sebelum piston tiba di TMA, bahan bakar disemprotkan kedalam

cylinder, akibat panas udara yang dikompresikan (1000 F)

mencapai/melampaui titik nyala maka bahan bakar terbakar dengan

sendirinya, dan pada saat inilah proses pembakaran dimulai.

3. Langkah Usaha (Power Stroke)

Intake dan exhaust valve terututup.

Pada waktu terjadi proses pembakaran, temperatur didalam cylinder bisa

mencapai 1000 F.

Energi panas yang terjadi, dengan tekanan tinggi lalu mendorong piston

bergerak dari TDC ke BDC. Pada peristiwa ini piston sedang melakukan

usaha.

4. Langkah Buang (Exhaust Stroke)

Intake valve tertutup dan exhaust valve membuka.

Piston begerak dari TMB ke TMA.

Exhaust gas terdorong keluar dengan temperatur berkisar antara 600 F -

1000 F.

2.3.2 Prinsip Kerja Motor Diesel Dua Langkah

Page 15: Laporan Engine

Gambar 2.13 siklus kerja motor diesel 2 – langkah

Sebuah siklus dua langkah diselesaikan dalam dua langkah, atau satu putaran

crankshaft, sedangkan siklus empat langkah memerlukan dua putaran. Perbedaan

utama antara motor diesel dua langkah dengan motor diesel empat langkah adalah

pada metode pengeluaran gas yang telah terbakar dan pengisian silinder dengan udara

segar. Dalam mesin dua langkah operasi ini dilakukan di dekat TMB (titik mati

bawah) oleh pompa atau penghembus udara terpisah.

Prinsip kerja motor diesel dua langkah adalah sebagai berikut:

1. Pengisian

Piston bergerak dari TMB ke TMA, saluran hisap terbuka dan udara masuk ke

ruang bakar sementara di lain pihak piston melakukan kompresi. Sebelum piston

sampai pada titik mati atas, bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar melalui

nozzle. Udara yang dikompresi bercampur dengan bahan bakar sehingga terbakar.

Hal ini mengakibatkan piston bergerak dari TMA ke TMB.

2. Kompresi

Piston bergerak dari TMB ke TMA dan terjadi kompresi karena kedua saluran

tertutup oleh piston. Gerakan naik piston menyebabkan udara terkompresi kemudian

disemprotkan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Demikian siklus ini berulang

terus-menerus.

3. Ekspansi

Piston bergerak dari TMA ke TMB sebagai akibat ekspansi dan beberapa saat

kemudian saluran buang terbuka maka gas buang akan keluar bersamaan kemudian

itu udara dalam ruang bakar akan terdesak dan keluar untuk masuk ke ruang bakar.

Sering juga disebut sebagai langkah pembilasan.

Page 16: Laporan Engine

2.4. Sistem Penunjang Motor Diesel

Sistem bahan bakar

Sistem pemasukan dan pengeluaran udara

Sistem pelumasan

Sistem pendinginan

Page 17: Laporan Engine

BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat dan Bahan yang digunakan

1 Unit Engine Stand

1 Unit kunci kombinasi Ring dan Pas

Obeng + dan obeng –

Jangka Sorong

Kunci Shock Box

Palu Plastik

Palu Karet

Kompresor

Katrol

Kunci Momen

Tang

Pelumas

Oli Mesin

Solar

Kain Lap

Kabel

Page 18: Laporan Engine

BAB IV

LANGKAH KERJA

4.1 Proses Kerja

1. Persiapan

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

Gunakan pakaian praktek dasn peralatan keselamatan lainnya.

Bacalah dan pahami manual book engine tersebut.

Periksa kondisi mesin sebelum dibongkar.

Apabila mesin tersebut hidup, usahakan terlebih dahulu untuk dihidupkan

tujuannya untuk mendeteksi kemungkinan kerusakan.

2. Proses Pembongkaran

a. Kepala Silinder

Lepaskan kabel-kabel kelistrikan yang berhubungan dengan mesin (kabel

baterai, system pengapian, system pengisian, dll).

Keluarkan air pendingin yang ada dalam radiator dengan membuka saluran

pembuangannya.

Buka cup kepala silinder dengna membuka dua buah baut penguncinya.

Buka saluran masuk (intake manifold) dan saluran buang (exhause manifold)

dari bagian sisi samping kepala silinder.

Buka baut-baut pengunci atau pengikat kepala silinder dengan blok silinder

secara bertahap dengan urutan yang benar, dimulai dengan membuka baut

yang bagian luar berurut ke dalam dengan berpasangan.

Angkat kepala silinder menggunakan kedua belah tangan .

Jika sulit, gunakan tekanan yang ada pada silinder dengan memutar poros

engkol beberapa putaran.

Tempatakan kepala silinder ditempat yang aman.

Sebelum mengangkat kepala silinder dari blok silinder, mekanisme timing

belt telah dilepaskan.

Page 19: Laporan Engine

b. Timing belt dan Pompa bahan bakar (fuel pump)

Longgarkan baut pengikat (penyetel alternator) dan baut pengikat dudukan

alternator , sehingga alternator dapat digerakkan, lalu lepaskan tali kipas dari

dudukannya pada puli.

Buka perangkat kipas pendingin dengan hati-hati.

Buka puly yang ada pada poros engkol (kranksaft) dengan membuka baut

nya terlebih dahulu menggunakan kunci shock 18 mm, lalu lepaskan puly

mengunakan dua belah tangan dengan hati-hati atau menggunakan treker

apabila sulit dilepaskan.

Buka cover timing belt dengan membuka baut-bautnya, sebelumnya buka

terlebih dahulu pan oli (carter).

Buka timing belt bagian luar (A) terlebih dahulu dengan melonggarkan baut

penyetel timing belt tensioner.

Selanjutnya lepaskan timing belt tensioner supaya belt lebih mudah

dilepaskan dari puly.

Lepaskan timing belt dari puly dengan hati-hati, hindari cairan minyak

apapun mengenai timing belt tersebut.

Kemudian lepas timing belt yang bagian dalam (B) dengan melonggarkan

baut penyetel timing belt tensioner bagian B.

Selanjutnya lepaskan timing belt tensioner supaya belt lebih mudah

dilepaskan dari puly.

Lepaskan timing belt dari puly dengan hati-hati, hindarkan cairan minyak

apapun mengenai timing belt tersebut, dan tempatkan timing belt tersebut di

tempat yang aman.

Sebelum melepas timing belt, pstikan kita menepatkan tanda-tanda yang

terdapat pada puly (timing mark) tujuannya agar mudah dalam pemeriksaan

dan pengamatan serta memasang atau merangkai kembali.

Page 20: Laporan Engine

Setelah semua timing belt di buka, selanjutnya buka Pompa bahan bakar

(fuel pump) dan pompa air (water pump).

Tempatkan komponen-komponen tersebut pada tempat yang aman.

c. Blok Silinder

Buka bantalan depan poros input dengan SST (09303-35011).

Buka roda gaya (flaywheel) dengan membuka baut pengikatnya, buka juga

plot ujung belakangnya.

Buka rear plate, bell housing cover, oil seal case.

Buka semua komponen yang menempel dan berhubungan dengan blok

silinder.

Buka torak / piston dan connecting rod assembly dengan membuka

connecting rod cap. Buka mur (nut) nya menggunakan kunci shock 12 mm.

Ketika membuka piston dan connecting rod assembly posisikan mur bagian

connecting rod cap yang akan dibuka berada dibagian luar atau atas.

Pekerjaan ini dilakukan secara berpasangan, 2 dengan 3 dan 1 dengan 4.

Setelah connecting rod cap lepas dari dudukannya, dorong connecting rod

menggunakan dua belah jempol tangan, apabila sulit, dorong menggunakan

tangkai palu yang terbuat dari kayu dengan hati-hati.

Tempatkan semua komponen yang dilepas tadi pada tempat yang aman.

Setelah semua piston dan connecting rod assembly dikeluarkan dari silinder,

selanjutnya membongkar poros engkol (crankshaft).

Buka bearing cap dengan membuka baut pengikatnya.

Setelah semua bearing cap dibuka, angkat poros engkol (crankshaft) dengan

hati-hati dan tempatkan komponen tersebut pada tempat yang aman.

Page 21: Laporan Engine

Untuk proses pemasangan atau perakitan kembali, sesuai dengan langkah

pembongkaran, namun dimulai dari urutan langkah pembongkaran yang terahir

dibongkar untuk dipasang pertamakali.

4.2 Penyetelan

a. Menentukan Top Kompresi

Untuk penyetelan katup, perhatikan saat piston pada top kompresi silinder 1,

seperti dalam table berikut.

Silinde

r

Proses

Kerja

Posisi Katup

IN EX

1 K T T

2 U T T

3 I BK T

4 B T BK

Keterangan:

K = Kompresi

U = Usaha

I = Isap

B = Buang

T = Tutup

BK = Buka

b. Menentukan katup-katup yang baik Disetel

Dari table diatas dapat dijelaskan katup-katup yang baik untuk disetel dan

yang tidak baik untuk disetel.

Page 22: Laporan Engine

1. Silinder 1

Katup IN dan EX baik disetel karena katup-katupnya menutup rapat dan

celahnya maksimum.

2. Silinder 2

Katup IN baik disetel, tetapi katup EX nya tidak baik disetel meskipun

katupnya juga menutup. Hal ini disebabkan celah katup EX sudah mulai

menyempit untuk persiapan membuka katup buang.

3. Silinder 3

Katup IN silinder 3 tidak baik disetel karena dalam posisi membuka,

sehingga celah katupnya tidak ada. Katup EX silinder 3 baik untuk disetel.

4. Silinder 4

Katup-katup silinder 4 sebaiknya disetel pada posisi top kompresi

silinder 4 karena hasil penyetelannya akan lebih baik dan tepat. Demikian

juga dengan katup-katup yang lainnya yang belum disetel.

Page 23: Laporan Engine

BAB V

KESELAMATAN KERJA

5.1 Keselamatan Operator

1. Gunakan pakaian kerja yang sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan2. Gunakan safety shoes untuk keamanan kaki3. Sediakan majun untuk membersihan tangan dari oli atau gemuk4. Gunakan peralatan pendukung bila dibutuhkan seperti sarung tangan

5.2 Keselamatan Alat dan Bahan

1. Gunakan peralatan sesuai fungsinya2. Jangan menggunakan palu yang lebih keras apabila dibutuhkan palu untuk

membantu proses kerja3. Bersihkan peralatan setelah praktikum

5.3 Keselamatan Lingkungan

1. Hindari oli tumpah dilantai, jika tumpahbersihkan segera2. Jika ada air yang tergenang di lantai, segera keringkan3. Susun dengan rapi peralatan dan komponen yang dibongkar di lingkungan

agar tidak mengganggu kegiatan pihak lain4. Bersihkan lingkungan kerja setelah setelah selesai praktikum

Page 24: Laporan Engine

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Dengan adanya praktek, pengetahuan dan wawasan mahasiswa menjadi

bertambah.

2. Ketelitian dan kecermatan sangat dibutuhkan ketika praktek.

3. Kerja sama yang baik antara peserta praktek dengan instruktur sangat

diharapkan supaya praktek bisa berjalan dengan baik.

4. Setelah dilakukan pembongkaran, kemudian dilakukan pemeriksaan dan

perawatan (melihat secara visual dan pengukuran) Engine dalam kondisi layak

pakai, namun harus segera diganti peralatan atau komponen yang sudah aus.

5. Pengaliran arus listrik dari sumber arus dipengaruhi oleh kabel yang

digunakan.

6.2 Saran

1. Pergunakan alat sesuai fungsinya.

2. Pergunakan teknik pengencangan, pemasangan, pembongkaran yang telah

disarankan.

3. Patuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan.

4. Gunakan manual bool sebagai acuan dalam perawatan dan perbaikan Engine

tersebut.

5. Kepada yang berwenang menyediakan spartpart, supaya kebutuhan ketika

akan praktek sudah dipenuhi sebelum atau ketika praktek.

Page 25: Laporan Engine

DAFTAR PUSTAKA

Course Note Teknik Perawatan dan Perbaikan Mesin Industri I. Jurusan Teknik

Mesin : Politeknik Negeri Padang, 2012.

New Step 1 Training Manual. PT. Toyota Astra, 1995

Page 26: Laporan Engine

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

1.2 Tujuan Praktikum

1.3 Metodologi Praktikum

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat dan Bahan yang digunakan

BAB IV LANGKAH KERJA

BAB V KESELAMATAN KERJA

5.1 Keselamatan Operator5.2 Keselamatan Alat dan Bahan5.3 Keselamatan Lingkungan

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: Laporan Engine

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini sebagaimana mestinya. Kemudia salawat beserta salam penulis mohonkan agar disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW sebab berkat jasa beliau kita dapat menikmati kehidupan yang berlandaskan pondasi islam saat ini.

Selanjutnya terima kasih dari penulis kepada pihak yang telah membantu penulis selama melakukan praktikum dimana berkat bantuan tersebut praktikum labor Maintenance ini dapat terlaksanan dengan baik. Yang pertama kepada instruktur di labor, melalui bimbingan yang diberikan selama menjalani praktek penulis mendapatkan panduan selama kegiatan maupun untuk penulisan laporan ini. Selanjutnya kepada rekan-rekan sesame praktek terima kasih untuk bantuannya demi kelancaran aktivitas di labor dan penyusunan serta penulisan laporan.

Laporan ini adalah bentuk tertulis dari hasil praktkum yang telah penulis lakukan di labor/bengkel. Pada laporan ini berisi informasi mengenai kegiatan praktek berupa langkah pengerjaan, alat dan bahan yang digunakan, landasan teori praktikum, tujuan, serta data yang telah diperoleh dari hasil praktikum.

Dalam penulisannya penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan perbaikan yang harus dilakukan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak yang membutuhkan.

Padang, 16 Januari 2013

Page 28: Laporan Engine

Penulis

LAPORAN PRAKTEK BENGKEL MAINTENANCE

PRAKTEK ENGINE DIESEL

Di susun oleh :

NAMA : RinaldoNO BP : 0801012052KELAS : 3 MB REGULERINSTRUKTUR : Maimuzar, ST.,MT

Page 29: Laporan Engine

POLITEKNIK NEGERI PADANGJURUSAN TEKNIK MESIN

2013