sistem mutu laboratorium bbm

Upload: arluky-novandy

Post on 28-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    1/35

    BAB I

    SISTEM MUTU LABORATORIUM

    I.1 Induk Organisasi

    Organisasi Sistem mutu suatu laboratorium uji menginduk pada ISO 17025

    dimana sistem ISO ini mengatur suatu organisasi yang mampu telusur dalam sistem

    manajemen mutunya. Didalam suatu manajemen laboratorium yang terakreditasi sesuai

    dengan ISO 17025 memiliki beberapa persyaratan yang antara lain adalah persyaratan

    manajemen, adapun persyaratan manajemen tersebut meliputi :

    I.1. organisasi

    a. Laboratorium atau organisasi induknya harus merupakan suatu kesatuan yang

    secara legal dapat dipertanggungjawabkan.

    b. Merupakan tanggung jawab laboratorium untuk melakukan pengujian dan

    kalibrasi sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan Standar ini dan untuk

    memuaskan kebutuhan pelanggan, pihak yang berwenang, atau organisasi yang

    memberikan pengakuan.

    c.

    Sistem manajemen harus mencakup pekerjaan yang dilakukan dalam fasilitaslaboratorium yang permanen, di tempat di luar fasilitas laboratorium yang

    permanen atau dalam fasilitas laboratorium yang sementara atau bergerak.

    d. Apabila laboratorium merupakan bagian dari suatu organisasi yang melakukan

    kegiatan selain pengujian dan/atau kalibrasi, tanggung jawab personel inti di

    dalam organisasi yang mempunyai keterlibatan atau pengaruh pada kegiatan

    pengujian dan/atau kalibrasi harus ditetapkan untuk mengidentifikasi

    pertentangan kepentingan yang potensial.

    e. Laboratorium harus :

    e.1 mempunyai personel manajerial dan teknis yang, disamping tanggung

    jawabnya yang lain, memiliki kewenangan dan sumber daya yang cukup

    untuk melaksanakan tugasnya, termasuk penerapan, pemeliharaan dan

    peningkatan sistem manajemen, dan untuk mengidentifikasi kejadian

    penyimpangan dari sistem manajemen atau dari prosedur untuk

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    2/35

    melaksanakan pengujian dan/atau kalibrasi, dan untuk memulai tindakan

    untuk mencegah atau meminimalkan penyimpangan tersebut.

    e.2 memiliki pengaturan untuk menjamin bahwa manajemen dan personelnya

    bebas dari setiap pengaruh dan tekanan komersial, keuangan dan tekanan

    internal dan eksternal yang tidak diinginkan serta tekanan lainnya yang

    dapat berpengaruh negatif terhadap mutu kerja mereka.

    e.3 memiliki kebijakan dan prosedur untuk memastikan adanya perlindungan

    atas kerahasiaan informasi dan hak kepemilikan pelanggan, termasuk

    prosedur untuk melindungi penyimpanan dan penyampaian hasil secara

    elektronik.e.4 memiliki kebijakan dan prosedur untuk menghindari keterlibatan dalam

    setiap kegiatan yang akan mengurangi kepercayaan pada kompetensi,

    ketidakberpihakan, integritas pertimbangan dan operasionalnya.

    e.5 menetapkan stuktur organisasi dan manajemen laboratorium,

    kedudukannya di dalam organisasi induk, dan hubungan antara

    manajemen mutu, kegiatan teknis danjasa penunjang.

    e.6 menentukan tanggung jawab, wewenang dan hubungan antar semua

    personel yang mengelola, melaksanakan atau memverifikasi pekerjaan

    yang mempengaruhi mutu pengujian dan/atau kalibrasi;

    e.7 melakukan penyeliaan yang memadai pada staf pengujian dan kalibrasi,

    termasuk personel yang dilatih oleh personel yang memahami metode dan

    prosedur, maksud dari tiap pengujian dan/atau kalibrasi, dan penilaian

    terhadap hasil pengujian atau kalibrasi;

    e.8 memiliki manajemen teknis yang sepenuhnya bertanggung jawab atas

    kegiatan teknis dan ketentuan sumber daya yang diperlukan untuk

    menjamin mutu yang dipersyaratkan dalam kegiatan laboratorium;

    e.9 menunjuk seorang staf sebagai manajer mutu (atau apapun namanya)

    yang, disamping tugas dan tanggung jawabnya yang lain, harus

    mempunyai tanggung jawab dan kewenangan tertentu untuk memastikan

    sistem manajemen yang terkait dengan mutu diterapkan dan diikuti setiap

    waktu; manajer mutu harus mempunyai akses langsung ke pimpinan

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    3/35

    tertinggi yang membuat keputusan terhadap kebijakan atau sumber daya

    laboratorium;

    e.10 menunjuk deputi untuk personel inti manajemen.

    e.11 memastikan bahwa personel menyadari relevansi dan pentingnya kegiatan

    mereka dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam pencapaian

    tujuan sistem manajemen.

    f. Manajemen puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi yang tepat

    ditetapkan dalam laboratorium dan bahwa komunikasi memegang peranan dalam

    kaitannya dengan efektivitas sistem manajemen.

    I.2 Sistem Manajemen

    Didalam suatu organisasi laboratorium yang terakreditasi juga terdapat beberapa

    tugas manajemen yang ikut menunjang sistem mutu di laboratorium. Dimana tugas

    tersebut meliputi :

    a. Laboratorium harus menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen

    yang sesuai dengan lingkup kegiatannya. Laboratorium harus mendokumentasikan

    kebijakan, sistem, program, prosedur, dan instruksi sejauh yang diperlukan untuk

    menjamin mutu hasil pengujian dan/atau kalibrasi. Dokumentasi dari sistem tersebut

    harus dikomunikasikan kepada, dimengerti oleh, tersedia bagi, dan diterapkan oleh

    semua personel yang terkait.

    b. Kebijakan sistem manajemen laboratorium terkait dengan mutu, termasuk pernyataan

    kebijakan mutu, harus dinyatakan dalam panduan mutu (apapun namanya).

    Keseluruhan sasaran mutu harus ditetapkan dan dikaji ulang dalam kajian manajemen.

    Pernyataan kebijakan mutu harus diterbitkan dibawah kewenangan manajemen

    puncak. Harus mencakup paling sedikit hal berikut :

    b.1 komitmen manajemen laboratorium pada praktek profesional yang baik dan

    pada mutu pengujian dan kalibrasi dalam melayani pelanggan;

    b.2 pernyataan manajemen untuk standar pelayanan laboratorium;

    b.3 tujuan sistem manajemen yang terkait dengan mutu;

    b.4 persyaratan yang menyatakan bahwa semua personel yang terlibat dalam

    kegiatan pengujian dan kalibrasi di laboratorium harus memahami

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    4/35

    dokumentasi mutu dan menerapkan kebijakan serta prosedur didalam

    pekerjaan mereka; dan

    b.5 komitmen manajemen laboratorium untuk memenuhi persyaratan Standar

    ini, dan secara berkelanjutan meningkatkan efektivitas sistem manajemen.

    c. Manajemen puncak harus memberikan bukti komitmen tentang pengembangan dan

    penerapan sistem manajemen dan meningkatkan efektivitasnya secara berkelanjutan.

    d. Manajemen puncak harus mengomunikasikan kepada organisasi mengenai

    pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan, persyaratan perundang-undangan dan

    peraturan lainnya.

    e. Panduan mutu harus mencakup atau membuat acuan ke prosedur pendukungtermasuk juga prosedur teknisnya. Panduan mutu harus menggambarkan struktur

    dokumentasi yang digunakan dalam sistem manajemen.

    f. Peranan dan tanggung jawab manajemen teknis dan manajer mutu, termasuk

    tanggung jawab mereka untuk memastikan kesesuaian dengan Standar ini harus

    ditetapkan dalam panduan mutu.

    g. Manajemen puncak harus memastikan bahwa integritas sistem manajemen dipelihara

    pada saat perubahan terhadap sistem manajemen direncanakan dan diterapkan.

    I.3 Pengendalian Dokumen

    Laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan

    semua dokumen (dibuat secara internal atau dari sumber eksternal) yang merupakan

    bagian dari sistem manajemen, seperti peraturan, standar, atau dokumen normatif lain,

    metode pengujian dan/atau metode kalibrasi, gambar, perangkat lunak, spesifikasi,

    instruksi dan panduan.

    I.3.1 Pengesahan dan Penerbitan Dokumen

    Semua dokumen yang diterbitkan untuk personel di laboratorium yang merupakan

    bagian dari sistem manajemen harus dikaji ulang dan disahkan oleh personel yang

    berwenang sebelum diterbitkan. Daftar induk atau prosedur pengendalian dokumen yang

    setara, yang menunjukkan status revisi yang terakhir dan distribusi dokumen dalam

    sistem manajemen, harus dibuat dan mudah didapat untuk menghindarkan penggunaan

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    5/35

    dokumen yang tidak sah dan/atau kadaluwarsa. Prosedur yang diberlakukan harus

    memastikan bahwa :

    a. edisi resmi dari dokumen yang sesuai tersedia di semua lokasi tempat dilakukan

    kegiatan yang penting bagi efektifitas fungsi laboratorium;

    b. dokumen dikaji ulang secara berkala, dan bila perlu, direvisi untuk memastikan

    kesinambungan kesesuaian dan kecukupannya terhadap persyaratan yang diterapkan;

    c. dokumen yang tidak sah atau kadaluwarsa ditarik dari semua tempat penerbitan atau

    penggunaan, atau dengan cara lain yang menjamin tidak digunakannya dokumen

    tersebut;

    d. dokumen kadaluwarsa yang disimpan untuk keperluan legal atau untuk maksudarsip pengetahuan diberi tanda yang sesuai.

    Dokumen sistem manajemen yang dibuat oleh laboratorium harus diidentifikasi secara

    khusus. Identifikasi tersebut harus mencakup tanggal penerbitan dan/atau identifikasi

    revisi, penomoran halaman, jumlah keseluruhan halaman atau tanda yang menunjukkan

    akhir dokumen, dan pihak berwenang yang menerbitkan.

    1.3.2 Perubahan Dokumen

    Perubahan terhadap dokumen harus dikaji ulang dan disahkan oleh fungsi yang

    sama dengan yang melakukan kaji ulang sebelumnya kecuali bila ditetapkan lain.

    Personel yang ditunjuk harus memiliki akses pada informasi latar-belakang terkait yang

    mendasari kaji ulang dan pengesahannya. Apabila memungkinkan, teks yang telah diubah

    atau yang baru harus diidentifikasi di dalam dokumen atau lampiran yang sesuai.

    Jika sistem pengendalian dokumen laboratorium membolehkan diberlakukan

    adanya amandemen dokumen dengan tulisan tangan, sebelum penerbitan kembali

    dokumen yang bersangkutan, maka prosedur dan kewenangan untuk melakukan

    amandemen itu harus ditetapkan. Dokumen yang telah direvisi harus secara formal

    diterbitkan kembali sesegera mungkin. Prosedur harus dibuat untuk menjelaskan

    bagaimana melakukan dan mengendalikan perubahan dokumen yang disimpan dalam

    sistem komputer.

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    6/35

    I.4 Pengendalian Rekaman

    Laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi,

    pengumpulan, pemberian indek, pengaksesan, pengarsipan, penyimpanan, pemeliharaan

    dan pemusnahan rekaman mutu dan rekaman teknis. Rekaman mutu harus mencakup

    laporan audit internal dan kaji ulang manajemen, laporan tindakan perbaikan dan laporan

    tindakan pencegahan.

    Semua rekaman harus dapat dibaca dan harus disimpan dan dipelihara sedemikian

    rupa sehingga mudah didapat bila diperlukan dalam fasilitas dengan lingkungan yang

    sesuai untuk mencegah terjadinya kerusakan atau penurunan mutu rekaman dan untuk

    mencegah agar tidak hilang. Waktu penyimpanan rekaman harus ditetapkan dan semuarekaman harus terjaga keamanan dan kerahasiaannya.

    I.4.1 Rekaman Teknis

    Laboratorium harus menyimpan selama periode tertentu rekaman pengamatan asli,

    data yang diperoleh dan informasi yang cukup untuk menetapkan suatu jejak audit(audit

    trail), rekaman kalibrasi, rekaman staf dan salinan dari setiap laporan pengujian atau

    sertifikat kalibrasi yang telah diterbitkan. Rekaman setiap pengujian atau kalibrasi harus

    berisi informasi yang cukup untuk memudahkan, jika mungkin, identifikasi berbagai

    faktor yang mempengaruhi ketidakpastian dan untuk memungkinkan pengujian atau

    kalibrasi diulang dalam kondisi yang mendekati kondisi aslinya. Rekaman tersebut harus

    mencakup identitas personel yang bertanggung jawab untuk melakukan pengambilan

    contoh(sample), pelaksanaan setiap pengujian dan/atau kalibrasi dan pengecekan hasil.

    Pengamatan, data dan perhitungan harus direkam pada saat pekerjaan

    dilaksanakan dan harus diidentifikasi ke pekerjaan asalnya. Bila terjadi kesalahan dalam

    rekaman, setiap kesalahan harus dicoret, tidak dihapus, dibuat tidak kelihatan atau

    dihilangkan, dan nilai yang benar ditambahkan di sisinya. Semua perbaikan pada

    rekaman yang demikian harus ditandatangani atau diparaf oleh personel yang melakukan

    koreksi. Bagi rekaman yang disimpan secara elektronis, tindakan yang sepadan harus

    dilakukan untuk mencegah hilang atau berubahnya data asli.

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    7/35

    I.5 Audit Internal

    Laboratorium harus secara periodik, dan sesuai dengan jadwal serta prosedur

    yang telah ditetapkan sebelumnya, menyelenggarakan audit internal untuk memverifikasi

    kegiatan agar berlanjut sesuai dengan persyaratan sistem manajemen dan Standar ini.

    Program audit internal harus ditujukan pada semua unsur sistem manajemen, termasuk

    kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi. Manajer mutu bertanggung jawab untuk

    merencanakan dan mengorganisasikan audit sebagaimana yang telah dijadwalkan dan

    diminta oleh manajemen. Audit harus dilaksanakan oleh personel terlatih dan mampu

    yang, bila sumber daya mengizinkan, independen dari kegiatan yang diaudit.

    Bila temuan audit menimbulkan keraguan pada efektivitas kegiatan atau padakebenaran atau keabsahan hasil pengujian atau kalibrasi, laboratorium harus melakukan

    tindakan perbaikan pada waktunya, dan harus memberitahu pelanggan secara tertulis bila

    penyelidikan memperlihatkan hasil laboratorium mungkin telah terpengaruh.

    Bidang kegiatan yang diaudit, temuan audit dan tindakan perbaikan yang

    dilakukan harus direkam. Tindak lanjut kegiatan audit harus memverifikasi dan merekam

    penerapan dan efektivitas tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

    I.6 Kaji Ulang Manajemen

    Sesuai dengan jadwal dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya,

    manajemen puncak laboratorium harus secara periodik menyelenggarakan kaji ulang

    pada sistem manajemen laboratorium dan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi yang

    dilakukan untuk memastikan kesinambungan kecocokan dan efektivitasnya, dan untuk

    mengetahui perubahan atau peningkatan yang diperlukan. Kaji ulang harus

    memperhitungkan :

    Kecocokan kebijakan dan prosedur;

    laporan dari personel manajerial dan penyelia;

    hasil dari audit internal yang terakhir;

    tindakan perbaikan dan pencegahan;

    asesmen oleh badan eksternal;

    hasil uji banding antar laboratorium atau uji profisiensi;

    perubahan volume dan jenis perkerjaan;

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    8/35

    umpan balik pelanggan;

    pengaduan

    rekomendasi tentang peningkatan;

    faktor-faktor relevan lainnya, seperti kegiatan pengendalian mutu, sumber daya,

    dan pelatihan staf

    Temuan kaji ulang manajemen dan tindakan yang dilakukan harus direkam. Manajemen

    harus memastikan tindakan tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu yang sesuai dan

    disepakati

    I.7 Persyaratan TeknisBerbagai faktor menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian dan/atau

    kalibrasi yang dilakukan oleh laboratorium. Faktor tersebut meliputi:

    faktor manusia

    kondisi akomodasi dan lingkungan

    metode pengujian dan metode kalibrasi dan validasi metode

    peralatan

    ketertelusuran pengukuran

    pengambilan contoh

    penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi

    Kontribusi masing-masing faktor terhadap ketidakpastian pengukuran total sangat

    berbeda pada (tipe) pengujian yang satu dan yang lainnya dan pada (tipe) kalibrasi yang

    satu dan yang lainnya. Laboratorium harus memperhitungkan faktor tersebut dalam

    mengembangkan metode dan prosedur pengujian dan prosedur kalibrasi, dalam pelatihan

    dan kualifikasi personel, dan dalam pemilihan dan kalibrasi peralatan yang digunakan.

    I.8 Personil

    Manajemen laboratorium harus memastikan kompetensi semua personel yang

    mengoperasikan peralatan tertentu, melakukan pengujian dan/atau kalibrasi mengevaluasi

    hasil, dan menandatangani laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi.

    Apabila memperkerjakan staf yang sedang menjalani pelatihan, harus diberikan

    penyeliaan yang sesuai. Personel yang melakukan tugas tertentu harus mempunyai

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    9/35

    kualifikasi berdasarkan pendidikan, pelatihan, pengalaman yang sesuai dan/atau

    keterampilan yang didemonstrasikan.

    Manajemen laboratorium harus merumuskan sasaran pendidikan, pelatihan dan

    keterampilan personel laboratorium. Laboratorium harus mempunyai kebijakan dan

    prosedur untuk mengidentifikasi pelatihan yang dibutuhkan dan menyelenggarakan

    pelatihan personel. Program pelatihan harus relevan dengan tugas laboratorium sekarang

    dan tugas yang diantisipasi. Efektivitas kegiatan pelatihan yang dilakukan harus

    dievaluasi.

    Laboratorium harus mempekerjakan personel tetap atau personel kontrak. Apabila

    mempekerjakan personel kontrak, baik personel teknis maupun personel pendukung intitambahan, laboratorium harus memastikan bahwa personel tersebut disupervisi dan

    kompeten dan bekerja sesuai dengan sistem manajemen laboratorium.

    Laboratorium harus memelihara uraian tugas yang berlaku untuk personel

    manajerial, personel teknis dan personel pendukung inti yang terlibat dalam pengujian

    dan/atau kalibrasi.

    Manajemen harus memberi kewenangan kepada personel tertentu untuk

    melakukan jenis pengambilan contoh (sample) tertentu, pengujian dan/atau kalibrasi

    tertentu, untuk menerbitkan laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi, untuk memberi

    pendapat dan interpretasi serta untuk mengoperasikan jenis peralatan tertentu.

    Laboratorium harus memelihara rekaman yang relevan dari kewenangan, kompetensi,

    pendidikan dan kualifikasi profesional, pelatihan, keterampilan dan pengalaman seluruh

    personel teknis, termasuk personel yang dikontrak. Informasi tersebut harus selalu

    tersedia dan harus mencakup tanggal diberlakukannya kewenangan dan/atau kompetensi.

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    10/35

    BAB II

    STATISTIKA

    II.1 Statistika Deskriptif : Pengukuran Nilai Sentral

    II.1.2 Pengertian Nilai Sentral

    Nilai Sentral atau Nilai Tendensi Pusat adalah suatu nilai yang mewakili semua

    nilai observasi dalam suatu data. Nilai tersebut dianggap sebagai gambaran dari kondisi

    suatu data. Beberapa macam nilai sentral yang umum digunakan adalah :

    1. Rata-Rata Hitung (Aritmatic Mean)

    2. Rata-Rata Hitung Tertimbang

    3. Median

    4. Modus

    5. Rata-Rata Ukur (Geometric Mean)

    Rata-rata hitung (yang lebih dikenal dengan sebutan nilai rata-rata) merupakan nilai

    sentral yang sangat umum digunakan.

    II.1.2.1 Rata-Rata HitungNotasi yang dipakai untuk menunjukkan rata-rata hitung adalah X (baca

    eksbar). Pada statistika induktif notasi X dikenal dengan rata-rata sample dan baca

    miu) untuk rata-rata populasi. Ratarata hitung (mean) dapat dihitung dari dua macam

    data, yaitu data yang belum/tidak dikelompokkan (raw data) dan data yang telah

    dikelompokkan (distribusi frekwensi).

    Rumus untuk mencari mean dari data yang belum dikelompokkan adalah :

    nxX

    _

    ....................................(2.1)

    Dimana :

    X = rata-rata hitung

    X = jumlah semua nilai observasi

    n = jumlah item observasi

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    11/35

    Keuntungan menggunakan rata-rata hitung adalah konsep rata-rata hitung cukup dikenal

    orang. Setiap data statistik pasti dapat dihitung mean-nya. Dalam menghitung mean,

    semua nilai observasi dalam data diperhitungkan sehingga mean cukup representatif

    sebagai nilai sentral.

    Kekurangan penggunaan rata-rata hitung adalah :

    1. Perhitungan mean dipengaruhi oleh nilai ekstrim (nilai yang sangat tinggi atau

    nilai yang sangat rendah

    2. Bila nilai observasi suatu data relative banyak, misal 600 item, maka kita

    membutuhkan cukup banyak waktu untuk menghitung mean-nya karena setiap

    nilai observasi harus dimasukkan dalam perhitungan.

    II.1.2.2 Rata-Rata Hitung Tertimbang

    Pada pengembangan lebih lanjut, orang mnegenal rata-rata hitung tertimbang.

    Rata-rata hitung tertimbang digunakan untuk menghitung rata-rata pada data yang

    mengandung unsur variabel timbangan (weighted).

    Contoh :

    Item Data Timbangan Nilai

    A W1 N1

    B W2 N2

    C W3 N3

    Maka rata-rata tertimbang dari data diatas adalah :

    W

    XxWXw

    )(_

    ...........................................(2.2)

    Dimana :

    Xw = rata-rata tertimbang

    W = timbangan

    X = nilai

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    12/35

    II.1.2.3 Median

    Median adalah nilai yang terletak di tengahsuatu data yang telah diurutkan

    dari nilai terkecil hingga terbesar. Jika jumlah item data genap nilai median adalah nilai

    rata-rata dari dua nilai yang terletak di tengah.

    Cara mencari nilai median adalah dengan menyusun item data terlebih dahulu, yaitu

    dengan cara.

    1. Jika jumlah item data ganjil, maka letak median dapat di cari dengan rumus

    (n+1)/2

    2. Nilai yang sesuai dengan letak median adalah nilai mediannya

    3. Jika jumlah item data genap, nilai median dapat dicari dengan menjumlahkan nilaipada letak n/2 dan nilai pada (n+2)/2, kemudian hasilnya dibagi 2

    Kekurangan median adalah jika jumlah item data genap, maka nilai median menjadi tidak

    aktual karena diambil dari rata-rata dua nilai yang berada di tengah. Selain itu, jika data

    memiliki item data yang sangat banyak, maka perhitungan median menjadi sulit karena

    harus menentukan nilai pada letak tengah suatu data yang panjang. Terakhir, tidak seperti

    rata-rata hitung, perhitungan median tidak menyertakan semua data.

    II.1.2.4 Modus

    Modus adalah item yang memiliki frequensi tertinggi pada suatu data. Dengan

    kata lain, modus adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu data.jika data

    memiliki dua nilai dengan frequensi tertinggi, maka data tersebut dikatakan memiliki dua

    modus (bimodus); atau disebut sebagai data multimodus jika data memiliki lebih dari dua

    nilai tengah dengan frequensi tinggi.

    Sebagai nilai sentral, modus memiliki kelebihan sebagai berikut :

    1. Modus tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim

    2. Modus relatif mudah dihitung

    Kekurangan dari Modus adalah :

    1. Jika terdapat lebih dari satu modus (bimodus atau multimodus), maka akan

    menyulitkan interpretasi terhadap data tersebut, kemudian timbul masalah : nilai

    manakah sebaiknya yang digunakan sebagai nilai sentral data?

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    13/35

    2. Tidak setiap data memiliki Modus

    3. Perhitungan modus tidak menyertakan semua item data

    II.2 Pengukuran Dispersi

    Pengukuran dispersi digunakan untuk melengkapi perhitungan nilai sentral.

    Dispersi adalah besarnya penyimpangan suatu nilai dari sentralnya. Pengukuran Dispersi,

    yang merupakan salah satu aspek yang sagat penting dalam studi deskriptif suatu data,

    mengukur variabilitas nilai-nilai observasi dari nilai sentralnya. Dua kelompok data

    mungkin memiliki rata-rata yang sama, tetapi berbeda dalam hal variabilitas nilai-nilai

    observasinya.Ada dua macam pengukuran dispersi, yaitu pengukuran dispersi absolut dan

    pengukuran dispersi relatif. Pengukuran dispersi absolut digunakan untuk mengetahui

    tingkat variabilitas nilai-nilai observasi pada suatu data, sedangkan pengukuran dispersi

    relatif digunakan jika kita ingin membandingkan variabilitas nilai-nilai observasi suatu

    data dengan tingkat variabilitas nilai-nilai observasi data lainnya. Metode pengukuran

    dispersi absolute ada 2, yaitu range dan deviasi standar. Sedangkan koefisien Variasi

    digunakan ubtuk mengetahui dispersi relatif.

    II.2.1 Range

    Range adalah selisih nilai tertinggi dan nilai terendah suatu data. Range

    merupakan cara pengukuran dispersi yang paling sederhana. Kelemahannya, range hanya

    ditentukan oleh dua nilai observasi. Jika pada data terdapat nilai ektrim, maka range akan

    memberikan gambaran yang variabilitas yang kurang benar.

    II.2.2 Deviasi Standar

    Untuk memperbaiki kekurangan deviasi standar, Karl Pearson (seorang ahli

    statistika) membuat nilai deviasi (Xi X) menjadi positif dengan cara dikuadratkan,

    kemudian diakar. Adapun rumus deviasi standar adalah sebagai berikut :

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    14/35

    11

    2

    n

    xx

    S

    n

    i

    i

    ..........................(2.3)

    Dimana :

    Xi = nilai observasi kei

    X = ratarata

    n = jumlah nilai observasi

    Untuk data dengan n yang relatif besar, katakanlah lebih dari seratus, penyebut (n1)

    dapat diganti dengan n, dengan pertimbangan bahwa data dengan n yang besar, nilai (n-

    1) dan n tidak jauh berbeda. Sedangkan rumus alternatif untuk menghitung deviasi

    standar adalah :

    n

    xx

    nS

    i

    2

    2

    11

    1....................(2.4)

    untuk n > 100, (n-1) dapat diganti n.

    II.2.3 Relative Standard Deviasi

    Adalah bentuk lain dalam menyatakan suatu penyimpangan, dan dirumuskan

    sebagai berikut :

    ........................(2.5)

    II.2.4 Standard Deviasi Rata-Rata Aritmetik

    ...................(2.6)

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    15/35

    II.2.5 Standard Deviasi Metode Analitik

    Untuk jumlah seri yang berbeda dari serangkaian pengukuran :

    .........................(2.7)

    Untuk jumlah seri yang sama dari serangkaian pengukuran :

    .....................................(2.8)

    k = jumlah seri secara paralel

    II.2.6 Deviasi Aritmetik D rata-rata Absolut

    Digunakan untuk menentukan perbedaan dari dua rata-rata kelompok data

    ........................................(2.9)

    Catatan : D < SD

    II.2.7 Koefisien Variansi (CV), %

    Digunakan untuk :

    a. membandingkan perbedaan antara beberapa populasi dengan karakteristik

    yang sama

    b. membandingkanperbedaan antara beberapa populasi yang sama dengan

    karakteristik yang berbeda

    ................................(2.10)

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    16/35

    II.3 Distribusi Normal

    Dalam menseleksi data-data yang akan diplot sebagai hasil percobaan digunakan

    statistika metode Distribusi Normal, dimana pada metode ini digunakan tingkat

    kepercayaan 95% sehingga jika ada data yang berada di luar garis kontrol limit akan di

    reject dari data utama.

    II.3.1 Pendugaan Titik

    Pada pendugaan titik, kita menggunakan suatu nilai untuk menduga

    parameter populasi. Untuk menduga rata rata dan deviasi standar populasi, kita dapat

    menggunakan x dan s.

    II.3.2 Penduga Interval

    Pada pendugaan interval, kita dapat menggunakan suatu interval atau range

    nilai untuk menduga parameter populasi. Masalahnya adalah bagaimana membentuk

    interval duga. Interval duga dikembangkan dari statistik sampel. Bentuk interval duga :

    Lower Confidence Limit < parameter populasi yang diduga < Upper

    Confidence Limit

    Unutk menentukan Lower Confidence Limi ( LCL ) dan Upper Confidence

    Limit ( UCL ), kita harus mengingat kembali konsep distribusi sampling. Jika kita

    mengambil sampel dengan ukuran n dari populasi dengan ukuran N, maka akan terbentuk

    suatu distribusi sampling.

    Gambar 7.1

    Ada CN

    n kemungkinan sampel yang artinya ada CN

    n kemungkinan x, yang cukup banyak

    dan terdistribusi secara normal, dengan ratarata x dan deviasi standar x . Menurut

    Central Limit Theorem, x dann

    x

    .

    Populasi N Sampel N

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    17/35

    LCL dan UCL pada interval juga terletak pada distribusi sampling rata rata.

    Luas kurva antara LCL dan UCL disebut interval keyakinan atau confidence interval.

    Interval keyakinan adalah interval yang letak parameter populasinya diharapkan.

    LCL :

    x

    xLCL

    Z

    2

    LCL = xx Z .2

    UCL :

    x

    xUCLZ

    2

    UCL = xx Z

    .

    2

    Jika kebetulan ratarata dari sampel yang terambil adalah )(xxx

    maka interval

    duga untuk adalah : )..(22

    xxxx ZZP

    = interval keyakinan.

    Interval duga ini jelas memuat ( karena x ). Dengan kata lain dugaan kita

    benar. Jika ratarata sampel yang terambil tidak sama dengan x

    LCL = xZx .

    UCL = xZx .

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    18/35

    II.3.3 Pendugaan Satu Rata rata

    Rumus pendugaan satu ratarata adalah :

    1)..(

    22 nZx

    nZxP

    Catatan :

    Biasanya tidak diketahui dan diduga dengan s ( deviasi standar

    sampel )

    adalah tingkat nyata atau level of significance dan 1 adalah interval

    keyakinan.

    Untuk mencari nilai dapat menggunakan Tabel Distribusi Normal.

    II.3.4 Pendugaan Beda Dua Rata rata

    Rumus interval duga untuk pendugaan beda dua ratarata adalah :

    1.)(.)(

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    2

    2121

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    2

    21

    nnZxx

    nnZxxP

    Catatan :

    Jika 1 dan 2 tidak diketahui, maka hal tersebut dapat diduga dengan s1

    ( deviasi standar sampel 1 ) dan s2 (deviasi standar sampel 2 )

    II.3.5 Pendugaan Satu Proporsi

    Rumus interval duga untuk pendugaan satu proporsi ( P ) adalah :

    1)1(.)1(.

    22 n

    PPZPPn

    PPZPP aa

    Catatan : Jika P tdak diketahui, maka kita dapat menggunakan p dalam

    perhitungan

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    19/35

    n

    pp )1(

    II.4 Pengujian Hipotesis Tentang Beda Dua RataRata Populasi

    Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dua kelompok rata-rata data

    memiliki karakter yang sama. Langkah yang digunakan untuk pengujian hipotesis beda

    dua rata-rata popuplasi sama dengan pengujian hipotesis 1 rata-rata. Perbedaannya

    terletak pada pembuatan Ho dan Hi, serta rumus menghitung statistik uji.

    Tiga alternatif Ho dan Hi :

    a. Ho : 1 = 2

    Hi : 1 2 (pengujian 2 arah)

    b. Ho : 1 2

    Hi : 1 < 2 (pengujian 1 arah, sebelah kiri)

    c. Ho : 1 2X

    Hi : 1 > 2 (pengujian 1 arah, sebelah kanan)

    Sedangkan rumus untuk menghitung statistik uji adalah

    2

    2

    2

    2

    1

    1

    21

    n

    S

    n

    S

    XXZ

    Atau

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    21

    n

    S

    n

    S

    XXZ

    II.4.1 Untuk Pengujian Sample Kecil

    Untuk pengujian sample kecil digunakan distribusi t sebagai tool uji untuk

    mengetahui dua populasi data memiliki karakter yang sama

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    20/35

    II.4.1.1 Jika harga simpangan deviasi 1 (S1) = harga simpangan deviasi 2 (S2)

    Harga distribusi t ditentukan dengan rumusan sebagai berikut :

    2121

    2

    22

    2

    11

    21

    11

    2

    )1()1(

    nnnn

    SnSn

    XXt

    Dan harga derajad kebebasan (df) sebagai berikut :

    df = n2 + n2 - 2

    II.4.1.2 Jika harga simpangan deviasi 1 (S1) harga simpangan deviasi 2 (S2)

    Harga distribusi t ditentukan dengan rumusan sebagai berikut :

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    21

    n

    S

    n

    S

    XXt

    Sedangkan harga derajad kebebasan (df) adalah sebagai berikut :

    1

    )/(

    1

    )/(//

    2

    2

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    2

    2

    21

    2

    1

    n

    nS

    n

    nSnSnSdf

    II.5 Statistika Uji untuk Laboratorium Uji

    Selama memproses hasil analisa hasil pengujian sample di laboratorium, beberapa

    statistika uji bisa digunakan untuk menguji data hasil uji, terutama data hasil uji untuk

    validasi metode. Adapun beberapa statistika yang sering digunakan sebagai pengujian

    data hasil pengujian sample di laboratorium dan validasi metode adalah sebagai berikut :

    1. Confidence Interval Method

    2. Critical Range Method

    3. DixonsQ Test

    4. Chi Square Test

    5. SnedecorsFTest

    6. HartleysFmax Test

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    21/35

    7. Bartletts Test

    8. Morgans Test

    9. StudentstTest

    10. Cochran-Cox Test

    11. Aspin-Welch Test

    12. Cochrans Test

    13. Grubbs Test

    14. Hampels Test

    15.ZScore

    16.En Score17. Mandels Test

    18. Kolmogorov-Smirnov Test

    Untuk keterangan dari masing-masing metode statistika di atas dapat dilihat pada daftar

    lampiran.

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    22/35

    BAB III

    QUALITY CONTROL HASIL UJI

    III.1 Control Chart

    Metode metoda statistika di industri atau di laboratorium sering digunakan untuk

    mengevaluasi jalannya suatu proses pelaksanaan kegiatan. Umumnya metoda metoda

    statistika tersebut digunakan sebagai quality control suatu hasil analisis yang

    dikeluarkan oleh sebuah laboratorium uji. Quality control sangatlah diperlukan sehingga

    seorang supervisor bisa mengevaluasi suatu proses dalam suatu kegiatan tertentu, baik itu

    dalam kegiatan di suatu industri yang menghasilkan suatu produk atau dalam suatu

    laboratorium yang menghasilkan suatu hasil pengujian dari suatu sample. Tool yang

    digunakan sebagai quality control adalahcontrol chart, dan beberapa control chart yang

    umum digunakan adalah :

    1. control chart X dan R

    2. control chart P

    3. control chart C

    Control chart digunakan untuk membedakan antara bilangan acak dan penyebabbervariasinya suatu data. Control chart dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik

    yang diuji, antara lain :

    1. Rata-rata pengukuran pada suatu sample. Hal ini dikenal dengan chartX . Nilai

    rata-rata digunakan karena nilai ini sangat sensitive terhadap perubahan daripada

    nilai-nilai individunya.

    2. Range dari suatu pengukuran pada suatu sample. Hal ini dikenal dengan chartR.

    Range digunakan untuk mengukur variabilitas dari suatu proses.

    3. Persen Defective pada suatu sample. Hal ini dikenal denganP Chart.

    4. Number of Defects pada suatu sample. Hal ini dikenal denganCChart.

    III.2 Control Chart X dan R

    Control chart yang umum digunakan untuk mengetahui jalannya suatu proses

    adalah control chart X dan R. Pada control chart ini diperlukan data individu sebanyak 50

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    23/35

    kali pengukuran, yang mana pembagian/cara pengambilan datanya disesuaikan dengan

    kondisi laboratorium masing-masing.

    Shortcut formula untuk untuk control limit terhadap sample rata-rata adalah :

    Upper Control Limit for X = X + A2R (3.5)

    Lower Control Limit for X = X - A2R .(3.6)

    Dimana :

    X = ratarata total (grand average) = rata-rata dari nilai rata-rata sample

    R = ratarata dari range sample

    A2 = konstanta yang diambil dari tabel 3.1

    Tabel 3.1 : faktor-faktor untuk control chart X dan R

    n A2 D3 D4d2 = R/s

    (s = standard

    deviation)

    2 1,880 0 3,268 1,128

    3 1,023 0 2,574 1,693

    4 0,729 0 2,282 2,059

    5 0,577 0 2,114 2,326

    6 0,483 0 2,004 2,534

    7 0,419 0,076 1,924 2,704

    8 0,373 0,136 1,864 2,847

    9 0,337 0,184 1,816 2,970

    10 0,308 0,223 1,777 3,078

    11 0,285 0,256 1,744 3,173

    12 0,266 0,284 1,717 3,258

    13 0,249 0,308 1,692 3,336

    14 0,235 0,329 1,671 3,407

    15 0,223 0,348 1,652 3,472

    Shortcut formula untuk untuk control limit terhadap range sample adalah :

    Upper Control Limit for R = D4R ........................(3.7)

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    24/35

    Upper Control Limit for R = D3R ........................(3.8)

    Dimana :

    D3 dan D4 dapat di dapatkan dari tabel 3.1 diatas.

    Setelah control chart dibuat maka dilakukan interpretasi terhadap chart yang telah dibuat

    dengan interpretasi sebagai berikut :

    Contoh dari control chart data sheet sebagai berikut :

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    25/35

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    26/35

    BAB IV

    ANGKA KETIDAKPASTIAN

    Contoh Kasus 1 :

    MODEL :

    SG = Tp + Cc

    Dimana :

    SG : Specific Gravity

    Tp : titik pengamatan,0C

    Cc : koefisien sensitifitas

    DIAGRAM CAUSED AND EFFECCT

    Cc

    Kalibrasi hydrometer

    kalibrasi termometer

    Tp

    SG

    presisi

    kemampuan baca

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    27/35

    Perhitungan Ketidakpastian Baku :

    1. Presisi

    Data dipoerleh dari uji profesiensi

    Standar Deviasi, SD = 0,00037

    2. Hydrometer

    Data dari sertifikat kalibrasi.ketidakpastian alat = h1 + 0,0007, h2 + 0,0005, h3 + 0,0006

    h4 + 0,0007, h5 + 0,0009 Tk : 95 %

    4-

    24-24-24-24-

    4

    5

    4

    4

    4

    3

    4

    2

    4

    1

    10x4807,6

    10x2,040810x3,061210x2,551010x3,5712

    100408,296,1

    0004,0

    105712,396,1

    0005,0

    100612,396,1

    0006,0

    105510,296,1

    0005,0

    105712,396,1

    0007,0

    hidrometer

    xhidro

    xhidro

    xhidro

    xhidro

    xhidro

    3. Termometer

    Data dari sertifikat kalibrasi.

    Ketidakpastian alat + 0,210F

    Mencari koefisiensi sensitifitas, Ci

    Misal y = Specific gravity x = temperatur

    4106285,52

    00037,0 xpress

    FF

    tem 00

    1212,03

    21,0

    x

    yC

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    28/35

    Misalkan pembacaan temperatur turun 1 0F, maka pembacaan hydrometer naik

    3,6 x 10 -4

    F

    x

    x

    yC

    0

    4

    1

    106,3

    5

    2

    0

    4

    0103632,4

    106,31212,0

    x

    F

    xxFterm

    4. Kemampuan baca orang

    Misal kemampuan baca x bagian skala terkecil hydrometer skala hydrometer =

    0,001

    a = x Sk = x 0,001 = 5 x 10-4

    ekp = 1,96 x comb

    = 1,96 x 9,0666 x 10-4

    =1,77 x 10 -4

    = 0,0018

    Yang dilaporkan : Hasil uji + ekp

    = Hasil uji + 0,0018

    Contoh Kasus 2 :

    MODEL :

    Karbon Residue Mikro, % berat = w/W x 100%

    Dimana :

    w : Berat karbon, gram

    2222 orangtermhydrometerpresscomb

    4

    24252424

    100666,9

    100867,2103632,4104807,6106285,5

    x

    xxxx

    4

    4

    108867,23

    105

    xx

    orang

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    29/35

    W : Berat contoh, gram

    DIAGRAM CAUSED AND EFFECT

    PERHITUNGAN KETIDAKPASTIAN BAKU ()

    1. Data dari sertifikat CRM

    Dari 6 kali percobaan dengan menggunakan CRM yang sama diperoleh :

    average result = 0,3 %

    SD = P 1,56/3 = 0,9

    Dengan asumsi quoted uncertainty mempunyai distribusi segi empat

    Jumlah CRM yang digunakan = (P) = 1,5 g

    (Evaluasi Type B)

    2. Contoh

    Data diperoleh dari sertifikat kalibrasi timbangan

    Ketidakpastian yang diperluas = + 0,730 mg (gross)

    Pengaruh pengenolan beban = 0,0001 g (tare)

    Tingkat kepercayaan = 95 % k = 2

    x timbangan tare = 0,0001/2 = 5 x 10 5 gram

    (x)timbangan gross = 7,3 x 10 4/ 2 = 3,65 x 104 gram

    x)contoh = (5 x 10 5)2 + (3,65 x 10 4)2

    = 3,6841 x 10-4

    Karbon residue

    mikro

    Oven

    kalibrasiw

    Timbangan

    kalibrasi gross

    tare

    PresisiW

    taregross

    sensitivitas

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    30/35

    3. Karbon

    Data diperoleh dari sertifikat kalibrasi timbangan

    Ketidakpastian yang diperluas = + 0,730 mg (gross)

    Pengaruh pengenolan beban = 0,0001 g (tare)

    Tingkat kepercayaan = 95 % k = 2

    x timbangan tare = 0,0001/2 = 5 x 10 5 gram

    (x)timbangan gross = 7,3 x 10 4/ 2 = 3,65 x 104 gram

    x)carbon = (5 x 10 5)2 + (3,65 x 10 4)2

    = 3,6841 x 10-4

    4. Sensitivitas Oven

    Ci = dy/dt

    dy = perbedaan persen kadar abu

    dT = Perbedaan temperatur

    Data dari alat MCRT :

    Ketidakpastian Oven = 10 oC dengan tingkat kepercayaan = 95% k = 2

    xOven = 10 oC/2 = 5 oC

    Karena data penelitian tidak ada, maka Ci = 0

    5. Presisi Penimbangan

    Data diperoleh dari 10 kali pengujian dengan contoh yang sama didapat :

    Hasil uji rata rata X = 0,03 %

    (x)P resisi = SD = 0,01 % = 0,0001

    KETIDAKPASTIAN KOMBINASI

    x Combinasi = y (P) 2 + Contoh 2 + Carbon 2

    P Berat Contoh Berat Carbon

    = y 0,9 2 + 3,6841 x 10-4 2 + 3,6841 x 10-4 2

    1,5 W w

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    31/35

    = y 0,6 + 3,6841 x 10-4 2 + 3,6841 x 10-4 2

    W w

    KETIDAKPASTIAN YANG DIPERLUAS

    Misal : y = % Karbon Residue Mikro

    exp = 2 x xCombinasi

    exp = 2 x y 0,6 + 3,6841 x 10-4 2 + 3,6841 x 10-4 2

    W w

    PELAPORAN

    Yang dilaporkan = kadar karbon residue mikro + exp

    LAMPIRAN LAMPIRAN

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    32/35

    LAMPIRAN 1 :

    TABEL DISTRIBUSI NORMAL

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    33/35

    LAMPIRAN 2 :

    TABEL DISTRIBUSI t

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    34/35

  • 7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM

    35/35

    LAMPIRAN 3 :

    MACAM MACAM STATISTIKA UJI UNTUK LABORATORIUM