sistem mutu laboratorium bbm
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
1/35
BAB I
SISTEM MUTU LABORATORIUM
I.1 Induk Organisasi
Organisasi Sistem mutu suatu laboratorium uji menginduk pada ISO 17025
dimana sistem ISO ini mengatur suatu organisasi yang mampu telusur dalam sistem
manajemen mutunya. Didalam suatu manajemen laboratorium yang terakreditasi sesuai
dengan ISO 17025 memiliki beberapa persyaratan yang antara lain adalah persyaratan
manajemen, adapun persyaratan manajemen tersebut meliputi :
I.1. organisasi
a. Laboratorium atau organisasi induknya harus merupakan suatu kesatuan yang
secara legal dapat dipertanggungjawabkan.
b. Merupakan tanggung jawab laboratorium untuk melakukan pengujian dan
kalibrasi sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan Standar ini dan untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan, pihak yang berwenang, atau organisasi yang
memberikan pengakuan.
c.
Sistem manajemen harus mencakup pekerjaan yang dilakukan dalam fasilitaslaboratorium yang permanen, di tempat di luar fasilitas laboratorium yang
permanen atau dalam fasilitas laboratorium yang sementara atau bergerak.
d. Apabila laboratorium merupakan bagian dari suatu organisasi yang melakukan
kegiatan selain pengujian dan/atau kalibrasi, tanggung jawab personel inti di
dalam organisasi yang mempunyai keterlibatan atau pengaruh pada kegiatan
pengujian dan/atau kalibrasi harus ditetapkan untuk mengidentifikasi
pertentangan kepentingan yang potensial.
e. Laboratorium harus :
e.1 mempunyai personel manajerial dan teknis yang, disamping tanggung
jawabnya yang lain, memiliki kewenangan dan sumber daya yang cukup
untuk melaksanakan tugasnya, termasuk penerapan, pemeliharaan dan
peningkatan sistem manajemen, dan untuk mengidentifikasi kejadian
penyimpangan dari sistem manajemen atau dari prosedur untuk
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
2/35
melaksanakan pengujian dan/atau kalibrasi, dan untuk memulai tindakan
untuk mencegah atau meminimalkan penyimpangan tersebut.
e.2 memiliki pengaturan untuk menjamin bahwa manajemen dan personelnya
bebas dari setiap pengaruh dan tekanan komersial, keuangan dan tekanan
internal dan eksternal yang tidak diinginkan serta tekanan lainnya yang
dapat berpengaruh negatif terhadap mutu kerja mereka.
e.3 memiliki kebijakan dan prosedur untuk memastikan adanya perlindungan
atas kerahasiaan informasi dan hak kepemilikan pelanggan, termasuk
prosedur untuk melindungi penyimpanan dan penyampaian hasil secara
elektronik.e.4 memiliki kebijakan dan prosedur untuk menghindari keterlibatan dalam
setiap kegiatan yang akan mengurangi kepercayaan pada kompetensi,
ketidakberpihakan, integritas pertimbangan dan operasionalnya.
e.5 menetapkan stuktur organisasi dan manajemen laboratorium,
kedudukannya di dalam organisasi induk, dan hubungan antara
manajemen mutu, kegiatan teknis danjasa penunjang.
e.6 menentukan tanggung jawab, wewenang dan hubungan antar semua
personel yang mengelola, melaksanakan atau memverifikasi pekerjaan
yang mempengaruhi mutu pengujian dan/atau kalibrasi;
e.7 melakukan penyeliaan yang memadai pada staf pengujian dan kalibrasi,
termasuk personel yang dilatih oleh personel yang memahami metode dan
prosedur, maksud dari tiap pengujian dan/atau kalibrasi, dan penilaian
terhadap hasil pengujian atau kalibrasi;
e.8 memiliki manajemen teknis yang sepenuhnya bertanggung jawab atas
kegiatan teknis dan ketentuan sumber daya yang diperlukan untuk
menjamin mutu yang dipersyaratkan dalam kegiatan laboratorium;
e.9 menunjuk seorang staf sebagai manajer mutu (atau apapun namanya)
yang, disamping tugas dan tanggung jawabnya yang lain, harus
mempunyai tanggung jawab dan kewenangan tertentu untuk memastikan
sistem manajemen yang terkait dengan mutu diterapkan dan diikuti setiap
waktu; manajer mutu harus mempunyai akses langsung ke pimpinan
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
3/35
tertinggi yang membuat keputusan terhadap kebijakan atau sumber daya
laboratorium;
e.10 menunjuk deputi untuk personel inti manajemen.
e.11 memastikan bahwa personel menyadari relevansi dan pentingnya kegiatan
mereka dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam pencapaian
tujuan sistem manajemen.
f. Manajemen puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi yang tepat
ditetapkan dalam laboratorium dan bahwa komunikasi memegang peranan dalam
kaitannya dengan efektivitas sistem manajemen.
I.2 Sistem Manajemen
Didalam suatu organisasi laboratorium yang terakreditasi juga terdapat beberapa
tugas manajemen yang ikut menunjang sistem mutu di laboratorium. Dimana tugas
tersebut meliputi :
a. Laboratorium harus menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen
yang sesuai dengan lingkup kegiatannya. Laboratorium harus mendokumentasikan
kebijakan, sistem, program, prosedur, dan instruksi sejauh yang diperlukan untuk
menjamin mutu hasil pengujian dan/atau kalibrasi. Dokumentasi dari sistem tersebut
harus dikomunikasikan kepada, dimengerti oleh, tersedia bagi, dan diterapkan oleh
semua personel yang terkait.
b. Kebijakan sistem manajemen laboratorium terkait dengan mutu, termasuk pernyataan
kebijakan mutu, harus dinyatakan dalam panduan mutu (apapun namanya).
Keseluruhan sasaran mutu harus ditetapkan dan dikaji ulang dalam kajian manajemen.
Pernyataan kebijakan mutu harus diterbitkan dibawah kewenangan manajemen
puncak. Harus mencakup paling sedikit hal berikut :
b.1 komitmen manajemen laboratorium pada praktek profesional yang baik dan
pada mutu pengujian dan kalibrasi dalam melayani pelanggan;
b.2 pernyataan manajemen untuk standar pelayanan laboratorium;
b.3 tujuan sistem manajemen yang terkait dengan mutu;
b.4 persyaratan yang menyatakan bahwa semua personel yang terlibat dalam
kegiatan pengujian dan kalibrasi di laboratorium harus memahami
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
4/35
dokumentasi mutu dan menerapkan kebijakan serta prosedur didalam
pekerjaan mereka; dan
b.5 komitmen manajemen laboratorium untuk memenuhi persyaratan Standar
ini, dan secara berkelanjutan meningkatkan efektivitas sistem manajemen.
c. Manajemen puncak harus memberikan bukti komitmen tentang pengembangan dan
penerapan sistem manajemen dan meningkatkan efektivitasnya secara berkelanjutan.
d. Manajemen puncak harus mengomunikasikan kepada organisasi mengenai
pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan, persyaratan perundang-undangan dan
peraturan lainnya.
e. Panduan mutu harus mencakup atau membuat acuan ke prosedur pendukungtermasuk juga prosedur teknisnya. Panduan mutu harus menggambarkan struktur
dokumentasi yang digunakan dalam sistem manajemen.
f. Peranan dan tanggung jawab manajemen teknis dan manajer mutu, termasuk
tanggung jawab mereka untuk memastikan kesesuaian dengan Standar ini harus
ditetapkan dalam panduan mutu.
g. Manajemen puncak harus memastikan bahwa integritas sistem manajemen dipelihara
pada saat perubahan terhadap sistem manajemen direncanakan dan diterapkan.
I.3 Pengendalian Dokumen
Laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan
semua dokumen (dibuat secara internal atau dari sumber eksternal) yang merupakan
bagian dari sistem manajemen, seperti peraturan, standar, atau dokumen normatif lain,
metode pengujian dan/atau metode kalibrasi, gambar, perangkat lunak, spesifikasi,
instruksi dan panduan.
I.3.1 Pengesahan dan Penerbitan Dokumen
Semua dokumen yang diterbitkan untuk personel di laboratorium yang merupakan
bagian dari sistem manajemen harus dikaji ulang dan disahkan oleh personel yang
berwenang sebelum diterbitkan. Daftar induk atau prosedur pengendalian dokumen yang
setara, yang menunjukkan status revisi yang terakhir dan distribusi dokumen dalam
sistem manajemen, harus dibuat dan mudah didapat untuk menghindarkan penggunaan
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
5/35
dokumen yang tidak sah dan/atau kadaluwarsa. Prosedur yang diberlakukan harus
memastikan bahwa :
a. edisi resmi dari dokumen yang sesuai tersedia di semua lokasi tempat dilakukan
kegiatan yang penting bagi efektifitas fungsi laboratorium;
b. dokumen dikaji ulang secara berkala, dan bila perlu, direvisi untuk memastikan
kesinambungan kesesuaian dan kecukupannya terhadap persyaratan yang diterapkan;
c. dokumen yang tidak sah atau kadaluwarsa ditarik dari semua tempat penerbitan atau
penggunaan, atau dengan cara lain yang menjamin tidak digunakannya dokumen
tersebut;
d. dokumen kadaluwarsa yang disimpan untuk keperluan legal atau untuk maksudarsip pengetahuan diberi tanda yang sesuai.
Dokumen sistem manajemen yang dibuat oleh laboratorium harus diidentifikasi secara
khusus. Identifikasi tersebut harus mencakup tanggal penerbitan dan/atau identifikasi
revisi, penomoran halaman, jumlah keseluruhan halaman atau tanda yang menunjukkan
akhir dokumen, dan pihak berwenang yang menerbitkan.
1.3.2 Perubahan Dokumen
Perubahan terhadap dokumen harus dikaji ulang dan disahkan oleh fungsi yang
sama dengan yang melakukan kaji ulang sebelumnya kecuali bila ditetapkan lain.
Personel yang ditunjuk harus memiliki akses pada informasi latar-belakang terkait yang
mendasari kaji ulang dan pengesahannya. Apabila memungkinkan, teks yang telah diubah
atau yang baru harus diidentifikasi di dalam dokumen atau lampiran yang sesuai.
Jika sistem pengendalian dokumen laboratorium membolehkan diberlakukan
adanya amandemen dokumen dengan tulisan tangan, sebelum penerbitan kembali
dokumen yang bersangkutan, maka prosedur dan kewenangan untuk melakukan
amandemen itu harus ditetapkan. Dokumen yang telah direvisi harus secara formal
diterbitkan kembali sesegera mungkin. Prosedur harus dibuat untuk menjelaskan
bagaimana melakukan dan mengendalikan perubahan dokumen yang disimpan dalam
sistem komputer.
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
6/35
I.4 Pengendalian Rekaman
Laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi,
pengumpulan, pemberian indek, pengaksesan, pengarsipan, penyimpanan, pemeliharaan
dan pemusnahan rekaman mutu dan rekaman teknis. Rekaman mutu harus mencakup
laporan audit internal dan kaji ulang manajemen, laporan tindakan perbaikan dan laporan
tindakan pencegahan.
Semua rekaman harus dapat dibaca dan harus disimpan dan dipelihara sedemikian
rupa sehingga mudah didapat bila diperlukan dalam fasilitas dengan lingkungan yang
sesuai untuk mencegah terjadinya kerusakan atau penurunan mutu rekaman dan untuk
mencegah agar tidak hilang. Waktu penyimpanan rekaman harus ditetapkan dan semuarekaman harus terjaga keamanan dan kerahasiaannya.
I.4.1 Rekaman Teknis
Laboratorium harus menyimpan selama periode tertentu rekaman pengamatan asli,
data yang diperoleh dan informasi yang cukup untuk menetapkan suatu jejak audit(audit
trail), rekaman kalibrasi, rekaman staf dan salinan dari setiap laporan pengujian atau
sertifikat kalibrasi yang telah diterbitkan. Rekaman setiap pengujian atau kalibrasi harus
berisi informasi yang cukup untuk memudahkan, jika mungkin, identifikasi berbagai
faktor yang mempengaruhi ketidakpastian dan untuk memungkinkan pengujian atau
kalibrasi diulang dalam kondisi yang mendekati kondisi aslinya. Rekaman tersebut harus
mencakup identitas personel yang bertanggung jawab untuk melakukan pengambilan
contoh(sample), pelaksanaan setiap pengujian dan/atau kalibrasi dan pengecekan hasil.
Pengamatan, data dan perhitungan harus direkam pada saat pekerjaan
dilaksanakan dan harus diidentifikasi ke pekerjaan asalnya. Bila terjadi kesalahan dalam
rekaman, setiap kesalahan harus dicoret, tidak dihapus, dibuat tidak kelihatan atau
dihilangkan, dan nilai yang benar ditambahkan di sisinya. Semua perbaikan pada
rekaman yang demikian harus ditandatangani atau diparaf oleh personel yang melakukan
koreksi. Bagi rekaman yang disimpan secara elektronis, tindakan yang sepadan harus
dilakukan untuk mencegah hilang atau berubahnya data asli.
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
7/35
I.5 Audit Internal
Laboratorium harus secara periodik, dan sesuai dengan jadwal serta prosedur
yang telah ditetapkan sebelumnya, menyelenggarakan audit internal untuk memverifikasi
kegiatan agar berlanjut sesuai dengan persyaratan sistem manajemen dan Standar ini.
Program audit internal harus ditujukan pada semua unsur sistem manajemen, termasuk
kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi. Manajer mutu bertanggung jawab untuk
merencanakan dan mengorganisasikan audit sebagaimana yang telah dijadwalkan dan
diminta oleh manajemen. Audit harus dilaksanakan oleh personel terlatih dan mampu
yang, bila sumber daya mengizinkan, independen dari kegiatan yang diaudit.
Bila temuan audit menimbulkan keraguan pada efektivitas kegiatan atau padakebenaran atau keabsahan hasil pengujian atau kalibrasi, laboratorium harus melakukan
tindakan perbaikan pada waktunya, dan harus memberitahu pelanggan secara tertulis bila
penyelidikan memperlihatkan hasil laboratorium mungkin telah terpengaruh.
Bidang kegiatan yang diaudit, temuan audit dan tindakan perbaikan yang
dilakukan harus direkam. Tindak lanjut kegiatan audit harus memverifikasi dan merekam
penerapan dan efektivitas tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
I.6 Kaji Ulang Manajemen
Sesuai dengan jadwal dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya,
manajemen puncak laboratorium harus secara periodik menyelenggarakan kaji ulang
pada sistem manajemen laboratorium dan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi yang
dilakukan untuk memastikan kesinambungan kecocokan dan efektivitasnya, dan untuk
mengetahui perubahan atau peningkatan yang diperlukan. Kaji ulang harus
memperhitungkan :
Kecocokan kebijakan dan prosedur;
laporan dari personel manajerial dan penyelia;
hasil dari audit internal yang terakhir;
tindakan perbaikan dan pencegahan;
asesmen oleh badan eksternal;
hasil uji banding antar laboratorium atau uji profisiensi;
perubahan volume dan jenis perkerjaan;
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
8/35
umpan balik pelanggan;
pengaduan
rekomendasi tentang peningkatan;
faktor-faktor relevan lainnya, seperti kegiatan pengendalian mutu, sumber daya,
dan pelatihan staf
Temuan kaji ulang manajemen dan tindakan yang dilakukan harus direkam. Manajemen
harus memastikan tindakan tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu yang sesuai dan
disepakati
I.7 Persyaratan TeknisBerbagai faktor menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian dan/atau
kalibrasi yang dilakukan oleh laboratorium. Faktor tersebut meliputi:
faktor manusia
kondisi akomodasi dan lingkungan
metode pengujian dan metode kalibrasi dan validasi metode
peralatan
ketertelusuran pengukuran
pengambilan contoh
penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi
Kontribusi masing-masing faktor terhadap ketidakpastian pengukuran total sangat
berbeda pada (tipe) pengujian yang satu dan yang lainnya dan pada (tipe) kalibrasi yang
satu dan yang lainnya. Laboratorium harus memperhitungkan faktor tersebut dalam
mengembangkan metode dan prosedur pengujian dan prosedur kalibrasi, dalam pelatihan
dan kualifikasi personel, dan dalam pemilihan dan kalibrasi peralatan yang digunakan.
I.8 Personil
Manajemen laboratorium harus memastikan kompetensi semua personel yang
mengoperasikan peralatan tertentu, melakukan pengujian dan/atau kalibrasi mengevaluasi
hasil, dan menandatangani laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi.
Apabila memperkerjakan staf yang sedang menjalani pelatihan, harus diberikan
penyeliaan yang sesuai. Personel yang melakukan tugas tertentu harus mempunyai
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
9/35
kualifikasi berdasarkan pendidikan, pelatihan, pengalaman yang sesuai dan/atau
keterampilan yang didemonstrasikan.
Manajemen laboratorium harus merumuskan sasaran pendidikan, pelatihan dan
keterampilan personel laboratorium. Laboratorium harus mempunyai kebijakan dan
prosedur untuk mengidentifikasi pelatihan yang dibutuhkan dan menyelenggarakan
pelatihan personel. Program pelatihan harus relevan dengan tugas laboratorium sekarang
dan tugas yang diantisipasi. Efektivitas kegiatan pelatihan yang dilakukan harus
dievaluasi.
Laboratorium harus mempekerjakan personel tetap atau personel kontrak. Apabila
mempekerjakan personel kontrak, baik personel teknis maupun personel pendukung intitambahan, laboratorium harus memastikan bahwa personel tersebut disupervisi dan
kompeten dan bekerja sesuai dengan sistem manajemen laboratorium.
Laboratorium harus memelihara uraian tugas yang berlaku untuk personel
manajerial, personel teknis dan personel pendukung inti yang terlibat dalam pengujian
dan/atau kalibrasi.
Manajemen harus memberi kewenangan kepada personel tertentu untuk
melakukan jenis pengambilan contoh (sample) tertentu, pengujian dan/atau kalibrasi
tertentu, untuk menerbitkan laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi, untuk memberi
pendapat dan interpretasi serta untuk mengoperasikan jenis peralatan tertentu.
Laboratorium harus memelihara rekaman yang relevan dari kewenangan, kompetensi,
pendidikan dan kualifikasi profesional, pelatihan, keterampilan dan pengalaman seluruh
personel teknis, termasuk personel yang dikontrak. Informasi tersebut harus selalu
tersedia dan harus mencakup tanggal diberlakukannya kewenangan dan/atau kompetensi.
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
10/35
BAB II
STATISTIKA
II.1 Statistika Deskriptif : Pengukuran Nilai Sentral
II.1.2 Pengertian Nilai Sentral
Nilai Sentral atau Nilai Tendensi Pusat adalah suatu nilai yang mewakili semua
nilai observasi dalam suatu data. Nilai tersebut dianggap sebagai gambaran dari kondisi
suatu data. Beberapa macam nilai sentral yang umum digunakan adalah :
1. Rata-Rata Hitung (Aritmatic Mean)
2. Rata-Rata Hitung Tertimbang
3. Median
4. Modus
5. Rata-Rata Ukur (Geometric Mean)
Rata-rata hitung (yang lebih dikenal dengan sebutan nilai rata-rata) merupakan nilai
sentral yang sangat umum digunakan.
II.1.2.1 Rata-Rata HitungNotasi yang dipakai untuk menunjukkan rata-rata hitung adalah X (baca
eksbar). Pada statistika induktif notasi X dikenal dengan rata-rata sample dan baca
miu) untuk rata-rata populasi. Ratarata hitung (mean) dapat dihitung dari dua macam
data, yaitu data yang belum/tidak dikelompokkan (raw data) dan data yang telah
dikelompokkan (distribusi frekwensi).
Rumus untuk mencari mean dari data yang belum dikelompokkan adalah :
nxX
_
....................................(2.1)
Dimana :
X = rata-rata hitung
X = jumlah semua nilai observasi
n = jumlah item observasi
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
11/35
Keuntungan menggunakan rata-rata hitung adalah konsep rata-rata hitung cukup dikenal
orang. Setiap data statistik pasti dapat dihitung mean-nya. Dalam menghitung mean,
semua nilai observasi dalam data diperhitungkan sehingga mean cukup representatif
sebagai nilai sentral.
Kekurangan penggunaan rata-rata hitung adalah :
1. Perhitungan mean dipengaruhi oleh nilai ekstrim (nilai yang sangat tinggi atau
nilai yang sangat rendah
2. Bila nilai observasi suatu data relative banyak, misal 600 item, maka kita
membutuhkan cukup banyak waktu untuk menghitung mean-nya karena setiap
nilai observasi harus dimasukkan dalam perhitungan.
II.1.2.2 Rata-Rata Hitung Tertimbang
Pada pengembangan lebih lanjut, orang mnegenal rata-rata hitung tertimbang.
Rata-rata hitung tertimbang digunakan untuk menghitung rata-rata pada data yang
mengandung unsur variabel timbangan (weighted).
Contoh :
Item Data Timbangan Nilai
A W1 N1
B W2 N2
C W3 N3
Maka rata-rata tertimbang dari data diatas adalah :
W
XxWXw
)(_
...........................................(2.2)
Dimana :
Xw = rata-rata tertimbang
W = timbangan
X = nilai
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
12/35
II.1.2.3 Median
Median adalah nilai yang terletak di tengahsuatu data yang telah diurutkan
dari nilai terkecil hingga terbesar. Jika jumlah item data genap nilai median adalah nilai
rata-rata dari dua nilai yang terletak di tengah.
Cara mencari nilai median adalah dengan menyusun item data terlebih dahulu, yaitu
dengan cara.
1. Jika jumlah item data ganjil, maka letak median dapat di cari dengan rumus
(n+1)/2
2. Nilai yang sesuai dengan letak median adalah nilai mediannya
3. Jika jumlah item data genap, nilai median dapat dicari dengan menjumlahkan nilaipada letak n/2 dan nilai pada (n+2)/2, kemudian hasilnya dibagi 2
Kekurangan median adalah jika jumlah item data genap, maka nilai median menjadi tidak
aktual karena diambil dari rata-rata dua nilai yang berada di tengah. Selain itu, jika data
memiliki item data yang sangat banyak, maka perhitungan median menjadi sulit karena
harus menentukan nilai pada letak tengah suatu data yang panjang. Terakhir, tidak seperti
rata-rata hitung, perhitungan median tidak menyertakan semua data.
II.1.2.4 Modus
Modus adalah item yang memiliki frequensi tertinggi pada suatu data. Dengan
kata lain, modus adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu data.jika data
memiliki dua nilai dengan frequensi tertinggi, maka data tersebut dikatakan memiliki dua
modus (bimodus); atau disebut sebagai data multimodus jika data memiliki lebih dari dua
nilai tengah dengan frequensi tinggi.
Sebagai nilai sentral, modus memiliki kelebihan sebagai berikut :
1. Modus tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim
2. Modus relatif mudah dihitung
Kekurangan dari Modus adalah :
1. Jika terdapat lebih dari satu modus (bimodus atau multimodus), maka akan
menyulitkan interpretasi terhadap data tersebut, kemudian timbul masalah : nilai
manakah sebaiknya yang digunakan sebagai nilai sentral data?
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
13/35
2. Tidak setiap data memiliki Modus
3. Perhitungan modus tidak menyertakan semua item data
II.2 Pengukuran Dispersi
Pengukuran dispersi digunakan untuk melengkapi perhitungan nilai sentral.
Dispersi adalah besarnya penyimpangan suatu nilai dari sentralnya. Pengukuran Dispersi,
yang merupakan salah satu aspek yang sagat penting dalam studi deskriptif suatu data,
mengukur variabilitas nilai-nilai observasi dari nilai sentralnya. Dua kelompok data
mungkin memiliki rata-rata yang sama, tetapi berbeda dalam hal variabilitas nilai-nilai
observasinya.Ada dua macam pengukuran dispersi, yaitu pengukuran dispersi absolut dan
pengukuran dispersi relatif. Pengukuran dispersi absolut digunakan untuk mengetahui
tingkat variabilitas nilai-nilai observasi pada suatu data, sedangkan pengukuran dispersi
relatif digunakan jika kita ingin membandingkan variabilitas nilai-nilai observasi suatu
data dengan tingkat variabilitas nilai-nilai observasi data lainnya. Metode pengukuran
dispersi absolute ada 2, yaitu range dan deviasi standar. Sedangkan koefisien Variasi
digunakan ubtuk mengetahui dispersi relatif.
II.2.1 Range
Range adalah selisih nilai tertinggi dan nilai terendah suatu data. Range
merupakan cara pengukuran dispersi yang paling sederhana. Kelemahannya, range hanya
ditentukan oleh dua nilai observasi. Jika pada data terdapat nilai ektrim, maka range akan
memberikan gambaran yang variabilitas yang kurang benar.
II.2.2 Deviasi Standar
Untuk memperbaiki kekurangan deviasi standar, Karl Pearson (seorang ahli
statistika) membuat nilai deviasi (Xi X) menjadi positif dengan cara dikuadratkan,
kemudian diakar. Adapun rumus deviasi standar adalah sebagai berikut :
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
14/35
11
2
n
xx
S
n
i
i
..........................(2.3)
Dimana :
Xi = nilai observasi kei
X = ratarata
n = jumlah nilai observasi
Untuk data dengan n yang relatif besar, katakanlah lebih dari seratus, penyebut (n1)
dapat diganti dengan n, dengan pertimbangan bahwa data dengan n yang besar, nilai (n-
1) dan n tidak jauh berbeda. Sedangkan rumus alternatif untuk menghitung deviasi
standar adalah :
n
xx
nS
i
2
2
11
1....................(2.4)
untuk n > 100, (n-1) dapat diganti n.
II.2.3 Relative Standard Deviasi
Adalah bentuk lain dalam menyatakan suatu penyimpangan, dan dirumuskan
sebagai berikut :
........................(2.5)
II.2.4 Standard Deviasi Rata-Rata Aritmetik
...................(2.6)
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
15/35
II.2.5 Standard Deviasi Metode Analitik
Untuk jumlah seri yang berbeda dari serangkaian pengukuran :
.........................(2.7)
Untuk jumlah seri yang sama dari serangkaian pengukuran :
.....................................(2.8)
k = jumlah seri secara paralel
II.2.6 Deviasi Aritmetik D rata-rata Absolut
Digunakan untuk menentukan perbedaan dari dua rata-rata kelompok data
........................................(2.9)
Catatan : D < SD
II.2.7 Koefisien Variansi (CV), %
Digunakan untuk :
a. membandingkan perbedaan antara beberapa populasi dengan karakteristik
yang sama
b. membandingkanperbedaan antara beberapa populasi yang sama dengan
karakteristik yang berbeda
................................(2.10)
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
16/35
II.3 Distribusi Normal
Dalam menseleksi data-data yang akan diplot sebagai hasil percobaan digunakan
statistika metode Distribusi Normal, dimana pada metode ini digunakan tingkat
kepercayaan 95% sehingga jika ada data yang berada di luar garis kontrol limit akan di
reject dari data utama.
II.3.1 Pendugaan Titik
Pada pendugaan titik, kita menggunakan suatu nilai untuk menduga
parameter populasi. Untuk menduga rata rata dan deviasi standar populasi, kita dapat
menggunakan x dan s.
II.3.2 Penduga Interval
Pada pendugaan interval, kita dapat menggunakan suatu interval atau range
nilai untuk menduga parameter populasi. Masalahnya adalah bagaimana membentuk
interval duga. Interval duga dikembangkan dari statistik sampel. Bentuk interval duga :
Lower Confidence Limit < parameter populasi yang diduga < Upper
Confidence Limit
Unutk menentukan Lower Confidence Limi ( LCL ) dan Upper Confidence
Limit ( UCL ), kita harus mengingat kembali konsep distribusi sampling. Jika kita
mengambil sampel dengan ukuran n dari populasi dengan ukuran N, maka akan terbentuk
suatu distribusi sampling.
Gambar 7.1
Ada CN
n kemungkinan sampel yang artinya ada CN
n kemungkinan x, yang cukup banyak
dan terdistribusi secara normal, dengan ratarata x dan deviasi standar x . Menurut
Central Limit Theorem, x dann
x
.
Populasi N Sampel N
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
17/35
LCL dan UCL pada interval juga terletak pada distribusi sampling rata rata.
Luas kurva antara LCL dan UCL disebut interval keyakinan atau confidence interval.
Interval keyakinan adalah interval yang letak parameter populasinya diharapkan.
LCL :
x
xLCL
Z
2
LCL = xx Z .2
UCL :
x
xUCLZ
2
UCL = xx Z
.
2
Jika kebetulan ratarata dari sampel yang terambil adalah )(xxx
maka interval
duga untuk adalah : )..(22
xxxx ZZP
= interval keyakinan.
Interval duga ini jelas memuat ( karena x ). Dengan kata lain dugaan kita
benar. Jika ratarata sampel yang terambil tidak sama dengan x
LCL = xZx .
UCL = xZx .
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
18/35
II.3.3 Pendugaan Satu Rata rata
Rumus pendugaan satu ratarata adalah :
1)..(
22 nZx
nZxP
Catatan :
Biasanya tidak diketahui dan diduga dengan s ( deviasi standar
sampel )
adalah tingkat nyata atau level of significance dan 1 adalah interval
keyakinan.
Untuk mencari nilai dapat menggunakan Tabel Distribusi Normal.
II.3.4 Pendugaan Beda Dua Rata rata
Rumus interval duga untuk pendugaan beda dua ratarata adalah :
1.)(.)(
2
2
2
1
2
1
2
2121
2
2
2
1
2
1
2
21
nnZxx
nnZxxP
Catatan :
Jika 1 dan 2 tidak diketahui, maka hal tersebut dapat diduga dengan s1
( deviasi standar sampel 1 ) dan s2 (deviasi standar sampel 2 )
II.3.5 Pendugaan Satu Proporsi
Rumus interval duga untuk pendugaan satu proporsi ( P ) adalah :
1)1(.)1(.
22 n
PPZPPn
PPZPP aa
Catatan : Jika P tdak diketahui, maka kita dapat menggunakan p dalam
perhitungan
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
19/35
n
pp )1(
II.4 Pengujian Hipotesis Tentang Beda Dua RataRata Populasi
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dua kelompok rata-rata data
memiliki karakter yang sama. Langkah yang digunakan untuk pengujian hipotesis beda
dua rata-rata popuplasi sama dengan pengujian hipotesis 1 rata-rata. Perbedaannya
terletak pada pembuatan Ho dan Hi, serta rumus menghitung statistik uji.
Tiga alternatif Ho dan Hi :
a. Ho : 1 = 2
Hi : 1 2 (pengujian 2 arah)
b. Ho : 1 2
Hi : 1 < 2 (pengujian 1 arah, sebelah kiri)
c. Ho : 1 2X
Hi : 1 > 2 (pengujian 1 arah, sebelah kanan)
Sedangkan rumus untuk menghitung statistik uji adalah
2
2
2
2
1
1
21
n
S
n
S
XXZ
Atau
2
2
2
1
2
1
21
n
S
n
S
XXZ
II.4.1 Untuk Pengujian Sample Kecil
Untuk pengujian sample kecil digunakan distribusi t sebagai tool uji untuk
mengetahui dua populasi data memiliki karakter yang sama
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
20/35
II.4.1.1 Jika harga simpangan deviasi 1 (S1) = harga simpangan deviasi 2 (S2)
Harga distribusi t ditentukan dengan rumusan sebagai berikut :
2121
2
22
2
11
21
11
2
)1()1(
nnnn
SnSn
XXt
Dan harga derajad kebebasan (df) sebagai berikut :
df = n2 + n2 - 2
II.4.1.2 Jika harga simpangan deviasi 1 (S1) harga simpangan deviasi 2 (S2)
Harga distribusi t ditentukan dengan rumusan sebagai berikut :
2
2
2
1
2
1
21
n
S
n
S
XXt
Sedangkan harga derajad kebebasan (df) adalah sebagai berikut :
1
)/(
1
)/(//
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
21
2
1
n
nS
n
nSnSnSdf
II.5 Statistika Uji untuk Laboratorium Uji
Selama memproses hasil analisa hasil pengujian sample di laboratorium, beberapa
statistika uji bisa digunakan untuk menguji data hasil uji, terutama data hasil uji untuk
validasi metode. Adapun beberapa statistika yang sering digunakan sebagai pengujian
data hasil pengujian sample di laboratorium dan validasi metode adalah sebagai berikut :
1. Confidence Interval Method
2. Critical Range Method
3. DixonsQ Test
4. Chi Square Test
5. SnedecorsFTest
6. HartleysFmax Test
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
21/35
7. Bartletts Test
8. Morgans Test
9. StudentstTest
10. Cochran-Cox Test
11. Aspin-Welch Test
12. Cochrans Test
13. Grubbs Test
14. Hampels Test
15.ZScore
16.En Score17. Mandels Test
18. Kolmogorov-Smirnov Test
Untuk keterangan dari masing-masing metode statistika di atas dapat dilihat pada daftar
lampiran.
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
22/35
BAB III
QUALITY CONTROL HASIL UJI
III.1 Control Chart
Metode metoda statistika di industri atau di laboratorium sering digunakan untuk
mengevaluasi jalannya suatu proses pelaksanaan kegiatan. Umumnya metoda metoda
statistika tersebut digunakan sebagai quality control suatu hasil analisis yang
dikeluarkan oleh sebuah laboratorium uji. Quality control sangatlah diperlukan sehingga
seorang supervisor bisa mengevaluasi suatu proses dalam suatu kegiatan tertentu, baik itu
dalam kegiatan di suatu industri yang menghasilkan suatu produk atau dalam suatu
laboratorium yang menghasilkan suatu hasil pengujian dari suatu sample. Tool yang
digunakan sebagai quality control adalahcontrol chart, dan beberapa control chart yang
umum digunakan adalah :
1. control chart X dan R
2. control chart P
3. control chart C
Control chart digunakan untuk membedakan antara bilangan acak dan penyebabbervariasinya suatu data. Control chart dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik
yang diuji, antara lain :
1. Rata-rata pengukuran pada suatu sample. Hal ini dikenal dengan chartX . Nilai
rata-rata digunakan karena nilai ini sangat sensitive terhadap perubahan daripada
nilai-nilai individunya.
2. Range dari suatu pengukuran pada suatu sample. Hal ini dikenal dengan chartR.
Range digunakan untuk mengukur variabilitas dari suatu proses.
3. Persen Defective pada suatu sample. Hal ini dikenal denganP Chart.
4. Number of Defects pada suatu sample. Hal ini dikenal denganCChart.
III.2 Control Chart X dan R
Control chart yang umum digunakan untuk mengetahui jalannya suatu proses
adalah control chart X dan R. Pada control chart ini diperlukan data individu sebanyak 50
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
23/35
kali pengukuran, yang mana pembagian/cara pengambilan datanya disesuaikan dengan
kondisi laboratorium masing-masing.
Shortcut formula untuk untuk control limit terhadap sample rata-rata adalah :
Upper Control Limit for X = X + A2R (3.5)
Lower Control Limit for X = X - A2R .(3.6)
Dimana :
X = ratarata total (grand average) = rata-rata dari nilai rata-rata sample
R = ratarata dari range sample
A2 = konstanta yang diambil dari tabel 3.1
Tabel 3.1 : faktor-faktor untuk control chart X dan R
n A2 D3 D4d2 = R/s
(s = standard
deviation)
2 1,880 0 3,268 1,128
3 1,023 0 2,574 1,693
4 0,729 0 2,282 2,059
5 0,577 0 2,114 2,326
6 0,483 0 2,004 2,534
7 0,419 0,076 1,924 2,704
8 0,373 0,136 1,864 2,847
9 0,337 0,184 1,816 2,970
10 0,308 0,223 1,777 3,078
11 0,285 0,256 1,744 3,173
12 0,266 0,284 1,717 3,258
13 0,249 0,308 1,692 3,336
14 0,235 0,329 1,671 3,407
15 0,223 0,348 1,652 3,472
Shortcut formula untuk untuk control limit terhadap range sample adalah :
Upper Control Limit for R = D4R ........................(3.7)
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
24/35
Upper Control Limit for R = D3R ........................(3.8)
Dimana :
D3 dan D4 dapat di dapatkan dari tabel 3.1 diatas.
Setelah control chart dibuat maka dilakukan interpretasi terhadap chart yang telah dibuat
dengan interpretasi sebagai berikut :
Contoh dari control chart data sheet sebagai berikut :
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
25/35
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
26/35
BAB IV
ANGKA KETIDAKPASTIAN
Contoh Kasus 1 :
MODEL :
SG = Tp + Cc
Dimana :
SG : Specific Gravity
Tp : titik pengamatan,0C
Cc : koefisien sensitifitas
DIAGRAM CAUSED AND EFFECCT
Cc
Kalibrasi hydrometer
kalibrasi termometer
Tp
SG
presisi
kemampuan baca
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
27/35
Perhitungan Ketidakpastian Baku :
1. Presisi
Data dipoerleh dari uji profesiensi
Standar Deviasi, SD = 0,00037
2. Hydrometer
Data dari sertifikat kalibrasi.ketidakpastian alat = h1 + 0,0007, h2 + 0,0005, h3 + 0,0006
h4 + 0,0007, h5 + 0,0009 Tk : 95 %
4-
24-24-24-24-
4
5
4
4
4
3
4
2
4
1
10x4807,6
10x2,040810x3,061210x2,551010x3,5712
100408,296,1
0004,0
105712,396,1
0005,0
100612,396,1
0006,0
105510,296,1
0005,0
105712,396,1
0007,0
hidrometer
xhidro
xhidro
xhidro
xhidro
xhidro
3. Termometer
Data dari sertifikat kalibrasi.
Ketidakpastian alat + 0,210F
Mencari koefisiensi sensitifitas, Ci
Misal y = Specific gravity x = temperatur
4106285,52
00037,0 xpress
FF
tem 00
1212,03
21,0
x
yC
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
28/35
Misalkan pembacaan temperatur turun 1 0F, maka pembacaan hydrometer naik
3,6 x 10 -4
F
x
x
yC
0
4
1
106,3
5
2
0
4
0103632,4
106,31212,0
x
F
xxFterm
4. Kemampuan baca orang
Misal kemampuan baca x bagian skala terkecil hydrometer skala hydrometer =
0,001
a = x Sk = x 0,001 = 5 x 10-4
ekp = 1,96 x comb
= 1,96 x 9,0666 x 10-4
=1,77 x 10 -4
= 0,0018
Yang dilaporkan : Hasil uji + ekp
= Hasil uji + 0,0018
Contoh Kasus 2 :
MODEL :
Karbon Residue Mikro, % berat = w/W x 100%
Dimana :
w : Berat karbon, gram
2222 orangtermhydrometerpresscomb
4
24252424
100666,9
100867,2103632,4104807,6106285,5
x
xxxx
4
4
108867,23
105
xx
orang
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
29/35
W : Berat contoh, gram
DIAGRAM CAUSED AND EFFECT
PERHITUNGAN KETIDAKPASTIAN BAKU ()
1. Data dari sertifikat CRM
Dari 6 kali percobaan dengan menggunakan CRM yang sama diperoleh :
average result = 0,3 %
SD = P 1,56/3 = 0,9
Dengan asumsi quoted uncertainty mempunyai distribusi segi empat
Jumlah CRM yang digunakan = (P) = 1,5 g
(Evaluasi Type B)
2. Contoh
Data diperoleh dari sertifikat kalibrasi timbangan
Ketidakpastian yang diperluas = + 0,730 mg (gross)
Pengaruh pengenolan beban = 0,0001 g (tare)
Tingkat kepercayaan = 95 % k = 2
x timbangan tare = 0,0001/2 = 5 x 10 5 gram
(x)timbangan gross = 7,3 x 10 4/ 2 = 3,65 x 104 gram
x)contoh = (5 x 10 5)2 + (3,65 x 10 4)2
= 3,6841 x 10-4
Karbon residue
mikro
Oven
kalibrasiw
Timbangan
kalibrasi gross
tare
PresisiW
taregross
sensitivitas
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
30/35
3. Karbon
Data diperoleh dari sertifikat kalibrasi timbangan
Ketidakpastian yang diperluas = + 0,730 mg (gross)
Pengaruh pengenolan beban = 0,0001 g (tare)
Tingkat kepercayaan = 95 % k = 2
x timbangan tare = 0,0001/2 = 5 x 10 5 gram
(x)timbangan gross = 7,3 x 10 4/ 2 = 3,65 x 104 gram
x)carbon = (5 x 10 5)2 + (3,65 x 10 4)2
= 3,6841 x 10-4
4. Sensitivitas Oven
Ci = dy/dt
dy = perbedaan persen kadar abu
dT = Perbedaan temperatur
Data dari alat MCRT :
Ketidakpastian Oven = 10 oC dengan tingkat kepercayaan = 95% k = 2
xOven = 10 oC/2 = 5 oC
Karena data penelitian tidak ada, maka Ci = 0
5. Presisi Penimbangan
Data diperoleh dari 10 kali pengujian dengan contoh yang sama didapat :
Hasil uji rata rata X = 0,03 %
(x)P resisi = SD = 0,01 % = 0,0001
KETIDAKPASTIAN KOMBINASI
x Combinasi = y (P) 2 + Contoh 2 + Carbon 2
P Berat Contoh Berat Carbon
= y 0,9 2 + 3,6841 x 10-4 2 + 3,6841 x 10-4 2
1,5 W w
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
31/35
= y 0,6 + 3,6841 x 10-4 2 + 3,6841 x 10-4 2
W w
KETIDAKPASTIAN YANG DIPERLUAS
Misal : y = % Karbon Residue Mikro
exp = 2 x xCombinasi
exp = 2 x y 0,6 + 3,6841 x 10-4 2 + 3,6841 x 10-4 2
W w
PELAPORAN
Yang dilaporkan = kadar karbon residue mikro + exp
LAMPIRAN LAMPIRAN
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
32/35
LAMPIRAN 1 :
TABEL DISTRIBUSI NORMAL
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
33/35
LAMPIRAN 2 :
TABEL DISTRIBUSI t
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
34/35
-
7/25/2019 Sistem Mutu Laboratorium BBM
35/35
LAMPIRAN 3 :
MACAM MACAM STATISTIKA UJI UNTUK LABORATORIUM