sistem informasi dan organisasi publik
TRANSCRIPT
SISTEM INFORMASI DAN ORGANISASI PUBLIK
A. Latar Belakang Masalah Munculnya Sistem Informasi Publik
Seiring dengan lajunya gerak pembangunan, organisasi-organisasi publik maupun swasta
semakin banyak yang mampu memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat menunjang
efektifitas, produktifitas, dan efisiensi mereka. Perkembangan teknologi informasi dalam hal ini
teknologi komputer dapat menunjang pengambilan keputusan di dalam organisasi-organisasi
modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat diselasaikan secara
tepat, akurat, dan efisien. Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan
terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua
jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para
manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh
informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan
keputusan. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa
setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat
waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk
menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis. Para manajer sekarang ini dituntut
kemampuan mereka untuk dapat memanfaatkan informasi organisasi dan membuat keputusan
secara tepat berdasarkan informasi tersebut. Termasuk juga dalam organisasi publik,
permasalahan utama dalam organisasi publik adalah masalah pelayanan publik. Pelayanan publik
menurut Thaha (1994:14) merupakan suatu kegiatan yang harus mendahulukan kepentingan
umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu pelayanan, dan memberikan
kepuasan kepada publik. Seiring dengan diberlakukannnya otonomi daerah sejak dikeluarkannya
UU No. 22 Tahun 1999 UU No. 32 Tahun 2004 yang memberi 2 hak dan kewenangan pada
pemerintah daerah untuk mengukur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakatnya serta dalam menghadapi era perdagangan bebas, peranan administrasi
pemerintahan dan perijinan perkotaan menjadi sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan
otonomi daerah sangat ditentukan oleh kinerja administrasi pemerintahan dan perizinan, karena
masyarakat menilai baik buruknya otonomi daerah berdasarkan baik buruknya administrasi dan
perijinan. Sementara itu era perdagangan bebas dan globalisasi juga menuntut tingkat kinerja
administrasi pemerintahan dan perijinan yang tinggi, karena administrasi pemeritahan dan
perijinan akan sangat mempengaruhi tingkat daya saing daerah dan juga produk-produk daerah
yang pada gilirannya akan sangat menentukan kinerja keuangan daerah atau Negara (Ratminto,
2003). Beberapa studi menunjukkan bahwa akar permasalahan administrasi pemerintahan dan
perijinan kota adalah prosedur yang berbelit-belit dan tidak transparan. Sehingga konsep
birokrasi lebih dikenal dan diartikan sebagai suatu yang menyusahkan karena rumit, tidak efisien
dan korup. Oleh karena itu prosedur pemerintahan dan perijinan perkotaan merupakan salah satu
hal yang harus dikelola secara lebih baik demi untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan
otonomi daerah dan memenangkan persaingan di era globalisasi ini (Ratminto, 2003).
Pemenuhan hak orang lain (masyarakat) yang merupakan tujuan dari fungsi pelayanan publik
harus terus ditingkatkan, baik dari sisi kualitas maupun dari sisi kuantitas. Sisi kuantitas dapat
dilakukan dengan memperbanyak jumlah masyarakat yang dapat dilayani dan menambah waktu
pelayanan, sedangkan sisi kualitas dapat dikurangi dengan mengurangi kesalahan pelayanan,
mempercepat pelayanan, dan kemudahan pelayanan.
B. Perbedaan Sistem Informasi Antara Organisasi Publik dan Organisasi Bisnis
perbedaan organisasi publik dan organisasi bisnis ditinjau dari pendekatan sistem informasi,
1. Organisasi Publik
a. Pengertian
Istilah publik berasal dari bahasa Latin “of people” (yang berkenaan dengan masyarakat).
Sasaran organisasi publik ditujukan kepada masyarakat umum. Organisasi publik adalah tipe
organisasi yang bertujuan menghasilkan pelayanan kepada masyarakat, tanpa membedakan
status dan kedudukannya.
b. Lingkungan Organisasi
Lingkungan dalam organisasi publik :
- Lingkungan otorisasi, artinya untuk melakukan sesuatu, organisasi publik terlebih dahulu harus
mendapat izin atau legalitas.
- Sumber pendanaan dan wewenang diperoleh melalui lingkungan otorisasi tersebut. Misal,
dalam pengajuan anggaran kepada DPR, untuk mendapat pengabsahan atas suatu rencana
kegiatan pemerintah. Ini merupakan dasar bagi organisasi publik untuk membangun kapasitas
organisasi dan kemampuan operasionalnya.
- Proses penciptaan nilai dalam organisasi publik, bukan didasarkan pada hukum penawaran dan
permintaan pasar, melainkan melalui proses birokratis, yaitu izin dari lingkungan otorisasi
2. Organisasi Privat
a. Pengertian
Istilah privat berasal dari bahasa Latin “set apart” (yang terpisah). Sasaran organisasi publik
ditujukan pada hal – hal yang „terpisah‟ dari masyarakat secara umum.Organisasi privat atau
bisnis adalah organisasi yang ditujukan untuk menyediakan barang dan jasa kepada konsumen,
yang dibedakan dari kemampuanya membayar barang dan jasa tersebut sesuai dengan hukum
pasar.
b. Lingkungan Organisasi
Lingkungan dalam organisasi privat:
- Lingkungan otorisasi, misal dewan komisaris atau rapat umum pemegang saham yang
menentukan pendanaan dan batas – batas wewenang perusahaan. Akan tetapi, tentu saja
lingkungan otorisasi pada organisasi privat tidak sekompleks organisasi publik.
- Proses penciptaan nilai dalam organisasi privat, menitikberatkan proses pengambilan keputusan
pada naik-turunya permintaan pasar, sehingga pengambilan keputusan biasanya berlangsung
lebih cepat.
Tabel perbandingan organisasi publik dan privat secara umum:
No Organisasi publik Organisasi privat
1 Tujuan Laba Non laba
2 Produk yang dihasilkan Public goods Privat goods
3 Cara pengambilan keputusan Demokratis Strategis bisnis
4 Ukuran kinerja Social welfare Efisiensi
5 Misi organisasi Melakukan kebaikan “untung rugi”
Perbedaan Organisasi Publik dan Organisasi bisnis ditinjau dari pendekatan sistem infornasi
terletak pada tujuan dan departemen/fungsi-fungsinya. Berikut perbedaan organisasi Publik dan
Organisasi Bisnis ditinjau dari pendekatan sistem informasi.
a. Organisasi Bisnis
1. Tujuan yang dilayani adalah pelanggan
2. Memiliki fungsi / departemen Bisnis
Seperti :
Departemen Produksi, Departemen Pemasaran, dll
b. Organisasi Publik
1. Tujuan yang dilayani adalah citizen
2. Memiliki fungsi / departemen Publik
Seperti :
Bagian Kependudukan (SIMDUK),
Bagian Keuangan Negara (SIAPUDA),
Bagian Sistem Informasi Pusat Pelayanan Publik
Bagian Sistem Informasi Kepegawaian
C. Kerangka Sistem Informasi Pada Organisasi Publik
Semua sistem informasi mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan
(input), kemudian memprosesnya dengan melakukan penghitungan, penggabungan unsur data,
pemutakhiran dan lain-lain, akhirnya memperoleh informasi sebagai keluarannya (output).
Menyediakan informasi bagi manajemen (karena itu dinamakan sisteminformasi manajemen).
Ternyata dalam praktiknya SIM pada suatu organisasi menyediakan juga informasi bagi orang-
orang selain paramanajer. Ketika suatu organisasi semakin memiliki pengalaman dalam
menerapkan rancangan SIM yang mencakup kebutuhan seluruh organisasi, paramanajer di
wilayah-wilayah tertentu, baik ditingkat pusat maupun daerah, mulai menerapkan konsep sesuai
kebutuhan yang mereka perlukan. Sistem informasi mulai akan memasuki wilayah yang sudah
tersegmentasi, yang dapat disebut sebagai sub-sub sistem SIM yang disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan penggunanya. Sebagai contoh pada tataran organisasi pemerintah pusat
sudah mengimplementasikan beberapa aplikasi sistem informasi antara lain:
• Sistem akuntansi keuangan negara (SKAN),
• Sistem akuntansi barang milik negara (SABMN),
INPUT(data-data) Proses Output (informasi)
• Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD),
• Sistem Informasi Kependudukan,
• Sistem Informasi Kepegawaian dan pengembangan-pengembangan subsub sistem tata kelola
pemerintahan lainnya
D. Hubungan Antara Organisasi dan Manajemen Sistem Informasi
Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi memainkan
peran yang kritikal di dalam organisasi. Sistem informasi ini sangat mempengaruhi secara
langsung bagaimana manajemen mengambil keputusan, membuat rencana, dan mengelolapara
pegawainya, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak dicapai, yaitu bagaimana
menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum,
dan bagaimana menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat. Oleh
karenanya, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak dapat didelegasikan begitu saja
kepada sembarang pengambil keputusan. Semakin meningkat saling ketergantungan antara
rencana strategis instansi, peraturan dan prosedur di satu sisi dengan sistem informasi (software,
hardware, database, dan telekomunikasi) di sisi lain. Perubahan di satu komponen akan
mempengaruhi komponen lainnya. Hubungan ini menjadi sangat kritikal manakala manajemen
ingin membuat rencana ke depan. Aktivitas apa yang akan dilakukan lima tahun ke depan
biasanya juga sangat tergantung kepada sistem apa yang tersedia untuk dapat melaksanakannya.
Sebagai contoh, peningkatan produktivitas kerja para pegawai sangat tergantung pada jenis dan
kualitas dari sistem informasi organisasi. Perubahan lain dalam hubungan sistem informasi
dengan organisasi yaitu semakin meningkatnya cakupan dan ruang lingkup dari sistem informasi
dan aplikasinya. Pengembangan dan pengelolaan system dewasa ini membutuhkan keterlibatan
banyak pihak di dalam organisasi, jika dibandingkan peran dan keterlibatanya pada periode-
periode yang lalu. Sebagaimana sudah disampaikan dengan meningkatnya kecenderungan
organisasi berteknologi digital, maka sistem informasi di dalam organisasi dapat meliputi
jangkauan yang semakin luas hingga kepada masyarakat, instansi pemerintahan lainnya, dan
bahkan informasi mengenai perkembangan politik terakhir. Satu alasan mengapa sistem
informasi memainkan peran yang sangat besar dan berpengaruh di dalam organisasi adalah
karena semakin tingginya kemampuan teknologi komputer dan semakin murahnya biaya
pemanfaatan teknologi komputer tersebut. Semakin baiknya kemampuan komputer telah
menghasilkan jaringan komunikasi yang kuat yang dapat digunakan organisasi untuk melakukan
akses informasi dengan cepat dari berbagai penjuru dunia serta untuk mengendalikan aktivitas
yang tidak terbatas pada ruang dan waktu. Jaringan-jaringan ini telah mentransformasikan
ketajaman dan bentuk aktivitas organisasi, menciptakan fondasi untuk memasuki era digital.
Jaringan yang terluas dan terbesar yang digunakan adalah internet. Hampir setiap orang di
seluruh dunia ini, baik yang bekerja di dunia sains, pendidikan, pemerintah, maupun kalangan
pebisnis menggunakan jaringan internet untuk bertukar informasi atau melakukan transaksi
bisnis dengan orang atau organisasi lain di seluruh dunia. Internet menciptakan platform
teknologi baru yang universal. Teknologi internet ini mampu mempertajam cara bagaimana
sistem informasi digunakandalam bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai manfaat yang
dapat diperoleh dengan penggunaan internet, di antaranya adalah untuk :
• Komunikasi dan kolaborasi.
• Akses data dan informasi.
• Partisipasi dalam diskusi.
• Supply informasi.
• Hobi atau bersenang-senang (entertainment).
• Pertukaran transaksi bisnis
Pertumbuhan yang pesat di teknologi komputer dan jaringan, termasuk teknologi internet telah
mengubah struktur organisasi yang memungkinkan secara instan informasi didistribusi di dalam
dan di luar organisasi. Kemampuan ini dapat digunakan untuk mendesain ulang dan
mempertajam organisasi, mentransfer struktur organisasi, ruang lingkup organisasi, melaporkan
dan mengendalikan mekanisme, praktik-praktik kerja, arus kerja, serta produk dan jasa. Pada
akhirnya, proses bisnis yang dilakukan secara elektronis membawa organisasi lebih dikelola
secara digital, yang membawa dampak pada hal-hal sebagai berikut:
- Organisasi semakin ramping. Organisasi yang gemuk dan birokratis lebih sulit untuk mengikuti
perubahan yang pesat dewasa ini, kurang efisien, dan tidak dapat kompetitif. Oleh karenanya,
banyak model organisasi ini sekarang dirampingkan, termasuk jumlah pegawainya dan tingkatan
hirarkis manajemennya.
- Pemisahan pekerjaan dari lokasi. Teknologi komunikasi telah mengeliminasi jarak sebagai satu
faktor yang harus dipertimbangkan dalam pekerjaan.
E.Bagaimana organisasi mempengaruhi system informasi.
Organisasi akan berpengaruh terhadap sistem informasi melalui keputusan-keputusan yang
dibuat oleh manajer dan karyawan. Manajer membuat keputusan tentang desain sistem.
Manajer juga akan memutuskan siapa yang akan membuat dan mengoperasikan sistem, dan
pada akhirnya memberikan pertimbangan rasional dalam pembuatan sistem. Pada bagian
berikut ini akan dijelaskan :
1.Keputusan-Keputusan Tentang Peran Sistem Informasi
Organisasi mempunyai dampak langsung terhadap teknologi informasi melalui
keputusannya tentang bagaimana teknologi akan digunakan dan peran apa yang akan
dimainkan dalam organisasi. Dukungan terhadap perubahan peran telah merubah secara
teknikal serta sistem konfigurasi organisasi yang secara nyata telah memberikan computing
power dan data, sehingga menjadi lebih dekat dengan pemakai akhir.
Mesin hitung elektronik dengan fungsi-fungsi yang terbatas dalam tahun 1950-an telah
memberikan cara baru. Mainframe yang tersentralisasi dapat melayani kantor pusat dengan
kantor cabang di beberapa lokasi yang terpencil pada tahun 1960-an. Pada tahun 1970-an
komputer mikro yang ditempatkan di sebuah departemen atau divisi dihubungkan dengan
komputer pusat. Tahun 1980-an, komputer mikro desktop pertama kali digunakan secara
independen, kemudian dihubungkan dengan minicomputer dan komputer yang berukuran
besar.
Dalam tahun 1990-an, rancangan jaringan organisasi secara penuh dikembangkan. Dalam
rancangan baru ini, central mainframe computer menyimpan dan mengkoordinasi informasi
dan mengalirkannya ke desktop-desktop dan bahkan ke ratusan jaringan lokal yang lebih
kecil. Sistem operasinya menyerupai sistem telepon. Sistem informasi telah menjadi bagian
integral, on-line, dan interactive tools yang secara mendalam berfungsi dalam operasi dari
menit ke menit serta pengambilan keputusan organisasi. Dengan demikian organisasi
menjadi sangat tergantung pada sistem dan tidak akan mampu bertahan ketika sistem ini
runtuh.
2. Keputusan Tentang Siapa Yang Menyediakan Pelayanan Teknologi lnformasi.
Cara kedua dimana organisasi mempengaruhi teknologi informasi adalah melalui keputusan
tentang siapa yang akan mendesain, membangun, dan mengoperasikan teknologi di dalam
organisasi. Teknologi komputer mirip dengan teknologi yang lain, termasuk didalamnya
teknologi otomotif. Disamping mobil, masyarakat membutuhkan jalan bebas hambatan,
bengkel, pompa bensin, insinyur mesin, polisi, dan produsen spare-part. Automobile adalah
sebuah paket pelayanan, organisasi dan manusia/orang. Demikian pula sistem informasi
mensyaratkan sub-unit organisasi khusus, spesialis informasi, serta kelompok pendukung
yang lain. Manajer membuat keputusan penting tentang paket komputer: keputusan tentang
apa yang dilakukan oleh teknologi informasi.
Paket-paket itu terdiri dari tiga entitas. Pertama, fungsi atau unit organisasi formal yang
biasa disebut departemen sistem informasi. Kedua, ahli-ahli atau spesialis sistem informasi
seperti programer, sistem analis, project leader, manajer sistem informasi. Demikian pula
spesialis eksternal seperti supplier hardware dan manufaktur, perusahaan software, dan
konsultan yang berpartisipasi pada operasi harian dan perencanaan sistem informasi jangka
panjang. Ketiga, paket sistem informasi adalah teknologinya itu sendiri, baik software
maupun hardware.
Saat ini kelompok sistem informasi menjadi agen perubah yang sangat kuat dalam
organisasi, mendesak strategi baru dalam bisnis dan memaksa produk-produk dihasilkan
dengan berbasis informasi serta memerlukan koordinasi antara pengembangan teknologi
dan perencanaan perubahan organisasi. Ukuran dan departemen sistem informasi sangat
bervariasi dan sangat tergantung pada peran dan sistem informasi dalam organisasi serta
ukuran organisasi. Pada perusahaan dengan ukuran menengah sampai besar kelompok
sistem informasi terdiri dan 100 sampai 400 orang. Ukuran kelompok sistem informasi dan
total pengeluaran untuk komputer sistem informasi (khususnya organisasi yang menjual
produk informasi) dapat menghabiskan sampai 40 persen dari gross revenues.
Pada tahun-tahun pertama penggunaan komputer, ketika peran sistem informasi dibatasi,
kelompok sistem informasi umumnya terdiri dari programer dan ahli teknik. Saat ini
kebanyakan kelompok sistem informasi dan analis sistem tumbuh atau bertambah secara
proporsional. Sistem analis biasanya merupakan pihak yang menghubungkan antara
kelompok sistem informasi dengan fihak lain dalam organisasi. Hal lain yang menjadi tugas
analis adalah menterjemahkan masalah-masalah bisnis dan kebutuhannya ke dalam
persyaratan sistem dan informasi.
Manajer sistem informasi adalah pimpinan tim programer dan analis, manajer proyek,
manajer fasilitas fisik, manajer telekomunikasi, kepala kantor dan kelompok automation,
dan manajer operasi komputer dan staf data entry. End user adalah representatif dan
departemen diluar kelompok sistem informasi dimana aplikasi di kembangkan. Pemakai
(users) ini mempunyai peran penting dalam desain dan pengembangan sistem informasi.
3. Keputusan Tentang Mengapa Membangun Sistem Informasi
Untuk membangun sistem informasi, manajer mempunyai beberapa alasan rasional baik
menyangkut umum ataupun khusus. Alasan yang paling pokok bagi manajer untuk memilih
menggunakan sistem adalah untuk mencapai alasan-alasan ekonomi, menyediakan
pelayanan yang lebih baik, atau menyediakan tempat kerja yang lebih baik. Dampak
komputer terhadap organisasi tergantung dari bagian dan bagaimana manajer membuat
keputusan.
Mengapa organisasi mengadopsi sistem informasi tampaknya sangat sederhana. Namun
secara jelas organisasi mengadopsi sistem informasi adalah untuk menjadi lebih efisien,
menghemat uang, dan mengurangi jumlah tenaga kerja. Meskipun respon-respon yang
demikian secara umum benar untuk masa-masa yang lalu, namun alasan-alasan itu bukanlah
alasan-alasan pokok untuk mengadopsi sistem.
Sistem yang ada saat sekarang dibangun dengan tujuan efisiensi untuk hal- hal yang
menyangkut pekerjaan pikiran. Namun alasan lain yang lebih mendasar dan mudah
diterima, sistem informasi merupakan sesuatu yang sangat penting jika ingin tetap bertahan
dalam bisnis. Sistem informasi merupakan sesuatu yang sangat vital sebagaimana
peningkatan modal seperti bangunan-bangunan modern atau corporate headquarter.
Peningkatan dalam pengambilan keputusan (kecepatan, akurasi, keterpaduan), pelayanan
yang lebih baik kepada customer dan harapan klien, koordinasi kelompok-kelompok yang
terpencar, serta menguji kekuatan kontrol terhadap personal maupun pengeluaran menjadi
alasan penting untuk membangun sistem (Huff dan Munro, Husein, M.F. dan Wibowo, A.
2002).
Alasan terkini, organisasi mengadopsi sistem karena ingin mendapatkan competitive benefit
(manfaat kompetitif). Dengan demikian, pertanyaan yang tampaknya jawabnya sangat
mudah Mengapa organisasi mengadopsi sistem adalah sangat kompleks. Beberapa
organisasi sekedar ingin menjadi lebih inovatif untuk mendapatkan benefit ekonomi secara
langsung. Untuk beberapa kasus, sistem informasi dibangun karena ambisi dari beberapa
kelompok dalam organisasi dan antisipasi dampak dan konflik yang tengah berlangsung
dalam organisasi.
Faktor-faktor lingkungan eksternal adalah faktor eksternal organisasi yang mempengaruhi
adopsi dan desain sistem, Beberapa faktor lingkungan eksternal adalah peningkatan biaya
tenaga kerja atau sumber daya yang lain, persaingan dan perusahaan lain, dan perubahan
regulasi pemerintah (Undang-undang). Secara umum faktor-faktor lingkungan eksternal ini
dapat dianggap sebagai batasan-batasan lingkungan. Namun pada saat yang sama,
lingkungan juga menyediakan beberapa kesempatan kepada organisasi, seperti teknologi
baru, sumber modal baru, pengembangan proses produksi baru, memaksa kompetitor untuk
keluar, program-program baru pemerintah yang dapat meningkatkan permintaan produk-
produk tertentu.
F. Bagaimana system informasi mempengaruhi organisasi
Sistem informasi dan organisasi mempengaruhi satu sama lain. Sistem informasi dibangun oleh
manajer untuk melayani kepentingan perusahaan. Pada saat yang bersamaan, organisasi harus
waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi untuk mendapatkan manfaat dari
teknologi baru. Hubungan dua arah yang kompleks ini ditengahi oleh banyak faktor, bukan
keputusan yang dibuat atau tidak dibuat manajer. Faktor lain yang menengahi hubungan
mencakup budaya, struktur, politik, proses bisnis dan lingkungan bisnis.
Organisasi adalah struktur formal yang stabil dan formal yang mengambil sumber daya dari
lingkungan dan memprosesnya untuk menciptakan output. Definisi teknis ini berfokus kepada
tiga elemen dalam organisasi. Modal dan tenaga kerja adalah faktor produksi utama yang
disediakan oleh lingkungan. Organisasi (perusahaan) dapat mengubah masukan ini menjadi
produk dan jasa pada fungsi produksi. Produk dan jasa dikonsumsi oleh lingkungan untuk
pengembalian persediaan input.
Sistem informasi telah menjadi alat yang integral, online dan interaktif yang sangat terlibat pada
operasi menit ke menit dan pembuatan keputusan pada organisasi besar. Teori dan konsep dari
ekonomi dan sosiologi membantu kita memahami peubahan yang dibawa Teknologi Informasi.
Dalam dampak ekonomi teknologi informasi mempengaruhi biaya dan kualitas informasi dan
mengubah ekonomi informasi. Teknologi Informasi membantu perusahaan melakukan kontrak
dalam ukuran karena TI dapat mengurangi biaya transaksi yaitu biaya yang terjadi ketika
perusahaan membeli apa yang tidak dapat dibuat sendiri di pasar. Menurut Teori Biaya
Transaksi, perusahan dan individu mencar nilai ekonomi dari biaya transaksi, seperti yang
mereka lakukan pada biaya produksi (Coase, 1937: Williamson, 1985). Teknologi Informasi juga
dapat mengurangi biaya manajemen internal. Menurut Teori Keagenan, perusahaan dilihat
sebagai neksus kontrak diantara individu yang memiliki kepentingan sendiri dibandingkan
sebagai entitas yang bersatu dan ingin memaksimalkan keuntungan (Jensen dan Meckling,
1976).
Berbicara tentang bagaimana system informasi mempengaruhi organisasi, seperti beberapa
bagian sebelumnya, berikut penjelasan tentang satu sisi dari dua hubungan antara teknologi
informasi dan organisasi berdasarkan teori-teori para ahli.
1. Teori Ekonomi
Ekonomi adalah studi tentang alokasi sumberdaya langka dalam pasar yang dihuni oleh
ribuan perusahaan yang saling berkompetisi. Ekonomi juga mempelajari tentang ekonomi
nasional dan global. Ekonomi mikro memfokuskan pada perusahaan dan memberikan
beberapa model untuk menggambarkan dampak teknologi informasi pada organisasi.
2. Teori Ekonomi Mikro
Teori yang menjelaskan bagaimana teknologi informasi mempengaruhi ribuan
perusahaan adalah model ekonomi mikro.
3. Teori Biaya Transaksi
Teori biaya transaksi didasarkan pad aide bahwa perusahaan harus membayar sejumlah
biaya ketika perusahaan tersebut tidak dapat membuat sendiri.
4. Teori Agensi
Dalam teori agensi perusahaan dilihat sebagai “nexus of contract” (kontrak
berkelanjutan) diantara keinginan individu dari pada gabungan beberapa individu, dalam
rangka memaksimalkan profit.
5. Teori Perilaku
Teknologi informasi belumlah merubah semua organisasi besar menjadi manufaktur yang
mudah berubah (fleksibel), dan belum pula secara otomatis memberikan kekuatan
sepenuhnya kepada usaha bisnis kecil sebagaimana kepada usaha bisnis kecil
sebagaimana dalam perusahaan besar.
6. Teori Keputusan dan Pengawasan
Menurut teori keputusan dan pengawasan fungsi organisasi adalah untuk membuat
keputusan dibawah kondisi yang tidak pasti dan beresiko dan tetap berada dibawah
batasan rasionalitas. Gambaran tentang struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Sebelum teknologi informasi, organisasi mempunyai bentuk segitiga dengan
pengambilan keputusan terpusat pada titik atas.
b. Setelah dikenal sistem komputer bagan organisasi mulai kelihatan seperti huruf
“T” terbalik.
c. Seiring berjalannya waktu bentuk struktur organisasi tampak seperti segi empat
permata.
7. Teori Sosiologi : Oligarchi Dan Rutin
Teori sosiologi memfokuskan pada pertumbuhan hirarkhi, struktur birokrasi dan prosedur
operasi standar sebagai alat utama bagi organisasi dalam rangka mengahadapi lingkungan
yang tidak stabil.
8. Teori Post-Industrial : Bentuk dan Struktur yang Bermuatan Pengetahuan
Menurut para teoritisi masyarakat paska industri, negara-negara industri memasuki era
baru, yaitu ekonomi paska industri pada tahun 1960-an. Dalam sebuah masyarakat paska
industri, sektor pelayanan mendominasi aktifitas perekonomian. Sektor pelayanan itu
sendiri sangat mengutamakan knowledge worker (ilmuan, ahli teknik, dan bahkan
manajer) dan data worker seperti sekretaris, akuntan atau sales people. Dalam masyarakat
paska ekonomi industri global, industri manufaktur dipindahkan ke negara-negara
berupah rendah dan high skill, sementara pekerjaan berbasisi pengetahuan (knowledge-
based) tumbuh dengan cepat di negara-negara maju dengan upah yang tinggi.
9. Teori Budaya : Teknologi Informasi Dan Asumsi Dasar
Teori budaya (dikemukakan oleh ahli antropology) berargumen bahwa teknologi
informasi harus cocok dengan budaya organisasi. Asumsi dasar yang dipakai dalam
perusahaan Mobil Ford adalah bahwa aktifitas pokok perusahaan adalah membuat mobil.
Asumsi dasar pada IBM adalah tujuan pokok organisasi yakni membuat mainframe
computer. Asumsi-asumsi ini jarang bertentangan bagi orang-orang yang terlibat di
dalamnya, jika karyawan menentang, karyawan cenderung untuk menghindar (Schein,
1985).
10. Teori Politik : Teknologi Informasi Sebagai Sumberdaya Politik
Organisasi dibagi ke dalam sub-sub kelompok fungsional seperti pemasaran, akuntansi,
dan produksi. Kelompok-kelompok ini mempunyai nilai (value) yang berbeda dan
mereka bersaing untuk mendapatkan resources, membuat kompetisi dan konflik. Teori
politik menggambarkan sistem informasi sebagai outcome dari persaingan politik antar
sub-sub kelompok untuk mempengaruhi kebijakan, prosedur, dan resources organisasi.
Resistensi Perubahan dalam Organisasi
Karena sistem informasi secara potensial merubah struktur organisasi, budaya, politik, dan
pekerjaan maka sistem informasi sering dipertimbangkan sebagai sauatu hal yang membuat
resisten ketika dikenalkan. Dalam teori ekonomi mikro tidak mempunyai penjelasan resistensi
organisasi terhadap perubahan. Secara umum teori perilaku adalah teori yang paling pas untuk
menjelaskan fenomena ini.
Ada beberapa cara untuk menggambarkan resistensi organisasi. Leavitt (1965) menggunakan
bentuk diamond untuk menggambarkan hubungan dan karakter saling menyesuaikan dari
teknologi dan organisasi.
Karena sulitnya mengenalkan sistem informasi baru, para pengamat sistem mendekati melalui
perubahan sosial terhadap sistem dengan sangat hati-hati. Secara ringkasnya adalah sebagai
berikut :
Oganisasi tidak melakukan inovasi jika tidak ada tuntutan perubahan lingkungan yang substansial. Organisasi mengadopsi inovasi ketika terdapat keharusan.
Kekuatan penting yang menyebabkan resistensi terhadap perubahan berakar pada struktur organisasi, nilai, dan kelompok kepentingan.
Inovasi organisasi sulit dan kompleks untuk dicapai, dan bukan hanya sekedar pembelian teknologi.
Fungsi dari pemimpin adalah mengambil keunggulan dari lingkungan eksternal untuk meningkatkan kekuatan.
Referensi
http://episopiani92.blogspot.com/2013/04/makalah-sim-organisasi-sistem-informasi.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Hub%20SIdg%20Orgn.html
http://fadlisim.blogspot.com/2009/10/sistem-informasi-organisasi-dan_18.html