sistem identifikasi gas menggunakan konsep … · dasar teori teori kinetika molekul gas gas...

35
SISTEM IDENTIFIKASI GAS MENGGUNAKAN KONSEP KROMATOGRAFI DAN NEURAL NETWORK ERI NUR RAHMAN 2209100701

Upload: tranduong

Post on 15-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SISTEM IDENTIFIKASI GAS

MENGGUNAKAN KONSEP

KROMATOGRAFI DAN

NEURAL NETWORK

ERI NUR RAHMAN 2209100701

LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi industri meningkat

Contohnya adalah industri makanan, industri

obat-obatan, industri pupuk dan dan industri

pengolahan minyak.

Diperlukan analisa terhadap senyawa-senyawa

yang akan digunakan dalam proses produksi.

Alat yang digunakan adalah kromatografi gas.

TUJUAN

Tercipta suatu alat yang menyerupai

kromatogafi gas yang mampu mengambil

informasi dari gas uji, menampilkan informasi

tersebut, dan mengolah informasi tersebut

sehingga bisa diklasifikasikan jenis dari gas uji.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana proses mengakuisisi data dari gas

pelarut yang diujikan

Bagaimana menampilkan data ADC dari

mikrokontroler ke komputer

Bagaimana proses pengolahan data sehingga

jenis gas dapat diketahui dengan cepat dan tepat

BATASAN MASALAH

Gas uji yang digunakan adalah pelarut organik

yang mudah terbakar

Pengiriman data ADC ke komputer

menggunakan komunikasi serial RS232

DASAR TEORI

Teori kinetika molekul gas

Gas terdiri dari partikel-partikel sangat kecil yang

disebut molekul

Molekul gas umumnya dipisahkan dalam jarak yang

cukup jauh.

Dianggap tidak terdapat gaya-gaya antar molekul.

Molekul-molekul bergerak secara konstan dan acak

di dalam volume gas sehingga sering terjadi

tumbukan di antara molekul itu sendiri dan dengan

dinding wadahnya.

Tumbukan di antara molekul bersifat elastik.

SIFAT DASAR GAS

Empat sifat dasar yang menentukan tingkah

laku fisis dari gas adalah banyaknya molekul

gas, volume, suhu dan tekanan. [Petrucci,

R.H,1985].

PENGERTIAN KROMATOGRAFI

Kromatografi metode pemisahan

senyawa penyusun gas sampel

diantara dua fasa yaitu fasa diam

dan fasa gerak

GAMBARAN UMUM ALAT KROMATOGRAFI

WAKTU RETENSI

Waktu retensi adalah waktu dari awal injeksi

gas uji sampai pada puncak tertinggi dari tiap

puncak.

INTERAKSI GAS UJI DENGAN KOLOM

PARTISI

Pada gambar a, menggunakan kolom partisi carbowax(polar)

sedangkan gambar b adalah kolom partisi DC 200(nonpolar).

Sampel yang diujikan adalah (1)n-heptane(98),

(2)tetrahidofuran(64), (3)2-butanone(80), (4)n-propanol(97).

PENDORONG GAS PEMBAWA

Pompa aquarium AA-001

1.Mudah digunakan

2.Tegangan maksimal 1,5V DC

3.Tekanan udara dapat diatur hingga 1

liter/menit

KONTROL SUHU

Ds1621

data yang dihasilkan dalam bentuk sinyal digital

Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi

I2C

KONTROLER PID

Memperbaiki respon transien

Menghilangkan error steady state

Memberikan efek redaman

SWITCH AC SUPPLAY

SSR HFS41

Input antara 3-15 VDC,

Output load voltage range 380 VAC.

DETEKTOR

Tgs 2610 •Sensor gas semikonduktor •konsumsi daya yang rendah

•usia pemakaian yang relatif lama.

Nilai resistansi Rs akan berubah bila terkena gas Terdapat sebuah pemanas (heater) untuk

membersihkan ruangan sensor dari kontaminasi udara.

Suplay 5 v dc

IDENTIFIKASI

NEURAL NETWORK

FEED FORWARD

BACK PROPAGATION

GAS UJI

Heksana (nonpolar)

Kegunaan sebagai pelarut organik.

Terdapat pada bensin, lem sepatu,

tekstil.

Sifat tidak berwarna dan tidak larut

dalam air, mudah terbakar

Titik didih 68,5ºC

Flash point -26ºC

Massa jenis 0,655 g/ml

GAS UJI

Methanol(polar)

Sifatnya mudah menguap, tidak

berwarna, mudah terbakar, beracun

dengan bau khas.

Fungsinya sebagai pelarut, bahan

bakar, dan bahan aditif

Titik didih 64ºC

Flash point 11ºC

Massa jenis 0,791 g/ml

GAS UJI

Ethil asetat(nonpolar)

Berwujud cairan tak berwarna,

memiliki aroma khas, mudah terbakar.

Kegunaan sebagai pelarut,

Titik didih 77,1ºC

Flas point -4ºC

Massa jenis 0,894 g/ml

PERANCANGAN ALAT

TAMPILAN ANTARMUKA PADA

DELPHI 7

HASIL PENGUJIAN ADC

Tegangan

masukan ke-

Suplay (volt) ADC (volt) Eror (volt)

1 1,0 0,96 0,04

2 1,1 1,08 0,02

3 1,2 1,10 0,10

4 1,3 1,26 0,04

5 1,4 1,34 0,06

6 1,5 1,44 0,06

7 1,6 1,58 0,02

8 1,7 1,66 0,04

9 1,8 1,78 0,02

10 1,9 1,88 0,02

GRAFIK HASIL PENGUJIAN ADC

HASIL PENGUJIAN KONTROLER PID

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0

60

12

0

18

0

24

0

30

0

36

0

42

0

48

0

54

0

60

0

66

0

72

0

78

0

84

0

90

0

96

0

10

20

10

80

11

40

12

00

12

60

13

20

13

80

Series1

No

.

Waktu(de

tik)

Suhu(°C)

1 0 29,5

2 150 60

3 300 81,5

4 450 80,5

5 600 76

6 750 71,5

7 900 68

8 1050 69

9 1200 70,5

10 1350 70

Kp = 5, Ki = 0.01, Kd = 1

PERBANDINGAN DENGAN DAN

TANPA KONTROLER

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0 30 60 90 120 150 180

suhu tanpa pid

suhu pid

NO WAKTU

(DETIK)

SUHU TANPA

KONTROLER (°C)

SUHU

DENGAN

KONTROLER

PID(°C)

1 0 29,5 29,5

2 30 32,5 30,5

3 60 40 35

4 90 51 42

5 120 64 51

6 150 79,5 60

7 180 94,5 67,5

HASIL UJI SAMPEL Heksansa 1 vs Heksana 2 vs Heksana 3

HASIL UJI SAMPEL

Metanol 1 vs Metanol 2 vs Metanol 3

HASIL UJI SAMPEL

Etil asetat 1 vs etil asetat 2 vs ethil asetat 3

PERBANDINGAN KETIGA GAS UJI

Heksana vs Metana vs Ethil asetat

0.00E+00

5.00E-01

1.00E+00

1.50E+00

2.00E+00

2.50E+00

3.00E+00

3.50E+00

1

44

87

13

0

17

3

21

6

25

9

30

2

34

5

38

8

43

1

47

4

51

7

56

0

60

3

64

6

68

9

73

2

77

5

81

8

86

1

ethil asetat

heksana

metanol

HASIL PENGIDENTIFIKASIAN Pengujian

Ke-

Gas Uji Hasil Identifikasi

1 Heksana Heksana

2 Metanol Metanol

3 Ethil Asetat Ethil Asetat

4 Ethil Asetat Ethil Asetat

5 Metanol Metanol

6 Heksana Heksana

7 Heksana Heksana

8 Metanol Metanol

9 Ethil Asetat Ethil Asetat

KESIMPULAN

Penggunaan PID untuk mengontrol suhu sangat

membantu dalam sistem kromatografi, karena

perubahan suhu yang drastis bisa

mempengaruhi laju gas uji.

Bahan kolom partisi juga berpengaruh pada laju

gas uji selain suhu, dan tekanan udara

pendorong

Heksana dan ethil asetat memiliki laju lebih

cepat karena merupakan pelarut non polar,

sedangkan methana melaju lebih lambat karena

merupakan pelarut polar.

SARAN

Pada proses injeksi gas uji, ada baiknya

menggunakan suntikan yang berbeda untuk

setiap gas uji, untuk menghindari bercampurnya

gas uji.

Penggunaan pompa yang lebih stabil untuk

pendorong udara sehingga laju gas dari satu

pengujian ke pengujian berikutnya bisa sama.

TERIMAKASIH