sistem gerak

8
7/17/2019 Sistem Gerak http://slidepdf.com/reader/full/sistem-gerak-5690dda939688 1/8  BIO 2 1 materi78.co.nr SISTEM GERAK  Sistem Gerak A.  PENDAHULUAN Sistem gerak  adalah sistem organ pada manusia yang berperan dalam pergerakan tubuh. Organ yang mendukung kerja sistem gerak: 1)  Rangka, alat gerak pasif yang tersusun atas  jaringan tulang rawan dan tulang sejati. 2) Otot, alat gerak aktif yang tersusun atas  jaringan otot. B.  RANGKA Rangka merupakan alat gerak pasif yang tersusun atas tulang yang saling berhubungan.  Fungsi rangka: 1) Alat gerak pasif 2) Pemberi bentuk tubuh 3) Menopang/menyokong berat tubuh 4) Tempat melekatnya otot 5) Melindungi organ vital 6) Tempat pembentukan sel darah pada sumsum tulang (hemopoesis) 7) Tempat penyimpanan kalsium dan fosfor Berdasarkan letaknya pada tubuh, rangka manusia dikelompokkan menjadi:  1) Rangka aksial, yaitu rangka yang terletak di sumbu tubuh, yaitu tengkorak, tulang rusuk, tulang dada dan tulang belakang. 2) Rangka appendikular, yaitu rangka yang terletak di kanan dan kiri sumbu tubuh, dan  jumlah tulangnya sepasang. Tulang penyusun rangka terdiri dari tulang rawan (kondrosit) dan tulang sejati (osteon). Tulang rawan tersusun atas sel kondrosit yang berasal dari kondroblas dan mensekresikan matriks berupa kondrin. Struktur tulang rawan: Kondrosit terletak di dalam lakuna, membentuk kumpulan yang disebut sel-sel isogenik. Tulang rawan diselubungi lapisan yang disebut perikondrium. Pada anak-anak, kondrosit lebih banyak dari kondrin, sedangkan pada orang dewasa, kondrin lebih banyak dari kondrosit. Jenis-jenis tulang rawan: a. Hialin Berwarna transparan, berserat tinggi, dan daya elastisitas tinggi. Contoh: tulang pada saluran pernapasan dan ujung tulang rusuk. b. Elastis Berwarna kuning, serat elastik dominan, dan daya elastisitas tinggi. Contoh: daun telinga dan epiglotis. c. Fibrosa Berwarna gelap keruh, serat kolagen dominan, daya elastisitas rendah, dan sebagai penyokong yang kuat. Contoh: hubungan antar-tulang belakang dan tendon. Tulang sejati tersusun atas sel osteosit yang berasal dari osteoblas dan mensekresikan matriks berupa osteon. Osteoblas berasal dari osteoprogenator, yaitu derivat sel-sel mesenkim yang dapat bermitosis menjadi osteoblas. Osteosit juga terletak dalam lakuna membentuk kumpulan sel-sel isogenik. Tulang sejati diselubungi lapisan yang disebut periosteum. Pada periosteum, terdapat osteoklas, yaitu sel yang berkembang dari monosit yang berfungsi untuk melakukan perawatan, perkembangan dan perbaikan materi penyusun tulang (resorpsi). Matriks tulang tersusun atas dari: a. Semen, tersusun atas karbohidrat. b. Kolagen, tersusun atas serabut-serabut yang membuat tulang menjadi keras. c.  Mineral, terdiri dari kalsium fosfat (Ca(PO 4 ) 2 ), magnesium klorida (MgCl2) dan kalsium karbonat (CaCO3). Osifikasi/kalsifikasi atau proses pembentukan tulang adalah proses pengerasan tulang rawan menjadi tulang sejati. Urutan proses osifikasi: 1) Tulang rawan yang telah dihasilkan memiliki rongga yang akan terisi osteoblas. 2) Kemudian osteosit dibentuk ke arah luar, atau berbentuk konsentris ( saluran Havers). 3) Di sekitar osteosit, dibentuk matriks tulang dari senyawa protein yang mengandung kalsium dan fosfor. lakuna sel-sel isogenik kondrosit matriks

Upload: ramadhien-jufran

Post on 09-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sistem Gerak

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Gerak

7/17/2019 Sistem Gerak

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-gerak-5690dda939688 1/8

 

BIO 2

1

materi78.co.nr 

SISTEM GERAK  

Sistem Gerak

A.   PENDAHULUAN

Sistem gerak  adalah sistem organ pada manusia

yang berperan dalam pergerakan tubuh.

Organ yang mendukung kerja sistem gerak:

1) 

Rangka, alat gerak pasif yang tersusun atas

 jaringan tulang rawan dan tulang sejati.

2)  Otot, alat gerak aktif yang tersusun atas

 jaringan otot.

B.   RANGKA

Rangka merupakan alat gerak pasif yang

tersusun atas tulang yang saling berhubungan. 

Fungsi rangka:

1)  Alat gerak pasif

2)  Pemberi bentuk tubuh

3)  Menopang/menyokong berat tubuh

4)  Tempat melekatnya otot

5)  Melindungi organ vital

6) 

Tempat pembentukan sel darah pada

sumsum tulang (hemopoesis)

7)  Tempat penyimpanan kalsium dan fosfor

Berdasarkan letaknya pada tubuh, rangka

manusia dikelompokkan menjadi: 

1)  Rangka aksial, yaitu rangka yang terletak di

sumbu tubuh, yaitu tengkorak, tulang rusuk,

tulang dada dan tulang belakang.

2)  Rangka appendikular, yaitu rangka yang

terletak di kanan dan kiri sumbu tubuh, dan

 jumlah tulangnya sepasang.

Tulang penyusun rangka terdiri dari tulang

rawan (kondrosit) dan tulang sejati (osteon).

Tulang rawan tersusun atas sel kondrosit yang

berasal dari kondroblas  dan mensekresikan

matriks berupa kondrin. 

Struktur tulang rawan: 

Kondrosit terletak di dalam lakuna, membentuk

kumpulan yang disebut sel-sel isogenik.

Tulang rawan diselubungi lapisan yang disebut

perikondrium.Pada anak-anak, kondrosit lebih banyak dari

kondrin, sedangkan pada orang dewasa, kondrin

lebih banyak dari kondrosit.

Jenis-jenis tulang rawan: 

a. 

Hialin 

Berwarna transparan, berserat tinggi, dan daya

elastisitas tinggi.

Contoh: tulang pada saluran pernapasan danujung tulang rusuk.

b.  Elastis 

Berwarna kuning, serat elastik dominan, dan

daya elastisitas tinggi.

Contoh: daun telinga dan epiglotis.

c.  Fibrosa

Berwarna gelap keruh, serat kolagen dominan,

daya elastisitas rendah, dan sebagai

penyokong yang kuat.

Contoh: hubungan antar-tulang belakang dantendon.

Tulang sejati tersusun atas sel osteosit yang

berasal dari osteoblas dan mensekresikan

matriks berupa osteon. 

Osteoblas  berasal dari osteoprogenator, yaitu

derivat sel-sel mesenkim yang dapat bermitosis

menjadi osteoblas.

Osteosit juga terletak dalam lakuna membentuk

kumpulan sel-sel isogenik.

Tulang sejati diselubungi lapisan yang disebutperiosteum.

Pada periosteum, terdapat osteoklas, yaitu sel

yang berkembang dari monosit yang berfungsi

untuk melakukan perawatan, perkembangan dan

perbaikan materi penyusun tulang (resorpsi).

Matriks tulang tersusun atas dari:

a. 

Semen, tersusun atas karbohidrat.

b.  Kolagen, tersusun atas serabut-serabut yang

membuat tulang menjadi keras.

c. 

Mineral, terdiri dari kalsium fosfat (Ca(PO4)2),magnesium klorida (MgCl2) dan kalsium

karbonat (CaCO3).

Osifikasi/kalsifikasi atau proses pembentukan

tulang  adalah proses pengerasan tulang rawan

menjadi tulang sejati. 

Urutan proses osifikasi:

1)  Tulang rawan yang telah dihasilkan memiliki

rongga yang akan terisi osteoblas. 

2)  Kemudian osteosit dibentuk ke arah luar,

atau berbentuk konsentris (saluran Havers).

3) 

Di sekitar osteosit, dibentuk matriks tulang

dari senyawa protein yang mengandung

kalsium dan fosfor.

lakuna

sel-selisogenik

kondrosit

matriks

Page 2: Sistem Gerak

7/17/2019 Sistem Gerak

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-gerak-5690dda939688 2/8

 

BIO 2

2

materi78.co.nr 

SISTEM GERAK  

Berdasarkan matriksnya, tulang terdiri dari: 

1)  Tulang kompak , tulang dengan matriks

padat dan rapat, misalnya tulang pipa.

2)  Tulang spons, tulang dengan matriks

berongga, misalnya tulang pipih dan pendek.

Berdasarkan bentuknya, tulang terdiri dari: 

1) 

Tulang pipa (panjang), yaitu tulang yangberbentuk tabung dan pada umumnya

berongga.

Bagian-bagian tulang pipa:

a.  Epifisis proksimal, bagian ujung tulang

pipa yang membulat.

b.  Diafisis, bagian tengah tulang pipa.

c.  Epifisis distal, bagian ujung tulang pipa

yang memipih.

d. 

Metafisis/cakra epifisis, bagian tulang

yang memiliki kemampuan untuk

menambah panjang tulang.

e.  Tulang rawan persendian

f.  Tulang spons, membentuk cabang-

cabang rongga yang disebut trabekula. 

g.  Tulang kompak

h.  Periosteum, mengandung osteoklas.

i.  Rongga tulang, berisi sumsum tulang,

pembuluh darah, saraf dan osteoblas.

Contoh : tulang betis, tulang paha, tulang

kering, tulang hasta, tulang pengumpil.

2)  Tulang pipih, yaitu tulang yang tersusun

atas dua lempeng tulang kompak dan tulang

spons, di dalamnya terdapat sumsum tulang.

Tulang pipih berfungsi sebagai penyusundinding rongga, pelindung, dan penguat.

Contoh: tulang rusuk, tulang belikat, tulang

tengkorak.

3)  Tulang pendek , yaitu tulang yang berbentuk

kubus, bulat kecil, atau paku.

Contoh: tulang pergelangan dan telapaktangan dan kaki.

4)  Tulang tak berbentuk , yaitu tulang yang

bentuknya tidak termasuk tiga kategori di atas.

Contoh : tulang wajah, tulang rahang, tulang

belakang, tulang pinggul.

C.   SENDI

Sendi (skeletal joint) atau artikulasi adalah suatu

hubungan antar-tulang yang memungkinkan

terjadinya gerakan. 

Komponen penyusun sendi:1)  Kapsul sendi, yaitu lapisan serabut yang

melapisi sendi dan membentuk persendian.

2)  Ligamen, yaitu jaringan ikat yang mengikat

ujung tulang dengan persendian sehingga

tidak terjadi dislokasi tulang.

3)  Minyak sinovial, yaitu pelumas sendi yang

terdapat pada sendi.

4)  Tulang rawan hialin, yaitu jaringan tulang

rawan yang membentuk sendi.

Berdasarkan besar kecilnya gerakan, senditerbagi menjadi sinartrosis, amfiartrosis, dan

diartrosis. 

Sinartrosis  atau sendi mati adalah persendian

yang tidak memungkinkan untuk terjadinya

pergerakan. 

Contoh sinartrosis:

1)  Sinartrosis simfibrosis, sinartrosis yang

dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa.

Contoh: hubungan sendi antar tulang

tengkorak (sutura).2)  Sinartrosis sinkondrosis, sinartrosis yang

dihubungkan oleh jaringan ikat tulang rawan.

Contoh: hubungan antar ruas tulang

belakang, hubungan antara tulang dada

dengan tulang rusuk.

Amfiartrosis  adalah persendian yang hanya

memungkinkan untuk terjadi sedikit gerakan. 

Contoh amfiartrosis:

1) 

Amfiartrosis simfisis, amfiartrosis yang

dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa yangpipih.

Contoh: pubis simfisis pada gelang panggul,

hubungan antar ruas tulang belakang.

a

b

c

de

f

g

h

i

e

g

f

Page 3: Sistem Gerak

7/17/2019 Sistem Gerak

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-gerak-5690dda939688 3/8

 

BIO 2

3

materi78.co.nr 

SISTEM GERAK  

2)  Amfiartrosis sindemosis, amfiartrosis yang

dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa dan

ligamen.

Contoh: sendi antara tulang betis dengan

tulang kering.

Diartrosis  adalah persendian yang memung-

kinkan untuk terjadi gerakan yang lebih leluasa. 

Contoh diartrosis:

1) 

Sendi peluru, memungkinkan gerak ke

seluruh arah (berporos tiga) karena ujung

tulang berbentuk bulat lekuk dan cembung.

Contoh: sendi antara gelang bahu dan

lengan atas, antara gelang panggul dengan

paha.

2)  Sendi pelana/sela, memungkinkan gerak

seperti bentuk pelana kuda (berporos dua).

Contoh: sendi antara tulang telapak tangan

dengan pergelangan tangan dan ruas-ruas jari.

3) 

Sendi engsel, memungkinkan gerak seperti

engsel (berporos satu).

Contoh: sendi pada siku, lutut, mata kaki, dan

ruas antar jari.

4)  Sendi putar, memungkinkan gerak rotasi

antar tulang (berporos satu).

Contoh: sendi antara tulang hasta dengan

pengumpil, antara tulang atlas dengan

tulang tengkorak.

5) 

Sendi geser/luncur, memungkinkan gerak

bergeser (tidak berporos) karena permukaan

kedua tulang relatif rata.

Contoh: sendi antar tulang pergelangan

tangan dan kaki, sendi antara tulang

selangka dan tulang belikat.

6)  Sendi kondiloid/elipsoid, memungkinkan

terjadinya gerakan ke kiri-kanan dan depan-

belakang (berporos dua) karena ujung tulang

berbentuk oval cembung dan cekung.

Contoh: sendi antara tulang pengumpildengan pergelangan tangan.

Gerak yang dilakukan oleh sendi antara lain: 

1)  Fleksi dan ekstensi

2)  Adduksi dan abduksi

3) 

Elevasi dan depresi

4)  Supinasi dan pronasi

5)  Inversi dan eversi

D.   OTOT

Otot merupakan alat gerak aktif yang melekat

pada rangka dan tersusun atas jaringan otot,

terutama otot lurik. 

Struktur otot:

Serabut otot lurik dibungkus oleh fasia propria ,

dan kumpulan serabut otot lurik tadi dibungkus

lagi oleh fasia superfasialis . Komponen penyusun otot antara lain: 

1)  Protein aktin, yaitu protein pembentuk

filamen halus yang terdiri dari dua untai.

Pada protein aktin terdapat binding site yang

merupakan tempat myosin menarik aktin.

Pada saat otot tidak berkontraksi, binding

site ditutupi oleh protein troponin-

tropomyosin, yang dapat dihilangkan

dengan ion Ca2+.

2)  Protein myosin, yaitu protein pembentuk

filamen kasar yang terdiri dari serabut-

serabut.

3) 

Jaringan otot, dapat berupa otot polos, otot

lurik dan otot jantung. Pada sistem gerak,

otot yang bekerja adalah otot lurik.

(lihat kembali Jaringan Hewan [Biologi 2]) 

Fleksi adalah gerakan membengkokkan.

Ekstensi adalah gerakan meluruskan.

Adduksi adalah gerakan mendekati tubuh.

Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh.

Elevasi adalah gerakan mengangkat. 

Depresi adalah gerakan menurunkan. 

Supinasi adalah gerakan menengadahkan

tangan. Pronasi adalah gerakan

menelungkupkan tangan.

Inversi adalah gerakan membuka telapak

kaki ke arah dalam. Eversi adalah gerakan

membuka telapak kaki ke arah luar.

tendon

epimisiumendomisium

miofibril

sarkolemafasikulus

aktin

myosin

aktin

troponin tropomyosin

Page 4: Sistem Gerak

7/17/2019 Sistem Gerak

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-gerak-5690dda939688 4/8

 

BIO 2

4

materi78.co.nr 

SISTEM GERAK  

4)  Ion Ca2+  dan ATP, keduanya digunakan

dalam gerak kontraksi dan relaksasi otot, ATP

diubah menjadi ADP dan AMP.

Gabungan otot akan berbentuk kumparan yang

terdiri dari: 

1)  Ventrikel  (empal), merupakan bagian

tengah otot yang menggembung.

2) 

Tendon (urat), merupakan bagian ujung otot

yang menempel pada tulang.

Tendon terdiri dari dua, yaitu origo  (tidak

dapat bergerak) dan insersio  (dapat

bergerak).

Agar menghasilkan gerak, otot bekerja dengan

otot lain secara aktif dengan cara kontraksi 

(memendek) dan relaksasi (memanjang). 

Sifat-sifat otot:

1)  Kontraksibilitas, dapat memendek.

2)  Ekstensibilitas, dapat memanjang.

3)  Elastisitas, dapat kembali ke ukuran semula.

Gerak antagonis adalah gerak dua buah otot

yang saling berlawanan arah, contohnya adalah

otot trisep dan bisep saat lengan ditekuk. Gerak sinergis adalah gerak dua buah otot yang

sama arahnya (saling menunjang), contohnya

otot-otot pada tulang rusuk pada saat

pengambilan nafas, dan otot pronator teres dan

pronator quadratus. 

Otot yang mengalami gerak fleksi saat kontraksi

disebut fleksor, sedangkan otot yang mengalami

gerak ekstensi saat kontraksi disebut ekstensor.

Serat otot/miofibril tersusun atas sarkomer-sarkomer. 

Pita I menghasilkan daerah terang pada otot, pita A menghasilkan daerah gelap pada otot, dan zona H adalah

daerah terang di antara daerah gelap pita A. Gabungan kedua protein diatas disebut aktomyosin. 

Cara kerja otot:

1) 

Myosin aktif menggerakkan aktin meng-

gunakan cross-bridge sebagai ‘tangan’ 

dengan bantuan kalsium dan ATP padadaerah binding site. 

2)  Saat relaksasi, myosin melepas aktin

sehingga daerah terang meluas. Sesaat

setelah relaksasi, binding site dapat tertutup

oleh protein troponin-tropomyosin.

3)  Saat kontraksi, myosin menarik aktin se-

hingga daerah terang menyempit.

Penggunaan energi pada gerak otot terdiri dari

dua, yaitu fase anaerob dan fase aerob. 

Fase anaerob tidak membutuhkan oksigen digunakan ketika otot berkontraksi. 

1)  Kerja aktin dan myosin membutuhkan ATP,

sehingga ATP terurai menjadi ADP dan AMP.

2)  ATP dibentuk kembali oleh fosfokreatin

(senyawa fosfat berenergi tinggi) dari ADP,

dan digunakan untuk kerja aktin dan myosin.

Otot yang terlalu lama berkontraksi akan lelahkarena penurunan ATP dan fosfokreatin, sedang-

kan ADP, AMP dan asam laktat naik konsentrasi-

nya, sehingga fase berubah menjadi fase aerob.

Fase aerob membutuhkan oksigen dan 

digunakan ketika otot berelaksasi. 

1)  Glikogen (gula otot) diubah menjadi glukosa

kemudian dilarutkan menjadi laktasidogen.

2)  Laktasidogen diubah menjadi dua produk,

yaitu glukosa dan asam laktat.

3) 

Glukosa akan dioksidasi sehinggamenghasilkan CO2 , H2O dan energi, yang

kemudian energi tersebut digunakan untuk

membuat ATP dan fosfokeratin.

sarkomeraktinm osi 

cross-bridge garis M zona H garis Z

pita Ipita A

garis Z pita A pita Igaris M

zona H

Page 5: Sistem Gerak

7/17/2019 Sistem Gerak

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-gerak-5690dda939688 5/8

 

BIO 2

5

materi78.co.nr 

SISTEM GERAK  

4)  Asam laktat kemudian akan menumpuk pada

otot sehingga menyebabkan kelelahan.

Agar asam laktat dapat dioksidasi tubuh,

maka tubuh melakukan reaksi dengan

membuat nafas tersengal-sengal untuk

mendapat lebih banyak oksigen.

E.   GANGGUAN PADA SISTEM GERAK

Gangguan pada sistem gerak dibagi menjadi

gangguan pada rangka, sendi dan otot. 

Gangguan pada rangka antara lain: 

Patah tulang

a.  Fraktura sederhana/tertutup, jika tulang

yang patah tidak merobek otot.

b. 

Fraktura kompleks/terbuka, jika tulang

yang patah merobek otot bahkan kulit.

c.  Fraktura sebagian/greenstick,  jika tulang

yang patah tidak terbagi menjadi dua bagian.d.  Fisura, jika tulang hanya mengalami retak

saja.

Kelainan ruas tulang belakang

a. 

Lordosis, jika ruas tulang belakang terlalu

membengkok ke depan.

b.  Kifosis, jika ruas tulang belakang terlalu

membengkok ke belakang.

c.  Skoliosis,  jika ruas tulang belakang terlalu

membengkok ke samping (huruf S).

Gangguan fisiologisa.  Rakhitis, disebabkan oleh kurangnya vitamin

D, sehingga proses osifikasi terhambat dan

tulang menjadi tidak keras. Penderita

biasanya memiliki kaki melengkung

menyerupai huruf X atau O.

b.  Mikrosefalus, gangguan pertumbuhan

tulang tengkorak karena kekurangan

kalsium.

c. 

Osteoporosis, penurunan massa tulang

pada usia lanjut karena lambatnya proses

osifikasi dan reabsorpsi materi penyusun

tulang.

d.  TBC tulang, disebabkan oleh bakteri TBC

yang menyerang tulang, dan menyebabkan

perubahan mekanisme gerak tubuh.

e.  Nekrosa, terjadi jika periosteum rusak

sehingga tulang tidak memperoleh makanan

dan mati.

Gangguan pada sendi antara lain: 

a.  Dislokasi, pergeseran sendi karena sobeknya

ligamen.

b.  Ankilosis, keadaan dimana persendian tidak

dapat digerakkan karena seolah-olah

menyatu dengan tulang.

c. 

Terkilir, keadaan dimana tertariknyaligamen namun posisi sendi tidak bergeser.

d. 

Arthritis, yaitu peradangan pada sendi.

Osteoarthritis, yaitu penipisan tulang

rawan persendian

-  Arthritis eksudatif , yaitu serangan

kuman pada sendi yang menyebabkan

peradangan.

-  Arthritis sika, yaitu berkurangnya cairan

sinovial sehingga menyebabkan rasa

nyeri.

-  Arthritis rheumatoid (asam urat), yaitu

menumpuknya asam amino purin yang

tidak terurai pada kapsul sendi sehingga

menyebabkan rasa nyeri.

e.  Infeksi gonorrhea, menyerang persendian

sehingga menjadi kaku. 

Gangguan pada otot antara lain: 

a. 

Atrofi, penurunan fungsi otot karena

mengecil, sehingga tidak dapat berkontraksi.

b.  Hipertrofi, perkembangan otot menjadi

lebih besar dan kuat sehingga diameter

serabut-serabut otot membesar.

c. 

Kelelahan otot, terjadi karena penumpukan

asam laktat karena kerja yang berlebihan,

dan dapat berlanjut menjadi kram.

d.  Kaku leher/stiff, terjadi karena peradangan

otot trapesius leher karena akibat kesalahan

gerak.

e.  Tetanus, terjadi akibat serangan bakteri

Clostridium tetanii , yang menyebabkan otot

terus-menerus berkontraksi sehinggakehilangan kemampuan kontraksinya.

f.  Miastenia gravis, yaitu otot yang secara

berangsur melemah dan menyebabkan

kelumpuhan akibat hormon tiroid dan sistem

imun yang tidak normal.

g.  Hernia abdominalis, yaitu sobeknya

dinding otot abdominal sehingga usus

memasuki bagian sobekan tersebut.

Page 6: Sistem Gerak

7/17/2019 Sistem Gerak

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-gerak-5690dda939688 6/8

 

BIO 2

6

materi78.co.nr 

SISTEM GERAK  

kranium

maksila

mandibula

vertebrae cervicalis

(ruas 1-7) [7]

klavikulavertebrae thoracolis(ruas 8-19) [12]

vertebrae lumbalis(ruas 20-24) [5]

vertebrae sacralis(ruas 25-29) [5 berfusi]

vertebrae coccygeus(ruas 30-33) [4 berfusi]

manubriumskapula

mesosternum/gladiolus

costae verae (1-7) [7] 

xiphisternum

costae spurial (8-10) [3] 

humeruscostae fluctuantes

(11-12) [2]

ulnaradius

ilium

pubis ischium

femur

patella

tibia

fibula

tarsal

metatarsal

phalanges

phalangestengah

carpal

metacarpal

phalangesdistal

phalangesroksimal

Page 7: Sistem Gerak

7/17/2019 Sistem Gerak

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-gerak-5690dda939688 7/8

 

BIO 2

7

materi78.co.nr 

SISTEM GERAK  

TENGKORAK  

Tempurung kepala (kranium) [8]

Nama Latin Nama trivial Jumlah

Frontal dahi 1Parietal ubun-ubun 2

Oksipital kepala belakang 1

Temporal pelipis 2

Sphenoid baji 1

Ethmoid tapis 1

Terdapat foramen magnum yang merupakan

tempat masuk keluarnya pembuluh darah dan saraf

dari sumsum tulang belakang.

Wajah [14]

Nama Latin Nama trivial Jumlah

Maksila rahang atas 2

Mandibula rahang bawah 1

Zigomatik pipi 2

Lakrimal air mata 2

Nasal hidung 2

Vomer rongga hidung 1

Palatina langit-langit mulut 2

Nasal konka

inferior

- 2

SANGKAR DADA

Tulang dada (sternum) [3]

Nama Latin Nama trivial Jumlah

Manubarium hulu 1

Mesosternum

 /gladiolusdada tengah 1

Xiphisternum

 /processus xifoidtaju pedang 1

Tulang rusuk/iga (costae) [24]

Nama Latin Nama trivial Jumlah

Costae verae rusuk sejati 7 x 2

Costae spurae rusuk palsu 3 x 2

Costae fluctuantes rusuk melayang 2 x 2

Tulang rusuk sejati masing-masing menempel pada

satu ruas tulang belakang 1-7 dan tulang dada.

Tulang rusuk palsu masing-masing menempel pada

satu ruas tulang belakang 8-10 dan menumpang

pada tulang rusuk sejati 7.

Tulang rusuk melayang masing-masing menempel

pada satu ruas tulang belakang 11-12 dan tidak

menempel pada tulang dada.

RUAS TULANG BELAKANG 

Nama Latin Nama trivial Jumlah

Vertebrae cervicalis leher 7

Vertebrae thoracolis punggung 12

Vertebrae lumbalis pinggang 5

Vertebrae sacralis kelangkang 5

Vertebrae coccygeus ekor 4

Tulang atlas  adalah tulang pertama yang

berhubungan dengan tengkorak. 

foramenmagnum

parietal

oksipital

frontal

zigomatikmandibula

maksila

vomer

nasal

ethmoid

lakrimal

sphenoidtempora

 

costae verae

manubarium

mesosternum/ gladiolus

xiphisternum

costaespurae

costae fluctuantes

vertebraecervicalis

vertebraethoracolis

vertebraelumbalis

vertebraesaccralis

vertebraecoccygeus

atlas

Page 8: Sistem Gerak

7/17/2019 Sistem Gerak

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-gerak-5690dda939688 8/8

 

BIO 2

8

materi78.co.nr 

SISTEM GERAK  

GELANG PANGGUL

Nama Latin Nama trivial Jumlah

Ilium usus 2

Pubis kemaluan 2

Ischium duduk 2

Gelang panggul berhubungan dengan tulang

kelangkang dan tulang ekor. Oleh karena itu, tulang

kelangkang dan tulang ekor juga termasuk gelang

panggul.Di antara dua tulang pubis, terdapat pubic simfisis

yang dapat meregang pada wanita ketika melahirkan.

ANGGOTA GERAK ATAS

Nama Latin Nama trivial Jumlah

Skapula belikat 2 x 1

Klavikula selangka 2 x 1

Humerus lengan atas 2 x 1

Radius pengumpil 2 x 1

Ulna hasta 2 x 1

Carpal pergelangan tangan 2 x 8

Metacarpal telapak tangan 2 x 5

Phalanges ruas jari 2 x 14

Tulang selangka berhubungan dengan tulang dada.

Tulang pengumpil adalah tulang yang posisinya

segaris dengan ibu jari, dan tulang hasta adalah

tulang yang posisinya segaris dengan jari kelingking.

ANGGOTA GERAK BAWAH 

Nama Latin Nama trivial Jumlah

Femur paha 2 x 1

Patella tempurung lutut 2 x 1

Tibia tulang kering 2 x 1

Fibula tulang betis 2 x 1

Tarsus pergelangan kaki 2 x 7

Metatarsus telapak kaki 2 x 5

Phalanges ruas jari 2 x 14

Tulang paha berhubungan dengan asetabulum,

yaitu bagian dari gelang panggul. 

Tulang kering berukuran lebih besar dari tulang

betis, dan letak tulang kering lebih depan daripada

tulang betis.

ischium ubis

ilium

klavikulaska ula

humerus

radius

ulna

carpalmetacarpal

phalanges

femur

patella

tibia

fibula

tarsus

metatarsusphalanges