sistem endokrin
DESCRIPTION
endokrinTRANSCRIPT
![Page 1: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/1.jpg)
SISTEM ENDOKRIN
Tujuan praktikum
Menghayati peran sistem endokrin dalam homeostatis tubuh.
Mengenal istilah-istilah yang digunakan dalam sistem endokrin.
Mengenal organ yang ter;libat dalam sistem endokrin dan peran masing-
masing nya.
Mengenal mekanisme kerja sistem endokrin.
Tinjauan Pustaka
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon.
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja
proses fisiologis tubuh.
Kelenjar endokrin dalam tubuh terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar
adrenal, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pineal, dan pulau langerhans
pada pankreas. Kelenjar tersebut memiliki struktur yang berbeda satu sama lain.
Selain struktur, yang membedakan setiap kelenjar adalah sekresi yang dihasilkan
dan fungsinya.
1 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 2: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/2.jpg)
Berbagai organ pada sistem endokrin :
Hipotalamus
Kelenjar hipofisa (pituitary)
Kelenjar tiroid
Kelenjar paratiroid
Pulau-pulau pankreas
Kelenjar adrenal
Buah zakar
Indung telur
Plasenta, pada kehamilan
Pengendalian Endokrin :
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di
dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.
Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur
dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah
diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan
bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.
2 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 3: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/3.jpg)
Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di
kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka
hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan
perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini
mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang
memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan
peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon
estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik
setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap
bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ
memberikan respon terhadap semacam jam biologis.
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa
diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan
pelepasan hormon hipofisa.
Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa
mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.Beberapa
hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana
mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya.Hipofisa
mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan
balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal
kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.
Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa
3 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 4: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/4.jpg)
diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap
konsentrasi zat-zat di dalam darah:
Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula
dan asam lemak
Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat.
Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon
terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya
tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan
zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak
melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan
berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon
yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara
menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk
menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan
oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa
dialirkan ke mulut bayi.
Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada di bawah
kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh
memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin
meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan.
Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah.
4 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 5: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/5.jpg)
Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar
kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan
terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.
a. Hormon Utama
HormonYang menghasilkan
Fungsi
AldosteronKelenjar adrenal
Membantu mengatur keseimbangan garam dan air dengan cara menahan garam dan air serta membuang kalium
Hormon antidiuretik (vasopresin)
Kelenjar hipofisa
Menyebabkan ginjal menahan air Bersama dengan aldosteron, membantu
mengendalikan tekanan darah
KortikosteroidKelenjar adrenal
Memiliki efek yang luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:
Anti peradangan Mempertahankan kadar gula darah,
tekanan darah dan kekuatan otot Membantu mengendalikan keseimbangan
garam dan air
KortikotropinKelenjar hipofisa
Mengendalikan pembentukan dan pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel darah merah
Estrogen Indung telurMengendalikan perkembangan ciri seksual dan sistem reproduksi wanita
5 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 6: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/6.jpg)
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan
Kelenjar hipofisa
Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan
Meningkatkan pembentukan protein
Insulin Pankreas Menurunkan kadar gula darah Mempengaruhi metabolisme glukosa,
protein dan lemak di seluruh tubuh
LH (luteinizing hormone) FSH (follicle-stimulating hormone)
Kelenjar hipofisa
Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma dan sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi
Mengendalikan ciri seksual pria dan wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur dan ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)
OksitosinKelenjar hipofisa
Menyebabkan kontraksi otot rahim dan saluran susu di payudara
Hormon paratiroid
Kelenjar paratiroid
Mengendalikan pembentukan tulang Mengendalikan pelepasan kalsium dan
fosfat
Progesteron Indung telur
Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi
Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
PolaktinKelenjar hipofisa
Memulai dan mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
Renin dan angiotensin
Ginjal Mengendalikan tekanan darah
6 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 7: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/7.jpg)
Hormon tiroid Kelenjar tiroidMengatur pertumbuhan, pematangan dan kecepatan metabolism
TSH
(tyroid-
stimulating
hormone)
Kelenjar
hipofisa
Merangsang pembentukan dan pelepasan
hormon oleh kelenjar tiroid
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang
lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.
Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar
tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini
mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau
pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh
tubuh.
7 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 8: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/8.jpg)
Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah
kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh
memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin
meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan.
Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah.
Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas.
Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari
dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya
dimengerti.
Sistem endokrin
Sistem endokrin-sistem komunikasi lainnya di tubuh terdiri dari kelenjar
endokrin yang memproduksi hormon, zat kimia yang dilepaskan ke dalam
aliran darah untuk membimbing proses seperti metabolisme, pertumbuhan,
dan perkembangan seksual. Hormon juga terlibat dalam mengatur
kehidupan emosional.
8 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 9: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/9.jpg)
The Thyroid Gland
Kelenjar tiroid mengeluarkan tiroksin, suatu hormon yang dapat mengurangi
konsentrasi dan mengakibatkan lekas marah ketika tiroid yang terlalu aktif,
dan menyebabkan kantuk dan metabolisme yang lambat ketika tiroid berada
di bawah aktif.
The paratiroid Kelenjar
Dalam tiroid empat organ berbentuk kacang polong kecil, yang parathyroids,
yang parathormon mengeluarkan untuk mengontrol dan menyeimbangkan
tingkat kalsium dan fosfat dalam darah dan cairan jaringan. Hal ini, pada
gilirannya, mempengaruhi rangsangan sistem saraf.
Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah kelenjar seukuran kacang polong yang tampaknya
menanggapi paparan cahaya dan mengatur tingkat aktivitas sepanjang hari.
The Pankreas
Pankreas terletak pada kurva antara perut dan usus kecil dan mengendalikan
tingkat gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin dan glukagon.
Kelenjar hipofisis
Kelenjar pituitari menghasilkan jumlah terbesar hormon yang berbeda dan
karenanya memiliki jangkauan terluas efek pada fungsi tubuh. Hipofisis
posterior dikontrol oleh sistem saraf. Ini menghasilkan dua hormon:
vasopressin, yang menyebabkan tekanan darah meningkat dan mengatur
jumlah air dalam sel-sel tubuh, dan oxytocin, yang menyebabkan rahim
berkontraksi selama persalinan dan menyusui untuk memulai. Hipofisis
anterior, sering disebut "kelenjar master," menanggapi pesan-pesan kimiawi
9 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 10: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/10.jpg)
dari aliran darah untuk menghasilkan berbagai hormon yang memicu aksi
dari kelenjar endokrin lainnya.
The Gonad
Kelenjar ini reproduksi-testis pada pria dan ovarium pada wanita, dan, pada
tingkat yang lebih rendah, glandssecrete androgen adrenal (termasuk
testosteron) dan estrogen.
The adrenal Kelenjar
Kedua kelenjar adrenal terletak di atas ginjal. Masing-masing memiliki dua
bagian: penutup luar, korteks adrenal, dan inti, medulla adrenal. Kedua
pengaruh respon tubuh terhadap stres. Misalnya, dalam respon terhadap
situasi stres, kelenjar pituitari dapat melepaskan endorfin beta dan ACTH,
yang, pada gilirannya, prompt korteks adrenal untuk melepaskan hormon.
Sementara itu, sistem saraf otonom menstimulasi medula adrenal untuk
mensekresikan hormon seperti epinefrin ke dalam aliran darah.
Fungsi kelenjar endokrin :
1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang
diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus
halus.
10 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 11: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/11.jpg)
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral
dan air.
Sifat Umum dan Kelenjar Penyusun Sistem Endokrin
Menurut Tenzer (1998), kelenjar endokrin pada vertebrata (termasuk
manusia) memiliki sifat umum sebagai berikut:
Seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan mengandung banyak
pembuluh darah
Berdasarkan susunan sel sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan menjadi
dua tipe:
o Tipe sinusoid. Tersusun atas sel-sel sekretori berbentuk kubus atau pipih
yang terletak diantara sinusoid-sinusoid dan dilengkapi dengan matriks
jaringan ikat.
o Tipe folikel. Sel sekretori tersusun dalam kantung bulat (folikel). Folikel
tersebut menimbun sekretnya dalam lumen sebelum dilepaskan dalam
aliran darah. Tipe ini terdapat pada kelenjar tiroid.
o Kelenjar pada sistem endokrin hanya berhubungan secara fungsional
tanpa ada hubungan secara struktural.
o Jumlah sekret yang disekresikan tergantung kebutuhan tubuh.
Kelenjar endokrin yang terdapat pada vertebrata (termasuk manusia) antara
lain, hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ tubuh yang
mengandung kelenjar endokrin misalnya, pankreas, gonad, ginjal, lambung, dan usus
halus (Tenzer, 1998).
11 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 12: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/12.jpg)
Gambar 1. Sistem endokrin. Kelenjar endokrin dan hormon utama yang disekresikan disebutkan beserta lokasinya. Organ lain diperlihatkan dalam tanda kurung, termasuk jantung, ginjal, timus, usus, dan gonad yang mengandung sel endokrin dan memiliki fungsi endokrin penting. Selain itu, sejumlah besar jaringan yang tersebar luas dan sel di seluruh tubuh memilki fungsi endokrin tetapi tidak diperlihatkan pada gambar ini. Sel tersebut mencakup sel adiposa yang menyekresi hormon leptin dan sel endotel vascular yang menghasilkan polipeptida yang disebut endotelin yang meningkatkan vasokontriksi. Sumber: Junqueira et al, 2012.
Hipofisis (Pituitaria)
Struktur Kelenjar Hipofisis
Kelenjar ini terletak di bawah diencephalon otak, di dalam lekukan kecil
tulang sphenoid yang disebut sella tursika (sella turcica). Kelenjar ini menyekresikan
bermacam-macam hormon yang mengatur dan mngendalikan aktivitas kelenjar
hormon dan bagian tubuh lainnya. Meskipun demikian kelenjar ini bekerja di bawah
12 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 13: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/13.jpg)
kendali sistem saraf pusat (terutama hipotalamus) dan kelenjar endokrin yang lain
(Junqueira et al, 2012).
Berdasarkan asal perkembangannya, Junqueira et al (2012) menjelaskan
bahwa kelenjar hipofisis memiliki 2 bagian yaitu neurohipofisis berasal dari
penonjolan bagian dasar diencephalon ke arah kaudal, sedangkan adenohipofisis
berasal dari kantung Rathke, suatu penonjolan atap mulut ke arah dorsal.
Pembentukan kelenjar hipofisis terangkum dalam gambar di bawah ini.
Gambar 2. Pembentukan kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis terbentuk oleh 2 struktur embrionik yang terpisah. (a) selama minggu ke 3 perkembangan kantong hipofisis (kantong Ratkhe) tumbuh dari dasar faring. Bakal neurohipofisis terbentuk dari diencephalon. (b) menjelang akhir bulan kedua kantong hipofisis terlepas dari dasar faring dan bersatu dengan bakal neurohipofisis. (c) saat periode janin pembentukan adenohipofisis dan neurohipofisis terselesaikan (Junqueira et al, 2012).
Sistem Portal Hipothalamo-Hipofisis dan Pelepasan Hormon di Hipofisis
Suplai darah hipofisis berasal dari dua kelompok pembuluh darah yang
berasal dari arteri carotis interna. arteri hypophysealis superior mendarahi
13 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 14: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/14.jpg)
eminentia mediana dan tangkai infundibulum. Arteri hypophysealis inferior
mendarahi neurohypofisis dengan sejumlah kecil mendarahi tangkai. Arteri
hypophysealis superior membentuk jalinan kapiler primer. Kapiler ini kemudian
bergabung menjadi venula yang bercabang lagi menjadi jalinan kapiler sekunder di
adenohipofisis. Kapiler kedua jalinan bertingkap. Sistem ini sangat penting karena
sistem tersebut membawa neuropeptida dari eminentia mediana dalam jarak
tertentu ke adenohipofisis tempat peptida tersebut menstimulasi atau menghambat
pelepasan hormon oleh sel endokrin (Junqueira et al, 2012).
Gambar 3 sistem portal hipotalamo-hipofisis dan pelepasan hormon di hipofisis. Sistem portal hipotalamo-hipofisis dengan darah dari a. Hypophysealis superior dan inferior terdiri dari dua jalinan kapiler yang berurutan: satu di pars nervosa di sekitar infundibulum dan eminentia mediana dan yang kedua ujung di seluruh pars distalis yang bermuara ke dalam v. Hypophysealis pengumpul. Gambar ini juga memperlihatkan neuron (kuning) yang menjulurkan akson ke eminentia mediana dan mensekresikan peptida yang terbawa dalam kapiler ke pars distalis untuk mengatur pelepasan hormon dari sel di tempat tersebut dan neuron (hijau) dari nucleus supraopticus dan paraventricularis di hipotalamus yang menjulurkan akson ke pars nervosa untuk mensekresikan
14 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 15: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/15.jpg)
peptida yang diambil kapiler dan dibawa sel target di distal. (sumber: Junqueira et al, 2012).
Hypofisis cerebri atau glandula pituitari adalah struktur lonjong kecil yang melekat
pada permukaan bawah otak melalui infundibulum. Lokasinya sangat terlindungi
baik yaitu terletak pada sella turcica ossis sphenoidalis. Disebut master endocrine
gland karena hormon yang dihasilkan kelenjar ini banyak mempengaruhi kelenjar
endokrin lainya.
Kelenjar ini terletak di sela tursika, lekulkas os
spenoidalis basis crania. Berbentuk oval dengan
diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus
lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari
hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. pada
dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-
macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar
lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut
master gland.
Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
15 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 16: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/16.jpg)
bagian anterior, bagian tengah, dan bagian
posterior .
Hipofisis bagian anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis
bagian anterior .
Hipofisis bagian tengah
Menghasilkan hormon perangsang
melanosit atau Melanosit Stimulating
Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak
dihasilkan maka menyebabkan kulit
menjadi hitam.
hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di
dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak.
sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk
mengembang.
jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan
daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit
kepala atau gangguan penglihatan.
hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya.
hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas
hipofisa.
hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus
posterior (belakang).
hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan
16 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 17: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/17.jpg)
faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara
langsung menghubungkan keduanya. pengendalian lobus posterior (neurohipofisa)
dilakukan melalui impuls saraf.
Adenohipofisis
Adenohipofisis memiliki tiga bagian, yaitu pars distalis, pars tuberalis, pars
intermedia. Pars tuberalis merupakan daerah berbentuk corong yang mengelilingi
infundibulum neurohipofisis (kelenjar posterior). Pars tuberalis berfungsi untuk
menyekresikan follikel stymulating hormon (FSH) dan hormon luteinisasi (LH). Pars
intermedia merupakan suatu zona tipis sel basofilik di antara pars distalis dan pars
nervosa neurohipofisis yang berperan untuk menyekresikan hormon penstimulasi
melanin (MSH), γ- LPH dan β- endorfin. MSH meningkatkan aktivitas melanosit dan
sel pars intermedia dianggap sebagai sel melanotropik. Pars distalis merupakan
bagian yang membentuk 75% adenohipofisis dan dilapisi oleh capsula fibrosa tipis.
Komponen utamanya terdiri dari deretan sel epitel yang saling berselingan dengan
kapiler bertingkap, terdapat fibroblas yang menghasilkan serat retikular yang
menopang deretan sel yang menyekresikan hormon. Bagian ini bertugas mengatur
hampir seluruh kelenjar endokrin lain, sekresi air susu, aktivitas melanosit, dan
metabolisme otot, tulang, dan jaringan adiposa (Junqueira et al, 2012).
Tabel 1 Sel-Sel Sekretoris Pars Distalis
Jenis Sel Hormon yang Dihasilkan
Aktivitas Fisiologis Utama
Sel somatotrop
Somatotropin (GH)
Pertumbuhan tulang panjang mealui faktor pertumbuhan.
Sel mammatropik
Prolaktin (PRL) Membantu sekresi air susu
17 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 18: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/18.jpg)
(sel akrotropik) Sel gonadotropik
FSH dan LH FSH meningkatkan perkembangan folikel ovarium, sekresi esterogen dan spermatogenesis. LH membantu pematangan folikel ovarium, sekresi progesteron dan sekresi androgen sel interestisial
Sel tirotropik Tirotropin (TSH)
Menstimulus sintesis, penyimpanan, sekresi hormon tiroid
Sel kortikotropik
Kortikotropin adrenal (ACTH)Lipotrofin
Menstimulus sekresi hormon korteks adrenal. Pengaturan metabolisme lipid.
Sumber: Junqueira et al, 2012
Aktivitas adenohipofisis diatur oleh hormon peptida yang dihasilkan oleh
neuron khusus di nukleus hypothalami tertentu di akson yang berjalan ke eminentia
mediana. Hormon ini merupakan hormon pelepas hipotalamik, setelah dilepaskan
dari akson hormon diangkut kapiler menuju pars distalis tempat hormon ini
merangsang sintesis dan atau pelepasan hormon (Junqueira et al, 2012).
Tabel 2 Hormon Hipotalamus yang Mengatur Hipofisis Anterior
Hormon Bentuk kimiawi Fungsi
Hormon pelepas tirotropin (TRH)
Peptida dengan 3 asam amino
Menstimulasi sintesis dan sekresi Tirotropin (TSH) dan prolaktin
Hormon pelepas gonadotropin (GnRH)
Peptida dengan 10 asam amino
Menstimulasi sekresi LH dan FSH
Somatostatin 14 asam amino Menghambat pelepas somatotropin (GH) dan Tirotropin (TSH)
Hormon pelepas hormon pertumbuhan (GHRH)
Polipeptida dengan 40 sampai 44 asam amino (2 bentuk)
Menstimulasi sintesis dan sekresi somatotropin (GH)
Hormon penghambat prolaktin (Dopamin)
Asam amino yang termodifikasi
Menghambat pelepasan prolaktin
Hormon pelepas kortikotropin (CRH)
Polipeptida dengan 41 asam amino
Menstimulasi sintesis proopiomelanokortin (POMC) dan adrenokortikotropin (ACTH) dan β-lipotropin (β-LPH)
Sumber: Junqueira et al, 2012
18 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 19: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/19.jpg)
Adeno hypophysis
1. Pars distalis
• Bagian utama dari kelenjar hypofisis krn meliputi 75% dari seluruh kelenjar
• Dengan sedian yang diberi pewarnaan HE dapat dibedakan menjadi 2 macam sel :
a. Sel chromophobe (Sel utama)
Sitoplasma tidak menyerap bahan warna sehingga tampak intinya saja, ukuran
selnya kecil. Sel ini biasanya berkelompok dibagian tengah dari lempengan sel
chromofil sehingga ada dugaan bahwa sel ini merupakan sel yang sedang tidak aktif
dan nantinya dapat berubah menjadi sel acidofil atau sel basofil pada saat
diperlukan
• Sel Acidophil
Ukuranya lebih besar dengan batas yang jelas dan dengan pewarnaan HE rutin
sitoplasmanya berwarna merah muda. Berdasakan reaksinya terhadap bahan cat,
dapat dibedakan menjadi 2 sel:
1. Sel orangeophil (alpha acidophil = sel somatrotope)
Sel ini dapat dicat dengan orange-G, menghasilkan hormon GH
2. Sel carminophil (epsilon acidhophil = sel mammotrope)
Sel ini bereaksi baik terhapat cat azocarmin. Jumlah sel ii meningkat selama dan
setelah kehamilan. Hormon yang dihasilkan hormon prolaktin.
• Sel Basophil
Sel ini memiliki inti lebih besar dari sel acidiphil dan dengan pewarnaan HE
sitoplasmanya tampak berwarna merah ungu atau biru. Bila memakai pengecatan
khusus aldehyde – fuchsin, dapat dibedakan 2 macam sel :
1. Sel beta basophil (sel thyrotrophic)
19 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 20: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/20.jpg)
Sel ini tercat baik dengan aldehyde – fuchsin dan menghsilkan hormon thyrotropic
hormon
2. Sel delta basophil
Dengan perwarnaan aldehyde – fuchsin tidak tercat dengan baik. Berdasarkan
hormon yang dibentuk, diduga sel ini ada 3 macam:
a. Sel gonadotrophin type 1
Sel ini menghasilkan FSH
b. Sel gonadotropin type 2
Sel ini menghasilkan LH
c. Sel corticotrophic
Sel ini menghasilkan hormon ACTH, pada manusia sel ini membentuk melanocyte
stimulating hormone ( MSH)
2. Pars intermedia
Bagian hypophysis ini pada manusia mengalami rudimenter, dan tersusun dari suatu
lapisan sel tipis yang berupa lempengan – lempengan yang tidak teratur dan
gelembung yang berisi koloid. Pada manusia diduga membentuk melanocyte
stimulating hormon ( MSH ) yang akan merangsang kerja sel melanocyte untuk
membentuk pigmen lbh bnyk. Tetapi hal ini masih dlm penelitian lbh lanjut.
Neurohipofisis (Hipofisis Posterior)
Neurohipofisis terdiri dari pars nervosa dan tangkai infundibulum. Pars
nervosa tidak memiliki sel sekretori, bagian ini hanya terdiri dari jaringan saraf yang
mengandung sekitar 100.000 akson tak bermielin dari neuron sekretori di nucleus
supraopticus dan nucleus paraventricularis hypothalami. Pars nervosa terdiri dari
jaringan saraf termodifikasi yang mengandung akson tak bermielin yang diselubungi
sel glia yang disebut pituisit. Akson berjalan dari nucleus supraopticus dan
20 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 21: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/21.jpg)
paraventricularis dan memiliki pelebaran yang disebut badan neurosekretori. Dari
badan ini, oksitosin dan vasopresin dilepaskan oleh rangsangan saraf. Hormon yang
disekresikan memasuki kapiler dan di sebarkan ke sel target. Berikut ini tabel
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar neurohipofisis beserta fungsinya (Junqueira et
al, 2012).
Tabel 3 Hormon Kelenjar Hipofisis Posterior
Hormon Fungsi
Vassopresin (antidiuretik hormon/ADH)
Meningkatkan permeabilitas ductus colligentes renis
Oksitosin Merangsang kontraksi sel mioepitel kelenjar mammae dan otot polos uterus
Sumber: Junqueira et al, 2012
Neura hypophyse Terdiri dari 2 macam struktur :
a. Pars nervosa : infundibular processus
b. Infundibulum : neural stalk ( merupakan tangkai yang menghubungkan neuro
hypophyse dengan hypotalamus )
Bagian ini tersusun dari :
a. Sabut saraf tak bermyelin yang berasal dari neuro secretory cell hypotalamus
yang dihubungkan melalui hypotalamo – hypophyseal tract
b. Sel pituicyte : sel ini menyerupai neuroglia yaitu selnya kecil dan mempunyai
pelanjutan- pelanjutan sitoplasma yang pendek.
Ciri khas yang terdapat dalam neuro – hipophyse ini adalah adanya suatu struktur
yang disebut herring’s bodies yang merupakan neurosekret dari neuro-secretory cell
dari hypotalamus yang kemudian dialirkan melalui axon dan ditimbun dalam neuro
21 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 22: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/22.jpg)
hypophyse sebagai granul. Hormon – hormon yang dihasilkan oleh bagian ini
adalah : ADH ( vasopressin ), oxytocin.
Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal merupakan sepasang organ yang terletak dekat kutub atas
ginjal (gambar 1), dan terbenam dalam dalam jaringan adiposa perirenal. Kelenjar
adrenal dibungkus oleh simpai jaringan ikat padat yang mengirimkan septa tipis ke
bagian dalam kelenjar sebagai trabekula. Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapisan
konsentris, yaitu korteks adrenal dan medula adrenalis (gambar 2).
Korteks dan medula dapat dibedakan berdasarkan asal, fungsi, dan ciri
morfologi selama masa perkembangan embrional. Kedua struktur tersebut berasal
dari lapisan germinal yang berbeda, korteks berasal dari mesoderm dan medula
terdiri dari sel-sel yang berasal dari krista neuralis. Secara morfologi korteks adrenal
berada pada lapisan perifer dan berwarna kekuningan, sedangkan medula adrenalis
berada di tengah dan berwarna coklat-kemerahan (Junqueira et al 2012).
Junqueira et al, et al (2012) menyebutkan bahwa kelenjar adrenal disuplai
oleh sejumlah arteri yang masuk di berbagai tempat di sekitar tepinya. Sel medula
22 | S i s t e m E n d o k r i n
Gambar 4 Gambar 5. Sumber:
![Page 23: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/23.jpg)
adrenalis menerima darah arteri dan arteri medula serta darah vena yang berasal
dari kapiler korteks. Kapiler korteks dan medula membentuk vena medularis di
sentral yang bergabung dan meninggalkan kelenjar sebagai vena adrenalis.
Pada korteks adrenal, memiliki sel-sel khas yaitu sel penyekresi steroid. Sel
penyekresi hormon tersebut tidak menyimpan produknya di dalam granul, namun
steroid berdifusi bebas melalui membran plasma dan tidak memerlukan eksositosis
yang akan dilepaskan dari sel. Korteks adrenal memiliki tiga zona konsentris dengan
seretan sel epitel yang tersusun agak berbeda.
Zona glomerulosa
Lapisan ini berada tepat di dalam simpai jaringan ikat dengan deretan sel-sel
kolumnar atau piramidal yang berhimpitan dan membentuk deretan bundar atau
melengkung, yang dikelilingi kapiler. Sel-sel zona glomerulosa mensekresikan
mineralocorticoids, senyawa yang berfungsi dalam pengaturan natrium, kalium, dan
air. Produk utama adalah aldosteron, bekerja pada tubulus kontortus distal nefron
dalam ginjal, mukosa lambung, dan ludah dan kelenjar keringat untuk merangsang
reabsorpsi natrium (Ross, 2011).
Zona fasciculata
Zona ini terdiri dari deretan panjang setebal satu atau dua sel polihedral
panjang yang dipisahkan oleh kapiler sinusoid. Sel pada zona ini mensekresikan
glukokortilois, terutama kortisol yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat.
Kortisol menginduksi mobilisasi lemak di jaringan adiposa subkutan dan pemecahan
protein di otot.
Zona retikularis
Lapisan ini merupakan lapisan yang berbatasan dengan medula dan terdiri
dari sel kecil yang tersebar disuatu jalinan korda irregular dengan kapiler yang lebar.
Sel zona ini juga mensekresi kortisol, tetapi yang utama adalah mensekresi androgen
lemah yaitu dehidroepiandrosteron (DHEA) yang diubah menjadi testosteron pada
beberapa jaringan lain
23 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 24: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/24.jpg)
24 | S i s t e m E n d o k r i n
Gambar 6
Gambar 7. perbedaan zona pada korteks adrenal
![Page 25: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/25.jpg)
Medula adrenalis terdiri dari sel-sel polihedral besar, tersusun berupa
deretan atau kelompok dan ditunjang oleh serabut retikuler. Sebagian besar kapiler
sinusoid berada bersebelahan dan terdapat juga sejumlah sel ganglion parasimpatis.
Sel parenkim medula yang dikenal sebagai sel kromafin memiliki banyak granula
untuk sekresi dan penyimpanan hormon. Granula tersebut mengandung salah satu
dari dua katekolamin, epinefrin atau norepinefrin. Sel kromafin medula dipersyarafi
oleh ujung syaraf kolinergik dari neuron simpatis praganglionik yang memicu
pelepasan hormon melalui eksositosis. Epinefrin dan norepinefrin dilepaskan ke
darah dalam jumlah besar selama reaksi emosional yang intens (Junqueira et al
2012).
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berada pada regio servikal di sebelah anterior laring yang
terdiri dari dua lobus yang disatukan oleh isthmus (gambar 6). Pada masa awal
embrionik, tiroid berkembang dari endoderm saluran cerna di dekat dasar bakal
25 | S i s t e m E n d o k r i n
Gambar 8, perbedaan sel pada sel yang mensekresi epinefrin (E) dan noreepinefrin (NE)
![Page 26: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/26.jpg)
lidah. Kelenjar tiroid berfungsi untuk membuat hormon tiroid yaitu tiroksin
(tetraiodotironin atau T4) dan triiodotironin (T3) yang penting untuk pertumbuhan,
diferensiasi sel, pengaturan laju metabolisme basal dan konsumsi oksigen sel di
seluruh tubuh.
Junqueira et al, et al (2012) menjelaskan bahwa parenkim tiroid terdiri dari
jutaan epitel kubus yang disebut folikel tiroid. Folikel tiroid ini dilapisi oleh selapis
epitel kubus dengan lumen sentral yang terisi dengan suatu substansi gelatinosa
yang disebut koloid (gambar 7) yang mengandung glikoprotein besar yaitu
tiroglobulin. Tiroid adalah satu-satunya kelenjar dengan jumlah besar simpanan
produk sekretorisnya.
Kelenjar tiroid dilapisi oleh suatu capsula fibrosa, dari capsula ini septa
terjulur ke dalam parenkim dan membaginya menjadi lobulus dan membawa
pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Folikel terkemas secara rapat yang
terpisah satu sama lain dan tersebar pada jaringan ikat retikuler. Sel folikel memiliki
bentuk yang berfariasi sesuai aktivitas fungsional, yaitu kerika kelenjar aktif memiliki
lebih banyak folikel yang terdiri atas epitel kolumnar rendah sedangkan kelenjar
dengan sebagian besar sel folikular skuamosa dianggap hipoaktif. Jenis sel lain yaitu
26 | S i s t e m E n d o k r i n
Gambar 9
![Page 27: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/27.jpg)
sel parafolikel atau sel C yang juga terdapat pada lamina basal epitel folikel
membentuk kelompok sendiri diantara folikel-folikel (gambar 8). Sel C ini
menyintesis dan mensekresi kalsitonin yang berfungsi menekan reabsopsi tulang
oleh osteoklas (Junqueira et al 2012).
27 | S i s t e m E n d o k r i n
Gambar 10, sumber: Ross, 2011)
Gambar 11, sumber: Junqueira, et al, 2012
![Page 28: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/28.jpg)
Hampir semua kedua hormon tiroid dibawa dalam darah dengan berikatan
erat dengan protein plasma. Tiroksin (tetraiodotironin atau T4) adalah senyawa yang
lebih banyak dijumpai, dan membentuk 90% hormon tiroid yang beredar.
28 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 29: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/29.jpg)
Paratiroid
Sruktur Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terdiri atas empat massa oval kecil, terletak di belakang
kelenjar tiroid, satu pada masing-masing kutub atas dan bawah, umumnya
terbenam dalam simpai kelenjar yang besar. Setiap kelenjar terdapat dalam simpai
yang menjulurkan septa ke dalam kelenjar yang berbaur dengan serat retikular yang
menyangga kelompok sel sekretoris yang berderet memanjang. Kelenjar ini memiliki
jenis sel prinsipal (utama/chief cell) dan sel oksifil. Sel utama merupakan sel
poligonal kecil dengan inti bulat dan sitoplasma sedikit asidofilik dan bergranula
sekretoris yang di dalamnya terdapat polipeptida hormon paratiroid (PTH) yaitu
suatu regulator utama kadar kalsium darah. Sel oksifil berukuran lebih besar dan
berjumlah lebih sedikit daripada sel utama. Sel ini merupakan derivat transisional
dari sel utama.
29 | S i s t e m E n d o k r i n
Gambar 12. Memperlihatkan Letak Kelenjar Paratiroid
dalam Tubuh Manusia. Sumber: Junqueira, et al, 2012
![Page 30: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/30.jpg)
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid dan kalsitonin yang
memiliki efek yang berlawanan yang menciptakan mekanisme ganda pengaturan
kadar Ca2+ darah yang merupakan faktor penting dalam homeostatis. Hormon
paratiroid menargetkan osteoblas yang merespon dengan menghasilkan suatu
faktor penstimulasi-osteoklas untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas osteoklas.
Hal ini meningkatkan resorpsi matriks tulang berkapur dan pelepasan Ca2+ sehingga
meningkatkan kadar Ca2+ dalam darah yang mengakibatkan produksi hormon
paratiroid menurun. Kalsitonin dari kelenjar tiroid menghambat aktivitas osteoklas
sehingga menurunkan kadar Ca2+ darah dan meningkatkan osteogenesis.
Hormon paratiroid juga meningkatkan penyerapan Ca2+ dari saluran cerna
dengan menstimulasi sintesis vitamin D. Hormon ini juga berperan dalam
menurunkan kadar fosfat darah ysng merupakan efek dari sel tubulus ginjal yang
mengurangi penyerapan fosfatnya dan memungkinkan lebih banyak ekskresi fosfat
dalam urin. Kekurangan hormon ini menyebabkan ketidaknormalan tulang dan gigi.
Adapun aktivitas partiroid dikendalikan oleh kadar kalsium darah dan tidak
dipengaruhi langsung oleh kelnjar endokrin lain maupun sistem saraf (Tenzer, 1998).
Pulau Langerhans
Struktur dan Peran Pulau Langerhans dalam Tubuh Manusia
Pulau Langerhans merupakan jaringan endokrin padat berbentuk sferis yang
terbenam dalam jaringan eksokrin asinar pankreas, berjumlah lebih dari satu juta
dalam pankreas manusia dan terbanyak dibagian ekor pankreas. Setiap pulau
dikelilingi oleh serat retikular tipis yang memisahkan dengan jaringan asinar yang
berdekatan. Setiap pulau terdiri atas sel-sel bulat atau poligonal tersusun berderet
yang dipisahlan oleh jalinan kapiler bertingkap. Serabut saraf autonom berkontak
dengan sejumlah sel endokrin dan pembuluh darah. Sel pulau penghasil-hormon
utama paling mudah diidentifikasi dan dipelajari dengan imunosiotokimiawi
30 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 31: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/31.jpg)
(Junqueira et al et al, 2012, 2012). Tipe sel, kuantitas, dan fungsi penting hormon
utama yang dihasilkan pulau teragkum dalam tabel 4 dibawah ini
31 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 32: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/32.jpg)
Tabel 4 Jenis-Jenis Sel Utama dan Hormon Pulau Langerhans
Jenis Sel Jumlah Hormon FungsiSel α atau A -20% Glukagon Menyediakan energi dari glikogen dan lemak yang dihasilkan oelh
glikogenesis dan lipolisis, meningkatkan kadar glukosa darahSel β atau B -70 Insulin Membuat glukosa masuk sel dan menstimulasi penurunan kadar
gula darahSel δ atau D 5-10% Somatostatin Menghambat pelepasan hormon sel pulau Langerhans lainnya
melalui aksi parakrin lokal, mengahmbat sekresi GH dan TSH di kelenjar hipofisis anterior dan sekresi HCl oleh sel parietal lambung.
F atau PP Jarang Polipeptida pankreas
Merangsang aktivitas sel chief lambung; menghambat sekresi empedu, sekresi enzim pankreas dan bikarbonat, serta motilitas usus.
Sumber: Junqueira et al, 2012
Kelenjar Pineal
Ross (2011) menjelaskan bahwa kelenjar pineal merupakan kelenjar endokrin
atau neuroendokrin yang mengatur irama harian aktivitas tubuh. Pada manusia,
kelenjar ini terletak di dinding posterior ventrikel ketiga yang melekat pada otak dan
berbentuk kerucut yang sangat kecil.
Kelenjar pineal dibungkus oleh jaringan ikat pia meter dan terjulur septa
yang mengandung pembuluh darah kecil membagi berbagai kelompok sel sekretoris
32 | S i s t e m E n d o k r i n
Gambar 13, Menunjukkan Letak Kelenjar Pineal. Sumber: Ross, 2011
![Page 33: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/33.jpg)
yang mencolok dan berjumlah banyak yaitu pinealosit. Sel-sel ini menghasilkan
melatonin yang merupakan suatu derivat triptofan. Serabut saraf simpatis tidak
bermielin memasuki kelenjar pineal dan berakhir di antara pinealosit. Selain sel
pinealosit juga terdapat sel glia interstisial yang menyerupai astrosit. Sel tersebut
memiliki inti panjang yang terpulas lebih kuat daripada inti pinealosit. Jumlah atrosit
pineal ini hanya sekitar 5% (Junqueira, et al, 2012).
Melatonin yang dilepaskan dari pinealosit bertambah pada kegelapan dan
menurun selama terang. Pada manusia perubahan jumlah sekresi melatonin ini
berperan penting dalam pengaturan irama harian aktivitas tubuh. Melatonin yang
dilepaskan saat kegelapan mengatur fungsi reproduksi untuk menghalangi aktivitas
steroidogenik pada gonad (Ross, 2011).
33 | S i s t e m E n d o k r i n
Gambar 14. Memperlihatkan Sekelompok Pinealosit (P) dan Memperlihatkan Astrosit (A)
pada gambar b
![Page 34: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/34.jpg)
Alat dan Bahan :
Beker glass
Ikan emas tiga ekor.
Insulin 40 ui/ mL
Glukosa
Prosedur percobaan :
1. Tempatkan seekor ikan ke dalam 100-200 cc air yang Prosedur telah ditetesi dengan insulin.
2. Amati gejala-gejala yang terjadi pada ikan tersebut sebagai akibat dari difusi insulin ke dalam sirkulasi melalui membran insang. Gejala-gejala yang muncul adalah iritabilitas, gerakan konvulsi, dan akhirnya koma.
3. Bila tercapai tahap koma, masukkan ikan kedalam air yang telah dilarutkan glukosa di dalamnya.
4. Amati keadaan ikan hingga sadar kembali.
34 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 35: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/35.jpg)
Hasil dan pembahasan :
Kelompok insulin KonsentrasiI 1,4 mL 2,8II 1,2mL 2,4III 1,0mL 2IV 0,8mL 1,6
Kelompok insulin GlukosaI Hilang
keseimbangan:36.40 detik.
Koma:59.64 detik
Masa pemulihan,1:28(m/d)
II *hilang keseimbangan 56 detik.
*koma 1:10 (m/d)
*masa pemulihan 2menit
III *hilang keseimbangan 1:10 (menit/detik)
*koma 2:38 (menit/detik)
*masa pemulihan 3 menit
IV *hilang keseimbangan 1:30 m/d
*koma 2:48 m/d
*masa pemulihan 3:45 m/d
Setelah ikan dimasukkan ke dalam beker gelas yang berisi air dan insulin,
ikan mengalami perubahan dalam hal aktifitasnya. Beberapa waktu setelah
dimasukkan, ikan mulai mengalami iritabilitas yaitu respon pertamanya yang
ditandai dengan ikan yang seperti stres dan aktifitasnya berbeda dengan ikan yang
tidak diberi insulin.
Beberapa waktu setelah iritabilitas ikan akan mengalami konvulsi yaitu
hilangnya keseimbangan ikan yang ditandai dengan posisi ikan yang mulai tidak
35 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 36: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/36.jpg)
stabil, mulai terbalik beberapa waktu tapi masih bisa berusaha untuk kembali
keposisi yang stabil dan aktifitas ikan semakin menurun.
Setelah konvulsi ikan akan koma, yang ditandai dengan posisi ikan yang
terbalik dan tidak banyak bergerak ataupun berusaha untuk kembali normal.
Keadaan iritabilitas, konvulsi, dan koma pada ikan dikarenakan karena
peristiwa difusinya insulin melalui membran insang menuju aliran darah ikan.
Insulin berfunhsi sebagai pengontrol keseimbangan glukosa dalam darah dan
bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh badan sel.
Masuknya insulin kedalam darah ini yang secara berlebihan menyebabkan
glukosa yang ada pada darah menjadi berkurang sehingga glukosa yang akan
dirubah menjadi energi tidak ada, tapi penganbilan glukosa terus berlanjut sehingga
energi ikan berkurang bahkan habis dan menyebabkan ikan mengalami iritabilitas,
konvulsi, bahkan koma. Keadaan dimana turunnya kadar gula darah disebut
hipoglikema dan mempengaruhi fungsi metabolisme ikan.
Setelah mengalami iritabilitas, konvulsi, dan koma ikan akan dipindahkan
kedalam beker gelas yang berisi air dan glukosa. Setelah beberapa menit ikan akan
mengalami iritabilitas hingga normal kembali. Ikan menjadi normal kembali karena
glukosa masuk melalui membran insang kedalam aliran darah sehingga
menyebabkan kadar gula pada darah ikan kembali ada. Karena glukosa yang
merupakan sumber energi utama telah ada, menyebabkan metabolisme glukosa
menjadi energi dan glikogen kembali normal.
Kerena metabolisme pada ikan kembali normal dengan meningkatnya
glukosa sehingga menghasilkan energi yang dibutuhkan, maka ikan yang semula
mengalami koma kembali menjadi normal kembali.
36 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 37: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/37.jpg)
Pada percobaan kali ini setiap kelompok diberi dosis insulin yang berbeda
yaitu (1,4mL),(1,2mL),(1,0 mL),(0,8 mL). Dari percobaan didapatkan bahwa dosis
insulin mempengaruhi waktu untuk ikan mengalami iritabilitaas, konvulsi, dan koma.
Ikan dengan kadar insulin yang paling besar akan cepat mengalami iritabilitas,
konvulsi, dan koma.
Begitu juga ukuran dan jenis ikan yang ada mempengaruhi waktu pencapaian
iritabilitas, konvulsi, dan koma. Untuk ikan yang ukuran lebih kecil bila dimasukkan
dalam dosis yang sama akan cepat mengalami iritabilitas, konvulsi, dan koma
dibandingkan ikan yang ukuran lebih besar.
Sedangkan untuk jenis juga mempengaruhi waktu pencapaian iritabilitas,
konvulsi, dan koma. Untuk ikan nila waktu yang dibutuhakan untuk mengalami
iritabilitas, konvulsi, dan koma lebih lama dari pada ikan mas dengan kadar insulin
yang sama. Hal ini dikarenakan setiap ikan memiliki daya tahan yang berbeda.
37 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 38: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/38.jpg)
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sistem endokrin:
Memiliki sifat umum antara lain, seluruh kelenjar endokrin berukuran
kecil dan mengandung banyak pembuluh darah, berdasarkan susunan sel
sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan menjadi tipe sinusoid dan tipe
folikel, kelenjar pada sistem endokrin hanya berhubungan secara
fungsional tanpa ada hubungan secara structural, jumlah sekret yang
disekresikan tergantung kebutuhan tubuh.
Kelenjar endokrin yang terdapat pada manusia antara lain, hipofisis,
tiroid, paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ tubuh yang
mengandung kelenjar endokrin misalnya, pankreas, gonad, ginjal,
lambung, dan usus halus.
Kelenjar endokrin pada manusia memiliki peran penting sebagai pengatur
semua kegiatan hormon lain (bersama dengan saraf) dalam tubuh
manusia, misalnya mengatur metabolisme kalsium, karbohidrat, dan
lipid, mengatur osmoregulasi, zat-zat yang disekresi maupun diekskresi,
semua kegiatan tersebut dibantu oleh adanya hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar-kelenjar endokrin.
Insulin merupak hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino yang
dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas.
Insulin berfungsi sebagai keseimbangan tahap glukosa dalam darah dan
bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh badan sel.
Keadaan iritabilitas, konvulsi, dan koma terjadi karena insulin yang telah
masuk kedalam darah menyebabkan glukosa yang ada pada dalam
berkurang sehingga mengganggu proses metabolisme glukosa menjadi
energi.
38 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 39: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/39.jpg)
Keadaan normal kembalinya keadaan ikan setelah iritabilitas, konvulsi
dan koma setelah dipindahkan kedalam glukosa disebabkan karena
masuknya glukosa kedalam darah sehingga metabolisme ikan kembali
normal dan energi kembali ada.
Dosis insulin, ukuran ikan dan jenis ikan juga mempengaruhi pencapaian
iritabilitas, konvulsi dan koma. Semakin tinggi dosis maka waktu
pencapaian akan cepat. Semakin besar ukuran ikan maka pencapaian
akan semakin lama.
Hipoglikema adalah menurunnya kadar gula dalam darah karena
resistensi insulin yang tinggi.
Hiperglikema/ diabetes adalah meningkatnya kadar gula dalam darah
karena resistensi insulin yang rendah.
39 | S i s t e m E n d o k r i n
![Page 40: Sistem Endokrin](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061508/55cf93a1550346f57b9dfbaa/html5/thumbnails/40.jpg)
Daftar Pustaka
Junqueira, L. C.. Basic Histology (pdf). New York: The Mc. GrawHill companies.
Ross, Michael H. 2011. Histology A Text and Atlas With Correlated Cell and olecular
Biology. Philadelphia : Mc Millan company
Tenzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Malang.
Cohen BJ, Wood DL. Memmler’s the Structure and Function of the Human Body. 7ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. 2000. p165-77
Bruesch SR. The Hypothalamus. Tennessee: Year Book Medical Gartner LP. Color
Text Book of Histology. 2ed. Philadelphia: Saunders. 2001. p302-16, p416-20
Publisher. 1984. p1-15
Bagnara JT. Endokrinologi Umum. 6ed.Yogyakarta:Airlangga University Press. 1988.
p101-20, p323-30, p365-77
http://www.shutterstock.com/pic-9111862/stock-vector-endocrine-system.html
40 | S i s t e m E n d o k r i n