sistem endokrin

52
SISTEM ENDOKRIN Tujuan praktikum Menghayati peran sistem endokrin dalam homeostatis tubuh. Mengenal istilah-istilah yang digunakan dalam sistem endokrin. Mengenal organ yang ter;libat dalam sistem endokrin dan peran masing-masing nya. Mengenal mekanisme kerja sistem endokrin. Tinjauan Pustaka Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon. Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologis tubuh. 1 | Sistem Endokrin

Upload: olivialiona

Post on 07-Feb-2016

200 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

endokrin

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Endokrin

SISTEM ENDOKRIN

Tujuan praktikum

Menghayati peran sistem endokrin dalam homeostatis tubuh.

Mengenal istilah-istilah yang digunakan dalam sistem endokrin.

Mengenal organ yang ter;libat dalam sistem endokrin dan peran masing-

masing nya.

Mengenal mekanisme kerja sistem endokrin.

Tinjauan Pustaka

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang

menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk

mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar

endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon.

Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja

proses fisiologis tubuh.

Kelenjar endokrin dalam tubuh terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar

adrenal, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pineal, dan pulau langerhans

pada pankreas. Kelenjar tersebut memiliki struktur yang berbeda satu sama lain.

Selain struktur, yang membedakan setiap kelenjar adalah sekresi yang dihasilkan

dan fungsinya.

1 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 2: Sistem Endokrin

Berbagai organ pada sistem endokrin :

Hipotalamus

Kelenjar hipofisa (pituitary)

Kelenjar tiroid

Kelenjar paratiroid

Pulau-pulau pankreas

Kelenjar adrenal

Buah zakar

Indung telur

Plasenta, pada kehamilan

Pengendalian Endokrin :

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di

dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.

Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur

dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah

diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan

bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.

2 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 3: Sistem Endokrin

Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di

kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka

hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan

perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini

mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.

Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang

memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan

peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon

estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik

setiap bulannya.

Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap

bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ

memberikan respon terhadap semacam jam biologis.

Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa

diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan

pelepasan hormon hipofisa.

Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa

mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.Beberapa

hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana

mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya.Hipofisa

mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan

balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal

kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.

Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa

3 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 4: Sistem Endokrin

diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap

konsentrasi zat-zat di dalam darah:

Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula

dan asam lemak

Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat.

Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon

terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.

Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya

tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan

zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak

melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan

berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.

Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon

yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara

menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk

menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan

oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa

dialirkan ke mulut bayi.

Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada di bawah

kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh

memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin

meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan.

Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah.

4 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 5: Sistem Endokrin

Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar

kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan

terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.

a. Hormon Utama

HormonYang menghasilkan

Fungsi

AldosteronKelenjar adrenal

Membantu mengatur keseimbangan garam dan air dengan cara menahan garam dan air serta membuang kalium

Hormon antidiuretik (vasopresin)

Kelenjar hipofisa

Menyebabkan ginjal menahan air Bersama dengan aldosteron, membantu

mengendalikan tekanan darah

KortikosteroidKelenjar adrenal

Memiliki efek yang luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:

Anti peradangan Mempertahankan kadar gula darah,

tekanan darah dan kekuatan otot Membantu mengendalikan keseimbangan

garam dan air

KortikotropinKelenjar hipofisa

Mengendalikan pembentukan dan pelepasan hormon oleh korteks adrenal

Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel darah merah

Estrogen Indung telurMengendalikan perkembangan ciri seksual dan sistem reproduksi wanita

5 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 6: Sistem Endokrin

Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah

Hormon pertumbuhan

Kelenjar hipofisa

Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan

Meningkatkan pembentukan protein

Insulin Pankreas Menurunkan kadar gula darah Mempengaruhi metabolisme glukosa,

protein dan lemak di seluruh tubuh

LH (luteinizing hormone) FSH (follicle-stimulating hormone)

Kelenjar hipofisa

Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma dan sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi

Mengendalikan ciri seksual pria dan wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur dan ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)

OksitosinKelenjar hipofisa

Menyebabkan kontraksi otot rahim dan saluran susu di payudara

Hormon paratiroid

Kelenjar paratiroid

Mengendalikan pembentukan tulang Mengendalikan pelepasan kalsium dan

fosfat

Progesteron Indung telur

Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi

Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu

PolaktinKelenjar hipofisa

Memulai dan mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu

Renin dan angiotensin

Ginjal Mengendalikan tekanan darah

6 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 7: Sistem Endokrin

Hormon tiroid Kelenjar tiroidMengatur pertumbuhan, pematangan dan kecepatan metabolism

TSH

(tyroid-

stimulating

hormone)

Kelenjar

hipofisa

Merangsang pembentukan dan pelepasan

hormon oleh kelenjar tiroid

Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang

lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.

Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar

tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini

mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau

pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh

tubuh.

7 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 8: Sistem Endokrin

Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah

kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh

memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin

meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan.

Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah.

Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas.

Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari

dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya

dimengerti.

Sistem endokrin

Sistem endokrin-sistem komunikasi lainnya di tubuh terdiri dari kelenjar

endokrin yang memproduksi hormon, zat kimia yang dilepaskan ke dalam

aliran darah untuk membimbing proses seperti metabolisme, pertumbuhan,

dan perkembangan seksual. Hormon juga terlibat dalam mengatur

kehidupan emosional.

8 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 9: Sistem Endokrin

The Thyroid Gland

Kelenjar tiroid mengeluarkan tiroksin, suatu hormon yang dapat mengurangi

konsentrasi dan mengakibatkan lekas marah ketika tiroid yang terlalu aktif,

dan menyebabkan kantuk dan metabolisme yang lambat ketika tiroid berada

di bawah aktif.

The paratiroid Kelenjar

Dalam tiroid empat organ berbentuk kacang polong kecil, yang parathyroids,

yang parathormon mengeluarkan untuk mengontrol dan menyeimbangkan

tingkat kalsium dan fosfat dalam darah dan cairan jaringan. Hal ini, pada

gilirannya, mempengaruhi rangsangan sistem saraf.

Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal adalah kelenjar seukuran kacang polong yang tampaknya

menanggapi paparan cahaya dan mengatur tingkat aktivitas sepanjang hari.

The Pankreas

Pankreas terletak pada kurva antara perut dan usus kecil dan mengendalikan

tingkat gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin dan glukagon.

Kelenjar hipofisis

Kelenjar pituitari menghasilkan jumlah terbesar hormon yang berbeda dan

karenanya memiliki jangkauan terluas efek pada fungsi tubuh. Hipofisis

posterior dikontrol oleh sistem saraf. Ini menghasilkan dua hormon:

vasopressin, yang menyebabkan tekanan darah meningkat dan mengatur

jumlah air dalam sel-sel tubuh, dan oxytocin, yang menyebabkan rahim

berkontraksi selama persalinan dan menyusui untuk memulai. Hipofisis

anterior, sering disebut "kelenjar master," menanggapi pesan-pesan kimiawi

9 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 10: Sistem Endokrin

dari aliran darah untuk menghasilkan berbagai hormon yang memicu aksi

dari kelenjar endokrin lainnya.

The Gonad

Kelenjar ini reproduksi-testis pada pria dan ovarium pada wanita, dan, pada

tingkat yang lebih rendah, glandssecrete androgen adrenal (termasuk

testosteron) dan estrogen.

The adrenal Kelenjar

Kedua kelenjar adrenal terletak di atas ginjal. Masing-masing memiliki dua

bagian: penutup luar, korteks adrenal, dan inti, medulla adrenal. Kedua

pengaruh respon tubuh terhadap stres. Misalnya, dalam respon terhadap

situasi stres, kelenjar pituitari dapat melepaskan endorfin beta dan ACTH,

yang, pada gilirannya, prompt korteks adrenal untuk melepaskan hormon.

Sementara itu, sistem saraf otonom menstimulasi medula adrenal untuk

mensekresikan hormon seperti epinefrin ke dalam aliran darah.

Fungsi kelenjar endokrin :

1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang

diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.

2. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.

3. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.

4. Merangsang pertumbuhan jaringan.

5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus

halus.

10 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 11: Sistem Endokrin

6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral

dan air.

Sifat Umum dan Kelenjar Penyusun Sistem Endokrin

Menurut Tenzer (1998), kelenjar endokrin pada vertebrata (termasuk

manusia) memiliki sifat umum sebagai berikut:

Seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan mengandung banyak

pembuluh darah

Berdasarkan susunan sel sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan menjadi

dua tipe:

o Tipe sinusoid. Tersusun atas sel-sel sekretori berbentuk kubus atau pipih

yang terletak diantara sinusoid-sinusoid dan dilengkapi dengan matriks

jaringan ikat.

o Tipe folikel. Sel sekretori tersusun dalam kantung bulat (folikel). Folikel

tersebut menimbun sekretnya dalam lumen sebelum dilepaskan dalam

aliran darah. Tipe ini terdapat pada kelenjar tiroid.

o Kelenjar pada sistem endokrin hanya berhubungan secara fungsional

tanpa ada hubungan secara struktural.

o Jumlah sekret yang disekresikan tergantung kebutuhan tubuh.

Kelenjar endokrin yang terdapat pada vertebrata (termasuk manusia) antara

lain, hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ tubuh yang

mengandung kelenjar endokrin misalnya, pankreas, gonad, ginjal, lambung, dan usus

halus (Tenzer, 1998).

11 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 12: Sistem Endokrin

Gambar 1. Sistem endokrin. Kelenjar endokrin dan hormon utama yang disekresikan disebutkan beserta lokasinya. Organ lain diperlihatkan dalam tanda kurung, termasuk jantung, ginjal, timus, usus, dan gonad yang mengandung sel endokrin dan memiliki fungsi endokrin penting. Selain itu, sejumlah besar jaringan yang tersebar luas dan sel di seluruh tubuh memilki fungsi endokrin tetapi tidak diperlihatkan pada gambar ini. Sel tersebut mencakup sel adiposa yang menyekresi hormon leptin dan sel endotel vascular yang menghasilkan polipeptida yang disebut endotelin yang meningkatkan vasokontriksi. Sumber: Junqueira et al, 2012.

Hipofisis (Pituitaria)

Struktur Kelenjar Hipofisis

Kelenjar ini terletak di bawah diencephalon otak, di dalam lekukan kecil

tulang sphenoid yang disebut sella tursika (sella turcica). Kelenjar ini menyekresikan

bermacam-macam hormon yang mengatur dan mngendalikan aktivitas kelenjar

hormon dan bagian tubuh lainnya. Meskipun demikian kelenjar ini bekerja di bawah

12 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 13: Sistem Endokrin

kendali sistem saraf pusat (terutama hipotalamus) dan kelenjar endokrin yang lain

(Junqueira et al, 2012).

Berdasarkan asal perkembangannya, Junqueira et al (2012) menjelaskan

bahwa kelenjar hipofisis memiliki 2 bagian yaitu neurohipofisis berasal dari

penonjolan bagian dasar diencephalon ke arah kaudal, sedangkan adenohipofisis

berasal dari kantung Rathke, suatu penonjolan atap mulut ke arah dorsal.

Pembentukan kelenjar hipofisis terangkum dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2. Pembentukan kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis terbentuk oleh 2 struktur embrionik yang terpisah. (a) selama minggu ke 3 perkembangan kantong hipofisis (kantong Ratkhe) tumbuh dari dasar faring. Bakal neurohipofisis terbentuk dari diencephalon. (b) menjelang akhir bulan kedua kantong hipofisis terlepas dari dasar faring dan bersatu dengan bakal neurohipofisis. (c) saat periode janin pembentukan adenohipofisis dan neurohipofisis terselesaikan (Junqueira et al, 2012).

Sistem Portal Hipothalamo-Hipofisis dan Pelepasan Hormon di Hipofisis

Suplai darah hipofisis berasal dari dua kelompok pembuluh darah yang

berasal dari arteri carotis interna. arteri hypophysealis superior mendarahi

13 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 14: Sistem Endokrin

eminentia mediana dan tangkai infundibulum. Arteri hypophysealis inferior

mendarahi neurohypofisis dengan sejumlah kecil mendarahi tangkai. Arteri

hypophysealis superior membentuk jalinan kapiler primer. Kapiler ini kemudian

bergabung menjadi venula yang bercabang lagi menjadi jalinan kapiler sekunder di

adenohipofisis. Kapiler kedua jalinan bertingkap. Sistem ini sangat penting karena

sistem tersebut membawa neuropeptida dari eminentia mediana dalam jarak

tertentu ke adenohipofisis tempat peptida tersebut menstimulasi atau menghambat

pelepasan hormon oleh sel endokrin (Junqueira et al, 2012).

Gambar 3 sistem portal hipotalamo-hipofisis dan pelepasan hormon di hipofisis. Sistem portal hipotalamo-hipofisis dengan darah dari a. Hypophysealis superior dan inferior terdiri dari dua jalinan kapiler yang berurutan: satu di pars nervosa di sekitar infundibulum dan eminentia mediana dan yang kedua ujung di seluruh pars distalis yang bermuara ke dalam v. Hypophysealis pengumpul. Gambar ini juga memperlihatkan neuron (kuning) yang menjulurkan akson ke eminentia mediana dan mensekresikan peptida yang terbawa dalam kapiler ke pars distalis untuk mengatur pelepasan hormon dari sel di tempat tersebut dan neuron (hijau) dari nucleus supraopticus dan paraventricularis di hipotalamus yang menjulurkan akson ke pars nervosa untuk mensekresikan

14 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 15: Sistem Endokrin

peptida yang diambil kapiler dan dibawa sel target di distal. (sumber: Junqueira et al, 2012).

Hypofisis cerebri atau glandula pituitari adalah struktur lonjong kecil yang melekat

pada permukaan bawah otak melalui infundibulum. Lokasinya sangat terlindungi

baik yaitu terletak pada sella turcica ossis sphenoidalis. Disebut master endocrine

gland karena hormon yang dihasilkan kelenjar ini banyak mempengaruhi kelenjar

endokrin lainya.

Kelenjar ini terletak di sela tursika, lekulkas os

spenoidalis basis crania. Berbentuk oval dengan

diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus

lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari

hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. pada

dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-

macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar

lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut

master gland.

Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

15 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 16: Sistem Endokrin

bagian anterior, bagian tengah, dan bagian

posterior .

Hipofisis bagian anterior

Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis

bagian anterior .

Hipofisis bagian tengah

Menghasilkan hormon perangsang

melanosit atau Melanosit Stimulating

Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak

dihasilkan maka menyebabkan kulit

menjadi hitam.

hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di

dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak.

sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk

mengembang.

jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan

daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit

kepala atau gangguan penglihatan.

hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya.

hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas

hipofisa.

hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus

posterior (belakang).

hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan

16 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 17: Sistem Endokrin

faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara

langsung menghubungkan keduanya. pengendalian lobus posterior (neurohipofisa)

dilakukan melalui impuls saraf.

Adenohipofisis

Adenohipofisis memiliki tiga bagian, yaitu pars distalis, pars tuberalis, pars

intermedia. Pars tuberalis merupakan daerah berbentuk corong yang mengelilingi

infundibulum neurohipofisis (kelenjar posterior). Pars tuberalis berfungsi untuk

menyekresikan follikel stymulating hormon (FSH) dan hormon luteinisasi (LH). Pars

intermedia merupakan suatu zona tipis sel basofilik di antara pars distalis dan pars

nervosa neurohipofisis yang berperan untuk menyekresikan hormon penstimulasi

melanin (MSH), γ- LPH dan β- endorfin. MSH meningkatkan aktivitas melanosit dan

sel pars intermedia dianggap sebagai sel melanotropik. Pars distalis merupakan

bagian yang membentuk 75% adenohipofisis dan dilapisi oleh capsula fibrosa tipis.

Komponen utamanya terdiri dari deretan sel epitel yang saling berselingan dengan

kapiler bertingkap, terdapat fibroblas yang menghasilkan serat retikular yang

menopang deretan sel yang menyekresikan hormon. Bagian ini bertugas mengatur

hampir seluruh kelenjar endokrin lain, sekresi air susu, aktivitas melanosit, dan

metabolisme otot, tulang, dan jaringan adiposa (Junqueira et al, 2012).

Tabel 1 Sel-Sel Sekretoris Pars Distalis

Jenis Sel Hormon yang Dihasilkan

Aktivitas Fisiologis Utama

Sel somatotrop

Somatotropin (GH)

Pertumbuhan tulang panjang mealui faktor pertumbuhan.

Sel mammatropik

Prolaktin (PRL) Membantu sekresi air susu

17 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 18: Sistem Endokrin

(sel akrotropik) Sel gonadotropik

FSH dan LH FSH meningkatkan perkembangan folikel ovarium, sekresi esterogen dan spermatogenesis. LH membantu pematangan folikel ovarium, sekresi progesteron dan sekresi androgen sel interestisial

Sel tirotropik Tirotropin (TSH)

Menstimulus sintesis, penyimpanan, sekresi hormon tiroid

Sel kortikotropik

Kortikotropin adrenal (ACTH)Lipotrofin

Menstimulus sekresi hormon korteks adrenal. Pengaturan metabolisme lipid.

Sumber: Junqueira et al, 2012

Aktivitas adenohipofisis diatur oleh hormon peptida yang dihasilkan oleh

neuron khusus di nukleus hypothalami tertentu di akson yang berjalan ke eminentia

mediana. Hormon ini merupakan hormon pelepas hipotalamik, setelah dilepaskan

dari akson hormon diangkut kapiler menuju pars distalis tempat hormon ini

merangsang sintesis dan atau pelepasan hormon (Junqueira et al, 2012).

Tabel 2 Hormon Hipotalamus yang Mengatur Hipofisis Anterior

Hormon Bentuk kimiawi Fungsi

Hormon pelepas tirotropin (TRH)

Peptida dengan 3 asam amino

Menstimulasi sintesis dan sekresi Tirotropin (TSH) dan prolaktin

Hormon pelepas gonadotropin (GnRH)

Peptida dengan 10 asam amino

Menstimulasi sekresi LH dan FSH

Somatostatin 14 asam amino Menghambat pelepas somatotropin (GH) dan Tirotropin (TSH)

Hormon pelepas hormon pertumbuhan (GHRH)

Polipeptida dengan 40 sampai 44 asam amino (2 bentuk)

Menstimulasi sintesis dan sekresi somatotropin (GH)

Hormon penghambat prolaktin (Dopamin)

Asam amino yang termodifikasi

Menghambat pelepasan prolaktin

Hormon pelepas kortikotropin (CRH)

Polipeptida dengan 41 asam amino

Menstimulasi sintesis proopiomelanokortin (POMC) dan adrenokortikotropin (ACTH) dan β-lipotropin (β-LPH)

Sumber: Junqueira et al, 2012

18 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 19: Sistem Endokrin

Adeno hypophysis

1. Pars distalis

• Bagian utama dari kelenjar hypofisis krn meliputi 75% dari seluruh kelenjar

• Dengan sedian yang diberi pewarnaan HE dapat dibedakan menjadi 2 macam sel :

a. Sel chromophobe (Sel utama)

Sitoplasma tidak menyerap bahan warna sehingga tampak intinya saja, ukuran

selnya kecil. Sel ini biasanya berkelompok dibagian tengah dari lempengan sel

chromofil sehingga ada dugaan bahwa sel ini merupakan sel yang sedang tidak aktif

dan nantinya dapat berubah menjadi sel acidofil atau sel basofil pada saat

diperlukan

• Sel Acidophil

Ukuranya lebih besar dengan batas yang jelas dan dengan pewarnaan HE rutin

sitoplasmanya berwarna merah muda. Berdasakan reaksinya terhadap bahan cat,

dapat dibedakan menjadi 2 sel:

1. Sel orangeophil (alpha acidophil = sel somatrotope)

Sel ini dapat dicat dengan orange-G, menghasilkan hormon GH

2. Sel carminophil (epsilon acidhophil = sel mammotrope)

Sel ini bereaksi baik terhapat cat azocarmin. Jumlah sel ii meningkat selama dan

setelah kehamilan. Hormon yang dihasilkan hormon prolaktin.

• Sel Basophil

Sel ini memiliki inti lebih besar dari sel acidiphil dan dengan pewarnaan HE

sitoplasmanya tampak berwarna merah ungu atau biru. Bila memakai pengecatan

khusus aldehyde – fuchsin, dapat dibedakan 2 macam sel :

1. Sel beta basophil (sel thyrotrophic)

19 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 20: Sistem Endokrin

Sel ini tercat baik dengan aldehyde – fuchsin dan menghsilkan hormon thyrotropic

hormon

2. Sel delta basophil

Dengan perwarnaan aldehyde – fuchsin tidak tercat dengan baik. Berdasarkan

hormon yang dibentuk, diduga sel ini ada 3 macam:

a. Sel gonadotrophin type 1

Sel ini menghasilkan FSH

b. Sel gonadotropin type 2

Sel ini menghasilkan LH

c. Sel corticotrophic

Sel ini menghasilkan hormon ACTH, pada manusia sel ini membentuk melanocyte

stimulating hormone ( MSH)

2. Pars intermedia

Bagian hypophysis ini pada manusia mengalami rudimenter, dan tersusun dari suatu

lapisan sel tipis yang berupa lempengan – lempengan yang tidak teratur dan

gelembung yang berisi koloid. Pada manusia diduga membentuk melanocyte

stimulating hormon ( MSH ) yang akan merangsang kerja sel melanocyte untuk

membentuk pigmen lbh bnyk. Tetapi hal ini masih dlm penelitian lbh lanjut.

Neurohipofisis (Hipofisis Posterior)

Neurohipofisis terdiri dari pars nervosa dan tangkai infundibulum. Pars

nervosa tidak memiliki sel sekretori, bagian ini hanya terdiri dari jaringan saraf yang

mengandung sekitar 100.000 akson tak bermielin dari neuron sekretori di nucleus

supraopticus dan nucleus paraventricularis hypothalami. Pars nervosa terdiri dari

jaringan saraf termodifikasi yang mengandung akson tak bermielin yang diselubungi

sel glia yang disebut pituisit. Akson berjalan dari nucleus supraopticus dan

20 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 21: Sistem Endokrin

paraventricularis dan memiliki pelebaran yang disebut badan neurosekretori. Dari

badan ini, oksitosin dan vasopresin dilepaskan oleh rangsangan saraf. Hormon yang

disekresikan memasuki kapiler dan di sebarkan ke sel target. Berikut ini tabel

hormon yang dihasilkan oleh kelenjar neurohipofisis beserta fungsinya (Junqueira et

al, 2012).

Tabel 3 Hormon Kelenjar Hipofisis Posterior

Hormon Fungsi

Vassopresin (antidiuretik hormon/ADH)

Meningkatkan permeabilitas ductus colligentes renis

Oksitosin Merangsang kontraksi sel mioepitel kelenjar mammae dan otot polos uterus

Sumber: Junqueira et al, 2012

Neura hypophyse Terdiri dari 2 macam struktur :

a. Pars nervosa : infundibular processus

b. Infundibulum : neural stalk ( merupakan tangkai yang menghubungkan neuro

hypophyse dengan hypotalamus )

Bagian ini tersusun dari :

a. Sabut saraf tak bermyelin yang berasal dari neuro secretory cell hypotalamus

yang dihubungkan melalui hypotalamo – hypophyseal tract

b. Sel pituicyte : sel ini menyerupai neuroglia yaitu selnya kecil dan mempunyai

pelanjutan- pelanjutan sitoplasma yang pendek.

Ciri khas yang terdapat dalam neuro – hipophyse ini adalah adanya suatu struktur

yang disebut herring’s bodies yang merupakan neurosekret dari neuro-secretory cell

dari hypotalamus yang kemudian dialirkan melalui axon dan ditimbun dalam neuro

21 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 22: Sistem Endokrin

hypophyse sebagai granul. Hormon – hormon yang dihasilkan oleh bagian ini

adalah : ADH ( vasopressin ), oxytocin.

Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal merupakan sepasang organ yang terletak dekat kutub atas

ginjal (gambar 1), dan terbenam dalam dalam jaringan adiposa perirenal. Kelenjar

adrenal dibungkus oleh simpai jaringan ikat padat yang mengirimkan septa tipis ke

bagian dalam kelenjar sebagai trabekula. Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapisan

konsentris, yaitu korteks adrenal dan medula adrenalis (gambar 2).

Korteks dan medula dapat dibedakan berdasarkan asal, fungsi, dan ciri

morfologi selama masa perkembangan embrional. Kedua struktur tersebut berasal

dari lapisan germinal yang berbeda, korteks berasal dari mesoderm dan medula

terdiri dari sel-sel yang berasal dari krista neuralis. Secara morfologi korteks adrenal

berada pada lapisan perifer dan berwarna kekuningan, sedangkan medula adrenalis

berada di tengah dan berwarna coklat-kemerahan (Junqueira et al 2012).

Junqueira et al, et al (2012) menyebutkan bahwa kelenjar adrenal disuplai

oleh sejumlah arteri yang masuk di berbagai tempat di sekitar tepinya. Sel medula

22 | S i s t e m E n d o k r i n

Gambar 4 Gambar 5. Sumber:

Page 23: Sistem Endokrin

adrenalis menerima darah arteri dan arteri medula serta darah vena yang berasal

dari kapiler korteks. Kapiler korteks dan medula membentuk vena medularis di

sentral yang bergabung dan meninggalkan kelenjar sebagai vena adrenalis.

Pada korteks adrenal, memiliki sel-sel khas yaitu sel penyekresi steroid. Sel

penyekresi hormon tersebut tidak menyimpan produknya di dalam granul, namun

steroid berdifusi bebas melalui membran plasma dan tidak memerlukan eksositosis

yang akan dilepaskan dari sel. Korteks adrenal memiliki tiga zona konsentris dengan

seretan sel epitel yang tersusun agak berbeda.

Zona glomerulosa

Lapisan ini berada tepat di dalam simpai jaringan ikat dengan deretan sel-sel

kolumnar atau piramidal yang berhimpitan dan membentuk deretan bundar atau

melengkung, yang dikelilingi kapiler. Sel-sel zona glomerulosa mensekresikan

mineralocorticoids, senyawa yang berfungsi dalam pengaturan natrium, kalium, dan

air. Produk utama adalah aldosteron, bekerja pada tubulus kontortus distal nefron

dalam ginjal, mukosa lambung, dan ludah dan kelenjar keringat untuk merangsang

reabsorpsi natrium (Ross, 2011).

Zona fasciculata

Zona ini terdiri dari deretan panjang setebal satu atau dua sel polihedral

panjang yang dipisahkan oleh kapiler sinusoid. Sel pada zona ini mensekresikan

glukokortilois, terutama kortisol yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat.

Kortisol menginduksi mobilisasi lemak di jaringan adiposa subkutan dan pemecahan

protein di otot.

Zona retikularis

Lapisan ini merupakan lapisan yang berbatasan dengan medula dan terdiri

dari sel kecil yang tersebar disuatu jalinan korda irregular dengan kapiler yang lebar.

Sel zona ini juga mensekresi kortisol, tetapi yang utama adalah mensekresi androgen

lemah yaitu dehidroepiandrosteron (DHEA) yang diubah menjadi testosteron pada

beberapa jaringan lain

23 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 24: Sistem Endokrin

24 | S i s t e m E n d o k r i n

Gambar 6

Gambar 7. perbedaan zona pada korteks adrenal

Page 25: Sistem Endokrin

Medula adrenalis terdiri dari sel-sel polihedral besar, tersusun berupa

deretan atau kelompok dan ditunjang oleh serabut retikuler. Sebagian besar kapiler

sinusoid berada bersebelahan dan terdapat juga sejumlah sel ganglion parasimpatis.

Sel parenkim medula yang dikenal sebagai sel kromafin memiliki banyak granula

untuk sekresi dan penyimpanan hormon. Granula tersebut mengandung salah satu

dari dua katekolamin, epinefrin atau norepinefrin. Sel kromafin medula dipersyarafi

oleh ujung syaraf kolinergik dari neuron simpatis praganglionik yang memicu

pelepasan hormon melalui eksositosis. Epinefrin dan norepinefrin dilepaskan ke

darah dalam jumlah besar selama reaksi emosional yang intens (Junqueira et al

2012).

Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid berada pada regio servikal di sebelah anterior laring yang

terdiri dari dua lobus yang disatukan oleh isthmus (gambar 6). Pada masa awal

embrionik, tiroid berkembang dari endoderm saluran cerna di dekat dasar bakal

25 | S i s t e m E n d o k r i n

Gambar 8, perbedaan sel pada sel yang mensekresi epinefrin (E) dan noreepinefrin (NE)

Page 26: Sistem Endokrin

lidah. Kelenjar tiroid berfungsi untuk membuat hormon tiroid yaitu tiroksin

(tetraiodotironin atau T4) dan triiodotironin (T3) yang penting untuk pertumbuhan,

diferensiasi sel, pengaturan laju metabolisme basal dan konsumsi oksigen sel di

seluruh tubuh.

Junqueira et al, et al (2012) menjelaskan bahwa parenkim tiroid terdiri dari

jutaan epitel kubus yang disebut folikel tiroid. Folikel tiroid ini dilapisi oleh selapis

epitel kubus dengan lumen sentral yang terisi dengan suatu substansi gelatinosa

yang disebut koloid (gambar 7) yang mengandung glikoprotein besar yaitu

tiroglobulin. Tiroid adalah satu-satunya kelenjar dengan jumlah besar simpanan

produk sekretorisnya.

Kelenjar tiroid dilapisi oleh suatu capsula fibrosa, dari capsula ini septa

terjulur ke dalam parenkim dan membaginya menjadi lobulus dan membawa

pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Folikel terkemas secara rapat yang

terpisah satu sama lain dan tersebar pada jaringan ikat retikuler. Sel folikel memiliki

bentuk yang berfariasi sesuai aktivitas fungsional, yaitu kerika kelenjar aktif memiliki

lebih banyak folikel yang terdiri atas epitel kolumnar rendah sedangkan kelenjar

dengan sebagian besar sel folikular skuamosa dianggap hipoaktif. Jenis sel lain yaitu

26 | S i s t e m E n d o k r i n

Gambar 9

Page 27: Sistem Endokrin

sel parafolikel atau sel C yang juga terdapat pada lamina basal epitel folikel

membentuk kelompok sendiri diantara folikel-folikel (gambar 8). Sel C ini

menyintesis dan mensekresi kalsitonin yang berfungsi menekan reabsopsi tulang

oleh osteoklas (Junqueira et al 2012).

27 | S i s t e m E n d o k r i n

Gambar 10, sumber: Ross, 2011)

Gambar 11, sumber: Junqueira, et al, 2012

Page 28: Sistem Endokrin

Hampir semua kedua hormon tiroid dibawa dalam darah dengan berikatan

erat dengan protein plasma. Tiroksin (tetraiodotironin atau T4) adalah senyawa yang

lebih banyak dijumpai, dan membentuk 90% hormon tiroid yang beredar.

28 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 29: Sistem Endokrin

Paratiroid

Sruktur Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid terdiri atas empat massa oval kecil, terletak di belakang

kelenjar tiroid, satu pada masing-masing kutub atas dan bawah, umumnya

terbenam dalam simpai kelenjar yang besar. Setiap kelenjar terdapat dalam simpai

yang menjulurkan septa ke dalam kelenjar yang berbaur dengan serat retikular yang

menyangga kelompok sel sekretoris yang berderet memanjang. Kelenjar ini memiliki

jenis sel prinsipal (utama/chief cell) dan sel oksifil. Sel utama merupakan sel

poligonal kecil dengan inti bulat dan sitoplasma sedikit asidofilik dan bergranula

sekretoris yang di dalamnya terdapat polipeptida hormon paratiroid (PTH) yaitu

suatu regulator utama kadar kalsium darah. Sel oksifil berukuran lebih besar dan

berjumlah lebih sedikit daripada sel utama. Sel ini merupakan derivat transisional

dari sel utama.

29 | S i s t e m E n d o k r i n

Gambar 12. Memperlihatkan Letak Kelenjar Paratiroid

dalam Tubuh Manusia. Sumber: Junqueira, et al, 2012

Page 30: Sistem Endokrin

Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid dan kalsitonin yang

memiliki efek yang berlawanan yang menciptakan mekanisme ganda pengaturan

kadar Ca2+ darah yang merupakan faktor penting dalam homeostatis. Hormon

paratiroid menargetkan osteoblas yang merespon dengan menghasilkan suatu

faktor penstimulasi-osteoklas untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas osteoklas.

Hal ini meningkatkan resorpsi matriks tulang berkapur dan pelepasan Ca2+ sehingga

meningkatkan kadar Ca2+ dalam darah yang mengakibatkan produksi hormon

paratiroid menurun. Kalsitonin dari kelenjar tiroid menghambat aktivitas osteoklas

sehingga menurunkan kadar Ca2+ darah dan meningkatkan osteogenesis.

Hormon paratiroid juga meningkatkan penyerapan Ca2+ dari saluran cerna

dengan menstimulasi sintesis vitamin D. Hormon ini juga berperan dalam

menurunkan kadar fosfat darah ysng merupakan efek dari sel tubulus ginjal yang

mengurangi penyerapan fosfatnya dan memungkinkan lebih banyak ekskresi fosfat

dalam urin. Kekurangan hormon ini menyebabkan ketidaknormalan tulang dan gigi.

Adapun aktivitas partiroid dikendalikan oleh kadar kalsium darah dan tidak

dipengaruhi langsung oleh kelnjar endokrin lain maupun sistem saraf (Tenzer, 1998).

Pulau Langerhans

Struktur dan Peran Pulau Langerhans dalam Tubuh Manusia

Pulau Langerhans merupakan jaringan endokrin padat berbentuk sferis yang

terbenam dalam jaringan eksokrin asinar pankreas, berjumlah lebih dari satu juta

dalam pankreas manusia dan terbanyak dibagian ekor pankreas. Setiap pulau

dikelilingi oleh serat retikular tipis yang memisahkan dengan jaringan asinar yang

berdekatan. Setiap pulau terdiri atas sel-sel bulat atau poligonal tersusun berderet

yang dipisahlan oleh jalinan kapiler bertingkap. Serabut saraf autonom berkontak

dengan sejumlah sel endokrin dan pembuluh darah. Sel pulau penghasil-hormon

utama paling mudah diidentifikasi dan dipelajari dengan imunosiotokimiawi

30 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 31: Sistem Endokrin

(Junqueira et al et al, 2012, 2012). Tipe sel, kuantitas, dan fungsi penting hormon

utama yang dihasilkan pulau teragkum dalam tabel 4 dibawah ini

31 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 32: Sistem Endokrin

Tabel 4 Jenis-Jenis Sel Utama dan Hormon Pulau Langerhans

Jenis Sel Jumlah Hormon FungsiSel α atau A -20% Glukagon Menyediakan energi dari glikogen dan lemak yang dihasilkan oelh

glikogenesis dan lipolisis, meningkatkan kadar glukosa darahSel β atau B -70 Insulin Membuat glukosa masuk sel dan menstimulasi penurunan kadar

gula darahSel δ atau D 5-10% Somatostatin Menghambat pelepasan hormon sel pulau Langerhans lainnya

melalui aksi parakrin lokal, mengahmbat sekresi GH dan TSH di kelenjar hipofisis anterior dan sekresi HCl oleh sel parietal lambung.

F atau PP Jarang Polipeptida pankreas

Merangsang aktivitas sel chief lambung; menghambat sekresi empedu, sekresi enzim pankreas dan bikarbonat, serta motilitas usus.

Sumber: Junqueira et al, 2012

Kelenjar Pineal

Ross (2011) menjelaskan bahwa kelenjar pineal merupakan kelenjar endokrin

atau neuroendokrin yang mengatur irama harian aktivitas tubuh. Pada manusia,

kelenjar ini terletak di dinding posterior ventrikel ketiga yang melekat pada otak dan

berbentuk kerucut yang sangat kecil.

Kelenjar pineal dibungkus oleh jaringan ikat pia meter dan terjulur septa

yang mengandung pembuluh darah kecil membagi berbagai kelompok sel sekretoris

32 | S i s t e m E n d o k r i n

Gambar 13, Menunjukkan Letak Kelenjar Pineal. Sumber: Ross, 2011

Page 33: Sistem Endokrin

yang mencolok dan berjumlah banyak yaitu pinealosit. Sel-sel ini menghasilkan

melatonin yang merupakan suatu derivat triptofan. Serabut saraf simpatis tidak

bermielin memasuki kelenjar pineal dan berakhir di antara pinealosit. Selain sel

pinealosit juga terdapat sel glia interstisial yang menyerupai astrosit. Sel tersebut

memiliki inti panjang yang terpulas lebih kuat daripada inti pinealosit. Jumlah atrosit

pineal ini hanya sekitar 5% (Junqueira, et al, 2012).

Melatonin yang dilepaskan dari pinealosit bertambah pada kegelapan dan

menurun selama terang. Pada manusia perubahan jumlah sekresi melatonin ini

berperan penting dalam pengaturan irama harian aktivitas tubuh. Melatonin yang

dilepaskan saat kegelapan mengatur fungsi reproduksi untuk menghalangi aktivitas

steroidogenik pada gonad (Ross, 2011).

33 | S i s t e m E n d o k r i n

Gambar 14. Memperlihatkan Sekelompok Pinealosit (P) dan Memperlihatkan Astrosit (A)

pada gambar b

Page 34: Sistem Endokrin

Alat dan Bahan :

Beker glass

Ikan emas tiga ekor.

Insulin 40 ui/ mL

Glukosa

Prosedur percobaan :

1. Tempatkan seekor ikan ke dalam 100-200 cc air yang Prosedur telah ditetesi dengan insulin.

2. Amati gejala-gejala yang terjadi pada ikan tersebut sebagai akibat dari difusi insulin ke dalam sirkulasi melalui membran insang. Gejala-gejala yang muncul adalah iritabilitas, gerakan konvulsi, dan akhirnya koma.

3. Bila tercapai tahap koma, masukkan ikan kedalam air yang telah dilarutkan glukosa di dalamnya.

4. Amati keadaan ikan hingga sadar kembali.

34 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 35: Sistem Endokrin

Hasil dan pembahasan :

Kelompok insulin KonsentrasiI 1,4 mL 2,8II 1,2mL 2,4III 1,0mL 2IV 0,8mL 1,6

Kelompok insulin GlukosaI Hilang

keseimbangan:36.40 detik.

Koma:59.64 detik

Masa pemulihan,1:28(m/d)

II *hilang keseimbangan 56 detik.

*koma 1:10 (m/d)

*masa pemulihan 2menit

III *hilang keseimbangan 1:10 (menit/detik)

*koma 2:38 (menit/detik)

*masa pemulihan 3 menit

IV *hilang keseimbangan 1:30 m/d

*koma 2:48 m/d

*masa pemulihan 3:45 m/d

Setelah ikan dimasukkan ke dalam beker gelas yang berisi air dan insulin,

ikan mengalami perubahan dalam hal aktifitasnya. Beberapa waktu setelah

dimasukkan, ikan mulai mengalami iritabilitas yaitu respon pertamanya yang

ditandai dengan ikan yang seperti stres dan aktifitasnya berbeda dengan ikan yang

tidak diberi insulin.

Beberapa waktu setelah iritabilitas ikan akan mengalami konvulsi yaitu

hilangnya keseimbangan ikan yang ditandai dengan posisi ikan yang mulai tidak

35 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 36: Sistem Endokrin

stabil, mulai terbalik beberapa waktu tapi masih bisa berusaha untuk kembali

keposisi yang stabil dan aktifitas ikan semakin menurun.

Setelah konvulsi ikan akan koma, yang ditandai dengan posisi ikan yang

terbalik dan tidak banyak bergerak ataupun berusaha untuk kembali normal.

Keadaan iritabilitas, konvulsi, dan koma pada ikan dikarenakan karena

peristiwa difusinya insulin melalui membran insang menuju aliran darah ikan.

Insulin berfunhsi sebagai pengontrol keseimbangan glukosa dalam darah dan

bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh badan sel.

Masuknya insulin kedalam darah ini yang secara berlebihan menyebabkan

glukosa yang ada pada darah menjadi berkurang sehingga glukosa yang akan

dirubah menjadi energi tidak ada, tapi penganbilan glukosa terus berlanjut sehingga

energi ikan berkurang bahkan habis dan menyebabkan ikan mengalami iritabilitas,

konvulsi, bahkan koma. Keadaan dimana turunnya kadar gula darah disebut

hipoglikema dan mempengaruhi fungsi metabolisme ikan.

Setelah mengalami iritabilitas, konvulsi, dan koma ikan akan dipindahkan

kedalam beker gelas yang berisi air dan glukosa. Setelah beberapa menit ikan akan

mengalami iritabilitas hingga normal kembali. Ikan menjadi normal kembali karena

glukosa masuk melalui membran insang kedalam aliran darah sehingga

menyebabkan kadar gula pada darah ikan kembali ada. Karena glukosa yang

merupakan sumber energi utama telah ada, menyebabkan metabolisme glukosa

menjadi energi dan glikogen kembali normal.

Kerena metabolisme pada ikan kembali normal dengan meningkatnya

glukosa sehingga menghasilkan energi yang dibutuhkan, maka ikan yang semula

mengalami koma kembali menjadi normal kembali.

36 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 37: Sistem Endokrin

Pada percobaan kali ini setiap kelompok diberi dosis insulin yang berbeda

yaitu (1,4mL),(1,2mL),(1,0 mL),(0,8 mL). Dari percobaan didapatkan bahwa dosis

insulin mempengaruhi waktu untuk ikan mengalami iritabilitaas, konvulsi, dan koma.

Ikan dengan kadar insulin yang paling besar akan cepat mengalami iritabilitas,

konvulsi, dan koma.

Begitu juga ukuran dan jenis ikan yang ada mempengaruhi waktu pencapaian

iritabilitas, konvulsi, dan koma. Untuk ikan yang ukuran lebih kecil bila dimasukkan

dalam dosis yang sama akan cepat mengalami iritabilitas, konvulsi, dan koma

dibandingkan ikan yang ukuran lebih besar.

Sedangkan untuk jenis juga mempengaruhi waktu pencapaian iritabilitas,

konvulsi, dan koma. Untuk ikan nila waktu yang dibutuhakan untuk mengalami

iritabilitas, konvulsi, dan koma lebih lama dari pada ikan mas dengan kadar insulin

yang sama. Hal ini dikarenakan setiap ikan memiliki daya tahan yang berbeda.

37 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 38: Sistem Endokrin

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sistem endokrin:

Memiliki sifat umum antara lain, seluruh kelenjar endokrin berukuran

kecil dan mengandung banyak pembuluh darah, berdasarkan susunan sel

sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan menjadi tipe sinusoid dan tipe

folikel, kelenjar pada sistem endokrin hanya berhubungan secara

fungsional tanpa ada hubungan secara structural, jumlah sekret yang

disekresikan tergantung kebutuhan tubuh.

Kelenjar endokrin yang terdapat pada manusia antara lain, hipofisis,

tiroid, paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ tubuh yang

mengandung kelenjar endokrin misalnya, pankreas, gonad, ginjal,

lambung, dan usus halus.

Kelenjar endokrin pada manusia memiliki peran penting sebagai pengatur

semua kegiatan hormon lain (bersama dengan saraf) dalam tubuh

manusia, misalnya mengatur metabolisme kalsium, karbohidrat, dan

lipid, mengatur osmoregulasi, zat-zat yang disekresi maupun diekskresi,

semua kegiatan tersebut dibantu oleh adanya hormon yang dihasilkan

oleh kelenjar-kelenjar endokrin.

Insulin merupak hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino yang

dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas.

Insulin berfungsi sebagai keseimbangan tahap glukosa dalam darah dan

bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh badan sel.

Keadaan iritabilitas, konvulsi, dan koma terjadi karena insulin yang telah

masuk kedalam darah menyebabkan glukosa yang ada pada dalam

berkurang sehingga mengganggu proses metabolisme glukosa menjadi

energi.

38 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 39: Sistem Endokrin

Keadaan normal kembalinya keadaan ikan setelah iritabilitas, konvulsi

dan koma setelah dipindahkan kedalam glukosa disebabkan karena

masuknya glukosa kedalam darah sehingga metabolisme ikan kembali

normal dan energi kembali ada.

Dosis insulin, ukuran ikan dan jenis ikan juga mempengaruhi pencapaian

iritabilitas, konvulsi dan koma. Semakin tinggi dosis maka waktu

pencapaian akan cepat. Semakin besar ukuran ikan maka pencapaian

akan semakin lama.

Hipoglikema adalah menurunnya kadar gula dalam darah karena

resistensi insulin yang tinggi.

Hiperglikema/ diabetes adalah meningkatnya kadar gula dalam darah

karena resistensi insulin yang rendah.

39 | S i s t e m E n d o k r i n

Page 40: Sistem Endokrin

Daftar Pustaka

Junqueira, L. C.. Basic Histology (pdf). New York: The Mc. GrawHill companies.

Ross, Michael H. 2011. Histology A Text and Atlas With Correlated Cell and olecular

Biology. Philadelphia : Mc Millan company

Tenzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Malang.

Cohen BJ, Wood DL. Memmler’s the Structure and Function of the Human Body. 7ed.

Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. 2000. p165-77

Bruesch SR. The Hypothalamus. Tennessee: Year Book Medical Gartner LP. Color

Text Book of Histology. 2ed. Philadelphia: Saunders. 2001. p302-16, p416-20

Publisher. 1984. p1-15

Bagnara JT. Endokrinologi Umum. 6ed.Yogyakarta:Airlangga University Press. 1988.

p101-20, p323-30, p365-77

http://www.shutterstock.com/pic-9111862/stock-vector-endocrine-system.html

40 | S i s t e m E n d o k r i n