sistem ekonomi pancasila.pdf
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
1/14
Sistem Ekonomi Pancasila - Dari beberapa sistem ekonomi seperti pembahasan kita
sebelumnya, setiap Negara berusaha mencari sistem apa yang cocok diterapkan sesuai dengan
kondisi masyarakat. Indonesia memilih sistem ekonomi campuran yang dikenal dengan
Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) dan Demokrasi Ekonomi.
Sesuai dengan ciri sistem ekonomi campuran, Sistem Ekonomi Pancasila mengambilbeberapa kelebihan serta berusaha mengurangi kelemahan dari system ekonomi kapitalis dan
ekonomi sosialis.
Negara menguasai dan mengatur asset atau factor produksi yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat ( contohnya: pelabuhan, air minum, listrik, kereta api ), namun
sector swasta juga diberi kesempatan berusaha di bidang lain yang tidak dikuasai pemerintah
.
Dasar dari Sistem Ekonomi Pancasila
adalah UUD 1945 Pasal 33 yang memuatayat-ayat sebagai berikut.
• Ayat(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
• Ayat(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
• Ayat(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipengaruhi untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
• Ayat(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efesien berkeadilan, berkelanjutan, berwawasam
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
Berdasarkan UUD 1945, bentuk usaha yang memilih ikatan kekeluargaan dan paling sesuai
dengan masyarakat Indonesia ialah koperasi. Namun, tidak berarti bahwa semua uasah di
Indonesia harus dijalankan dalam bentuk koperasi. Begitu juga dengan bidang yang penting
bagi Negara serta menguasai hajat hidup orang banyak, tidak harus selalu dikuasai oleh
Negara. Dalam perkembangannya, ada beberapa bidang yang semula dikuasai oleh Negara,
sekarang sudah mulai dikelola sebagian oleh swasta. Contohnya di bidang stasiun televise.
Dahulu, kita hanya mempunyai satu stasiun televise milik pemerintah. Akan tetapi, sejakdihapusnya monopoli TVRI, berkembang stasiun-stasiun televise milik swasta. Dengan
adanya perubahan kebijakan ini, kita memperoleh sumber informasi yang semakin luas.
Sistem Ekonomi Pancasila mempunyai beberapa ciri
sebagai berikut:
1. Peranan Negara tetap penting meskipun tidak terlalu besar, seperti dalamperekonomian komando. Seperti halnya peranan Negara, peranan swasta juga cukup
besar meskipun tidak terlalu mendominasi, seperti halnya di perekonomian liberal.
Sistem Ekonomi Pancasila menyeimbangi antara peranan swasta dan perananpemerintah sehingga masing-masing dapat maju dan berkembang.
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
2/14
2. Sistem ekonomi tidak didomonasi dengan buruh (seperti sosialis) maupun modal(seperti kapitalis) melainkan didasarkan atas asas kekeluargaan.
3. Produksi dikerjakan oleh semua pihak dengan diawasi anggota masyarakat.4. Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dan
dipergunakan untuk menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya.
Jika, dalam Sistem Ekonomi Pancasila harus dihindarkan system ekonomi liberal yang bebas
maupun system komando. System ekonomi yang liberal akan menyebabkan eksploitasi atau
pemerasan kepada manusia. Selain itu, dapat memunculkan persaingan yang tidak sehat,
seperti monopoli atau pemusatan kegiatan ekonomi hanya pada kelompok masyarakat
tertentu saja. Sebaliknya, sistem komando akan mematikan sector swasta karena peran
Negara yang terlalu besar.
SISTEM EKONOMI PANCASILA SEBAGAI PILIHAN BANGSAINDONESIA
Oleh: Dra. Endang Sih Prapti, M.A. -- Pengajar di FE-UGM, Staf Peneliti Pusat Studi EkonomiPancasila UGM
Pendahuluan
Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa tersebut tampaknya cocok juga untuk diterapkan padaSistem Ekonomi Pancasila (selanjutnya akan disingkat dengan SEP). Meskipun usia SEP setua usiaPancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, selama ini SEP lebih merupakan pengertiandaripada penerapan, itupun lebih merupakan pengertian implisit daripada eksplisit.
Perjalanan SEP baik dari segi pengertian maupun dari segi penerapan sejak, tahun 1945, memangtersendat-sendat. Intelektual Indonesia baru mulai serius memikirkannya pada tahun 1980 dalamseminar nasional yang diselenggarakan leh Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Namundemikian, setelah seminar nasional tersebut selesai, tidak ada kelanjutannya lagi. Di bawahpemerintah Orde Baru, yang berkuasa di Indonesia selama 32 tahun, SEP nyaris “mati suri”. SEPhanya diakui secara de jure , dijadikan dasar tulisan GBHN bidang ekonomi. Tetapi, secara de facto SEP tidak pernah diterapkan. Tidak jelas sistem ekonomi apa yang diterapkan selama era Orde Baru,ada yang menyebutnya “kapitalisme malu-malu”, atau “segalanya dapat diatur”, bahkan ISEI sendiridalam kebingungannya menamakan sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia sebagai“mengambang terkendali” dala, kongresnya di Padang yang lalu diganti menjadi “mengambangterkelola” dalam kongresnya di Medan. Ketidakjelasan ini ternyata telah mengarah kepadapendiskreditan SEP. ada yang mengira bahwa SEP adalah sistem “sama rata sama rasa”, danbahkan tidak sedikit yang menyalahkan SEP sebagai penyebab tetap miskinnya Indonesia setelahsetengah abad merdeka.
Dengan berakhirnya era Orde Baru, pemikiran tentang Sep kembali dimunculkan di kalanganintelektual. Pada 12 Agustus 2002, UGM mempelopori pendirian Pusat Studi Ekonomi Pancasila.
Namun demikian, perlu digarisbawahi di sini bahwa pemunculan kembali pemikiran tentang SEPterjadi pada saat generasi sudah berganti, pada saat kondisi masyarakat sudah berubah, pada saat
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
3/14
pemikiran tentang SEP tidak memiliki kecukupan awalnya lagi, pemikiran awal tentang SEP sudahtidak memadai lagi.
Dalam upaya memahami SEP, tulisan ini akan difokuskan dalam 3 topik bahasa, yaitu, (1) EkonomiPancasila sebagai pemikiran ekonomi, (2) kriteria ketepatan SEP sebagai pilihan sistem ekonomiIndonesia, dan (3) SEP sebagai pilihan sosial bangsa Indonesia.
Ekonomi Pancasila sebagai Pemikiran Ekonomi
Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tumbuh-kembangnya pemikiranEkonomi Pancasila sebagai pemikiran Ekonomi Pancasila, yaitu Dialektiga Hegel, Paradigma Kuhn,dan Pendekatan Genetik, yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dialektika Hegelian dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa tumbuh-kembang EkonomiPancasila adalah secara historis, melalui proses “tesa-antitesa-sitesa”. Itulah sebabnya istilahyang digunakan untuk kemunculan Pancasila adalah “digali” bukan “diciptakan”, karena
diyakini bahwa Pancasila dan SEPnya sudah lama dimiliki oleh Bangsa Indonesia. 2. Paradigma Kuhn dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa tumbuh-kembang Ekonomi
Pancasila tidak selalu dalam karakter normal, yang prosesnya perlahan dan lancar,melainkan mengikuti suatu proses non-kumulatif yang ditimbulkan oleh terjadinya krisis ataudevolusi yang mendadak dan tak beraturan.
3. Pendekatan Genetk (dari Lawrence Nabers) dapat digunakan untuk menjelaskan bahwatumbuh-kembang Ekonomi Pancasila mengikuti tiga tahap genetika yaitu, (1) Psychogenetic ,yang mengkaitkan Ekonomi Pancasila dengan pemikirnya, (2) The Logical , yangmenghubungkan perjalanan perkembangan Ekonomi Pancasila sejak awal, (3) Histori- cultural , yang menekankan pada hubungan antara tumbuh-kembang Ekonomi Pancasiladengan tumbuh-kembang aspek politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia.
Secara ringkas, tumbuh-kembang pemikiran Ekonomi Pancasilatidak pernah meninggalkanperjalanan sejarahnya, dan mengikuti suatu proses pemahaman akan fenomena ekonomi diIndonesia, yang pada gilirannya akan menghasilkan, memperbaiki, dan melengkapi struktur analitikdari Ekonomi Pancasila dengan cara beruntun tanpa akhir.
Satu tugas dari pemikiran Ekonomi Pancasila, adalah untuk mengetahui bagaimana dan mengapaperilaku ekonomi masyarakat Indonesia tumbuh dan berkembang. Pemahaman bahwa konklusi dariperilaku manusiawi tidak pernah selesai, menyebabkan pemikiran Ekonomi Pancasila memahamidinamika perubahan yang terjadi. Selama lingkungan ekonomi selalu berubah, implikasi langsungyang timbul adalah bahwa perilaku ekonmi harus menyesuaikan diri pada perubahan situasi danperubahan kebutuhan yang terjadi jika ingin tetap mereflesikan kenyataan. Oleh karenanya,pemikiran Ekonomi Pancasila secara konstan dipaksa untuk melakukan modifikasi dari teori-teoriekonomi yang ada untuk mencari kebenaran ilmiah dari Ekonomi Pancasila dalam rangka
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang, dan mampu melakukan perbaikan-perbaikanterhadap struktur sosial masyarakat Indonesia.
Kriteria Ketetapan SEP sebagai Pilihan Sistem Ekonomi Indonesia
Republik Indonesia yang lahir pada tahun 1945, langsung tepat berada di tengah-tengah arena duakutub supremasi, yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sistem ekonom sosialisme. Namun demikian,sungguh beruntung Republik Indonesia, karena para pendiri republik tidak membiarkan Indonesia ikutarus memilih salah satu dari dua sistem ekonomi tersebut. Pancasila yang dipilih oleh para pendirirepublik sebagai dasar falsafah negara, mengilhami sistem ekonomi alternatif, yang kemudian disebut
“Sistem Ekonomi Pancasila”. SEP dipilih karena pemilihan satu sistem ekonomi oleh suatu bangsatidak pernah menggunakan kriteria baik atau buruk, benar atau salah, melainkan menggunakan
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
4/14
kriteria tepat atau tidak tepat (selanjutnya disebut kriteria ketepatan suatu sistem ekonomi) yangdikaitkan dengan aspek-aspek politik-ekonomi-sosilal-budaya bangsa Indonesia dalam kehidupanbernegaranya.
Untuk memahami kriteria ketepatan SEP sebagai sistem ekonomi bagi bangsa Indonesia ada baiknya jika kita memahami dinamika perubahan dari sistem-sistem ekonomi pendahulu dari SEP. perjalanan
sejarah ini menunjukkan bahwa kriteria ketepatan suatu sistem ekonomi bagi suatu masyarakatsenantiasa bergeser, berkembang, berubah, atau bahkan berganti, mengikuti aliran dinamika aspek-aspek politik-ekonomi-sosilal-budaya masyarakat tersebut dalam kehidupan bernegaranya.
1. Sistem Ekonomi Merkantilisme
Sistem ekonomi merkantilisme yang lahir di Eropa Barat pada abad ke-15 dianggap sebagaiawal dari sejarah pemilihan sistem ekonomi bagi suatu bangsa. Sistem ini menyerahkankeputusan ekonomi sepenuhnya di tangan pemerintah, cocok dengan karakter pemerintahpada masa itu yang monarkhi absolut. Surplus perdagangan yang dipaksakan, yang menjadiciri sistem merkantilisme, memunculkan perekonomian “zero sum game ”, ada pihak yangsurplus ada pihak yang defisit, ada yang diuntungkan ada yang dirugikan, ada yang menang
ada yang kalah. Sifat tangan besi dari sistem merkantilisme menyebabkan kendali ekonmiberada di tangan para jenderal perang seperti Robespierre, Cromwell, dan Admiral Nelson.Sistem ekonomi ini serasi untuk sistem masyarakat feodal, yang memerlukan ketimpanganabsolut antara kelas atas, bangsawan yang borjuis, dengan kelas bawah, buru dan petani,yang proletar, untuk mempertahankan kekuasaan. Pada abad ke-18 sistem ekonomimerkantilisme tumbang, dan digantikan oleh sistem ekonomi yang dibawa oleh Adam Smith.Mengapa? Karena ada hak yang paling asasi dihilangkan dalam sistem merkantilisme, yaitukebebasan individu.
2. Sistem Ekonomi Kapitalisme Adam Smith
Sistem ekonomi yang dibawa oleh Adam Smith di tahun 1776 merupakan sistem yangberseberangan dengan sistem Merkantilisme. Jika merkantilisme menyerahkan keputusanekonomi di tangan pemerintah, Adam Smith menghapus campur tangan pemerintah dalamperekonomian dan menawarkan kebebasan individu secara penuh dalam pengambilankeputusan ekonomi. Jika merkantilisme menawarkan “zero sum game ”, Adam Smithmenawarkan “win-win solution game ”, semua pihak yang terlibat dalam transaksi ekonomidiuntungkan, minimal tidak ada yang dirugikan (dikenal dengan “janji Adam Smith”). MengapaAdam Smith berhasil? Angin sejuk demokrasi yang dibawa oleh Adam Smith membawasegudang harapan pada pihak-pihak yang tertindas dalam sistem feodalisme darimerkantilisme. “Revolusi” Adam Smith mampu mengilhami Revolusi Perancis (1789) yangmenjadikan Perancis berubah dari kerajaan menjadi republik, dan mampu membawaperubahan drastis di Inggris, dari monarkhi abasout menjadi monarkhi parlementer. Sistemekonomi merkantilisme ditinggalkan, diganti dengan sistem kapitalisme, yang mengandalkanpencapaian kemakmuran pada sistem ekonom pasar (bebas), pengerjaan penuh, danpersaingan sempurna. Sistem kapitalisme Adam Smith ini mampu bertahan selama satusetenah abad, dari tahun 1776-1930. namun demikian, akhirnya sistem kapitalisme AdamSmith harus kandas juga, karena tidak mampu memberikan solusi keluar dari Dpresi Besaryang melanda dunia di awal dekade 1930-an, bahkan dianggap sebagai pemicu terjadinya.......
3. Sistem Ekonomi
4. Sistem Ekonomi Kapitalisme Negara Kesejahteraan
Contoh lain dari koreksi terhadap sistem kapitalisme Adam Smith sistem kapitalisme negarakesejahteraan, yang berkembang di Eropa Barat. Inggris, salah satu negara Eropa Baratyang memilih merevisi sistem kapitalismenya menjadi “sistem kapitalisme berpilarkan
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
5/14
kesejahteraan rakyat” atau lebih dikenal dengan nama “wlfare state” (negara kesejahteraan),menikmati stabilitas yang “nyaris abadi”, bukan hanya di Inggris tetapi juga di negara-negarapersemakmurannya. Sistem ekonomi ini juga mampu bertahan sampai sekarang.
5. Sistem Ekonomi Sosialisme Karl Marx
Di lain pihak, satu abad setelah revolusi Adam Smith, kritik terhadap kapitalisme yangdilakukan secara ekstrim oleh Karl Marx ini mengilhami lahirnya Stalinisme, Leninisme,Castroisme, dan Maoisme, yang lebih dikenal dengan nama sistem ekonomi sosialis-komunis. Sistem ekonomi sosialis-komunis berada pada puncaknya pada saat kejatuhansistem ekonomi kapitalisme Adam Smith, dimana sebagian masyarakat Amerika Serikat yangkehilangan kepercayaan pada sistem ekonomi kapitalisme Adam Smith mulai berpaling padasistem ekonomi sosialis-komunis (red Americans ). Namun demikian, pada gilirannya, duniamenyaksikan runtuhnya Uni Soviet, runtuhnya Tembok Berlin, yang menandai runtuhnyasistem sosialis-komunis. Negara-negara pemilih sistem ekonomi sosialis-komunis meninjaukembali sistem ekonominya. Sistem tertutup (sistem bertirai) dianggap menjadi biang keladikegagalan sistem sosialis-komunis. Negara-negara pecahan Uni Soviet mengalamipergeseran ke arah kapitalisme, Kuba mulai membuka diri, bahkan merintis berbaikan
dengan AS, dan Cina, menggunakan sistem ekonomi yang khas, yaitu “sosialisme ala Cina”.
Membaca paparan perjalanan sejarah dari sistem-sistem ekonomi di atas, maka tersendat-sendatnyapenerapan SEP dan pendiskreditan terhadap SEP yang terjadi selama ini dapat dipahami. Kriteriaketepatan dari SEP sedang mengalami pergeseran-pergeseran akibat dinamika aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia dalam kehidupan bernegara. Bahwa sekarang adaupaya intelektual untuk “menghidupkan kembali” SEP dari mati surinya, juga menunjukkan bahwaadanya pergeseran-pergeseran akibat dinamika aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budayamasyarakat Indonesia dalam kehidupan bernegaranya memunculkan kembali kriteria ketepatan dariSEP sebagai sistem ekonomi pilihan bangsa.
Penutup: Sistem Ekonomi Pancasila sebagai Pilihan Bangsa Indonesia
Masalah dalam menentukan pilihan bangsa adalah memilih satu cara yang memuaskan semua pihakdan masyarakat (aggretation device ). Menurut Arrow’s Paradox atau Arrow’s Impossibility Theorem ,satu aggregation device tersebut tidak ada, karena harus rasional. Yang dimaksud dengan rationalaggregation device di sini adalah secara simultan memenuhi empat syarat: (1) ruang lingkup tanpabatas, (2) Prinsip Optimalitas Pareto, (3) Nondictatorship , dan (4) Kemandirian dari berbagai alternatifyang irrelevant .
Pertanyaan yang harus dijawab oleh bangsa Indonesia adalah apakah aspek-aspek politik-ekonomi-sosial-budaya masyarakat Indonesia mampu menyajikan satu rational aggregation device , sehinggadapat menentukan Sistem Ekonomi Pancasila sebagai pilihan bangsa, yang memuaskan seluruh
individu dalam masyarakat Indonesia? Mencari jawaban pertanyaan di atas akan menjadi lebihmudah, jika bangsa Indonesia memiliki rasionalitas yang khas yang mampu melahirkan satu rationalaggregation device , dan jika bangsa Indonesia meyakini Sistem Ekonomi Pancasila sebagai sistemekonomi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia, melalui kajian yang lebih mendalam terhadapkelebihan dan kelemahan dari sistem Ekonomi Pancasila. Selayaknya kajian ini akan menjadi bahanpemikiran selanjutnya.
Penerapan Sistem Ekonomi Pancasila masih Amburadul
Berbicara mengenai sistem ekonomi Indonesia, sudah sedari awal sekolah kita diajarkan
bahwa Indonesia tidak menganut sistem ekonomi liberalisme maupun etatisme. Sistem
ekonomi yang dianut Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila yang berasas kerakyatan.
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
6/14
Namun, dalam praktek, kapitalisme atau mungkin bisa disebut dengan neo liberalism lah
yang banyak bermain.
Ekonomi Pancasila Bicara Ekonomi Pancasila rasanya menjadi "anomi" saat ini, Anda seperti tampil dengan
kaos oblong di tengah hiruk-pikuk pesta dengan pakaian gemerlap. Terminologi ini menjadi
kurang populer sebab tidak lagi senapas dengan arus utama (mainstream) pemikiran ekonominasional saat ini yang secara telanjang menganut paham liberal. Secara teori, Ekonomi
Pancasila didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang dijiwai ideologi Pancasila, merupakan
usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan nasional.
Sistem ekonomi ini memiliki lima ciri utama, yaitu roda perekonomian digerakkan oleh
rangsangan ekonomi, sosial dan moral, kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah
keadaan kemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai asas-asas kemanusiaan, prioritas
kebijakan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang tangguh yang berarti
nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi, koperasi merupakan saka guru perekonomian
dan merupakan bentuk paling konkret dari usaha bersama.
Sistem Ekonomi Pancasila merupakan sistem ekonomi campuran. Namun dalam sistem
ekonomi tersebut mengandung ciri-ciri positif dari kedua sistem ekstrim yang dikenal yaitu
kapitalis-liberalis dan sosialis-komunis (Mubyarto, 1980). Peranan unsur agama sangat kuat
dalam konsep Ekonomi Pancasila. Karena unsur moral menjadi salah satu pembimbing utama
pemikiran dan kegiatan ekonomi. Jika dalam ekonomi Smith unsur moralitasnya adalah
kebebasan (liberalisme) dan ekonomi Marx adalah diktator mayoritas (oleh kaum proletar)
maka moralitas Ekonomi Pancasila mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan sosial.
Terlepas sistem apa yang kita anut, sebenarnya apa yang terjadi pada sistem perekonomian
kita saat ini telah disoroti banyak kalangan, selain liberalisasi yang kebablasan, secara
fundamental arahnya telah jauh melenceng dari napas Pancasila dan UUD 45.
Pembangunan ekonomi berbasis ideologi pancasila pun menjadi isapan jempol di tengah arus
"pragmatisme-oportunisme" yang dipraktikkan oleh negara dan segenap perangkatnya. Cara
berpikir seperti ini bahkan merasuk sangat jauh pada tatanan ekonomi-politik kita. Lihat saja,
meskipun ideologi sebuah partai dibahas siang-malam dalam kongres, namun tidak pernah
aktual. Partai dengan ideologi yang sama tidak bisa hidup berdampingan, sebaliknya mereka
justru berkoalisi dengan ideologi berbeda. Ya, kita sudah terbiasa ber-ideologi tanpa ideologi,
yang penting kepentingan!
Kondisi di atas sebenarnya bukan hal baru bagi tatanan bernegara sebuah bangsa. Di dunia
ketiga di mana masyarakatnya kurang "terdidik" dan hidup di bawah garis kemiskinan,
daripada berdebat persoalan ideologi, mereka hanya butuh makan untuk menyambung napas
esok. Wajar jika penguasanya tidak tertarik pada basis pembangunannya, mereka hanya ingin
kekuasaannya bertahan sehingga akumulasi materi bisa ditumpuk. Kasus negara-negara di
Afrika jelas merefleksikan kondisi ini.
Di negara-negara yang kita kenal sebagai dedengkot komunisme pun kini tidak tahan dengan
rayuan pragmatisme yang menyerbu layaknya air bah. Gelombang informasi tidak hanya
membawa keterbukaan tetapi juga "nafsu baru" untuk memiliki segala sesuatu secara instan.
Wajar jika di Rusia dan Cina, ideologi ekonomi lebih merupakan pajangan daripadasubstansi. Ideologi mereka sekarang menjadi label, papan nama atau sejenisnya, tidak serta-
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
7/14
merta merefleksikan perilaku mereka.
Ideologi ekonomi komunis yang dianut justru dalam praktiknya menjadi sangat liberal, situasi
ini mirip dengan pendemo di tanah air yang dengan lantang menyuarakan anti kapitalisme,
neo-kapitalisme dan sejenisnya, tapi setelah lelah berorasi mereka mencari pedagang asongan
dan berkata: "Bang Coca Cola nya dua ya…" sambil berteduh di bawah pohon.
Unsur Moral dan Sosial
Melihat penerapan ekonomi Pancasila kita yang masih amburadul, sistem ekonomi Pancasila
yang katanya kita anut ternyata tidak kita terapkan dengan semestinya. Bahkan masih jauh
dari konsep awalnya. Ia hanya sebatas simbolisme formal dalam setiap seremoni kenegaraan.
Berkaca pada kondisi masyarakat Indonesia sekarang, serta mengintip sejarah sistem
perekonomian kita sejak merdeka hingga sekarang, sudah seharusnya kita mengevaluasi diri,
sebenarnya kita menganut sistem ekonomi yang mana? Bagaimana dengan sistem ekonomi
Pancasila? Akankah hal tersebut hanya sebuah konsep yang masih diawang-awang? Lalu,
mau dibawa kemana Indonesia, jika asas dasarnya saja tidak dipakai dengan baik?
Konsep ekonomi Pancasila yang sejak awal digariskan oleh Profesor Mubyarto, unsur moral
dan sosial merupakan unsur yang banyak bermain di dalamnya. Dengan memperhatikan nilai-
nilai tersebut, budaya korupsi tak akan mengakar, dan orang kaya pun tetap akan melirik
rakyat miskin. Sudah selayaknya konsep bagus dari Profesor Mubyarto ini tidaklah kita
abaikan begitu saja menjadi sebuah catatan. Jika kita memang menganut sistem ekonomi
Pancasila, sudah seharusnya filosofi dalam sistem tersebut kita terapkan. Namun, jika kita
memang tidak menganut sistem ekonomi Pancasila, lantas kita menganut sistem ekonomi
yang mana? (Oleh:Suryono Brandoi Siringo-ringo)
Sistem itu sendiri memiliki pengertian sebagai suatu cara untuk mengatur dan
mengorganisasi segala aktivitas ekonomi dalam masyarakat baik yang dilakukan oleh
pemerintah atau swasta berdasarkan prinsip tertentu dalam rangka mencapai kemakmuran
atau kesejahteraan. Dan juga memiliki lain, yaitu seluruh lembaga-lembaga ekonomi yang
dipergunakan bangsa Indonesia dalam mengolah dan meningkatkan segala sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem
ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya.
Perbedaan penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan pemilikan sumber daya
maupun perbedaan sistem pemerintahan suatu negara. Kegiatan pemenuhan kebutuhan
manusia meliputi kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi. Ketiga kegiatan di atas tidak
bisa dipisahkan, sehingga ketiganya membentuk suatu sistem baru yang disebut sistem
ekonomi. Sistem ekonomi dapat berfungsi sebagai :
a. Sarana pendorong untuk melakukan produksi
b. Cara atau metode untuk mengorganisasi kegiatan individu
c. Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa terlaksana dengan baik.
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
8/14
Pelaku ekonomi dimaksudkan terdiri dari masyarakat sebagai produsen barang dan jasa atau
disebut juga sebagai dunia usaha, masyarakat sebagai konsumen dan pemerintah yang
mengatur bekerjanya berbagai institusi ekonomi.
Dalam sistem ekonomi kita dikenal adanya 3 bentuk usaha atau bangun usaha, yaitu usaha
negara, koperasi, dan usaha swasta. Bagaimana masing-masing berperan, memang
merupakan topik pembahasan dan perdebatan yang telah banyak dilakukan sejak kita kembalike Undang-undang Dasar (UUD) 1945 di tahun 1959. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
menafsirkan amanat UUD 1945 dalam pasal 33.
Sistem perekonomian Indonesia sering disebut “sistem ekonomi pancasila”. Ciri-ciri “sistem
ekonomi Indonesia“ atau “sistem ekonomi pancasila” dapat kita temui dalam pembukaan dan
batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945, yaitu tercantum pada bab XIV pasal 33. Dalam
pasal 33 Undang-Undang Dasar mengandung dua hal pokok, yaitu asa kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi. Setelah menjalani sistem ekonomi komando di era Orde Lama yang
berbau sosialisme, lalu perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi pasar yang
bercorak kapitalisme di era Orde Baru.
Ciri Sistem Ekonomi Pancasila;
1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup
orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan
lain sebagainya.
2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak
swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Kedua pihak yakni pemerintah dan
swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.
3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua
untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
4. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas
kekeluargaan antar sesama manusia.
5.Terlaksananya sistem desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekonomi.
Kemudian mengenai kelebihan sistem ekonomi pancasila;
1. Pemerintah ikut turun tangan, sehingga perekonomian dapat terkontrol dan terkendali.2. Pihak swasta berhak atas kepemilikan barang dengan tetap diawasi pemerintah.3. Pemerataan pendapatan masyarakat dapat merata karena yang menguasai hajat hidup
orang banyak adalah negara.
4. Inovasi dan kreasi masyarakat dapat dikembangkan dengan batasan yang tidakmenyimpang dengan kepentingan umum.
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
9/14
istem Ekonomi Pancasila » The FIM Site kali ini akan sedikit berbagi info mengenai
Sistem Ekonomi Pancasila
A. Pendahuluan
Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang pun telah mulai berkenalan
dengan kapitalisme global seiring dengan perekonomian era Orde baru yang menjadikan
paradigma pertumbuhan ekonomi (economic growth) menjadi panglima. Krisis devaluasi
rupiah yang lantas menjelma menjadi krisis moneter sepanjang 1997-1998 telah membutakan
mata bahwa pondasi perekomomian Indonesia yang dibangun atas dasar hutang luar negeri
tidaklah kokoh.
Namun, di era reformasi ini, kesadaran demikian tidak malah membangkitkan
semangat di kalangan pemerintahan untuk mencari alternatif sistem perekonomian yang
manusiawi dan berkeadilan sosial, justru sebaliknya, saat ini Indonesia mengalami berbagai
dentumen arus neoliberalisme yang terwujud dalam trio deregulasi, privatilasi, dan
liberalisasi perdagangan.
Di sisi lain, muncul perkembangan menarik dengan wacana Sistem Ekonomi
Pancasila yang merupakan sistem ekonmi yang berlandasan dan dijiwai spirit nilai-nilai
Pancasila. Pandangan sistem ini yang bisa dilacak dari ide-ide Bung Hatta, salah seorang
proklamator RI.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah “Sistem Ekonomi Pancasila” yang penulis
buat adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari Sistem Ekonomi Pancasila yang dianut oleh Indonesia dalam tata
keuangan anggaran.
2. Mengetahui sejauh apa konsep yang diusung Indonesia dalam menggunakan Sistem
Ekonomi Pancasila.
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
10/14
C. Pembahasan
Sistem Ekonomi Pancasila adalah “aturan main” kehidupan ekonomi atau hubungan-
hubungan ekonomi antar pelaku-pelaku ekonomi yang didasarkan pada etika atau moral
Pancasila dengan tujuan akhir mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Etika Pancasila adalah landasan moral dan kemanusiaan yang dijiwai semangat nasionalisme
(kebangsaan) dan kerakyatan, yang kesemuanya bermuara pada keadilan sosial bagi seluruh
rakyat. Intisari Pancasila (Eka Sila) menurut Bung Karno adalah gotong royong atau
kekeluargaan, sedangkan dari segi politik Trisila yang diperas dari Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa (monotheisme) sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Praktek-
praktek liberalisasi perdagangan dan investasi di Indonesia sejak decade delapan puluhan
bersamaan dengan serangan globalisasi dari negara-negara industri terhadap negara-negara
berkembang, sebenarnya dapat ditangkal dengan penerapan sistem ekonomi Pancasila.
Namun sejauh ini gagal karena politik ekonomi diarahkan pada akselerasi pembangunan yang
lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi tinggi ketimbang pemerataan hasil-hasilnya.
Himbauan Ekonomi Pancasila
Pada tahun 1980 Seminar Ekonomi Pancasila dalam rangka seperempat abad FE-
UGM “menghimbau” pemerintah Indonesia untuk berhati-hati dalam memilih dan
melaksanakan strategi pembangunan ekonomi. Ada peringatan “teoritis” bahwa ilmu
ekonomi Neoklasik dari Barat memang cocok untuk menumbuhkembangkan perekonomian
nasional, tetapi tidak cocok atau tidak memadai untuk mencapai pemerataan dan
mewujudkan keadilan sosial. Karena amanah Pancasila adalah mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia maka ekonom-ekonom UGM melontarkan konsep Ekonomi
Pancasila yang seharusnya dijadikan pedoman mendasar dari setiap kebijakan pembangunan
ekonomi. Jika Emil Salim pada tahun 1966 menyatakan bahwa dari Pancasila yang relevan
dan perlu diacu adalah (hanya) sila terakhir, keadilan sosial, maka ekonom-ekonom UGM
menyempurnakannya dengan mengacu pada kelima-limanya sebagai berikut:
1. Roda kegiatan ekonomi bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan moral;
2. Ada kehendak kuat warga masyarakat untuk mewujudkan kemerataan sosial yaitu tidak
membiarkan terjadinya dan berkembangnya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial;
3.
Semangat nasionalisme ekonomi; dalam era globalisasi mekin jelas adanya urgensiterwujudnya perekonomian nasional yang kuat, tangguh, dan mandiri;
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
11/14
4. Demokrasi Ekonomi berdasar kerakyatan dan kekeluargaan; koperasi dan usaha-usaha
kooperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan masyarakat;
5. Keseimbangan yang harmonis, efisien, dan adil, antara perencanaan nasional dengan
desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, bebas, dan bertanggungjawab, menuju
perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagaimana terjadi pemerintah Orde Baru yang sangat kuat dan stabil, memilih
strategi pembangunan berpola “konglomeratisme” yang menomorsatukan pertumbuhan
ekonomi tinggi dan hampir-hampir mengabaikan pemerataan. Ini merupakan strategi yang
berakibat pada “bom waktu” yang meledak pada tahun 1997 saat awal reformasi politik,
ekonomi, sosial, dan moral.
Sebagaimana teori ekonomi Neoklasik yang dibangun atas dasar faham liberal
dengan mengedepankan nilai individualisme dan kebebasan pasar (Mubyarto, 2002: 68),
SEP juga dibangun atas dasar nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, yang bisa
berasal dari nlai-nilai agama, kebudayaan, adat-istiadat, atau norma-norma, yang membentuk
perilaku ekonomi masyarakat Indonesia. Suatu perumusan lain mengatakan bahwa:
“Dalam Demokrasi Ekonomi yang berdasarkan Pancasila harus dihindarkan hal-hal
sebagai berikut:
• Sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa
lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah menimbulkan dan mempertahankan kelemahan
structural ekonomi nasional dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia.
• Sistem etatisme dalam arti bahwa negara berserta aparatus ekonomi negara bersifat dominan,
mendesak dan mematikan potensi serta daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
• Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam
berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan masyarakat dan cita-cita keadilan
sosial.” (GBHN 1993).
Namun dengan pelaksanaan Sistem Ekonomi Pancasila dapat memberikan dampak
positif seperti berikut:
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak di kuasai
oleh Negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh Negara dan di
pergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
12/14
4. Sumber-sumber Kekayaan dan keungan Negara digunakan dengan permufakatan lembanga-
lembaga Perwakilan Rakyat, serta pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga-
lembaga Perwakilan Rakyat pula.
5. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilikh dalam memilih pekerjaan yang
dikehendaki serta mempunyai hak dan penghidupan yang layak.
6. Hak milik perorangan diakui dan dimanfaatjannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyarakat.
7. Potensi, inisiatif dan daya kreasi warga Negara diperkembangkan sepenuhnya dalam batas-
batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
8. fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.
Seorang pakar senior lain pun mengatakan bahwa terdapat 5 ciri pokok dari Sistem
Ekonomi Pancasila yaitu :
1. Pengembangan koperasi penggunaan insentif sosial dan moral.
2. Komitmen pada upaya pemerataan.
3. Kebijakan ekonomi nasionalis.
4. Keseimbangan antara perencanaan terpusat.
5. Pelaksanaan secara terdesentralisasi.
Konsep ekonomika etik ekonomi Pancasila oleh Mubyarto dalam bukunya Sistem
dan Moral Ekonomi Pancasila dicirikan sebagai berikut:
1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, moral dan sosial.
2. Ada kehendak kuat dari seluruh anggota masyarakat untuk mewuudkan keadaan
kemerataan sosial ekonomi.
!. Prioritas kebiaksanaan ekonomi adalah pengembangan ekonomi nasional yang kuat dan
tangguh, yang berarti nasionalisme selalu meniwai setiap kebiaksanaan ekonomi. ". Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional.
#. Adanya imbangan yang elas dan tegas antara sentralisme dan desentralisme
kebiaksanaan ekonomi untuk menamin keadilan ekonomi dan keadilan sosial dengan
sekaligus menaga e$isiensi dan pertumbuhan ekonomi.
Ciri-ciri Ekonomi Pancasila
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
13/14
1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup
orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan
lain sebagainya.
2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak
swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi
sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan
swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.
3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua
untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
4. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas
kekeluargaan antar sesama manusia.
DEFINISI SISTEM EKONOMI PANCASILA
Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) merupakan sistem ekonomi yang digali dan dibangun
dari nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Beberapa prinsip dasar yang ada
dalam SEP tersebut antara lain berkaitan dengan prinsip kemanusiaan, nasionalisme ekonomi,
demokrasi ekonomi yang diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan.
Sebagaimana teori ekonomi Neoklasik yang dibangun atas dasar faham liberal dengan
mengedepankan nilai individualisme dan kebebasan pasar (Mubyarto, 2002: 68), SEP juga
dibangun atas dasar nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, yang bisa berasal dari
nlai-nilai agama, kebudayaan, adat-istiadat, atau norma-norma, yang membentuk perilaku
ekonomi masyarakat Indonesia. Suatu perumusan lain mengatakan bahwa : “ Dalam
Demokrasi Ekonomi yang berdasarkan Pancasila harus dihindarkan hal-hal sebagai berikut:
• Sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan
bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah menimbulkan dan
mempertahankan kelemahan structural ekonomi nasional dan posisi Indonesia dalamperekonomian dunia.
• Sistem etatisme dalam arti bahwa negara berserta aparatus ekonomi negara bersifat
dominan, mendesak dan mematikan potensi serta daya kreasi unit-unit ekonomi diluar
sektor negara.
• Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam
berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan masyarakat dan cita-cita
keadilan sosial.” (GBHN 1993).
Seorang pakar senior lain mengatakan bahwa terdapat 5 ciri pokok dari sistem ekonomi
Pancasila yaitu : (Mubyarto, 1981).
1. Pengembangan koperasi penggunaan insentif sosial dan moral.
-
8/19/2019 Sistem Ekonomi Pancasila.pdf
14/14
2. Komitmen pada upaya pemerataan.
3. Kebijakan ekonomi nasionalis
4. Keseimbangan antara perencanaan terpusat
5. Pelaksanaan secara terdesentralisasi
2. CIRI – CIRI EKONOMI PANCASILA
1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajadhidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan /
hasil bumi, dan lain sebagainya.
2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan perananpihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak
terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua
pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan
saling mendukung.
3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh
semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.4. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas
kekeluargaan antar sesama manusia.