sistem akuisisi data tingkat kemanisan buah jeruk ...digilib.unila.ac.id/55944/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
SISTEM AKUISISI DATA TINGKAT KEMANISAN BUAH JERUKMENGGUNAKAN ARDUINO
(Skripsi)
Oleh
UMI LATHIFAH
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
i
ABSTRAK
SISTEM AKUISISI DATA TINGKAT KEMANISANBUAH JERUK MENGGUNAKAN ARDUINO
Oleh
UMI LATHIFAH
Telah dilakukan penelitian mengenai sistem akuisisi data tingkat kemanisan buahjeruk menggunakan arduino. Penelitian ini hanya membahas mengenai perangkatlunak berupa pemrograman Arduino tanpa membahas pembuatan perangkat keras.Hasil pengukuran menunjukkan nilai ADC 959 dengan nilai tegangan 4.69V dannilai %Brix13.5%, nilai ADC 926 dengan nilai tegangan 4.53V dan nilai %Brix12.6%, nilai ADC 794 dengan nilai tegangan 3.88V dan nilai %Brix 11.1%, nilaiADC 761 dengan nilai tegangan 3.72V dan nilai %Brix 10.6%, nilai ADC 694dengan nilai tegangan 3.39V dan nilai %Brix 9.6%. Grafik hubungan tegangannilai tegangan dan nilai %Brix menunjukkan garis yang linear. Hasil analisispengukuran pada buah jeruk menunjukan bahwa semakin tinggi nilai teganganpada buah jeruk, maka semakin tinggi tingkat kemanisan buah, begitu punsebaliknya. Semakin rendah nilai tegangan pada buah jeruk maka semakin rendahtingkat kemanisan buah jeruk.
Kata Kunci: Arduino, ADC.
ii
ABSTRACT
DATA ACQUISITION SYSTEMS FOR THE SWEETNESS OF CITRUSFRUITS USING ARDUINO
By
UMI LATHIFAH
Data acquisition systems for the sweetness of citrus fruits using Arduino has beenrealized. This study only discusses software in the form of Arduino programmingwithout discussing the manufacture of hardware. The measurement resultsshowed the value of ADC 959 with a voltage value of 4.69V and the value of%Brix13.5%, the value of ADC 926 with a voltage value of 4.53V and the value of%Brix 12.6%, the value of ADC 794 with a voltage value of 3.88V and% Brix11.1%, value ADC 761 with a voltage value of 3.72V and a value of% Brix 10.6%,the value of ADC 694 with a voltage value of 3.39V and the value of % Brix 9.6%.The graph of the voltage relationship of the voltage value and the % Brix valueshowed a linear line. The results of the measurement analysis on citrus fruitsshowed that the higher of a citrus fruit voltage, the higher of the citrus fruitvoltage, and vice versa. The lower of the citrus fruit voltage, the lower level of thecitrus fruit sweetness.
Key words: Arduino, ADC.
SISTEM AKUISISI DATA TINGKAT KEMANISAN BUAH JERUKMENGGUNAKAN ARDUINO
Oleh
UMI LATHIFAH
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk mencapai gelarSARJANA SAINS
PadaJurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Umi Latifah dilahirkan di
Natar, Kab. Lampung Selatan, pada 11 Desember 1991,
putri dari pasangan Bapak Pujiono (Alm) dan Ibu Uni’am.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MI Al Fatah
Natar, Lampung Selatan pada tahun 2004, selanjutnya
MTs Al Fatah Natar, Lampung Selatan tahun 2007 dan MA Al Fatah Natar,
Lampung Selatan tahun 2010. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Tinggi Negeri (SNMPTN) pada
tahun 2011. Selama menempuh pendidikan penulis pernah menjadi Asisten
Praktikum Fisika Dasar I, asisten Fisika Dasar II, dan Asisten Praktikum
Elektronika Dasar I.
Penulis pernah aktif di kegiatan organisasi kemahasiswaan di UKMF Rohani
Islam FMIPA sebagai anggota Muda periode 2011-2012 dan Sekertaris Bidang
Kajian periode 2012-2013, Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA sebagai
Sekertaris Dinas Kreatifitas Mahasiswa periode 2013-2014, Himpunan
Mahasiswa Fisika (HIMAFI) sebagai Anggota Muda Himafi periode 2011-2012
dan Anggota Biro Dana dan Usaha periode 2012-2013 dan 2013-2014.
viii
Penulis juga mengikuti berbagai seminar dan pelatihan. Praktik Kerja Lapangan
(PKL) dilaksanakan penulis di Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar
Lampung pada tahun 2014, dengan judul “Analisis Pengukuran Besaran Suhu”.
Penulis juga telah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon
Umbar, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus pada tahun 2015 dan
menyelesaikan penelitian skripsi di Jurusan Fisika dengan judul “Sistem Akuisisi
Data Tingkat Kemanisan Buah Jeruk Menggunakan Arduino” pada tahun.
ix
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
(QS Al -Insyirah : 5 – 6)
Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannyaitu adalah untuk dirinya sendiri.
(QS Al-Ankabut : 6)
Karunia Allah yang paling lengkap adalahkehidupan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan.
(Ali bin Abi Thalib)
x
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan penuh rasa syukurku kepada Allah SWT,Aku persembahkan karya ini kepada
Bapak Pujiono dan Ibu Uni’Am
Dua orang terhebat dalam hidupku, karena mereka yang tak hentimemberi dukungan, menjadi contoh dan memberi pelajaran hidup yang
baik, mencurahkan segala kasih sayang melalui berbagai cara yangtakkan pernah membuatku lupa.
Mbak, Mas, dan Adik Tercintayang telah memberikan seluruh kasih sayang, doa, semangat,
kesabaran, nasihat, perhatian, & dukungan di setiap waktu.
Mas Bima YanuarYang telah memberikan seluruh cinta & kasih sayang, serta
dukungan & semangat luar biasa dalam segala hal.
Sahabat – sahabat dan teman-teman yang selalu menemanidalam suka maupun duka
dosen-dosenku yang seNANTIASA membimbingku
Serta almamater tercintaUniversitas Lampung
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat
mengakhiri studi pada tingkat Strata-1 (S1) ini dengan menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Sistem Akuisisi Data Tingkat Kemanisan Buah Jeruk
Menggunakan Arduino” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
(S.Si) pada bidang keahlian Fisika Instrumentasi di Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Shalawat beserta
salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih
terdapat kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk dapat menyajikan informasi sehingga menambah pengetahuan
bagi pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi rujukan
penelitian berikutnya.
Bandar Lampung, Januari 2019
Umi Lathifah
xii
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Penyusunan skripsi ini tidak luput dari bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
2. Bapak Arif Surtono, S.Si., M.Si., M.Eng. selaku Ketua Jurusan sekaligus
Pembimbing I, yang selalu sabar dalama membimbing dan mengarahkan
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Drs. Amir Supriyanto, M.Si selaku Pembimbing II, yang selalu
memberikan nasehat dan bimbingan yang baik kepada penulis.
4. Bapak Junaidi, S.Si. M.Sc sebagai Penguji, yang telah memberikan
bimbingan, kritik, serta saran yang membangun selama penulisan skripsi.
5. Bapak Gurum Ahmad Pauzi, S.Si., M.T. Sekertaris Jurusan sekaligus sebagai
Pembimbing Akademik, yang selalu memberikan nasehat, bimbingan serta
motivasi yang baik selama perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi.
6. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Pujiono (Alm) yang selalu aku rindukan
dan Ibu Uni’am, yang selalu memberikan kasih sayang tak terhingga,
perhatian, dukungan, nasehat, serta doa-doa tulus untuk keberhasilan putra-
putrimu. Semoga Allah membalas dengan Jannah-Nya. Aamiin.
xiii
7. Umi Nur & Abi Jamal, Mas Zaenuddin & Mama Ina, mbak Tri & Mas Roni,
Mbak Iin & A’ Adi, Mbak Evi & Mas Ari, Mbak Mimin, Asti, Nawa, Osa,
serta keponakan-keponakanku yang selalu memberikan kasih sayang, do’a,
dukungan, motivasi, yag diberikan kepada penulis.
8. Bapak Kasman, S.ST dan Mbak Siti Marnawati, yang telah banyak
membantu dan memberi masukan selama proses penelitian;
9. Rekan-rekan terbaik Sun, Exsa, Sammi, Nika, Edo, Ali, Heri, Ratna, yang
selalu saling mengingatkan serta saling memberi motivasi. Sahabat-sahabat
Fisika 2011 yang selalu membersamai dan memberi warna selama masa
perkuliahan.
10. Mba Muti, Mba Firda, Mba Uma, Bang Febri, yang selalu mendoakan,
menasehati dan memberi motivasi semangat kepada penulis.
11. Mas Bima Yanuar Kusaini yang selalu mendo’akan, memberikan dukungan
semangat yang luar biasa, dan bersedia untuk selalu menemani penulis.
12. Keluarga KKN Umbar 2015 Rayi, Anne, Agus, Bang Udin, dan Ka Zila,
yang selalu memberi dukungan serta hangatnya kebersamaan.
13. Seluruh keluarga besar Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
14. Almamater tercinta, Universitas Lampung tempat penulis menimba ilmu serta
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi balasan atas kebaikan yang telah
dilakukan oleh berbagai pihak yang telah membantu penulis agar skripsi ini dapat
selesai dan bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
xiv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT...................................................................................................... ii
COVER DALAM ............................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
PERNYATAAN................................................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vii
MOTTO ............................................................................................................ ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x
KATA PENGANTAR...................................................................................... xi
SANWACANA ................................................................................................. xii
DAFTAR ISI..................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 11.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 41.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 41.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 51.5 Batasan Masalah......................................................................... 5
halaman
xv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terkait........................................................................ 62.2 Akuisisi Data .............................................................................. 8
a. Arduino.................................................................................. 10b. Komunikasi Serial ................................................................. 14c. Konverter Serial Ke USB ...................................................... 16
2.3 Karakteristik Alat Ukur .............................................................. 171. Akurasi ................................................................................. 182. Resolusi ................................................................................ 183. Sensitivitas............................................................................ 184. Kalibrasi ............................................................................... 195. Liniearitas ............................................................................. 196. Presisi ................................................................................... 19
2.4 Buah Jeruk .................................................................................. 192.5 Kandungan Gula Pada Jeruk ...................................................... 23
a. Sukrosa ................................................................................. 23b. Fruktosa ................................................................................ 24c. Glukosa................................................................................. 24
2.6 Sensor ......................................................................................... 24a. Sensor Kapasitor................................................................... 25b. Pengertian Kapasitansi ......................................................... 26c. Konstanta Dielektrik............................................................. 28
2.7 Refraktometer ............................................................................. 292.8 Liquid Crystal Display ............................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................. 343.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 343.3 Rancangan Prosedur Penelitian ................................................. 35
a. Perancangan Rangkaian......................................................... 35b. Pembuatan Program............................................................... 35c. Penyusunan Rangkaian.......................................................... 36d. Pengukuran dengan Refraktrometer ...................................... 36e. Analisis Data ......................................................................... 36
3.4 Perancangan Sistem.................................................................... 36a. Pembaca Nilai Analog Digital Converter (ADC)................. 36b. Rangkaian Pembaca Tegangan Tegangan Analog ............... 37c. Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD)............................ 37
3.5 Rancangan Perangkat Lunak ...................................................... 383.6 Data Hasil Pengukuran ............................................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian........................................................................... 404.2 Analog To Digital Converter...................................................... 414.3 Membaca Tegangan Analog....................................................... 43
xvi
4.4 Sistem Liquid Crystal Display (LCD)........................................ 444.5 Analisis Data Pengukuran .......................................................... 454.6 Analisis Perangkat Lunak........................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5.1 Kesimpulan................................................................................. 535.2 Saran ........................................................................................... 53
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman2.1 Ilustrasi pengiriman data Paralel dan Serial .................................... 9
2.2 Arduino dan program....................................................................... 11
2.3 Tipe konektor dan susunan kakinya................................................. 17
2.4 Tanaman Jeruk................................................................................. 20
2.5 Buah Jeruk ....................................................................................... 21
2.6 Bagian – bagian buah jeruk ............................................................. 22
2.7 Kapasitor yang digunakan pada rangkaian untuk menyimpanmuatan listrik ................................................................................... 25
2.8 Bagian – bagian refraktometer......................................................... 29
2.9 Sedotan dimasukkan dalam gelas berisi air biasa (atas).Sedotan dimasukkan dalam gelas berisi larutan gula (bawah) ........ 30
2.10 LCD Karakter 4x20 ......................................................................... 32
3.1 Rangkaian Membaca Nilai ADC...................................................... 37
3.2 Rangkaain Membaca Tegangan Analog .......................................... 37
3.3 Rangkaian LCD................................................................................ 38
3.4 Grafik Hubungan tegangan terhadap kadar gula pada buah............. 39
4.1 Pin Analog pada Arduino ................................................................. 42
4.2 Tampilan Data ADC......................................................................... 43
4.3 Tampilan Pembacaan Nilai Tegangan pada serial monitor .............. 44
4.4 Tampilan Data LCD ......................................................................... 44
4.5 Grafik Hubungan Nilai Tegangan dan %Brix ..................................... 48
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman2.1 Tabel Spesifikasi board Arduino UNO ................................................ 12
2.2 Nilai Konstanta Dielektrik Beberapa.................................................... 29
3.1 Rancangan Data Pengukuran dengan Refraktometer ........................... 39
4.1 Data Pengukuran Nilai Tegangan dan %Brix....................................... 45
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jeruk merupakan salah satu produk hortikultura yang penting di Indonesia dan
produksinya meningkat terus setiap tahun. Namun peralatan pasca panen masih
sangat terbatas sehingga penggunaan teknologi pascapanen masih relatif rendah
terutama teknologi untuk menentukan tingkat kematangan dan tingkat kemanisan
pada buah jeruk. Jeruk merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis
maupun subtropis. Jeruk dapat beradaptasi dengan baik di daerah tropis pada
ketinggian 900-1200 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan udara yang lembab,
serta memiliki persyaratan air tertentu (Simbolon, 2008).
Umumnya tanda pertama untuk mengetahui tingkat kematangan buah jeruk dapat
diobservasi dengan melihat perubahan ukuran dan warna kulit buah. Namun menilai
kematangan bah dengan cara tersebut hanya dapat diketahui melalui indera
pengelihatan, artinya tidak dapat mengindera secara langsung rasa manis pada buah
jeruk tersebut. Hal inilah yang menjadi kelemahan menilai tingkat kematangan buah
jeruk berdasarkan ukuran buah dan warna kulit. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
metode untuk menguji tingkat kemanisan pada buah jeruk, karena rasa manis pada
buah berbanding lurus dengan kadar gula pada buah. Sedangkan warna pada kulit
tidak sepenuhnya berhubungan langsung dengan rasa manis buah jeruk. Pada buah
2
jeruk dengan warna orange yang sama, bisa saja memiliki tingkat rasa manis yang
berbeda, hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh faktor eksternal dalam proses
pematangan buah.
Selama ini untuk pengukuran tingkat kemanisan buah yang dinyatakan sebagai
pengukuran kandungan padatan terlarut (KPT) masih menggunakan cara yang
merusak produk yang diukur. Untuk pengukuran KPT, buah jeruk dipotong dan
diekstrak cairan jusnya kemudian diukur menggunakan refraktometer dan dinyatakan
besarannya dalam satuan ºBrix. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin tinggi
kandungan gulanya dan rasanya semakin manis. Untuk keperluan pasar ekspor,
penilaian konvensional menggunakan refraktometer tidak dapat diandalkan lagi.
Selain merusak produk, pengukuran tersebut membutuhkan waktu lama, pekerja yang
banyak dan menghasilkan limbah. Dari hal tersebut dapat dilihat urgensinya dalam
menentukan KPT buah jeruk secara tidak merusak. Untuk menentukan KPT buah
jeruk secara tidak merusak, pada penelitian ini akan dibuat sistem akuisisi data
dengan mengukur tegangan masukan yang diperoleh dari buah jeruk untuk
dikonversikan dengan refraktometer.
Penelitian mengenai pematangan buah pernah dilakukan di Iran oleh Soltani et al
(2011). Penelitian yang dilakukan berupa sistem pengamatan kematangan buah
pisang berdasarkan prinsip kapasitor sebagai sensor kapasitif. Pada penelitian ini,
pengukuran dilakukan dengan mengamati warna pada kulit buah dan pengukuran
permitivitas relatif pada buah pisang, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi
penurunan nilai permitivitas relatif suatu dielektrik atau konstanta dielektrik selama
3
proses pematangan buah pisang. Namum hasil pengukuran pada penelitian ini masih
dipengaruhi faktor eksternal dari udara disekitar sistem (Soltani et al 2011).
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Juansah dkk (2012) mengenai perilaku listrik
dari buah jeruk garut selama proses pematangan dengan mengubah model resistansi
dan kapasitansi pada internal buah tanpa merusak. Penelitian ini menunjukkan bahwa
perubahan nilai kapasitansi dan resistansi berbanding lurus dengan perubahan
kekerasan dan keasaman pada buah jeruk.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Bhosale (2017) mengenai deteksi kandungan gula
didalam buah jeruk menggunakan metode kapasitansi. Berdasarkan penelitian ini
diperoleh kolerasi linear antara pengukuran kapasitansi dan kandungan gula
berdasarkan pengukuran nilai ºbrix jeruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
kapasitansi mengalami penurunan secara proporsional terhadap %brix jeruk.
Berdasarkan penelitian ini, dapat diketahui bahwa pengukuran kandungan buah jeruk
tanpa merusak fisik buah sangat mungkin dilakukan dengan menggunakan metode
pengukuran kapasitansi.
Pada penelitian ini akan dibuat sistem akuisisi data tingkat kemanisan buah jeruk
menggunakan Arduino Uno. Penelitian ini dirancang berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh Soltani dan Jamaludin dengan melakukan inovasi dan beberapa
pembaharuan pada sistem pengukurannya. Pada penelitian ini menggunakan sensor
kapasitansi semi silinder sehingga sensor tersebut akan melingkari seluruh bagian
buah dan sensor tersebut mampu mengukur di seluruh sisi.
4
Penelitian ini menggunakan refraktometer sebagai kalibrator sensor dan pembanding
dari sistem yang dirancang. Refraktometer berfungsi sebagai alat ukur kadar gula
terlarut pada buah jeruk. Pada pengukuran menggunakan refraktometer, sampel yang
digunakan akan dicuplik untuk dijadikan bahan terlarut sehingga pengukuran dirasa
kurang efektif karena akan merusak bentuk fisik buah jeruk. Diharapkan penelitian
ini akan menghasilkan alat ukur kadar gula yang lebih efisien dengan proses
pengukuran cepat, hasil lebih akurat, dan tidak merusak bentuk fisik buah.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana merealisasikan sistem akuisisi data tingkat kemanisan buah jeruk
menggunakan Arduino?
2. Bagaimana tingkat keakuratan sistem yang dibuat dibandingkan dengan
refraktometer?
3. Bagaimana hubungan antara tingkat kemanisan buah jeruk dengan tegangan
keluaran pada sistem?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk merancang sistem akuisisi data tingkat kemanisan buah jeruk
menggunakan Arduino.
2. Untuk merealisasikan alternatif alat ukur tingkat kemanisan buah jeruk tanpa
merusak fisik buah.
5
3. Untuk melihat hubungan antara tingkat kemanisan buah jeruk dengan tegangan
keluaran pada sistem.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat tersedianya alat ukur tingkat kemanisan buah jeruk tanpa merusak fisik
buah jeruk.
2. Dapat membantu proses pasca panen dalam menyortir buah jeruk berdasarkan
tingkat kemanisan buah.
3. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai pengukuran tingkat kemanisan buah jeruk tanpa merusak fisik buah.
1.5. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Buah jeruk yang akan digunakan adalah buah jeruk siam.
2. Sistem yang digunakan sebagai pusat pengendali dalam penelitian ini adalah
Arduino Uno.
3. Penelitian ini hanya membahas mengenai perangkat lunak menggunakan
Arduino Uno, tanpa membahas lebih lanjut mengenai perancangan perangkat
keras.
7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terkait
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berupa sistem pengamatan
kematangan buah pisang berdasarkan prinsip kapasitor sebagai sensor kapasitor
telah dilakukan di Iran oleh Soltani et al (2011). Penelitian tersebut menggunakan
plat kapasitor dengan frekuensi 10kHz-10MHz, pengukuran dilakukan dengan
mengamati warna pada kulit buah pisang. Penelitan tersebut menunjukkan bahwa
terjadi penurunan nilai permitivitas relatif suatu dielektrik atau konstanta
dielektrik selama pematangan buah pisang. Namun hasil pengukuran pada
penelitian tersebut masih dipengaruhi oleh faktor eksternal yang terlalu besar dari
udara sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran kematangan buah pisang
yang dilakukan oleh soltani belum akurat karena masih terdapat faktor eksternal
yang menpengaruhinya (Soltani et al, 2011).
Penelitian berikutnya mengenai perilaku listrik dari buah jeruk garut selama
proses pematangan dengan mengubah model resistansi dan kapasitansi pada
internal buah tanpa merusak dilakukan oleh Juansah dkk (2012). Model rangkaian
elektronik dibangun dengan menggunakan konfigurasi seri dan paralel. Penelitian
ini dilakukan pada tujuh grup jeruk Garut. Parameter pada penelitian ini adalah
nilai impedansi, konduktansi, dan kapasitansi. Sampel pada penelitian ini
7
diletakkan diantara dua pelat konduktif elektroda, sebagai material dielektrik.
Pelat konduktif yang digunakan berbahan tembaga. Nilai parameter dari
kelistrikannya diukur pada frekuensi antara 50 Hz hingga 1 MHz pada 100 titik
frekuensi. Penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan nilai kapasitansi dan
resistansi berbanding lurus dengan perubahan kekerasan dan keasaman pada buah
jeruk (Juansah, 2012).
Penelitian lain dilakukan oleh Jamaludin et al (2014), penelitian ini menggunakan
sensor kapasitansi dengan sumber tegangan berfrekuensi 100Hz-100kHz untuk
menentukan kematangan buah pisang dengan mengukur nilai permitivitas buah
pisang. Selain mengukur kematangan buah pisang menggunakan sensor
kapasitansi, penelitian ini menggunakan refraktometer sebagai pembanding hasil
pengukuran nilai permitivitas yang diperoleh. Penelitian ini menunjukkan bahwa
pisang belum matang memiliki nilai permitivitas relatif lebih tinggi dibandingkan
pisang yang sudah matang (Jamaludin et al, 2014).
Penelitian lain mengenai estimasi kemasakan buah pisang menggunakan sensor
kapasitansi oleh Hidayat (2015). Penelitian ini menggunakan kapasitor plat sejajar
untuk mengukur nilai permitivitas relatif buah dan dibandingkan dengan hasil
pengukuran menggunakan alat ukur color reader. Hasil yang diperoleh adalah
nilai permivitas relatif lebih tinggi pada buah yang masih mentah dibandingkan
dengan nilai permivitas relatif pada buah pisang yang sudah matang. Hal ini
berbanding terbalik dengan hasil yang diperoleh dari pengukuran menggunakan
color reader yaitu pada kondisi buah pisang mentah (kulit berwarna hijau)
chroma yang dihasilkan memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan
buah pisang yang matang (kulit berwarna kuning) (Hidayat, 2015).
8
Bhosale (2017) juga melakukan penelitian mengenai deteksi kandungan gula di
dalam buah jeruk menggunakan metode kapasitansi. Sampel yang digunakan
adalah varietas jeruk kinnows yang dipilih secara acak. Penelitian ini
menggunakan kapasitor silinder yang disusun secara paralel karena pada kapasitor
silinder, muatan listrik terkonsentrasi di dalam tabung. Penelitian ini
menggunakan analog handheld refractometer sebagai pembanding alat. Dari
penelitian ini diperoleh kolerasi linear antara pengukuran kapasitansi dan
kandungan gula berdasarkan pengukuran nilai brix jeruk. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai kapasitansi mengalami penurunan secara proporsional
terhadap %brix jeruk. Berdasarkan penelitian ini, dapat diketahui bahwa
pengukuran kandungan buah jeruk tanpa merusak fisik buah sangat mungkin
dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran kapasitansi (Bhosale, 2017).
2.2 Akuisisi Data
Akuisisi data adalah pengukuran besaran elektrik dari tranduser dan peralatan
pengukuran, kemudian masuk ke komputer untuk diproses. Sistem akuisisi data
merupakan ujung terdepan dari pengumpulan data secara mentah yang berasal
dari sumbernya. Tranduser mengkonversi besaran fisik menjadi besaran
elektronik dan kemudian mendigitalisasi besaran tersebut (Hari, 2006).
Pengolahan dan pengontrolan diproses oleh komputer dengan penerapan akuisisi
data untuk dapat divariasikan sesuai kebutuhan (Batubara, 2005).
Akuisisi data pada dasarnya adalah proses untuk mendapatkan data fisis dengan
bantuan suatu alat ukur menjadi suatu data yang bersifat kuantitatif, yaitu
merupakan tujuan ideal dari akuisisi, sehingga tidak lagi mendapatkan data yang
bersifat kualitatif (Warsito, 2011).
9
Sistem akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk
mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga memprosesnya untuk
menghasilkan data yang dikehendaki. Sistem akuisisi data yang ada sekarang ini
biasanya memiliki pengubah data analog ke digital (ADC) yang terintegrasi
dengan bagian utama sistem akuisisi data. Beberapa sistem seperti ini terhubung
ke komputer melalui port eksternal (port LPT, COM, atau USB) dan beberapa
yang lain melalui PC system bus (bus PCI atau ISA). Sistem antarmuka pada
komputer dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu secara serial dengan
memanfaatkan gerbang serial (serial port), secara pararel memanfaatkan gerbang
pararel (pararel port), atau melalui slot Industrial Peripheral Interface (ISA)
(Warsito dan Yuliansyah, 2002).
Akuisisi atau interfacing secara pararel melakukan komunikasi data secara
pararel, yaitu bit-bit data dikirimkan atau diterima secara keseluruhan. Interfacing
secara serial melakukankomunikasi data secara serial, yaitu bit-bit data Besaran
Fisis Sensor Pengkondisi sinyal analog PC sistem interfacing ADC dikirimkan
atau diterima bit per bit (tidak bersamaan). Ilustrasi sederhana dari kedua jenis
komunikasi ini dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Ilustrasi pengiriman data Paralel dan Serial (Maulana, 2012)
10
a. Arduino
Physical computing adalah membuat sebuah sistem atau perangkat fisik dengan
menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang sifatnya interaktif yaitu
dapat menerima rangsangan dari lingkungan dan merespon balik. Physical
computing adalah sebuah konsep untuk memahami hubungan yang manusiawi
antara lingkungan yang sifat alaminya adalah analog dengan dunia digital. Pada
prakteknya konsep ini diaplikasikan dalam desain-desain alat atau projek-projek
yang menggunakan sensor dan microcontroller untuk menerjemahkan input
analog ke dalam sistem perangkat lunak untuk mengontrol gerakan alat-alat
elektro mekanik seperti lampu, motor dan sebagainya (Djuandi, 2011).
Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat
open source. Pertama- tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di sini adalah
sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat
pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman
dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah
perangkat lunak yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile
menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory mikrokontroler. Ada
banyak projek dan alat-alat dikembangkan oleh akademisi dan profesional dengan
menggunakan arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul pendukung
(sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk
bisa disambungkan dengan arduino. Arduino berevolusi menjadi sebuah platform
karena ia menjadi pilihan dan acuan bagi banyak praktisi (Kadir, 2013).
Processing adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk menulis program
di dalam arduino. Processing adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang
11
dialeknya sangat mirip dengan C++ dan Java, sehingga pengguna yang sudah
terbiasa dengan kedua bahasa tersebut tidak akan menemui kesulitan dengan
Processing. Bahasa pemrograman processing sungguh-sungguh sangat
memudahkan dan mempercepat pembuatan sebuah program karena bahasa ini
sangat mudah dipelajari dan diaplikasikan dibandingkan bahasa pemrograman
tingkat rendah, seperti Assembler yang digunakan pada platform lain namun
cukup sulit.
Gambar 2.2. Arduino dan program (Djuandi, 2011)
Secara umum Arduino terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Perangkat Keras (Hardware), berupa papan input/ output (I/O)
2. Perangkat Lunak (Software), berupa Software Arduino meliputi IDE untuk
menulis program, driver untuk koneksi dengan komputer, contohnya berupa
program dan library untuk pengembangan program (Djuandi, 2011).
Arduino UNO adalah board berbasis mikrokontroler pada ATmega328. Board ini
memiliki 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai
output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi kabel USB, jack
listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung
mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau sumber
12
tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk menggunakannya
(Saputri, 2014).
Mikrokontroler adalah chip atau integrated circuit (IC) yang bisa diprogram
menggunakan komputer. Tujuan menanamkan program pada mikrokontroler
adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input, memproses input tersebut
dan kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan. Jadi mikrokontroler
bertugas sebagai otak yang mengendalikan input, proses dan output sebuah
rangkaian elektronik. Karena komponen utama arduino adalah mikrokontroler,
maka Arduino dapat diprogram menggunakan komputer sesuai kebutuhan kita.
Berikut adalah spesifikasi dari Arduino UNO:
Tabel 2.1 Tabel Spesifikasi board Arduino UNO (Adrijanto, 2015).No Mikrokontroler Atmega328
1 Tegangan pengoperasian 5V
2 Tegangan input yang disarankan 7-12
3 Batas tegangan input 6-20
4 Jumlah pin I/O digital 14
5 Jumlah pin input analog 6
6 Arus DC setiap pin I/O 40 mah
7 Arus DC untuk pin 3,3 V 50 mah
8 Memori flash 32kb
9 Sram 2kb
10 EEPROM 1kb
11 Clock Speed 16 MHz
Arduino dapat diaktifkan menggunakan koneksi USB atau dengan menggunakan
catu daya eksternal. Sumber listrik dapat dipilih secara otomatis. Sedangkan untuk
13
baterai dapat dihubungkan melalui header pin ground dan Vin dari konektor
Power. Jika menggunakan tegangan masukan lebih dari 12V, regulator akan
menjadi panas dan merusak board arduino (Kadir, 2013). Rentang tegangan
masukan yang dianjurkan sebesar 7V hingga 12V (Adrijanto, 2015).
Beberapa fungsi yang ada pada pin arduino:
a) Serial: 0(RX) dan 1(TX), pin inidigunakan untuk menerima (RX) dan
mengirim (TX) data TTL serial;
b) Eksternal Interupsi: 2 dan 3, pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu
interupsi pada nilai yang rendah, tepi naik atau jatuh, atau perubahan nilai;
c) PWM: 3,5,6,9,10, dan 11, pin ini menyediakan 8bit keluaran PWM dengan
fungsi analog write();
d) SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO, 13(SCK), pin-pin ini mendukung
komunikasi SPI menggunakan library SPI;
e) LED: pin 13, ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika
tegangan masukan bernilai tinggi, LED akan menyala dan ketika tegangan
masukan bernilai rendah, LED akan padam;
f) TWI: A4 (pin SDA) dan A5 (pin SCL), pin ini mendukung komunikasi
TWI;
g) AREFF: referensi tegangan untuk input analog, digunakan dengan analog
reference();
h) Reset: tombol reset, untuk mengulang program yang digunakan.
14
Arduino Uno memiliki 6 input analog yang diberi kode A0 sampai A5, masing-
masing menyediakan 10bit resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara
default, sistem dapat mengukur dari nilai tegangan 0V sampai 5V (Kadir, 2013).
Pin-pin yang terdapat pada Arduino Uno antara lain;
a) Pin Power: pin Vin, pin Ground, pin 5V, pin 3.3V, pin Reset, pin AREFF;
b) Pin Analog-in: pin analog A0 hingga A5
c) Pin Digital: pin 0 hingga 13;;
d) Pin ICSP: MOSI, MISO, SCK, Ground, VCC, dan Reset (Kadir, 2013).
b. Komunikasi Serial
Komunikasi serial adalah pengiriman data secara serial (data dikirim satu persatu
secara berurutan), sehingga komunikasi serial jauh lebih lambat dari pada
komunikasi pararel. Port serial lebih sulit ditangani karena peralatan yang
dihubungkan ke port serial harus berkomunikasi dengan transmisi serial,
sedangkan data di komputer diolah secara pararel.
Oleh karena itu data dari dan ke port serial harus dikonversikan ke dalam bentuk
pararel untuk bisa digunakan. Hal ini bisa dilakukan oleh Universal Asyncronous
Receiver Transmitter (UART). Kelemahannya adalah membutuhkan software
yang menangani register UART yang cukup rumit dibanding pada port pararel.
Kelebihan dari komunikasi serial adalah panjang kabel jauh dibanding pararel,
karena port serial mengirimkan logika “1” dengan kisaran tegangan -3V hingga -
25 V dan logika 0 sebagai +3 V hingga +25 V sehingga kehilangan daya karena
panjangnya kabel bukan masalah utama.
15
Bandingkan dengan port pararel yang menggunakan level TTL berkisar dari 0 V
untuk logika 0 dan + 5 V untuk logika 1. Namun, ada beberapa keunggulan
komunikasi serial dibandingkan dengan komunikasi pararel antara lain: kabel
untuk komunikasi serial bisa lebih panjang dibandingkan dengan pararel dan
jumlah kabel data yang digunakan sedikit.
Berdasarkan arah pengirimannya komunikasi serial dibagi menjadi 3 (Bogart,
1992), sebagai berikut;
1. Simplek
Data yang dikirimkan hanya satu arah saja yaitu dari A (pengirim) dapat
dikirimkan ke B (Penerima), tetapi tidak dapat mengirimkan data ke A. Seperti
pemancar TV dengan pesawat, komunikasi antara amplifier dengan speaker.
2. Half duplek
Data dikirim dalam dua arah tetapi tidak secara bersamaan. Pada saat A mengirim
data, B hanya menerima saja demikian juga sebaliknya. Contoh; menggunakan
handy talky, masing-masing perangkat yang digunakan untuk bisa bekerja secara
bersamaan tetapi dilakukan secara bergantian.
3. Full duplek
Data dikirim dalam dua arah secara bersamaan. Pada saat bersamaan antara A dan
B dapat saling mengirim data dan menerima data. Contohnya adalah pesawat
telepon yang dapat melakukan secara dua arah secara bersamaan.
16
c. Konverter Serial Ke USB
Perkembangan teknologi komputer saat ini mengakibatkan banyaknya perubahan
pada sistem komunikasi pada komputer. Port yang sebelumnya merupakan piranti
pokok dari sebuah interfacing, berangsur-angsur mulai ditinggalkan untuk beralih
kepada sebuah piranti yang lebih sederhana. Begitu pula dengan port serial (DB-
9) dan port pararel (DB-25). Port DB9 pada saat ini mulai jarang ditemui pada
komputer-komputer teknologi baru, sedangkan port pararel (DB25) sudah lebih
ditinggalkan oleh produsen-produsen komputer. Pada PC lama biasanya terdapat
dua buah konektor atau port RS-232 maka sekarang berkurang menjadi satu buah
konektor RS-232 saja (Putra, 2002).
Keberadaan port serial RS-232 sekarang telah digantikan oleh port USB yang
memang mempunyai banyak kelebihan dibandingkan port serial RS-232. Dilihat
dari sudut teknologi, bagi beberapa pihak komunikasi data mengunakan port serial
RS-232 sudah dianggap ditinggalkan. Untuk dapat melakukan teknik interfacing
antara mikrokontroler dengan komputer umumnya menggunakan komunikasi data
secara serial. Pada umumnya mikrokontroler yang digunakan pada saat ini tidak
mendukung komunikasi data melalui port USB, dan kendala lainnya petunjuk
untuk menggunakan USB bagi pemula tidaklah mudah untuk dipelajari.
Sistem USB mempunyai desain yang asimetris, yang terdiri dari pengontrol host
dan beberapa peralatan terhubung yang berbentuk pohon dengan menggunakan
peralatan hub yang khusus. Hubungan piranti masukan/keluaran dengan PC
melalui USB dilakukan secara asimetrik yang berarti konektor pada kedua ujung
kabel tidak sama sehingga harus diketahui ujung mana yang dipasang pada master
dan ujung mana yang dipasang pada slave.
17
Terminologi yang diadopsi oleh spesifikasi USB adalah “upstream” (menuju PC)
dan“downstream” (menuju piranti masukan/keluaran). Ujung “upstream”
mengatur protokol dan menginstruksikan ujung “downstream” untuk membalas
pada waktu yang ditentukan. Konektor tipe A dipasang pada PC sedangkan tipe B
dipasang pada piranti masukan/keluaran. Konektor pada USB memiliki 4 kaki,
yaitu VCC +5V (atau sering disebut VBUS), Data– (D–), Data+ (D+), dan GND,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Tipe konektor dan susunan kakinya (Nugroho, 2013)
Komunikasi pada USB dilakukan secara serial. Serial lebih dipilih dibanding
dengan paralel karena kebutuhan kabel yang lebih sedikit, sehingga lebih murah,
dan lebih mudah diterapkan dalam konfigurasi dinamik. Konfigurasi dinamik
adalah suatu sistem masukan/keluaran dapat dipasang atau dikonfigurasi ulang
dengan memasang atau melepas kabel ketika PC bekerja (Nugroho, 2003).
2.3 Karakteristik Alat Ukur
Karakteristik alat ukur merupakan hal yang sangat penting dalam suatu instrument
pengukuran. Beberapa karakteristik penting dalam pengukuran adalah sebagai
berikut (Muna, 2012).
18
1. Akurasi (ketelitian)
Akurasi didefinisikan sebagai ukuran seberapa jauh hasil pengukuran mendekati
harga sebenarnya dari pada besaran yang diukur. Ukuran ketelitian sering
dinyatakan dalam dua cara, atas dasar kesalahan (error) terhadap harga yang
sebenarnya dan kesalahan dalam persen. Kesalahan terhadap harga sebenarnya
dalam proses dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.7).Akurasi = 100 (2.1)
2. Resolusi
Resolusi merupakan kemampuan suatu instrument ukur untuk menanggapi
perubahan kecil yang terjadi didalam pengukuran. Resolusi dapat dihitung
berdasarkan nilai bit data dari sebuah sensor yang digunakan (Fraden, 2004). Nilai
resolusi dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.9) sebagai berikut:Resolusi = 㤳 (2.2)
Dimana merupakan tegangan referensi dan n merupakan jumlah bit data.
3. Sensitivitas
Sensitifitas adalah rasio antara perubahan pada output terhadap perubahan pada
input. Pada alat ukur yang linier, sensitivitas adalah tetap. Dalam beberapa hal
harga sensitivitas yang besar menyatakan pula keunggulan dari alat ukur yang
bersangkutan (Morris, 2001). Nilai sensitivitas dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan (2.10).Sensitivitas = (2.3)
19
4. Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses dimana alat ukur dapat ditera atau dibandingkan
dengan nilia-nilai acuan. Kalibrasi ini merupakan hal yang sangat penting dalam
suatu sistem alat ukur.
5. Linieritas
Linieritas merupakan sebuah respon hasil keluaran yang nilainya proporsional
dengan masukannya. Linieritas ini digambarkan sebagai sebuah garis lurus yang
diambil berdasarkan nilai-nilai hasil pengukuran yang diperoleh.
6. Presisi
Presisi merupakan kemampuan suatu alat untuk memproduksi hasil pengukuran
yang sama. Dalam mendapatkan presisi pengukuran, tidak mementingkan
kedekatan dengan nilai referensi, akan tetapi kedekatan data akan memberikan
nilai presisi (Morris, 2001).
2.4 Buah Jeruk
Sejak ratusan tahun silam, buah jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara
alami atau dibudidayakan. Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia
adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk siam (C. microcarpa L.
dan C.sinensis. L) yang terdiri atas siam Pontianak, siam garut, siam Lumajang,
jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica),
jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan
Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia),
jeruk purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Jeruk varietas
introduksi yang banyak ditanam adalah varitas lemon dan grapefruit. Sedangkan
20
varitas lokal adalah jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis dan purut
(Prihatman, 2000).
Gambar 2.4 Tanaman Jeruk (Azhari, 2011)
Tanaman jeruk (Gambar 2.4) adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari
Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan
tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau
dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang
Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia.
Tanaman jeruk idealnya tumbuh di lingkungan yang bersuhu 20 – 35 oC, beriklim
lembab, dan kecepatan laju angin yang rendah. Klasifikasi dari tanaman jeruk
adalah sebagai berikut.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
21
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp. (Pracaya,1996)
Tanaman jeruk banyak dibudidayakan oleh masyarakat luas karena memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Jeruk siam digemari karena, kombinasi rasa asam dan
manis menyegarkan yang terkandung pada buahnya. Adapun beberapa manfaat
dari buah jeruk antara lain sebagai berikut.
a. Memilliki kandungan vitamin C yang tinggi, dapat dimakan langsung sebagai
buah segar atau menjadi produk pangan olahan.
b. Di beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula
tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk
dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan
untuk campuran kue (Lelo, 2014).
Sebagai komoditas hortikultura, buah jeruk segar pada umumnya memiliki sifat
mudah rusak karena mengandung banyak air dan setelah dipanen komoditas ini
mash mengalami proses hidup, yaitu proses respirasi, transpirasi dan pematangan.
Buah jeruk harus mendapatkan teknologi pasca panen yang tepat agar kesegaran
sekaligus umur simpannya dapat bertahan lama. Proses (sifat) biokimia tersebut
menurunkan mutu kesegaran buah jeruk yang dapat dilihat dari penampakan,
susut bobot dan penurunan nilai gizinya (Napitupulu dkk, 2000).
Gambar 2.5 Buah Jeruk
22
Buah jeruk (Gambar 2.5) termasuk buah non klimaterik, sebaiknya panen
dilakukan sebelum akhir fase kemasakan buah agar daya simpannya lebih lama.
Adanya respirasi menyebabkan buah menjadi masak dan tua yang ditandai dengan
proses perubahan fisik, kimia, dan biologi antara lain proses pematangan,
perubahan warna, pembentukan aroma dan kemanisan, pengurangan keasaman,
pelunakan daging buah dan pengurangan bobot. Laju respirasi dapat digunakan
sebagai petunjuk untuk mengetahui daya simpan sayur dan buah setelah panen.
Semakin tinggi laju respirasi, semakin pendek umur simpan. Bila proses respirasi
berlanjut terus, buah akan mengalami kelayuan dan akhirnya terjadi pembusukan
yang sehingga zat gizi hilang (Sutopo, 2011).
Gambar 2.6 Bagian – bagian buah jeruk (Ranganna, 1997)
Bagian utama buah jeruk dari luar sampai ke dalam adalah kulit (tersusun atas
flavedo, kelenjar minyak, albedo dan ikatan pembuluh), segmen-segmen (dinding
segmen, rongga cairan, biji), core (bagian tengah yang terdiri dari ikatan
pembuluh dan jaringan parenkim). Kulit jeruk secara fisik dapat dibagi menjadi
dua bagian utama yaitu flavedo dan albedo (kulit bagian dalam yang berupa
jaringan busa). Flavedo dicirikan dengan adanya warna hijau, kuning atau orange.
Pigmen pada flavedo adalah kloroplas dan karetenoid (Ranganna, 1997).
23
Albedo merupakan jaringan seperti spon berwarna putih yang berhubungan
dengan core ditengah-tengah buah. Albedo mempunyai fungsi mensuplai air dan
nutrisi dari pohon untuk pertumbuhan dan perkembangan buah. Pada albedo tidak
terdapat kloroplas ataupun kromoplas sehingga bagian ini berwarna putih. Bagian
albedo mengandung banyak selulosa, hemiselulosa, lignin, senyawa pektat dan
fenol. Albedo banyak mengandung senyawa flavon hesperiodes seperti hesperitin
dan naringin serta senyawa-senyawa limonin yang lebih banyak dari flavedo
maupun membran buah. Senyawa-senyawa tersebut menyebabkan timbulnya rasa
pahit pada produk sari buah jeruk. Senyawa pektin dan enzim-enzim yang bekerja
pada pektin, enzim oksidase dan peroksidase sebagian besar ada pada kulit bagian
dalam (Ranganna, 1997).
2.5 Kandungan Gula pada Jeruk
Buah jeruk merupakan sumber vitamin C, serat dan folat yang cukup tinggi. Buah
jeruk memiliki kandungan sodium, lemak atau kolesterol. Buah jeruk rata-rata
memiliki kandungan 80 kalori. Dalam ukuran sedang, buah jeruk memiliki
kandungan 19g karbohidrat, dimana 13g adalah gula. Jeruk mengandung tiga jenis
gula, yaitu sukrosa, glukosa dan fruktosa.
a. Sukrosa
Jumlah gula terbesar yang ditemukan dalam jeruk adalah sukrosa. Sukrosa
merupakan 6,5g dari 13g gula yang terkandung dalam jeruk ukuran sedang.
Sukrosa adalah kombinasi dari dua jenis gula dalam jeruk, yaitu glukosa dan
fruktosa. Medline Plus, layanan Perpustakaan Kesehatan Nasional dan Institut
Kesehatan Nasional amerika mencatat bahwa gula menyediakan kalori tetapi
tidak ada nutrisi lain.
24
b. Fruktosa
Fruktosa menyumbang jumlah terbesar kedua gula dalam jeruk. Sebuah jeruk
dalam ukuran sedang memiliki 3,5g fruktosa. Jenis gula ini merupakan salah satu
gula alami yang terdapat dalam buah-buahan dan madu.
c. Glukosa
Glukosa menyumbang 3g gula dalam jeruk pusar ukuran sedang. Glukosa
merupakan gula sederhana dan salah satu yang dapat diserap oleh tubuh ke dalam
aliran darah. Ini juga dikenal sebagai dekstrosa ketika ditambahkan ke dalam
makanan (Lelo, 2014).
2.6 Sensor
Sensor merupakan perangkat yang merubah besaran fisis menjadi besaran elektris
(Kenny, 2005). Besaran fisis yang berasal dari sensor dikirim ke pengkondisi
sinyal dalam bentuk elektrik (Ariyus dkk, 2008). Sensor tidak dapat berdiri sendiri
melainkan membutuhkan pengkondisi sinyal yang harus kompatibel dengan
perangkat keras pengukuran (Taylor, 2000). Sensor digunakan sebagai elemen
yang langsung mengadakan kontak dengan besaran yang diukur (Sumarno, 2001).
Sensor dapat dikatakan sebagai translator dari besaran fisis menjadi besaran
elektris (Fraden, 2004). Sensor dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu
sensor pasif dan sensor aktif. Sensor pasif adalah sensor yang tidak membutuhkan
sumber energi tambahan untuk membangkitkan sinyal elektris dalam menanggapi
stimulus dari luar, sedangkan sensor aktif membutuhkan catu daya pada
operasinya (Wilson, 2005).
25
a. Sensor Kapasitor
Kapasitor merupakan suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk
menyimpan energi lisrik dalam bentuk tegangan, kapasitor pada dasarnya terbuat
dari dua buah plat logam yang saling sejajar satu dan yang lainnya dan di antara
kedua pelat logam tersebut terdapat bahan isolator yang disebut dielektrik. Bahan
dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai kapasitansi dari kapasitor. Adapun
bahan dielektrik yang sering digunakan adalah keramik, kertas, udara, dan metal
film (Rusmandi, 2001).
Kapasitor adalah suatu perangkat yang terdiri dari dua elektroda yang dipisahkan
oleh isolator. Kapasitor umumnya terdiri dari dua lempeng pelat yang dipisahkan
oleh zat non konduktif yang disebut dielektrik (Ԑr). Bahan dielektrik bisa berupa
udara, mika, keramik, bahan bakar, atau bahan isolasi lainnya yang cocok. Energi
atau muatan listrik disimpan pada pelat. Gambar 2.7 mengilustrasikan rangkaian
konfigurasi dasar dari muatan kapasitor sesaat setelah sakelar tertutup (Tezric et
al, 2012).
Gambar 2.7 Kapasitor yang digunakan pada rangkaian untuk menyimpan muatanlistrik (Tezric et al, 2012)
Setelah tegangan diberikan ke kedua terminal kapasitor, plat konduksi akan mulai
menyimpan energi listrik hingga beda potensial pada kapasitor sesuai dengan
26
sumber tegangan, muatan listrik yang tetap berada pada plat setelah sumber
tegangan di-disconnect kecuali komponen lainnya mengonsumsi muatan ini atau
kapasitor kehilangan muatan dikarenakan kebocoran, karena tidak ada dielektrik
dengan isolator yang sempurna. Kapasitor dengan kebocoran kecil dapat menahan
muatannya untuk jangka waktu yang cukup lama. Pelat yang terhubung dengan
terminal positif menyimpan muatan positif (+Q) pada permukaannya dan pelat
yang terhubung dengan terminal negatif menyimpan muatan negatif (-Q). Waktu
yang dibutuhkan untuk memenuhi muatan kapasitor ditentukan dari konstanta
waktu (τ). Nilai dari konstanta waktu mendeskripsikan waktu yang digunakan
untuk mengisi kapasitor hingga 63% dari total kapasitansi (Tezric et al, 2012).
b. Pengertian Kapasitansi
Kapasitansi adalah properti elektrik dari kapasitor. Kapasitansi adalah ukuran dari
jumlah muatan yang dapat disimpan di dalam kapasitor pada tegangan tertentu.
Kapasitansi dinyatakan dalam Farad (F) dan dapat didefinisikan dalam persamaan
2.11 berikut:
= (2.4)
dengan:
C = kapasitansi (Farad);
Q = besarnya muatan yang disimpan di dalam pelat (Couloumb);
V = tegangan yang diberikan pada pelat (Volt).
Kapasitor dengan kapasitansi satu Farad dapat menyimpan 1 Couloumb muatan
ketika tegangan yang diberikan oleh sumber teganga adalah 1 V. Tipikal range
nilai kapasitansi dari sekitar 1 pF (10-12 F) hingga sekitar 1000 µF (10-3 F). Medan
27
listrik akan berada diantara kedua pelat kapasitor jika tegangan diberikan ke salah
satu pelat elektrik. Yang dihasilkan oleh medan listrik disebabkan oleh perbedaan
antara muatan listrik tersimpan di permukaan masing-masing pelat. Kapasitansi
mendeskripsikan efek pada medan listrik yang disebabkan oleh jarak diantara
kedua plat. Kapasitansi bergantung pada geometri dari konduktor dan tidak pada
sumber eksternal dari muatan atau beda potensial. Jarak antara kedua pelat
kapasitor di cover oleh material dielektrik. Secara umum, nilai kapasitansi
ditentukan oleh material dielektrik, jarak diantara kedua plat, dan area di antara
masing masing pelat. Kapasitansi kapasitor dapat dinyatakan berdasarkan
geometri dan konstanta dielektrik dengan:
C=Ԑ Ԑ0 (2.5)
dengan:Ԑ = Permivitas relatif (F/m)Ԑ0 = Permivitas ruang hampa (8,854 x 10-12 F/m)
A = Luas pelat (m2)
d = Jarak pemisah antara kedua pelat (m)
Fenomena kapasitansi berkaitan dengan medan listrik diantara kedua pelat
kapasitor. Kekuatan medan listrik diantara kedua pelat menurun sesuai dengan
jarak diantara kedua pelat konduktif bertambah. Kekuatan medan yang lebih
rendah atau jarak pemisah yang lebih besar akan melemahkan nilai kapasitansi.
Pelat konduktif dengan area permukaan yang lebih lebar mampu menyimpan
muatan elektrik yang lebih banyak; karena itu, nilai kapasitansi yang lebih besar
diperoleh dari area permukaan yang lebih kuat (Tezric et al, 2012).
28
c. Konstanta dielektrik
Bahan dielektrik merupakan bahan yang apabila diberikan medan potensial
(tegangan) dapat mempertahankan perbedaan potensial yang timbul di antara
permukaan yang diberikan potensial tersebut. Fungsi dari bahan listrik dielektrik
diantaranya adalah menyimpan energi listrik (dalam bentuk muatan) misalnya
pada kapasitor dan memisahkan bagian bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan (isolator). Meskipun isolator juga memiliki induktivitas listrik yang
rendah, namun istilah dielektrik biasa digunakan untuk bahan-bahan isolator
yang memiliki tingkat kemampuan pengutuban yang tinggi yang besarnya
diwakili olehkonstanta dielektrik. Umumnya bahan dielektrik adalah bahan
isolator atau bahan yang tidak bisa menghantarkan listrik. Namun akibat adanya
aliran listrik yang merupakan aliran elektron, atom penyusun dielektrik menjadi
tidak seimbang dan akhirnya menimbulkan muatan-muatan listrik. Sehingga
setiap bahan dielektrik memiliki nilai permitivitas relatif masing-masing, yang
akhirnya mempengaruhi nilai kapasitansi (Fuchs, 2009).
Suatu material non-konduktor seperti mika, kertas, dan air disebut dielektrik (lih.
Table 2.1). Ketika ruang diantara dua konduktor pada suatu kapasitor diisi
dengan dielektrik, kapasitansi naik sebanding dengan faktor k yang merupakan
karakteristik dielektrik dan disebut sebagai konstanta dielektrik. Kenaikan
kapasitansi disebabkan oleh melemahnya medan listrik diantara keping kapasitor
akibat kehadiran dielektrik. Dengan demikian, untuk jumlah muatan tertentu
pada keping kapasitor, beda potensial menjadi lebih kecil dan kapasitansi
kapasitor akan bertambah besar (Tipler, 1991).
29
Tabel 2.2 Nilai Konstanta Dielektrik Beberapa (Giancoli, 2001).
Material Konstanta Dielektrik (K) Kekuatan Dielektrik(kV/mm)
Vakum 1,00000 -Udara kering 1,00054 0,8Air 78 -Mika 5,4 10-150Kertas 3,5 14Pirek 4,5 13Polietilen 2,3 50Teflon 2,1 60Titanium Oksida 100 6
2.7 Refraktometer
Refraktometer tipe hand-held merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk menganalisis kadar sukrosa pada bahan makanan. Refraktor terdiri atas
beberapa bagian yaitu, kaca prisma, penutup kaca prisma, sekrup pemutar skala,
grip pegangan, dan lubang teropong (Atago, 2000).
Gambar 2.8 Bagian–bagian refraktometer (Atago, 2000).
Satuan skala pembacan refraktometer yaitu oBrix merupakan satuan skala yang
digunakan untuk pengukuran kandungan padatan terlarut. Skala oBrix dari
refraktometer sama dengan berat gram sukrosa dari 100gr larutan sukrosa. Jika
yang diamati adalah daging buah, skala ini menunjukkan berat gram sukrosa dari
30
100gr daging buah. Refraktometer bekerja menggunakan prinsip pembiasan
cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika cahaya datang dari udara ke dalam
larutan maka kecepatannya akan berkurang. Fenomena ini terlihat pada batang
yang terlihat bengkok ketika dicelupkan ke dalam air. Refraktometer
menggunakan prinsip ini untuk menentukan jumlah zat terlarut dalam larutan
dengan melewatkan cahaya ke dalamnya. Sumber cahaya ditransmisikan oleh
serat optik ke dalam salah satu sisi prisma dan secara internal akan dipantulkan ke
interface prisma dan sampel larutan. Bagian cahaya ini akan dipantulkan kembali
ke sisi yang berlawanan pada sudut tertentu yang tergantung dari indeks bias
larutannya (Purwono, 2002).
Gambar 2.9 Sedotan dimasukkan dalam gelas berisi air biasa (atas). Sedotandimasukkan dalam gelas berisi larutan gula (bawah) (Purwono, 2002)
Prinsip kerja refraktometer adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Seperti
terlihat pada gambar 2.9. pada gambar pertama, sebuah sedotan yang dicelupkan
ke dalam gelas yang berisi air akan telihat terbengkok. Pada gelas kedua, sebuah
sedotan dicelupkan ke dalam sebuah gelas yang berisi larutan gula, terlihat
sedotan terbengkok lebih tajam. Fenomena ini terjadi karena adanya refraksi
31
cahaya. Semakin tinggi konsentrasi bahan terlarut (rapat jenis larutan), maka
sedotan akan semakin terlihat bengkok secara proporsional. Besarnya sudut
pembngkokan ini disebut Refractive Index (Purwono, 2002).
Mengkalibrasi refraktometer merupakan tahap pertama dalam mengevaluasi
kandungan gula pada buah. Kalibrasi menverifikasi garis nol pada skala
pembacaan, memastikan bahwa pembacaan sample jus buah tersebut akurat.
Refraktometer harus selalu di kalibrasi di awal setiap penggunaan, dan bergantung
pada berapa banyak sample yang akan diukur.Untuk mengalibrasi refraktometer
dibutuhkan sumber air murni dan hasil uji sampel yang sudah diketahui nilai
konsentrasi sukrosanya. Air digunakan untuk menentukan garis nol pada
refraktometer sehingga ekstrak buah dapat diukur dengan tepat. Sumber air yang
ideal adalah air deionisasi atau destilasi, dan dipastikan air bebas dari kandngan
sodium, kalsium, besi, dan pengotor lainnya (Varquez et al, 2011).
2.8 Liquid Crystal Display (LCD)
Liquid crystal display (LCD) adalah salah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD
terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan panel LCD sebagai media
penampil informasi dalam bentuk huruf/angka jumlah baris, masing–masing baris
bisa menampung jumlah huruf/angka. LCD merupakan modul penampil yang
banyak digunakan karena tampilannya menarik. LCD yang umum digunakan, ada
yang panjangnya hingga 40 karakter (2x40 dan 4x40), dimana kita menggunakan
DDRAM untuk mengatur tempat penyimpanan tersebut. Bagian kedua merupakan
sebuah system yang dibentuk dengan mikrokontroler yang ditempel dibalik pada
panel LCD, berfungsi mengatur tampilan LCD. Dengan demikian pemakaian
32
LCD M1632 menjadi sederhana, sistem lain cukup mengirimkan kode-kode
ASCII dari informasi yang ditampilkan. Di bawah ini adalah gambar LCD 4x20
karakter (Rizal, 2007).
Pada modul LCD sudah terdapat driver untuk mengubah ASCII output
mikrokontroler menjadi tampilan karakter. Rangkaian ini terhubung ke pada pin
Arduino Uno, yang merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komperator analog dan Timer Osilator. Tampilan karakter pada LCD diatur
oleh Pin Enable (E), pin Register Select (RS) dan Read Write (RW). Pin RW dan
Vss dihubungkan ke ground karena LCD hanya melakukan operasi write, dan data
bus yang digunakan hanya 4 yaitu D4 - D7. Pin VDD dan Vee terhubung pada
Vcc Arduino Uno.
Gambar 2.9 LCD Karakter 4x20
Spesifikasi LCD adalah sebagai berikut.
a. Tampilan 20 karakter 4 baris dengan matrik 5 x 7 + kursor.
b. ROM pembangkit karakter 192 jenis.
c. RAM pembangkit karakter 8 jenis (diprogram pengguna).
d. RAM data tampilan 80 x 8 bit (8 karakter).
e. Duty ratio 1/16.
f. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit
mikroprosesor.
33
g. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan (display
clear), posisi kursor awal (cursor home), tampilan karakter kedip (display
character blink), penggeseran kursor (cursor shift) dan penggeseran tampilan
(display shift) (Rizal, 2007).
34
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai Mei 2018.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk merealisasikan sistem akuisisi data tingkat kemanisan
buah jeruk sebagai berikut.
1. Laptop, untuk membuat program.
2. Refraktometer sebagai kalibrator dari alat yang akan dibuat.
3. Arduino, sebagai sistem utama yang digunakan dalam penelitian
4. Kabel USB, untuk mendownload program
5. Batu Baterai, sebagai sumber tegangan yang digunakan dalam penelitian
6. Lem tembak untuk merekatkan alat
7. Solder, untuk menyatukan kabel pada komponen, dll.
Bahan–bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Buah jeruk siam sebagai bahan uji eksperimen.
2. Kawat timah untuk menempelkan komponen pada PCB.
3. Aquades untuk bahan uji kalibrasi refraktometer.
35
4. Bread board untuk menghubungkan komponen – komponen pada rangkaian
5. Kabel jumper, untuk menghubungkan komponen-komponen yang digunakan
dalam penelitian
6. Potensiometer, untuk mengatur hambatan yang diperlukan
7. Plat tembaga sebagai elektroda sensor kapasitansi,dll
3.3 Rancangan Prosedur Penelitian
Dalam perancangan sistem akuisisi data tingkat kemanisan buah jeruk
menggunakan Arduino ini, dilakukan beberapa tahapan.
a. Perancangan Rangkaian
Pada tahap ini dilakukan proses perancangan rangkaian yang akan digunakan
dalam pembuatan sistem, setelah selesai, dilakukan pengujian rangkaian untuk
menguji kelayakan rangkaian. Setelah pengujian rangkaian berhasil dilanjutkan
tahap berikutnya.
b. Pembuatan Program
Pada tahap ini dibuat program untuk membaca tingkat kemanisan pada buah
jeruk. Dalam penelitina ini perangkat yang digunakan adalah Bahasa
pemrograman Arduino dan Emdebe Loader V2.0-For Arduino yang digunakan
untuk menuliskan kode guna mengontrol Arduino Uno dan mengirimkan hasil
kompilasi ke Arduino Uno. Setelah program selesai, dilakukan pengujian program
untuk memastikan bahwa program yang dibuat dapat berjalan dengan baik.
Setelah pengujian berhasil, dilakukan tahap berikutnya
36
c. Penyusunan Rangkaian
Merupakan proses pembuatan alat ukur kemanisan dengan menggabungkan
rangkaian-rangkaian yang telah dibuat, kemudian melakukan pengujian alat untuk
memastikan sistem dapat bekerja dengan baik. Setelah berhasil dilakukan tahap
berikutnya.
d. Pengukuran dengan Refraktometer
Merupakan proses pengujian dengan menggunakan refraktometer yang telah
dibuat untuk mengambil data penelitian. Pengukuran menggunakan refraktometer
dilakukan sebagai acuan atau pembanding pada pengukuran yang akan dilakukan
menggunakan sistem yang telah dibuat. Sehingga diharapkan hasil pengukuran
pada sistem memiliki nilai keakuratan yang sebanding dengan refraktometer.
e. Analisia Data
Setelah data diperoleh dari hasil pengukuran, data diolah untuk mendapatkan nilai
kebenaran dan error pada alat yang telah dibuat. Sehingga dapat diketahui tingkat
keakuratan pada sistem. Kemudian dibuat kesimpulan penelitian.
3.4 Perancangan Sistem
a. Pembaca Nilai Analysis Digital Converter (ADC)
Rangkaian membaca nilai ADC dibuat untuk mengonversi data analaog pada
sisitem menjadi data digital yang akan ditampilkan pada LCD.
Berikut merupakan rangkaian ADC yang digunakan dalam penelitian,
37
Gambar 3.1 Rangkaian Membaca Nilai ADC
b. Rangkaian Pembaca Tegangan Analog (Read Analog Voltage)
Tegangan yang masuk dikonversi terlebih dahulu menjadi data digital. Arduino
yang digunakan adalah Arduino UNO. Pin analog Arduino dapat menerima nilai
hingga 10 bit sehingga dapat mengkonversi data analog menjadi 1024 keadaan.
Berikut rangkaian membaca tegangan anaog yang digunakan pada penelitian,
Gambar 3.2 Rangkaian Membaca Tegangan Analog
c. Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD)
Rangkaian LCD berfungsi untuk menampilkan 4 kali 20 karakter yaitu 16karakter
untuk baris atas dan 16 karakter untuk baris kedua sampai baris keempat. LCD
memiliki 14 pin yang berfungsi untuk menghubungkan LCD dengan rangkaian
yang lain, sehingga LCD dapat berfungsi seperti keinginan pada sistem.
38
Gambar 3.3 Rangkaian LCD
Pada modul LCD sudah terdapat driver untuk mengubah ASCII output
mikrokontroler menjadi tampilan karakter. Rangkaian ini terhubung ke pada pin
Arduino Uno, yang merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komperator analog dan Timer Osilator. Tampilan karakter pada LCD diatur
oleh Pin Enable (E), pin Register Select (RS) dan Read Write (RW). Pin RW dan
Vss dihubungkan ke ground karena LCD hanya melakukan operasi write, dan data
bus yang digunakan hanya 4 yaitu D4 - D7. Pin VDD dan Vee terhubung pada
Vcc Arduino Uno. Pada penelitian ini LCD berfungsi sebagai penampil data.
3.5 Rancangan Perangkat Lunak
Perangkat lunak berkaitan dengan kinerja perangkat keras. Perangkat lunak
(software) digunakan untuk menjalankan perangkat keras. Dalam penelitian ini
software yang digunakan adalah Bahasa Pemrograman Arduino dan Emdebe
Loader V2.0-For Arduino yang bermanfaat untuk menuliskan kode untuk
mengontrol Arduino Uno dan mengirimkan hasil kompilasi ke Arduino Uno.
3.6 Data Hasil Pengukuran
Pengujian awal yang dilakukan adalah mengukur tingkat kemanisan buah jeruk
dengan menggunakan sensor kapasitor semi silinder. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat kemanisan buah jeruk berdasarkan perubahan nilai
39
dielektrik. Tabel 3.1 berikut adalah tabel pengujian tingkat kemanisan buah jeruk
menggunakan sensor kapasitansi
Tabel 3.1 Rancangan Data Pengukuran dengan Refraktometer
Buah ke - (V) Kadar gula (oBrix)Tegangan(V)
12345
Data yang diperoleh dari Tabel 3.1 kemudian di plot ke dalam bentuk grafik
sehingga dapat diketahui hubungan antara tegangan keluaran yang diperoleh dari
hasil pengukuran buah jeruk terhadap kadar gula yang terkandung di dalam buah
jeruk. Gambar 3.4 menunjukkan grafik hubungan tegangan keluaran dengan kadar
gula dalam buah jeruk.
Gambar 3.4 Grafik hubungan tegangan terhadap kadar gula pada buah
Gambar 3.4 menunjukkan grafik hubungan tegangan terhadap kadar gula pada
buah sehingga dapat diketahui apakah sistem dapat mengukur kadar kemanisan
buah jeruk dengan baik atau tidak.
0
2
4
6
8
10
12
14
0 1 2 3 4 5 6
Tega
ngan
Kel
uara
n
Kadar gula pada buah (Brix)
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian pada sistem akuisisi data tingkat kemanisan buah
jeruk menggunakan Arduino, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil analisis pengukuran pada buah jeruk menunjukan bahwa semakin
tinggi tegangan pada buah jeruk, maka semakin tinggi tingkat kemanisan
buah, begitupun sebaliknya. Semakin rendah tegangan pada buah jeruk
maka semakin rendah tingkat kemanisan buah tersebut.
2. Sistem akuisisi data tingkat kemanisan buah jeruk telah direalisasikan
menggunakan Arduino Uno dengan pembanding hasil pengukuran
menggunakan refraktometer.
3. Range pengukuran pada penelitian ini 0V hingga 5V tegangan masukan
dan 0% hingga 14%Brix.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat dikemukakan
antara lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan nilai
tegangan dan %brix pada buah jeruk dengan lebih akurat agar dapat dilakukan
perbandingan pengukuran dengan lebih akurat.
54
DAFTAR PUSTAKA
Adrijanto, Junaedy Okky. 2015. Sistem Kontrol Rumah Pintar Menggunakan ArduinoUno Berbasis Android. Politeknik Negeri Manado: Manado.
Alonso, M dan Finn, E. J. 1992. Dasar-Dasar Fisika Universitas Jilid 2. Erlangga.Jakarta.
Ariyus, Andiyanto dan Hari. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMega16Menggunakan Bahasa C (Code Vision AVR). Informatika: Bandung.
Atago. 2000. Hand-Held Refractometer. Intruction Manual. Atago Co., Ltd. Tokyo.
Azhari, Hasyim, 2011. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah SubtropikaBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Error! Hyperlink referencenot valid. (diakses pada tanggal 18 April 2018 pukul 20.30 WIB).
Batubara, Rizal. 2005. Sistem Akuisisi Data. Jurnal Teknik Elektro. Vol. 3, No. 1 –Juni 2005 ISSN : 1693 – 6787.USU: Medan.
Bhosale, Ajit A. 2017. Detection of Sugar Content in Citrus Fruits by CapacitanceMethod. Procedia Engineering. Vol. 181. 466-471 hlm.
Bogart, T.F, Jr. 1992. Elektronic Devices and Circuits Edisi ke-4. Prentice HallInternational.
Djuandi, Feri. 2011. Pengenalan arduino. Teknik elektro universitas trisakti,Jakarta.
Fraden, J. 2004. Handbook of Modern SensorPphysics. Design and AplicationSpringer-verlag. New York.
Fuchs. A. 2009. Capacitive Sensing to Determine The Moisture Content Of WoodPellets-Investigation. International Journal on Smart Sensing and IntelligentSystems. Vol.2, No.2.
Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Dasar jilid 2. Erlangga. Jakarta.
55
Hari, dani. 2006. Antarmuka komputer serial inframerah pada sistem akuisisi data kanaljamak untuk instalasi nuklir dan bahan kimia mudah terbakar. Risalah LokakaryaKomputasi Dalam Sains Dan Teknologi Nuklir Xvii, Agustus 2006 (225-248)Pandawa Telu: Purwokerto.
Hidayat, Haerul. 2015. Estimasi Kemasakan Buah Pisang Menggunakan SensorKapasitansi (Skripsi). Jurusan Fisika Universitas Jember. Jember.
Jamaludin, D. Aziz, A,S. dan Ibrahim, N,U,A. 2014. Dielectric Based Sensing Systemfor Banana Ripeness Assesment. International Journal of Enviromental Scienceand Development, Vol. 5. No. 3. Malaysia.
Juansah, J., I. W. Budiastra, K. Dahlan, dan K. B. Seminar. 2012. Electrical Behaviourof Garut Citrus Fruit During Ripening Changes in Resistance and Capacitance.Models of Internal Fruit. International Journal of Engineering and TechnologyIJET-IJENS. Vol. 12, No. 04. 1-8 hlm.
Kenny. 2005. Introduction to Physics for Scientists and Engineers. New York. McGraw-Hill.
Lelo, Tute. 2014. Standar Operasi Prosedur (SOP) Budidaya jeruk Siam BanjarKalimantan Tengah. Dinas Pertanian dan Peternakan. Kalimantan Tengah.
Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler danPemrogramannya Menggunakan Arduino. Andi Offset. Yogyakarta.
Nugroho, Setya Muhammad Rahmadi. 2003. Akuisisi Data Menggunakan UniversalSerial Bus. Makalah Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Fakultas TeknikUniversitas Diponegoro. Semarang.
Maulana, Andi. 2012. “Interfacing”. http;//beskem.net/pengertian-interfacing’ serial danpararel (diakses pada tanggal 18 April 2018 pukul 20.30 WIB).
Morris, Alan. S. 2001. Measurentment and Instrumentation Principles. London:ReadEducational and Professional Publishing Ltd. Halama 16 – 21.
Muna, Fadhul. 2012. “Pengukuran”. http;//diaryfisika/blogspot.com/karakteristik- alat-ukur. Diakses pada tanggal 22 Februari pukul 05.23 WIB.
Napitupulu, D. D. Handoko, dan H. Sembiring., 2000. Penanganan Pasca Panen BuahJeruk. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Medan.
Pracaya, 1996. Jeruk Manis : Varietas, Budidaya dan Pasca Panen. Swadaya. Jakarta.
Prihatman, Kemal. 2000. Budidaya Buah Jeruk. Deputi Menegristek BidangPendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
56
Purwono. 2002. Penggunaan Pengukuran Brix untuk Menduga Rendemen Nyata DiPabrik Gula Putih Mataram, Lampung. Divivi R & D Pabrik Gula PutihMataram. Lampung.
Putra, A.E, 2002. Teknik Antarmuka Komputer: Konsep dan Aplikasi. Graha Ilmu:Yogyakarta.
Ranganna, S., 1997. Manual of Analysis of Fruits and Vegetables Products. Mc. GrawHill Publishing Co Ltd. New Delhi.
Rizal,Gamayel,2007. Pengertian Elektronik Digital Liquid Crystal Display.ITB.Bandung
Rusmandi, D. 2001. Mengenal Komponen Elektronika. Pionir Jaya. Bandung.
Saputri, Zaratul Nisa. 2014. Aplikasi Pengenalan Suara Sebagai Pengendali PeralatanListrik Berbasis Arduino Uno. Universitas Brawijaya: Malang.
Simbolon, Feronika Paulina M., 2008. Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin dan LamaPenyimpanan Terhadap Mutu Buah Jeruk Manis (Citrus Sinensis, Linn) (Skripsi).Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Soltani, M., Alimardani, dan R., M. Omid. 2011. Evaluating Banana Ripening Statusfrom Measuring Dielectric Properties. Journal of Food Engineering. Vol. 105.625-631 hlm.
Sumarno, A.S.H. 2001. Perancangan Tranduser Pengubah Normalitas Zat KCL ketegangan DC. Jurnal Bisnis dan Teknologi Volume 9 No 3. Desember tahun 2001diterbitkan oleh Universitas Brawijaya: Malang.
Sutopo, 2011. Penanganan Panen dan Pasca Panen Buah Jeruk.http://www.kpricitrus.wordpress.com (diakses pada tanggal 18 April 2018 pukul20.30 WIB
Taylor, H.R. 2000. Acquisition For Sensor System champion and Hall. Great Britain.327 Hlm.
Tezric, E., J. Tezric, R. Nagarajah, dan M. Alamgir. 2012. A Neural Network Approachto Fluid Quantity Measurement in Dynamic Environments. Springer. London.
Tipler, P. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik, Edisi ke-3; Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Varquez, Stephen, dan Shannon Mueller. 2011. Refractometer Calibration, Use, andMaintenance. California. University of California Cooperative Extension FresnoCounty.
57
Warsito, 2011. Sistem Instrumentasi Seri Akuisisi Data. Modul Kuliah SistemInsrumentasi: Bandar Lampung.
Warsito, dan Yuliansyah. 2002. Desain dan Realisasi Prototipe Sistem Conveyor yangdikendalikan oleh sebuah PC berbasis PPI8255. Jurnal Informatika Volume 2No.1 .Juni 2004 Diterbitkan Oleh STMIK Darmajaya: Bandar Lampung.
Wilson, J. 2005. Sensor Technlogy Handbook. Elseveir: Amsterdam.