sinus karotikus dan gangguan mekanisme kerja jantung

42
Mekanisme Kerja Jantung Felicia Ananda Baeha Waruwu Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana B1 / 102011410 [email protected] Pendahuluan Jantung adalah salah satu bagian dalam tubuh manusia yang mempunyai funsi memompakan darah ke seluruh tubuh. Darah inilah yang akan membawa nutrisi, oksigen, dan karbondioksida dalam proses metabolisme tubuh kita. Jika jantung mengalami masalah, maka sistem sirkulasi dalam tubuh juga pastinya akan terganggu. Jantung manusia terbagi atas empat ruangan yaitu atrium kanan-kiri dan ventrikel kanan dan kiri. Selain itu juga ada banyak pembuluh vena dalam jantung manusia yang membawa atau mengembalikan darah yang beredar di seluruh tubuh manusia. Jantung akan teus berdetak dan tak akan pernah berhenti. Jika jantung berhenti, maka kehidupan pun juga akan berhenti. Darah tidak lagi mengalir di dalam tubuh kita. Karena itu, jika jantung kita mengalamui gangguan, maka sirkulasi dalam tubuh juga akan terganggu. Jantung harus dijaga agar tetap dalam keadaan baik. Tinjauan Pustaka 1. Histologi Sistem Jantung dan Darah Sistem sirkulasi terdiri atas sistem vaskular darah dan sistem limfatik. Sistem vaskular darah terdiri atas terdiri dari jantung, darah, kapiler, dan vena. Jantung adalah organ

Upload: felicia-ananda-waruwu

Post on 02-Dec-2015

282 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

carvas

TRANSCRIPT

Page 1: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

Mekanisme Kerja Jantung

Felicia Ananda Baeha Waruwu

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

B1 / 102011410

[email protected]

Pendahuluan

Jantung adalah salah satu bagian dalam tubuh manusia yang mempunyai funsi

memompakan darah ke seluruh tubuh. Darah inilah yang akan membawa nutrisi, oksigen, dan

karbondioksida dalam proses metabolisme tubuh kita. Jika jantung mengalami masalah, maka

sistem sirkulasi dalam tubuh juga pastinya akan terganggu. Jantung manusia terbagi atas

empat ruangan yaitu atrium kanan-kiri dan ventrikel kanan dan kiri. Selain itu juga ada

banyak pembuluh vena dalam jantung manusia yang membawa atau mengembalikan darah

yang beredar di seluruh tubuh manusia. Jantung akan teus berdetak dan tak akan pernah

berhenti. Jika jantung berhenti, maka kehidupan pun juga akan berhenti. Darah tidak lagi

mengalir di dalam tubuh kita. Karena itu, jika jantung kita mengalamui gangguan, maka

sirkulasi dalam tubuh juga akan terganggu. Jantung harus dijaga agar tetap dalam keadaan

baik.

Tinjauan Pustaka

1. Histologi Sistem Jantung dan Darah

Sistem sirkulasi terdiri atas sistem vaskular darah dan sistem limfatik. Sistem vaskular

darah terdiri atas terdiri dari jantung, darah, kapiler, dan vena. Jantung adalah organ yang

mempunyai peranan sebagai pemompa darah ke bagian tubuh yang lain. Arteri adalah

serangkaian pembuluh aferen yang akan makin mengecil sewaktu bercabang. Arteri berfungsi

untuk mengalirkan darah, oksigen, dan nutrisi ke jaringan. Kapiler adalah suatu pembuluh

darah terkecil yang berupa suatu jalinan halus yang saling beranostomosis dan dindingnya

merupakan tempat berlangsungnya pertukaran zat antara darah dan jaringan. Vena adalah

pembuluh darah yang mempunyai ukura yang akan semakin membesar sewaktu pembuluh

masuk mendekati jantung, sambil membawa darah ke jantung untuk dipompa keluar. Sistem

sirkulasi biasanya dibagi juga atas mikrovaskular dan makrovaskular. Makrovaskular adalah

pembuluh dengan diameter yang lebih dari 0,1 mm (arteriol besar, arteri muskular dan elastis,

Page 2: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

vena muskular). Mikrovaskular adalah pembuluh darah yang hanya dapat dilihat oleh

mikroskop. Mikrovaskular adalah tempat terjadinya pertukaran antara darah dan jaringan

sekitar pada keadaan normal dan ketika terjadi suatu peradangan.1

Kapiler memiliki variasi struktural yang memungkinkan berbagai tingkat pertukaran

metabolik antara darah dan jaringan sekitarnya. Kapiler disusun oleh selapis sel endotel yang

tergulung untuk membentuk suatu saluran. Diameternya rata-rata 7-9 µm dengan panjang

kurang lebih 50 µm. Total panjang kapiler tubuh manusia adalah 96.000 km. Di sejumlah

tempat sepanjang kapiler dan venula pascakapiler, terdapat sel-sel yang berasal dari

mesenkim dengan cabang-cabang sitoplasma panjang yang mengelilingi sebagian sel endotel.

Sel-sel ini disebut sebagai sel perisit. Saat terjadi cedera jaringan, perisit akan berpoliferasi

dan berdiferensiasi membentuk suatu pembuluh darah baru di sel-sel jaringan ikat sehingga

akan ikut berpartisipasi dalam proses pemulihan. Kapiler terbagi atas empat macam, yaitu

kapiler kontinu (somatik), kapiler berfenesta (viseral), kapiler yang ada di ginjal, dan kapiler

sinusoid tak utuh.1

Kapiler kontinu ditemukan di semua jenis jaringan otot, jaringan ikat, kelenjar

esokrin, dan jaringan saraf. Di beberapa tempat, yang tidak disusun saraf, banyak vesikel

pinositotik terdapat pada kedua permukaan sel endotel. Vesikel penositotik juga dijumpai

dalam sitoplasma sel secara terpisah. Gelembung-gelembung itu terjadi karena invaginasi

membran sel selama proses minumnya sel yang dikenal sebagai pinositosis. Berfungsi untuk

mentranspor makromolekul melintasi sitoplasma endotel dalam dua arah. Ciri-ciri lainnya

adalah sitoplasma dari sel endotelnya tebal di daerah nukleus, tetapi menipis di daerah lain.

Mengandung organel yang umum untuk banyak sel lainnya, serta sejumlah besar gelembung

pinosit.

Gambar 1. Kapiler Kontinu2

Page 3: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

Kapiler berfenestra ditandai dengan adanya fenestra berukuran besar di dinding sel endotel,

ditutupi oleh diafragma yang lebih tipis dari membran sel. Diafragma ini tidak memiliki

struktur trilaminar dari unit embran. Lamina basal di kapiler berfenestra bersifat kontinu.

Banyak ditemui di jaringan tempat berlangsungnya pertukaran zat secara tepat antara jaringan

dan darah, seperti di ginjal, usus, dan kelenjar endikrin. Pada suatu percobaan, makromolekul

yang disuntikkan ke dalam aliran darah dapat menembus dinding kapiler melalui fenestra dan

masuk ke celah-celah jaringan.

Kapiler jenis ketiga secara khas dijumpai di glomerulus ginjal. Kapiler ini adalah

kapiler yang berfenestra tanpa diafragma. Pada jenis ini kapiler darah dipisahkan dari

jaringan hanya oleh sebuah lamina basal yang sangat tebal dan utuh, yang terletak dibawah

fenestra. Kapiler sinusoid tak utuh memiliki ciri (1) kapiler berkelok-kelok dengan diameter

yang besar (30-40 µm yang melambatkan aliran darah. (2) Sel endotel membentuk lapisan

diskontinu dan dipisahkan satu sama lain oleh celah-celah lebar. (3) sitoplasma sel endotel

memiliki banyak fenestra tanpa diafragma. (4) makrofag terdapat diantara atau diluar sel-sel

endotel. (5) lamina basal yang tidak utuh. Kapiler sinusoid ini terutama dijumpai di dalam

hati dan organ hematopoietik seperti sumsum tulang dan limpa. Pertukaran antara darah dan

jaringan sangat dipermudah oleh struktur dinding kapiler.1,4

Kapiler akan beranostomosis secara bebas, membentuk suatu jalinan luas yang

menghubungkan arteri dan vena kecil. Arteriol akan bercabang menjadi pembuluh-pembuluh

kecil yang dikelilingi oleh lapisan otot polos yang tidak utuh, yakni metarteriol. Metateriol Gambar 3. Kapiler sinusoid5

Gambar 2. Fenestra kapiler 3

Page 4: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

akan bercabang menjadi kapiler-kapiler. Konstriksi metarteriol akan membantu pengaturan

aliran darah dalam kapiler bila aliran darah tidak diperlukan seluruhnya dalam jaringan

tersebut di semua jaringan kapiler. Di jaringan tertentu terdapat anostomosis arteriovenosa

yang memungkinkan arteriol mencurahkan isisnya langsung ke dalam venula. Hal ini adalah

mekanisme tambahan yang ikut mengatur sirkulasi kapiler. Interkoneksi ini banyak terdapat

di otot rangka, kulit tangan, dan kulit kaki. Bila pemmbuluh anostomosis arterovenosa

berkontraksi, seluruh darah harus melewati jaringan kapiler. Bila pembuluh berelaksasi

sebagian darah akan secara langsung mengalir ke dalam vena dan tidak perlu mengalir

melalui kapiler. Aliran kapiler dikendalikan oleh stimulasi neural dan hormonal. Luasnya

jaringan kapiler berhubungan dengan aktivitas metabolik jaringan tersebut. Jaringan dengan

tingkat laju metabolisme tinggi (ginjal, hati, otot jantung, dan otot rangka) memiliki jalinan

kapiler yang luas; kebalikannya berlaku bagi jaringan dengan laju metabolisme yang rendah

(otot polos dan jaringan ikat padat). 1

Pembuluh darah umunya terdiri oleh tiga lapisan yaitu tunika intima, media, dan

adventisia. Tunika intima terdiri atas satu lapis sel endotel yang ditopang oleh lapisan

subendotel jaringan ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot polos. Pada arteri,

intima akan dipisahkan dari tunika media oleh lamina elastika interna, yaitu komponen

terluar intima. Lamina ini memiliki celah-celah (fenestra) yang memungkinkan terjadinya

difusi zat untuk memberikan nutrisi ke sel-sel bagian dalam dinding pembuluh. Tunika media

terdiri atas lapisan konsentris sel-sel otot polos yang tersusun secara berpilin. Diantara sel-sel

otot polos ini terdapat serat dan lamela elastin, serat retikulin, proteoglikan, dan glikoprotein

dalam jumlah yang bervariasi. Sel otot polos menjadi sumber sel dari matriks ekstrasel ini.

Pada arteri, tunika ini memiliki lamina elastika eksterna yang lebih tipis, yang

memisahkannya dari tunika adventisia. Tunika adventisia terdiri atas serat kolagen dan

elastin. Kolagen dalam adventisia berasal dari tipe I. Lapisan adventisia berangsur menyatu

dengan jaringan ikat organ tempat pembuluh darah berada. 1,4

Gambar 4. Pembuluh darah 6

Page 5: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

Pembuluh besar umumnya memiliki vasa vasorum yang berupa arteriol, kapiler atau

venula, yang bercabang-cabang dalam adventisia dan tunika media bagian dari luar. Vasa

vasorum akan membawa nutrisi ke tunika adventisia dan tunika media karena pada pembuluh

darah besar, lapisannya terlalu tebal untuk mendapat makanan secara difusi dari darah yang

mengalir di dalam lumennya. Vasa vasorum lebih banyak dijumpai di vena daripada arteri.

Pada arteri berdiameter sedang dan besar, tunika intima dan tunika media bagian dalam tidak

memiliki vasa vasorum. Lapisan-lapisan ini mendapat oksigen dan nutrien melalui difusi dari

darah yang beredar di dalam lumen pembuluh tersebut.

Pembuluh darah terdiri atas dua macam, yaitu vena dan arteri. Arteri bisa dibagi lagi

atas arteriol, arteri elastis dan arteri muskular. Arteri elastis adalah arteri yang mempunyai

dinding dengan banyak lapisan elastin berfenestra pada tunika medianya. Pembuluh ini

diregangkan terutama saat jantung berkontraksi (sistole). Penguncupan akibat kelenturan

dindingnya selama diastoleberfungsi sebagai pompa tambahan untuk mempertahankan aliran

agar tetap meskipun jantung berhenti berdenyut untuk sesaat. Tunika intimanya disusun oleh

endotel, epitel gepeng, dipisahkan dari elastika interna oleh jaringan ikat longgar dengan

sedikit fibroblas, kadang sel otot polos maupun serat kolagen halus. Endotel merupakan lapis

pembatas halus bagi pembuluh dan sawar difusi selektif partial antara darah dan tunika luar

dari dinding pembuluh. Sel endotel bertaut berdampingan saling melekat melalui taut kedap

dan kadang taut rekah. Selnya mengandung susunan organel umum yang berkumpul dibagian

sitoplasma. Tunika media arteri elastis terdiri atas banyak lamel elastis konsentris dengan

fenestra yang berselang-seling dengan lapis tipis yang terdiri atas sel otot polos terorientasi

melingkar, serat kolagen dan elastin dalam proteoglikan matriks ekstrasel. Lamel elastis dan

unsur ekstrasel lain disekskresikan oleh sel otot polos. Elastika internanya juga tidak begitu

Gambar 4. Pembuluh darah 6

Page 6: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

terlihat. Tunika adventisianya relatif tipis dan terdiri atas fibroblas, berkas memanjang serat

kolagen, dan anyaman longgar serat elastin halus.7

Arteri muskular mencakup arteri bronkial, femoral, radial, dan poplitea dan cabang-

cabangnya. Tunika intima lebih tipis dibanding tunika intima pada arteri elastis. Di luar

intima, pada potongan melintang, terdapat elastika interna jelas terlihat yang sering tampak

berombak akibat kontraksi media pembuluh. Endotel akan menyesuaikan dirinya dengan

elastika interna yang berombak dan menjulurkan tonjolan melalui tingkapnya untuk bertaut

pada sel otot polos paling dalam dari media. Fenestra dari elastika interna diduga juga

penting untuk nutrisi media yang avaskular serta memungkinkan difusi molekul kecil dari

lumen. Taut rekah yang dibentuk oleh cabang-cabang sel yang menerobos fenestra bergungsi

untuk mempertahankan hubungan metabolik endotel dengan otot polos media.Masing-masing

sel media dibungkus oleh lamina basalis khas. Cabang-cabang pendek meluas melalui

lubang-lubang pada lapisan ini untuk membentuk taut rekah dengna sel sebelah. Taut

tahanan-rendah ini penting untuk membentuk taut rekah dengan sel sebelah. Taut tahanan-

rendah penting untuk koordinasi kontraksi otot di tunika media. Dengan pewarnaan perak,

sel-sel itu tampak dikelilingi oleh anyaman serat retikulan. Pada mikrograf elektron, tampak

sebagai berkas-berkas serabut kolagen halus dalam ruang intersel sempit. Serabut yang lebih

kecil dalam media dihasilkan oleh sel otot polos sedangkan yang lebih besar, dalam

adventisia, dibentuk oleh fibroblas. Media juga mengandung serta elastin halus yang terutama

terorientasi melingkar. Elastika eksterna sering tampak sebagai lamina utuh pada batas media

dan adventisia. Pada permukaan luar terdapat fasikel kecil akson saraf tanpa mielin, ada yang

mengandung akumulasi mitokondria dan banyak vesikel sinaps. Saraf itu tidak memasuki

media namun agaknya berakhir pada elastika eksterna. Stimulasi saraf pada sel-sel otot polos

sudah jelas tergantung pada difusi neurotransmiter melalui fenestra lapis elastin ini.

Depolarisasi sel-sel otot polos perifer yang diakibatkan disebarkan ke seluruh media melalui

taut rekah diantara sel. Tunika adventisia dari muskular dapat lebih tebal dari media. Terdiri

dari obroblas, serat elastin dan kolagen, sebagian besar terorientasi memanjang. Ia menyatu

dengan jaringan ikat sekitarnya tanpa batas yang jelas, susunannya yang longgar dan

unsurnya yang terutama terorientasi memanjang tidak banyak menahan perubahan diameter

pembuluh dalam vasokontriksi ataupun vasodilatasi. Arteriol merupakan segmen sirkulasi

yang secara fisiologis merupakan unsur utama bagi tahanan perifer terhadap aliran yang

mengatur tekanan darah. Tunika intima terdiri atas endotel utuh dan lapisan subendotel yang

sangat tipis terdiri dari serat retikulin dan serat elastin. Pada arteriol yang lebih besar terdapat

elastika interna yang lebih tipis. Pada arteriol yang lebih besar tunika media terdiri atas dua

Page 7: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

lapis sel otot polos, namun pada arteriol yang lebih kecil hanya terdapat satu lapis otot polos

dan sel itu masing-masing mengelilingi sel endotel. Serat kolagen dan sedikit fibroblas

menyusun tunika adventisia yang sangat tipis. 7

Badan karotis yang terletak di dekat bifurkatio arteri karotis komunis adalah

kemoreseptor yang sensitif terhadap konsentrasi karobondioksida dan oksigen dalam darah.

Struktur ini mendapat banyak suplai darah dari jaringan kapiler berfenestra, yang

mengelilingi sel tipe I dan sel tipe II. Sel tipe I mengandung banyak vesikel berinti padat

yang menimbun dopamin, serotonin, dan adrenalin. Sel tipe II adalah sel penyokong.

Kebanyakan saraf di badan karotis adalah serabut aferen. Badan karotis sensitif terhadap

tekanan oksigen yang rendah, konsentrasi karbondioksida yang tinggi, pH darah arteri yang

rendah. Sinus karotikus adalah pelebaran kecil di arteri karotis interna Sinus-sinus ini

mengandung baroreseptor yang mendeteksi perubahan tekanan darah dan meneruskan

informasi ke SSP. Tunika media arteri di sinus lebih tipis sehingga memnugkinkan sinus

berespon terhadap perubahan tekanan darah. Tunika intima dan adventisia banyak

mengandung ujung saraf. Impuls saraf aferen diproses di otak untuk mengendalikan

vasokontriksi dan memperthankan tekanan darah.1

Venula pascakapiler dan kapiler akan berpartisipasi dalam proses pertukaran antara

darah dan jaringan. Tunika intimanya terdiri atas endotel dan lapisan subendotel yang sangat

tipis. Tunika media pada venula kecil mungkin hanya mengandung perisit kontraktil.

Pembuluh-pembuluh ini disebut venula pascakapiler atau venula perisit. Kebanyakan venula

mengandung otot dan venula sekurang-kurangnya memiliki beberapa otot polos dalam

dindingnya. Venula pasca kapiler memiliki sejumlah ciri yang sama dengan kapiler, misalnya

berpartisipasi dalam respon peradangan dan pertukaran sel dan molekul antara darah dan

jaringan. Venula juga dapat memengaruhi aliran darah di dalam arteriol dengan menghasilkan

dan menyekresi zat vasoaktif yang dapat berdifusi. Sebagian besar vena berukuran kecil atau

sedang. Tunika intima umumnya memiliki lapisan subendotel tipis, bahkan kadang tidak ada.

Tunika media terdiri atas berkas-berkas kecil serabut otot polos yang berbaur dengan serat

retikulin dan jalinan halus serat elastin. Tunika adventisia dengan kolagennya berkembang

dengan baik. Pembuluh vena besar dekat jantung adalah vena besar. Vena besar memiliki

tunika intima yang berkembang baik, namun tunika medianya lebih tipis, dengan beberapa

lapisan sel otot polos dan sejumlah besar jaringan ikat. Tunika adventisianya adalah lapisan

yang paling tebal dan paling berkembang dari ketiga lapisan lainnya. Vena ini, terutama yang

besar, dapat memiliki katup. Katup terdiri atas dua lipatan semilunar dari tunika intima, yang

menonjol ke dalam lumen. Katup terdiri atas jaringan ikat dengan banyak serat elastin dan

Page 8: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

dilapisi kedua sisinya oleh endotel. Katup ini mengarahkan aliran darah vena ke arah jantung.

Daya dorongnya diperkuat oleh kontraksi otot-otot rangka yang mengelilingi vena ini.1

Jantung adalah organ berotot yang berkontraksi secara ritmik, yang memompa darah

melalui sistem sirkulasi. Jantung juga berfungsi untuk menghasilkan sebuah hormon yang

disebut faktor natriuretik atrium. Dindingnya terdiri atas tiga tunika yaitu endokardium,

miokardium, dan perikardium. Endokardium bersifat homolog dengan intima pembuluh

darah. Endokardium terdiri atas selapis sel endotel gepeng, yang berada di atas selapis tipis

subendotel jaringan ikat longgar yang mengandung serat elastin dan kolagen, selain sel otot

polos. Yang menghubungkan miokardium pada lapisan subendotel adalah selapis jaringan

ikat yang mengandung vena, saraf, dan cabang dari sistem penghantar-impuls jantung (sel

purkinje). Miokardium adalah tunika yang paling tebal dari jantung dan terdiri atas sel otot

jantung yang tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung dalam pilinan yang

rumit. Sejumlah lapisan besar ini akan berinsersi ke dalam skeleton fibrosa jantung. Susunan

sel otot ini sangat bervariasi sehingga sediaan hsitologi dari sebagian kecil daerahnya, akan

memperlihatkan sel-sel yang tersusun dalam berbagai arah. Bagian luar jantung dilapisi oleh

epitel selapis gepeng yang ditopang oleh selapis tipis jaringan ikat yang membentuk

epikardium. Epikardium dapat disetarakan dengan lapisan viseral perikardium, yaitu

membran serosa tempat jantung berada. Diantara lapisan viseral dan lapisan parietal, terdapat

sejumlah kecil cairan yang memudahkan pergrakan jantung. Katup jantung terdiri atas

jaringan ikat fibrosa padat di pusat, yang dilapisi kedua sisinya oleh lapisan endotel. Dasar

katup melekat pada anulus fibrosis di skeleton fibrosa.1,4

Jantung mempunyai sistem khusus untuk membangkitkan stimulus ritmik yang

tersebar di seluruh miokardium. Sistem ini terdiri atas dua nodus yang terletak di atrium,

yaitu nodus sinoatrial (SA) dan nodus atrioventrikular (AV), serta berkas atrioventrikular.

Berkas atrioventrikular berasal dari nodus AV dan bercabang ke kedua ventrikel. Sel-sel dari

sistem penghantar impuls secara fungsional disatukan oleh taut celah. Nodus SA merupakan

massa sel otot jantung yang termodifikasi, berbentuk fusiform, serta lebih kecil dari sel otot

atrium. Nodus ini memiliki ebih sedikit miofibril. Sel-sel nodus AV serupa dengan sel nodus

Gambar 5 Lapisan Jantung8

Page 9: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

SA, namun juluran sitoplasmanya bercabang ke berbagai arah, dan membentuk jalinan.

Berkas AV dibentuk oleh sel-sel yang serupa dengan nodus AV. Akan tetapi, ke arah distal,

sel ini akan menjadi lebih besar dari sel otot jantung biasa dan memiliki tampilan tersendiri.

Sel purkinje memiliki satu atau dua inti di pusat dan sitoplasmanya kaya akan mitokondria

dan glikogen. Miofibrilnya jarang ditemui dan terutama terdapat pada di bagian tepi

sitoplasma. Setelah menyusuri lapisan subendokardium, miofibril memasuki ventrikel dan

membentuk lapisan intramiokardium. Susunan ini penting karena memungkinkan stimulus

mencapai lapisan terdalam otot ventrikel.1

2. Anatomi Sistem Jantung dan Peredaran Darah

Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di

rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan

vertebra (belakang) di posterior. Jantung memiliki dasar lebar di bagian atas dan meruncing

membentuk titik di ujungnya (apeks) di bagian bawah. Jantung terletak menyudut di bawah

sternum sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak di kanan dan apeks di kiri sternum.

Ketika jantung berdenyut kuat, apeks sebenarnya memukul bagian dalam dinding dada di sisi

kiri. Jantung dilindungi oleh suatu lapisan yang disebut perikardium. Perikardium adalah

kantong yang berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung

dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum, dan pleura yang

membungkus paru. Lapisan pertama perikardium adalah lapisan fibrosa luar pada

perikardium tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk

melindungi jantung. Pericardium fibrosa merupakan kantong berbentuk conus, ke superior

menyempit dan melanjut sebagai lapisan luar pembuluh darah besar dan fascia pretrachealis,

ke arah inferior melekat pada centrum tendineum dan pars muscularis diaphragma sinistra.

Pericardium fibrosa melekat pada dataran posterior sternum lewat ligamentum

pericardiacosternalis superior yang berhubungan dengan ujung superior corpus sternum dan

ligamentum pericardiacosternalis inferior yang berhubungan dengan ujung inferior corpus

sterni. Pembuluh darah yang terbungkus oleh pericardium fibrosa adalah aorta, vena cava

superior, arteri pulmonalis dextra dan sinistra serta keempat Vv. Pulmonales. Lapisan kedua

adalah serosa dalam yang juga terdiri dari dua lapisan yaitu membran viseral (epikardium)

yang menutup permukaan jantung dan membran parietal yang melapisi permukaan bagian

dalam fibrosa perikardium. Pericardium serosa merupakan kantung tertutup yang

berhubungan dengan pericardium fibrosa dan invaginasi jantung sehingga terbentuk pars

Page 10: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

parietalis dan pars visceralis. Pars visceralis (epicardium) membungkus jantung dan

pembuluh darah besar, dan pada pembuluh darah ini, pars visceralis mengadakan reflexi

(pelipatan balik) menjadi pars parietalis yang berbatasan superior dengan pericardium

fibrosa. Rongga perikardial adalah ruang antara membran viseral dan parietal. Ruang ini

mengandung cairan perikardial yang disekresi lapisan serosa untuk meumasi membran dan

mengurangi friksi. 9,10

Jantung terbagi atas paruh kanan dan kiri dengan empat buah rongga. Rongga-rongga

tersebut adalah atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium akan

menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke ventrikel yang memompa

darah dari jantung. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh suatu septum. Septum adalah

partisi kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Septum jantung

yang memisahkan atrium kanan dan kiri dinamakan septum intratial. Septum jantung yang

memisahkan ventrikel kanan dan kiri dinamakan septum interventrikular. Atrium mempunyai

dinding yang relatif tipis. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung,

menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru. Pada atrium kanan dapat ditemui

beberapa bagian lubang yaitu ostium vena cafa inferior et superior, sinus koronarius, dan

foramina venarum minimarum. Ostium vena cafa superior adalah muara dari vena cava

superior pada bagian superior posterior dari sinus venarum, lubangnya menghadap ke inferior

dan anterior sehingga darah tidak akan langsung menuju ke ostium atrioventricularis dextra.

Ostium ini tidak mempunyai valvula (katup). Ostium vena cafa inferior adalah muara dari

vena cava inferior pada bagian inferior sinus venarum dekat septum interatriorum. Ostium ini

lebih besar dari yang superior dan menghadap ke superior posterior, yang berfungsi

mengarahkan darah ke fossa ovalis(pada sirkulasi darah janin). Ostium ini mempunyai

valvula yang disebut valvula vena cafa inferor (valvula Eustachii). Valvula ini terjadi dari

peninggian lipatan endocardium yang melekat pada sisi ventral dan sinistra tepi ostium vena

cava inferior. Tepi bebas valvula cekung dan ujungnya berakhir sebagai 2 cornu. Cornu yang

sinistra melanjut pada tepi ventral limbus fossa ovalis, sedangkan cornu yang dextra meluas

pada dinding atrium. Sinus coronarius bermuara pada atrium dextra di antara vena cava

inferior dan foramen atrioventricularis dextra. Sinus ini berfungsi mengembalikan darah dari

substansia otot jantung. Mempunyai katup yang disebut valvula sinus koronarius (valvula

Thebessi). Valvula ini hanya satu, berbentuk semilunaris, merupakan lipatan lapisan

membran atrium dan melekat pada labium inferior dan dextra dari sinus coronarius. Bentuk

valvula ini dapat juga berbentuk cribriformis atau ganda. Valvula ini akan menutup pada

Page 11: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

waktu atrium dextra berkontraksi sehingga darah tidak dapat masuk ke dalam sinus

coronarius. Foramina venarum minimarum ini merupakan muara dari vv. Cordis minimae

(vena Thebessi) yang langsung bermuara ke dalam atrium dextra. Satu lubang muara yang

besar biasanya dapat dilihat pada dinding septum.10

Pada bagian ventrikulus dextra terdapat ostium atrioventricularis dextra, ostium

truncus pumonalis, dan trabacula carnae. Ostium atrioventricularis dextra merupakan apertura

berbentuk oval dengan diameter 4 cm, dikelilingi oleh cincin fibrosa yang kuat dan padanya

melekat valvula tricuspidalis. Valvula tricuspidalis (valvula atrioventricularis dextra)

mengelilingi ostium dengan lembaran tipis seperti daun yang mengarah ke ventrikel. Valvula

tricuspidalis terdiri dari 3 daun yang disebut cuspis. Cuspis anterior (cuspis ventralis/ cuspis

infundibulum) melekat pada dinding anterior conus arteiosus, Cuspis posterior (cuspis

dorsalis/cuspis marginalis) dan cuspis medialis (cuspis septalis) melekat pada dinding septum

ventrikel. Permukaan atricel dari cuspis licin, ditutupi endocardium dari atrium, sedang

permukaan vetriculairnya ireguler, tepi bebasnya bergerigi dan dilekati oleh chorda tendinae.

Chorda ini berfungsi untuk mencegah tekanan balik dan regurgitasi darah ke dalam atrium

selama fase sistolik. Chorda ini melekat pada apex dan bagian tepi facies ventricularis dari

cuspis, sedang ujung lain melekat pada dinding muscularis. Chorda ini umumnya melekat

pada trabekula yang dikenal sebagai m. papillaris. Ostium truncus pumonalis merupakan

lubang bulat terdapat pada puncak conus arteriosus. Ostium ini terletak di sebelah superior

dan sinistra dari ostium atrioventricularis dextra dan menutupi septum interventricularis. Pada

ostium ini terdapat valvula pulmonalis yang terdiri dari 3 cuspis semilunaris yang dibentuk

oleh duplicatuut endocardium dan diperkuat oleh jaringan ikat fibrosa. Cuspis melekat pada

dinding pembuluh darah yang mempunyai tepi yang bebas dan cekung. Di posterior cuspis

terdapat runag seperti kantung disebut sinus dan tempat perlekatan antara cuspis disebut

commissura. Masing-masing cuspis pada bagian tepi bebasnya terdapat penonjolan kecil

disebut nodulus/corpus Arantii, sedangkan bagian dari tepi bebas cuspis disebut lunula.

Trabacula carnae merupakan kumpulan otot yang ireguler yang membentuk permukaan

dalam ventricel, kecuali pada daerah conus arteriosus. Trabecula ada 3 macam, yaitu : rigi

sepanjang dinding ventricel, emnyilangi rongga ventricel dalam jarak pendek serta dilapisi

endocardium serta sebagai m. papillaris. Permukaan dalam conus arteriosus licin dan

dipersuperiori oleh rigi yang disebut crista supraventricularis. Crista ini dimulai dari dinding

dorsal berjalan ke anterior menuju ke truncus pulmonalis pada perlekatan cuspis anterior

valvula tricuspidalis. Trabecula juga dibagi atas trabecula septomarginalis dan M. Papillaris.

Page 12: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

Moderator band (trabecula septomarginalis) adalah pita lengkung otot pada ventrikel kanan

yang memanjang ke arah transversal dari dari septum interventrikular menuju otot papilaris

anterior. Otot ini akan membantu dalam transmisi penghantaran impuls. Otot papilaris adalah

penonjolan dari trabecula yang ke perlekatan kordae tendinae katup jantung.10-12

Atrium sinistra terdiri menjadi 2 bagian, yaitu (1) atrium propium (cavum principalis)

yang menjadi muara 4 vv. Pulmonales, pada masing-masing sisi bermuara 2 vena. Muara vv.

Pulmonales ini tidak mempunyai katup. Umumnya vv. Pulmonales bermuara pada 1 lubang.

Ostium atrioventricularis sinistra ukurannya lebih kecil dibanding yang dextra dan dilekati

oleh valvula mitralis. Permukaan bagian dalam atrium propium adalah halus. Pada septum

interatriorum terdapat cekungan yang tepinya dibatasi oleh peninggian yang mengelilingi

valvula foramen ovalis sisa dari septum primum yang bersatu menutupi lubang foramen ovale

pada waktu bayi lahir. (2) Auricula sinistra yang berbentuk panjang, sempit dan lebih

melengkung dibanding yang dextra. Lengkungan yang sebelah ventral mengelilingi basis

truncus pulmonalis dan hanya bagian ini yang dapat terlihat pada facies sternocostalis

jantung. Permukaan dalam auricula sinistra juga terdapat rigi muscular yang disebut mm.

pectinati.10-12

Ventriculus sinistra ikut membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh

facies diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis. Ventriculus sinistra ini lebih

panjang, lebih conus dan dindingnya tiga kali lebih tebal daripada yang dextra. Pada

permukaan dalam ventriculus sinistra dapat dijumpai 2 lubang, yaitu ostium atrioventricularis

sinistra dan ostium aorticus. Ostium atrioventricularis berukuran lebih kecil dibanding yang

dextra dan dikelilingi oleh cincin fibrosa. Pada ostium ini melekat valvula bicuspidalis

(valvula mitralis) yang terdiri dari dua cuspis degan ukuran yang tidak sama besar. Cuspis

yang besar terletak di sebelah ventral dan dextra berbatasan dengan ostium aorticum disebut

cuspis ventralis (cuspis anterior/cuspis aorticus). Cuspis yang kecil terletak di sebelah dorsal

disebut cuspis posterior (cuspis dorsalis). Kadang-kadang dijumpai 2 cuspis kecil pada sudut

pertemuan cuspis anterior dan posterior. Pada cuspis melekat chorda tendinae tetapi

berjumlah lebih sedikit dibanding dextra. Trabecula carnae sama dengan yang dextra tetapi

berjumlah lebih banyak dan tebal terutama di daerah apex dan dinding dorsal jantung.

Mempunyai 2 mm. papilares, yaitu m. papillaris anterior yang melekat pada dinding ventral

jantung dan mm. papillaris posterior melekat di sebelah dorsal. Pada ujung m. papillaris

melekat m. chorda tendinae dan dari masing-masing m. papillaris chorda tendinaenya menuju

dan melekat pada kedua cuspis. Ostium aorticum merupakan lubang bulat di sebelah ventral

dan dextra dari ostium atrioventicularis sinistra, mempunyai valvula semilunaris. Bagian dari

Page 13: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

ventricel yang letaknya di inferior ostium aorticum disebut vestibulum aorticum. Valvula

aorticus terdiri dari 3 cuspis semilunaris yag serupa dengan valvula pulmonalis tetapi

mempunyai ukuran lebih besar, lebih tebal dan kuat. Lanulanya lebih tegas serta nodulus

(corpora Arantii) lebih tebal dan menonjol. Di antara cuspis dan dinding aorta terdapat

pelebaran berupa kantung disebut sinus aorticus (sinus valsavae). Dari kedua sinus terdapat

lubang arteri coronaria cordis. Nama cuspis berdasarkan posisi jantung di dalam tubuh,

diantaranya valvula anterior, valvula posterodextra (terdapat ostium a. coronaria cordis

dextra), valvula posterosinistra (terdapat a. coronaria cordis sinistra).10-12

Jantung manusia juga mempunyai dua macam katup yaitu katup trikuspid dan

bikuspidalis. Katup trikuspidalis adalah katup yang terletak di atrium dan ventrikel kanan.

Katup ini mempunyai tiga buah daun katup jaringan ikat fibrosa iregular yang dilapisi

endokardium. Katup bikuspidalis ada diantara atrium dan ventrikel kiri. Katup ini

mempunyai dua buah daun katup. Katup bikuspidalis juga sering disebut katup mitral. Katup

ini melekat pada chorda tendinae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup

tricuspid. Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di luar jalur keluar ventricular

hantung sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Katup semilunar terdiri dari tiga kuspis

berbentuk bulan sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam pembuluh darah.

Tepi bebasnya memanjang ke dalam lumen pembuluh.9

Jantung mendapat persarafan dari R. cardiacus N. vagus dan truncus sympaticus.

Kedua saraf ini bergabung menjadi plexus cardiacus dan cabang-cabangnya, plexus

coronarius yang berjalan bersama a. coronaria. Saraf simpatis merupakan serabut

postganglionik dari medula spinalis segmen cervical dan thoracal bagian superior. Saraf

parasimpatis (N. vagus) merupakan serabut preganglionik di mana ganglionnya terletak di

jaringan ikat pericardium dari atrium dan di septum interatriorum). Pengaruh saraf

parasimpatis yaitu nodus sinoatrialis (memperlambat frekuensi ritme nodus), myocardium

(memperlemah kontraksi), fasciculus atrioventricularis (memperlambat penghantaran impuls)

dan coronaria(vasokonstriksi). Pengaruh saraf simpatis yaitu nodus sinoatrialis (mempercepat

frekuensi ritme nodus), myocardium (memperkuat kontraksi), fasciculus atrioventricularis

(mempercepat penghantaran impuls) dan coronaria(vasosuperiori).10-12

Jantung mendapat pendarahan dari a. coronaria cordis yang merupakan cabang dari

aorta ascendens. A. coronaria cordis terbagi menjai dua, yaitu a. coronaria dextra dan a.

coronaria sinistra. A. coronaria dextra timbul dari sinus aorticus anterior, mula-mula berjalan

ke anterior dextra untuk muncul di antara truncus pulmonalis dan auricula dextra, kemudia

Page 14: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

berjalan inferior dextra pada sulcus atrioventricularis menuju pertemuan margo dextra dan

inferior cordis, untuk kemudian berputar ke sinistra sepanjang bagian posterior jantung

sampai sulcus interventricularis posterior, di mana ia beranastomosis dengan a. coronaria

sinistra. Cabang-cabang a. coronaria dextra adalah (1) R. interventricularis posterior (R.

descendens posterior) yang berjalan ke inferior di dalam sulcus interventricularis posterior

menuju ke apex dan memberi pendarahan untuk kedua ventricel. (2) R. marginalis yang

timbul pada margo dextra dan berjalan mengikuti margo acutus. Ujungnya berakhir di dekat

apex pada facies posterior ventriculus dextra. Arteri ini mendarahi facies anterior dari

posterior ventriculus dextra dan memberi cabang kecil ke atrium dextra, salah satu cabangnya

melintas di antara atrium dextra dan vena cava superior untuk mendarahi nodus sinuatrialis

(R. nodi sinuatrialis). A. coronaria sinistra timbul dari sinus aorticus posterior sinistra,

berjalan ke anterior di antara truncus pulmonalis dan auricularis sinistra kemudian membelok

ke sinistra menuju sulcus atrioventricularis anterior sebagai a. atrioventricularis anterior,

kemudian berjalan ke posterior mengelilingi margo sinistra untuk berjalan bersama sinus

coronarius sampai sejauh sulcus interventricularis posterior sbagai a. interventricularis

posterior di mana ia akan bernastomosis dengan yang dextra. Cabang-cabang a. coronaria

sinistra adalah (1) R. interventricularis anterior yang dipercabangkan pada saat a. coronaria

sinistra akan berbelok ke sinistra. Ia berjalan ke inferior di dalam sulcus interventricularis

anterior menuju incisura apex cordis dan memberi pendarahan kedua ventricel dan

beranastomosis dengan R. interventricularis posterior (cabang a. coronaria dextra). (2) R.

Circumflexa akan mengikuti bagian sinistra dari sulcus coronarius, mula-mula ia berjalan ke

sinistra kemudian ke dextra sampai di dekat sulcus interventricularis posterior dan mendarahi

atrium dan ventriculus sinistra.10-12

Kebanyakan vena dari jantung akan bermuara ke dalam sinus coronarius. Sinus ini

merupakan saluran vena dengan panjang 2,25 cm, terletak di bagian posterior sulcus

coronarius dan tertutup oleh stratum musculare atrium sinistra. Sinus coronarius berakhir di

atrium dextra, di antara muara vena cava inferior dan ostium atrioventricularis. Pada lubang

muaranya terdapat valvula semilunaris disebut valvula semilunaris Thebesii. Pembuluh darah

balik yang tidak bermuara ke dalam sinus coronarius , diantaranya vena cardiaca superior dan

vena cardiaca minimi. Vena-vena yang bermuara pada sinus coronarius adalah vena cordis

magna (vena coronaria sinistra) yang dimulai dari apex jantung dan berjalan ascendens

sepanjang sulcus longitudinalis anterior menuju basis ventriculi kemudian melengkung ke

sinistra di dalam sinus coronarius untuk mencapai bagian posterior jantung dan bermuara

Page 15: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

pada ujung sinistra sinus coronarius. Vena ini menerima cabang-cabang vena dari atrium

sinistra dan kedua vemtricel. Salah satu vena yaitu vena marginalis sinistra yang berjalan

ascendens sepanjang margo sinistra jantung bermuara padanya. Kedua adalah vena cordis

parva (vena coronaria dextra) yang berjalan di dalam sulcus coronarius di antara atrium

dextra dan ventricel. Vena ini bermuara pada ujung dextra sinus coronarius dan menerima

darah balik dari bagian posterior atrium dextra dan ventricel. Vena marginalis dextra yang

berjalan ascendens sepanjang margo dextra jantung akan bersatu dengan vena cordis parva di

sulcus coronarius atau bermuara langsung di atrium dextra. Ketiga adalah vena cordis media

yang dimulai dari apex cordis berjalan ascenderen di sulcus longitudinalis posterior berakhir

di dekat ujung dextra sinus coronarius. Keempat adalah vena ventricularis sinistra posterior

yang berjalan di facies diaphragmatica ventriculus sinistra menuju sinus coronarius, tetapi

kadang-kadang bermuara di vena cordis magna. Kelima adalah vena obliqua atrii sinistra

Marshalli yang merupakan vena kecil yang descenderen secara oblique di bagian posterior

atrium sinistra dan berakhir di ujung sinistra sinus coronarius. Ke arah superior vena ini

melanjut sebagai ligamentum vena cava sinistra dan bangunan yang berasal dari ductus

Cuvieri.10-12

Arteri axillaris dibagi atas tiga bagian yaitu bagian pertama antara sisi lateralis iga 1 sampai

batas kranial m.pectoralis minor. Bagian tengah terletak di posterior m. pectoralis major. Bagian

ketiga terletak antara batas distalis m.pectoralis minor sampai batas distalis m.pectoralis major.

Bagian pertama akan mempercabangkan a.thoracalis suprema menuju ke bagian kranial dari

m.deltoideus. Bagian tengah akan mempercabangkan a.thoracoacromialis yang akan bercabang lagi

menjadi ramus pectorales, ramus deltoideus, dan ramus acromialis. Bagian ketiga yang

mempercabangkan a. Subscapularis yang bercabang menjadi a.thoracodorsalis dan a. Circumflexa

scapulae. Selain a. Subscapularis ada juga cabang dari a. Circumflexa humeri anterior dan

a.circumflexa humeri posterior. Pembuluh balik yang ada pada v. Axilaris adalah vena cephalica yang

berjaland dari sulcus bicipitalis lateralis lalu akan melewati sulcus deltodeopectoralis dan menembus

fascia pectoralis superficialis dan fascia clavipectoralis untuk bermuara ke v.axilaris. Vena basilica

yang kadang bermuara ke v.brachialis, kadang juga bermuara lebih proximal ke v.axilaris. Cabang

dari a.brachialis a.profunda brachii, a.collateralis ulnaris suoerior, dan a.colateralis ulnaris inferior.

Pembuluh balik dangkal pada lengan atas dapat digolongkan menjadi v. Basilica dan v. Cephalica.

Sedangkan pada pembuluh balik dalam adalah vv.brachialis yang akan bersatu menjadi v. Axilaris.

Tangan dapat dibedakan menjadi vola manus dan dorsum manus. A. Radialis dan a. Ulnaris di vola

manus membentuk arcus superficial dan arcus volaris profundus. arcus superficial dibentuk oleh

ramus volaris superficial a.radialis dan a.ulnaris. Arcus volaris profundus dibentuk oleh ramus

profundus a.ulnaris dan a.radialis. Venae pada umumnya mengikuti pembuluh-pembuluh nadi. Di

Page 16: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

dorsum manus terdapat rete venosum dorsale manus yang menampung darah dati vv.metacarpae

dorsales dan menyalurkan darahnya melewati v.cephalica dan v.basilica.10-12

A.femoralis mempeercabangkan cabang superficial dan cabang profunda. Cabang

superficial adalah A.epigastrica superficialis, a. Circumflexa ilium superficialis, dan aa.

Pudendae externae. Cabang profunda adalah a.profunda femoris yang cabang-cabang

kecilnya jug adalah a.circumflexa femoris medialis, a.circumflexa femoris lateralis, dan aa.

Perforantes. Selain itu cabang profunda juga adalah a. Genus suprema. A.poplitea

mempercabangkan a.genus superior medialis, a.genus superior lateralis, a.genus supertior

media, aa.surales, a.genus inferior medialis, dan a. Genus inferior lateralis. Pembuluh tersebut

bercabang menjadi dua yaitu a. Tibialis anterior dan a. Tibialis posterior. Cabang dari a.

Tibialis anterior adalah a. Recurrens tibialis anterior, a.recurrens tibialis posterior, a.

Malleolaris medialis anterior, a.maleolaris lateralis anterior. A.tibialis posterior dicabangkan

a. Malleolaris medialis posterior, ramus calcaneus medialis posterior, a. Peronea. Berjalan

juga 2 vena dangkal yakni a. Saphena magna dan v. Saphena magna.10-12

3. Fisiologi Jantung

Darah mengalir melewati suatu sirkuit dalam tubuh kita. Darah yang berasal dari

sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui dua vena besar, yaitu vena kava superior et

inferior yang membawa darah dari bagian tubuh atas dan bawah. Setelah itu darah yang

miskin oksigen akan masuk ke atrium kanan lalu berlanjut ke ventrikel kanan. Setelah itu

darah akan keluar dari jantung dan berjalan menuju paru melalui arteri pulmonalis. Di paru,

darah akan kembali mengandung oksigen dan bergerak menuju jantung melalui vena

pulmonalis yang akan masuk ke atrium kiri. Darah ini akan melanjutkan perjalanannya

menuju ventrikel kiri yang nantinya akan mengalir ke seluruh tubuh lewat aorta.

Sirkulasi paru memiliki tekanan yang rendah dan resistensi rendah , sedangkan sirkulasi

sistemik adalah sistem bertekanan tinggi dan resistensi tinggi. Walaupun kanan dan kiri Gambar 6. Aliran darah5

Page 17: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

jantung memompa darah dalam volume yang sama tapi kerja yang dilakukan berbeda. Sisi

kiri jantung melakukan kerja yang lebih keras karena dia harus memompakan darah ke pada

bagian yang bertekanan lebih tinggi di sistem yang lebih panjang dengan resistensi tinggi.

Katup jantung yang ada dalam jantung akan membuat darah mengalir dalam satu arah dan

tidak kembali ke bagian sebelumnya. Katup dapat membuka dan menutup secara pasif oleh

karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan memaksa katup terbuka,

sementara garedien tekanan yang mengarah ke belakang akan membuat katup tertutup.9

Jantung berkontraksi secara ritmis oleh akibat potensial aksi yang dihasilkan sendiri.

Pada jantung terdapat dua jenis khusu sel otot jantung. Sel kontraktil membentuk 99% dari

sel-sel otot jantung yang melakukan kerja mekanis memompa darah. Sel ini tidak bisa

membentuk sendiri potensial aksinya. Sisanya sel otot jantung adalah sel otoritmik, sel otot

yang tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang

menyebabkan kontraksi sel jantung kontraktil. Potensial pemacu disebabkan oleh adanya

interaksi kompleks bberapa mekanisme ionik yang berbeda. Perubahan terpenting dalam

perpindahan ion yang menimbulkan potensial pemacu adalah (1) penurunan arus K+ keluar

disertai oleh Na+ yang masuk konstan dan (2) peningkatan arus Ca2+ masuk. Fase awal

depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh penurunan siklis fluks pasif K+ keluar

disertai kebocoran Na+ ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di sel otoritmik

jantung, permeabilitas K+ tidak tetap di antara potensial aksi seperti di sel saraf ataupun sel

otot rangka. Permeabilitas membran terhadap K+ akan menurun diantara dua potensial aksi

karena K+ secara perlahan menutup pada potensial negatif. Penutupan lambat ini secara

bertahap mengurangi aliran keluar ion positif kalium mengikuti penurunan gradien

konsentrasinya. Sel otoritmik jantung tidak memiliki saluran Na+ berpintu voltase. Sel ini

memiliki saluran yang selalu terbuka dan permeabel terhadap Na+ pada potensial nehatif.

Akibatnya, terjadi influks pasif Na+ dalam jumlah kecil dan konstan pada saat yang sama

ketika kecepatan efluks K+ secara perlahan akan berkurang. Pada paruh kedua potensial

pemacu, suatu saluran Ca+2 transien, salah satu dari dua jenis saluran Ca+2 berpintu voltase,

membuka. Sewaktu depolarisasi lambat berlanjut, saluran ini akan terbuka sebelum membran

mencapai ambang. Influks singkat Ca+2 yang terjadi semakin mendepolarisasi membran,

membawanya ke ambang. Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi

sebagai respon pengaktifkan saluran Ca+2 berpintu voltase yang berlangsung lebih lama dan

diikuti oleh influks Ca+2 dalam jumlah besar. Fase naik yang diinduksi CA+2 pada sel

pemacu jantung ini berbeda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka, yaitu influks

Na+ dan bukan influks Ca+2 yang mengubah potensial ke arah positif. Fase turun disebabkan

Page 18: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

oleh efluksi yang terjadi saat permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+

berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju

ambang akibat penutupan saluran K+ secara perlahan.

Kecepatan konduksi sinyal potensial aksi eksitatorik sepanjang serabut otot atrium dan

ventrikel kira-kira sebesar 0,3-0,5 m/sec. Kecepatan konduksi pada sistem konduksi jantung

khusus adalah sebesar 4m/sec yang memungkinkan konduksi sinyal eksitatorik yang relatif

cepat ke beberapa bagian jantung.9 Periode refrakter jantung hanya terjadi sebentar-sebentar

adalah kira-kira 0,25-0,30 detik. Sealin itu juga ada masa refrakter relatif yang kira-kira

adalah 0,05 detik, yaitu ketika otot tersebut lebih sulit tereksitasi dibandingkan keadaan

normal.13

Jantung pada keadaan normalnya berdetak dalam keadaan tertentu, yaitu ketika

kontraksi dari atrium sistol dan diikuti oleh kontraksi ventrikel, juga selama tahap diastole

dari empat ruang jantung (istirahat). Struktur yang menlakukan hal tersebut adalah sinoatrial

node (SA node), internodal atrial pathway, atrioventricular node (AV node), berkas His, dan

sistem purkinye. Nodus SA terletak pada pintu masuk vena kava superior pada atrium kanan.

Nodus AV terletak di bagian dasar atrium kanan dekat septum. Ada tiga berkas dari serat-

serat atrium yang mengandung serat purkinya yang menghubungkan nodus SA dan nodus

AV. Tiga berkas tersebut adalah anterior internodal tract of Bachman, middle internodal tract

of Wenckebach, dan posterior internodal of Thorel. Nodus AV akan berlanjut ke berkas His

yang terbagi atas dua arah yaitu ke kanan dan kiri. Serat purkinje adalah serat halus yang

menjulur dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.14

Gambar 7. Grafik Potensial Aksi Jantung9

Gambar 8. Nodus Jantung14

Page 19: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

Sel-sel jantung dengan kecepatan inisiasi potensial aksi tertinggi terletaka pada nodus SA.

Nodus SA pada keadaan normalnya memiliki laju orotmisitas 70-80 denyut per menit. Hal

inilah yang akan mengendalikan bagian otot jantung lainnya pada tingkat kecepatan ini dan

karenanya dikenal sebagai pemacu jantung. Yaitu, seluruh otot jantung tereksitasi, memicu

sel-sel kontraktil berkontraksi dan jantung berdenyut dengan kecepatan atau frekuensi yang

telah ditetapkan oleh orotmisitas nodus SA. Jaringan lainnya tidak dapat menghasilkan irama

alaminya yang lebih lambat, karena jaringan ini telah diaktifkan oleh potensial aksi yang

berasal dari nodus SA sebelum dapat mencapai ambang dengan irama lainnya yang lebih

lambat. Jika terjadi hambatan pada hantaran impuls atrium akan tetap berdenyut dengan

kecepatan 70 denyut per menit, ventrikel karena tidak dijalankan oleh nodus SA yang

frekuensinya lebih cepat akan mengambil iramanya sendiri yang lebih lambat. Blok jantung

komplit ini terjadi jika jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel rusak, seperti saat

serangan jantung. Jika seorang memiliki denyut jantung yang terlalu lambat, maka dapat

digunakan pemacu jantung buatan yang bisa menghasilkan impuls yang akan menyebar ke

seluruh jantung. Kadang suatuy bagian jantung dapat menjadi sangat peka rangsang dan akan

mengalami depolarisasi lebih cepat dari SA. Daerah yang terksitasi abnormal ini, suatu fokus

ektopik akan memicu potensial aksi prematur yang menyebar ke seluruh jantung, sebelum

nodus SA dapat memulai potensial aksi normalnya. Agar jantung dapat bekerja efisien dalam

penyenaran eksitasinya, maka harus memenuhi tiga kriteria yaitu (1) Eksitasi dan kontraksi

atrium harus selesai sebelum kontraksi ventrikel dimulai, (2) eksitasi serat-serat otot jantung

harus dikoordinasi untuk memastikan bahwa setiap bilik jantung berkontraksi sebagai satu-

kesatuan untuk menghasilkan daya pompa yang efisien, dan (3) pasangan atrium dan

pasangan ventrikel harus secara fungsional harus terkoordinasi, sehingga kedua anggota

pasangan tersebut berkontraksi secara simultan.9

Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung

sampai permulaan denyut jantung berikutnya yang disebut siklus jantung. Setiap siklus

diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus. Nodus ini

terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena kava superir,

dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui kedua atrium dan

kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel. Karena terdapat pengaturan khusus dalam sistem

konduksi dari atrium ke ventrikel, ditemukan suatu keterlambatan selama 0,1 detik ketika

impuls jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan atrium

berkontraksi mendahului kontraksi ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam

ventrikel sebelum terjadi kontraksi kuat. Jadi atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu

Page 20: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

bagi ventrikel, dan ventrikel akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan

darah ke sistem oembuluh darah tubuh. Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi

(diastol) dan satu periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh satu periode

kontraksi (sistolik).9

Arus listrik yang dihasilkan otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi

menyebar ke dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh. Sebagian

kecil dari aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh, tempat aktivitas tersebut dapat

dideteksi dengan memakai elektroda perekam. Rekaman yang dihasilkan adalah suatu

elektrokardiogram (EKG). EKG memiliki hasil rekaman yang terdiri dari 12 sistem elektroda

konvensional atau sadapa. Ketika sebuah mesin EKG dihubungkan elektroda-elektroda

perekam di sua titik tubuh maka susunan spesifik dari masing-masing koneksi disebut

sadapan. EKG normal memiliki tiga bentuk gelombang yang jelas yaitu gelombang P,

kompleks QRS, dan gelombang T. Gelombang P menggambarkan depolarisasi atrium,

kompleks QRS menggambarkan depolarisasi ventrikel, dan gelombang T menggambarkan

repolarisasi ventrikel.

Karena aktivitas listrik memicu aktivitas mekanis pada gangguan pola listrik biasanya disertai

oleh gangguan aktivitas kontraktil jantung. EKG dapat memberikan informasi yang

bermanfaat mengenai situasi jantung. Penyimpangan utam dari keadaan normal yang dapat

ditemukan melalui EKG adalah kelainan kecepatan denyut jantung, kelainan irama, dan

miopati jantung. Kelainan kecepatan jantung ada dua macam yaitu takikardia dan

brakikardia. Kelainan irama jantung yang biasa terdeteksi adalah flutter atrium, fibrilasi

atrium, fibrilasi ventrikel, dan blok jantung.9,14

Gambar 9. Gelombang EKG14

Page 21: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

Jantung dipersyarafi oleh sistem saraf otonom (SSO) yang terbagi atas sistem saraf

simpatis dan parasimpatis. Rincian dari kerja sistem saraf otonom akan disajikan dalam

grafik dibawah ini :

Tabel 1. Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung9

Darah yang terkena Efek stimulasi parasimpatis Efek stimulasi simpatis

Nodus SA Mengurangi kecepatan

depolarisasi ke ambang;

mengurangi kecepatan denyut

jantung.

Meningkatkan kecepatan

depolarisasi ke ambang;

meningkatkan kecepatan

denyut jantung.

Nodus AV Meningkatkan penundaan

nodus AV.

Mengurangi penundaan

nodus AV.

Jalur hantaran ventrikel Tidak ada efek. Mempercepat hantaran

melelui berkas His dan serat

purkinje.

Otot ventrikel Tidak ada efek. Meningkatkan kontraktilitas

dan memperkuat kontraksi.

Kelenjar endokrin (medulla

Adrenal)

Tidak ada efek. Mendorong sekresi epinefrin

medula adrenal, jormon yang

memperkuat efek sistem saraf

simpatis jantung/

Vena Meningkatkan aliran balik

vena.

Mekanisme saraf untuk mengatur tekanan arteri yang paling diketahui adalah refleks

baroresptor. Pada dasarnya refleks ini dimulai oleh reseptor regang, yang disebut

baroreseptor, yang terletak di titik spesifik pada dinding beberapa arteri sistemik besar.

Peningkatan tekanan arteri akan meregangkan baroreseptor dan menyebabkan menjalarnya

sinyal menuju SSP. Sinyal umpan balik akan duikirim kembali melalui SSO ke sirkulasi

Page 22: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

untuk mengurangi tekanan arteri kembali ke nilai normal. Baroreseptor adalah ujung saraf

tipe pemancar yang terletak di dinding arteri. Baroreseptor sangat berlimpah dalam dinding

setiap arteri karotikus interna yang terletak dalam sinus karotikus dan dinding arkus aorta.

Baroresptor akan memberi respon yang sanagt cepat terhadap perubahan tekanan arteri.

Sinyal baroresptor yang memasuki traktus solitarius medula, sinyal sekunder akan

menghambat pusat vasokontriksi di medula dan merangsang pusat parasimpatis vagus. Efek

akhirnya adalah (1) vasodilatasi vena dan arteriol di seluruh sistem perifer dan (2)

berkurangnya frekuensi denytut jantung dan kekuatan kontraksi jantung. Oleh karena itu

perengasangan baroreseptor akibat tekanan tinggi di dalam arteri secara refleks menyebabkan

penurunan tekanan arteri akibat penurunan tahanan perifer dana penurunan curah jantung.

Baroreseptor sangat penting pada waktu seseorang bangkit berdiri setelah ia berbaring.

Segera sesudah orang tersebut berdiri, tekanan arteri di kepala dan tubuh bagian atas

cenderung menurun, dan berkurangnya tekanan yang nyata ini dapat menyebabkan

kehilangan kesadaran. Namun, penurunan tekanan pada baroreseptor akan menghasilkan

refleks yang menimbulkan rangsangan simpatis kuat di seluruh tubuh, dan hal ini akan

memperkecil penurunan tekanan di kepala bagian tubuh atas.13

Selain refleks baroreseptor ada juga beberapa refleks dan respon lain yang

mempengaruhi sistem kardiovaskuler mesikpun mereka terutama mengatur fungsi tubuh lain.

Faktor-faktor ini adalah (1) reseptor volume atrium kiri dan osmoreseptor hipotalamus

terutama penting dalam keseimbangan air dan garam tubuh ; karena itu keduanya

mempengaruhi regulasi jangka panjang tekanan darah dengan mengontrol volume plasma

tubuh. (2) kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta, berkaitan erat dengan tetapi

berbeda dari baroreseptor, peka terhadap kadar oksigen yang rendah atau asam yang tinggi

dalam darah. Fungsi utama ini untuk meningkatkan secara refleks aktivitas pernafasan untuk

membawa masuk lebih banyak oksigen atau mengeluarkan lebih banyak karbondioksida

pembentuk asam, tetapi kemoreseptor tersebut secara refleks meningkatkan tekanan darah

dengan mengirim impuls eksitatorik ke pusat kardiovaskuler. (3) Respon kardiovaskuler yang

berkaitan dengan perilaku dan emosi tertentu diperantarai melalui jalur korteks serebri.

Respon ini mencakup perubahan luas dalam aktivitas kardiovaskuler yang menyertai respon

generalisita simpatis lawan atau lari, peningkatan kecepatan jantung dan tekanan darah pada

orgasme seksual, dan vasodilatasi kulit lokal yang berkaitan dengan blushing (rasa malu).9

Kerusakan miokardium dikenali keberadaanya antara lain dengan menggunakan test

enzim jantung, seperti: kreatin-kinase (CK), kreatin-kinase MB (CKMB) dan laktat

Page 23: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

dehidrogenase (LDH). Berbagai penelitian penggunaan test kadar serum Troponin T (cTnT)

dalam mengenali kerusakan miokardium akhir-akhir ini telah dipublikasikan. cTnT adalah

struktur protein serabut otot serat melintang yang merupakan subunit troponin yang penting,

terdiri dari dua miofilamen. Yaitu filamen tebal terdiri dari miosin, dan filamen tipis terdiri

dari aktin, tropomiosin dan troponin. Kompleks troponin yang terdiri atas: troponin T,

troponin I, dan troponin C. Enzim cTnT merupakan fragmen ikatan tropomiosin. cTnT

ditemukan di otot jantung dan otot skelet, kadar serum protein ini meningkat di penderita

IMA segera setelah 3 sampai 4 jam mulai serangan nyeri dada dan menetap sampai 1 sampai

2 minggu. Enzim jantung antara lain CK dan CK-MB biasanya mulai meningkat 6 sampai 10

jam setelah kerusakan sel miokardium. Puncaknya 14 sampai 36 jam dan kembali normal

setelah 48 sampai 72 jam. Di samping CK, CK-MB, aktivitas LDH muncul dan turun lebih

lambat melampaui kadar normal dalam 36 sampai 48 jam setelah serangan IMA, yang

mencapai puncaknya 4 sampai 7 hari dan kembali normal 8–14 hari setelah infark.

Pengidentifikasian penderita nyeri dada yang diduga IMA atau minor myocardial damage

(MMD) masih merupakan masalah sehari-hari. Perbedaan antara MMD dan sindroma non

kardio juga masih merupakan masalah yang tentunya berdampak pada siasat pengobatan

untuk masing-masing penderita.15

Macam-macam enzim jantung adalah (1) CK MB, (2) myoglobin, (3) pro bNP. Enzim

CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan dilepaskan ke dalam

darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan tampak dalam waktu

6 jam setelah serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar enzim ini biasanya

diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam selama 24 jam

berikutnya.Pemeriksaan mioglobin digunakan pada saat terjadi dugaan serangan jantung dan

untuk perkiraan reperfusi koroner pasca trombolisis. Merupakan protein otot yang

dikeluarkan pada saat adanya kerusakan oleh sel otot jantung dan oto rangka. Secara

imunologi, tidak ada perbedaan antara protein dari otot jantung dan otot rangka. Myoglobin

tidak seperti Troponin T, karena kurang spesifik. Tetapi tetap penting untuk memeriksa

Myoglobin juga akan bervariasi berdasarkan latar belakang penyakit dari pasien yang dapat

ditemui pada pemeriksaan jantung lainnya.Bila dilihat bila tidak ada kerusakan otot rangka

atau factor kerusakan ginjal hampir tidak ada, maka dapat dipastikan adanya kerusakan otot

jantung. Myokard infark dapat diabaikan bila hasil pemeriksaan mioglobin selama 6 sampai

10 jam setelah kejadian. Myoglobin mulai dikeluarkan dalam darah setelah 2 sampai 3 jam

setelah adanya kerusakan otot jantung. Pembacaan yang dapat dilakaukan oleh Cardiac M

Page 24: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

adalah mulai 2 sampai 12 jam. proBNP digunakan sebagaii alat bantu diagnosa pasien yang

diduga mengalami gagal jantung kongestif, pada monitoring pasien dengan difungsi ventrikel

kiri terkompensasi, serta untuk stratifikasi risiko pasien dengan ssindrom koroner akut.15

Kesimpulan

Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu atrium kanan-kiri dan ventrikel kanan-kiri.

Jantung manusia juga dilapisi oleh suatu selaput perikardium yang berfungsi untuk

melindungi jantung. Jantung manusia juga mempunyai lubang-lubang sebagai bagian dari

muara pembuluh darah yang membawa atau yang mengembalikan darah. Jantung juga

disusun oleh sel-sel. Jantung mempunyai tiga lapisan yaitu epikardum, miokardium, dan

perikardium. Jantung manusia bisa berdenyut karena pengaruh dari kerja SSO yang terbagi

atas simpatis dan parasimpatis. Keduanya bekerja saling berlawanan agar keadaan jantung

tetap stabil. Selain itu penghantaran simpul juga dilakukan oleh suatu sistem penghantar

khusus yang terdiri atas nodus SA, nodus AV, berkas His, dan serat-serat purkinye. Kerja

jantung dapat kita lihat dan ukur lewat pemeriksaan EKG. Dimana aliran listrik dari alat akan

mengalir ke seuruh bagian jantung yang nantinya akan menghasilkan gambaran suatu

gelombang. Pemeriksaan EKG akan menghasilkan 12 segmen kerja jantung dari beberapa

sadapan. Selain itu jantng juga mempunyai enzim-enzim untuk proses kerja jantungnya.

Daftar Pustaka

1. Junquiera LC, Carneiro J. Basic histology : text & atlas. 10th ed. United State : Mc

Graw-Hill Companies, Inc ; 2003.

2. Wagner RC, Hossler FE. University of delaware : histology. Diunduh dari

http://www.udel.edu/biology/Wags/histopage/vascularmodelingpage/circsystempage/

capillaries/capillaries.html, 5 Juni 2012.

3. Columbia University. Diunduh dari

http://www.columbia.edu/itc/hs/medical/sbpm_histology_old/lab/lab07_micrograph.h

tml, 5 Juni 2012.

4. Berman I. Color atlas of basic histology. 3rd ed. United State : Mc-Graw Hill

Companies, Inc ; 2003.

5. Virginia Maryland. Diunduh dari

http://www.vetmed.vt.edu/education/curriculum/vm8054/labs/lab20/lab20.htm, 5 Juni

2012.

6. Diunduh dari http://www4.ocn.ne.jp/~clinic/kouzou2.html, 5 Juni 2012.

Page 25: Sinus Karotikus Dan Gangguan Mekanisme Kerja Jantung

7. Hartanto H, editor. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC ; 2002.h.203-34.

8. Diunduh dari http://fhakimi.blogspot.com/, 8 Juni 2012.

9. Sherwood L. Human physiology : from cells to systems. 6th ed. Singapore : Cengage

Learning Asia Pte Ltd ; 2007.p.327-415.

10. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h.218-44.

11. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta : Erlangga; 2004. h.14-21.

12. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Buku ajar anatomi sistem kardiovaskuler.

Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana ; 2010.

13. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiologi. 11th ed. Singapore : Elsevier

Pte Ltd ; 2008.p.107-291.

14. Barret KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Ganong's review of medical

physiology. 23th ed. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc ; 2010.

15. Colburn WA. Optimizing the use of biomarkers, surrogate endpoints, and clinical

endpoints for more efficient drug development. J Clin Pharmacol ; 2000.p.1419–27.