sinopsis hikayat keris gandring dan terbunuhnya tunggul ametung

4
Sinopsis hikayat keris gandring dan terbunuhnya tunggul ametung : Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para "mpu" (gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi "ditransfer" kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut. Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan haris diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya). Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari yakni : Terbunuhnya Tunggul Ametung Tunggul Ametung, kepala daerah Tumapel (cikal bakal Singhasari) yang saat itu adalah bawahan dari Kerajaan Kadiri yang saat itu diperintah oleh Kertajaya yang bergelar "Dandang Gendis" (raja terakhir kerajaan ini). Tumapel sendiri adalah pecahan dari sebuah kerajaan besar yang dulunya adalah Kerajaan Jenggala yang dihancurkan Kadiri, dimana kedua-duanya awalnya adalah satu wilayah yang dipimpin oleh Airlangga. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya yang cantik, Ken Dedes. Ken Arok sendiri saat itu adalah pegawai kepercayaan dari Tunggul Ametung yang sangat dipercaya. Latar belakang pembunuhan ini adalah karena Ken Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa "barang siapa yang memperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia".

Upload: vicky-satyawardana

Post on 05-Jul-2015

1.340 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sinopsis Hikayat Keris Gandring Dan Terbunuhnya Tunggul Ametung

Sinopsis hikayat keris gandring dan terbunuhnya tunggul ametung :

Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para "mpu" (gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi "ditransfer" kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut.

Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan haris diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya). Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari yakni :

Terbunuhnya Tunggul Ametung

Tunggul Ametung, kepala daerah Tumapel (cikal bakal Singhasari) yang saat itu adalah bawahan dari Kerajaan Kadiri yang saat itu diperintah oleh Kertajaya yang bergelar "Dandang Gendis" (raja terakhir kerajaan ini). Tumapel sendiri adalah pecahan dari sebuah kerajaan besar yang dulunya adalah Kerajaan Jenggala yang dihancurkan Kadiri, dimana kedua-duanya awalnya adalah satu wilayah yang dipimpin oleh Airlangga.

Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya yang cantik, Ken Dedes. Ken Arok sendiri saat itu adalah pegawai kepercayaan dari Tunggul Ametung yang sangat dipercaya. Latar belakang pembunuhan ini adalah karena Ken Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa "barang siapa yang memperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia".

Sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, keris ini dipinjamkan kepada rekan kerjanya, yang bernama Kebo Ijo yang tertarik dengan keris itu dan selalu dibawa-bawanya kemana mana untuk menarik perhatian umum. Bagi Ken Arok sendiri, peminjaman keris itu adalah sebagai siasat agar nanti yang dituduh oleh publik Tumapel adalah Kebo Ijo dalam kasus pembunuhan yang dirancang sendiri oleh Ken Arok. Siasatnya berhasil dan hampir seluruh publik Tumapel termasuk beberapa pejabat percaya bahwa Kebo Ijo adalah tersangka pembunuhan Tunggul Ametung. Ken Arok yang saat itu adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung langsung membunuh Kebo Ijo yang konon, dengan keris pusaka itu.

Page 2: Sinopsis Hikayat Keris Gandring Dan Terbunuhnya Tunggul Ametung

Unsur Intrinsik Hikayat keris gandring dan terbunuhnya tunggul ametung

1. Tema : Seorang perampok yang ingin berkuasa

2. Amanat : Amanat yang terkandung dalam cerita drama tersebut adalah bahwa sebagai manusia kita tidak boleh berbohong dan berkhianat.

3. Alur : CampuranPenyebab terjadinya konflik yaitu ketika Ken Arok dibujuk untuk bertobat dan Ken Arok bersedia asalkan menjadi pengawal Tunggul Ametung. Hati Ken Arok memang jahat karena dia punya rencana lain. Karena tertarik oleh istri tunggul Ametung. Ken Arok tega membunuh Tunggul Ametung, dan disinilah puncak konflik terjadi yaitu ketika Arok berhasil membunuh Akuwu Tumapel dan memperistri Ken Dedes. Selain itu Arok menjadi raja dan merubah Tumapel menjadi Singasari. Konflik sedikit demi sedikit menurun sehingga setelah 18 tahun kemudian timbul konflik kembali yaitu Anusapati, anak dari Ken Dedes dari Tunggul Ametung berencana membunuh Arok ayah tirinya yang telah membunuh ayah kandungnya.

4. Tokoh :a. Ken Arok : penjahat, kemudian menjadi raja Singasari.b. mpu gandring : seorang pandai besi yang dikenal sangat saktic. Tunggul Ametung : suami ken dedes.d. Ken Dedes : istri Tunggul Ametung, kemudian menjadi istri Ken Arok.

5. Latar :

Drama ini lebih banyak menampilkan latar kerajaan. Ceritanya sendiri seputar kerajaan walaupun walaupun diselingi latar hutan belantara sebagai tempat Ken Arok sebelum menjadi raja. Latar yang diambil adalah kerajaan Jawa maka otomatis budaya yang ditampilkan adalah budaya Jawa dengan mengangkat kesenian Jawa pula seperti seni gamelan yang mendukung suasana kerajaan.

6. Sudat Pandang Pengarang : Pengarang menempatkan dirinya sebagai orang ketiga karena dia menceritakan orang lain.

Page 3: Sinopsis Hikayat Keris Gandring Dan Terbunuhnya Tunggul Ametung

Unsur Ekstrinsik:

Nilai moral :

Pada hikayat ini sangat kental dengan unsur keberanian dan rasa tanggung jawab yang besar serta rasa ingin memperjuangkan sesuatu yang sangat berharga.Perjuangan itu harus di bayar dengan usaha yang keras, dan keinginan yang besar untuk mendapatkan nya, pantang menyerah dan berjuang sampai akhir.

Nilai adat :

Pada hikatyat ini kental kebiasaaan kebiasaan adat yang dipaercayai masyarakat sektar seperti unsure mistis dan magis, serta hal hal yang berkaitan dengan karma dan kutukan, tidak hanya itu disini juga diutarakan tentang adat istiadat yang ada disekitar istana,. Seperti kahidupan raja dan permaisuri raja serta, bagaimana situasi pemerintahan kerajaan tersebut

Nilai sosial :

Kental akan budaya kerajaan , yang menceritakan tentang asal usul kerjaan dan silsilah penguasa kerajaan tersebut, disini diungkapkan bagaiman seorang ken arok dapat menjadi penguasa singosari, dan kaya akan unsure kutukan yang turun temurun serta pencitraan tentang hal hal magis yang masih kental.