sindrom cushing makalah

16
Sindrom cushing makalah A. Pengertian Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemeberian dosis farmakologik senyawa- senyawa glukokortikoid. Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap (Price, 2005). Cushing syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh hiperadrenokortisisme akibat neoplasma korteks adrenal atau adenohipofisis, atau asupan glukokortikoid yang berlebihan. Bila terdapat sekresi sekunder hormon adrenokortikoid yang berlebihan akibat adenoma hipofisis dikenal sebagai Cushing Disease. Sindrom Cushing adalah sindrom yang disebabkan berbagai hal seperti obesitas , impaired glucose tolerance, hipertensi , diabetes mellitus dan disfungsi gonadal yang berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon kortisol . Nama penyakit ini

Upload: tituuq

Post on 13-Aug-2015

473 views

Category:

Documents


65 download

DESCRIPTION

FK UISU AL MANAR

TRANSCRIPT

Page 1: Sindrom Cushing Makalah

Sindrom cushing makalah

A.      Pengertian

Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek

metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah

yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau

karena pemeberian dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid.

Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh efek

metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah

yang menetap (Price, 2005).

Cushing syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh

hiperadrenokortisisme akibat neoplasma korteks adrenal atau

adenohipofisis, atau asupan glukokortikoid yang berlebihan. Bila terdapat

sekresi sekunder hormon adrenokortikoid yang berlebihan akibat adenoma

hipofisis dikenal sebagai Cushing Disease.

Sindrom Cushing adalah sindrom yang disebabkan berbagai hal seperti

obesitas, impaired glucose tolerance, hipertensi, diabetes mellitus dan

disfungsi gonadal yang berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon

kortisol. Nama penyakit ini diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli

bedah yang pertama kali mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912.

Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek

metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah

yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau

Page 2: Sindrom Cushing Makalah

karena pemberian dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid

(Sylvia A. Price; Patofisiolgi, hal. 1088).

B.       Etiologi

1.      Sindrom cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron

yang berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hiperplasia

korteks anal ginjal berupa adenoma maupun carsinoma yang tidak

tergantung ACTH juga mengakibatkan sindrom cushing. Demikian juga

hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang mengeluarkan ACTH.

Syindrom cuhsing yang disebabkan tumor hipofisis disebut penyakit cusing.

2.      Sindrom cusing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka

panjang dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol yang

berlebihan pada gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal (spontan)

pada sindrom cusing spontan, hiperfungsi korteks adrenal terjadi akibat

ransangan belebihan oleh ACTH atau sebab patologi adrenal yang

mengakibatkan produksi kortisol abnormal.

C.       Patofisiologi

Sindrom Cushing dapat disebatkan oleh beberapa mekanisme, yang

mencakup tumor kelenjar hipofisis yang menghasilkan ACTH dan

menstimulasi korteks adrenal untuk meningkatkan sekresi hormonnya

meskipun hormon tersebut telah diproduksi dengan jumlah yang adekuat.

Hiperplasia primer kelenjar adrenal dalam keadaan tanpa adanya tumor

hipofisis jarang terjadi. Pemberian kortikosteroid atau ACTH dapat pula

menimbulkan Sindrom Cushing. Penyebab lain Sindrom Cushing yang

Page 3: Sindrom Cushing Makalah

jarang dijumpai adalah produksi ektopik ACTH oleh malignitas; karsinoma

bronkogenik merupakan tipe malignitas yang paling sering ditemukan.

Tanpa  tergantung dari penyebabnya, mekanisme umpan balik normal untuk

mengendalikan fungsi korteks adrenal menjadi tidak efektif atau pola

sekresi diurnal kortisol yang normal akan menghilang. Tanda  dan gejala

Sindrom Cushing terutama terjadi sebagai akibat dari sekresi

glukokortikoid dan adrogen (hormon seks) yang berlebihan, meskipun

sekresi mineralokortikoid juga dapat terpengaruh.

(Tumor kelenjar hopofisis dan pemberian obat ACTH)

Peningkatan ACTH

Kelenjar Adrenalin ← Hiperplasia andrenal

Menstimulasi korteks adrenal

Peningkatan hormon kortisol

Menghambat CRF

Tidak efektifnya korteks adrenal

ACTH dan kortisol hilang

Page 4: Sindrom Cushing Makalah

Sidrom cushing

D.      Tanda dan Gejala

1.     Gejala hipersekresi kortisol (hiperkortisisme) yaitu :

a.    Obesitas yang sentrifetal dan “moon face”.

b.    Kulit tipis sehingga muka tampak merah, timbul strie dan ekimosis.

c.     Otot-otot mengecil karena efek katabolisme protein.

d.    Osteoporosis yang dapat menimbulkan fraktur kompresi dan kifosis.

e.    Aterosklerosis yang menimbulkan hipertensi.

f.     Diabetes melitus.

g.    Alkalosis, hipokalemia dan hipokloremia

2.     Gejala hipersekresi  ketosteroid :

a.    Hirsutisme ( wanita menyerupai laki-laki ).

b.    Suara dalam.

c.     Timbul akne.

d.    Amenore atau impotensi.

e.    Pembesaran klitoris.

f.     Otot-otot bertambah (maskuli nisasi)

3.     Gejala hipersekresi aldosteron.

a.    Hipertensi.

b.    Hipokalemia.

c.     Hipernatremia.

Page 5: Sindrom Cushing Makalah

d.    Diabetes insipidus nefrogenik.

e.    Edema (jarang)

f.     Volume plasma bertambah

Bila gejala ini yang menyolok, terutama 2 gejala pertama, disebut

penyakit Conn atau hiperaldoster onisme primer.

E.       Penatalaksanaan

Karena lebih banyak Sindrom Cushing yang disebabkan oleh tumor

hipofisis dibanding tumor korteks adrenal, maka penanganannya sering

ditujukan kepada kelenjar hipofisis. Operasi pengangkatan tumor melalui

hipofisektomi transfenoidalis merupakan terapi pilihan yang utama dan

angka keberhasilannya sangat tinggi (90%). Jika operasi ini dilakukan oleh

tim bedah yang ahli. Radiasi kelenjar hipofisis juga memberikan hasil yang

memuaskan meskipun di perlukan waktu beberapa bulan untuk

mengendalikan gejala. Adrenalektomi merupakan terapi pilihan bagi pasien

dengan hipertropi adrenal primer.

Setelah pembedahan, gejala infusiensi adrenal dapat mulai terjadi 12

hingga 48 jam kemudian sebagai akibat dari penurunan kadar hormon

adrenal dalam darah yang sebelumnya tinggi. Terapi penggantian temporer

dengan hidrokortison mungkin diperlukan selama beberapa bulan sampai

kelenjar adrenal mulai memperlihatkan respon yang normal terhadap

kebutuhan tubuh. Jika kedua kelenjar diangkat (adrenalektomi bilateral),

terapi penggantian dengan hormon – hormon korteks adrenal harus

dilakukan seumur hidup.

Page 6: Sindrom Cushing Makalah

Preparat penyekat enzim adrenal (yaitu, metyrapon, aminoglutethhimide,

mitotane, ketokonazol) dapat digunakan untuk mengurangi

hiperadrenalisme jika sindrom tersebut disebabkan oleh sekresi ektopik

ACTH oleh tumor yang tidak dapat dihilangkan secara tuntas. Pemantauan

yang ketat diperlukan karena dapat terjadi gejala insufisuensi adrenal dan

efek samping akibat obat – obat tersebut.

Jika Sindrom Cushing merupakan akibat dari pemberian kortikosteroid

eksternal (eksogen), pemberian obat tersebut harus diupayakan untuk

dikurangi atau dihentikan secara bertahap hingga tercapai dosis minimal

yang adekuat untuk mengobati proses penyakit yang ada dibaliknya

(misalnya, penyakit otoimun serta alergi dan penolakan terhadap organ

yang ditransplantasikan). Biasanya terapi yang dilakukan setiap dua hari

sekali akan menurunkan gejala Sindrom Cushing dan memungkinkan

pemulihan daya responsif kelenjar adrenal terhadap ACTH.

F.        Pemeriksaan Diagnostik

1.         Uji supresi deksametason.

Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab

sindrom cushing tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.

2.         Pengambilan sampele darah.

Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar kortisol,

plasma.

Page 7: Sindrom Cushing Makalah

3.         Pengumpulan urine 24 jam.

Untuk memerikasa kadar 17 – hiroksikotikorsteroid serta 17 – ketostoroid

yang merupakan metabolik kortisol dan androgen dalam urine.

4.         Stimulasi CRF.

Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat – tempat tropi.

5.          Pemeriksaan radioimmunoassay

Mengendalikan penyebab sindrom cushing

6.         Pemindai CT, USG atau MRI.

Untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada

kelenjar adrenal.

G.      Pengkajian

1.       Muskuloskeletal

- Bufallo hamp

- Obesitas badan dengan ekstremitas kecil

- Penumpukan lemak supra klapikular

- Sakit pinggang

- Kehilangan otot atau kehilangan massa otot

- Osteoporosis

2.      Kardiovaskuler

- Hipertensi

- Hiper tensi cairan dengan pitting udema

Page 8: Sindrom Cushing Makalah

3.      Gaster

- Polidipsia

- Peningkatan berat badan

4.      Ginjal

- Poliuri

5.      Metabolisme

- Gangguan penyembuhan luka

- Peningkatan kemudahan untuk terserang infeksi

- Intoleransi karbohidrat

6.      Integumen

- Moon face

- Kulit tipis transparan

- Peningkatan pigmrntasi

- Mudah memar

7.      Reproduksi

- Maskulinitas wanita

- Gangguan menstruasi

- Feminisasi pria

- Impotensi

- Penurunan libido

8.      Aktifitas/istirahat

Gejala : Insomnia, sensitifitas, otot lemah, gangguan koordnasi, kelelahan

Page 9: Sindrom Cushing Makalah

berat.

Tandanya : Atrofi otot

9.      Sirkulasi

Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina).

Tandanya : Distritnia, irama gallop, mur – mur, takikardiasaat istirahat

10.  Eliminasi

Gejala : Urine dalam jumlah banayak, perubahan dalam feses : diare..

11.  Itegritas ego

Gejala : Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik..

Tandanya : Emosi letal, depresi.

12.  Makanan atau cairan

Gejala : Kehilangan berat badan yang mendadak, mual dan muntah

13.   Neorosensori

Gejala : Bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan prilaku seperti

binggung, disorientasi, gelisa, peka rangsangan, delirium.

14.   Pernafasan

Tandanya : Frekuensi pernafasan meningkatan, takepnia dispnea.

15.   Nyeri atau kenyamanan

Gejala : Nyeri orbital, fotobia.

H.      Diagnosa yang muncul

1.       Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik,

gangguan fungsi seksual dan penurunan tingkat aktifitas.

Page 10: Sindrom Cushing Makalah

2.      Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, perasaan

mudah lelah, atropi otot dan perubahan pola tidur.

3.       Gangguna integritas kulit berhubungan dengan edema, gangguan

kesembuhan dan kulit yang tipis serta rapuh.

4.        Gangguan proses berfikir pada fluktuasi emosi, iritabilitas dan depresi.

I.          I tervensi keperawatan

1.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik,

gangguan fungsi seksual dan penurunan tingkat aktifitas.

a. Tujuan

     1)  Kembalinya citra tubuh seperti normal.

b. Intervensi

1)   Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai

pikiran, perasaan, pandangan diri

2)   berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang telah

diberikan

3)   Berikan kesempatan berbagai rasa dengan individu yang mengalami

pengalaman sama

4)   Gunakan bermain peran untuk membantu pengungkapan

5)   Dorong memandang bagian tubuh

6)   Dorong menyentuh bagian tubuh tersebut

7)    Bantu resolusi yang membuat perubahan citra tubuh

8)   Dorong orang terdekat untuk memberi support individu

Page 11: Sindrom Cushing Makalah

2.      Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, perasaan

mudah lelah, atropi otot dan perubahan pola tidur.

a. Tujuan

    1)   Meningkatkan keikutsertaan dalam aktifitas diri.

    2)   Klien bebas dari komplikasi imobilitas.

b. Intervenasi

1)   Rencanakan aktifitas latihan untuk meningkatkan perubahan periode

istirahat dan aktifitas.

2)    Kelemaha, keletihan dan penipisan massa otot membuat klein dengan

sindrom cushing mengalami kesulitan dalam melakukan aktifitas normal.

3)   Atur aktifitas menjadi tahap – tahap yang sederhana dan berikan dorangan

klein untuk melakukannya untuk mencegah komplikasi imobilitas.

4)   Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk meningkatkan

isirahat dan tidur.

5)   Pendidikan kesehatan tentang pentingnya perawatan diri dan menjaga

kesehatan diri.

3.      Gangguna integritas kulit berhubungan dengan edema, gangguan

kesembuhan dan kulit yang tipis serta rapu.

a. Tujuan

    1)  Meningkatkan perawatan kulit.

b.Intervensi

1)   Lakukan perawatan kulit yang cermat untuk menghindari terjadinya

trauma pada kulit yang rapuh.

Page 12: Sindrom Cushing Makalah

2)   Hindari plester adetif yang dapat merobek dan mengiriritasi kulit.

3)   Kaji tonjolan tulang dengan teratur.

4)   Beri dorongan dorongan kepada klien untuk mengubang posisi tubuhnya

dengan teratur.

5)   Berikan lotion sehabis mandi.

4.      Gangguan proses berfikir pada fluktuasi emosi, iritabilitas dan depresi.

a. Tujuan

    1)  Klien mampu berfikir secara maksimal

b. Intervensi

1)   Jelaskan pada pasien dan keluarga tantang penyebab ketiadak stabilan

emosional.

2)   Bantu klien dan keluarga klien mengatasi ketidak stabialan suasana hati,

mudah tersinggung dan depresi yang mungkin terjadi.

3)   Berikan dorongan pada klien dan anggota keluarga untuk mengungkapkan

perasaan – perasaan mereka.

4)   Laporkan setiap psikotik yang terjadi pada pasien.

Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk menstabilkan pikiran.

Page 13: Sindrom Cushing Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:

EGC.

Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta:

EGC.

http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg114462.html

R. Syamsuhidayat 1997.Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta:EGC.

Setiati, Siti. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Medikal-Bedah Brunner & Suddarth; alih

bahasa, Agung Waluyo ... [el al] ; editor edisi bahasa Indonesia, Monika

Ester. – Ed. 8 – Jakarta: EGC, 2001

Soedoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K,

Marcellus.

Susanne C. Smeltzer; Buku Ajar Medikal Bedah Brunner-Suddart; EGC; Jakarta;

1999.

Sylvia A. Price. 1994.Patofisiolgi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit . Jakarta:

EGC.