sinamar edisi 75

16
PEMKAB APRIL, JALAN LAYANG KELOK SAMBILAN SUDAH BISA DILALUI KENDARAAN NAGARI NAGARI IKK DISARANKAN BENTUK FORUM KOMUNIKASI YENNI RUSSEL, MENGAYUH SEPEDA 18 KM MENCAPAI TEMPAT MENGAJAR KETIKA ROMBONGAN DUNSANAK DARI NEGERI SEMBILAN DATANG… Halaman 6 Halaman 7 Halaman Halaman 11 14 No. 75 / TAHUN XI / 2012 FEBRUARI 2012 www.limapuluhkotakab.go.id TAK DISIPLIN ? SANKSI TEGAS SIAP MENUNGGU ! Halaman 4 ANTARA ANCAMAN LONGSOR & DESAKAN KEBUTUHAN HIDUP Halaman 5 TERIMA PNS CMYK STOP TERIMA PNS PEMKAB

Upload: tabloid-sinamar

Post on 28-Mar-2016

265 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Sinamar No.75/Tahun XI/2012 Edisi Februari 2012

TRANSCRIPT

  • PEMKAB

    APRIL, JALAN LAYANGKELOK SAMBILAN SUDAH BISA DILALUI KENDARAAN

    NAGARI NAGARI IKK DISARANKAN

    BENTUK FORUM KOMUNIKASI

    YENNI RUSSEL, MENGAYUH SEPEDA 18 KM MENCAPAI

    TEMPAT MENGAJAR

    KETIKA ROMBONGAN DUNSANAK DARI NEGERI

    SEMBILAN DATANG

    Halaman

    6Halaman

    7Halaman Halaman

    11 14

    No. 75 / TAHUN XI / 2012FEBRUARI 2012

    www.limapuluhkotakab.go.id

    TAK DISIPLIN ? SANKSI TEGAS SIAP MENUNGGU ! Halaman 4ANTARA ANCAMAN LONGSOR& DESAKAN KEBUTUHAN HIDUP

    Halaman 5

    TERIMA PNS

    CMYK

    STOP TERIMA PNSPEMKAB

  • PELINDUNG Bupati Limapuluh Kota | Wakil Bupati Limapuluh Kota PENASEHAT Sekda Kabupaten Limapuluh Kota Asisten Administrasi Umum Sekda Limapuluh KotaPENANGGUNG JAWAB Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekda Limapuluh KotaPEMIMPIN REDAKSI Muhamad S | DEWAN REDAKSI Muhamad S (ketua),Edi Salman, Indra Mulyadi, Wiradinanta, Yossarika Syofyan, Mike Zaimy REDAKTUR PELAKSANA Edi Salman | REDAKTUR Indra Mulyadi, Wiradinanta | STAF REDAKSI Yossarika Syofyan, Mike Zaimy,Herpa Tamizi | REPORTER Heri Ronaldo | FOTOGRAFER Herpa Tarmizi | SEKRETARIS Iis Sugiarti | DISTRIBUTOR Eliza, Zulfadli KONTRIBUTOR Walinagari, Camat, SKPD, Anggota Balai Wartawan Limapuluh Kota | TATA LETAK/ARTISTIK Yofi Newey, Joni Indra ALAMAT REDAKSI Bagian Humas dan Protokoler Sekda Limapuluh Kota | Kantor Bupati Limapuluh Kota, Jl.Raya Negara Payakumbuh-Pekanbaru KM 10 Sarilamak 26271, Tlp.(0752) 7750447, Fax. (0752) 7750447, Email: [email protected] Web : www.limapuluhkotakab.go.id PERCETAKAN PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar tanggungjawab percetakan)

    Redaksi menerima tulisan, opini, foto dan surat pembaca yang diketik satu setengah spasi, panjang tulisan maksimal 2 halaman folio. Untuk tulisan dan opini panjang 5.000 karakter disertai foto penulis dan biodata. Redaksi berhak merubah redaksional naskah yang dikirim, tanpa merubah maksud dan tujuan.Dikirim via email : [email protected]

    SinamarTABLOID LUAK LIMO PULUAHMEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

    TAJUK

    Penerbit : Bagian Humas dan Prtokoler

    Sekretariat Daerah Kabupaten Limapuluh Kota

    ETALASE

    DARI REDAKSI

    PEMERINTAH Kabupaten Limapuluh Kota akhirnya mengikuti kebijakan SKB (surat keputusan bersama) tiga menteri di lingkungan Kabinet Indonesia Ber-satu (KIB) yang menerapkan langkah mora-torium (penghentian sementara penerimaan) bagi PNS (pegawai negeri sipil).Kecuali untuk tenaga khusus seperti tenaga

    medis dokter dan perawat, petugas keselama-tan publik, dan tenaga medis; maka di luar itu sampai 2013 tidak ada formasi penerimaan PNS di lingkungan instansi pemerintah, ter-masuk untuk lingkungan Pemkab Limapuluh Kota. Dengan demikian, bagi yang berminat menjadi PNS, keinginan untuk itu harus di-tunda dulu.Pada dasarnya, setiap kebijakan menim-

    bulkan sejumlah konsekuensi, positif dan negatif. Dalam kasus moratorium PNS, selain berdampak negatif berupa terhalangnya ke-inginan sementara kalangan mengabdikan diri sebagai PNS, diyakini juga memiliki se-jumlah dampak positif, baik bagi kepentin-gan daerah, dan terlebih lagi buat kepentin-gan masyarakat yang lebih luas.Sama dengan daerah-daerah lainnya di In-

    donesia, akibat jumlah PNS yang tidak lagi proporsional, mengakibatkan anggaran daerah banyak tersedot untuk belanja PNS. Angkanya malah sudah di atas 50 persen. Komposisi seperti ini jelas tidak lagi ideal, karena yang diharapkan malah sebaliknya: dana APBD lebih banyak dialokasikan untuk kepentingan publik.Masalahnya, di tengah makin besarnya

    tuntutan dan kebutuhan masyarakat, jelas menuntut dana APD yang memadai untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Sebutlah misalnya kebutuhan infrastruktur yang termasuk salah satu kebuthan dasar, mayoritas kawasan di daerah ini masih diha-dapkan dengan keterbatasan berbagai infras-truktur dasar.Kalau sekiranya tidak diberlakukan mora-

    torium, dipastikan alokasi dana di APBD yang sudah besar untuk belanja pegawai, akan makin membuncit dari tahun ke tahun. Bukan tidak mungkin komposisinya bertam-bah tidak seimbang, yaitu 75 persen dana di APBD tiap tahun anggaran untuk belanja PNS, sementara untuk kepentingan publik hanya tersisa 25 persen lagi. Di tengah APBD Limapuluh Kota yang tidak

    terlalu besar dari tahun ke tahun, nah, ditam-bah lagi dengan alokasi yang cukup banyak untuk belanja PNS; praktis tidak lagi sebera-pa dana di APBD yang tersisa dari tahun ke tahun untuk kepentingan publik. Apa yang bisa dilakukan untuk menjawab tuntutan masyarakat dengan ketersediaan dana yang tidak seberapa?Diharapkan dengan kebijakan moratorium

    itu, selain akan memperbesar pengalokasian dana di APBD tiap tahun anggaran untuk kepentingan publik; dari kebijakan itu juga diharapkan umpan balik yang lain, yaitu para PNS yang kini bertugas di lingkup Pemkab Limapuluh Kota bisa lebih diberdayakan se-cara maksimal sesuai tugas dan fungsi mas-ing-masing.(***)

    Moratorium PNS

    TERHITUNG mulai Edisi Februari 2012, Tabloid Sinamar menyajikan rubrik baru yang diberi nama dengan Kolom Adat. Tulisan ini mengupas tentang adat dan istiadat Mi-nangkabau, yang dimuat secara bersambung dengan space satu halaman untuk tiap edisinya.Ditulis oleh Pelindung Redaksi Tabloid ini, dr. Alis Marajo

    Dt. Sori Marajo, Ketua LKAAM yang juga Bupati Lima-puluh Kota itu, kami menilai tulisan seperti itu perlu ditampilkan untuk menambah wawasan dan cakrawala pikir anak nagari tentang adat dan budaya Minangkabau. Jujur diakui, sejalan dengan perkembangan za-man, semakin langka saja ditemukan kupasan-kupasan tentang adat dan budaya nenek moyang kita itu.Kami juga merasa perlu menginfor-

    masikan bahwa tahap demi tahap kami terus mencoba memperbaiki kualitas tampilan dan isi Tabloid Sinamar sejalan dengan kebijakan pengelola yang menetapkan Tabloid Sinamar terhitung sejak awal 2012 bermetamorfosis dari media cetak bu-lanan menjadi tabloid dwi-mingguan alias terbit sekali dalam dua pekan.Dari sisi materi isi, satu misal, selain

    terus mencari format yang pas untuk rubrikasi sehingga dinilai mampu me-menuhi keinginan sebanyak mungkin pembaca, kami juga melakukan langkah lain yaitu berupa menyajikan setiap tulisan dengan bahasa yang enak dibaca dan gampang di-pahami oleh semua kalangan masyarakat, karena kami sa-dar bahwa segmen pembaca Sinamar relatif beragam.Kami juga melakukan upaya perbaikan terhadap per-

    wajahan Tabloid Sinamar, baik pada halaman dalam, dan terutama sekali halaman sampul depan dan belakang. Hasilnya bisa dilihat pada beberapa edisi terakhir, Tabloid Sinamar mengalami perubahan perawajahan yang cukup

    signifikan. Kita memang tengah melakukan revolusi per-wajahan, begitu kata Muhammad S., pemimpin redaksi tabloid ini.Upaya seperti itu tentunya bukan tanpa maksud. Dijelas-

    kan Edi Salman, redaktur pelaksana, penyajian perwajahan menjadi magnet tersendiri untuk menarik minat pembaca. Sebelum pembaca tahu apa materi isi di dalam sebuah

    media, yang pertama sekali dilihat lebih dahulu adalah perwajahannya, kata Edi. Kalau tampilan sebuah media tidak menarik, jangan-jangan dari awal tidak dilirik pembaca.Kedua petinggi Tabloid Sinamar itu

    hendak mengatakan bahwa kendati Sinamar hanya merupakan tabloid in-ternal milik Pemkab Limapuluh Kota, dalam banyak hal pengelola mengu-payakan agar media ini sama dengan media lain yang dikenal di pasaran, yaitu menarik pada materi isi, dan me-narik pula dalam penampilan perwa-jahannya, baik di bagian luar maupun dalam.Bagaimana reaksi pembaca? Indra

    Mulyadi, salah seorang redaktur tab-loid ini, menjelaskan bahwa berdasar-kan pantauan yang ia lakukan diper-oleh kesimpulan awal bahwa sejumlah pihak memberi apresiasi positif ter-

    hadap berbagai perubahan yang dilakukan oleh Tabloid Sinamar. Terus terang, banyak yang mengacungkan jem-pol, tambah Indra lagi.Semua pihak memang berharap demikian, yaitu bertam-

    bah waktu, kian banyak saja kalangan yang tertarik dengan tabloid ini. Sebab, kehadiran Tabloid Sinamar di antaranya memang ditujukan untuk menarik minat sebanyak mung-kin orang. Dengan demikian, pesan-pesan pembangunan yang disampaikan melalui tabloid ini, diharapkan sampai ke masyarakat.(mike)

    Tulisan Adat di Setiap Edisi oleh Alis Marajo

    dr Alis Marajo|PelindungRedaksi(f/her)

    Adaik baulua jo bapatuik, makanan banang siku-siku, kato bana indak baturuik, engeran

    bathin nan baliku.

    Yang lari dari kebenaran, menandakan rasa keimanan kepada ALLAH sangat tipis.

    PETITIH

    SITUS megalit Gua Taram be-rada pada posisi astronomis 0O13,500 Lintang Selatan dan 100O 40,900 Bujur Timur. Tiga buah gua berada pada dasar lereng bukit sisi timur yang langsung berhadapan dengan lahan datar yang sekarang menjadi tanah persawahan. Tiga buah gua tersebut bukan sebagai gua yang dalam tetapi hanya berupa ceruk atau rock shelter saja. Tiga buah gua tersebut berderet dari selatan ke utara. Gua per-tama yang berada di ujung selatan me-miliki lebar 15,50 meter dengan tinggi langit-langit gua 3 meter dan kedalam

    6 meter. Di dalam gua ini tidak terdapat peninggalan arkeologi.Gua kedua yang berada di tengah

    berukuran lebar 8,5 meter, tinggi langit-langit gua 3,60 meter dan kedalaman gua 6 meter. Pada gua ini ditemukan lubang-lubang dakon yang dipahatkan pada dinding gua di bagian sisi kiri depan. Lubang-lubang dakon terse-but terdiri dari 4 unit, dengan masing-masing unit lubangnya berbeda-beda. Lubang dakon pertama memiliki 12 buah lubang, lubang dakon kedua me-miliki 24 buah lubang, lubang dakon ketiga memiliki 10 buah, dan lubang

    dakon keempat jumlah lubangnya su-dah tidak jelas lagi karena sebagian be-sar sudah aus.Sementara itu gua ketiga yang bera-

    da di ujung utara memiliki lebar 16,20 meter,tinggi langit-langit gua 3,70 me-ter, dan kedalaman gua 7 meter. Pada gua tersebut terdapat 2 buah lubang lesung dan lubang-lubang kecil yang dikombinasikan dengan garis-garis gores. Lubang-lubang tersebut dipa-hatkan pada dasar lantai gua di sudut tenggara.

    Gua Taram Bukik

    GadangGua TaramBukikGadang(f/budparpora)

  • FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

    ANDA berminat menjadi PNS (pegawai negeri sipil) di lingkup Pemerintah Kabupaten Lima-puluh Kota? Kecuali untuk formasi khusus seperti tenaga medis, tenaga pengajar, dan petugas keselamatan publik; di luar spesifikasi tersebut keingi-nan untuk menjadi PNS harus ditunda dulu, setidaknya sampai 2013.Menurut Kepala BKD (Badan Kepegawaian Daerah)

    Pemkab Limapuluh Kota, Indra Nazwar, Pemkab Li-mapuluh Kota termasuk daerah yang memberlakukan program moratorium, yaitu kebijakan pemerintah pu-sat berupa penghentian sementara penerimaan PNS baru menyusul jumlah PNS yang dinilai melebihi ke-butuhan sehingga menyulitkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja di lingkungan kantor-kantor pemerintah.Kebijakan moratorium itu diberlakukan menyu-

    sul dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersa-ma (SKB) tiga menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), yang terdiri dari Menteri Keuangan Agus Mar-towardjojo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, dan Men-teri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Jakarta pada 24 Agustus tahun lalu.Dengann ditandatanganinya SKB tiga menteri itu,

    menandakan dimulainya komitmen pemerintah untuk membenahi segala sesuatu terkait penerimaan PNS. Berbagai aturan yang berkaitan dengan kepegawaian juga akan ditata kembali. Terdapat beberapa pengec-ualian dalam moratorium ini, seperti tenaga medis, dokter dan perawat, petugas keselamatan publik, dan tenaga pengajar.Menurut Indra Nazwar, pemerintah akan memper-

    panjang masa penghentian sementara alias moratori-um penerimaan CPNS hingga 2013, yang semula mora-torium CPNS hanya berlaku hingga Desember 2012. hal ini tentu saja membuat pencari kerja yang berminat menjadi PNS harus menunda keinginannya sampai

    2013 mendatang. Meski demikian, dalam masa pemberlakuan mora-

    torium ini tidak ada larangan bagi instansi pusat dan daerah untuk menerima pegawai khusus untuk jabatan tertentu serta mendesak, namun tetap dengan laporan analisa jabatan, kata Indra Nazwar. Namun sampai saat ini BKD Limapuluh Kota belum menerima surat edaran resmi dari BKN mengenai hal tersebut, tam-bah Indra Nazwar.Dalam pandangan Indra Na-

    zwar, kebijakan moratorium diberlakukan karena dinilai tidak seimbangnya kompo-sisi belanja daerah yang lebih dari 50 persen untuk belanja pegawai. Akibat ketidakseim-bangan itu, tambah Indra, kom-posisi belanja publik di APBd justru lebih kecil dibandingkan belanja untuk membayar gaji PNS. Kondisi seperti ini jelas tidak bagus untuk terus diper-tahankan, sebut Indra.

    MendukungNizar Dt. Melayu, tokoh

    masyarakat di Pangkalan, Ke-camatan Pangkalan Koto Baru, mendukung kebijakan Pemkab Limapuluh Kota menerapkan moratorium PNS sampai 2013. Dikatakan Nizar, di tengah tuntutan pembangunan yang masih besar, maka seyogianya Pemkab Limapuluh Kota komit dengan kebijakan untuk lebih memperbesar kue dana publik di APBD dibandingkan dengan belanja pegawai.Banyak kawasan di daerah

    ini yang masih membutuhkan pembangunan, teruta-ma untuk jenis infrastruktur dasar, tambahnya. Hal itu jelas membutuhkan ketersediaan dana yang cukup besar di APBD untuk tiap tahun anggaran. Kalau se-tiap tahun dana APD yang ada hanya lebih banyak un-tuk membayar gaji PNS, kita cemas upaya memajukan daerah dan mensejahterakan masyarakat akan sulit di-capai, tambahnya.Seorang pengamat kepagaawaian yang enggan ditu-

    lis jati dirinya, juga menilai kebijakan moratorium yang diterapkan Pemkab Limapuluh Kota sebagai se-buah langkah yang tepat di tengah makin besar sab beragamnya tuntutan pembangunan yang diinginkan masyarakat. Saatnya kebijakan Pemkab Limapuluh Kota lebih pro terhadap kebutuhan-kebutuhan publik,

    katanya.Pengamat itu malah menilai, jumlah PNS di lingkup

    Pemkab Limapuluh Kota saat ini sudah di atas kebutu-han ideal. Kecuali untuk tenaga khusus seperti tenaga medis, kesehatan, dan lainnya, tambah si pengamat, PNS di luar bidang-bidang itu dinilai belum optimal pemanfaatannya sehingga terkadang terkesan banyak di antara mereka yang santai saja justru di saat-saat jam sibuk.

    Dikatakan, dengan diterap-kannya moratorium, diharapkan pegawai-pegawai yang santai di saat jam sibuk tidak akan terli-hat lagi karena semua PNS sudah diberdayakan secara maksimal sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Kan tidak pa-tut membayar PNS dengan gaji tiap bulan, sementara di sisi lain PNS yang bersangkutan tidak bekerja secara maksimal, tam-bah si pengamat.Zainal, tokoh masyarakat di

    Kecamatan Harau, menilai ke-bijakan moratorium yang ditera-pkan Pemkab Limapuluh Kota setidaknya diharapkan mampu secara perlahan menggeser orientasi generasi terdidik di daerah ini dari menjadi PNS ke pekerjaan lain di sektor swasta. Tidak saatnya lagi masa men-untut ilmu di bangku pendidikan hanya diarahkan untuk menjadi pegawai saja, kata Zainal.Sebab, menurut Zainal, sejatin-

    ya di Kabupaten Limapuluh Kota tersedia berbagai potensi yang siap diolah oleh tenaga terdidik untuk menjadi sumber ekonomi

    produktif. Kalau semua tenaga terdidik hanya bero-rienrasi untuk menjadi pegawai, kapan potensi-potensi yang ada itu bisa diolah? ujarnya. Ini sangat disay-angkan. Potensi daerah besar, tapi malah belum ter-manfaatkan secara maksimal, tambahnya lagi.Ia menyebut potensi perkebunan, di mana hampir

    semua kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota yang memiliki potensi untuk sub-sektor yang satu itu. Se-lama ini pengelolaan sub-sektor perkebunan terkesan masih dilakukan secara tradisional, padahal perkem-bangan keadaan membuktikan bahwa penanganan sektor itu sudah mengalami banyak kemajuan. Kenapa tenaga muda terdidik tidak tampil untuk mempelop-orinya? tanya Zainal. (mhike/ronal)

    Meski dalam masa pemberlakuan mora-

    torium ini tidak ada larangan bagi instansi

    pusat dan daerah untuk menerima pegawai

    khusus untuk jabatan tertentu serta

    mendesak, namun tetap dengan laporan

    analisa jabatan.

    SejumlahPNSdikabupatenLimapuluhkota(f/her)

    INDRA NAZWAR:KepalaBKDkabupatenLimapuluhPuluhKota

    PEMKAB STOP TERIMA PNS

  • JajaranPNSkablimapuluhkota(f/her)

    MENYUSUL kebijakan Pem-kab Limapuluh Kota menera-pkan kebijakan moratorium PNS (pegawai negeri sipil) sampai 2013, sama dengan kebijakan yang diterapkan pemerintah pusat, kecuali untuk tenaga-tenaga khusus; maka dengan sendirinya peluang menjadi PNS menjadi tertutup untuk sementara waktu bagi sebagian besar kalangan.Itu artinya, menjadi PNS untuk kondisi

    saat ini dan beberapa tahun ke depan merupakan sebuah status yang sangat berharga lantaran susah untuk menda-patkannya. Makanya, bagi mereka yang saat ini sudah menyandang status seba-gai PNS, dinilai sebuah kesia-siaan kalau

    tidak memanfaatkan status itu dengan cara bekerja sebaik mungkin sesuai den-gan tugas dan fungsi yang telah digaris-kan.Pamkab Limapuluh Kota pun, dalam

    hal ini BKD (Badan Kepegawaian Dae-rah) Pemkab Limapuluh Kota, akan serius berupaya meningkatkan disiplin pegawai dan tidak akan segan-segan untuk menindak tegas pegawai maupun atasan yang tidak jujur dalam melaksanakan tu-gas, sesuai dengan PP no. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai serta Perbup Nomor 29 Tahun 2010. Terkait komitmen penegakkan disip-

    lin PNS di lingkup Pemkab Limapuluh Kota, menurut Kepala BKD Limapuluh Kota Indra Nazwar, mengaku menyesal-kan adanya sementara pejabat yang tidak mau memberi tindakan tegas mengenai disiplin pegawai dan juga tidak mengikuti aturan disiplin yang ada.Menurut Indra Nazwar, pengukuran

    terhadap disiplin kerja pegawai dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sikap pegawai, tingkah laku pegawai, dan perbuatan pegawai dalam melaksanakan.pekerjaannya sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi kepegawa-ian yang bersangkutan. Penjabarannya berupa ketaatan

    pegawai terhadap peraturan dan nor-ma pekerjaan, tanggung jawab tanpa paksaan, keyakinan manfaat bagi diri sendiri, kesadaran melaksanakan apa yang telah disepakati, melaksanakan bu-daya tertib, budaya bersih, dan budaya kerja, serta pelaksanaan apel, absensi, maupun di lingkungan tempat bekerja,

    tambah pria kelahiran Padang pada 17 Maret 1958 ini.Indra Nazwar mengaku, pihaknya di

    jajaran BKD LimaPuluh Kota kinerjanya benar-benar diuji dengan adanya mutasi, rotasi dan promosi yang akan dilaksana-kan Pemkab Lima Puluh Kota.Sebab, menurut Indra Nazwar, mutasi,

    rotasi dan promosi itu melahirkan ban-yaknya rumor berkembang di kalangan masyarakat dengan menyebutkan adanya politik uang dan titipan pejabat.Semua itu jelas tidak benar, tandas

    Indra Nazwar. Dikatakan, mutasi, rotasi dan promosi jabatan yang dilakukan sudah dilakukan sesuai dengan aturan yang ada dan memiliki kriteria penilaian yang jelas. Di antaranya 30 persen usulan pimpinan unit kerja, 30 persen pegawai tersebut tidak bermasalah, 20 persen disiplin pegawai, dan 20 persen lainnya lagi tentang wawasan yang bersangku-tan. Apabila kriteria-kriteria tersebut di

    atas sudah terpenuhi, maka pegawai tersebut berhak untuk mendapatkan pro-mosi, tegas Indra Nazwar. Selain itu, tambah Indra Nazwar, terdapat juga tim kecil yang ditugaskan untuk melakukan penilaian secara riil dan profesional yang tidak bisa diintimidasi oleh siapapun se-hingga penilaian yang dilakukan memang berdasarkan profesionalitas.Indra Nazwar menyadari bahwa setiap

    pembaharuan yang dibuat selalu akan menuai kontroversi. Ada yang bisa me-nanggapi dengan positif, tapi ada pula kalangan yang menanggapinya dengan negatif. Terkait dengan hal itu, Indra Na-

    zwar menegaskan akan konsisten dengan komitmen yang telah dibuat dan berusa-ha untuk menunjukkan bahwa ini dilaku-kan demi peningkatan mutu dan kualitas kinerja PNS Limapuluh Kota sehingga mampu memberikan pelayanan maksi-mal terhadap masyarakat.

    Memperluas Areal KerjaDalam upaya peningkatan pelayanan

    terhadap pegawai dan masyarakat di Li-mapuluh Kota BKD Pemkab Limapuluh Kota berencana dalam waktu dekat akan memperluas areal kerja. Antaranya, DP-KAD yang sekarang berada di lantai yang sama dengan BKD saat ini, akan dipin-dahkan ke tempat yang baru sehingga ru-angan tersebut dapat dimanfaatkan BKD dalam rangka peningkatan pelayanan ke-pada masyarakat. Kita rencanakan akan melakukan pelayanan satu pintu, sebut Indra Nazwar. Pelayanan maksimal dan peningkatan

    mutu pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota merupakan harga mati yang harus dicapai oleh BKD Kabupaten Limapuluh Kota, katanya. Bapak tiga anak ini juga tidak segan-segan memotivasi setiap pegawai untuk dapat meningkatkan wawasan dengan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan meningkatkan keterampilan, dengan maksud tidak lain untuk meningkatkan profesionalitas pegawai dan menghim-bau kepada PNS di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota bahwa jika ingin maju, terletak pada diri sendiri. (ike/ronal)

    INI kabar buruk bagi yang bercita-cita menjadi PNS. Pemerintah akan memperpanjang masa penghentian sementara alias moratorium peneri-maan CPNS hingga 2013. Semula, sesuai Surat Keputu-san Bersama (SKB) yang diteken Mendagri, Menpan-RB, dan Menkeu pada 24 Agustus 2011, moratorium CPNS berlaku hingga Desember 2012.Deputi SDM Bidang Aparatur Kementerian Pendaya-

    gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) Ramli Naibaho menjelaskan, jika

    ada daerah yang kekurangan PNS, maka bisa diambil-kan dari daerah lain yang kelebihan pegawai dengan mekanisme mutasi antardaerah. Kalau daerah yang kelebihan pegawai masih bisa memutasi pegawai ke daerah yang kurang, otomatis tidak perlu ada peneri-maan CPNS lagi kan? ujar Ramli Naibaho.Ramli memastikan moatorium CPNS akan diperpan-

    jang hingga 2013 bila dari hasil analisis jabatan kebu-tuhan pegawai secara nasional sudah mencukupi. Jika secara nasional sudah mencukupi, maka kebijakan

    distribusi pegawai antarderah yang akan dilakukan. Meski demikian, dalam masa pemberlakuan morato-

    rium tidak ada larangan bagi instansi pusat dan dae-rah untuk menerima pegawai khusus untuk jabatan tertentu serta mendesak. Sebut saja dokter, guru mata pelajaran tertentu, navigasi, pertambangan, dan lainnya. Data Kemenpan-RB menyebutkan, sebanyak 297 daerah belanja pegawainya di APBD-nya sudah di atas 50 persen. Kalau dipaksakan tetap menerima pegawai, akan terjadi kebangkrutan. (int)

    Tak Disiplin? Sanksi Tegas Siap Menunggu !

    Setiap pembaharuan yang

    dibuat selalu akan menuai

    kontroversi. Ada yang bisa

    menanggapi dengan positif,

    tapi ada pula kalangan yang

    menanggapinya negatif.

    Diperpanjang hingga 2013

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

  • PERISTIWA yang tergolong klasik itu kembali terjadi, yaitu jalur tras-nportasi darat antara Sumatera Barat dengan Riau melalui beberapa na-gari di Kecamatan Pangkalan Koto Baru kembali terganggu sekitar empat jam me-nyusul longsoran tebing di sisi kiri-kanan jalan pada Senin (13/2) dinihari sekitar pukul 02.00 WIB.Longsoran tebing di sisi kiri-kanan ruas

    jalan negara yang tergolong sibuk dan pa-dat itu terjadi di Nagari Koto Alam dan Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Pantauan di lapangan, bencana tanah longsor tersebut setidaknya terjadi di 28 titik, dan beberapa titik di antaran-ya sempat menimbun badan jalan yang membuat jalur hubungan darat Sumbar-Riau sempat terputus beberapa jam.Baru pada Senin Subuh kondisi bisa dia-

    tasi, dan arus lalu lintas kembali normal. Semua itu berkat kesigapan petugas Di-nas Prasjal dan Tarkim Provinsi Sumbar yang menggunakan alat berat, dibantu TNI/Polri, BPBD Limapuluh Kota dan masyarakat setempat, menyingkirkan material tanah. Bencana longsor yang terjadi pada dua nagari itu, diperkirakan akibat hujan lebat dengan intensitas ting-gi yang turun sejak Minggu dan Senin dinihari.Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan

    Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) Limapuluh Kota, Firmansyah dan Kabid Kesiapsiagaan dan Pencegahan, Edi, SH ketika dikonfirmasi di Payakum-buh, sekembali meninjau ke lokasi, me-nuturkan penyebab tanah longsor, selain tingginya curah hujan dua hari terakhir, juga karena struktur tanah tebing curam dan labil. Penyebab lainnya, hutan yang sudah gundul dan penambangan batu.Menurut dia, perkiraan curah hujan

    yang tinggi bulan Februari hingga Ma-ret depan, makanya diminta masyarakat yang bermukim di dekat tebing, agar selalu meningkatkan kewaspadaannya. Apalagi ketika turun hujan lebat. Kalau perlu masyarakat menyingkir ke tempat yang lebih aman sebagai langkah antisi-pasi terhindar dari bencana, katanya.Kepada warga penambang batu juga di-

    ingatkan, sebaiknya menghentikan usah-anya untuk sementara waktu. Setidaknya ketika curah hujan yang turun tinggi. Ka-rena kegiatan tersebut beresiko tinggi, sangat berbahaya bagi penambang itu sendiri serta masyarakat pengguna jalan dan kendaraan yang lewat. Karena jalan negara itu, merupakan urat nadi ekonomi Provinsi Sumatera Barat.Peristiwa longsoran di Senin dinihari itu

    dijadikan ajang mencari kesempatan oleh

    sejumlah penduduk setempat. Dengan menjual jasa membantu kelancaran arus lalu lintas, sejumlah penduduk tampak berada di beberapa titik untuk memban-tu kelancaran arus lalu lintas, kemudian memungut uang jasa ke para pengendara kendaraan bermotor yang lewat. Seorang pria berusia 38 tahun mengaku, malam itu ia berhasil mengutip penghasilan hampir Rp. 500.000,-

    Terdesak KeadaanDua nagari di kawasan bagian timur

    Kabupaten Limapuluh Kota, yaitu Koto Alam dan Manggilang, merupakan ka-wasan yang tergolong rawan longsoran di sisi kiri - kanan jalan atau longsoran badan jalan. Hampir setiap musim pen-ghujan, kasus longsoran terjadi di sana.Selain karena topografi daerah yang

    berbukit-bukit dengan kondisi tanah yang labil, kondisi itu juga dimungkinkan aktivitas warga yang melakukan sejum-lah kegiatan ekonomi di sisi kiri-kanan jalan negara yang sangat sibuk itu. Selain dengan melakukan pembalakan liar (ille-gal logging), kegiatan lain yang dilakukan warga adalah penambangan batu alam.Lihatlah, mulai sejak dari perbatasan

    Kecamatan Harau dengan Pangkalan Koto Baru, sudah terlihat aktivitas warga melakukan penambangan batu alam di sisi kiri-kanan jalan. Pemandangan itu akan bisa dilihat sampai ke perbatasan Manggilang dengan Pang-kalan. Parahnya lagi, se-jumlah kegiatan penam-bangan batu secara liar itu dilakukan di tebing dengan tingkat kemiringan yang sangat tajam.Batu-batu alam yang

    ditambang itu kemudian dijual oleh penduduk se-tempat kepada toke den-gan harga bervariasi, yaitu antara Rp 50.000 sampai Rp 75.000/m3. Informasi yang diterima menyebut-kan, batu-batu alam hasil tambangan penduduk itu dipasarkan ke sejumlah kawasan di Provinsi Riau, dimaksudkan untuk me-menuhi permintaan batu alam di kawasan itu.Kegiatan penambangan

    batu alam secara liar itu belakangan intensitasnya terlihat makin meninggi menyusul belum membaiknya harga jual komoditas utama yang dihasilkan masyarakat setempat, yaitu gambir. Dalam catatan, sudah lebih setahun harga jual gambir yang dihasil-kan masyarakat setempat belum juga kunjung membaik, hanya berkisar antara Rp 14.000 Rp 17.000/kg.Padahal, sekitar 80 persen masyarakat

    kedua nagari menjadikan gambir sebagai sumber utama penghasilan keluargan-ya. Dihadapkan dengan harga jual yang hanya antara Rp 14.000 - Rp 17.000/kg, sementara di bagian lain pergerakan har-ga barang-barang kebutuhan di pasaran makin gila, praktis membuat perekono-

    mian masyarakat makin terjepit.Menurut pengakuan sejumlah petani,

    dihadapkan dengan tingginya harga ba-rang-barang kebutuhan belakangan ini, harga jual gambir minimal Rp. 25.000/kg. Dengan harga sebanyak itu, baru petani dan pekerja dapat sedikit hasil lebih, un-gkap sejumlah petani gambir. Tapi den-gan kondisi harga yang seperti sekarang ini, petani lebih memilih menelantarkan ladang gambirnya.Tidak banyak solusi yang bisa ditem-

    puh penduduk untuk keluar dari jepitan ekonomi. Bagi yang memiliki kebun ka-ret, bisa menjadikan ladang karet seba-gai sumber penghasilan keluarganya. Tapi belakangan, menyusul kondisi iklim yang tidak menentu, juga ikut memukul petani karet karena mereka tidak bisa maksimal memetik getah karet di kebunnya.Menambang batu alam termasuk solusi

    lain yang ditempuh warga untuk menda-patkan penghasilan. Kebanyakan penam-bang memilih lokasi yang dekat dengan badan jalan untuk melakukan penam-bangan batu, dimaksudkan untuk mene-kan upah angkut. Makanya, bisa dilihat dalam jarak yang tidak beberapa meter saja di sepanjang badan jalan negara, sejumlah penduduk tampak melakukan penambangan batu alam.Diris, 41, warga Nagari Manggilang,

    mengaku bahwa sadar kegiatan penam-bangan batu alam yang ia lakukan ber-

    sama sejumlah rekannya di satu titik badan jalan sangat rawan terhadap ber-bagai bencana, terutama bencana long-sor. Apalagi Diris dan kawan-kawan mel-akukan penambangan batu alam di suatu lokasi yang tingkat kemiringannya sangat tajam.Tapi Diris mengaku harus melakukan

    kegiatan itu untuk menjamin keberlang-sungan nafkah keluarganya. Saya tidak punya jalan lain untuk mendapatkan uang, kata bapak tiga anak itu. Sementa-ra, selain menanggung beban seorang is-teri dan sejumlah anak yang masih ke-cil-kecil, dua di antara anak Diris sudah duduk di bangku sekolah menengah.

    Dikatakan Diris, dari kegiatannya mel-akukan penambangan batu alam secara liar, setiap hari ia bisa mendapatkan hasil antara Rp 50.000 - Rp 75.000. Berbeda dengan menderes karet yang sangat ter-gantung dengan musim, kegiatan penam-bangan batu alam nyaris tidak menemui kendala dalam pelaksanaannya. Asal fisik kuat, setiap hari bisa dilakukan, kata Diris.Diris juga mengaku, hasil yang ia per-

    oleh dengan menambang batu alam tidak sebanding dengan hasil ladang gambir ketika harga komoditas gambir sedang membaik di pasaran. Tapi, seperti dije-laskan tadi, hanya karena keterpaksaan keadaan juga yang membuat Diris dan kawan-kawan melakukan kegiatan itu demi mempertahankan kelangsungan hidup.Sejumlah tokoh masyarakat di kedua na-

    gari mengaku dihadapkan dengan dilema bila bicara soal penambangan batu alam secara liar. Dikatakan, disatu sisi semua pihak menyadari bahwa kegiatan sep-erti itu sangat rentan terhadap terjadinya musibah seperti longsoran. Apalagi na-gari mereka terletak di perbukitan den-gan tingkat kelabilan tanah yang sangat tinggiTapi kita susah mencegah begitu saja

    warga melakukan penambangan karena menyangkut urusan periuk nasi, tu-tur seorang pemuka masyarakat di Koto

    Alam. Ditambahkan, kegiatan penambangan batu alam baru akan mengalami penurunan yang sangat tajam bila komoditas gambir yang menjadi andalan pere-konomian masyarakat harganya membaik di pasaran.Makanya, sejumlah

    pihak di kedua nagari sangat berharap agar pemerintah mencari upaya-upaya agar harga gambir kembali mem-baik. Selagi harga gambir masih murah, sudah berharap kegia-tan penambangan batu alam akan bisa dikuran-gi, tambah sang tokoh. Kendati aparat rutin melakukan upaya pener-bitan, kegiatan itu hanya

    terhenti sesaat untuk bergemuruh lagi manakala petugas sudah meninggalkan lokasi penambangan.Belakangan, menyusul pula kegiatan

    lain yang tidak kalah rawannya, yaitu penambangan kayu liar di beberapa titik di kedua nagari yang bertetangga terse-but. Kebanyakan kayu-kayu yang dite-bang masyarakat dijual untuk memenuhi permintaan kayu api sejumlah rumah makan. Sama dengan batu, kegiatan pen-ebangan kayu hanya sekadar mampu un-tuk membuat masyarakat bertahan hidup.(edi.s)

    Kalau perlu masyarakat

    menyingkir ke tempat yang

    lebih aman sebagai langkah

    antisipasi terhindar dari

    bencana.

    RAWAN : Jalan Negara Sumbar - Riau yang menjadi jalur penting ekonomi Dua Provinsi adalah juga kawasan yang sangat rawan terjadinya Longsor. (f/her)

    DESAKAN EKONOMI : Aktivitas penambangan batu liar di Manggilang kabupaten Limapuluh Kota.(f/her)

    TEBING BATU : Lokasi Penambangan batu di Kabupaten Limapuluh Kota.(f/her)

    Antara Ancaman Longsor dan Desakan Kebutuhan Hidup

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

  • IMPIAN untuk menikmati secara langsung Jalan Layang Kelok Sembilan di Kecamatan Harau agakn-ya hanya tinggal menunggu waktu. Tahap demi ta-hap progress kegiatan pembangunan fisik Jalan Layang Kelok Sembilan terus menampakkan kemajuan yang menggembirakan.Informasi terakhir menyebutkan, realisasi fisik pem-

    bangunan Jalan Layang Kelok Sembilan sudah menca-pai sekitar 70 persen. Juga diperoleh informasi bahwa saat ini jalan layang yang sudah lama ditunggu - tunggu penyelesaiannya oleh masyarakat Kabupaten Limapu-luh Kota sedang dalam uji kelayakan, dan diperkirakan pada April 2012 sudah dapat dilalui kendaraan bermo-

    tor.Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno di sela-sela

    kunjungan kerjanya ke Kelok Sembilan, Kabupaten Li-mapuluh Kota, Selasa (17/1), menyatakan, bahwa kelok sembilan yang menghubungi akses ke daerah tetangga, Pekanbaru mempunyai fungsi sangat strategis dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, ter-utama bagi Kabupaten Limapuluh Kota Dalam kunjungan yang diikuti Kadinas Prasarana jalan

    dan Tarkim, Suprapto, Kadinas PSDA Ali Musri, Kepala Bapedalda Sumbar Asrizal Asnan dan Kabiro Humas Surya Budhi, disebutkan Gubernur bahwa saat ini kita sedang penyelesaian tahap II yang kita kebut penye-lesaiannya tahun ini, diperkirakan akan selesai tahun 2013. Yang belum siap itu adalah jembatan sepanjang 250 meter, jalan satu kilometer lagi, ungkap Irwan.Ditambahkan Gubernur yang mantan anggota DPR I

    itu, yang belum siap itu ada sekitar 30 persen. Ini yang akan kita tuntaskan pada tahun 2012. Jadi kegiatannya cukup padat sekali tahap II dengan total biaya Rp 187 miliar, sedangkan total biaya keseluruhan mencapai Rp

    550 miliar. Untuk tahap I sudah bisa kita lounching tahun ini, dan direncanakan April 2012 sudah bisa kita pakai, ucapnya.Kadinas Prasarana jalan dan Tarkim Sumbar, Suprapto

    membenarkan saat ini tim sedang menguji kelayakan ja-lan dan jembatan, diperkirakan April untuk tahap satu sudah pasti dapat dilewati kendaraan. Diungkapkan-nya, persyaratan jembatan dan jalan harus dilakukan uji kelayakan. Itu sebuah persyaratan yang harus kita lakukan, tandasnya.Sebelum Gubernur melihat kondisi Kelok Sembilan,

    ia juga mengunjungi Batang Lakin, sungai yang sudah beberapa kali mengalami Galodo yang menghancurkan lingkungan masyarakat sekitar dan merusak pertanian.Kita mendanai dari APBD Provinsi untuk membuat

    cek dam untuk menahan kemungkinan galodo. Dengan adanya cek dam ini akan menghambat batu- batu besar. Insya Allah cek dam ini selesai tahun 2013 dengan dana sebesar Rp 9,3 miliar dengan lebar 30 meter, panjang 400 meter yang menampung 120 ribu kubik sedimen, pungkasnya.***

    Ini yang akan kita tuntaskan pada tahun 2012. Jadi kegiatannya cukup padat sekali tahap II dengan total

    biaya Rp 187 miliar, sedangkan total biaya keseluruhan mencapai Rp 550 miliar.

    April, Jalan Layang Kelok 9Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

    SEBELUMNYA, pada akhir 2011 lalu, Sekretaris Jen-deral Kementerian Peker-jaan Umum, Agoes Widjanarko, melakukan tinjauan lapangan ke Proyek Jembatan Kelok Sembilan di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Malam hari (14/10) sebe-lum meninjau proyek ini, Sekjen PU menghadiri Rapat Koordinasi yang dibuka oleh Gubernur Sum-bar dan diikuti Bupati/Walikota dan PKPD Provinsi se-Sumatera Barat. Sekjen PU hadir dalam rapat tersebut mewakili Menteri PU atas permintaan Gubernur Sum-bar, Irwan Prayitno untuk menjadi narasumber terkait pemulihan infrastruktur di Sumbar pasca gempa tahun 2009.Dalam kunjungan lapangan ke Proyek Jembatan Kelok

    Sembilan, Sekjen PU didampingi Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II, Maruasas Panjaitan dan Pejabat Pembuat Keputusaan (PPK) Proyek Pembangu-nan Jembatan Kelok 9, Dahler. Dalam penjelasannya, Maruasas kepada Sekjen PU menyatakan, pekerjaan Jem-batan 5 dalam tahap I hampir mendekati penyelesaian. Menurut Maruasas pekerjaan Jembatan 5 akan rampung akhir tahun ini.Dengan selesainya pekerjaan tahap satu ini menandai

    bahwa jembatan ini mulai dapat dioperasikan. Kami ber-

    harap dengan dioperasikannya jembatan ini maka kema-cetan antrean panjang kendaraan khususnya saat masuk akhir pekan menjadi sedikit berkurang, ungkapnya.Jembatan yang mulai digarap tahun 2003 lalu, terkesan

    berlarut-larut. Hal ini lantaran proyek ini menggunakan dana Multiyears hingga akhir tahun ini (2011) yang bisa diselesaikan baru tahap I yang terdiri dari empat jembat-an. Adapun sisanya, yakni Jembatan 1 dan 2 masuk kat-egori pekerjaan tahun 2012. Pembangunan proyek ini tergolong berwawasan lingkungan, pasalnya meski loka-si proyek di tengah hutan, namun kelestarian alam tetap terjaga, ujar Widiarso dari Konsultan Virama Karya.Dikatakan, pekerjaan tahap I yang telah diselesaikan

    sebanyak empat jembatan yakni Jembatan 3, 4, dan 6. Adapun progres fisik Jembatan 5 sudah mencapai 90% dan Desember mendatang diupayakan selesai. Pen-anganan Jembatan 5 tergolong paling sulit karena men-yangkut ketinggian bangunan konstruksinya ditambah kondisi lereng yang cukup curam, menambah hambatan dalam pekerjaan.Menurut PPK Proyek Jembatan Kelok Sembilan, Dahler

    proyek ini dapat dirampungkan tahun 2012 dengan cata-tan alokasi dananya mencukupi. Dia memperkirakan, dana yang tersisa sekitar Rp 90 miliar. Dana ini akan di-gunakan untuk membuat dua jembatan (Jembatan 1 dan 2) serta menyelesaikan aksesoris yang dibutuhkan. Dana yang telah terserap dari awal pekerjaan dilaksanakan hingga tahun ini mencapai Rp 351 miliar.

    Dahler menjelaskan lebih lanjut, Jembatan Kelok 9 me-miliki panjang 970 m ditambah pembuatan jalan baru sepanjang 2,5 km. Jembatan ini ditangani dalam dua ta-hap. Tahap pertama, pembangunan jembatan sepanjang 720 m plus jalan 150 m dan tahap kedua sepanjang 250 m dan jalan baru sepanjang 1 km. Khusus pekerjaan tahun ini, panjang jembatan yang dibangun 145 m ditambah perkerasan jalan sepanjang 1,5 km dan beserta bangu-nan pelengkapnya. Untuk pekerjaan konstruksi lainnya, yakni pembangunan Jembatan 1 dan 2 tahun 2012 akan ditenderkan kembali. Meski sejak pertama dibangun menggunakan jasa kon-

    traktor/konsultan BUMN besar (HK, Adhi Karya, WK dan VK) namun tidak secara serta merta mereka bisa meneruskan kembali pekerjaan proyek ini. Kami tidak mau disalahkan bila dilakukan penunjukkan langsung. Jadi agar aman, mengingat masuk pada tahapan berbeda maka harus melalui tender ulang. Mungkin saja kontrak-tornya nanti bukan yang sekarang, tegas Dahler.Lebar jalan Jembatan Kelok Sembilan dibuat sebesar

    13,5 meter. Dengan demikian, lalu lintas dengan jenis kendaraan apapun bisa melewati jalan ini. Jalan lama nantinya akan difungsikan sebagai jalan wisata. Sepintas pengamatan, tidak ada yang membedakan dengan jalan lama. Dengan jembatan baru, maka grade diturunkan dari 8% menjadi 4-5% sehingga cukup aman dilalui oleh semua jenis kendaraan termasuk kendaraan berat sekali-pun.(edi.s)

    KELOK 9 : Tinjauan lapangan Sekretaris Jenderal Kementrian Pekerjaan umum ke Proyek Jembatan Kelok Sembilan di Kabupaten 50 Kota.(f/her)

    JEMBATAN KELOK 9 : Akhir tahun ini, Jembatan 5 dalam tahap I telah memasuki tahap penyelesaian dan segera mulai dioperasikan.(f/her)

    Sekjen PU : Dibangun Berwawasan Lingkungan

    KUNJUNGAN KERJA : Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno tinjau lokasi Jembatan Kelok Sembilan yang akan segera memasuki Tahap Penyelesaian

    Kelok Sembilan : Fungsi startegisBagi Perekonomian Sumbar

    Agoes Widjanarko, Sekretaris Jenderal Kementerian

    Pekerjaan Umum (f/int)

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

  • DALAM rangka mewujudkan rencana pengem-bangan Sarilamak sebagai Ibu Kota Kabupaten (IKK), maka Bupati dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo melakukan pertemuan dengan Wali Nagari dan anggota Badan Musyawarah (Bamus) nagari-nagari yang terletak di wilayah kecamatan Harau di ruang perte-muan Medan Nan Bapaneh Tarantang.Nagari-nagari yang terletak di dalam wilayah admin-

    istratif kecamatan Harau tersebut adalah nagari Lubuak Batingkok, Gurun, Sarilamak, Tarantang, dan nagari Pilubang. Dalam pertemuan yang juga dihadiri sejumlah pimpinan SKPD tersebut, Bupati menyampaikan usu-lannya agar nagari-nagari tersebut menjalin komunikasi yang lebih intensif untuk mengatasi permasalahan di dalam masyarakat. Hendaknya nagari-nagari pendukung IKK membentuk

    sebuah forum komunikasi untuk membahas semua per-masalahan dan aspirasi masyarakat agar kota Sarilam-ak menjadi kota yang berbudaya. Namun yang paling penting, Wali Nagari dan Bamus nagari pendukung IKK harus memahami Perda Nomor 17 Tahun 2002 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Lima Puluh Kota dari Wilayah Kota Payakumbuh ke Kota Sarilamak dan Perda Nomor 18 Tahun 2002 tentang Rencana Kota Sarilamak Sebagai Ibukota Kabupaten Lima Puluh Kota, tegas Bupati Alis Marajo.Dalam kesempatan yang sama, Bupati juga meng-

    himbau Wali Nagari untuk menjadikan setiap anggota

    masyarakat sebagai anak nagari. Nagari pada dasarnya memiliki pengertian sebagai tempat tinggal penduduk dan tempat anak nagari bermukim. Ini berarti, setiap anak nagari harus memiliki KTP dan bermukim dalam nagari yang tersebut, jelas Bupati.Bupati juga meminta setiap nagari yang akan melaku-

    kan pemekaran jorong agar menuangkan pemekaran tersebut ke dalam Peraturan Nagari (Pernag). Pernag tersebut harus menjelaskan batas-batas teritorial daer-ah yang dimekarkan tersebut dengan daerah sekitarnya, dan harus mendapatkan verifikasi dari Camat. Wali Na-gari juga diingatkan untuk menjabarkan setiap Perbup ke dalam Pernag. Format untuk membuat Pernag dapat diminta ke Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupat-en Lima Puluh Kota.Di dalam pasal 12 Perda Kabupaten Limapuluh Kota

    Nomor 18 Tahun 2002 tentang Rencana Kota Sarilamak Sebagai Ibukota Kabupaten Lima Puluh Kota, disebut-kan bahwa untuk mengatasi perkembangan yang akan terjadi mengingat kedudukan penting Sarilamak maka akan ditetapkan pembagian Sub Bagian Wilayah Kota (BWK) pada beberapa wilayah yang diharapkan dapat menjadi sub pusat pelayanan lingkungan dan pusat pe-layanan penduduk tidak terkonsentrasi pada satu lokasi. Berikutnya dalam pasal 13 pada Perda yang sama

    ditetapkan pembagian wilayah tersebut, yaitu Sub BWK A dengan fungsi sebagai pusat agribisnis dan pertanian yang diintensifikasi serta pemukiman, wilayahnya meli-

    puti Nagari Lubuak Batingkok. Sub BWK B merupakan pusat agribisnis dan pertanian

    yang diintensifikasi serta pemukiman di nagari Gurun. Nagari Sarilamak menjadi Sub BWK C yang merupakan pusat utama Kota Sarilamak dengan fungsi utamanya sebagai pusat perdagangan regional dan perkantoran. Sub BWK D merupakan pusat utama Kota Sarilamak

    dan dijadikan pusat perumahan, khususnya bagi penda-tang yang bekerja pada sektor pemerintahan, dan juga sebagai pusat industri pengolahan dan pusat perkan-toran pemerintah, wilayahnya meliputi jorong Keting-gian di nagari Sarilamak. Nagari Tarantang menjadi pusat kegiatan pariwisa-

    ta dan produksi pertanian, terletak pada sub BWK E. Jorong Aia Putiah dan Jorong Buluah Kasok yang ter-dapat dalam nagari Sarilamak menjadi pusat pemuki-man, perdagangan, dan menjadi cadangan lahan bagi perkembangan kota, menjadi sub BWK F. Terakhir, na-gari Pilubang dalam sub BWK G berfungsi sebagai pu-sat agro industri dan merupakan cadangan lahan bagi perkembangan kota.Dalam pertemuan yang dipimpin Camat Harau Elfi

    Rahmi tersebut, Bupati Alis Marajo juga memberikan instruksi kepada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Nagari (BPMPN) agar menerbitkan kerangka selekta untuk mengendalikan proyek yang dikerjakan di nagari-nagari dalam wilayah administratif Kabupaten Limapuluh Kota.(edi.s)

    Nagari pada dasarnya memiliki pengertian sebagai tempat

    tinggal penduduk dan tempat anak nagari bermukim. Ini

    berarti, setiap anak nagari harus memiliki KTP dan

    bermukim dalam nagari yang tersebut.

    Nagari-nagari IKK Disarankan Bentuk Forum Komunikasi

    PEMKAB Limapuluh Kota, akan mem-percepat pembenahan Ibukota Kabupat-en (IKK) Limapuluh Kota, di Sarilamak. Selain gencar mempersiapkan infras-truktur jalan, pemkab juga terus meren-canakan dan menyiapkan jalan lingkar luar, terminal, gedung pemerintahan dan sarana air bersih. Selain itu, menyempurnakan pengelo-

    laan persampahan dan infrastruktur lain. Disusul dengan penyiapan perang-kat hukum (Perda), sekaitan pembenahan rencana tata ruang wilayah serta evaluasi dan revisinya, sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat. Kemudian dilakukan penyusunan renca-na detail tata ruang (RDTR) IKK Sarilam-ak.Kepala Bappeda Ka-

    bupaten Limapuluh Kota, Novian Burano, dalam percakapan dengan Haluan di Payakumbuh, kema-rin menuturkan, IKK Sarilamak akan dilengkapi dengan satu unit rumah sakit yang berada di bawah

    naungan RSUD Suliki, walau sampai kini belum tersedia lahan untuk lokasi rumahsakit tersebut.Selain itu, tambah Novian Burano,

    juga direncanakan membangun satu unit mesjid raya atau islamic center di pusat pemerintahan. Untuk itu terlebih dahulu akan dilaksanakan studi ke-layakan dan pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan masjid tersebut.

    Rencananya akan be-rada di dekat lokasi kantor pemerintahan. Sehingga kegiatan kegiatan keagamaan di tingkat kabupaten dapat dilaksanakan di islamic center itu.Menurut dia, mas-

    jid raya atau islamic center tersebut, akan dilengkapi dengan ge-dung perpustakaan dan sarana prsarana lain untuk men-dukung keberadaan tempat ibadah dan sarana untuk menim-ba ilmu pengetahuan. IKK juga dilengkapi dengan pembangu-

    nan sarana prasarana pendidikan, SMP dan SMK yang standar.

    Dikatakannya, dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan pemetaan jalan IKK sekaligus mengajukan Ranperda tentang nama jalan di seluruh Sarilamak dan wilayah pendukungnya. Termasuk di Nagari Gurun, Tarantang, Pilubang dan Nagari Lubuak Batingkok, ke DPRD se-tempat.Selain itu, dibutuhkan rehabilitasi

    pasar dan pembangunan jalan dua jalur. Namun perlu peningkatan alokasi dana untuk pembangunan gedung per-kantoran dan sarana prasarana pen-dukungnya. Penyediaan dana, tidak saja dari APBD, juga perlu diusahakan dari pemerintah provinsi dan pusat.Untuk itu, lanjutnya kepada Haluan,

    beberapa badan dan dinas sudah mu-lai pindah ke kawasan perkantoran Sarilamak dalam priode RPJMD ke II ini. Sebab akan dimulai pembangunan fisik gedung perkantoran pemerintah, diharapkan mulai terealisasi pada 2013 mendatang. Sehingga akan menjadi faktor daya tarik bagi pembangunan prasarana lain seperti perdagangan dan jasa, perkantoran swasta, perumahan/pemukiman.Kawasan yang dibenahi diperkira-

    kan seluas 216 km persegi. Dilengkapi dengan terminal bus antar kota antar provinsi dan angpedes. Sedangkan pasar tradisional yang ada sekarang ini

    perlu dibenahi lagi dengan perluasan lokasi pasar. Sehingga pedagang akan merasa aman dan nyaman untuk berjua-lan, serta akan tercipta pelayanan yang baik bagi pengunjung pasar.Pembangunan pasar Sarilamak tidak

    dilakukan setengah-setengah, namun lebih representatif. Di kawasan itu disediakan palataran parkir yang bakal menggairahkan dan menghidupkan lagi dinamika pelaku ekonomi di daerah ini yang memiliki karakteristik masyarakat yang beragam, sebut Novian Burano.Dengan itu diharapkan Kota Sarilamak

    suatu saat nanti, bakal menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan, sekali-gus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan masyarakat. Bukan tidak mungkin pada kawasan tersebut, juga akan dilengkapi dengan pasar ter-nak yang representatif.Pada bagian lain Novian Burano meng-

    informasikan, IKK diharapkan berkem-bang dengan cepat, karena Kabupaten Limapuluh Kota, memiliki potensi yang cukup besar, didukung oleh posisi geo-strategis. Semua itu harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat. Daerah ini memiliki keunggulan kom-paratif yang berbeda antara daerah yang menunjang tumbuhnya dan berkem-bangnya perdagangan intra regional.(edi.s)

    Novian Burano : kepala Bappeda Kabupaten Limapuluh Kota.(f/her)

    Dilengkapi Rumah Sakit

    Alis Marajo dan walinagari di IKK sarilamak dalam rangka mewujudkan rencana pengembangan wilayah Sarilamak sebagai Ibukota Kabupaten .(f/her)

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

  • CMYK

    Sarilamak Minangkabau memiliki kekayaan seni yang luar biasa, seperti kesenian Talem-pong. Rentetan nada yang ditingkahi suara mer-du penyanyinya melantunkan lirik berbahasa Minang kerap hadir dalam berbagai kegiatan masyarakat. Na-mun, nagari Talang Anau Kecamatan Gunuang Omeh di Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki daerah lain di Sumatera Barat, bah-kan pada skala nasional. Ya, di nagari yang dipimpin oleh Ali Nasrul Imam Batuah ini terdapat cagar bu-daya Talempong Batu yang bila dipukul akan meng-hasilkan nada yang tak berbeda dengan Talempong yang terbuat dari kuningan. Sebanyak enam buah batu yang tersusun rapi berja-

    jar di atas bantalan yang terbuat dari bambu. Di atas talempong tersebut, diletakkan sebuah batu yang di-gunakan sebagai alat pukul untuk menghasilkan bu-nyi seperti yang diharapkan. Tidak ada syarat khusus untuk memainkan Talempong Batu ini. Hanya saja, sebelum dibunyikan, Juru Pelihara terlebih dahulu akan membakar kemenyan putih, sebut Ril Afrizal (38 tahun), Juru Pelihara cagar budaya Talempong Batu. Diceritakan oleh Ril, di bawah Talempong Batu ini terdapat sebuah lubang yang membentuk terowon-gan sepanjang 800 meter dan memiliki pintu keluar di bagian lain nagari Talang Anau. Memang tidak ada yang telah memasuki terowongan tersebut karena mi-nusnya peralatan dan telah tertutupnya lubang angin karena pesatnya perkembangan masyarakat. Namun, para orang tua zaman dahulu telah membuktikan keberadaan terowongan tersebut dengan memasuk-kan seekor ayam dan ayam tersebut keluar di pintu

    terowongan tersebut, tutur Ril yang diangkat sebagai Juru Pelihara sejak tahun 1992.Ada beberapa versi cerita mengenai Talempong Batu

    ini. Dalam buku Menelusuri Hari Jadi Kabupaten Lima Puluh Kota yang ditulis oleh Saiful, SP, dikisahkan bahwa Talempong Batu ditemukan pertama kali oleh seorang yang bernama Syeikh Syamsudin pada abad 12 Masehi. Beliau bermimpi didatangi oleh seseorang yang berjubah putih dan memiliki janggut. Dalam mimpinya, Syeikh menerima pesan agar mencari be-berapa buah batu yang berserakan di dalam hutan yang ditumbuhi oleh talang dan daun enau. Benda itu akan memberikan manfaat bagi masyarakat bila berhasil ditemukan. Pada saat itu masyarakat nagari itu masih bermukim di Bukik Padang Aro, sebuah Pa-dang Datar, dan sekarang disebut perumahan Kam-pung Tingga. Setelah berulangkali bermimpi tentang hal itu, maka Syamsudin mengerahkan pengikutnya untuk mencari keberadaan batu seperti yang diketa-huinya dari mimpinya. Masyarakat memang menemu-kan enam buah batu yang jika dipukul akan mengelu-arkan rangkaian nada seperti bunyi talempong. Batu tersebut ditemukan bersamaan dengan sebuah batu pipih laksana daun meja yang juga berbunyi nyaring. Versi lain yang diceritakan oleh Wali Nagari Talang

    Anau. Imam Batuah menuturkan, dahulu kala, saat Talanganau masih rimba raya, hiduplah seorang anak muda bernama Samsudin. Suatu malam, Samsudin bermimpi. Dalam mimpinya, Samsudin melihat cahaya berpendar di sejumlah kawasan di Talanganau. Mimpi itu terus berulang-ulang, hingga tiga malam lamanya. Samsudin berusaha mencari makna mimpinya. Dia pergi ke sejumlah kawasan di Talang Anau, tempat di-mana ia melihat cahaya berpendar dalam mimpi. Di luar perkiraan, Samsudin menemukan sejumlah batu berukuran besar, berbentuk lonjong. Ketika dipukul, batu-baru itu mengeluarkan bunyi atau nada berbeda-beda. Samsudin riang bukan kepalang. Ia menghela batu-batu yang dinamai Talempong Batu itu, seperti peternak menghela gembalanya. Setelah terkumpul, semua batu disusun di sebuah terowongan panjang. Kini, terowongan itu sudah berganti menjadi kawasan pemukiman penduduk Talang Anau.

    Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pada saat akan terjadi sesuatu di dalam kampung, maka akan terdengar suara gemuruh dari Talempong Batu. Jika mendengar suara gemuruh tersebut, maka masyarakat meyakini akan terjadi sesuatu keesokan harinya, tandas Ril yang merupakan putra asli Talang Anau. Talempong Batu ini terletak di sebelah bangu-nan yang menjadi Balai Adat. Pada zaman dahulu, di tempat yang sama terdapat sebuah batang beringin besar yang menjadi tempat masyarakat untuk melaku-kan musyawarah. Talempong Batu dijadikan sarana untuk memanggil masyarakat. Syeikh Syamsudin sendiri kemudian hilang tak ten-

    tu rimbanya. Setelah ayahnya meninggal dunia, ibu Syeikh merasa kehilangan yang sangat luar biasa. Melihat keadaan ibunya, Syeikh menyuruh ibunya mandi ke Pincuran Gading di kaki bukit Gadiguah. Setelah itu, ibu Syeikh berbaring di sebelah makam suaminya, hingga kemudian ditemukan dalam kead-aan tidak bernyawa. Rasa sedih kehilangan kedua orangtua, membuat Syeikh Syamsuddin meninggal-kan pengikutnya dan menghilang. Namun, terkadang masyarakat bertemu dengan Syeikh di beberapa tem-pat sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Karena itulah, beliau diberi julukan Tuanku Nan Hilang. Di masa sekarang, Talempong Batu disusun di atas

    dua buah bambu yang dijadikan sebagai bantalan. Talempong Batu pun telah diletakkan dalam sebuah bangunan sederhana yang masih memerlukan pemu-garan. Jika tidak segera dilakukan pemugaran, teru-tama pada bagian atap, dikhawatirkan akan merusak Talempong Batu. Pada bulan Desember 2011 lalu, tim dari Museum Purbakala dari kota Padang telah mel-akukan peninjauan untuk segera melakukan pemban-gunan, ucap Ril yang berharap pemerintah Kabu-paten Lima Puluh Kota memberikan perhatian kepada keberadaan situs. Situs Talempong Batu merupakan kekayaan dan asset daerah. Namun, masyarakat masih menganggap Talempong Batu sebagai benda keramat, sehingga ada kekhawatiran untuk mengunjungi situs ini. Hendaknya pemerintah daerah memikirkan cara untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke situs Talempong Batu, harap Ril. (Yossarika)

    Tidak ada syarat khusus untuk memainkan

    Talempong Batu ini. Hanya saja, sebelum dibunyi-

    kan, Juru Pelihara terlebih dahulu akan membakar

    kemenyan putih

    SusunanTalempongBatuyangmenjadikebangganmasyarakatLimapuluhKota.(f/her)

    TALEMPONG BATU NAGARI TALANG ANAU

    TalempongBatuTalangAnau,merupakansalahsatuobjekwisataygramaidukunjungiwisatawan.(f/her) TalempongBatuTalangAnau.(f/her)

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

  • CMYK

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

  • PERNAHKAH Anda berkunjung ke Na-gari Gurun? Gurun merupakan salah satu nagari yang termasuk dalam kawasan Ibu Kota Kabupaten (IKK). Memiliki luas wilayah 12,80 m2 dan dihuni oleh 1.976 orang penduduk, Nagari Gurun terdiri dari tiga jorong, yaitu Jorong Gurun, Lubuak Jantan, dan Balai Tinggi. Menurut Wali Nagari Gurun, Nurweizet

    Dt. Patiah, saat ini nagari yang dipimpinn-ya dihadapkan dengan sejumlah masalah. Antara lain di bidang ekonomi. Menurut Dt. Patiah, berkaitan dengan IKK, terjadi perubahan-perubahan pola hidup dan mata pencarian masyarakat. Mestinya sedari dini sudah dipersiapkan langkah antisipatif ke arah itu, ujarnya.Pada bagian lain, krisis ekonomi global

    juga diperkirakan akan membawa damp-ak negatif bagi Nagari Gurun, karena sebagaian besar perantau Nagari Gurun bekerja di sektor swasta yang mungkin akan mengalami dampak langsung dari krisis tersebut. Diperkirakan perantau yang mengalami PHK akan kembali ke Gurun, sehingga akan menambah ting-ginya angka pengangguran, tambahnya. Untuk itu, menurut Dt. Patiah, diperlu-

    kan langkah-langkah yang sistematis un-tuk menyiapkan masyarakat dalam meng-hadapi perubahan dan persaingan hidup yang semakin meningkat. Jika perang-kat nagari gagal mengatasi masalah ini, dikhawatirkan akan berdampak pada peningkatan angka kriminalitas di tengah masyarakat, tambahnya lagi.Peralihan Nagari Gurun menjadi ka-

    wasan IKK, imbuh Dt. Patiah, telah membawa dampak positif terhadap pen-ingkatan aktifitas ekonomi. Namun, terdapat kesenjangan dalam kehidupan masyarakat, karena peningkatan ekonomi tersebut kebanyakan dinikmati oleh para pendatang yang membuka usaha di Na-gari Gurun, ujar Dt. Patiah yang menjadi Wali Nagari Gurun sejak Agustus 2008 itu.Dijelaskan, dengan adanya ketimpangan

    ekonomi tersebut, dikhawatirkan mun-culnya kecemburuan sosial dari anak na-gari terhadap pendatang. Hal ini perlu ditangani secara khusus, agar kecembu-ruan sosial tidak merebak menjadi perti-kaian yang sewaktu-waktu mengarah ke bentuk yang anarkis, imbuhnya.Permasalahan lain yang muncul akibat

    peralihan ini adalah pergeseran nilai-nilai budaya yang tumbuh dalam masyarakat.

    Menurut Dt. Patiah, pergeseran nilai tersebut bisa memberikan dampak positif dan dampak negatif. Dalam konteks ini perlu dilakukan upaya untuk memperkuat nilai-nilai positif dan memi-nimalisir dampak negatif tersebut, de-mikiann ia berpendapat.Dt. Patiah juga menginformasikan

    bahwa berdasarkan analisa pemerintah nagari dan laporan yang disampaikan masyarakat, ada beberapa masalah yang harus secepatnya diatasi oleh pemerintah nagari. Antara lain, pembukaan jalan baru Gurun Landai yang mengakibatkan lahan menjadi terbuka dan terjadinya erosi berat di sekitar lahan tersebut. Hal ini lebih jauh akan memberikan

    dampak negatif kepada lahan pertanian dan lingkungan pemukiman masyarakat sekitarnya, di mana material tanah yang tererosi telah menutupi saluran drainase pemukiman, halaman rumah warga, dan saluran irigasi perta-nian, katanya. Selain itu, tambah

    Dt. Patiah, krisis ekonomi yang ter-jadi di sepanjang ta-hun 2008 dan 2009 mengakibatkan ban-yaknya terjadi PHK di berbagai tempat. Perantau Nagari Gu-run yang rata-rata bekerja pada sek-tor swasta terkena dampak PHK terse-but, dan pulangnya perantau yang terk-ena PHK tersebut mengakibatkan se-makin bertambahn-ya pengangguran di nagari Gurun.

    P e r k a m p u n ga n BaruMerujuk sejarah,

    pada zaman dahulu, penduduk Gurun bermukim di suatu daerah yang disebut Bukit Gombak yang berada di Gunung Bungsu. Untuk mengatasi jumlah pen-duduk yang semakin berkembang, maka mereka memutuskan untuk mencari perkampungan yang baru. Maka mereka meninggalkan perkampungan tersebut yang kemudian disebut Rumah Tingga dan berpindah ke tempat baru.

    Namun tak lama, mereka kembali mencari tempat baru karena ke-sulitan menemukan sumber air. Dari suatu bukit yang disebut Bukit Pan-injauan, masyarakat tersebut melihat hamparan luas yang memungkinkan un-tuk dijadikan tem-pat tinggal yang baru. Nama Nagari Gurun sendiri didu-ga berasal dari kali-mat yang diucapkan penduduk ketika melihat hamparan padang rumput tersebut, Itu ada gurun!. Menurut Dt. Pa-

    tiah, sekitar 80 persen penduduk

    Gurun bekerja sebagai petani. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian me-miliki keunggulan komparatif yang tinggi dan cenderung lebih tahan terhadap kri-sis ekonomi. Tanaman pagi menjadi salah satu komoditi utama nagari Gurun. Pengamatan di lapangan menunjukkan

    bahwa luas areal komoditi padi sawah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya alih fungsi lahan, terutama di jorong Gu-run. Sementara sebagian besar sawah di jorong Lubuak Jantan dan Balai tinggi terlantar karena terganggunya irigasi yang mengairi sawah, sebut Dt. Patiah lagi.Di sektor perkebunan, gambir dan karet

    menjadi komoditi utama yang telah dibu-didayakan secara turun-temurun oleh penduduk Gurun. Sedangkan komoditi kelapa merupakan tanaman yang ditan-am sebagai tanaman sela di antara tana-man pangan, dan tanaman pinang bi-asanya ditanam sebagai pembatas lahan.

    Beberapa tahun be-lakangan ini, kakao mulai dibudidayakan oleh masyarakat.Di Nagari Gurun

    terdapat beberapa jenis hewan ternak yang diusahakan oleh masyarakat, antara lain ker-bau, sapi, Kambing, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, ayam kampung, itik, dan puyuh. Secara umum kerbau, sapi, dan kambing masih dipelihara secara tradisional. Sedan-gkan ternak ayam, itik, dan puyuh telah diusahakan secara intensif. Menurut Dt. Patiah

    Nagari Gurun yang dipimpinnya memiliki sumber daya air yang kurang potensial untuk mengem-bangkan usaha perikanan. Usaha peri-kanan ini banyak dikembangkan oleh masyarakat baik secara berkelompok mau pun perorangan. Sementara itu, sebagian besar hutan

    di Nagari Gurun merupakan hutan lind-ung. Hasil hutan non kayu yang sering diusahakan masyarakat adalah madu lebah, yang banyak ditemui di Jorong

    Gurun. Tingginya kebutuhan kayu di Ka-bupaten Limapuluh Kota dimanfaatkan oleh beberapa oknum masyarakat un-tuk mengambil kayu sampai ke dalam kawasan hutan lindung. Untuk men-gantisipasinya, perlu dicarikan alternatif sumber mata pencaharian baru bagi para pencari kayu tersebut,ujar Dt. Patiah.Nagari Gurun juga memiliki potensi

    batu kali. Namun karena terletak di dalam kawasan hutan lindung, sumber daya mineral ini belum tergarap maksimal. Masalah krusial yang dihadapi Nagari Gurun adalah keterbatasan sumber daya air, karena air hanya berasal dari mata air pegunungan. Namun masyarakat tetap mengoptimalkan pemanfaatannya untuk irigasi dan budidaya perikanan. Menurut Dt. Patiah, dengan jumlah pen-

    duduk sebanyak 1.976 jiwa, usia produk-tif lebih banyak daripada usia anak-anak dan lansia. Namun, berdasarkan data BPS, penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Nagari Gurun berjumlah 326 orang. Ini sesuai dengan data yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nagari Gurun tahun 2010-2015 yang mencantumkan tingkat kesejahteraan masyarakat nagari Gurun masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Sedangkan tingkat pendidikan

    masyarakat didominasi oleh tamatan SMA. Hal ini disebabkan masih ren-dahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Nagari Gurun belum memiliki gedung SLTP dan SLTA, namun fasilitas tingkat pendidikan dari TK dan SD telah tersedia. Menurut Dt. Patiah, dalam soal pem-

    bangunan infrastruktur wilayah, Na-gari Gurun dihadapkan dengan masalah berupa belum meratanya pembangunan infrastruktur di seluruh jorong, antara lain akses transportasi di beberapa lokasi masih belum lancar, karena jalan utama yang menghubungkan nagari dengan pu-sat kabupaten dan kecamatan yang be-lum diaspal.Selain itu, tambah Dt. Patiah, penataan

    lingkungan pemukiman masyarakat be-lum memenuhi standar kesehatan, salu-ranirigasi yang sudah rusak di beberapa lokasi mengakibatkan turunnya daya dukung irigasi terhadap produktifitas la-han. Beberapa saluran irigasi yang rusak adalah Saluran tali bandar Limpato, Salu-ran tali bandar Bulakan, dan Saluran tali bandar perumahan mesjid. Berbicara soal visi dan misi, menurut

    Dt. Patiah, visi pembangunan nagari Gu-run 2015 adalah Menjadikan nagari Gu-run sebagai nagari adat basandi Syara, Syara basandi Kitabullah. Visi terse-but memiliki dua perspektif yang akan diwujudkan pada tahun 2014. perspek-tif pertama adalah untuk mewujudkan masyarakat madani yang memiliki ciri beriman, bertakwa, beradab, taat hukum, terbuka, menghormati perbedaan, saling menghargai, menghargai kebebasan, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. Se-dangkan perspektif kedua adalah untuk mewujudkan pemerintahan nagari yang bersih dan tata pemerintahan nagari yang baik, katanya. Sedangkan misi yang direncanakan

    untuk mencapai visi ditekankan kepada peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan nagari dan penegakan hukum. Di samping itu juga diarahkan untuk peningkatan penerapan adat dan budaya masyarakat serta pengembangan ekonomi nagari, katanya. (yossarika)

    Nagari Gurun Waspadai Ekses Pergeseran Nilai

    Terdapat kesenjangan dalam kehidupan

    masyarakat, karena peningkatan ekonomi tersebut

    kebanyakan dinikmati oleh para pendatang yang

    membuka usaha di Nagari Gurun.

    Nurweizet DT : Wali Nagari Gurun, Kabupaten Limapuluh Kota. (f/ica)

    NAGARI GURUN : Salah satu Kawasan di Kabupaten LImapuluh Kota yang termasuk wilayah Ibukota Kabupaten (IKK). (f/her)

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

  • BENARKAH antara beberapa nagari di dalam Kabupaten Limapuluh Kota punya hubungan secara demo-grafis dengan Negeri Sembilan di negara tetangga, Malaysia? Pertanyaan itu mengge-layut di banyak warga karena bukti-bukti ke arah itu dinilai sangat cukup kuat.

    Khususnya masyarakat Minangkabau yang mengetahui sedikit tentang seluk-beluk hubungan Negeri Sembilan dengan Minangkabau, mengatakan bahwa hubun-gan yang bersifat familiar dan demografis antara Minangkabau dan Negeri Sembilan titik awalnya adalah nagari-nagari yang ada dalam Luak Limo Puluh Koto, atau dalam wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Li-mapuluh Kota.

    Negeri Sembilan adalah suatu penamaan yang dihubungkan dengan jumlah suku (patron klien) yang ada dalam pemetaan demografis di negara bagian Negeri Sembi-

    lan. Suku-suku itu adalah Simalanggang, Sarilamak, Tigo Batur (tigo nenek), Batu Belang, Mungka, Batu Hampa, dan Tanah Datar. Seperti diketahui, nama-nama tersebut merupakan nama sejumlah nagari di Kabupaten Limapuluh Kota.

    Pertanyaan yang sama kembali menge-muka ketika sebanyak 21 orang anggota rombongan Luak Jelebu dari Negeri Sem-bilan, Malaysia, mengunjungi Kabupaten Limapuluh Kota, Rabu (1/2). Itu merupa-kan kunjungan balasan, karena dari pihak pemerintah dan LKAAM Kabupaten Li-mapuluh Kota telah melakukan kunjungan ke Luak Jelebu Negeri Sembilan Malaysia pada Desember 2008 yang lalu, dan mel-akukan dialog lintas budaya Minangkabau dengan Negeri Sembilan Malaysia. Kunjungan rombongan Luak Jelebu Neg-

    eri Sembilan Malaysia dipimpin oleh Dato Menteri Sah Mangku Alam Raja Sari H. Tarmizi bin Selamat Balai Undang Luak Jelebu Negeri Sembilan Malaysia dengan anggota terdiri dari dua kelompok.

    Yaitu, pertama Kelompok Dato-Dato Lembaga Adat anggotanya Kadin bin Kid-am, Suhaimi Bim Mohd Rais, Darus Bin Dusak, Zulkafli Bin Jailani, Rosly Bin Mohd Zain, Abdul Hamid Bin Ismail, Mohd Rathi Bin Shamsudin, Abdul Ghani Bin Ibrahim, Husain Bin AB Rashid dan Abdul Azis bin Mat Baki.

    Kedua, kelompok jabatan kerajaan den-gan anggota terdiri dari Shazreen Suradi (Pejabat Penerangan Daerah Jelebu), Noor-zaidy bin Rohan (Majelis Daerah Jelebu), Ho Yu Han @ Nazli ( Muzium Adat Jele-bu), Mohd Rahim Shah bin Mohamad Yu-sof (Perpustakaan Awam Daerah Jelebu),

    Suhaimi bin Basiron (Mu-zium Adat Jelebu), Nor Aini binti Sifat (Pejabat Daerah dan Tanah Jele-bu), Mohd Shahir bin Mohd Ali (Jabatan Mu-zium Malay-sia), Rogayah binti Latif, dan Zainon binti Baha-ruddin.

    K e d a t a -ngan rom-

    bongan dari negeri jiran itu disambut oleh Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo bersama LKAAM Limapuluh Kota dan pemuka adat dan Bundokandu-ang di Balai di Ulu Situjuah Banda Dalam. Rombongan dijamu langsung dengan ma-kanan khas daerah nagari Situjuah Banda Dalam.

    Rombongan tersebut dalam kunjungan pertama pada hari Rabu (1/2) di Balai Ulu Situjuah Banda Dalam, melaksanakan di-alog lintas budaya adat Minangkabau den-gan Negeri Sembilan Malaysia. Selanjutnya rombongan mengunjungi Balai Malintang Sitanang Muaro Lakin Kecamatan Lareh Sago Halaban.

    Berikutnya rom-bongan dijamu makan siang di rumah dinas Bu-pati sekaligus mel-akukan pertemuan resmi dengan pihak Pemerintah Kabu-paten Limapuluh Kota, dan setelah itu dilanjutkan kunjun-gan ke Balai Godang VII Koto Talago Kecamatan Guguak, Balai Nan Panjang Limbanang dan Balai gotiang Pu-tuih Nagari Mungka. Terakhir rombongan meninjau objek wisa-ta Lembah Harau.

    Bupati Limapuluh

    Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo, men-gatakan bahwa ada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan masyarakat Luak Limo Puluh Koto selama ini, khususnya masyarakat Mi-nangkabau yang mengetahui sedikit tentang seluk-beluk hubungan Negeri Sembilan dengan Minangkabau. Dikatakan, hubun-gan yang bersifat familiar dan demografis antara Minangkabau dan Negeri Sembilan, titik awalnya adalah nagari-nagari yang ada dalam Luak Limo Puluh Koto, atau dalam wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Li-mapuluh Kota.

    Negeri Sembilan adalah suatu penamaan yang dihubungkan dengan jumlah suku (patron klien) yang ada dalam pemetaan demografis di negara bagian Negeri Sem-bilan. Suku-suku itu adalah Simalanggang, Sarilamak, Tigo Batur (Tigo nenek), Batu Belang, Mungka, Batu hampa, Tanah Da-tar, kata Bupati Alis Marajo.

    Setelah mereka berhimpun di Kelang, ke-tika itulah pemerintah Malaka menampung penduduk yang berasal dari Simalanggang, Sarilamak, Tigo Nenek dan Batu Belang serta Payakumbuh dan Batu Hampa. Tem-pat itu menurut ketentuan Datuak Samad Idris dalam bukunya Payung terkembang diberi nama Tampin. Lebih lanjut dikata-kan, Alue Baturue di balai Hulu Situjuah Banda Dalam, Kebesaran Dt. Simagayua Nan Mangiang, sehingga urek tunggang dari Andikonyo Nan Duo Baleh.

    Limbago di tuang di luak disebut Balai

    Jariang Kebesaran Dt Marajo Nan Maman-gun dengan enam andiko kebesaran di ra-jolkan dironah. Undang Talukih di balai Godang Talago Gontiang Dt. Bandaro Nan Hitam kebesarannya dengan tingkatan pen-ghulu kebesarannya. Adat dipakai di rajokan di lareh Sitanang Muaro Lakin Dt. Panduko Marajo. Dan Dt Majo Indo di Koto Laweh, Dt. Siri Marajo di Mungka, Dt. Bandaro di Maek serta Dt. Marajo Dubalai di Muaro Takuih.

    Pada kunjungan di Balai Nan Panjang Koto Laweh Limbanang dalam pertemuan singkat, Dt. Mangkuto menjelaskan, be-lahan Datuak Maharaja Besar adalah Raja Besar, Datuak Mulia Besar, Datuak akal be-sar, Datuak Patih Besar dengan menterinya bergelar Orang Kaya Besar dan bermula di kampung dalam di negari Koto Lawah. Kes-emua penghulu ini tidak lain dari pada tu-runan Maharaja Indra, sebagai tuanku Raja Besar dikukuhkan sejalan dengan Montinya Orang Kaya Besar di Rumah adat Datuak Patih Besar di Koto Laweh.

    Rombongan Luak Jelebu Negeri Sembilan Malaysia yang disampaikan Dato Menteri Sah Mangku Alam Raja Sari H.Tarmizi Bin Selamat mengatakan, sangat terharu dan bangga atas sambutan oleh pemangku adat (ninik mamak) di setiap Balai yang dikun-jungi, karena di setiap tempat kunjungan disambut sangat antusias masyarakat dan pemuka masyarakat. (edi.s)

    Ketika Rombongan Dunsanak dari Negeri Sembilan Datang

    Negeri Sembilan adalah

    suatu penamaan yang di-

    hubungkan dengan jumlah

    suku (patron klien) yang

    ada dalam pemetaan de-

    mografis di negara bagian

    Negeri Sembilan.

    SEMASA dahulu kerajaan negeri Sembilan mempunyai hubungan kekelu-argaan dengan Minangkabau. Yang menjadi raja dinegeri ini asal beras-al dari keturunan Raja Minangkabau. Istananya bernama Seri Menanti. Adat istiadatnya sama dengan Minangkabau, peraturan-peraturannya seba-giannya menurut undang-undang adat di Minangkabau. Mereka mempunyai suku-suku seperti orang Minangkabau tetapi berbeda cara pemakaiannya.

    Perpindahan penduduk ini terjadi bermula pada abad ke :XIV yaitu ketika pemerintah menyarankan supaya rakyat memperkembang Minangkabau sampai jauh-jauh diluar negeri. Mereka harus mencari tanah-tanah baru, daerah-daerah baru dan kemudian menetap di daerah itu. Setengahnya yang bernasib baik dapat menemui tanah kediaman yang subur dan membuka tanah dan membuat perkampungan disitu. Ada pula yang bersatu dengan rakyat asli yang ditemui mereka dan menjadi pemimpin disana. Sudah tentu adat-adat, undang-undang, kelaziman dinegeri asalnya yang dipergunakan-nya pula dinegeri yang baru itu. Orang-orang Minangkabau itu menjalani seluruh daerah : ke Jambi, Palembang, Indragiri, Tapung Kanan dan Tapung Kiri, Siak dan daerah lainnya. Sebagiannya menyeberangi Selat Melaka dan sampai di Negeri Sembilan.

    Pada abad ke XVI pemerintahan negeri mereka disana sudah mulai ter-susun saja. Mereka mendirikan kerajan kecil-kecil sebanyak 9 buah dan kesatuan kerajan kecil-kecil itu mereka namakan Negeri Sembilan. Negara ini terjadi sewaktu Minangkabau mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil ini dan diperlindungkan dibawah kerajan Johor. Setelah negara kesatuan ini ter-bentuk dengan mufakat bersama dengan kerajaan Johor dimintalah seorang anak raja Pagaruyung untuk dinobatkan menjadi raja di Negeri Sembilan itu. Pada waktu itulah bermula pemerintahan Yang Dipertuan Seri Menanti.

    Asal usul anak negeri disitu kebanyakan dari Luhak Lima Puluh Kota yaitu dari : Payakumbuh, Sarilamak, Mungka, Batu Balang, Batu Hampar, Sima-langgang dan sebagian kecil dari Luhak Tanah Datar. Dari negeri-negeri mana mereka berasal maka nama-nama negeri itulah menjadi suku mereka. Sebagian tanda bukti bahwa rakyat Negeri Sembilan itu kebanyakan berasal dari Luhak Lima Puluh Kota sampai sekarang masih terdapat kata-kata adat yang poluler di Lima Puluh Kota : Lanun kan datang merompak, Bugis kan datang melanggar. Kata-kata adat ini sering tersebut dalam nyanyian Hi-kayat Anggun nan Tunggal Magek Jabang. Di tanah Melaka kata-kata ini men-jadi kata sindiran atau cercaan bagi anak-anak nakal dan dikatakan mereka

    anak lanun atau anak perompak.Sebagaimana dikutip dalam Minangkabau Tanah Pusaka - Tambo Minang-

    kabau, kalau dibawa kepada jalan sejarah diatas tadi, maka yang dimaksud dengan lanun itu ialah perompak, rakyat dari Raja Daeng Kemboja yang hendak merampas Negeri Sembilan. Dan Bugis adalah nama negeri asal Daeng Kemboja tadi. Dan memang aneh, kata lanun yang jadi buah nyanyian oleh rakyat Lima Puluh Kota ini tidak dikenal oleh rakyat Luhak Agam dan sedikit oleh rakyat rakyat Luhak Tanah Datar. Karena memang fakta sejarah keturunan anak negeri Sembilan itu sebagian besar berasal dari Luhak Lima Puluh Kota. Nama suku-suku rakyat disana menjadi bukti yang jelas.

    Oleh karena Sultan Johor sudah memberikan bantuannya dalam melind-ungi rakyat Negeri Sembilan ini dari jarahan lanun atau Daeng Kemboja, disebabkan ini pulalah Yang Dipertuan Pagaruyung memberikan bantuan kepada Sultan Johor dalam memberikan bantuan ikut bertempur di Siak un-tuk memerangi bangsa Aceh. Maka hubungan yang demikian rapat semenjak berabad-abad itu menjadikan hubungan antara negara yang akrab : Negeri Sembilan pada khususnya, Indonesia - Malaysia pada umumnya.***

    CULTURAL CENTRE : Museum Minangkabau Seremban. (f/her)

    MINANGKABAU CULTURAL : Negeri Sembilan State Museum Seremban. (f/her)

    Kebanyakan dari Limapuluh Kota

    ROMBONGAN DUNSANAK : kunjungan luak jelebu malaysia. (f/her)

    TUKAR CINDERAMATA : kunjungan luak jelebu malaysia. (f/her)

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

  • Mengetahui seluk beluk keminangkabauan dirasa semak-in dibutuhkan dalam proses pewarisan untuk generasi penerus, pengemban dan pengayom adat dan budaya Mi-nangkabau.Informasi keminangkabauan yang tersedia masih bersifat terbatas

    pada titik sejarah tentang raja-raja dari kerajaan yang dulunya per-nah berkuasa di wilayah Minangkabau.Sedikit sekali informasi yang menjelaskan tentang gambaran So-

    siologis yang menjabarkan Garis kekerabatan atau Matrilineal.

    Mudah mudahan melalui tulisan yang berkenaan dengan Susu-nan Pasukuan di luak Limo Puluah Koto akan dapat membantu untuk pengetahuan pembaca.Tulisan ini dirujuk pada kenyataan yang ada dalam kawasan Na-

    gari-Nagari di Luak Limo Puluah Koto, merupakan rangkaian tutua nan didanga adat Minangkabau. Merupakan sistem adat nan tapa-kai dan pasukuan Luak Limopuluah.Berikut dr.Alis Marajo Dt. Sori Marajo, Ketua LKAAM Kabupaten Limapuluh Kota, menulisnya di Tabloid Sinamar secara bersambung, mulai edisi ini.

    Sistem Adat Nan Tapakai dan Pasukuan Luak

    Limopuluah

    1. SISTIM ADAT DAN PASUKUAN

    Yang dimaksud dengan sistim adat adalah dimana bentuk hubungan antara kelembagaan adat dalam suatu nagari melaksanakan fungsinya.Di Minangkabau ada 4 (empat) keten-

    tuan sistim meliputi : Sistim Adat Lareh Nan Panjang dimana susunan perangkat adatnya terdiri dari Pucuak Adat, Tuo Kampuang dan Andiko (merupakan sis-tim adat yang tertua).Sistim adat Lareh Nan Gadang atau

    lazim disebut dengan sistim adat Koto Piliang dimana susunan strukturnya perangkat adatnya terdiri dari kaampek Suku, Tuo kampuang, Andiko dan Tung-ganai.Sistim adat Lareh Nan Bunta,susunan

    perangkat adatnya terdiri dari Urek Tung-gang dan Andiko.Sistim adat Pisang Sikalek-kalek Hutan

    atau sistim model Padaruyuang, dimana struktur perangkat adatnya terdiri dari Rajo Tigo Selo dan Basa Nan Barampek.Empat sistim adat ini terdistribusi pada

    500 nagari di Minangkabau (Alis Marajo, Monografi Adat memorial). Distribusin-ya Sebagai Berikut:

    Sisanya adalah sistim Pagaruyuang dan sistim Campuran.Susunan pasukuan untuk sistim Lareh

    Nan Panjang dan sistim Lareh Nan Bun-ta juga sistim Pagaruyuang umumnya sama artinya nama suku tidak berdiri sendiri seperti Suku Melayu, Sipisang, Piliang dan Caniago. Tetapi dalam sistim Lareh Nan Gadang sistim Koto Piliang taksonominya (Nomen klaturnya) terdiri dari Suku, Payuang, Paruik dan Buah Pa-ruik, artinya setiap sukuterdiri dari be-berapa Paruik dan setiap Paruik terdiri dari beberapa Buah Paruik.Dalam sistim Koto Piliang yang banyak

    dijumpai diKabupaten Lima Puluh Kota dibagi atas 4 (empat) kelompok suku yang masing-masing terdiri dari Payu-ang-Payuang.

    Dikabupaten Lima Puluh Kota atau yang disebut di Ranah Luak Limo Puluah Suku - Suku itu berada di Nagari dan du-lunya lebih dari 100 Nagari diLuak Limo Puluah Koto, karena Luak Limo Puluah Koto itu meliputi wilayah - wilayah yang sekarang disebut Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Pelalawan atau yang dulunya menghuni hulu dan aliran Sungai Sinamar, Sungai Kampar, Sungai Siak Dan Sungai Rokan.Maka Suku - Suku dalam wilayah ini

    terbagi atas 4 (empat) Kelompok Suku yaitu :

    I. Kelompok Suku Melayu yang terdiri dari Kampuang Melayu, Kampuang Bendang, Kampuang Kampai, Kam-puang Mandailiang, Kampuang Panai /Domo.

    II. Kelompok Suku Pitopang yang meli-puti Kampuang - Kampuang yaitu Pito-pang, Jambak, Salo Kutianyie, Bulu Kasok dan Banuhampu.

    III. Kelompok Suku Sembilan (Koto Pil-iang) yang meliputi Kampuang - Kam-puang yaitu Koto, Piliang, Tanjuang, Payobada, Sikumbang, Picancang, Simabua, Sipisang dan Guci.

    IV. Kelompok Suku Bodi Caniago Meli-puti Kampuang - Kampuang Bodi Ca-niago, Sumagek Supanjang, Singkuang - Mandaliko dan Balai Mansiang.

    Masing-masing suku ada Penghulu Kaampek Suku dan Setiap Nagari selalu ada sistim Kaampek Suku artinya setiap Nagari harus ada 4 (empat) Suku yang mewakili Kelompok tadi, dan Penghulu yang tertua dari Kampuang dalam Suku itu biasanya Sudah menjadi Kaampek Sukunya.Dalam setiap Nagari Penghulu Ampek

    Suku itu masing-masing mempunyai jabatan adatnya, antara lain disebut se-bagai Pasak kunci, Pasak Jajujua, Pasak Kungkuang dan Peti Bunian.Penamaan Suku - Suku ini sudah

    dibawa sejak mereka berdatangan per-tama sekali, apakah kedatangan 2000 tahun sebelum Masehi, ataupun berda-

    tangan setelah kelahiran Nabi Isa sendi-ri. Dan berdatangan asal muasal Nenek Moyang Bangsa Indonesia lainnya pun berasal dari Daratan Asia, masuk dari Tanah Basa yang diceritakan dalam bo - Tambo tiada lain adalah dari anak Benua India arti dari Lembah Hindustan, Mala-bar dari Madras dari Ethnis yang memi-liki tulisan Pallawa, bahasa dan dari eth-nis Dravidan yang berbahasa Agskrit.Banyak bukti kesamaan bahasa dan

    intonasinya dengan bahasa Burma mis-alnya seperti ungkapan dan ditakuak Rajo, mirip dengan ungkapan Duren pangkal Raya yang artinya adalah Dara-tan tinggi. Oleh karenanya banyak nama - nama

    Nagari yang sebetulnya mempunyai akar linguistik dari rumpun bahasa-bahasa Daratan Asia seperti Burma dan Funan Vietnam contohnya Nagari yang berasal dari kata TA yang artinya adalah be-sar seperti Ta - Ku s) artinya Batu Besar, Taram (Air Besar), Talang Besar, Ta - eh (Kayu Besar), demikian juga dengan is-tilah Sia-lang yang artinya adalah bah asa Tamil), hal ini sebagaimana temuan kita (Alis Marajo Monografi Nagari) boleh dikatakan setiap Nagari - Nagari diKabupaten Lima Puluh Kota mempu-nyai Sialang.Dengan demikian jelaslah bahasa Mi-

    nangkabau itu tercampur dalam bahasa Melayu dengan Bahasa Tamil, Dravidian dan Bahasa WU turunan Tibet. Tentu dengan demikian kita perlu hati-hati terhadap analisa terjemahan dari setiap orang untuk kepentingan yang berbe-da-beda atau maksud-maksud tertentu untuk suatu proses improvisasi norma agama, sebab memang agama - agama yang dianut oleh masyarakat Minangka-bau ini dulunya antara lain adalah Ma-jusi, Hindu, Budha Hinayana dan Budha Mahayana, Islam Syiah, Islam Wahabi dan Islam Moderat.Istilah lainnya yang pengertiannya ber-

    beda dengan konotasi Bahasa Indonesia Klasik banyak dijumpai, misalnya San-di (Tamil) adalah hubungan suatu hal dengan hal lainnya Prof. Husain Naenar ahli Bahasa Tamil dan Prof. Kadri An-war (Alm) jadi kisaknya kalimat adat sandi basandi terjemahannya adalah bagaimana hubungan norma yang satu

    dengan norma yang lainnya.Adat menurut Bapak Rasyid Manggis

    dalam bukunya mengatakan berasal dari A dan Dato artinya sesuatu yang tidak bersifat kebendaan, akan tetapi secara empirik mengamati dialog adat yang di-lakukan oleh para ninik mamak dalam acara ritus adat sebagai berikut : Adat nan ampek parkaro, nan partamo adolah baso jo basi, nan kaduo adolah sambah man-yambah, nan katigo adolah siriah jo pinang nan kaampek adolah alue jo patuik.

    Baso jo basi adalah menjalin hubungan psikologis dengan setiap orang, sehing-ga hubungan kontak logis dapat terus dilakukan dengan setiap orang.

    Sambah manyambah artinya bagaimana selalu siap menghormati pikiran orang lain walaupun sebenarnya pikiran orang lain itu mungkin saja berbeda dengan pikiran kita, namun hubungan perasaan antara kita dengan orang lain tidak ru-sak atau mengalami hubungan yang kurang harmonis. Selanjutnya siriah jo pinang merupakan wujud dari tata cara penyampaian maksud tidak secara gam-blang dan ini adalah identitas budaya yang membedakan orang Minangkabau dengan orang lain, yang keempat ada-lah alue jo patuik artinya sesuai dengan konteksnya kita berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga kesimpulannya ada-lah bahwa Adat itu adalah bagaimana menjalin komunikasi rasional dan efektif dengan orang lain atau selalu menjaga keseimbangan dan perasaan.Dengan demikian semakin terasa per-

    lunya Adat sebagai alat untuk proses sosialisasi diri bagi orang yang mema-hami adat Minangkabau. Sekaligus da-pat kita pahami adagium adat yang men-gatakan Adaik sapanjang jalan, Bacupak sapanjang batuang yang diartikan bahwa menjalin komunikasi dengan orang lain perlu dibuat jembatan hati.Bahagian lain dapat pula kita pahami

    adagium adat yang berbunyi Adat dipa-kai baru, kain dipakai usang artinya apa-bila hubungan dengan orang lain kita lakukan maka suasana pergaulan akan harmonis dan modern, jadi adat bukan-lah suatu tradisi, akan tetapi merupa-kan identitas budaya yang menjadi ciri dalam pergaulan sehari-hari...(bersambung pada edisi mendatang)

    Oleh : dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo

    ( Ketua LKAAM Kabupaten Limapuluh Kota )

    PENGANTAR REDAKSI

    RANGKAIAN TUTUA NAN DIDANGA ADAT MINANGKABAU (1)

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

  • SALAH satu jenis makanan yang terk-enal di Kabupaten Limapuluh Kota adalah Martabak Kubang. Usaha yang awalnya dirintis dengan penuh susah-payah ini, perlahan-lahan terus berkembang men-jadi jenis kuliner yang dicari banyak orang, dan sudah merambah ke banyak kawasan.Usaha itu bernaung di bawah bendera

    masakan restoran Kubang Groub Hayu-da. Group Hayuda, suatu kata yang tidak asing lagi bagi khalayak ramai, terutama bagi peminat kuliner. Baik itu yang be-rada di Sumbar maupun luar Sumbar sep-erti di Saharjo-Jakarta Selatan, Kalima-lang - Jakarta Timur, Margando-Jakarta Selatan, Tangerang, dan Bandung.Hayuda berasal dari nama pemilik seka-

    ligus pendiri Restaurant Kubang yaitu H. Yusri Darwis. Yang dulunya Restaurant Kubang bernama Rumah Makan Kubang. Pemiliknya adalah Darwis, orang tua dari H. Yusri Darwis.Menguak sejarah, suatu hal yang sangat

    mengesankan karena lembaran-lembaran yang telah sekian lama disimpan, kini di buka kembali satu demi satu. Menelusuri kajian lama yang bisa dijadikan sebagai bahan pegangan generasi penerus, khu-

    susnya untuk ana-cucu H. Yusri Darwis.Dikisahkan, dulunya

    Yusri Darwis meran-tau ke Sumut tepatnya di Balai Asahan, ketika masih bujangan. Di sana beliau belajar membuat martabak daging, yang dulunya dikenal dengan martabak India. Setelah sekian tahun merantau, teringat jua lah kampung halaman. Selang sete-lah itu beliau meminang gadis Kubang. Setelah berumah tangga, semes-tinya seorang laki-laki memiliki punya tanggung jawab besar. Beliau berinisiatif untuk membuka usaha martabak. Karena sebelumnya masyarakat Kubang telah mengenal martabak manis yang bahan dasarnya tepung, gula tambah kacang.Pada awalnya memasak martabak hanya

    menggunakan bara tempurung. Cuma ka-rena bara tempurung cepat menjadi abu. Lalu diganti dengan bara kayu bakau, dimana kayu bakau ini tahan dan lama menjadi abu.Awalnya hanya berjualan dengan

    gerobak. Setelah beberapa lama jualan di Kubang, beliau merantau ke Padang. Waktu itu anak kami yang ketiga baru berumur 28 hari, jelas istrinya Hj. Isna ketika ditemui di kediamannya Jorong Kubang, Kenagarian Kubang, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota.Setelah pindah ke Padang, alhamdulil-

    lah, usahanya berkembang pesat. Satu hari menghabiskan 5 sak tepung. Sampai-sampai tukang sampah angkat bicara: Sarok martabak ang sa nan den buang,( sampah martabak kamu saja yang saya buang), keluh tukang sampah yang di Padang, yang berasal dari Kubang juga.

    Pada tahun 1969, kiprah usaha marta-bak tak vakum sampai disana. Beliau mengembangkan usaha martabak dag-ing, yang dipelajari ketika merantau di Balai Asahan, Sumut. Beliau mengingat kembali cara membuatnya. Dan menamai martabak ini dengan martabak Mesir, karena pas di Sumut, martabak daging dinamai martabak India. Sehingga beliau berinisiatif menamai martabak Mesir, pada tahun 1971.Di masa kejayaannya satu hari habis 17

    kg daging. Dan itu dimasak sendiri oleh istri tercinta. Karena merasa kewalahan beliau mencari anggota untuk bantu-bantu. Sebelum masa kejayaan, sempat terlintas di pikirannya untuk berhenti jualan. Karena pada suatu hari, 2 kg dag-ing habis dalam waktu 3 hari, hari hujan sehingga pelanggan sepi sekali. Kondisi ini membuat pak Yusri patah semangat. Tapi karena dorongan seorang perem-puan yang tegar, usaha terus dilanjutkan.Karena banyaknya yang membuat mar-

    tabak Mesir, Pak Yusri mengganti nama menjadi Martabak Kubang, yang sampai sekarang dijadikan menu utama di Res-taurant Kubang Group Hayuda. Selain Martabak Kubang, juga ada menu lain

    seperti roti cane, kari kambing, nasi goreng, mie goreng, mie re-

    bus, soto padang, sate padang dan tidak terlupa usaha asli penduduk Kubang yai-tu martabak manis special Kubang.Bicara soal mematentkan nama, telah

    dilakukan oleh Yusri. Beliau mematent-kan dengan nama restaurant Kubang Gruop Hayuda. Sehingga usaha ini hanya bisa dikembangkan oleh keluarga besar Hayuda (H. Yusri Darwis). Cuma bagi masyarakat lain yang membuat merk martabak Kubang (bukan gruop hayuda) beliau tidak pernah mempermasalahkan. rasoki awak kan lah sudah, nan untuak awak, totap untuak awak (reski kan tel-ah diatur, yang untuk kita, tetap untuk kita), ujar Yusri.Untuk mempertahankan kwalitas rasa

    dari martabak, Ibu yang memiliki enam orang anak ini, sangat serius dalam hal itu. Karena rasa tidak pernah bohong. Se-hingga setiap dua minggu sekali bahan-bahan dasar seperti bawang merah, cabe giling, telur, kelapa disediakan di rumah dan dikirim melalui mobil Gumarang. Sama halnya dengan di Padang, sekali seminggu dikirim dengan mobil Bahagia.Di samping itu, ibu Isna juga menjelas-

    kan bahwa 75% penjual martabak yang di Bandung berasal dari Kubang. Memang begitulah kiprah masyarakat Kubang di bidang kuliner yang kian mengundang selera makan bagi siapa saja yang pernah mencicipinya.(sri rahmi)

    Yusri Mengaku Sempat Putus Asa Mengelola Martabak Kubang

    Karena banyaknya yang mem-

    buat martabak Mesir, Pak Yusri

    mengganti nama menjadi Mar-

    tabak Kubang, yang sampai

    sekarang dijadikan menu utama

    di Restaurant Kubang Group

    Hayuda. MartabakKubang

    SEJAK1971:MartabakKubang

    FEBRUARI 2012 | NO.75/XI/2012

  • BANYAK guru belakangan ini seakan berlomba membeli berbagai jenis ken-daraan bermotor keluaran terbaru, terkadang hanya untuk sekadar menunjukkan status sosialnya ke publik. Tapi apakah sta-tus sosial guru yang terangkat karena barang mewah itu ikut pula meningkatkan kualitas pendidikan, agaknya masih perlu dicari tahu korelasi di antara keduanya.Yenni Russel merupakan salah seorang guru

    yang tidak mau ikut larut dalam perlombaan nafsu hedonis sementara kalangan pendidik. Ditemui di kediamannya, Jorong Kubang Tungkek, Kenagarian Guguak VIII Koto, Ke-camatan Guguak, guru SD ini menceritakan masa lalunya saat