simulasi sintesis ammonia_kelompok 1

Upload: pangiastika

Post on 07-Jul-2018

237 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    1/19

    UNIVERSITAS INDONESIA

    SIMULASI SINTESIS AMMONIA

    GROUP 01

    GROUP PERSONNEL:

    ADINDA SOFURA AZHARIYAH (1306370505)

    AKWILA EKA MELIANI (1306413725)

    DANIA ALFIS FIRDAUSYAH (1306370511)

    PANGIASTIKA PUTRI WULANDARI (1306370493)

    YOLLA MIRANDA (1306414841)

    CHEMICAL ENGINEERING DEPARTMENT

    ENGINEERING FACULTY

    UNIVERSITAS INDONESIA

    MARCH, 2016

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    2/19

    Simulasi Sintesis Ammonia

    REAKSI SINTESIS AMMONIA

    + ⇌ PROGRAM HYSYS

    Gambar 1. Program HYSYS

    DATA YANG DIDAPAT

    Integration Information

    Number of segment : 5

    Min Step Fraction :

    1.0×10

    Min Step Length : 9.7×10 BasisBasis :Particle Pressure

    Base Component :Nitrogen

    Rxn Phase :Vapour Phase

    Min, Temp :-273 oC

    Max, Temp :3000 oC

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    3/19

    Basis Units :atm

    Rate Units :Kg mol m 3/s

    Data Katalis

    Particle Diameter :0.001 mm

    Particle Sphericity :1000

    Solid Dencity :2500 Kg mol/m 3

    Bulk Density :1250 Kg mol/m 3

    Solid Head Capacity :250 Kj/Kg oC

    Forward Reaction

    A :10000

    E :91000

    β :empty

    Reverse Reaction

    A’ : 1.3×10. E’ : 1.41×10. β’ : empty

    Equation Help

    =

    = − ′ = ′− Tube Dimension

    Total Volume :6.851 m 3

    Length :0.969 m

    Diameter :3.00 m

    Number of tube :1Wall Thickness :0.005 m

    Stoichiometry and Rate Information

    Component Mole WL Stoich Coeff Fwd order Rev Order

    Nitrogen 28.013 -0.5 0.5 0

    Hydrogen 2.016 -1.5 1.5 0

    Ammonia 17.030 1 1 1

    BalanceBalance error : 0.000

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    4/19

    Reaction heat (25 oC) : 9.1×10 kJ/kg molTube Packing

    Void fraction : 0.5

    Void volume : 3.426

    Komposisi Reaktan dan Produk (fraksi mol)

    H2 : 0.5148

    N2 : 0.1833

    NH 3 : 0.0141

    Ar : 0.0574

    CH 4 : 0.2304

    DATA TAMBAHAN

    ∅ =0.5 = 2.4644 / = 39.477 / = 0.00328 = 0.001 = 1.993×10− = 0.0482 ℎ = 0.07175 ℎ = 2.718 / = 978℃ = 543.15°

    = 4.17×10 ℎ = 78 = 1250 / = 8.314 = 270℃ JAWAB

    1. Kinetika dan Termodinamika

    Kinetika: 12 +32 ⇌ =

    = 2[− (

    / /) ′

    − ]3600/

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    5/19

    Laju reaksi ke kanan

    = 10000

    = 91000 / Laju reaksi ke kiri ′ = 1.3×10 ′ = 1.41×10 / Laju alir molar= 5×10 = 1.102×10 /ℎ

    = 5×10 ×0.1833 = 9165

    ∆25℃ = 3.9×10 = 9.142×10/ Termodinamika: Secara termodinamika, konstanta kesetimbangan berdasarkan tekanan

    parsial masing-masing pereaksi

    = ′ = / / Saat keadaan setimbang, -r

    N2=0. Maka,

    27.135461 2.8085 31 0.3666 = ′0.0769 +1 0.3666 = ′ = 127.13546 1 0.36661 2.8085 31 0.3660.0769+2 Untuk menemukan persamaan diatas, digunakan Solver

    Data kapasitas kalor (Cp) untuk setiap komponen:

    Cp = 28.84+0.00765 ×10−T+0.3288×10− Cp = 29+0.2199 ×10−T+0.5723 ×10− Cp = 35.25+2.954×10−T+0.4421×10− Cp = 34.31+5.469×10−T+0.3661×10− Cp = 220.7945

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    6/19

    2. Neraca Mol Persamaan untuk reaktor PFR

    = ′ Rate Law:- ′ = 5.76 Stoikiometri:

    +3 ⇌ 2 o

    = 2 1 3 = 2

    o

    = 2×0.1833 = 0.3 = = +1+ o = 148.0385×0.183 = o = .. = 1.257 o = .. = 1.257 o

    = .. = 1.257

    o = .. = 1.257 = = 5.76 = = 5.76 11 0.3666

    / 2.8085 31 0.3666 / 0.0769 1 0.366

    = 5.76 1 1 0.3666 /

    2.8085 31 0.3666 / 0.07691 0.366

    = 5.761 2.8085 3/1 0.3666 0.0769 21 0.3666 = 5.76 1 2.8085 3/1 0.3666 0.0769 21 0.3666 = 5.76×27.134569651 148.038527.13456 148.03851 2.8085 3/1 0.3666 0.07691 0.36

    = 1.0981×104 0.18331 2.8085 3/1 0.3666 0.07691 0.366

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    7/19

    = 24 1.0981×104 0.18331 2.8085 3/1 0.3666 0.0769 1 0.36 3. Neraca Energi

    = 4 + ∆ΣΘCp + ∆ Mencari nilai ∆ ∆ = ∆+∆ +∆2 ( )+∆3 ( ) Reaksi: + ⇌ ∆ = = 35.1532×28.8412×29 = 22 ∆ = = 2.954×10− 32×0.00765 ×10− 12×0.2199−

    = 0.028326

    ∆ = = 0.4421×10− 32×0.3288×10− 12×0.5723−= 3.3725×10− Maka,

    ∆ = 9.142×10− 22.61

    25 +0.0283262 25

    3.3725×10−3 25

    Mencari nilai ΣΘCp ΣΘCp = ΘCp +ΘCp +ΘCp +ΘCp +ΘCp = 2.8085×28.84+0.00765×1−T+0.3288×1− +1×29+0.2199 ×10−T+0.5723×1− +0.076×35.25+2.954×10−T+0.4421 ×− +1.257×34.31+5.469×10−T+0.3661 ×− +0.313×20.7945

    = 162.342+0.0734T+−

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    8/19

    Mencari nilai

    4 = = 4×2.7181250×3

    = 2.8992×10− ℃

    = 10.437 ℎ

    Mencari nilai W

    = 4 4 = 1250 34 = 8835.73 /

    Persamaan Akhir

    = + ∆

    ΣΘCp + ∆

    4 = + ∆ΣΘCp + ∆

    = 4 + ∆ΣΘCp + ∆ 4. Neraca Momentum

    Persamaan Ergun

    = 1 1 ∅1501 +1.756 Mencari nilai G

    = Σ = 0.5148×2.016+ 0.1833×28 ×1.1−76.0853 = 17963.0257 /ℎ

    Maka,

    = 1 1 ∅1501 +1.756

    = 0.17965221 0.3666

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    9/19

    5. Hasil Simulasi

    a. Simulasi Model Reaktor Adiabatis

    Gambar 2. Hasil simulasi sintesis ammonia pada reaktor adiabatic

    Pada simulasi sintesis ammonia dengan reaktor adiabatic didapatkan konversi

    sebesar 45.6%. Nilai konversi ini cukup rendah dikarena pada panjang reaktor sekitar

    8 m, reaksi sudah hampir mencapai kesetimbangan sehingga konversi tidak dapat

    meningkat lebih besar lagi. Pada kurva pertama, terlihat bahwa terjadi penurunan

    tekanan. Hal tersebut diakibatkan oleh gesekan antara reaktan dengan katalis yang

    akan meningkatkan pressure drop .

    Pada kurva 2 yaitu profil X dan Xe terhadap T, dapat dilihat bahwa terjadi

    kenaikan konversi seiring peningkatan temperature. Hal tersebut terjadi karena reaksi

    sintesis amonia ini merupakan reaksi eksotermis yang akan menghasilkan panas

    selama reaksi berlangsung. Reaksi dalam telah mencapai kesetimbangan pada

    temperature 304.2 oC. Selain itu, dapat dilihat bahwa nilai konversi kesetimbangannya

    menurun seiring dengan meningkatnya suhu yang dikarenakan terjadinya reaksi balik

    yang merupakan reaksi endotermis. Pada reaksi endotermis panas cenderung diserap

    sehingga suhu akhir reaktor akan menurun. Hasil produksi dari proses ini adalah 1709

    ton ammonia/hari untuk setiap tabung.

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    10/19

    b. Simulasi Model Reaktor Adiabatis-Interstage Cooler

    Gambar 3. Hasil simulasi sintesis ammonia pada reaktor adiabatic

    +interstage cooler

    Pada simulasi sintesis ammonia, dapat digunakan interstage cooler untuk

    meningkatkan konversi. Ternyata konversi yang didapatkan benar lebih besar dari

    pada hanya menggunakan reaktor adiabatis yaitu sebesar 54.6 % . Pada kurva 1, dapat

    dilihat bahwa pada jarak ±11 m konversi mengalami keadaan konstan sehingga

    reaktan akan melewati interstage cooler yang kemudian didinginkan hingga

    temperatur awal umpan. Kemudian umpan dimasukkan kembali ke bed 2 dan reaksi

    kembali berjalan dan konversi mengalami peningkatan hingga jarak ±27 m di mana

    terjadi kesetimbangan. Suhu akhir dari proses ini adalah 276.8 oC.

    Pada kurva 2 yaitu profil X, Xe terhadap T dapat dilihat saat konversi

    mencapai kondisi kesetimbangan maka temperatur akan diturunkan ke temperatur

    awal umpan dengan cara melewatkan pada interstage cooler . Pada suhu ± 305 oC,

    reaksi mengalami kesetimbangan yang pertama. Namun reaktan dilewatkan ke

    interstage cooler sehingga didinginkan dan reaksi berjalan lagi dan konversi pun

    ditingkatkan hingga mencapai kesetimbangannya. Tekanan keluaran reaktor adalah

    139.2 atm. Kapasitas produksi NH3 untuk proses adiabatis dan interstage ini adalah

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    11/19

    2044 ton/hari (1 tube). Jadi, dengan menggunakan interstage cooler konversi

    meningkat dari 45.6% (adiabatis) menjadi 54.6 % (adiabatis + interstage cooler ) dan

    hasil produksi akan meningkat 1709 ton/hari menjadi 2044 ton/hari.

    c. Simulasi Model Reaktor Non-Adiabatis

    Gambar 4. Hasil simulasi sintesis ammonia pada reaktor non-adiabatic

    Pada simulasi sintesis ammonia dengan reaktor non-adiabatic didapatkan

    konversi sebesar 53% dengan panjang reaktor 30 m. Nilai konversi tersebut lebih

    kecil dari pada konversi reaktor adiabatis yang menggunakan interstage cooler

    (54.6%) namun lebih besar dari reaktor adiabatis tanpa interstage cooler (45.6%).

    Pada kurva 1 yaitu profil X, T, P/Po terlihat bahwa konversi terus meningkat

    walaupun tidak signifikan dan temperatur awalnya meningkat kemudian terus turun,temperatur sengaja diturunkan agar konversi meningkat. Temperatur keluaran reaktor

    adalah 278,84 C. Temperatur diturunkan dengan mengontakkan reaktan dengan air

    pendingin sehingga akan terjadi perpindahan kalor melalui dinding reaktor dengan

    UA sebesar 10,44 kW/m2 hr dan Ta = 270 C. Ketika melewati posisi awal reaktor,

    reaksi berlangsung sangat cepat sehingga panas yang diserap air pendingin tidak dapat

    mengimbangi panas reaksi yang dihasilkan sehingga temperatur awal reaktor menjadi

    naik. Pada grafik juga dapat dilihat terjadi penurunan pada tekanan. Hal ini

    disebabkan terjadi friksi antara reaktan dan katalis yang akan meningkatkan pressure

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    12/19

    drop . Tekanan keluaran reaktor sebesar 139 atm dengan kapasitas produksi

    NH 3sebesar 1986 ton/hari (1 tube).

    d. Simulasi Model Reaktor Adiabatis dengan Absorber NH 3 dan Suplai N 2 dan H 2

    Gambar 5. Hasil simulasi sintesis ammonia pada reaktor adiabatic dengan absorber

    NH 3 dan suplai N 2 dan H 2

    Simulasi sintesis ammonia pada reaktor adiabatic dengan menambah suplai

    tekanan N 2 dan H 2 masing-masing sebesar 5 atm dan mengabsorbsi tekanan NH 3

    sebesar 5 atm, konversi pada reaktor adiabatis meningkat menjadi 52.2 %. Temperatur

    keluaran sebesar 310 oC dan tekanan keluaran 138.5 atm. Kapasitas produksi NH 3

    sebesar 1957 ton/hari (1 tube). Hal ini berarti apabila tekanan dinaikkan lebih besar

    lagi maka konversi akan semakin lebih besar lagi sehingga akan menghasilkan produkkeluaran yang lebih banyak lagi.

    e. Simulasi Model Reaktor Adiabatis+Interstage Cooler dengan Absorber NH 3 dan

    Suplai N 2 dan H 2

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    13/19

    Gambar 6. Hasil simulasi sintesis ammonia pada reaktor adiabatis+interstage cooler

    dengan absorber NH 3 dan suplai N 2 dan H 2

    Pada simulasi sintesis ammonia ini, digunakan reaktor adiabatic dan interstage

    cooler untuk meningkatkan konversi. Selain itu, untuk meningkatkan konversi

    ditambahkan suplai tekanan H 2dan N 2 sebanyak masing-masing 10 atm dan

    ammonia (NH3) sebagai produk akan diabsorbsi dengan absorben air murni pada

    jumlah yang sama yaitu sebesar 10 atm. Dengan metode tersebut, dihasilkan

    konversi sebesar 68.8%.

    Penambahan reaktan akan menyebabkan reaksi reversibel ini bergeser

    kesetimbangannya ke arah produk, sehingga konversi meningkat. Pada kurva,

    terlihat bahwa konversinya melewati kurva konversi kesetimbangan. Hal tersebut

    terjadi karena adanya absorben yang menyerap produk sehingga produk dapat

    terbentuk kembali. Proses ini menghasilkan kapasitas produksi sebesar 2577 ton

    ammonia/hari untuk satu tabung, melampaui semua proses yang ada di atas.

    Tekanan keluaran proses ini yaitu 139.5 atm pada temperature 278.5 oC.

    f. Simulasi Model Reaktor Non-Adiabatis dengan Absorber NH 3 dan Suplai N 2 dan

    H 2

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    14/19

    Gambar 7. Hasil simulasi sintesis ammonia pada reaktor adiabatic+interstage cooler

    Pada simulasi sintesis ammonia ini, digunakan reaktor non-adiabatik yang

    kemudian ditambahkan suplai tekanan H 2dan N 2 sebanyak masing-masing 10 atm dan

    ammonia (NH3) sebagai produk akan diabsorbsi dengan absorben air murni pada

    jumlah yang sama yaitu sebesar 10 atm untuk meningkatkan konversi. Metode inimenghasilkan konversi sebesar 67.1%. Nilai ini lebih besar daripada hasil dari proses

    pada reaktor non-adiabatis yang tidak terdapat proses penambahan komposisi pereaksi

    dan proses absorpsi produk, namun lebih kecil dari hasil proses yang menggunakan

    reaktor adiabatis + interstage cooler . Hal ini dikarenakan pada reaktor adiabatik +

    interstage cooler bekerja lebih efisien memanfaatkan pereaksi yang masuk ke kolom.

    Pereaksi ini akan didinginkan di setiap tahap dalam kolom sehingga konversi

    perubahan menjadi produknya menjadi lebih besar.

    Pada kurva 1 yaitu profil X, T, P/Po (grafik sebelah kiri), dapat dilihat bahwa

    konversi terus meningkat dan profil temperatur pada awalnya meningkat kemudian

    terus turun. Temperatur sengaja diturunkan agar konversi tetap meningkat.

    Temperatur keluaran reaktor adalah 282,6 oC. Temperatur diturunkan dengan cara

    mengontakkan reaktan dengan air pendingin sehingga akan terjadi perpindahan kalor

    melalui dinding reaktor dengan UA sebesar 10,44 kW/m 2 hr dan Ta = 270 C. Ketika

    melewati posisi awal reaktor, reaksi berlangsung sangat cepat sehingga panas yang

    diserap air pendingin tidak dapat mengimbangi panas reaksi yang dihasilkan sehingga

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    15/19

    temperatur awal reaktor menjadi naik. Pada grafik juga dapat dilihat terjadi penurunan

    pada tekanan. Hal ini disebabkan terjadi friksi antara reaktan dan katalis yang akan

    meningkatkan pressure drop . Tekanan keluaran reaktor sebesar 139.3 atm dengan

    kapasitas produksi NH3 sebesar 2512 ton/hari (1 tube).

    g. Simulasi Model Temperatur Umpan Optimum pada Reaktor Adiabatis

    T0 (oC) T ( oC) X Xe

    200 209.388 0.123 0.78

    210 225.898 0.2077 0.763

    220 246.078 0.3383 0.726

    240 279.349 0.5078 0.608

    260 295.157 0.4588 0.5

    270 302.805 0.4306 0.471

    280 310.496 0.4026 0.443

    300 326.041 0.3476 0.391

    320 341.856 0.2949 0.34

    330 349.883 0.2697 0.306

    350 366.209 0.2221 0.264

    370 382.209 0.1789 0.212

    400 408.777 0.1232 0.1555

    Tabel di atas adalah variasi data dari temperatur umpan (To) yang masuk ke

    reaktor adiabatis, untuk mengetahui pada temperatur berapa akan dicapai konversi

    maksimum. Temperatur yang dicapai ini adalah temperatur umpan yang optimum.

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    16/19

    Grafik 1. Konversi terhadap variasi temperature umpan pada reaktor adiabatis

    Hasil dari simulasi ini, terlihat bahwa seiring dengan naiknya temperatur

    umpan, akan menghasilkan konversi yang semakin besar. Pada grafik di atas, dapat

    dilihat bahwa pada konversi maksimum sebesar 0.5078 dicapai pada temperatur

    umpan 240 oC. Apabila temperature dinaikkan kembali konversi akan turun. Semakin

    tinggi temperatur maka laju reaksi akan semakin cepat sehingga konversi bernilai

    besar. Setelah suhu dinaikkan melewati 240 oC, reaksi kesetimbangan telah berjalan

    stabil dan sudah dikenai adanya cooling yang bekerja sehingga konversi akan turun.

    Untuk konversi kesetimbangan (Xe), dapat terlihat pada profil ini, yaitu pada reaksi

    eksotermis, dengan meningkatnya temperatur umpan maka reaksi akan bergeser ke

    arah endotermis, atau ke arah reaktan, sehingga nilai konversi kesetimbangan untuk

    membentuk produk akan menurun.

    h. Simulasi Model Temperatur Umpan Optimum pada Reaktor Non-AdiabatisTo ( oC) T ( oC) X Xe

    200 275.129 0.46696 0.753

    210 275.963 0.48734 0.737

    220 276.343 0.50167 0.73

    240 276.644 0.51438 0.716

    260 277.757 0.51163 0.68

    270 278.84 0.50668 0.66

    200

    250

    300

    350

    400

    0

    0,2

    0,4

    0,6

    0,8

    1

    200 250 300 350 400

    T o u t

    ( o C )

    X d

    a n

    X e

    To ( oC)

    Reaktor Adiabatis

    X Xe T (oC)

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    17/19

    280 280.217 0.50035 0.624

    300 283.543 0.48543 0.557

    320 287.289 0.46915 0.515

    330 289.251 0.46078 0.5350 293.293 0.44381 0.469

    370 297.446 0.42664 0.46

    400 303.827 0.40067 0.433

    Pada simulasi ini, ingin dilihat pada temperatur umpan (To) masuk reaktor

    berapa kah yang akan menghasilkan konversi maksimum, pada reaktor yang non-

    adiabatis.

    Grafik 2. Konversi terhadap variasi temperature umpan pada reaktor non-adiabatis

    Hasil dari simulasi ini, terlihat bahwa seiring dengan naiknya temperatur

    umpan, akan menghasilkan konversi yang semakin besar. Pada grafik di atas, dapatdilihat bahwa pada konversi maksimum sebesar 0.51438 dicapai pada temperatur

    umpan 240 oC. Apabila temperature dinaikkan kembali konversi akan turun. Semakin

    tinggi temperatur maka laju reaksi akan semakin cepat sehingga konversi bernilai

    besar. Setelah suhu dinaikkan melewati 240 oC, reaksi kesetimbangan telah berjalan

    stabil dan sudah dikenai adanya cooling yang bekerja sehingga konversi akan turun.

    Untuk konversi kesetimbangan (Xe), dapat terlihat pada profil ini, yaitu pada reaksi

    eksotermis, dengan meningkatnya temperatur umpan maka reaksi akan bergeser ke

    275

    280

    285

    290

    295

    300

    305

    0

    0,2

    0,4

    0,6

    0,8

    1

    200 250 300 350 400

    T o u t

    ( o C

    )

    X d

    a n

    X e

    To (oC)

    Reaktor Non Adiabatis

    X Xe T (oC)

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    18/19

    arah endotermis, atau ke arah reaktan, sehingga nilai konversi kesetimbangan untuk

    membentuk produk akan menurun.

    i. Simulasi Model Temperatur Pendingin pada Reaktor Non-Adiabatis

    TaX

    To=240 C To=270 C

    150 0.15163 0.38874

    170 0.1986 0.44977

    200 0.31249 0.53326

    220 0.41624 0.56003

    250 0.52245 0.54321270 0.51438 0.50668

    300 0.45192 0.43604

    320 0.40314 0.38614

    350 0.3309 0.31386

    Tabel di atas merupakan data variasi temperatur pendingin (Ta) pada reaktor

    non-adiabatis yang akan dicari pada temperatur pendingin ke berapa yang optimum

    akan dicapai konversi yang maksimum.

    Grafik 3. Konversi terhadap variasi temperature pendingin pada reaktor reaktor non-

    adiabatis

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    150 200 250 300 350

    X

    Ta (oC)

    Pengaruh Temperatur pendingin

    To=240 C

    To=270 C

  • 8/18/2019 Simulasi Sintesis Ammonia_Kelompok 1

    19/19

    Berdasarkan grafik hasil simulasi di atas, variasi kenaikan temperatur

    pendingin dihubungkan dengan temperatur umpan masuk reaktor. Pada temperatur

    umpan 240 oC, temperatur pendingin yang optimum untuk mencapai konversi

    maksimumnya adalah pada 250 oC. Sedangkan pada temperatur umpan 270 oC,

    temperatur pendingin yang optimum adalah pada 220 oC. Pada temperatur air

    pendingin dibawah 250 oC, konversi untuk To = 270 oC lebih besar daripada konversi

    untuk To = 240 oC. Hal ini dikarenakan pada bagian temperatur air pendingin dibawah

    250 oC, konversi berkaitan dengan laju reaksi. Pada temperatur umpan 270C lebih

    besar maka konversinya juga akan lebih besar (temperatur berbanding lurus dengan

    konversi dalam hubungannya dengan laju reaksi). Akan tetapi saat temperatur air

    pendingin diatas 250 oC, konversi untuk To = 240C dan To = 270C memberikan nilai

    yang tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan saat temperatur air pendingin diatas

    250 oC, konversi telah dibatasi oleh kesetimbangan termodinamis, sehingga konversi

    untuk To = 240 oC dan To = 270 oC hampir sama. Dengan demikian untuk temperatur

    air pendingin diatas 250 oC, variasi temperatur umpan kurang berpengaruh terhadap

    nilai konversi akhir.