simplisiadan-ekstrak

10
1 SIMPLISIA DAN EKSTRAK Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kucuali dinhyatakan lain simplista merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia babati, simplista hewani, dan simplista pelikan atau mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. TATA NAMA Kebanyakan simplisia berasal dari tumbuhan. Penamaan dari simplisia menggunakan bahasa Latin.

Upload: suigetsu-pmanz-putra

Post on 03-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

simplisia

TRANSCRIPT

Page 1: simplisiadan-ekstrak

1

SIMPLISIA DAN EKSTRAK

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kucuali dinhyatakan lain simplista

merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia babati,

simplista hewani, dan simplista pelikan atau mineral.

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman

atau eksudat tanaman. Yang dimaksud eksudat tanaman ialah isi sel yang secara

spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya,

atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.

Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan

atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

Simplisia pelikan atau mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan

atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum

berupa zat kimia murni.

TATA NAMA

Kebanyakan simplisia berasal dari tumbuhan. Penamaan dari simplisia

menggunakan bahasa Latin. Penamaan Latin secara umum menandai adanya

simplisia dari bagian tanaman yang diperoleh. Terminologi yang digunakan untuk

menandai adanya bagian dari tumbuhan terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Terminologi Penamaan SimplisiaNo. Nama Latin Keterangan

1. Radix Akar, suatu simplisia disebut radix kadang-kadang berisi rhizoma.

2. Rhizoma Merupakan batang yang berada di bawah tanah, tumbuh mendatar, secara umum membawa akar lateral/cabang samping.

3. Tuber Suatu umbi atau badan yang tebal di dalam tanah, meupkana jaringan penyimpanan parenkhimalous dan sedikit ada unsur kayu.

4. Bulbus Bawang, seperti batang di dalam tanah yang dikelilingi oleh nutrisi daun yang.

5. Lignum Kayu, termasuk pula di sini selaput kayu yang tipis, yang

Page 2: simplisiadan-ekstrak

2

jumlah kayunya sangat kecil.6. Cortex Kulit kayu. 7. Folium Daun.8. Flos Bunga9. Fructus Buah.10. Pericarpium Kulit buah.11. Semen Benih atau biji.12. Herba Semua bagian tanaman meliputi batang, daun, bunga, dan

buah, bila ada.

GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN PANEN

1. Biji,saat buah belum pecah (misal Ricinus communis, kedawung). Caranya:

buah dikeringkan, diambil bijinya. Biji dikumpulkan dan dicuci, selanjutnya

dapat dikeringkan lagi.

2. Buah, dipanen saat tingkat masak. Tingkat masak suatu buah dapat dengan

parameter yang berbeda-beda, misal: perubahan tingkat kekerasan (misal

Cucurbita moschata), perubahan warna (misal melinjo, asam, dll), perubahan

bentuk (misal pare, mentimun), perubahan kadar air (misal belimbing wuluh,

jeruk nipis).

3. Pucuk daun, dipanen pada saat perubahan pertumbuhan dari vegetatif ke

generatif terjadi penumpukan metabolit sekunder, yaitu pada saat berbunga.

4. Daun tua, diambil pada saat daun sudah membuka sempurna dan di bagian

cabang yang menerima sinar matahari langsung sehingga asimilasi sempurna.

5. Umbi lapis dipanen jika besarnya maksimal dan tumbuhnya di atas tanah

berhenti.

6. Rimpang, diambil pada musim kering dan saat bagian tanaman di atas tanah

mengering.

7. Kulit batang dipanen menjelang kemarau.

Aturan yang ditetapkan dalam pemanenan dan pengumpulan tanaman obat,

bertujuan untuk mendapatkan kadar zat aktif yang maksimal. Pemanenan dilakukan

pada dasarnya saat kadar zat aktif paling tinggi. Metode pemanenan disesuaikan

dengan sifat zat aktif tanaman. Ada yang bisa dipanen dengan mesin dan ada yang

harus menggunakan tangan.

Page 3: simplisiadan-ekstrak

3

BAHAN BAKU

Bahan baku jamu biasa berasal dari tumbuhan, yang sangat diperngaruhi oleh

faktor luar maupun dalam diri tumbuhan tersebut. Faktor luar antara lain adalah

tempat tumbuh, iklim, ketinggian tanah, pupuk, dll. Faktor dalam meliputi genetik

yang terdapat dalam tumbuhan tersebut. Hal ini mengakibatkan variasi kandungan

kimia yang cukup tinggi. Kandungan kimia juga berbeda-beda jika dipanen pada

saat yang berbeda.

Ada berbagai cara yang dapat ditempuh untuk mengembangbiakkan tanaman

sebagai sumber simplisia. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan cara: (1)

dengan benih, yang digunakan untuk pembibitan tanaman, (2) dengan bagian

tanaman yang bersifat tumbuh seperti batang. Contoh tanaman yang

dikembangbiakkan dengan cara ini adalah Rheum palmatum, Qentiana lulea, (3)

Pengembangan pembuahan silang dan mutasi, tujuannya untuk mendapatkan bibit

unggul.

Kandungan kimia bahan baku dapat berupa glikosida, alkaloid, minyak

atsiri, karbohidrat, dll. Bahan tersebut mudah terurai karena berbagai hal seperti

suhu, keasaman, sinar matahari, kelembaban, dll. Adanya masalah tersebut maka

standardisasi sangat diperlukan agar produk yang dihasilkan seragam dari waktu ke

waktu.

Bentuk bahan baku mempengaruhi proses ekstraksi. Bentuk kayu dan akar

umumnya keras, cara pengerjannya lain dengan bentuk bunga, daun, rimpang, dan

daun buah yang lunak. Umumnya bahan tersebut dipotong tipis-tipis ataur diserbuk

kasar, tergantung cara masing-masing industri. Ukuran bahan baku mempnegaruhi

proses pembuatan ekstrak. Ukuran tersebut harus disesuaikan dengan bahannya,

proses ekstraksi,cairan penyari, dan lain-lain. Dalam Farmakope kadang-kadang

dicantumkan nomor mesh yang dianjurkan tetapi pada prakteknya tergantung pada

industri masing-masing.

Page 4: simplisiadan-ekstrak

4

PROSES PEMBUATAN EKSTRAK

1. Pembuatan Serbuk Simplisia

Untuk mendapatkan ekstrak yang bermutu, dipengaruhi salah satunya adalah

tahapan pembuatan serbuk simplisia (penyerbukan). Serbuk dibuat dengan alat yang

sesuai dan derajat kehalusan tertentu. Proses ini dapat mempengaruhi mutu ekstrak

dengan dasar beberapa hal berikut:

Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif / efisien karena luas

permukaan yang kontak dengan pelarut makin besar. Namun demikian, makin halus

serbuk, maka makin rumit seara teknologi peralatan unuk tahapan filtrasi.

Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan interaksi

dengan benda keras (logam) maka akan timbul panas (kalori) yang dapat

berpengaruh pada kandungan senyawa.

2. Cairan Pelarut

Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik

(optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif. Dengan

demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa

kandungan yang diinginkan.

3. Separasi dan pemurnian

Tujuan dari tahapan ini adalah menghilangkan (memisahkan) senyawa yang

tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa pengaruh pada senyawa kandungan

yang dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih murni.

4. Pemekatan / Penguapan (evaporasi)

Pemekatan berarti peningkatan jumlah parsial solute (senyawa terlarut secara

penguapan pelarut).

5. Pengeringan ekstrak.

Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga

menghasilkan serbuk, masa kering-rapuh, tergantung dari proses dan peralatan yang

digunakan Ada beberapa proses pengeringan ekstrak yaitu dengan cara:

pengeringan evaprasi, sublimasi, konveksi, kontak, radiasi, dan dielektrik.

Page 5: simplisiadan-ekstrak

5

6. Rendemen

Rendemen terhadap simplisia adalah perbandingan antara ekstrak yang

diperoleh dengan bobot simplisia awal. Rendemen dapat dihitung atas dasar bobot

basah, maupun bobot isolat terhadap bobot ekstrak.

METODE EKSTRAKSI

1. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan

(kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian

konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan

yang kontinu (terus menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan

penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna

(ekhaustive extraction) pad umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses

terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi

sebenarnya (penetesan / penampungan ekstrak), tersu menerus sampai diperoleh

perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

3. Penyarian dengan Alat Soxhlet

Metode penyarian dengan alat Soxhlet adalahpenyarian atau ekstaksi

menggunakan pelarut yang selalu baru yang dilakukan dengan alat khusus sehingga

terjadi eketraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya

pendingin balik.

4. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan

adanya pendingin balik. Umumna dilakukan pengulangan proses pada residu

pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

Page 6: simplisiadan-ekstrak

6

5. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengaduk kontinu) pada temperatur

yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan

pada temperatur 40-50oC.

6. Infundasi

Infundasi adalah ekstaksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infusa tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 90oC)

selama waktu tertentu (15 menit).

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia

nababi dengan air pada suhu 90oC. Pembuatan campur simplisia dengan derajat

halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air

selama 15 menit mulai suhu 90oC sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas

melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga

diperoleh volume infus yang dikehendaki.

7. Dekokta

Dekokta adalah infundasi pada waktu yang lebih lama (30 menit). Hal ini

dilakukan untuk memperoleh kandungan senyawa yang lebih banyak dalam sari.

8. Destilasi uap

Destilasi uap adlah ekstraski senyawa kandungan menguap (minyak atsiri)

dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan

parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secar kontinu

sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa

kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa

kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian.

Destilasi uap, bahan (simplisia) bercampur sempurna atau sebagaian air

mendidih, senyawa kandungan menguap tetap kontinu ikut terdestilasi.