siklus stirling dan ericson

19
Siklus Stirling Silus ini ditemukan oleh Stirling, dimana terdiri dari dua proses isotermal dan dua proses volume konstan. Dua proses terakhir terjadi dengan bantuan sebuah regenerator untuk membuat siklus ini reversibel. Diagram p-v dan T-s siklus ini ditunjukkan oleh gambar 5. Gambar 5. Siklus Stirling. Sekarang kita lihat empat tingkat siklus Stirling. Misalkan silinder mesin berisi m kg udara pada keadaan awal, yang ditunjukkan oleh titik 1. Tingkat pertama Udara berekspansi secara isotermal, pada temperatur konstan T 1 dari v 1 ke v 2 . Kalor yang diberikan sumber eksternal diserap selama proses. Kalor yang diberikan = kerja yang dilakukan selama proses isotermal 1 2 1 1 1 ln v v v p Q = 1 2 1 ln v v mRT = r mRT ln 1 = ... ekspansi) rasio , / ( 1 2 v v r = Tingkat kedua Sekarang udara lewat melalui regenerator dan didinginkan pada volume konstan ke temperatur T 3 . Proses ini digambarkan oleh grafik 2-3 pada diagram p-v dan T-s. Pada proses ini kalor dibuang ke generator. Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta. 76

Upload: mamad-saputra

Post on 03-Jan-2016

519 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Termodinamika

TRANSCRIPT

Page 1: Siklus Stirling Dan Ericson

Siklus Stirling

Silus ini ditemukan oleh Stirling, dimana terdiri dari dua proses isotermal dan

dua proses volume konstan. Dua proses terakhir terjadi dengan bantuan sebuah

regenerator untuk membuat siklus ini reversibel. Diagram p-v dan T-s siklus ini

ditunjukkan oleh gambar 5.

Gambar 5. Siklus Stirling.

Sekarang kita lihat empat tingkat siklus Stirling. Misalkan silinder mesin berisi

m kg udara pada keadaan awal, yang ditunjukkan oleh titik 1.

Tingkat pertama

Udara berekspansi secara isotermal, pada temperatur konstan T1 dari v1 ke v2.

Kalor yang diberikan sumber eksternal diserap selama proses.

∴ Kalor yang diberikan = kerja yang dilakukan selama proses isotermal

1

2111 ln

vvvpQ =

1

21 ln

vvmRT=

rmRT ln1= ... ekspansi) rasio ,/( 12 vvr =

Tingkat kedua

Sekarang udara lewat melalui regenerator dan didinginkan pada volume

konstan ke temperatur T3. Proses ini digambarkan oleh grafik 2-3 pada diagram p-v

dan T-s. Pada proses ini kalor dibuang ke generator.

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

76

Page 2: Siklus Stirling Dan Ericson

∴ Kalor yang dilepaskan ke generator = m Cv (T2 – T3)

Tingkat ketiga

Udara dikompresi secara isotermal di dalam silinder mesin dari v3 ke v4. Proses

ini digambarkan oleh grafik 3-4 pada diagram p-v dan T-s. Lagi kalor dibuang oleh

udara.

∴ Kalor yang dilepaskan oleh udara:

4

3332 ln

vv

vpQ =

4

33 ln

vv

mRT=

rmRT ln3= ... kompresi) rasio ,/( 43 vvr =

Tingkat keempat

Terakhir, udara dipanaskan pada volume konstan ke temperatur T1 dengan

melewatkan udara ke regenerator dalam arah yang berlawanan dengan proses 2-3.

Pada proses ini kalor diserap oleh udara dari regenerator selama proses ini, yaitu

proses 4-1.

∴ Kalor yang diserap oleh udara

= m.Cv (T1 – T4) = m.Cv(T1 – T3) ...(karena T3 = T4)

Terlihat bahwa kalor yang dilepaskan ke regenerator selama proses 2-3 adalah sama

dengan kalor yang diambil dari regenerator selama proses 4-1. jadi, tidak ada

pertukaran kalor ke sistem selama proses-proses ini. Pertukaran kalor hanya terjadi

selama dua proses isotermal.

∴ Kerja yang dilakukan = Kalor yang disuplai – Kalor yang dibuang

= mRT1 ln r – mRT3 ln r

= mR ln r (T1 – T3)

dan efisiensi:

rmRTTTrmR

ln)(ln

disuplai yangKalor dilakukan yang Kerja

1

31 −==η

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

77

Page 3: Siklus Stirling Dan Ericson

1

3

1

31 1TT

TTT

−=−

=

Catatan:

1. Efisiensi siklus Stirling adalah sama dengan siklus Carnot. Hal ini disebabkan oleh

kenyataan bahwa siklus adalah reversibel, dan semua siklus reversibel mempunyai

efisiensi yang sama.

2. Jika efisiensi regenerator adalah ηr maka kalor yang diambil dari regenerator selama

proses 4-1 adalah: mCv (T1 – T3)(1 - ηr). Dalam hal ini:

)1)((ln)(ln

311

31

rv TTmCrmRTTTrmR

ηη

−−+−

=

)1)((ln)(ln

311

31

rv TTCrRTTTrR

η−−+−

=

Siklus Ericsson

Gambar 6. Siklus Ericsson.

Siklus ini ditemukan oleh Ericsson, yang terdiri dari dua proses isotermal dan

dua proses tekanan konstan. Diagram p-v dan T-s ditunjukkan oleh Gambar 6. Saat

ini siklus Ericsson banyak digunakan dalam pembuatan turbin gas jenis siklus

tertutup.

Misalkan mesin berisikan m kg udara yang posisi awalnya ditandai oleh titik 1

pada diagram p-v dan T-s.

Tingkat pertama

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

78

Page 4: Siklus Stirling Dan Ericson

Udara dipanaskan pada tekanan konstan dari temperatur awal T1 ke

temperatur T2, yang ditunjukkan oleh grafik 1-2 pada gambar 6.

∴ Kalor yang diberikan ke udara:

= m.Cp (T2 – T1) (i)

Tingkat kedua

Udara dibiarkan berekspansi secara isotermal (yaitu pada temperatur konstan

T2 = T3) dari volume awal v2 ke v3 yang ditunjukkan oleh grafik 2-3 pada gambar 6.

Kerja pada ekspansi eksotermal memanfaatkan sebagian dari kalor yang diberikan

pada tingkat pertama.

∴ Kalor yang dimanfaatkan selama ekspansi isotermal:

= p2v2 ln (v3/v2)

= mRT ln (v3/v2)

= mRT ln r ( r = v3/v2 = rasio ekspansi)

Tingkat ketiga

Sekarang udara didinginkan pada tekanan konstan dari temperatur awal T3 ke

temperatur T4 yang ditunjukkan oleh grafik 3-4 pada gambar 6.

∴ Kalor yang dilepaskan oleh udara:

= m.Cp (T3 – T4)

Tingkat keempat

Terakhir, udara di kompresi secara isotermal dari volume v3 ke v4 yang

ditunjukkan oleh grafik 4-1 pada gambar 6. Pada proses ini sebagian kalor dibuang

oleh udara untuk melakukan kerja pada udara.

∴ Kalor yang dilepaskan selama kompresi isotermal:

1

4442 ln

vvvpQ =

1

44 ln

vvmRT=

rmRT ln4= kompresi) rasio (1

4 =vv

Q

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

79

Page 5: Siklus Stirling Dan Ericson

Kita lihat bahwa kalor diberikan selama proses 1-2 adalah sama dengan kalor

yang dilepaskan selama proses 3-4 (karena T2-T1 = T3-T4).

∴ Kerja yang dilakukan = kalor yang diberikan – kalor yang dilepaskan

= mRT2 ln r – mRT4 ln r

= mR ln r (T2 – T4)

dan efisiensi:

rmRTTTrmR

ln)(ln

diberikan yangkalor dilakukan yang kerja

2

42 −==η

3

1

2

4

2

42 11TT

TT

TTT

−=−=−

=

Catatan: 1. Efisiensi siklus Ericsson adalah sama dengan efiensi Carnot, yaitu:

tinggipaling temperaturrendah paling temperatur1−

2. Jika efisiensi generator adalah ηr, maka kalor yang diambil dari generator

selama proses 4-1 adalah: mCp (T4-T2)(1-ηr). Dalam hal ini:

)1)((.ln)(ln

242

42

rp TTCmrmRTTTrmR

ηη

−−+−

=

)1)((ln)(ln

242

42

rp TTCrRTTTrR

η−−+−

=

Siklus Joule

Siklus ini terdiri dari dua proses tekanan konstan dan dua proses adiabatik.

Diagram p-v dan T-s ditunjukkan oleh gambar 7.

Tingkat pertama

Udara dipanaskan pada tekanan konstan dari temperatur awal T1 ke

temperatur T2, yang ditunjukkan oleh grafik 1-2 pada gambar 7.

∴ Kalor yang diberikan ke udara:

= m.Cp (T2 – T1) (i)

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

80

Page 6: Siklus Stirling Dan Ericson

Gambar 7. Siklus Joule.

Tingkat kedua

Udara dibiarkan berekspansi secara adiabatik dari v2 ke v3 yang ditunjukkan

oleh grafik 2-3 pada gambar 7. Temperatur turun dari T2 ke T3. Pada proses ini tidak

ada kalor yang diserap atau dilepaskan oleh udara.

Tingkat ketiga

Sekarang udara didinginkan pada tekanan konstan dari temperatur awal T3 ke

temperatur T4 yang ditunjukkan oleh grafik 3-4 pada gambar 7.

∴ Kalor yang dilepaskan oleh udara:

= m.Cp (T3 – T4)

Tingkat keempat

Udara sekarang dikompresikan secara adiabatik dari v4 ke v1 yang ditunjukkan

oleh grafik 4-1 pada gambar 7. Temperatur naik dari T4 ke T1. Tetap pada proses ini

tidak ada kalor yang diserap atau dilepaskan oleh udara.

Terlihat dari penjelasan di atas bahwa tidak terjadi pertukaran kalor selama dua

proses adiabatik. Pertukaran kalor hanya terjadi selama proses tekanan konstan.

∴ Kerja yang dilakukan = kalor yang diberikan – kalor yang dilepaskan

= mCp (T2 – T1) – mCp (T3 - T4)

dan efisiensi:

)()(.)(

diberikan yangkalor dilakukan yang kerja

12

4312

TTmCTTCmTTmC

p

pp

−−−==η

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

81

Page 7: Siklus Stirling Dan Ericson

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

−=−−

−=

2

12

3

43

12

43

1

111

TTT

TT

T

TTTT

… (i)

Pada ekspansi adiabatik 2-3:

γγγ 1

2

3

1

3

2

2

3

−−

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛=

pp

vv

TT

… (ii)

dan untuk kompresi adiabatik 4-1,

γγγ 1

1

4

1

4

1

1

4

−−

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛=

pp

vv

TT

… (iii)

∴ 2

1

3

4

1

4

2

3 atau TT

TT

TT

TT

== ... ( 4321 dan pppp ==Q )

dengan memasukkan harga T4/T3 pada persamaan (i),

1

4

2

3 11TT

TT

−=−=η ... (1

4

2

3 TT

TT

=Q )

Dari persamaan (ii) dan (iii), diperoleh:

1

4

1

1

3

2

−−

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛γγ

vv

vv

... (1

4

2

3 pp

pp

=Q )

atau

rvv

vv 1

4

1

3

2 == ... (1

4

2

3 vv

vv

r ==Q )

∴ 1

1-

1

4

2

3

)(11

−=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛== γ

γ

rrTT

TT

1)(11 −−= γη

r

Catatan : 1. Efisiensi siklus Joule lebih rendah dari efisiensi siklus Carnot. Alasannya adalah

bahwa semua kalor tidak diserap pada temperatur paling tinggi dan dibuang

pada temperatur paling rendah. Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

82

Page 8: Siklus Stirling Dan Ericson

2. Siklus secara termodinamik ridak reversibel, sebab tidak ada regenerator

untuk memberikan temperatur yang konstan selama pemanasan dan

pendinginan pada tekanan konstan.

3. Kebalikan siklus Joule disebut dengan siklus Bell-coleman, dan diterapkan

pada refrigerator, dimana udara digunakan sebagai refrigeran.

Siklus Otto

Mesin pertama yang sukses bekerja dengan siklus ini dibuat oleh A. Otto. Saat

ini, banyak mesin berbahan bakar gas, bensin dan minyak lainnya berjalan

berdasarkan siklus ini. Siklus ini dikenal juga sebagai siklus volume konstan,

dikarenakan kalor diterima dan dibuang pada volume konstan.

Siklus Otto ideal terdiri dari dua proses volume konstan dan dua proses

adiabatik, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 8.

Gambar 8. Siklus Otto.

Tingkat pertama

Udara diekspansikan secara adiabatik dari temperatur awal T1 ke temperatur T2

seperti ditunjukkan oleh grafik 1-2 pada gambar 8. Pada proses ini tidak ada kalor

yang diserap atau dibuang oleh udara.

Tingkat kedua

Udara didinginkan pada volume konstan dari temperatur T2 ke temperatur T3

seperti yang ditunjukkan oleh grafik 2-3 pada gambar 8. Kalor yang dibuang oleh

udara selama proses ini :

Q2 = m.Cv(T2 – T3) ... (i) Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

83

Page 9: Siklus Stirling Dan Ericson

Tingkat ketiga

Udara dikompresikan secara adiabatik dari temperatur T3 ke temperatur T4,

seperti yang ditunjukkan oleh grafik 3-4 pada gambar 8. Pada proses ini tidak ada

kalor yang diserap atau dilepaskan oleh udara.

Tingkat keempat

Udara sekarang dipanaskan pada volume konstan dari temperatur T4 ke

temperatur T1, seperti yang ditunjukkan oleh grafik 4-1 pada gambar 8. Kalor yang

diserap selama proses:

Q1 = m.Cv(T1 – T4) ... (ii)

Terlihat bahwa udara dibawa kembali ke kondisi tekanan, volume dan

temperatur awal, sehingga menyudahi satu siklus.

Kerja yang dilakukan = kalor yang diserap – kalor yang dibuang

= m.Cv(T1 – T4) - m.Cv(T2 – T3)

Efisiensi ideal atau efisiensi standar udara:

diserap yangkalor dilakukan yang kerja

(iii) 1

111

)(.)(.)(.

4

14

3

23

41

32

41

3241

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

−=−−

−=

−−−−

=

TTT

TTT

TTTT

TTCmTTCmTTCm

v

vv

Untuk proses ekspansi adiabatik (1-2):

11

2

1

1

2 1 −−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛=

γγ

rvv

TT

… (1

2 vvr =Q )

Dengan cara yang sama, untuk proses kompresi adiabatik:

11

3

4

4

3 1 −−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛=

γγ

rvv

TT

… (1

2

3

4 vv

vvr ==Q )

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

84

Page 10: Siklus Stirling Dan Ericson

Dari kedua persamaan di atas, kita peroleh:

1

2

4

3

TT

TT

=

atau 3

2

4

1

TT

TT

=

masukkan T1/T4 ke persamaan (iii), sehingga diperoleh:

1

2

4

3 11TT

TT

−=−=η

1)(11 −−= γr

... (iv)

Catatan: 1. Kita lihat dari persamaan (iv) bahwa efisiensi siklus Otto bergantung

pada rasio kompresi (r).

2. Rasio kompresi,

celahVolumeotalsilinder t Volume

=r

celahVolumelangkah Volume celah Volume +

=

∴ Volume celah :

= Volume Langkah r – 1

3. Hubungan antara tekanan dan temperatur atau tekanan dan volume

bisa diperoleh dari persamaan adiabatik, yaitu:

γγγγ /1

1

2

2

1

1

2

2

1

1

2

1

2

1 atau dan ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛=

pp

vv

vv

pp

pp

TT

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

85

Page 11: Siklus Stirling Dan Ericson

Siklus Diesel

Siklus ini ditemukan oleh Dr. Rudolph Diesel pada tahun 1893, dengan ide

untuk mendapatkan efisiensi termal yang lebih tinggi dengan kompresi rasio tinggi.

Ini adalah siklus penting dimana semua mesin diesel bekerja berdasarkan siklus ini.

Dikenal juga sebagai siklus tekanan konstan sebab kalor diterima pada tekanan

konstan.

Siklus diesel ideal terdiri dari dua proses adiabatik, sebuah proses tekanan

konstan dan sebuah proses volume konstan. Proses ini ditunjukkan oleh diagram p-v

dan T-s pada gambar 9.

Gambar 9. Siklus Diesel.

Tahap-tahap proses dijelaskan berikut ini.

Tingkat pertama

Udara dipanaskan pada tekanan konstan dari temperatur awal T1 ke

temperatur T2 yang ditunjukkan oleh grafik 1-2 pada Gambar 9.

Kalor yang diberikan ke udara:

= m.Cp (T2 – T1) (i)

Tingkat kedua

Udara diekspansikan secara adiabatik dari temperatur T2 ke temperatur T3

seperti yang ditunjukkan oleh grafik 2-3 pada gambar 9. Pada proses ini tidak ada

kalor yang diserap atau dibuang oleh udara.

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

86

Page 12: Siklus Stirling Dan Ericson

Tingkat ketiga

Sekarang udara didinginkan pada volume konstan dari temperatur T3 ke

temperatur T4, seperti yang ditunjukkan oleh grafik 3-4 pada gambar 9. Kalor yang

dilepas oleh udara:

= m.Cv (T3 – T4) (ii)

Tingkat keempat

Udara dikompresikan secara adiabatik dari temperatur T4 ke temperatur T1,

seperti yang ditunjukkan oleh grafik 4-1 pada gambar 9. Pada proses ini tidak ada

kalor yang diserap atau dibuang oleh udara.

Terlihat bahwa udara dibawa kembali ke kondisi tekanan, volume dan

temperatur awal, sehingga menyudahi satu siklus.

Kerja yang dilakukan = kalor yang diserap – kalor yang dibuang

= m.Cp (T2 – T1) - m.Cv (T3 – T4)

Efisiensi ideal atau efisiensi standar udara:

diserap yangkalor dilakukan yang kerja

( )( ) (iii) 111

)(.)(.)(.

12

43

12

43

12

4312

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−−

−=−−

−=

−−−=

TTTT

TTCTTC

TTCmTTCmTTCm

p

v

p

vp

γ

rasio kompresi:

1

4 vvr =

rasio cut-off:

1

2

vv

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

87

Page 13: Siklus Stirling Dan Ericson

rasio ekspansi:

2

4

2

31

vv

vv

r == ... (v3 = v4)

ρρrr

vv

vv

===1 x x

2

1

1

4

Untuk proses pemanasan pada tekanan konstan (1-2):

2

2

1

1

Tv

Tv==

∴ ρ x x 11

212 T

vvTT == (iv)

Dengan cara yang sama, untuk proses kompresi adiabatik (2-3):

11

1

1

3

2

2

3 1 −−−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛=

γγγρrrv

vTT

∴ 1

1

1

23 x −−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛=

γγ ρρρr

Tr

TT (v)

dan proses kompresi adiabatik (4-1),

( ) 11

1

4

4

1 −−

=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛= γ

γ

rvv

TT

141 )( −= γrTT (vi)

Substitusikan harga T1 ke persamaan (iv) dan (v),

ργ x )( 142

−= rTT (vii)

dan γγ

γ ρρρ . x )( 4

11

43 Tr

rTT =⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=

−− (viii)

Sekarang substitusikan harga T1, T2 dan T3 ke persamaan (iii),

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−−

−= −− 14

14

44

)()().(11 γγ

γ

ρρ

γη

rTrTTT

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

88

Page 14: Siklus Stirling Dan Ericson

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−−

−= − )1(1

)(11 1 ργ

ργ

γr

Catatan: 1. Efisiensi siklus diesel ideal lebih rendah dari siklus Otto untuk rasio

kompresi yang sama.

2. Efisiensi siklus diesel meningkat dengan menurunnya cut-off dan

mendekati maksimum (sama dengan efisiensi siklus Otto) jika harga

cut-off adalah nol, yaitu ρ = 1.

Siklus Pembakaran Dual

Siklus ini adalah kombinasi dari siklus Otto dan Diesel. Siklus ini kadang-kadang

disebut siklus semi-diesel, sebab mesin semi-diesel bekerja berdasarkan siklus ini.

Pada siklus ini, kalor diserap sebagian pada volume konstan dan sebagian lagi pada

tekanan konstan.

Gambar 10. Siklus Pembakaran Dual.

Siklus pembakaran dual terdiri dari dua buah proses adiabatik, dua proses

volume konstan dan satu proses tekanan konstan. Proses ini ditunjukkan oleh

gambar 10.

Tingkat pertama

Udara dipanaskan pada tekanan konstan dari temperatur awal T1 ke

temperatur T2 yang ditunjukkan oleh grafik 1-2 pada Gambar 10.

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

89

Page 15: Siklus Stirling Dan Ericson

Kalor yang diberikan ke udara:

= m.Cp (T2 – T1) (i)

Tingkat kedua

Udara diekspansikan secara adiabatik dari temperatur T2 ke temperatur T3

seperti yang ditunjukkan oleh grafik 2-3 pada gambar 10. Pada proses ini tidak ada

kalor yang diserap atau dibuang oleh udara.

Tingkat ketiga

Sekarang udara didinginkan pada volume konstan dari temperatur T3 ke

temperatur T4, seperti yang ditunjukkan oleh grafik 3-4 pada gambar 10. Kalor yang

dilepas oleh udara:

= m.Cv (T3 – T4) (ii)

Tingkat keempat

Udara dikompresi secara adiabatik dari temperatur T4 ke temperatur T5, seperti

yang ditunjukkan oleh grafik 4-5 pada gambar 10. Pada proses ini tidak ada kalor

yang diserap atau dibuang oleh udara.

Tingkat kelima

Udara terakhir dipanaskan pada volume konstan dari temperatur T5 ke

temperatur T1, seperti ditunjukkan oleh grafik 5-1 pada gambar 10.

Kalor yang diserap oleh udara :

= m.Cv (T1 – T5) (iii)

Terlihat bahwa udara dibawa kembali ke kondisi tekanan, volume dan

temperatur awal, sehingga menyudahi satu siklus.

Kerja yang dilakukan = kalor yang diserap – kalor yang dibuang

= m.Cp (T2 – T1) + m.Cv (T1 – T5)- m.Cv (T3 – T4)

Efisiensi ideal atau efisiensi standar udara:

diserap yangkalor dilakukan yang kerja

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

90

Page 16: Siklus Stirling Dan Ericson

( )( ) ( ) (iv)

)(1

)(1

)(.)(.)(.)(.)(.

5112

43

5112

43

5112

435112

TTTTTT

TTCTTCTTC

TTCmTTCmTTCmTTCmTTCm

vp

v

vp

vvp

−+−−

−=−+−

−−=

−+−

−−−+−=

γ

rasio kompresi:

1

3

5

4 vv

vvr ==

rasio cut-off:

5

2

1

2

vv

vv

==ρ

rasio ekspansi atau tekanan:

5

1 pp

ρρrr

vv

vv

===1 x x

2

1

1

4

Untuk proses pemanasan pada tekanan konstan (1-2):

2

2

1

1

Tv

Tv==

∴ ρ x x 11

212 T

vvTT == (v)

Dengan cara yang sama, untuk proses kompresi adiabatik (2-3):

11

3

1

1

2

1

3

2

2

3−−−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛=

γγγρrv

vxvv

vv

TT

∴ 1

1

1

23 x −−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛=

γγ ρρρr

Tr

TT (vi)

dan proses kompresi adiabatik (4-5),

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

91

Page 17: Siklus Stirling Dan Ericson

( ) 11

5

4

4

5 −−

=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛= γ

γ

rvv

TT

145 )( −= γrTT (vii)

Sekarang proses pemanasan pada volume konstan (5-1):

1

1

5

5

Tp

Tp

=

αα γ .)( x x 145

5

151

−=== rTTppTT (viii)

Substitusikan harga T1 ke persamaan (v) dan (vi),

ραγ . x )( 142

−= rTT

dan γγ

γ ραρρα .... )( 4

11

43 Tr

rTT =⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=

−−

Sekarang substitusikan harga T1, T2 , T3 dan T5 ke persamaan (iv),

])(.)([].)(..)([)..(11 1

41

41

41

4

44−−−− −+−

−−= γγγγ

γ

ααραγρα

ηrTrTrTrT

TT

)]1().([)()1.(1 1

4

4

−+−−

−= − ααραγρα

γ

γ

rTT

)]1().([)()1.(1 1 −+−

−−= − ααραγ

ραγ

γ

r

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−+−

−−= − )1()1(

1.)(11 1 ργαα

ρα γ

γr

Catatan: 1. Untuk siklus Otto, ρ = 1, maka efisiensi siklus:

1)(11 −−= γη

rOtto

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

92

Page 18: Siklus Stirling Dan Ericson

2. Untuk siklus diesel, α = 1, maka efisiensi siklus:

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−−

−= − )1(1

)(11 1 ργ

ρηγ

γrdiesel

3. Efisiensi siklus pembakaran dual lebih besar dari siklus diesel dan lebih

kecil dari siklus Otto, untuk rasio kompresi yang sama.

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

93

Page 19: Siklus Stirling Dan Ericson

DAFTAR PUSTAKA

1. Michael J. Moran, HN. Shapiro. Fundamentals Of Engineering

Thermodynamics., 2th edition. John Wiiley and Son, 1993.

2. R.S. Khurmi. A Text Book of Mechanical Technology, Thermal Engineering. S.

Chand & Company LTD, 1995.

3. Abbott MM, HC. Van Ness, Theory and problems of Thermodynamics, Schaum’s

Ouline Series McGraw-Hill International Book Company, 1981.

Asyari Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta.

94