sifat perusak iman

27

Click here to load reader

Upload: chayrasyid

Post on 24-Jul-2015

56 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sifat Perusak Iman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iman merupakan suatu kepercayaan kita yang menjadi dasar/landasan

bagi kita mengerjakan dan menaati aturan-aturan islam, namun ketebalan iman

kita tidak selalu akan lancar-lancar saja namun tentunya akan banyak godaan

yang akan menghancurkan keimanan kita baik itu secara eksternal dan

internal,

Godaan iman eksternal merupakn godaan-godaan dari orang lain

terutama teman untuk menghancurkan keimanan kita, karena sesungguhnya

syetan akan selalu berusaha dalam segala cara untuk menghancurkan

keimanan manusia.

Godaan internal yaitu godaan dari dalam diri kita sendiri baik itu

kelakuan dan sifat kita. Maka dari itu penulis akan mengangkat judul sifat

perusak iman dalam makalahnya kali ini.

Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi

cerminan untuk kita lebih waspada menjaga keimanan dengan menghindari

sifat-sifat perusak iman yang telah dimuat dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :

1. Ada berapa sifat-sifat perusak iman?

2. sifat yang bagaimana yang bisa membuat iman kita rusak?

C. Tujuan

Untuk mengetahui sifat-sifat yang menjadi lantaran rusaknya iman

kita.

1

Page 2: Sifat Perusak Iman

BAB II

PEMBAHASAN

A. Riya

Riya artinya memperlihatkan (menampakan) diri kepada orang lain, supaya

diketahuui kehebatan perbuatannya, baik melalui pembicaraan, tulisan ataupun

sikap dan perbuatan dengan tujuan mendapat perhatian, penghargaan dan

pujian manusia, bukan ikhlas karena Allah. Riya itu dapat terjadi di

dalam niat, yaitu ketika akan melakukan pekerjaan dan bisa juga terjadi

setelah melakukan pekerjaan.

1. Riya dalam niat

Riya dalam niat yaitu ketika mengawali pekerjaan, dia mempunyai

keinginam dari orang lain, bukan karena Allah. Padahal niat itu sangat

menentukan nilai suatu pekerjaan. Jika pekerjaan yang baik dilakukan

deengan niat karena Allah, maka perbuatan itu mempunyai nilai di sisi

Allah, dan jika perbuatan itu dilakukan karena ingin mendapat sanjungan,

penghargaan dari orang lain, maka perbuatan itu tidak memperoleh pahala

dari Allah. Hanya sanjungan itulah yang akan ia peroleh.

Amirul Mukminin Abi Hafash Umar bin Khatab Radhiyallahu Anhu, aku

mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda :

Innamal ‘amaalu biinniyyaati wa innamaa likullimriyin manawa fa man

kaanat hijratuhu ilallahi wa rasuulihi fahijratuhu ilallahi wa rasuulihi

wa mankaanat hijratuhu lidunyaa yushiibuhaa awimra atin yankihuhaa

fahijratuhu ilaa maa haajara ilaihi

Yang terjemahnya: “Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan

setiap orang mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya. Barang siapa

yang berhijrah hanya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu

menuju Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa hijrahnya karena dunia yang

ia harapkan atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya itu

menuju yang ia inginkan.”

2. Riya dalam perbuatan

2

Page 3: Sifat Perusak Iman

Riya dalam perbuatan ini misalnya saat mengerjakan shalat dan

bersedekah. Orang riya dalam mengerjakan shalat biasanya dia

memperlihatkan kesungguhan, kerajinan , dan kekhusyu’annya jika dia

berada di tengah-tengah orang atau jamaah sehingga orang lain melihat dia

berdiri , ruku’ dan sebagainya. Dia shalat dengan tekun itu mengharapkan

perhatian sanjungan dan pujian dari orang lain agar dia dianggap sebagai

orang yang taat dan tekun beribadah. Orang yang riya dalam shalatnya ini

dia akan celaka di akhirat nanti, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an,

surat Al Maun ayat 4 sampai dengan 7 dan An Nisa 142.

Artinya : “(4) Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat. (5) (Yaitu)

orang-orang yang berbuat riya. (7) Dan engan (menolong dengan) barang

berguna.” (Al Ma’un : 4-7)

Artinya : “Sesunguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allah dan Allah

akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat

mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di

hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali

sedikit sekali. (An Nisa : 142).

Riya dalam bersedekah seperti memberikan sesuatu kepada orang lain

dengan harapan mendapat pujian dan sanjungan dari orang yang telah

diberinya atau orang lainnya, agar dia dianggap sebagai orang yang

dermawan, pemurah dan sebagainya. Dia akan mengungkapkan

pemberiannya jika orang yang telah di bantu itu tidak menyanjung atau

memujinya.

3. Bahaya Riya

Riya berbahaya terhadap diri sendiri dan orang lain. Terhadap diri sendiri

bahaya riya itu akan dirasakan oleh dirinya berupa ketidakpuasan, rasa

3

Page 4: Sifat Perusak Iman

hampa, sakit hati dan penyesalan ketika orang lain tidak menghargainya,

menyanjungnya, dan tidak berterimakasih kepadanya, padahal ia telah

menolong orang lain, bersedekah, dan sebagainya. Akhirnya jiwanya akan

sakit dan keluh kesah, yang tiada hentinya. Bahaya riya terhadap orang

lain akan terlihat ketika orang yang pernah dibantunya diumpat, diolok-

olok dan dicaci oleh orang yang telah membantu atau memberinya dengan

riya itu. Dia mengumpat dan mencaci itu karena keinginannya untuk

disanjung dan dipuji tidak terpenuhi sesuai dengan kehendaknya. Orang

yang telah diumpat dan dicaci itu pasti akan tersinggung dan akhirnya

terjadilah perselisihan antara keduanya.

Perbuatan riya itu sangat merugikan, karena Allah tidak akan menerima

dan memberi pahala atas perbuatannya, hal ini tergambar dalam sabda

Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam yang artinya sebagai

berikut :

“Dari Abi Hurairah Semoga Allah meridhoinya, ia berkata saya

mendengar Rasulullah bersabda : Sesungguhnya manusia yang pertama

kali diadili di hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid kemudian

dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya

dan dan iapun mengakuinya lantas ditanya : dipergunakan untuk apa

nikmat itu? Ia menjawab “aku berperang karena-Mu (ya Allah) sehingga

aku mati syahid. Allah menjawab : Dusta engkau sesungguhnya kamu

berbuat (yang demikian itu) supaya kamu dikatakan sebagai pahlawan;

kemudia malaikat diperintahkan untuk meyeret orang itu dan

melemparkannya ke dalam neraka. Kedua, seorang yang yang

dilapangkan rizkiya dan dikaruniai berbagai macam kekayaan, kemudian

ia dihadapkan dan diperlihatkan kepada nikmat yang telah diterimanya

itu, dan iapun mengakuinya, lantas ditanya : Dipergunakan untuk apa

nikmat itu? Ia menjawab : Aku tidak pernah meninggalkan infak pada

jalan yang engkau ridhoi (ya Allah), melainkan aku berinfak (hanya)

kepada-Mu. Lalu Allah menjawab : Dusta engkau, sesungguhnya kamu

berbuat (yang demikian itu) supaya kamu dikatakan sebagai orang yang

dermawan; kemudian (malaikat) diperintahkan untuk menyeret orang itu

4

Page 5: Sifat Perusak Iman

dan melemparkannya ke dalam neraka. Ketiga seorang yang belajar dan

mengajar dan suka membaca Al Qur’an, maka dia dihadapkan dan

diperlihatkan nikmat yang telah diterimanya itu dan iapun mengakuinya,

antas ditanya : dipergunakan untuk apa nikmat itu? Ia menjawab : Aku

menunntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al Qur’an (hanya)

untuk-Mu (ya Allah). Kemudian Allah menjawab : Dusta engkau,

sesungguhnya engkau menuntut ilmu itu supaya dikatakan sebagai orang

pandai dan engkau membaca Al Qur’an itu supaya dikatakan sebagai

qari; lalu (malaikat) diperintahkan untuk menyeret orang itu dan

melemparkannya ke dalam neraka.” (Haidst Riwayat Muslim).

Begitulah bahayanya riya. Bahkan riya itu juga dikatakan sebagai syirik

khafi, artinya syirik kecil atau syirik ringan, karena mengaitkan niat

melakukan suatu perbuatan kepada sesuatu selain Allah.

B. Takabur

Pengertian takabur menurut bahasa adalah membesarkan diri, menganggap

dirinya lebih besar dari orang lain. Menurut istilah, suatu sikap mental yang

merasa diri lebih besar, lebih tinggi, lebih pandai dan memandang kecil serta

rendah terhadap orang lain.

Takabur itu dapat digolongkan dua bagian, yaitu takabur batin dan takabur

lahir. Takabur dalam batin yaitu sifat dalam jiwa yang tidak terlihat, dia

melekat dalam hati seperti merasa besar, merasa lebih pandai dan lain-lain.

Takabur lahir ialah perbuatan dan tingkah laku yang dapat dilihat seperti

merendahkan orang lain, menyepelekan orang lain, dan lain-lain.

Tanda-tanda sikap dan perbuatan takabur itu antara lain sebagai berikut :

1. Suka memuji diri, membanggakan dirinya, hartanya, ilmunya, dan

keturunannya.

2. Merendahkan dan meremehkan orang lain, memalingkan muka ketika

bertemu dengan orang lain yang dikenalnya, congkak dalam tingkah laku

dan perbuatan.

3. Suka mencela dan membesar-besarkan kesalahan orang lain. Orang yang

takabur itu selalu menyangka bahwa dirinyalah yang benar, baik, mulia,

5

Page 6: Sifat Perusak Iman

dan mampu berbuat sesuatu. Orang lain dianggap rendah, kecil, hina dan

tiadk mampu berbuat sesuatu.

Penyebab takabur antara lain adalah kebanggaan diri yang berlebihan dalam

keturunan, kecantikan, keilmuan, kekuatan, kekuasaan, jabatan dan lain-lain.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al Qur’an Surah An Nisa 36 :

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong

dan membangga-banggakan diri.”(An Nisa : 36)

Juga firman Allah Subahanu Wa Ta’ala.

Artinya : Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat :

“Sujudlah kamu kepada Adam”. Maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia

enggan dan takabur dan ia golongan orang-orang kafir. (Al-baqarah : 34)

Dalam surat lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman

Artinya : (18) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manunsia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan

angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri. (19) Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan

lunakanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adlah suara keledai

(Luqman : 18-19)

Sikap dan perbuatan Takabur itu hendaklah ditinggalkan dan dijauhkan dari

diri kita, karena sifat tersebut dibenci Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-

Nya dan tidak disukai orang lain. Hendaklah kita rendah hati, ramah,

menghormati orang lain dan mampu menempatkan diri. Rendah hati bukanlah

rendah diri. Rendah hati adalah sikap mulia yang tidak mau menonjolkan diri.

Jika kita bersikap rendah hati terhadap seseorang, orang lain akan menyenangi

kita dan akan bersikap rendah hati pula terhadap kita.

6

Page 7: Sifat Perusak Iman

Takabur salah satu sikap mental yang tercela dan terlarang, karena

mengandung bahaya dan kerugian yang besar terhadap diri sendiri dan

orang lain yaitu :

1. Misalnya seseorang memiliki sifat takabur, maka sifat tesebut akan

berbahaya dan merugikan dirinya sendiri, karena dia menganngap

dirinya lebih lebat, mulia, terhormat, dan lain-lain. Jika sifat tersebut

melekat pada dirinya maka ia tidak akan berusaha untuk memperbaiki

keadaan dirinya, dia akan diam diri, statis, enggan meningkatkan

kemampuannya, karena dia beranggapan sudah lengkap dan sempurna,

tidak mau menerima kritik. Orang yang demikian akan tertinggal oleh

keadaan zaman dan lingkungannya, sehinga akhirnya dia menyesal

baik di dunia maupun akhirat.

2. Sifat takabur akan merusak pergaulan antara sesama manusia,

merenggangkan hubungan silaturahmi dan kasih sayang serta tolong-

menolong. Hal itu disebabkan tidak adanya kemauan untuk saling

menghargai dan menghormati dalam huhbungan sesama manusia.

3. Sengsara di dunia dan di akhirat, sengsara di dunia karena tidak bisa

bergaul dengan sesama manunsia dan sengsara di akhirat karena

terhalang masuk surga.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman :

Artinya : Maka masukilah pintu-pintu neraka jahanam, kamu kekal di

dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang

menyombongkan diri.(An Nahl : 29)

C. Nifaq

Nifaq ialah sifat yang berbeda antara lahir dan batin atau tidak sesuai antara

ucapan dengan perbuatan. Lain di hati lain di mulut, lain di mulut lain di

perbuatan, tidak sesuai antara kata dengan perbuatan. Orang yang mepunyai

sifat nifaq disebut munafiq.

1. Sifat dan perbuatan orang munafiq

7

Page 8: Sifat Perusak Iman

Orang munafiq itu pebuatannya selalu berpura-pura, apa yang

diucapkannya berbeda dengan perbuatannya. Misalnya dia menyatakan

iman kepada Allah Subahanahu Wa ta’ala dan rasul-Nya, tetapi dalam

hatinya dia tidak beriman, ia mengingkari apa yang telah di ucapkannya.

Bila dia berkumpul dengan orang beriman, dia mengatakan berimana akan

tetapi bila ia berkumpul dengan orang kafir, diapun menyatakan

kekafirannya pula. Dia bermuka dua dan selalu berpura-pura.

Artinya : Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,

mereka mengatakan : “Kami telah beriman “. Dan bila mereka kembali

kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan : “Sesungguhnya

kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok” (Al baqarah

: 14)

Allah Subhanahuu Wa Ta’ala berfirman :

Artinya: Di antara manusia ada yang mengatakan “Kami beriman kepada

Allah dan hari akhir” padahal mereka itu sesunguhnya bukan orang-

orang yang beriman. (Al Baqarah : 8)

Diantara sifat munafiq ialah pendusta, pembohong, dan kihanat. Apabila

dia berbicara dia berbohong, apabila dia berjanji dengan orang lain dia

tidak menepati dengan sengaja. Begitu pula apabila dia mendapat

kepercayaan dari orang lain untuk memegang dan melaksanakan pekerjaan

dia tidak melaksanakannya dengan baik, dia khianat. Firman Allah

Subhanahu Wa ta’ala dalam Al Quran surat Al Munafiqun ayat 1 dan 2.

8

Page 9: Sifat Perusak Iman

Yang terjemahnya : (1) Apabila orang-orang munafiq datang kepadamu,

mereka berkata “Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar

Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-

benar orang pendusta. (2) Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai

perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah.

Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (Al

Munafiqun:1-2)

Sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam

Aayatulmunaafiqi tsalatsun : indza haddatsa kadzaba wa idzaa wa ‘ada

akh lafa wa idzaa’ tuminakhoona.

“Tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga : Apabila berkata ia bohong,

apabila berjanji ia melanggar dan apabila dipercaya ia berkhianat.

Juga dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Semoga Allah

Meridhoi dan memuliakan beliau, yang terjemahnya :

“Empat macam (sifat) siapa terdapat padanya empat sifat itu, adalah ia

munafiq tulen. Barang siapa terdapat padanya suatu dari sifat yang empat

itu, terdapatlah padanya suatu bahagian nifaq. Sampai meniggalkannya.

Sifat yang empat itu ialah : Apabila dipercaya ia berkhianat, apabila

berbicara ia dusta, apabila berjanji ia menyalahi, tidak ditepati dan

apabila berdebat dengan seseorang, ia berlaku curang. (Hadist Riwayat

Bukhari)

2. Bahaya nifaq

Orang munafiq yang perbuatannya berpura-pura, dusta, bohong dan

khianat, hatinya akan selalu ragu, was-was dan tidak tenteram. Terhadap

perbuatannya yang tidak benar itu, ia takut akan ketahuhan orang lain dan

sifat dusta dan khianatnya akan menghantui perasaannya, sehingga terjadi

konflik batin, menimbulkan ketidak tenangan pada kehidupannya. Ia juga

akan selalu menghadapi kesulitan, karena harus membuat kebohongan

baru untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Dia menjadi sakit batin,

sehingga pada akhirnya juga akan berpengaruh pada kondisi fisiknya.

9

Page 10: Sifat Perusak Iman

Akibat sifat nifaq orang tersebut akan mendapat kesengsaraan dan

kehinaan di dunia dan di akhirat.

Firman Allah Subhanahu Wa ta’ala :

Yang terjemahnya : Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah

penyakitnya, dan bagi mereka siksa pedih, di sebabkan mereka berdusta

(Al Baqarah : 10)

Allah berfirman :

Yang terjemahnya : Allah mengancam orang-orang munafiq laki-laki dan

perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam, mereka kekal

di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka dan Allah melaknati

mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. (At taubah : 68)

Firman Allah Subhanahuu Wa Ta’ala

Yang terjemahnya : Kabarkanlah kepada orang-orang muinafiq bahwa

mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (An Nisa : 138)

Allah berfirman :

Yang terjemahnya : Sesungguhnya orang-orang munafiq itu(ditempatkan)

pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan kamu sekali-kali tidak

akan mendapat seseorang penolongpun bagi mereka. (An nisa 145)

Orang munafiq ketika berhubungan dengan orang lain, biasanya mulutnya

manis, sikapnya ramah dan menarik, tetapi di balik itu hatinya selalu

berniat buruk dan fikirannya seslalu berangan-angan mencari kesempatan

dan keuntungan yang sebesar-besarnya untuk dirinya tanpa

memperhatikan norma kebenaran yang berlaku. Orang lain ditipu,

10

Page 11: Sifat Perusak Iman

dibohongi dan dilaknati, sehingga betapa banyak kerugian orang lain

akibat perbuatannya, baik kerugian moril maupun materiil. Bujuk rayu

orang munafiq itu seringkali enak dan meyakinkan, kata-katanya sangat

menarik dan memikat hati, padahal sebenarnya dia hanya melakukan tipu

daya.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

Yang terjemahnya : Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya

tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada

Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang

paling keras. (Al Baqarah : 204)

Yang terjemahnya : Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang

beriman padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri, sedang mereka

tidak sadar.

(Al Baqarah : 9)

D. Fasiq

Fasiq artinya meniggalkan perintah Allah Subahanahu Wa Ta’ala,

tidak berbakti kepada Allah, atau keluar dari perintah Allah SWT. Orang fasiq

ialah orang yang tahu perintah dan larangan Allah , tetapi ia tidak mau

melaksanakan perintah-Nya dan meniggalkan larangan-Nya. Dia tidak patuh

dan tidak berbakti kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dia melupakan segala

perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Misalnya Syiful dalam kadaan sakit keras. Dalam keadaan yang

demikian itu ia terbayang segala macam dosa yang telah ia kerjakan pada

waktu sehatnya. Dia sangat menyesal atas segala macam perbuatan dosanya

itu, dan dia dengan sungguh-sungguh berjanji dalam dirinya untuk tidak

melakukan lagi perbuatan-perbuatan dosanya itu.. Namun setelah sehat dia

melupakan janjinya yang pernah diucapkan pada waktu sakit. Dia melakukan

11

Page 12: Sifat Perusak Iman

lagi hal-hal yang dilarang Allah Subhanahuu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya, dia

tergolong sebagai orang yang fasiq.

Firman Allah Subahanahu Wa Ta’ala :

Yang terjemahnya : Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa

kepada Allah. Lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.

Mereka itulah orang-orang yang yang fasiq. (Al Hasyr : 19)

Perbuatan fasiq itu sangat berbahaya baik terhadap diri sendiri maupun

terhadap orang lain. Bahaya terhadap diri sendiri berupa dosa dengan

mengingkari dan melalaikan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-

Nya. Bahaya terhadap orang lain berupa kekecewaan dan kerugian akibat

perbuatan fasiq tersebut.

Orang fasiq itu akan mendapatkan kesengsaraan hidup di dunia dan di

akhirat kelak. Di dunia tidak akan disenangi orang lain, karena orang fasiq

sulit dipercaya, sedang di akhirat akan mendapat siksa neraka.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

Yang terjemahnya : Dan adapun orang-orang yang fasiq (kafir) maka tempat

mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar dari padanya,

mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka :

“Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya. (As Sajadah :

20)

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

Yang terjemahnya :

Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasiq (At Taubah : 80)

E. Perbuatan Dosa

Perbuatan dosa ialah segala perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahuu

Wa Ta’ala dan Rasul-Nya yang tercantum dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Ini

12

Page 13: Sifat Perusak Iman

adalah pengertian dari segi huukum formal. Secara psikologis, yang disebut

perbuatan dosa ialah segala perbuatan yang apabila dilakukan akan terasa

salah dalam hati, dan merasa tidak senang jika perbuatannya itu diketahui

orang lain.

Sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam :

Wa ilistmu maahaaka fii nafsika wa karihta an tathlu’a ‘alaihinnaas.

Yang terjemahnya : Dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan hatimu dan kamu

tidak senang (bila hal itu) diketahui orang lain (Hadits riwayat Muslim)

1. Bentuk perbuatan Dosa

Perbuatan dosa bisa pada hati, ucapan (perkataan) dan tingkah laku.

Perbuatan dosa (dalam) hati yang dilarang agama, misalnya syirik, riya,

takabur, sombong, hasad(dengki), nifaq(maksiat), bakhil(pelit) ,

tama’(rakus), memperturutkan hawa nafsu dan lain-lain. Dalam bentuk

ucapan, misalnya mengumpat, mencaci, berdusta, membual, menghina,

mencela, memfitnah, bersumpah palsu dan lain-lain.

Dosa dalam bentuk perbuatan misalnya berkhianat, mencuri,

meminum minuman keras, membunuh, berzina, homo seksual, lesbi,

menyakiti ayah dan ibu, menyakiti orang lain, bunuh diri, merugikan

orang lain, curang dan lain-lain.

Sasaran perbuatan Dosa itu terhadap diri sendiri, orang lain dan Allah

Subhanahu Wa Ta’ala . Perbuatan dosa manusia terhadap diri sendiri

misalnya sombong, takabur, bunuh diri, bakhil, tama’, peminum/pemabuk

dan lain-lain. Terhadap orang lain, misalnya memfitnah, mencaci,

mencuri, sumpah palsu, zina, menyakiti orang tua, menyakiti orang lain,

khianat, mencela, berbuat curang dan lain-lain. Terhadap Allah Subhanahu

Wa Ta’ala misalnya syirik, riya, meniggalkan shalat, murtad, nifaq, kufur

nikmat dan lain-lain. Khusus mengenai syirik, bukan lagi termasuk

perusak iman, tetapi sudah menghapus iman, berarti imannya telah tidak

ada lagi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

13

Page 14: Sifat Perusak Iman

Yang terjemahnya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa

syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi

siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan

Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar (An Nisa : 48)

Yang terjemahnya : …Sesungguhnya orang yang mempersekutukan

(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya

surga, dan tempatnya ialah neraka… ( potongan Surah Al Maidah : 72)

Menegenai perbuatan dosa bunuh diri Allah Subhanahu Wa Ta’ala

berfirman :

Yang terjemahnya : Dan janganlah kamu membunuh dirimu,

sesungguhnya Allah adalah maha Penyayang kepadamu. (An Nisa: 29)

Allah Subhanahu Wa ta’ala berfirman :

Yang terjemahnya : … barang siapa membunuh seorang manusia, bukan

karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat

kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan ia telah membunuh manusia

seluruhnya. Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia,

maka seolah-olah ia telah memelihara kehidupan manunusia semuanya …

( potongan Surah Al Maidah : 32 )

Mengenai berbuat dosa kepada kedua orang tua. Allah Subhanahu Wa

Ta’ala berfirman :

14

Page 15: Sifat Perusak Iman

Yang terjemahnya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu

jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu di antara keduanya atau

kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka

sekali janagnlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan

janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka

perkataan yang mulia. (Al Isra : 23)

Mengenai larangan berzina, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

Yang terjemahnya : Dan Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya

zina itu adalah suatu perbatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. (Al

Isra : 32)

Mengenai larangan memfitnah, Allah berfirman :

Yang terjemahnya : …dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada

membunuh

(potongan Surah Al baqarah : 217)

2. Bahaya Perbuatan Dosa

Perbuatan dosa berbahaya bagi diri sendiri dan terhadap orang lain.

Bahaya bagi diri sendiri, akan mengakibatkan goncangan jiwa, hati resah,

pikiran kacau, karena tlah melanggar ketentuan Allah Subhanahu Wa

Ta’ala dan Rasul-Nya. Berbahaya terhadap orang lain, karena akan

merugikabn orang lain dalam bentuk material ataupun non material.

Misalnya, seorang mencuri barang milik Amir, atau memfitnah Amir,

maka sebagai akibat perbuatan orang itu, Amir menjadi rugi kehilangan

hartanya atau nama Amir menjadi tercemar.

15

Page 16: Sifat Perusak Iman

16

Page 17: Sifat Perusak Iman

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian hal-hal yag merusak iman, dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Hal-hal yang merusak iman seseorang antara lain sifat dan perbuatan riya,

takabur, nifaq, fasik, dan perbuatan dosa.

2. Sifat perbuatan riya adalah apabila pelakunya memperlihatkan perbuatan

itu kepada orang lain dengan harapan mendapat pujian, sanjungan dan

penghargaan orang lain, bukan mengharap ridha Allah Subhanahu Wa

Ta’ala.

3. Sifat dan perbuatan takabur ialah apabila pelakunya membesar-besarkan

diri dan mengangap orang lain lebih rendah.

4. Sifat dan perbuatan nifaq ialah apabila pelakunya berpura-pura dan

berbeda antara ucapan dan perbuatannya, berdusta, dan khianat.

5. Sifat dan perbuatan fasiq ialah apabila pelakunya mengetahui perintah dan

larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala namun dia tidak melaksanakan

perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak mau meniggalkan

larangan-Nya

6. Sifat dan perbuatan dosa ialah apabila pelakunya melakukan perbuatan

pelanggaran terhadap ketentuan Allah dan rasul-Nya.

7. Sifat dan perbuatan riya, takabur, nifaq, fasiq dan perbuatan dosa, sangat

berbahaya dan merugikan diri sendiri dan orang lain. Karena semua sifat

itu merusak iman.

8. Kita harus berusaha menjauhkan diri dari sifat dan perbuatan yang dapat

merusak iman

17