pengaruh penggunaan zat perusak (na2co3) dalam pencapan etsa zat warna dispersi

28
1 Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi LAPORAN PRATIKUM PENCAPAN II PENGARUH KONSENTRASI ZAT PERUSAK (Na 2 CO 3 ) PADA PENCAPAN ETSA/RINTANG ZAT WARNA DISPERSI PADA KAIN POLYESTER Disusun oleh Nama Anggota : Abdul Rohman H (08.K40059) Diyah Mardiyah (08.K40065) Lina Marlina (08.K40078) Maringan Sitohang (08.K40080) Novi Roliani (08.K40082) Kelompok : 5 Grup : K-3 Dosen : Sasmaya, S.Teks, Asisten : Sukirman, SST Tanggal Praktek : Senin, 22 Nopember 2010

Upload: abdul-rohman-heryadi

Post on 26-Jun-2015

601 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

1Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

LAPORAN PRATIKUM PENCAPAN II

PENGARUH KONSENTRASI ZAT PERUSAK (Na2CO3) PADA

PENCAPAN ETSA/RINTANG ZAT WARNA DISPERSI PADA

KAIN POLYESTER

Disusun oleh

Nama Anggota : Abdul Rohman H (08.K40059)

Diyah Mardiyah (08.K40065)

Lina Marlina (08.K40078)

Maringan Sitohang (08.K40080)

Novi Roliani (08.K40082)

Kelompok : 5

Grup : K-3

Dosen : Sasmaya, S.Teks,

Asisten : Sukirman, SST

Tanggal Praktek : Senin, 22 Nopember 2010

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG

2010-2011

Page 2: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

2Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Pencapan Etsa

Zat Warna Dispersi pada Kain Poliester

I. MAKSUD DAN TUJUAN

Untuk membuat motif pada kain polyester dengan zat warna disperse

dengan metode pencapan etsa.

II. TUJUAN

Menganalisa hasil pencapan etsa zat warna dispersi dengan variasi

penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) yang digunakan dalam pasta cap.

III. TEORI DASAR

3.1 Pencapan Etsa

Pencapan etsa atau pencapan rusak merupakan salah satu metode

pencapan khusus. Dengan metode ini bahan yang telah berwarna baik

dengan dicelup maupun dicap sebagai warna dasar, dicap dengan pasta

cap yang mengandung zat perusak sehingga warna putih tekstil semula

akan tampak kembali (etsa putih). Apabila pada pasta cap ditambahkan

zat warna yang tahan terhadap zat perusak, maka bahan yang dicap

akan berwarna lain (etsa warna)

Zat warna dasar dipilih zat warna yang tidak tahan terhadap zat perusak

atau zat pengetsa, sedangkan untuk zat warna cap motif dipilih zat warna

yang tahan terhadap zat pengetsa. Zat warna yang digunakan sebagai

zat warna dasar biasanya terdiri dari kromofor gugus azo yang kurang

/tidak tahan terhadap zat pengetsa, meskipun rumus bangun zat warna

keseluruhan sangat menentukan ketahanan terhadap zat pengetsa.

Untuk pemilihan zat warna yang digunakan untuk motif dipilih zat warna

yang tahan terhadap zat pengetsa yang pada umumnya bergugus

antrakinon, ptalosianin atau trifelnilmetan, yang pemilihannya tergantung

dari yang diinginkan, zat pereduksi yang digunakan, dan bahan

tekstilnya.

Zat pengetsa yang digunakan adalah zat pereduksi. Secara garis besar

ada beberapa jenis zat pengetsa yang dipergunakan. Hal ini tergantung

Page 3: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

3Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

dari zat warna yang dipakai, dan serat tekstil yang digunakan. Zat

pengetsa berfungsi sebagai zat perusak zat warna dasar.

Dalam pencapan etsa ini jumlah penggunaan zat pereduksi optimum

yang digunakan tergantung dari :

1. Zat warna yang akan dietsa

2. Tua muda warna dasar

3. Jenis kain yang akan dicap.

3.2 Serat Poliester

Poliester dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol. Dacron dibuat dari

asamnya dan reaksinya sebagai berikut :

HO OC COO(CH ) O H + (2n-1)H O 2 2 n 2

nHOOC COOH + nHO(CH ) OH 22

Asam tereftalat Etilena glikol

Dacron Air

Sedangkan Terylene dibuat dari dimetil ester asam tereftalat dengan

etilen glikol, dan reaksinya sebagai berikut :

n

Terylene

Etilena glikol

nCH OOC COOCH + nHO(CH ) OH 223

CH O OC COO(CH ) O H + (2n-1)CH O 3 2 2 3

Etilena glikol didapat dari etilena yang berasal dari penguraian minyak

tanah yang dioksidasi dengan udara menjadai etilena oksida yang

selanjutnya dihidrasi menjadi etilena glikol. Sedangkan asam tereftalat

dibuat dari para-xilena yang harus bebas dari isomer orto dan meta

dengan pemisahan kristalisasi.

Karakter serat poliester adalah sebagai berikut :

Morfologi

Penampang membujur serat poliester berbentuk seperti silinder dengan

penampang melintang berbentuk bundar.

Page 4: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

4Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Sifat fisika

Kekuatan dan mulur

Terylene memilki kekuatan 4,5-7,5 g/denier dan mulur 25-7,5%. Dacron

mempunyai kekuatan 4-6,9 g/denier dan mulur 40-11%.

Elastisitas

Pemulihan selama 1 menit setelah penarikan :

- Penarikan 2% pulih 97%

- Penarikan 4% pulih 90%

- Penarikan 8% pulih 80%

Moisture Regain

Kondisi standar = 0,45%. Pada RH 100% = 0,6-0,8%.

Titik leleh

Meleleh pada udara panas bersuhu 250oC.

Berat jenis

Berat jenis poliester adalah 1,38.

Sifat kimia

Tahan asam lemah walaupun pada suhu mendidih, dan tahan asam kuat

dingin.

Tahan oksidator, alkohol, keton sabun, dan zat-zat untuk pencucian

kering.

Larut dalam meta-kresol panas, asam trifloroasetat-orto-klorofenol.

Tahan serangga, jamur, dan bakteri.

3.3 Zat warna Dispersi

Zat warna dispersi adalah zat warna organik yang dibuat secara sintetik.

Kelarutan dalam air kecil dan larutan yang terjadi merupakan partikel-

parikel zat warna yang melayang dalam air.

Beberapa sifat umum zat warna dispersi :

- Zat warna dispersi memiliki berat molekul yang relatif kecil

- Bersifat non-ionik walaupun terdapat gugus fungsional seperti –OH

dan –NHR. Gugus tersebut memiliki sifat agak polar sehingga

menyebabkan zat warna sedikit larut dalam air

- Tidak mengalami proses perubahan kimia selama proses pencelupan

berlangsung

Page 5: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

5Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Srcreen Printing

2. Meja printing

3. Rakel

4. Mesin Stenter

5. Alat bantu : mixer, pengaduk, neraca, gelar ukur, bak dsb.

Bahan :

Kain dari serat poliester

Zat warna dispersi : Dispersi Antrakinon

: Dispanyl Red-C

V. RESEP

Resep pencapan dasar/blok ZW disperse (azo)

ZW dispersi (dispanyl Blue-C) 40 g/l

pendispersi 20 cc/l

Manutex 10% 700 g

Balance x g

1000 g

Resep pasta etsa tanpa warna

Na2CO3 20-50 gram

Gliserin 20 gram

Indalca PA-3 7% 700 gram

OBA 5 gram

Balance x gram

1000 gram

Resep pasta etsa warna

ZW disperse antrakinon 10 gram

Na2CO3 20-50 gram

Gliserin 60 gram

Indalca PA-3 7% 700 gram

Balance x gram

1000 gram

Perhitungan Resep

R/CAP BLOCK

ZW Disperse azo pc : 40/1000 x 75 = 3 g

z. pendispersi : 20/1000 x 75 = 1,5 g

gliserin : 20/1000 x 75 = 1,5 g

manutex RS 10% : 700/1000 x 75 = 52,5 g

Page 6: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

6Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

R/MOTIF CAP

ZW Disperse Antrqui : 40/1000 x 75 = 3 g

z. pendispersi : 20/1000 x 75 = 1,5 g

gliserin : 20/1000 x 75 = 1,5 g

indalca 10% : 700/1000 x 75 = 52,5 g

Na2CO3 :

Resep 1 20/1000 x 75 = 1,5 g

Resep 2 40/1000 x 75 = 3 g

Resep 3 50/1000 x 75 = 3,75 g

R/ PASTA PUTIH

Peng. Indalca 10% : 700/1000 x 75 = 52,5 g

gliserin : 20/1000 x 75 = 1,5 g

OBA : 5/1000 X 75 = 0,375 g

Na2CO3 :

Resep 4 20/1000 x 75 = 1,5 g

Resep 5 40/1000 x 75 = 3 g

VI. FUNGSI ZAT

ZW disperse : sebagai zat pewarna pada pasta cap

Indalca : pengental yang tahan reduktor

Declorin : sebagai reduktor mereduksi zat warna

Gliserin : zat higroskopis

OBS : sebagai pemutih

VII. DIAGRAM ALIR PROSES

Bahan dicelup dengan cara padding untuk

warna dasar

Bahan dikeringkan pada suhu 100 ˚C, 2’

Bahan dicap dengan pasta cap yang

mengadung alkali

Bahan dikeringkan pada suhu 100 ˚C, 2’

Termofiks pada suhu 180 selama 3 mnt

PENCELUPAN( PADDING )

DRYING

PENCAPAN MOTIF

DRYING

TERMOFIKS

Page 7: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

7Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Pembilasan menghilangkan sisa alkali

VIII. CARA KERJA

1. Persiapan Alat dan Bahan

2. Pembuatan Pengental

a. Manutex RS dan Indalca PA, masing–masing bubuk

ditimbang sesuai kebutuhan, sementara air hangat untuk

pembuat pengental disiapkan sesuai kebutuhan.

b. Ke dalam air hangat, bubuk pengental dimasukkan sedikit

demi sedikit sambil dikocok dengan mixer sampai terbentuk

larutan yang kental.

3. Pembuatan larutan pencelupan

Zat-zat yang digunakan dilarutkan dalam air sesuai kebutuhan.

4. Pencelupan Warna Dasar

Pencelupan dilakukan dengan sistem padding dengan WPU 60 %,

kemudian di drying.

5. Pembuatan Pasta cap motif

Zat-zat yang digunakan dilarutkan dalam air terlebih dahulu, kemudian

dicampurkan dengan pengental, lalu diaduk hingga rata.

6. Proses Pencapan

a. Kain yang akan dicap dipasang pada meja cap dengan

posisi terbuka sempurna dan konstan pada meja cap.

b. Screen diletakkan tepat berada pada bahan yang akan dicap

c. Dengan bantuan rakel, pasta cap etsa putih pada screen

pada bagian pinggir kasa (tidak mengenai motif) secara merata

pada seluruh permukaan.

d. Frame ditahan agar mengepres pada bahan, kemudian

dilakukan proses pencapan dengan cara memoles screen dengan

pasta cap menggunakan rakel.

e. Pada proses pencapan, penarikan rakel harus kuat dan

menekan ke bawah agar dapat mendorong zat warna masuk ke

motif.

f. screen dilepaskan ke atas.

WASH OFF

Page 8: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

8Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

g. Setelah selesai, biarkan pasta pada kain sedikit mongering

kemudian angkat secara hati-hati

7. Setelah dicap dengan pasta cap, bahan dikeringkan pada mesin

stenter

8. Dilakukan proses pencapan kembali dengan menggunakan screen

dan pasta cap untuk motif

9. Kain yang telah dicap motif dikeringkan dengan mesin stenter

10. Dilakukan proses termofiksasi dicap pada suhu 180 °C selama 3

menit.

11. Untuk menghilangkan sisa pasta cap dan zat lainnya, dilakukan

proses pencucian.

IX DISKUSI

1. Ketuaan warnaa

Berdasarkan grafik ketuaan warna meunjukan bahwa yang paling tinggi

resep III dengan konsentrasi Na2CO3 sebesar 50 g/l untuk motif warna

karena semakin banyak penambahan Na2CO3 semakin banyak warna

dasar yang dirusak untuk motif. Sehingga warna motif yang dicapkan

semakin terlihat tua karena warna dasarnya telah hilang. Begitu juga

dengan cap putih semakin banyak penambahan Na2CO3 maka semakin

banyak warna dasar yang rusak. Sehingga warna motif akan memdekati

warna dasar kain. Hanya saja pada proses pencapan fiksasi zat warna

untuk warna dasarnya tidak sempurna sehingga warna latar pudar

menyebabkan warna motif tidak tampak jelas

2. Kerataan warna

Page 9: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

9Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Warna hasil cap tidak rata disebabkan karena pengental yang digunakan

tidak homogen. Terutama pada warna dasar Na-alginat yang digunakan

tidak larut semua sehingga menyebabkan adanya bercak – bercak putih

pada hasil cap warna dasar yang menjadi faktor utama ketidak rataan

pada hasil pencapan dan ini terjadi pada seluruh sampel hasil percobaan

mengingat menggunakan pengental yang sama. Disini sulit diamati

pengaruh variasi Na2CO3 yang berfungsi sebagai zat perusak terhadap

hasil kerataan pewarnaan.

3. Ketajaman motif

Berdasarkan grafik ketajaman motif, ketajaman motif yang paling baik

adalah pada resep III untuk motif warna. Dan pada pencapan tanpa

warna yang paling tinggi adalah resep V. Ketajaman motif dipengaruhi

oleh adanya perbedaan tekanan pada waktu perakelan. Sebab tekanan

rakel akan mempengaruhi banyaknya pasta cap yang akan menempel

pada kain. Sehingga pada proses fiksasinya, zat warna yang terfiksasi

semakin banyak. Selain itu juga viskositas pasta cap yang sesuai akan

meningkatkan ketajaman, jika terlalu encer motif mudah blobor dan jika

terlalu kental cenderung tidak tajam pada motifnya.

4. kecerahan warna

Page 10: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

10Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Berdasarkan tabel kecerahan warna, nilai yang paling baik adalah pada

resep no III dan IV. Kecerahan warna artinya cahaya yang terpantul pada

permukaan cap terpantul secara merata, jika terpatul dengan tidak merata

maka sebaran sinar yang ditangkap mata tidak akan sama sehingga

terlihat buram. Untuk itu kecerahan pencapan dipengaruhi oleh kerataan

permukaan pasta cap yang menempel pada bahan sehingga ini berkaitan

dengan nilai kerataan hasil pencapan. Adapaun faktornya bisa karena

kurang seragamnya tekanan pada waktu perakelan, rusaknya screen cap,

dan tidak homogennya pasta cap akibat kurang pengadukan.

5. Tahan cuci

Proses pencucian seluruh sampel uji menggunakan detergent bermerek dagang Rinso™

dengan perendaman 30 menit dan pembilasan sekitar 5 “

Berdasarkan garfik tahan cuci, nilai ketahanan cucinya baik pada semua

resep. Adapun kendala pengamatan terhadap hasil cuci dikarenakan

kerataan hasil capnya tidak merata pada seluruh bagian kain. Hanya saja

dapat diamati dari lunturan zat warna ketika pencucian. Adapun

penjelasan secara teori, zat warna dispersi sifatnya hidrofob artinya zat

warna terperangkap dalam struktur serat sehingga ketahan cucinya baik

karena disamping butuh suhu yang tinggi untuk melunturkan zat warna

dispersi, sifat zat warna dengan air bertolak belakang (hidrofil-hidrofil)

sehingga tahan cucinya baik.

Page 11: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

11Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Evaluasi Penilaian Hasil Pencapan Etsa

ketuaan kerataan ketajaman Keceraha

n

tahan

cuci

Jumlah

Resep I 5 5 5 5 8 28

Resep II 3 4 4 3 8 22

Resep III 7 7 7 7 8 36

Resep IV 6 7 7 7 8 35

Resep V 5 4 5 4 8 26

Range nilai dari 1-10 dengan semakin besar nilai menunjukan hasil percobaan yang

semakin baik sesuai kategori penilaian

Nilai rata-rata hasil pencapan

Dari pemaparan nilai rata-rata pencapan ini dapat diamati bahwa

tingkat keberhasilan percobaan percapan etsa masih sangat

minimal karena dibawah prosentase nilai 50%. Ini menjadi bahan

evalusi tersendiri untuk praktikan supaya lebih teliti dan progresif

dalam melakukan proses pencapan etsa.

Page 12: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

12Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

IX. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil identifikasi terhadap hasil pencapan etsa dengan

variasi penggunaan Na2CO3 dapat disimpulkan hasil pencapan etsa

yang paling baik adalah:

- Konsentrasi penggunaan Na2CO3 50 g/l untuk etsa warna

- Konsentrasi penggunaan Na2CO3 20 g/l untuk etsa tanpa warna

X. LITERATUR

Arifin Lubis dkk, Teknologi Pencapan Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi

Tekstil, Bandung, 1998

Serat-Serat Tekstil, ITT, 1983

Page 13: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

13Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

LAMPIRANHASIL PENCAPAN

Page 14: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

14Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Resep IPencapan Etsa Dispersi Warna Konsentrasi Na2CO3 30 g/l

Page 15: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

15Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Page 16: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

16Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Resep IIPencapan Etsa Dispersi Warna Konsentrasi Na2CO3 40 g/l

Page 17: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

17Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Page 18: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

18Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Resep IIIPencapan Etsa Dispersi Warna Konsentrasi Na2CO3 50 g/l

Page 19: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

19Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Page 20: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

20Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Resep IVPencapan Etsa Dispersi Tanpa Warna Konsentrasi Na2CO3 30 g/l

Page 21: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

21Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Page 22: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

22Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Resep VPencapan Etsa Dispersi Tanpa Warna Konsentrasi Na2CO3 40 g/l

Page 23: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

23Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

Page 24: Pengaruh penggunaan Zat Perusak (Na2CO3) dalam Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi

24Pencapan Etsa Zat Warna Dispersi