siaran pers - kemendag.go.id · indonesia-australia masuki babak baru hubungan bilateral,...

3
SIARAN PERS Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Indonesia-Australia Masuki Babak Baru Hubungan Bilateral, Perjanjian Dagang IA-CEPA Ditandatangani Jakarta, 4 Maret 2019 Indonesia dan Australia memasuki babak baru dalam hubungan bilateral yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif kedua negara (IA- CEPA), di Jakarta, hari ini, Senin (4/2). Penandatanganan tersebut dilakukan Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia, Simon Birmingham, dengan disaksikan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di hadapan ratusan pelaku usaha, wakil pemerintah, dan undangan lainnya. Kedua Menteri Perdagangan menegaskan, IA-CEPA memiliki semangat saling menguntungkan, bukan saja dalam jangka pendek, tapi juga jangka panjang. “Akhirnya, setelah berunding selama sembilan tahun IA-CEPA dapat ditandatangani. IA-CEPA merupakan salah satu perjanjian terpenting bagi Indonesia karena sifat dan cakupannya yang menyeluruh. Bukan saja di bidang perdagangan barang, jasa, dan investasi, sebagaimana perjanjian dagang yang tradisional selama ini, tetapi IA-CEPA juga mencakup kerja sama dan kemitraan ekonomi yang lebih luas, terutama di bidang pembangunan manusia dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia, ujar Mendag. Keuntungan IA-CEPA Salah satu keuntungan IA-CEPA bagi Indonesia, antara lain dihapuskannya bea masuk impor seluruh pos tarif Australia menjadi nol persen. “Hal ini merupakan hasil positif, karena berarti seluruh produk Indonesia yang masuk ke pasar Australia tidak dikenakan bea masuk. Mendag juga menguraikan, produk-produk Indonesia yang berpotensi meningkat ekspornya adalah produk otomotif, khususnya mobil listrik dan hibrid. IA-CEPA memberikan persyaratan kualifikasi konten lokal (QVC) yang lebih mudah untuk kendaraan listrik dan hibrid asal Indonesia dibandingkan negara lainnya. Hal ini membuat industri otomotif Indonesia lebih berdaya saing dalam mengekspor kendaraan listrik dan hibrid ke Australia. Selain itu, produk-produk Indonesia yang berpotensi meningkat ekspornya yaitu kayu dan turunannya termasuk furnitur, tekstil dan produk tekstil, ban, alat komunikasi, obat-obatan, permesinan, dan peralatan elektronik. Untuk itu, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian telah bertemu dengan para produsen kendaraan, asosiasi, dan para pelaku usaha untuk dapat memanfaatkan peluang di pasar Australia tersebut. Kami berharap otomotif akan menjadi andalan ekspor RI di Australia,” ujar Mendag. Di sektor perdagangan jasa, Indonesia akan mendapatkan akses pasar perdagangan jasa di Australia, antara lain kenaikan kuota visa kerja dan liburan, yaitu dari 1000 visa menjadi 4100 visa di tahun pertama implementasi IA-CEPA dan akan meningkat sebesar 5 persen di tahun-tahun berikutnya.

Upload: phamduong

Post on 04-Aug-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SIARAN PERS - kemendag.go.id · Indonesia-Australia Masuki Babak Baru Hubungan Bilateral, Perjanjian Dagang IA-CEPA Ditandatangani ... pasar global. Setelah Penandatanganan IA-CEPA

SIARAN PERS

Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110

Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id

Indonesia-Australia Masuki Babak Baru Hubungan Bilateral, Perjanjian Dagang IA-CEPA Ditandatangani

Jakarta, 4 Maret 2019 – Indonesia dan Australia memasuki babak baru dalam hubungan bilateral yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif kedua negara (IA-CEPA), di Jakarta, hari ini, Senin (4/2). Penandatanganan tersebut dilakukan Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia, Simon Birmingham, dengan disaksikan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di hadapan ratusan pelaku usaha, wakil pemerintah, dan undangan lainnya. Kedua Menteri Perdagangan menegaskan, IA-CEPA memiliki semangat saling menguntungkan, bukan saja dalam jangka pendek, tapi juga jangka panjang.

“Akhirnya, setelah berunding selama sembilan tahun IA-CEPA dapat ditandatangani. IA-CEPA merupakan salah satu perjanjian terpenting bagi Indonesia karena sifat dan cakupannya yang menyeluruh. Bukan saja di bidang perdagangan barang, jasa, dan investasi, sebagaimana perjanjian dagang yang tradisional selama ini, tetapi IA-CEPA juga mencakup kerja sama dan kemitraan ekonomi yang lebih luas, terutama di bidang pembangunan manusia dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia”, ujar Mendag.

Keuntungan IA-CEPA

Salah satu keuntungan IA-CEPA bagi Indonesia, antara lain dihapuskannya bea masuk impor seluruh pos tarif Australia menjadi nol persen. “Hal ini merupakan hasil positif, karena berarti seluruh produk Indonesia yang masuk ke pasar Australia tidak dikenakan bea masuk.

Mendag juga menguraikan, produk-produk Indonesia yang berpotensi meningkat ekspornya adalah produk otomotif, khususnya mobil listrik dan hibrid. IA-CEPA memberikan persyaratan kualifikasi konten lokal (QVC) yang lebih mudah untuk kendaraan listrik dan hibrid asal Indonesia dibandingkan negara lainnya. Hal ini membuat industri otomotif Indonesia lebih berdaya saing dalam mengekspor kendaraan listrik dan hibrid ke Australia. Selain itu, produk-produk Indonesia yang berpotensi meningkat ekspornya yaitu kayu dan turunannya termasuk furnitur, tekstil dan produk tekstil, ban, alat komunikasi, obat-obatan, permesinan, dan peralatan elektronik.

“Untuk itu, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian telah bertemu dengan para produsen kendaraan, asosiasi, dan para pelaku usaha untuk dapat memanfaatkan peluang di pasar Australia tersebut. Kami berharap otomotif akan menjadi andalan ekspor RI di Australia,” ujar Mendag.

Di sektor perdagangan jasa, Indonesia akan mendapatkan akses pasar perdagangan jasa di Australia, antara lain kenaikan kuota visa kerja dan liburan, yaitu dari 1000 visa menjadi 4100 visa di tahun pertama implementasi IA-CEPA dan akan meningkat sebesar 5 persen di tahun-tahun berikutnya.

Page 2: SIARAN PERS - kemendag.go.id · Indonesia-Australia Masuki Babak Baru Hubungan Bilateral, Perjanjian Dagang IA-CEPA Ditandatangani ... pasar global. Setelah Penandatanganan IA-CEPA

Selain itu, Indonesia juga akan mendapatkan berbagai program peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti program magang yang dibuat berdasarkan kebutuhan sektor industri dan ekonomi Indonesia yang berkaitan langsung dengan investasi Australia di sektor pendidikan kejuruan. Program ini menyediakan 200 visa magang untuk sembilan sektor prioritas, yaitu pendidikan, pariwasata, telekomunikasi, pengembangan infrastruktur, kesehatan, energi, pertambangan, jasa keuangan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Selanjutnya, ada juga program pertukaran tenaga kerja antarperusahaan Indonesia-Australia melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) atau Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), serta peningkatan standar profesi Indonesia yang akan dimulai dengan adanya kesepakatan terkait pengakuan pada profesi teknisi dan insinyur.

Dari segi iklim investasi, IA-CEPA akan memberikan perlindungan investor yang lebih baik. Terdapat 400 perusahaan Australia yang beroperasi di Indonesia dan dengan IA-CEPA diharapkan investasi Australia akan bertambah, baik secara kuantitas maupun kualitas, khususnya di sektor pendidikan tinggi, kesehatan, industri, konstruksi, energi, pertambangan, pariwisata, dan keterampilan (vokasi). Peningkatan di berbagai sektor tersebut dapat mendorong daya saing Indonesia di kancah global.

“IA-CEPA akan memungkinkan Indonesia dan Australia menjadi mitra dalam meningkatkan kualitas sektor pendidikan tinggi, kejuruan, keterampilan, dan kesehatan. Pemerintah mendorong para pelaku usaha untuk berinvestasi dalam sektor–sektor penting tersebut karena IA-CEPA memberikan akses dan kepastian investasi yang lebih baik. Pendidikan tinggi dan vokasi menjadi fokus karena dapat meningkatkan standar dan kompetensi tenaga kerja Indonesia menjadi bertaraf internasional sehingga dapat menyuplai kebutuhan pasar tenaga kerja dan bersaing sehat secara global,” lanjut Mendag.

Kerja Sama Ekonomi: Economic Powerhouse

Salah satu visi yang diharapkan muncul dari IA-CEPA ini adalah “economic powerhouse”, yaitu sebuah konsep kerja sama kedua negara dengan saling memanfaatkan keunggulan dan produktivitas masing-masing untuk menyasar akses pasar ke negara ketiga. Mendag memberikan contoh, misalnya industri makanan olahan berbahan dasar gandum seperti pasta dan mi instan dapat memperoleh bahan baku gandum asal Australia dengan harga lebih terjangkau sehingga produk Indonesia lebih kompetitif di pasar global.

Setelah Penandatanganan IA-CEPA

Setelah IA-CEPA ditandatangani, proses selanjutnya adalah ratifikasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Setelah ratifikasi selesai, maka naskah perjanjian akan dipertukarkan melalui nota diplomatik yang menginformasikan seluruh persyaratan pemberlakuan persetujuan tersebut telah dilaksanakan. Setelah itu, maka IA-CEPA secara resmi dapat dipublikasikan isinya secara luas dan dimanfaatkan oleh semua pihak.

“Pemerintah RI siap bekerja bersama DPR dalam proses ratifikasi. Sementara itu, pemerintah juga terus menyosialisasikan keuntungan IA-CEPA kepada publik, termasuk pelaku usaha dan asosiasi di berbagai sektor agar memanfaatkan perjanjian ini untuk kepentingan ekonomi secara luas. Diharapkan, peningkatan ekspor dan penguatan daya saing dapat terwujud dengan ditandatanganinya IA-CEPA,” kata Mendag.

IA-CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral ke-5 yang ditandatangani Indonesia dalam tiga tahun terakhir, setelah Indonesia-Chile CEPA (Desember 2017), Preferensi unilateral Indonesia-Palestina

Page 3: SIARAN PERS - kemendag.go.id · Indonesia-Australia Masuki Babak Baru Hubungan Bilateral, Perjanjian Dagang IA-CEPA Ditandatangani ... pasar global. Setelah Penandatanganan IA-CEPA

(Desember 2017), pengkajian ulang perjanjian perdagangan preferensial Indonesia-Pakistan (Januari 2018), dan Indonesia-EFTA CEPA (Desember 2018).

Sekilas Mengenai Perdagangan Indonesia-Australia dan Perundingan IA-CEPA

Australia merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-17 dan negara sumber impor nonmigas ke-8 bagi Indonesia. Total perdagangan Indonesia-Australia pada 2018 sebesar USD 8,6 miliar, dengan ekspor Indonesia tercatat senilai USD 2,8 miliar dan impor sebesar USD 5,8 miliar, sehingga Indonesia mengalami defisit sebesar USD 3 miliar. Namun, dari sepuluh besar komoditas impor Indonesia dari Australia mayoritas merupakan bahan baku atau bahan penolong industri, seperti gandum, batu bara, bijih besi, alumunium, seng, gula mentah, serta susu dan krim.

Produk ekspor utama Indonesia ke Australia pada 2018 adalah petroleum (USD 636,7 juta); kayu dan furnitur (USD 214,9 juta); panel LCD, LED, dan panel display lainnya (USD 100,7 juta); alas kaki (USD 96,9 juta); dan ban (USD 61,7 juta). Sedangkan, produk impor utama Indonesia dari Australia adalah gandum (USD 639,6 juta), batu bara (USD 632 juta), hewan hidup jenis lembu (USD 573,9 juta), gula mentah atau tebu lainnya (USD 314,7 juta), serta bijih besi dan bijih lainnya (USD 209,3 juta).

Adapun investasi Australia di Indonesia pada 2018 mencapai USD 597,4 juta dengan 635 proyek terdiri lebih dari 400 perusahaan Australia yang beroperasi di berbagai sektor seperti pertambangan, pertanian, infrastruktur, keuangan, kesehatan, makanan, minuman, dan transportasi.

Negosiasi IA-CEPA diluncurkan pada November 2010 dan berlangsung selama 12 putaran dan beberapa pertemuan tingkat ketua negosiator. Cakupan perundingan IA-CEPA adalah perdagangan barang meliputi aspek nontarif, berbagai measures, ketentuan asal barang, prosedur bea cukai dan fasilitasi perdagangan, hambatan teknis perdagangan, sanitasi dan fitosanitasi; perdagangan jasa yang meliputi ketenagakerjaan, jasa keuangan, telekomunikasi, jasa profesional; investasi; perdagangan elektronik; kebijakan daya saing; kerja sama ekonomi; serta ketentuan kelembagaan dan kerangka kerja.

Keunggulan IA-CEPA dibandingkan perjanjian perdagangan lainnya, yaitu adanya kerja early outcomes yang berjalan bersamaan dengan dirundingkannya IA-CEPA. Menurut Mendag, program early outcomes dilaksanakan untuk menumbuhkan saling percaya di antara kedua negara. Program early outcomes IA-CEPA meliputi Indonesia-Australia Business Partnership Agreement (IA-BPG), Red Meat and Cattle Partnership, jasa keuangan, proyek pertukaran pengembangan keterampilan, pendidikan dan pelatihan vokasi, Indonesia Food Innovation Center (IFIC), pengembangan desain pakaian dan perhiasan, produk-produk herbal dan spa, pengawasan standar obat dan makanan, dan proyek pemetaan standar.

--selesai--

Informasi lebih lanjut hubungi:

Fajarini Puntodewi Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected]

Ni Made Ayu Marthini Direktur Perundingan Bilateral Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3442576/021-3858206 Email: [email protected]