shift share analisis

17
SHIFT SHARE ANALYSIS Analisis Shift-share merupakan suatu analisis dengan metode yang sederhana dan sering dilakukan oleh praktisi dan pembuat keputusan baik lokal maupun regional di seluruh dunia untuk menetapkan target industri/sektor dan menganalisis dampak ekonomi. Analisis Shift-share juga merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada perekonomian regional maupun lokal. Analisis Shift- share menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu wilayah dibandingkan dengan perekonomian nasional. a. Kelebihan Analisis Shift Share: 1) Digunakan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai pergeseran struktur ekonomi 2) Menggambarkan posisi relatif masing-masing sektor perekonomian daerah terhadap wilayah acuan 3) Menggambarkan sektor-sektor unggulan yang dapat dipacu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi

Upload: twefitweni-angeliiaan-moniicaa

Post on 29-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

agar lbih paham

TRANSCRIPT

Page 1: Shift Share Analisis

SHIFT SHARE ANALYSIS

Analisis Shift-share merupakan suatu analisis dengan metode yang sederhana

dan sering dilakukan oleh praktisi dan pembuat keputusan baik lokal maupun regional

di seluruh dunia untuk menetapkan target industri/sektor dan menganalisis dampak

ekonomi. Analisis Shift-share juga merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk

mengetahui perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada perekonomian regional

maupun lokal. Analisis Shift-share menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu

wilayah dibandingkan dengan perekonomian nasional.

a. Kelebihan Analisis Shift Share:

1) Digunakan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai pergeseran struktur

ekonomi

2) Menggambarkan posisi relatif masing-masing sektor perekonomian daerah

terhadap wilayah acuan

3) Menggambarkan sektor-sektor unggulan yang dapat dipacu untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi

4) Menggambarkan sektor yang posisinya relatif lemah, namun dianggap strategis

untuk dipacu (pertimbangan penyerapan tenaga kerja)

5) Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian dengan

cepat.

6) Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur dengan

cukup akurat.

Page 2: Shift Share Analisis

b. Kelemahan analisis Shift Share:

1) Asumsi yang digunakan bahwa sektor-sektor ekonomi acuan tumbuh dengan

tingkat yang sama.

2) Pergeseran posisi sektor dianggap linier.

3) Hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post.

4) Masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau (t+1)

tidak dapat dijelaskan dengan baik

5) Ada data periode waktu tertentu di tengah periode pengamatan yang tidak

terungkap

6) Analisis ini membutuhkan analisis lebih lanjut apabila digunaka untuk

peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan dari suatu periode ke

periode lainnya.

7) Tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antarsektor.

8) Tidak ada keterkaitan antardaerah

Page 3: Shift Share Analisis

ANALISIS INPUT OUTPUT

Analisis Input dan OutputManfaat / kegunaan analisis input – output

Menggambarkan kaitan antar sektor sehingga memperluas wawasan terhadap perekonomian wilayah.

Dapat digunanakan untuk mengetahui daya menarik dan mendorong dari setiap sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana yang dijadikan sebagai sektor strategis dalam perencanaan pembangunan wilayah.

Dapat meramalkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat kemakmuran seandainya permintaan akhir dari beberapa sektor diketahui akan meningkat.

Sebagai salah satu alat analisis yang penting yang penting dalam perencanaan pembangunan wilayah karena bisa melihat permasalahan secara komprehensif.

Dapat digunakan sebagai bahan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah, bila inputnya dinyatakan dalam bentuk tenaga kerja atau modal.

Kelemahan Model Input – Output

Asumsi-asumsi yang restriktif Biaya pengumpulan data yang besar Hambatan dalam mengembangkan model dinamik.

1. Apa yang dimaksud dengan transaksi dalam metode INPUT-OUTPUT?

2. Mengapa analisis input-output sangat berguna dalam perencanaan pembangunan wilayah?

3. Apa kelebihan penggunaan Input-Output?

4. Apa yang dimaksud dengan daya menarik (backward linkage)? Berikan contohnya?

5. Apa yang dimaksud dengan daya mendorong (forward linkage)? Berikan contohnya?

6. Tabel transaksi dapat dibagi 4 kuadran. Jelaskan isi masing-masing kuadran?

Jawaban :

1. Informasi mengenai transaksi barang dan jasa yang terjadi antarsektor produksi di dalam

suatu ekonomi untuk analisis input output disajikan dalam bentuk matriks (Resudarmo et.al,

2002). Data yang terdapat dalam tabel I‐O menunjukkan hubungan dagang antarsektor yang

berada dalam perekonomian suatu negara. Setiap baris menunjukkan jumlah penjualan dari

Page 4: Shift Share Analisis

sebuah sektor. Karena sebuah sektor tidak menjual barangnya kepada sektor yang ada, maka

umum dijumpai angka nol dalam sebuah baris di dalam tabel I‐O. Kolom dalam tabel I‐O

mencatat pembelian yang dilakukan sebuah sektor terhadap barang dan jasa yang dihasilkan

oleh berbagai sektor yang ada dalam wilayah tersebut. 

2. Teknik analisis I-O di bidang industri juga dapat diterapkan untuk kepentingan analisis

perencanaan. Pendekatan melalui I/O antar wilayah mempunyai peranan penting untuk

memecahkan persoalan hubungan antar daerah dan pegangan dasar kebijaksa¬naan. Analisis

ini sangat berguna untuk menggambarkan suatu proses yang menunjukkan daerah sebagai

suatu sistem berkaitan erat dengan setiap segi perekonomiannya. Menurut Isard (1969),

beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

(1). Produksi dan karakteristik pemencaran industri (tunggal) pada setiap daerah

(2). Jenis hubungan kait-mengait antar industri itu sendiri dan antara industri dengan sektor

ekonomi lainnya.

3. Fungsi utama analisis antar industri yaitu menggambarkan aliran barang dan jasa dari satu

sektor produksi ke sektor produksi lainnya. Dasar eperhitungan dan epenggambaran sistem

antar industri ini dihasilkan dari pemisahan penggunaan hasil produksi ke dalam dua ktegori,

yaitu "hasil antara" dan "hasil akhir". Input meliputi sektor "yang diolah" dan "nilai tambah". 

Dalam perekonomian dikenal konsepsi keseimbangan umum (general equilibrium) yang

dikemukakan oleh Walras. Sedangkan utnuk m mempermudah melihat hubungan antar industri

dapat digunakan model terbuka Leontief (Leontief open Model) atau sering disebut Tabel Input-

Output Leontief. Penggunaan akhir model ini hampir sama dengan GNP (Isard, 1969; Clark,

1964).

Analisis I-O sangat membantu analisis pendapatan nasional dan analisis keseimbangan. Teori

I-O sangat tepat penggunaannya kalau diterapkan pada maslaah perdagangan antar daerah.

Secara teori dianut anggapan bahwa sektor input-output terdiri dari pabrik yang menghasilkan

satu jenis barang saja. Tetapi dalam penggunaan praktis ternyata banyak sekali kegiatan yang

termasuk dalam satu sektor. Jalan keluar ditempuh dengan cara mengga¬bungkan beberapa

proses dan produk yang dapat dianggap sama, atau sebuah pabrik yang menghasilkan x

Page 5: Shift Share Analisis

macam barang, dianggap x buah pabrik. 

Intisari Model Leontief ialah hubungan teknis antar setiap sektor yang saling bergantungan satu

sama lainnya berdasarkan fungsi linear. 

4. ƒ Derajat Kepekaan (Backward Linkage) 

Berdasarkan derajat kepekaannya, kelompok sektor industri termasuk sektor listrik, air bersih, 

angkutan laut, angkutan udara, jasa pemerintahan serta jasa hiburan dan rekreasi memiliki

indeks 

derajat kepekaan di atas rata-rata (indeks >1). Hal ini berarti sektor-sektor tersebut mempunyai 

tingkat ketergantungan (kepekaan) yang tinggi terhadap sektor lain atau dengan kata lain 

bertumbuhnya sektor-sektor ini sangat tergantung dengan pertumbuhan sektor lainnya dalam

perekonomian suatu wilayah.

5. ƒ Daya Penyebaran (Forward Linkage) 

Secara teori indeks daya penyebaran memberikan indikasi bahwa sektor-sektor yang memiliki

indeks 

daya penyebaran > 1, berarti daya penyebaran sektor tersebut di atas rata-rata penyebaran

secara 

keseluruhan. Pengertian yang sama berlaku untuk indeks derajat kepekaan lebih dari satu,

berarti 

derajat kepekaan sektor tersebut di atas derajat kepekaan rata-rata secara keseluruhan. 

6.-Kuadran I terdiri atas transaksi antar sektor/ kegiatan, yaitu arus barang/jasa yang dihasilkan

oleh suatu sektor untuk digunakan oleh sektor lain (termasuk sektor itu sendiri), baik bahan

baku maupun sebagai bahan penolong. Artinya barang dan jasa itu dibeli untuk kebutuhan

proses produksi yang hasil akhirnya akan dijual kembali pada putaran berikutnya. Matriks yang

ada dalam kuadran I merupakan sistem produksi dan bersifat endogen, sedangkan matriks

yang berada di luar kuadran I (II, III, IV) bersifat eksogen. Endogen artinya tidak mampu

berubah karena pengaruh dari dalam diri sendiri, perubahan hanya terjadi karena pengaruh dari

luar. 

-Kuadran II terdiri atas permintaan akhir, yaitu barang dan jasa yang dibeli oleh masyarakat

Page 6: Shift Share Analisis

untuk dikonsumsi (habis terpakai) dan untuk investasi. Termasuk permintaan akhir ini adalah

barang dan jasa yang dibeli oleh masyarakat umum, dibeli oleh pemerintah, digunakan untuk

investasi, diekspor ke luar negeri/ke luar wilayah, dan tidak lagi berada di dalam negeri/wilayah

karena habis terpakai. 

-Kuadran III berisikan input primer, yaitu semua daya dan dana yang diperlukan untuk

menghasilkan suatu produk tetapi diluar kategori input antara. Termasuk dalam kategori ini

adalah tenaga kerja, keahlian, modal, peralatan, bangunan dan tanah. Sumbangan masing-

masing pihak dihitung sesuai dengan balas jasa yang diterimanya karena keikutsertaannya

dalam proses produksi. Apa yang tertera dalam kuadran III adalah balas jasa bagi faktor-faktor

produksi dan karenanya merupakan pendapatan yang menggambarkan kemakmuran

masyarakat di suatu wilayah seandainya seluruh faktor produksi dimiliki oleh masyarakt

setempat. Jumlah keseluruhan balas jasa tersebut adalah sama dengan nilai tambah bruto

wilayah tersebut. 

-Kuadran IV menggambarkan bagaimana balas jasa yang diterima input primer didistribusikan

ke dalam permintaan akhir. Karena tidak dibutuhkan dalam analaisis input-output, kuadran ini

sering diabaikan di dalam tabel input-output.

SEM

SEM merupakan penggabungan antara 2 konsep statistika,yaitu :

Konsep analisis faktor yang masuk dalam dalam model pengukuran

(measurement model). Model pengukuran menjelaskan hubungan antara

variabel dengan indikator-indikatornya.

1. Konsep regresi melalui model struktural (structural model). Model structural

menjelaskan hubungan antar variabel.

Page 7: Shift Share Analisis

                                                         

Gambar. Konsep SEM

Beberapa konsep dan definisi terkait dengan SEM :

1. Variabel eksogen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau disebut

juga variabel independen.

2. Variabel endogen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau

disebut juga variabel dependen.

3. Konstruk laten atau variabel laten yaitu variabel yang tidak terukur secara

langsung dan memerlukan beberapa indikator.

4. Indikator atau variable observeb adalah variabel yang nilainya dapat diukur

secara langsung. 

         Indikator dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Indikator reflektif yaitu indikator yang dianggap dipengaruhi atau merefleksikan

konstruk laten. Lisrel, AMOS, EQS dan beberapa program lainnya hanya dapat

menggunakan indikator ini.

2. Indikator Formatif yaitu indikator yang mempengaruhi konstruk laten. Indikator

formatif hanya dapat digunakan menggunakan metode Partial Leas Square

(PLS).SmartPLS adalah program SEM yang dapat menggunakan metode ini.

Page 8: Shift Share Analisis

 

5. Path Diagram yaitu representatif grafis mengenai bagaimana bebarapa variabel

pada suatu model  berhubungan   satu sama lain yang memberikan suatu pandangan

yang menyeluruh mengenai mengenai suatu model.

Ada beberapa model SEM :

1. Confirmatory Factor Analysis (CFA). Model ini merupakan model murni yang

berisi model pengukuran.

2. Regression Model. Model ini merupakan model yang terdiri dari prediktor

dankriterium yang semuanya berupa konstruk empirik.

3. Model penelitian eksperimen. model yang diaplikasikan pada analisis data

penelitian eksperimen.

4. Full model. Model ini dinamakan model utuh karena di dalamnya

menggabungkan antara model pengukuran dan model struktural.

Software SmartPLS dapat diperoleh secara gratis/free di http://www.smartpls.de/

SmartPLS adalah program SEM yang menggunakan pendekatan varian. Ada

beberapa kelebihan SmartPLS :

1. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate.

2. Dapat digunakan sampel kecil (<30)

3. Dapat digunakan untuk menganalisis konstruk yang dibentuk dari indikator

reflektif maupun indikator formatif.

4. Mampu mengestimasi model yang besar dan kompleks dengan ratusan

variabel laten dan ribuan indikator.

Page 9: Shift Share Analisis

Ada beberapa keunggulan SEM diantaranya adalah

1.Kemampuan untuk membuat  model konstruk-konstruk sebagai variabel laten atau variabel – variabel  yang tidak diukur secara langsung,  tetapi diestimasi dalam model dari variabel-variabel yang diukur yang diasumsikan mempunyai hubungan dengan variabel tersebut– variabel latent.

2.Memungkinkan adanya asumsi-asumsi yang lebih fleksibel.

3.Kemampuan  untuk mengatasi data yang sulit, seperti data time series dengan kesalahan otokorelasi, data yang tidak normal, dan data yang tidak lengkap.

4.Kemungkinan adanya pengujian model secara keseluruhan dari pada koefesien-koefesien secara sendiri-sendiri

5.Penggunaan analisis faktor penegasan (confirmatory factor analysis) untuk mengurangi kesalahan pengukuran dengan memiliki banyak indikator dalam satu variabel laten

DEFINISI SEM

SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistical yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relative rumit secara simultan (Ferdinand dalam Sutarso, 2008). Model yang rumit adalah model-model simultan yang dibentuk oleh lebih dari satu variabel dependen yang dijelaskan oleh satu atau beberapa variabel independen dan dimana sebuah variabel dependen pada saat yang sama berperan sebagai variabel independen bagi hubungan berjenjang lainnya. Biasanya SEM dipandang sebagai kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi, dan tentu saja diaplikasikan secara terpisah hanya dalam analisis faktor (Confirmatory Factor Analysis) atau hanya analisis regresi (Ferdinand dalam Sutarso, 2008).Dari segi metodologi SEM memainkan berbagai peran, diantaranya adalah sebagai sistem persamaan simultan, analisis kausal linier, analisis lintasan (path analysis), analysis of covariance structure, dan model persamaan structural. Meskipun demikian ada beberapa hal yang membedakan SEM dengan regresi biasa maupun teknik multivariat yang lain, karena SEM membutuhkan lebih dari sekedar perangkat statistic yang didasarkan atas regresi biasa dan analisis varian.

KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN SEM

Setiap metodologi memiliki Keunggulan dan kekurangan. Demikian halnya dengan metodologi SEM, keunggulan SEM diantaranya adalah: Aplikasi SEM pada umumnya digunakan dalam penelitian manajemen karena kemampuannya untuk menampilkan sebuah model komprehensif;

Memiliki kemampuan untuk mengkonfirmasi dimensi-dimensi dari sebuah konsep atau faktor (yang lazim digunakan dalam manajemen);

Page 10: Shift Share Analisis

Memiliki kemampuan untuk mengukur pengaruh hubungan-hubungan yang secara teoritis ada.

Disamping itu, menurut Kline and Klammer dalam Wijanto (2008) disebutkan beberapa kelebihan SEM dibandingkan dengan regresi, yaitu: SEM memeriksa hubungan diantara variabel-variabel sebagai sebuah unit, tidak seperti pada regresi berganda yang pendekatannya sedikit demi sedikit (piecemeal).

Asumsi pengukuran yang andal dan sempurna pada regresi berganda tidak dapat dipertahankan, dan pengukuran dengan kesalahan dapat ditangani dengan mudah oleh SEM.

Modification Index yang dihasilkan oleh SEM menyediakan lebih banyak isyarat tentang arah penelitian dan permodelan yang perlu ditindaklanjuti dibandingkan pada regresi.

Interaksi juga dapat ditangani dalam SEM

Kemampuan SEM dalam menangani non recursive paths.

LANGKAH-LANGKAH UJI ANALISIS SEM

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan SEM, diantaranya adalah (Sutarso, 2008): Pengembangan model teoritis

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat. Setelah itu model tersebut divalidasi secara empirik melalui pemograman SEM. Teknik ini digunakan untuk menguji sebuah teori yang untuk pembuktiannya diperlukan sebuah pengujian empirik. Pengujian empirik itulah yang dilakukan melalui SEM, sehingga metode SEM tidak digunakan untuk membentuk teori kausalitas, tetapi dapat digunakan untuk menguji kausalitas yang sudah ada teorinya. Karena itulah pengembangan sebuah teori yang berjustifikasi ilmiah adalah syarat utama dan pertama sebelum menggunakan permodelan SEM ini. Pengembangan diagram alur (Path Diagram)

Model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram. Path diagram tersebut akan mempermudah peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji. Didalam permodelan SEM, peneliti biasanya bekerja dengan atau, yaitu konsep yang memiliki pijakan teoritis yang cukup untuk menjelaskan berbagai bentuk hubungan.Konstruk-konstruk yang dibangun dalam permodelan SEM dibedakan dalam dua kelompok, yaitu: Konstruk Eksogen (Exogenous Cosntructs)

Konstruk ini dikenal juga sebagai “” atau “” yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Secara diagramatis konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah. Konstruk Endogen (Endogenous Construct)

Yaitu faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk endogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen. Konversi diagram alur kedalam persamaan

Page 11: Shift Share Analisis

Setelah teori model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, peneliti dapat mulai mengkonversi spesifikasi model tersebut kedalam rangkaian persamaan. Persamaan yang dibangun akan terdiri dari: Persamaan Struktural (Structural Equation)

Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Persamaan struktural pada dasarnya dibangun dengan pedoman berikut ini:

Variabel endogen = variabel eksogen + variabel endogen + error

Persamaan spesifikasi model pengukuran (Measurement model)

Pada spesifikasi ini, peneliti menentukan variabel mana menenetukan variabel mana dan mengukur yang mana, serta menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atau variabel. Komponen-komponen ukuran mengidentifikasikan varibael laten dan komponen-komponen struktural untuk mengevaluasi hipotesis hubungan kausal antara variabel laten pada model kausal dan menunjukkan sebuah pengujian seluruh hipotesis dari model sebagai satu atau keseluruhan. Memilih matriks input dan Estimasi model

Langkah berikutnya adalah memilih jenis input yang sesuai, karena penelitian ini akan menguji kausalitas, maka Hair, dkk dalam Ferdinand dalam Sutarso (2008) menyarankan agar input yang diambil adalah kovarians. Terdapat dua aspek yang akan dijelaskan dalam memilih matrik input dan estimasi model, yaitu: Konstruk >< korelasi

SEM merupakan alat analisis berbasis kovarian. Matrik kovarian digunakan karena dapat menunjukkan perbandingan yang valid antara populasi yang berbeda atau sampel yang berbeda, dimana hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh korelasi. Matrik kovarian lebih banyak dipakai dalam penelitian mengenai hubungan, karena dari berbagai penelitian menggunakan angka yang kurang akurat bila matrik korelasi digunakan sebagai input (Ferdinand dalam Sutarso, 2008). Matrik varian/kovarian merupakan bentuk data yang lebih sesuai untuk memvalidasi hubungan-hubungan kausalitas (Hair dalam Sutarso, 2008). Ukuran Sampel

Ukuran sampel mempunyai peranan yang penting dalam mengestimasi hasil-hasil SEM. Ukuran sampel menghasilkan dasar dalam mengestimasi kesalahan . Hair dalam Sutarso (2008) menyatakan bahwa ukuran sampel yang representatif adalah antara 100-200 dan memberi saran bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5 observasi untuk setiap . Kemungkinan munculnya masalah identifikasi

Problem identifikasi model struktural adalah ketidakmampuan model untuk menghasilkan estimasi yang unik () untuk setiap parameter yang diestimasi pada model (Hair et al., dalam Sutarso, 2008). Indikator kunci untuk mengidentifikasi problem adalah degree of freedom. Jika df>0 maka model dapat diidentifikasi.

Problem identifikasi dapat diketahui dengan melakukan langkah-langkah berikut: Model diestimasi berulang kali dengan starting value yang berbeda-beda, bila model tidak dapat di onvergen pada titik yang sama setiap kali estimasi dilakukan maka indikasi terjadi identifikasi.

Page 12: Shift Share Analisis

Model diestimasi lalu angka koefisien dari salah satu variabel dicatat. Koefisien tersebut ditentukan sebagai suatu yang fix pada variabel itu kemudian dilakukan estimasi ulang. Bila overall fit index-nya berubah total dan berbeda jauh dari sebelumnya, maka diduga terjadi problem identifikasi.

Gejala problem indentifikasi adalah: Standar error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangat besar.

Program tidak mampu menghasilkan matrik info yang seharusnya disajikan

Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif

Munculnya korelasi yang sangat tingi antar koefisien estimasi yang didapat (>0.90)

Cara untuk mengatasi problem identifikasi adalah dengan memberikan lebih banyak konstain pada model yang dianalisis. Hal ini berarti mengeliminasi jumlah estimate coefficients. Bila ini dilakukan, hasilnya adalah sebuah model yang overidentified. Oleh karena itu bila setiap estimasi dilakukan muncul problem identifikasi, maka perlu dipertimbangkan ulang antara lain dengan mengembangkan lebih banyak konstruk (Ferdinand dalam Sutarso, 2008). Evaluasi Kriteria GOF (Goodness of Fit)

Evaluasi kritesia yang akan dilakukan meliputi dua langkah: , data yang digunakan hanya dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM. Evaluasi atas asumsi-asumsi SEM yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

Ukuran sampel minimum adalah sebanyak 100 dan selanjutnya menggunakan 5 observasi untuk setiap estimate parameternya

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi. Normalitas dapat diuji melalui gambar histogram data. Uji liniearitas dapat dilihat melalui scatterplots dari data, yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas.

Outliers, yang merupakan observasi dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariate maupun multivariate yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya. Dapat dilakukan treatment pada outliers ini asal diketahui bagaimana outliers tersebut muncul. Outliers dapat muncul dalam empat (4) kategori:

Outliers mucul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data.

Outliers mucul karena keadaan khusus yang memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain. tetapi terdapat penjelasan mengenai penyebab munculnya nilai ekstrim itu.

Outliers mucul karena suatu alasan tetapi tidak diketahui penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai sebab-sebab munculnya nilai-nilai ekstrim tersebut.

Outliers mucul dalam range nilai yang ada, tetapi bila dikombinasikan dengan variabel yang lainnya, kombinasi menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim. Dalam Ferdinand (2000) ini disebut dengan multivariate outliers.

Mendeteksi multikolinearitas dan singularitas dari determinan matrik kovarians yang sangat kecil memberikan indikasi adanay problem multikolinearitas atau singularitas. Treatment yang dilakukan adalah dengan mengeluarkan variabel yang menyebabkan multikolinearitas atau singularitas tersebut.

Catatan: langkah beberapa uji statistik terhadap data seperti diatas dilakukan apabila faktor analisis SEM dianalisa dengan menggunakan tool AMOS. Akan tetapi jika menggunakan tool LISREL tidak perlu ada uji statistik sebagaimana disebutkan diatas. Dan jika ingin melihat

Page 13: Shift Share Analisis

langkah awal apakah data reliable atau tidak cukup dengan melakukan uji reliabilitas dan uji validitas. Hal ini juga berlaku untuk analisis dengan menggunakan tool AMOS.Kedua, dilakukan uji kesesuaian dan uji statistik terhadap model penelitian berdasarkan indeks kesesuaian dan cut-off value (Wijanto, 1997): X2 – Chi-Square Statistic, dimana model dipandang baik atau memuaskan bila nilai Chi-Square-nya rendah. Semakin kecil nilai X2 maka akan semakin baik model tersebut dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p > 0.05 atau p > 0.10.

RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation), yang menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom.

GFI (Goodness of Fit Index), dimana ukuran non statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”. GFI ≥ 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 ≤ GFI < 0.90 adalah marginal fit.

AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index)

Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. AGFI ≥ 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 ≤ AGFI < 0.90 adalah marginal fit. TLI atau NNFI (Tucker-Lewis Index atau Non-Normed Fit Index)

Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. TLI ≥ 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 ≤TLI < 0.90 adalah marginal fit. CFI (Comparative Fit Index)

Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. CFI ≥ 0.90 adalah good fit, sedang 0.80 ≤ CFI < 0.90 adalah marginal fit.

Interpretasi model

Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model solusi standard, yaitu melihat besarnya pengaruh atau kontribusi variabel indikator terhadap variabel laten dan besarnay pengaruh antar variabel laten.