shalat berjamaah

39
Page | 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam hadits dikatakan bahwa pahala shalat berjama’ah adalah 27 kali dibandingkan dengan shalat sendiri. Banyak orang Islam berhitung secara kuantitatif seolah-olah dengan melakukan shalat berjama’ah maka ia akan menabung pahala sebanyak 27 kali. Demikian juga ketika di dalam hadis dikatakan bahwa shalat di Masjidil Haram akan dilipatgandakan pahalanya sebanyak seratus ribu kali lipat. Luar biasa. Shalat berjama’ah berarti berkelompok dengan panduan seorang imam. Apa yang dilakukan imam akan diikuti oleh makmumnya, kecuali imam salah. Semua makmum harus berbaris dengan shaf yang teratur dan lurus. Semua mengikuti arah Imam, betapa kuatnya organisasi ini. Siapa yang dapat mematahkan shaf yang kokoh? Sayang makna dari keuntungan shalat berjama’ah luput dimengerti oleh umat islam! Salah Compiled by Santi Susanti

Upload: santi-susanti

Post on 22-Jun-2015

3.036 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: shalat berjamaah

P a g e | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam hadits dikatakan bahwa pahala shalat berjama’ah adalah

27 kali dibandingkan dengan shalat sendiri. Banyak orang Islam berhitung

secara kuantitatif seolah-olah dengan melakukan shalat berjama’ah maka

ia akan menabung pahala sebanyak 27 kali. Demikian juga ketika di dalam

hadis dikatakan bahwa shalat di Masjidil Haram akan dilipatgandakan

pahalanya sebanyak seratus ribu kali lipat. Luar biasa.

Shalat berjama’ah berarti berkelompok dengan panduan seorang

imam. Apa yang dilakukan imam akan diikuti oleh makmumnya, kecuali

imam salah. Semua makmum harus berbaris dengan shaf yang teratur dan

lurus. Semua mengikuti arah Imam, betapa kuatnya organisasi ini. Siapa

yang dapat mematahkan shaf yang kokoh? Sayang makna dari keuntungan

shalat berjama’ah luput dimengerti oleh umat islam! Salah satu kunci

keberhasilan dakwah di zaman Rasulullah saw adalah persatuan. Salah

satu cara menumbuhkan persatuan tersebut adalah dengan shalat

berjama’ah. Kecintaan mereka, disiplin dan keikhlasan mereka dalam

menunaikan shalat berjama’ah telah menumbuhkan semangat persatuan

dan keberanian yang tinggi diantara mereka. di sisi lain hubungan

silaturahmi yang penuh kasih sayang semangat erat terjalin diantara

mereka. Sehingga gambaran umat Islam yang bagaikan dua jari dieratkan

benar-benar nampak di zaman itu.

Compiled by Santi Susanti

Page 2: shalat berjamaah

P a g e | 2

Dalam hal disiplin dan kecintaan mereka dalam shalat berjama’ah

kita dapati di dalam salah satu riwayat bahwa seorang sahabat yang sudah

uzur dan tuna netra setiap hari beliau shalat berjama’ah ke masjid

walaupun jaraknya tidak bisa dibilang dekat, diceritakan bahwa sahabat

tersebut meminta keringanan Rasulullah saw untuk beliau khusus untuk

shalat subuh shalat di rumah saja. Rasulullah saw mengizinkan, tetapi baru

beberapa langkah Rasulullah saw meralat bahwa sahabat tersebut tetap

menunaikan shalat berjama’ah di Masjid. Betapa tingginya semangat dan

disiplin yang terbentuk waktu itu. Bisa kita bayangkan seandainya di

Masjid Istiqlal, setiap umat Islam yang berada di dalam radius beberapa

kilometer dari Masjid - menunaikan ibadah shalat berjama’ah di Masjid

lima kali sehari - majid tersebut mungkin tidak akan mampu menampung,

dan kitapun bisa membayangkan dampak persatuan, kecintaan dan

kebaikan akan lebih terbentuk di dalam masyarakat. Dan lebih luas lagi

musuh-musuh Islam yang melihat tentu akan gentar melihat persatuan

Islam yang terbentuk dari hal yang paling mendasar sekali.

Contoh dalam hal ini adalah di Perancis, Islam yang dari sisi

prosentase sebenarnya masih jauh dibandingkan dengan masyarakat asli

yang beragama non Muslim, tetapi Islam yang sedikit tersebut sudah

menjadikannya sebagai 'ancaman' bagi eksistensi umat Kristiani disana.

Betapa tidak kita menyaksikan bahwa setiap ibadah shalat toko-toko

disana sampai tutup karena orang-orang Islam yang harus shalat di jalan-

jalan dan trotoar, karena tidak tercukupinya masjid untuk menampung

Compiled by Santi Susanti

Page 3: shalat berjamaah

P a g e | 3

umat Islam yang semakin bertambah. Ketakutan itu seharusnya memang

tidak perlu dirisaukan, karena semakin shaleh dan taatnya seseorang pada

agama dan bentuk-bentuk peribadatan, tentu hal itu akan membawa

seseorang akan semakin saleh secara sosial, karena itu adalah tuntutan

pasti dari Islam. Sehingga dampak tersebut akan terasa di kalangan

masyarakat Perancis sendiri. Tetapi walau bagaimanapun kita pun

mengerti ketakutan mereka jika kita membandingkannya dengan tindakan-

tindakan terorisme yang dilakukan oleh 'oknum-oknum' muslim. Jadi

Shalat berjama’ah adalah hal yang harus selalu kita perhatikan, tidak

sekedar kita menganggap untuk kepentingan pribadi kita, tidak sekedar

untuk memenuhi masjid tetapi lebih dari itu adalah kita harus

menumbuhkan persatuan Islam, persatuan dalam bermasyarakat dan

persatuan dalam beragama. Berkenaan dengan urgensi shalat berjama’ah

bagi persatuan umat islam, perlu disusun sebuah makalah yang mampu

menjadi wahana bagi umat islam untuk memperoleh wawasan dan konsep

keilmuan berkenaan dengan shalat berjama’ah ini baik secara teoritis

maupun secara praktis. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah

yang bertajuk “Shalat Berjama’ah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan

rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan shalat berjama’ah?

Compiled by Santi Susanti

Page 4: shalat berjamaah

P a g e | 4

2. Bagaimana dalil tentang shalat berjama’ah?

3. Bagaimana hukum shalat berjama’ah?

4. Bagaimana syarat-syarat shalat berjama’ah?

5. Apakah keutamaan dari shalat berjama’ah?

6. Bagaimana anjuran berjama’ah shalat subuh dan isya’?

7. Bagaimana keutaamaan shaf pertama dalam shalat berjama’ah?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun

dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. shalat berjama’ah;

2. dalil tentang shalat berjama’ah;

3. hukum shalat berjama’ah;

4. syarat-syarat shalat berjama’ah

5. keutamaan dari shalat berjama’ah;

6. anjuran berjama’ah shalat subuh dan isya’;

7. keutaamaan shaf pertama dalam shalat berjama’ah.

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik

secara teoriris maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna

sebagai pengembangan konsep shalat berjama’ah. Secara praktis makalah

ini diharapkan bermanfaat bagi:

Compiled by Santi Susanti

Page 5: shalat berjamaah

P a g e | 5

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan

khususnya tentang konsep shalat berjama’ah;

2. Pembaca/guru, sebagai media informasi tentang shalat berjama’ah baik

secara teoritis maupun secara praktis.

Compiled by Santi Susanti

Page 6: shalat berjamaah

P a g e | 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Shalat Berjama’ah

Shalat berjama’ah adalah shalat yang dilakukan oleh dua orang

atau lebih secara bersama-sama, seorang menjadi imam dan yang lainnya

menjadi makmum dengan syarat-syarat yang ditentukan.1

Shalat berjama’ah minimal atau paling sedikit dilakukan oleh dua

orang, namun semakin banyak orang yang ikut shalat berjama’ah tersebut

jadi jauh lebih baik. Paling sedikit shalat berjama’ah selain jamaah shalat

Jum’at terdiri dari dua orang imam dan makmum. Sedang shalat

berjama’ah Jum’at paling sedikit terdiri dari empat orang, imam dan

makmum, yang keempatnya itu bilangan Jum’at, menurut pendapat Imam

Shafi’I yang tidak kuat (Jam’ Rishalatain fi al-Jum’at: 23). Adapun jamaah

I’adah shalat Dhuhur seusai shalat Jum’at terdiri dari imam dan makmum

sebanyak peserta jamaah shalat Jum’at, termasuk imam dan seluruh

bilangan Jum’at itu. (tersebut dalam kitab-kitab fiqih Shafi’iyah)

Shalat berjama’ah memiliki nilai pahala 27 derajat lebih baik

daripada shalat sendiri. Disamping pahala yang besar, didalam shalat

berjama’ah terdapat beberapa hikmah yang besar, diantaranya

1. Menambah syi’ar islam;

2. Memakmurkan mesjid;

3. Mempererat tali persahabatan dan persaudaraan antar sesama muslim;

1 Modul Fiqh DT, kelas 2

Compiled by Santi Susanti

Page 7: shalat berjamaah

P a g e | 7

4. Menumbuhkan persamaan derajat antar sesama muslim baik yang

rakyat maupun yang pejabat tidak ada perbedaan disisi Allah kecuali

karena ketakwaannya;

5. Menghilangkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin; dan

6. Menumbuhkan sikap saling pengertian, peduli dan saling tolong

menolong antara sesama muslim.

Pasal Shalat Berjama’ah menurut Kitab Fathul Qarib

Pasal IX

Dalam pasal ini dijelaskan tentang shalat berjama’ah bagi kaum

pria dalam shalat fardu, selain shalat jum’at, hukumnya sunah muakad, hal

ini menurut pendapat penyusun/mushonif dan Imam Rafi’i r.a. sedangkan

yang paling benar adalah fardu kifayah, menurut pendapat Imam Nawawi

r.a.

Definisi berjama’ah: makmum dinyatakan memperoleh berjama’ah

bersama imam, didalam shalat selain shalat jum’at selama imam belum

Compiled by Santi Susanti

Page 8: shalat berjamaah

P a g e | 8

mengucapkan shalat awal, walau makmum tersebut belum sempat beserta

imam.

Adapun cara jum’at secara berjama’ah hukumnya fardu ‘ain dan

bagi makmum yang tertinggal jamaah dinilai gagal (tidak berhasil) kecuali

ia dapat menjumpai imam (shalat bersamanya paling tidak satu rakaat).

Hak dan Kewajiban Makmum

Makmum wajib berniat (menjadi makmum) yaitu mengikuti shalat

imamnya, dan (dalam niat) tidak wajib menyebut nama imamnya, bahkan

cukup niat mengikuti imam (siapa saja) yakni hadir saat itu, walau ia tidak

mengenal imamnya. Demikian ini untuk menjaga supaya tidak sampai

salah, kalau sampai hal ini terjadi maka batal shalatnya.

Misalnya: Seorang makmum berniat shalat mengikuti imam

dengan disebut namanya misalnya nama si Fulan, ternyata yang menjadi

imam saat itu bukan si Fulan, melainkan orang lain, maka batal shalat

makmum tersebut.

Berbeda jika makmum menentukan imamnya hanya dengan

isyarat, misalnya sengaja (berniat) mengikuti Zaid ini, tapi kenyataannya

lain, bahkan yang menjadi imam adalah Umar, maka sah shalatnya.

Hak Bagi Imam

Lain halnya dengan imam, ia tidak wajib berniat menjadi imam

dalam halnya sahnya untuk diikuti, kecuali shalat jum’at, (imam wajib niat

Compiled by Santi Susanti

Page 9: shalat berjamaah

P a g e | 9

menjadi ima dalam shalat jum’at). Adapun shalat-shalat selain jum’at, niat

menjadi imam adalah sunah (itu hak bagi imam) kalau tidak niat jadi

imam, maka shalatnya dinilai munfarid (sendirian).

Ketentuan Sah atau Tidaknya Berjama’ah

Orang merdeka tidak boleh menjadi makmum (mengikuti) seorang

imam (dari seorang budak). Dan anak yang telah baligh boleh menjadi

makmum dari imam (yang masih murahik/anak di bawah umur), berbeda

dengan anak balita (yang belum tamyiz2) tidak sah menjadi imam dalam

shalat.

Seorang pria bermakmum kepada wanita tidak sah, demikian juga

banci muskil (menjadi masalah) bermakmum kepada sesama, atau banci

bermakmum kepada wanita, maka hukumnya tidak sah.

Hukumnya tidak sah, seorang qari’ (yang fasih bacaan al-

qurannya) bermakmum kepada yang ummi (tidak pandai membaca fatihah

dengan fasih, baik huruf maupun tasydidnya).

Syarat-Syarat Menjadi Makmum

Di tempat (bagian) mana seorang makmum shalat berjama’ah

dengan imam di masjid, maka ia haruslah musyahadah (mengetahui gerak-

gerik imamnya) dalam shalat, atau cukup dengan menyaksikan, sebagian

2 Belum mencapai usia 7 tahun, belum bisa membedakan yang salah dan yang benar

Compiled by Santi Susanti

Page 10: shalat berjamaah

P a g e | 10

shaf yang di depannya, maka jika demikian dinilai sah shalat jamaahnya,

dengan catatan makmum tidak mendahului shalatnya imam.

Atau dari tempat berdirinya (makmum) itu tidak lebih maju (ke

depan) dari tempat imam berdiri. Dan kalau sampai terjadi penyimpangan

dari ketentuan tersebut, maka tidak sah shalatnya, walaupun makmum itu

majunya hanya setapak kaki dari imamnya, berbeda jika tegaknya itu

sepadan dengan tempat tegaknya imam, itu tetap sah.

Makmum disunahkan sedikit mundur dari tempat berdirinya imam

dan bukan berarti sedikit mundurnya sendirian dari barisan (shaf) hingga

tidak memperoleh keutamaan shalat berjama’ah.

Apabila terlaksana shalat berjama’ah, imam shalat di dalam masjid,

lalu makmum shalat di luar masjid, sedangkan keberadaan makmum

tersebut jaraknya dekat dengan imam, diperkirakan jarak antara keduanya

tidak sampai 300 dzira’, dan ia tahu persis gerak-gerik shalat imamnya,

tidak ada penghalang (yang menutupi) antara keduanya, maka boleh

mengikutinya, dan jarak tersebut dihitung dari akhir batas masjid (batas

belakangnya).

Kalau imam dan makmum tidak berada di masjid, misalnya di

tanah terbuka atau dalam suatu bangunan, maka syaratnya (jarak makmum

dengan imam) tidak lebih dari 300 dzira’, dan tiada penghalang yang

menutupi keduanya.

B. Dalil tentang Shalat Berjama’ah

Compiled by Santi Susanti

Page 11: shalat berjamaah

P a g e | 11

1. Q.S An- Nisa ayat 102

.…

Artinya: dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka

(sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama

mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat)

besertamu…

2. Q.S Al-Baqarah [2] ayat 43

Artinya: dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah

beserta orang-orang yang ruku'.3

3. Q.S Ali 'Imran [3] ayat 43

Artinya: Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah

bersama orang-orang yang ruku'.4

4. Q.S Al A'raaf [7] ayat 204

3 Yang dimaksud Ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.4 Shalatlah dengan berjama'ah.

Compiled by Santi Susanti

Page 12: shalat berjamaah

P a g e | 12

Artinya: dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik,

dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.5

5. Hadits Rasulullah SAW.

ه� ص��لى ول� الل��� س� ال ر : ق ال وعن� أ�بي� ب�ن� كع�ب� رضي الله عنه ق

ت�ه� ال كى م�ن� ص� ل� أز� ج��� ع الر� ل� م� ج��� ة� الر� ال الله علي�ه وس�لم ) ص�

ا , وم�� ل� ج��� ع الر� ت�ه� م�� ال كى م�ن� ص�� لي�ن� أز� ج� ع ال��ر� ت�ه� م ال ده�, وص وح�

ه� ت�ع���الى ( ب4 إ�لى الل���� و أح ه���� ر ف ان أك�ث��� د, ك��� و داو� اه� أب���� و ر

ب�ان ه� ا�ب�ن� ح� ح ح� , وص ائ�ي4 الن�س و

Artinya: Dari Ubay Ibnu Ka'ab Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah

Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat seorang bersama

seorang lebih baik daripada sholatnya sendirian, sholat seorang

bersama dua orang lebih baik daripada sholatnya bersama seorang, dan

jika lebih banyak lebih disukai oleh Allah 'Azza wa Jalla." Riwayat Abu

Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.6

6. Hadits Rasulullah SAW.

;- لل�ه� - ا ول س� ر أن� ا م عن�ه� لل�ه� ا ي ض� ر ع�مر ب�ن� لل�ه� ا عب�د� عن�

( : م�ن� ل� أف�ض اعة� م ل�ج ا ة� ال ص ال ق وسلم عليه الله صلى

) Cة ج در ر�ين وع�ش� ب�ع� ب�س ذ� ل�ف ا ة� ال علي�ه�  ص Hق ت�ف م�

5 Maksudnya: jika dibacakan Al Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam sembahyang maupun di luar sembahyang, terkecuali dalam shalat berjama’ah ma'mum boleh membaca Al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al Quran.6 Bulughul maram, hadits no. 447

Compiled by Santi Susanti

Page 13: shalat berjamaah

P a g e | 13

Artinya: Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah

Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat berjama'ah itu lebih

utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian." Muttafaq

Alaihi.7

C. Hukum Shalat Berjama’ah

Penyusun kitab Matan al-Ghayat wa al-Taqrib, Syaih Abu Syuja’

dan Imam Rafi’8 berpendapat bahwa hukum shalat berjama’ah adalah

sunnah muakkadah. Sedangkan Imam Nawawi9 berpendapat fardlu

kifayah. Perkataan Abu Syuja’10 dan Rafi’I termasuk lemah (dhaif), sedang

perkataan Imam Nawawi termasuk lebih sah dan kuat, sehingga menjadi

qaul mu’tamad. Dalam kitab Fath al-Qarib disebutkan :

“Shalat berjama’ah bagi orang-orang lelaki merdeka dalam setiap shalat

fardlu selain shalat Jum’at adalah Sunnah Muakkadah menurut mushannif

Syaih Abi Syuja’ dan Imam Rafi’I. (Adapun) yang lebih syah (mu’tamad)

menurut Imam Nawawi, bahwasannya shalat berjama’ah itu fardlu

kifayah”.

7 Bulughul maram, hadits no. 4228 Nama aslinya yaitu Al-Imam Abdul Karim bin Muhammad bin Abdul Karim bin Fadhal al-Quzwaini. Beliau termasuk mujtahid fatwa . Wafat pada tahun 623 H. (Thabaqat al-Shafi’iyah: 182).9 Nama lengkapnya Al-Imam Muhyiddin Abi Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawawi. dilahirkan pada tahun 630 H. di Nawa sebuah negeri dekat Damaskus Sirian, dan wafat tahun 676 H. (Thabaqat al-Shafi’iyah: 201)10 Syaihul Imam Abu Thayyib atau Abu Syuja’ Shihabul Millah waddin, Ahmad bin Husain bin Ahmad al-Asfahani. Beliau lahir tahun 433 H. di Asfahan, Persi dan wafat di Madinah tahun 593 H. dalam usia 160 tahun dan dikubur dekat “Pintu Jibril” masjid Nabawi di Madinah (al-Bajuri: I/9-10)

Compiled by Santi Susanti

Page 14: shalat berjamaah

P a g e | 14

Mengingat shalat berjama’ah termasuk bagian dari syiar Islam

dalam meramaikan tempat-tempat ibadah dan merupakan unjuk kerukunan

terhadap orang-orang yang kurang sefaham dengan ukhuwah islamiyah,

sekalipun tidak sekeras Ahmad Hambali11, tetapi pendapat Imam Nawawi

tersebut cukup menggugah umat bahwa shalat jamaah itu fardlu yang

harus ditunaikan oleh sebagian anggota masyarakat. Sebab bila tidak

demikian, seluruh mukallaf satu kampung berdosa semuanya.

Menurut pendapat Abi Syuja’, dan Imam Rafi’I bahwa shalat

berjama’ah hukumnya sunnah mu’akkadah (sunnah ‘ainiyah atau sunnah

kifayah). Pendapat kedua mujtahid terkenal ini didasarkan pada realita saat

itu banyak kelompok masyarakat (perkampungan) tak mendirikan shalat

jamaah, karena faktor tempat berjama’ah belum ada, kondisi masyarakat

tidak menyatu, tidak memungkinkan waktu meraka untuk shalat

berjama’ah dan lain sebagainya.

Sementara menurut keyakinan mereka bahwa berjama’ah dalam

shalat adalah fardlu kifayah, tetapi kenyataan mereka enggan juga

melaksanakan kewajiban itu, sehingga mereka terkena dosa. Berbeda

kalau hukum shalat berjama’ah itu sunnah mu’akkadah, tinggalnya tidak

terhukum dosa. Bila ikut shalat berjama’ah tetap mendapat pahala besar.

Hanya saja pendapat kedua mujtahid ahli zuhud ini tidak banyak mendapat

dukungan, sehingga pendapat mereka dilemahkan.12

11 Al-Imam Ahmad bin Hambal lahir tahun 780 M. dan wafat tahun 855 M. Beliau seorang ulama besar pernah dipenjara selama 15 tahun, karena tragedi “Al-Qur’an Mahluk” oleh kaum Mu’tazilah di Irak dan salah satu murid Imam Shafi’I yang menjadi mujtahid muthlaq (al-Thabaqat al-Kubra: I/54-56)12 Tanbihun.com

Compiled by Santi Susanti

Page 15: shalat berjamaah

P a g e | 15

D. Syarat-Syarat Shalat Berjama’ah

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam shalat berjama’ah adalah.

1. Syarat untuk imam

a.Orang yang paling faham dalam urusan agama terutama dalam

masalah shalat;

b. Orang yang paling baik dan fasih bacaannya;

c.Orang yang paling banyak hafalan al-Qur’annnya;

d. Tidak sedang bermakmum kepada orang lain;

e.Bukan perempuan atau khuntsa (banci), jika makmumnya laki-laki

atau khuntsa;

f. Orang yang paling wara’, yaitu orang yang paling baik akhlaknya,

adil, dan bukan orang fasiq;

g. Lebih tua dari jama’ah lainnya.

2. Syarat untuk makmum

a.Niat mengikuti imam (berjama’ah);

b. Tidak meyakini batal shalat imam;

c.Mendengar atau melihat imam dan atau melihat gerakan shaf terdekat;

d. Tidak mendahului atau mengakhirkan diri dari imam dengan dua

rukun fa’ly, kecuali jika ada uzur;

e.Tidak terlalu depan dari imam;

f. Tidak ada penghalang antara imam dan makmum;

Compiled by Santi Susanti

Page 16: shalat berjamaah

P a g e | 16

g. Tidak terlalu jauh dari imam, jika keduanya tidak dalam satu

bangunan;

h. Tidak ada perbedaan antara imam dan makmum dalam gerakan

shalat.13

Jika imam lupa, maka makmum harus memberitahu imam dengan

cara mengucapkan kalimat tasbih bagi makmum laki-laki, dan bertepuk

tangan bagi makmum perempuan.

Jika imam batal, maka salah seorang makmum maju ke depan

untuk menggantikan imam.

Jika datang terlambat, maka makmum akan menjadi masbuq yang

boleh mengikuti imam sama seperti makmum lainnya, namun setelah

imam salam, masbuq menambah jumlah rakaat yang tertinggal. Jika ia

mendapatkan ruku’ bersama imam walaupun sebentar maka ia

mendapatkan satu raka’at. Jika masbuq adalah makmum pertama, maka

ia menepuk pundak imam untuk mengajak shalat berjama’ah.

E. Keutamaan Shalat Berjama’ah

1. Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Shalat

berjama’ah itu lebih utama daripada shalat sendirian, dengan dua puluh

tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Shalat

seseorang dengan berjama’ah itu dilipatkan dua puluh lima kali lipat

atas shalat sendiri yang dikerjakan di rumah atau di pasar. Hal itu

13 Modul Fiqh DT kelas 3

Compiled by Santi Susanti

Page 17: shalat berjamaah

P a g e | 17

apabila ia berwudhu dengan sempurna, kemudian keluar menuju ke

masjid dengan niat hanya untuk shalat, maka setiap kali ia melangkah,

derajatnya dinaikkan dan kesalahan (dosa)nya diturunkan. Lali ketika

ia melakukan shalat, malaikat senantiasa memohonkan ampun dan

rahmat untuknya, selama ia masih tetap berada di tempat shalatnya dan

tidak berhadas. Malaikat berdoa: “Ya Allah ampunilah dia Ya Allah

rahmatilah dia.” Dan tetap dianggap berada dalam shalat (mendapat

pahala seperti itu), selama ia menanti shalat.” (HR. Bukhari dan

Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Ada seorang buta datang kepada

Nabi saw. dan ia berkata: “Wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun

yang menuntun saya untuk datang ke masjid,” kemudian ia minta

keringanan kepada beliau agar diperkenankan shalat di rumahnya,

maka beliau pun mengizininya, tetapi ketik ia bangkit hendak pulang,

beliau bertanya kepadanya: “Apakah kamu mendengar azan?” ia

menjawab: “Ya” Beliau bersabda: “Kamu harus datang ke Masjid.”

(HR. Muslim)

4. Dari Abdullah, ada yang memanggilnya dengan Amar bin Qais yang

terkenal dengn Ibnu Ummi Maktum ra. (muazin) bahwasanya ia

berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya di kota Madinah ini banyak

hal-hal yang membahayakan dan binatang buas.” Rasulullah saw.

bersabda: “Apabila kamu mendengar: HAYYA ‘ALASH SHALAAH

Compiled by Santi Susanti

Page 18: shalat berjamaah

P a g e | 18

HAYYA ‘ALAL FALAAH, maka kamu harus mendatanginya.” (HR.

Abu Dawud)

5. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Demi

Zat yang menguasaiku. Sungguh aku benar-benar pernah bermaksud

menyuruh mengumpulkan kayu bakar. Kemudian aku memerintah

shalat dengan mengumandangkan azan lebih dulu. Lalu aku menyeruh

seseorang mengimami orang banyak. Kemudian aku pergi ke rumah

orang-orang yang tidak memenuhi panggilan shalat, lalu aku bakar

rumah- rumah mereka dengan mereka sendiri.” (HR. Bukhari dan

Muslim)

6. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: “Barangsiapa merasa senang apabila

bertemu Allah Ta’ala besok (pada hari kiamat) dalam keadaan muslim,

maka hendaklah ia memelihara shalat pada waktunya, ketik mendengar

suara azan. Sesungguhnya Allah telah mensyari’atkan kepada Nabi

Muhammad saw. jalan-jalan petunjuk. Seandainya kalian melakukan

shalat itu di rumah sebagai kebiasaan orang yang tidak suka

berjama’ah, niscaya kalian telah meninggalkan sunnah Nabi, pasti

kalian sesat. Aku benar-benar melihat di antara kita tidak ada yang

meninggalkan shalat jamaah, kecuali orang-orang munafik yang benar-

benar munafik. Sungguh pernah terjadi seorang lelaki diantar ke

masjid, ia terhuyung-huyung di antara dua orang, sampai ia

diberdirikan dalam shaf (barisan shalat).” (HR. Muslim)

Compiled by Santi Susanti

Page 19: shalat berjamaah

P a g e | 19

Dan di dalam riwayat lain dikatakan: “Rasulullah saw. telah

mengajarkan jalan-jalan petunjuk yakni shalat di masjid yang

terdengar azannya.

7. Dari Abu Darda’ ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw.

bersabda: “Apabila di suatu desa atau kampung terdapat tiga orang,

dan di situ tidak diadakan shalat jamaah niscaya mereka telah dijajah

oleh setan. Oleh karena itu hendaklah kamu sekalian selalu

mengerjakan shalat dengan berjama’ah sebab serigala itu hanya

menerkam kambing yang jauh terpencil dari kawan-kawannya.” (HR.

Abu Dawud)14

F. Anjuran Berjama’ah Shalat Subuh Dan Isya’15

1. Dari Utsman bin Affan ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah

saw. bersabda: “Barangsiapa yang shalat Isya' dengan berjama’ah,

seolah-olah ia mengerjakan shalat setengah malam. Dan barangsiapa

yang shalat Subuh dengan berjama’ah seolah-olah ia mengerjakan

shalat semalam suntuk.” (HR. Muslim)

Dan di dalam riwayat Turmudzi ra. bahwasanya Rasulullah saw.

bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Isya' dengan berjama’ah,

maka ia dianggap mengerjakan shalat setengah malam, dan

barangsiapa mengerjakan shalat Isya' dan Subuh dengan berjama’ah,

14 Riyadhus shalihin Hal. 365-36715 Riyadhus shalihin

Compiled by Santi Susanti

Page 20: shalat berjamaah

P a g e | 20

maka ia dianggap mengerjakan shalat semalam suntuk.” (HR.

Turmudzi)

2. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:

“Seandainya manusia mengetahui keutamaan shalat Isya' dan Subuh

tentu mereka mendatangi keduanya (berjama’ah), walaupun dengan

merangkak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Tidak

ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi shalat

Subuh dan Isya'. Seandainya mereka mengetahui keutamaan kedua

shalat itu, niscaya mereka mendatangi keduanya (berjama’ah),

walaupun dengan merangkak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

G. Keutamaan Shaf Pertama

1. Dari Jabir bin Samurah ra., ia berkata: Rasulullah saw. keluar kepada

kami dan bersabda: ‘Tidakkah kalian ingin bershaf (berbaris)

sebagaimana shaf malaikat di hadapan Tuhannya?” Rasulullah saw.

bersabda: “Mereka menyempurnakan shaf-shaf pertama dan berapat-

rapat di dalam shaf.” (HR. Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:

“Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala mendatangi

azan dan shaf pertama, kemudian untuk mendapatkannya harus diundi

niscaya mereka mau mengadakan undian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Compiled by Santi Susanti

Page 21: shalat berjamaah

P a g e | 21

3. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Shaf

kaum lelaki yang paling baik adalah yang pertama dan yang paling

jelek adalah shaf terakhir, sedangkan shaf kaum wanita yang paling

baik adalah shaf terakhir dan yang paling jelek adalah shaf pertama.”

(HR. Muslim)

4. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra. bahwasanya Rasulullah saw. melihat

para sahabat mundur ke belakang, maka beliau bersabda: “Majulah

kalian! Makmumlah kalian kepadaku dan hendaklah makmum kepada

kalian orang-orang yang datang sesudah kalian. Tak henti-hentinya

suatu kaum datang terlambat, sampai Allah mengakhiri mereka.” (HR.

Muslim)

5. Dari Abu Mas’ud ra., ia berkata: Rasulullah saw. mengusap- usap bahu

kami ketika kami sedang shalat serta beliau bersabda: “Ratakan barisan

kalian dan jangan berselisih yang menyebabkan hati kalian berbeda.

Harap dekat denganku, di antara kalian yang sudah baligh dan berakal,

kemudian orang-orang yang di bawahnya (seperti anak-anak yang

sudah tamyiz/pintar), kemudian yang di bawahnya.” (HR. Muslim)

6. Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:”Ratakanlah shaf-

shaf kalian! Sebab, meratakan shaf itu termasuk kesempurnaan shalat.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Dan di dalam riwayat Bukhari dikatakan: “Sesunguhnya meratakan

shaf itu termasuk menegakkan shalat.”

Compiled by Santi Susanti

Page 22: shalat berjamaah

P a g e | 22

7. Dari Anas ra., ia berkata: Ketika iqamat untuk shalat dikumandangkan,

Rasulullah saw. menoleh kepada kami dan bersabda: “Ratakanlah shaf-

shaf kalian dan merapatlah! Karena, aku dapat melihat kalian dari balik

punggungku.” (HR. Bukhari)

Dan di dalam riwayat lain dikatakan: “Kemudian masing-masing dari

kami meluruskan bahunya dengan bahu kawannya dan telapak kakinya

dengan telapak kaki kawannya.” (HR. Bukhari)

8. Dari An Nu’man bin Basyir ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah

saw. bersabda: “Hendaknya benar-benar diratakan shaf-shaf kalian,

atau Allah betul-betul mengganti wajah-wajah kalian.” (HR. Bukhari

dan Muslim)

9. Dalam riwayat Muslim, bahwasanya Rasulullah saw. meluruskan shaf

kami sehingga seakan-akan beliau meluruskan anak panah, sampai

beliau berpendapat bahwa kami sudah sadar. Pada suatu hari beliau

keluar dan langsung berdiri, ketika beliau hendak takbir ada seseorang

yang dadanya menonjol tidak lurus dalam barisan itu, kemudian beliau

bersabda: “Wahai hamba Allah, kamu seklian harus meluruskan

barisanmu atau Allah akan menyelisihkan di antara kamu sekalian.”

10. Dari Al Barra’ bin Azib ra., ia berkata: Rasulullah memasuki sela-sela

shaf sambil mengusap dada dan bahu kami, serta bersabda: “Janganlah

kalian berbengkok-bengkok, karena hatimu nanti akan berselisih.”

Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mengaruniakan rahmat, dan

Compiled by Santi Susanti

Page 23: shalat berjamaah

P a g e | 23

malaikat memohonkan rahmat untuk orang-orang yang berada pada

shaf pertama.” (HR. Abu Dawud)

11. Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:

“Luruskanlah shaf-shaf kalian, ratakanlah bahu-bahu kalian, tutuplah

lobang-lobang shaf kalian dan janganlah kamu biarkan renggang

shafmu karena akan ditempati setan. Barangsiapa yang

mempertemukan shaf maka Allah akan mempertemukannya, dan

barangsiapa yang memutuskan shaf maka Allah akan

memutuskannya.” (HR. Abu Dawud)

12. Dari Anas ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Rapatkanlah

shaf-shaf kalian dan berdekat-dekatlah kalian serta luruskanlah leher

kalian. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya,

sungguh aku melihat setan-setan itu masuk di sela-sela barisan seperti

kambing yang hitam lagi kecil.” (HR. Abu Dawud)

13. Dari Anas ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:

“Sempurnakanlah shaf terdepan kemudian shaf yang berada di

belakangnya. Apabila ada yang tidak penuh maka hendaklah pada shaf

yang paling belakang.” (HR. Abu Dawud)

14. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya

Allah memberikan rahmat dan malaikat memohonkan kepada orang-

orang yang berada pada shaf sebelah kanan.” (HR. Abu Dawud)

15. Dari Al Barra’ ra., ia berkata: “Apabila kami shalat di belakang

Rasulullah saw. maka kami suka pada sebelah kanannya, karena beliau

Compiled by Santi Susanti

Page 24: shalat berjamaah

P a g e | 24

menatap kami dengan wajahnya, sehingga saya mendengar beliau

berdoa: ROBBI QINII ‘ADZAABAKA YAUMA TAB’ATSU AU

TAJMA’U ‘IBAADAKA (Ya Tuhan, hindarkan aku dari siksa-Mu

pada hari Kau bangkitkan atau Kau kumpulkan hamba-hamba-Mu).”

(HR. Muslim)

16. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:

“Tempatkanlah imam itu di tengah-tengah dan tutuplah sela- sela

shafmu.” (HR. Abu Dawud)16

H.

16 Riyadhus shalihin hal. 370-372

Compiled by Santi Susanti

Page 25: shalat berjamaah

P a g e | 25

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan

simpulan sebagai berikut.

1. Shalat berjama’ah adalah shalat yang dilakukan oleh dua orang atau

lebih secara bersama-sama, seorang menjadi imam dan yang lainnya

menjadi makmum.

2. Sholat seorang bersama seorang lebih baik daripada sholatnya

sendirian, sholat seorang bersama dua orang lebih baik daripada

sholatnya bersama seorang, dan jika lebih banyak lebih disukai oleh

Allah 'Azza wa Jalla.

3. Shalat berjama’ah bagi orang-orang lelaki merdeka dalam setiap shalat

fardlu selain shalat Jum’at adalah Sunnah Muakkadah.

4. Syarat-syarat dalam shalat berjama’ah antara lain, seorang imam

adalah seseorang yang paling adil dan fasih bacaan al-Qur’annya.

Sedangkan seorang makmun haruslah mengikuti gerakan imam tanpa

mendahuluinya.

5. Shalat berjama’ah itu lebih utama daripada shalat sendirian.

6. Mengerjakan shalat Isya' dan Subuh dengan berjama’ah, dianggap

mengerjakan shalat semalam suntuk.

7. Meratakan dan merapatkan shaf itu termasuk menyempurnakan shalat.

Sebaik-baiknya shaf untuk laki-laki adalah shaf pertama dan yang

Compiled by Santi Susanti

Page 26: shalat berjamaah

P a g e | 26

terjelek adalah shaf terakhir. Sebaliknya bagi perempuan, sebaik-

baiknya shaf adalah shaf terakhir dan yang terjelek adalah shaf

pertama.

B. Saran

Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran

sebagai berikut.

1. Kita hendaknya menguasai konsep shalat berjama’ah yang baik dan

benar.

2. Kita hendaknya menerapkan konsep shalat berjama’ah yang baik

dalam kehidupan sehari-hari.

Compiled by Santi Susanti

Page 27: shalat berjamaah

P a g e | 27

DAFTAR PUSTAKA

Alqur’an Digital App

Artikel islam. (2010) makna shalat berjama’ah. [online]. Tersedia:

http://1artikelislam.blogspot.com/2010/02/makna-shalat-berjama’ah.html. [22

september 2013]

Bulughul Maram App

Fath al-Qarib

FKDT KAB. TSM. (2012). Diktat Bahan Ajar Diniyah Takmiliyah Awaliyah Fiqh

Kelas 2, Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

FKDT KAB. TSM. (2012). Diktat Bahan Ajar Diniyah Takmiliyah Awaliyah Fiqh

Kelas 3, Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Rifa’I, N.H. Tata Cara Shalat Lengkap. Jombang: Lintas Media

Riyadhus shalihin jilid 1 dan jilid 2 [Indonesia version]

Abdillah, Syamsuddin. (2010). Terjemah Fathul Qarib, Surabaya: Mutiara Ilmu

Tersedia: Tanbihun.com [22 september 2013]

Compiled by Santi Susanti