sgb

5
PANDUAN PRAKTIK KLINIK Tentang SINDROMA GUILLAIN BARRE DISAHKAN OLEH DIREKTUR UTAMA Dr. Taufik Zain, Sp.OG(K) NOMOR DOKUMEN : HK/401/5/2012 . ...................... TANGGAL : 30 Mei 2012 REVISI KE : NOMOR REVISI : TANGGAL : A. Pengertian ( Definisi ) Sekumpulan gejala neurologis berupa kelumpuhan pada lebih dari satu anggota tubuh simetris progresif, secara ascending dengan atau tanpa gangguan sensibilitas dan saraf kranial. B. Anamnesis Riwayat infeksi beberapa minggu sebelumnya. Penyakit sistemik tertentu (hodgkin, hipertiroid). Kondisi-kondisi lain : kehamilan, setelah operasi, imunisasi. Kelumpuhan dari bagian distal, memberat, ascending, diikuti dengan / tanpa gangguan sensibilitas. Kelumpuhan/gangguan sensibilitas relatif simetris. Bisa terdapat gangguan saraf kranial. C. Pemeriksaan Fisik Kelemahan yang hampir simetris pada extremitas yang terkena. Parestesia pada kaki/tangan. Gejala-gejala otonom. Adanya hiporefleksi pada semua extremitas.

Upload: desi-kurniasih

Post on 13-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

Tentang

SINDROMA GUILLAIN BARREDISAHKAN OLEH

DIREKTUR UTAMADr. Taufik Zain, Sp.OG(K)

NOMOR DOKUMEN : HK/401/5/2012 .......................TANGGAL : 30 Mei 2012

REVISI KE :NOMOR REVISI :TANGGAL :

A. Pengertian

( Definisi )

Sekumpulan gejala neurologis berupa kelumpuhan pada lebih dari satu anggota tubuh simetris progresif, secara ascending dengan atau tanpa gangguan sensibilitas dan saraf kranial.

B. Anamnesis Riwayat infeksi beberapa minggu sebelumnya.

Penyakit sistemik tertentu (hodgkin, hipertiroid).

Kondisi-kondisi lain : kehamilan, setelah operasi, imunisasi.

Kelumpuhan dari bagian distal, memberat, ascending, diikuti dengan / tanpa gangguan sensibilitas.

Kelumpuhan/gangguan sensibilitas relatif simetris.

Bisa terdapat gangguan saraf kranial.

C. Pemeriksaan Fisik Kelemahan yang hampir simetris pada extremitas yang terkena.

Parestesia pada kaki/tangan.

Gejala-gejala otonom.

Adanya hiporefleksi pada semua extremitas.

D. Kriteria Diagnosis AIDP (Acute Inflammatory Demyelinating Poliradiculoneuropathy).

SIDP (Subacute Inflammatory Demyelinating Poliradiculoneuropathy).

Acute motor axonal neuropathy.

Acute motor sensory axonal neuropathy. Fisher Syndrome.

Acute Pandipantonomia

E. DiagnosisSindroma Guillan Barre

F. Diagnosis Banding Neuropati akut (difteri, toxin).

Gangguan neuromuskuler (botulism, myasthenia gravis)

Gangguan otot (periodic paralysis).

Gangguan saraf pusat (poliomyelitis, rabies).

G. Pemeriksaan

Penunjang Lab. : darah rutin, GD, Ureum, Kreatinin.

EMG

EKG.

Foto Thoraks.

LP minggu ke II.

LCS : Disosiasi sitoalbuminik.

Peningkatan titer dari agent seperti CMV, EBV/ microplasma membantu penegakan etiologi / epidemiologi

H. Terapi Supportive : ABC

Pada fase progresif (gangguan respirasi dan bulbar) penanganan sekresi dan ventilasi yang adekuat, penentuan saturasi oksigen a/i, pem. FVC / 4 jam 6 jam.

Observasi nadi dan denyut jantung.

Hipotensi diatasi dengan terapi/cairan/albumin.

Hipertensi dengan antihipertensi.

Nyeri dengan NSAID, Opioid, CBZ/Gabapentin.

Diet tinggi kalori-protein.

Medikamentosa :

Imunoglobulin : dosis 0,4gr / kg BB / hari (IV) selama 5 hari. (Expert Consensus) Plasmapharesis : dilakukan pada minggu I, tidak boleh melewati minggu ke-2, dilakukan beberapa kali dalam waktu 1 2 minggu.

Plasma 200-250 ml/kg BB dalam 4-6x pemberian sehingga waktu sehari diganti cairan kombinasi garam 5 % albumin.

Kortikosteroid :

Prednison 60 mg/hari selama 1 minggu, kemudian tapering off.

Deksametason

Metil Prednisolon 500 1000 mg selama 2 hari tapering.

Neurotropik.

Konsultasi : ICU (Anestesi). Bila ada gangguan pernafasan THT (untuk Tracheostom).

Rehabilitasi Medik.

I. EdukasiYang perlu dipantau : kesadaran, tanda vital perburukan defisit neurologis dan penyulit.

J. PrognosisAd vitam :

Ad sanationam :

Ad funsionam : bergantung beratnya penyakit prognosis

Prognosis buruk pada :

- Usia tua

- Gejala kelumpuhan yang memburuk dengan cepat.

- Ketergantungan pada ventilator.

- Tanpa pengobatan IVIG

K. Tingkat Evidens

Class I

L. Tingkat Rekomendasi

B

M. Penelaah kritis

1. Dr. Hastari Sukardi, Sp.S

2. Dr. Poppy Chandra Dewi, Sp.S,M.Sc

N. Indikator MedisAngka kematian kurang dari 5 % dengan lama perawatan 2-4 minggu.

O. Kepustakaan : Bosch, Peter E MD. Guillain Barre Syndrome : an up date of Acute Immune Mediated Polyradiculoneuropaties, The Neurologist. 1998, vol 4, no 4, PP : 211 226.

Padberg, GW, MD, Ph D. The Guillain Barre Syndrome Neurologic Emergencies in Clinical Practice, Proceedings of Course on Neuroscience 1998, Departement of Neurology, Faculty of Medicine, Univ if Indonesia ; 75 78.

Allan H. Ropper, Eelco F.M. Wydichs, Bradley T. Truax. Contempory Neurology Series 34. FA. Philadelphia, Davis Company, 1991.

Adams and Victors. Diseases of the Peripheral Nerves in Principles of Neurology 7th ed. USA, McGraw-Hill Companies, 2001, PP : 1370 1396.

Prof Dr. Jusuf Misbach, Sp.S (K)., FAAN, Dr. Abdul Bor Hamid Sp.S. (K)., Dr. Adre Mayza, Sp.S., Dr, M Kurniawan Saleh, Buku pedoman Standar Pelayanan Medis & Standar Prosedur Operasional Neurologi perdossi 2006.

Disetujui oleh :

Ketua Komite Medis

Dr. Mukhtar Ikhsan Sp.S (K) MARS

---------------------------------------------------------------

Dibuat Oleh :

Ketua SMF Saraf

Dr. Hastari Sukardi Sp.S

------------------------------------------------------------