setting perilaku bab iii
DESCRIPTION
Setting Perilaku Bab IIITRANSCRIPT
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Pengenalan Objek
Kasus yang berkaitan dengan setting perilaku yang akan kita bahas adalah setting
perilaku yang salah pada kawasan jogging track sanur. Berdasarkan hasil pengamatan yang
kita lakukan, jogging track di kawasan sanur ini memiliki lebar ± 2.2m dengan material
paving. Aktivitas yang ada pada jogging track sanur ini adalah aktivitas jogging itu sendiri,
bersepeda , dan berdagang.
Gambar 3.1.1 : Suasana jogging track di sanur.
Sumber : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.1.2 : Suasana jogging track di sanur.
Sumber : Dokumentasi pribadi.
Kawasan ini sangat ramai dikunjungi oleh pengunjung lokal maupun non-lokal. Daya
tarik kawasan ini adalah keindahan alamnya yaitu suasana pantai sanur atau segara ayu.
Sesuai dengan nama tempat yaitu jogging track, kawasan ini diperuntukan untuk para
pengunjung, penghuni hotel , dan masyarakat lokal untuk melakukan aktivitas jalan cepat
atau lari kecil yang biasa di sebut jogging. Seiring dengan berkembangnya waktu, banyak
masyarakat lokal di kawasan tersebut yang memulai bisnis dengan cara menyewakan sepeda.
Sepeda – sepeda yang disewakan sangat menarik pengunjung di kawasan tersebut dan
menyebabkan kawasan yang semulanya mewadai fungsi jogging bertambah fungsi mewadahi
aktivitas bersepeda.
3.2 Permasalahan pada objek.
Permasalahan utama yang kita angkat dalam objek ini adalah setting perilaku yang
salah, yang ditimbulkan karena tempat aktivitas atau desain tempat yang tidak sesuai dengan
aktivitas yang diwadahi. Pada awalnya tempat ini didesain hanya untuk memenuhi satu
perilaku, yaitu perilaku jalan cepat atau lari kecil yang biasa di sebut jogging. Batas – batas
setting perilaku jogging pada tempat ini adalah hanya area jalan yang dengan material
paving. Area ini tidak diberi perbedaan ketinggian level lantai untuk membedakan dengan
area lainnya. Berdasarkan hasil observasi, penambahan perilaku lain nya seperti bersepeda
yang memenuhi area jogging track ini sangat tidak relavan dan tidak sesuai karena, dapat
mengganggu aktivitas utamanya yaitu jogging. Dengan lebar jalan atau area jogging track
yang kurang lebih hanya 220 meter para pengunjung yang melakukan jogging pada area ini
akan sangat terganggu dengan lalu lalangnya pengendara sepeda, menyebabkan saat ada
sepeda yang ingin melintas para pelaku aktivitas jogging pun akan langsung menepi atau
keluar dari area jogging track untuk menghindari sepeda tersebut.
Gambar 3.2 : Para pelaku aktivitas jogging dan bersepeda pada area yang sama.
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Ketidaknyamanan ini bukan hanya untuk pelaku aktivitas jogging, melainkan pelaku
aktivitas bersepeda pun akan merasa tidak nyaman karena area jogging track yang dipakai
sebagai lintasan bersepeda banyak dipenuhi oleh pasir pantai yang menyebabkan permukaan
jalan menjadi licin dan membahayakan para pengendara sepeda. Hal ini tentunya karena pada
dasarnya desain area jogging track ini bukan di desain untuk para pengendara sepeda.
Melihat permasalahan ini maka diperlukan ide desain atau solusi desain dengan memakai
pendekatan perilaku pada area jogging track di sanur.
3.3 Solusi Desain
Kondisi eksisting area jogging track ini adalah jalan yang menggunakan material
paving dengan lebar jalan kurang lebih 220 meter. Perilaku yang ingin di timbulkan pada area
ini adalah perilaku yang baik dari para pejalan kaki atau para pelaku aktivitas jogging dan
para pengendara sepeda. Batas – batas perilaku eksisting pada area ini hanya jalan paving
tanpa ada perbedaan level ketinggian permukaan dengan area luar.
Solusi desain terkait masalah tersebut adalah dengan adanya pemisah antara jalur
sepeda dan jalur pejalan (area jogging). Solusi desain ini dibuat agar masing – masing pelaku
aktifitas dapat dengan nyaman melakukan aktifitas nya. Terdapat dua alternative pemisah
jalur sepeda dan jalur pejalan, sebagai berikut;
Gambar 3.3.1 : Kondisi eksisting pada area jogging track.
Sumber : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.3.2 : Studi 3D area jogging track
1. Bersebelahan
Solusi ini baik digunakan pada lahan yang tidak terlalu luas. Pada alternatif
pertama jalur sepeda dan jalur pejalan (area jogging) dibuat terpisah namun bersebelahan.
Yang menjadi batas – batas dari kedua perilaku adalah jalur aktifitas masing – masing yang
di bedakan dengan warna. Jalur sepeda pun di buat jauh dari pantai untuk menghindari pasir
masuk ke jalur tersebut.
2. Tidak Bersebelahan
Gambar 3.3.3 : Studi 3D Solusi pemisah jalur antara sepeda dan pejalan.
Gambar 3.3.4 : Studi 3D Solusi pemisah jalur antara sepeda dan pejalan.
Pada alternatif pemisahan kedua dibuat tidak bersebelahan , alternatif ini cocok
diaplikasikan pada lahan atau area jogging track yang cukup luas. Pemisahan yang tidak
bersebelahan ini dilakukan untuk meminimalkan resiko tabrakan antar kedua pelaku aktifitas.
Yang menjadi batas – batas dari kedua perilaku adalah jalur aktifitas masing – masing yang
di bedakan dengan warna dan perbedaan ketinggan level lantai. Perbedeaan ketinggian level
lantai ini juga meminimalkan kemungkinan pasir masuk ke jalur sepeda.