sesi4_analisis fundamental & analisis teknikal_maret 2014

Upload: yanaka17

Post on 15-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

CAPITAL MARKET ON THE SPOT

ANALISIS FUNDAMENTAL & ANALISIS TEKNIKAL

PENDAHULUAN

Sekilas sejarah Pasar Modal Indonesia

Pertama kali dibuka pada tahun 1900-an saat Indonesia masih dijajah Belanda. Sempat ditutup pada tahun 1940 sampai dengan 1952 karena perang dunia ke-2. Perkembangan selanjutnya, setelah tahun 1958 pemerintah menasionalisasikan seluruh perusahaan-perusahaan milik Belanda, pemerintah mendirikan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan PT Dana Reksa pada tahun 1976. Dengan Bapepam dan PT Dana Reksa pemerintah mulai mengaktifkan Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus 1977 ditetepkan sebagai tanggal lahirnya Pasar Modal Indonesia.

Pada periode 1977-1987, Pasar Modal tidak banyak mengalami perkembangan. Perkembangan signifikan terjadi sejak tahun 1989 sampai dengan 1996 kemudian krisis moneter menghantam negara kita pada tahun 1997. Mulai tahun 2000 Pasar Modal perlahan mulai bangkit hingga saat ini. Perkembangan aktivitas Bursa Efek Jakarta dari tahun 1985 hingga tahun 2005 bisa dilihat pada tabel di bawah ini.TahunKursUS $

(Rp)Trading Value

(Miliar Rp)Daily Value IndexIHSGKapitalisasi Pasar

(Miliar Rp)Kapitalisasi Pasar

(Juta Dollar)Jumlah Perusahaan yg Listing

19851986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

20051.1251.641

1.650

1.729

1.800

1.901

1.994

2.062

2.110

2.200

2.307

2.382

4.650

8.068

7.100

9.003

10.025

8.905

8.477

9.355

9.57032

5

31

964

7.311

5.778

7.953

19.086

25.483

32.358

75.730

120.385

99.685

147.880

122.775

109.148

120.763

125.438

247.007

164.1780,010,01

0,02

0,12

3,90

30,09

23,58

32,20

77,59

104,01

131,53

304,14

489,37

403,58

598,70

513,70

407,27

492,91

518,34

1.024,93

2.078,2066,5369,69

82,58

305,12

399,69

417,79

247,39

274,34

588,77

469,64

513,85

637,43

401,71

398,04

676,92

416,32

392,04

424,95

691,90

1.000,23

1.029,6189,3394,23

100,10

449,24

4.309.4414.186,63

16.435,89

24.839,45

69.299,60

103.835,24

152.246,46

215.026,10

159.929,86

175.728,98

451.814,92

259.620,96

239.258,73

268.422,78

460.365,96

679.949,07

701.827,2279

57

61

260

2.394

7.463

8.243

12.046

32.843

47.198

65.993

90.271

34.394

21.781

63.636

28.837

23.886

30.143

54.308

72.683

73.3362424

24

24

56

123

139

153

172

217

238

253

282

288

277

287

316

331

333

331

330

Hakikat/prinsip dasar transaksi di pasar saham

Pasar saham bisa dibedakan menjadi Pasar Perdana dan Pasar Sekunder. Proses perdagangan pada kedua pasar tersebut bisa dilihat pada skema di bawah ini.

Pasar perdana adalah saat sebuah perusahaan akan go public dimana perusahaan tersebut melakukan initial public offering (IPO) sahamnya melalui perusahaan sekuritas yang menjadi penjamin emisi dan melalui agen-agen penjual yang ditunjuk. Investor bisa melakukan pembelian dengan memesan melalui penjamin emisi ataupun agen penjual. Jumlah saham yang didapatkan biasanya cenderung lebih sedikit dari pesanan. Hal ini karena minat investor untuk membeli saham saat IPO biasanya sangat besar sehingga dilakukan penjatahan.

Pasar sekunder adalah tempat bertemunya investor yang akan memperdagangkan efek melalui broker. Di Indonesia sebelum ini ada dua bursa yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), saat ini kedua bursa tersebut sudah digabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Perdagangan di bursa harus melalui perantaraan perusahaan sekuritas yang menjadi anggota bursa. Pada pembahasan selanjutnya, yang dibahas adalah pasar sekunder.Pasar saham merupakan pasar terbuka, dimana baik pembeli maupun penjual bebas menentukan harga sesuai kehendak masing-masing. Harga yang terjadi pada saat transaksi merupakan harga yang sepenuhnya tergantung mekanisme pasar. Untuk saham saham yang aktif ditransaksikan biasanya antrian order beli maupun jual terbentuk rapi dan rapat sesuai fraksi harganya. Hukum supply&demand biasanya berlaku, dimana jika permintaan (order beli) tinggi dan di sisi yang lain suplai (order jual) rendah maka harga akan cenderung bergerak naik, demikian sebaliknya. Jadi, di pasar saham, harga yang terbentuk dalam jangka pendek akan sangat tergantung dari kekuatan pasar. Atau dengan kata lain kekuatan pasar merupakan faktor penentu yang paling dominan untuk harga saham pada jangka pendek. Prinsip ini bisa menjadi pegangan untuk transaksi jangka pendek (harian), tanpa mengabaikan analisis fundamental untuk minimalisasi resiko.

Psikologi pasar

Dalam berinvestasi di pasar saham ada hal yang tampaknya sepele tetapi cukup esensial untuk diperhatikan, yaitu faktor psikologi pasar. Faktor psikologi pasar bisa menjadi pemicu perubahan arah pergerakan harga saham. Jika sebagian besar pelaku pasar (investor) beranggapan harga suatu saham sudah terlalu murah, maka permintaan (order beli) akan meningkat yang menyebabkan harga saham cenderung naik, demikian sebaliknya. Demikian pula jika ada hal-hal yang memicu ketakutan investor, misalnya ada teror bom, maka bisa dipastikan terjadi panic selling yang mendorong penurunan harga saham. Cukup banyak faktor eksternal yang bisa mempengaruhi kondisi psikologis pasar yang akan medorong arah pergerakan harga saham. Efek psikologi pasar biasanya hanya temporary atau jangka pendek, secara jangka panjang faktor dominan tetap fundamental saham tersebut.

Analisis teknikal merupakan analisis yang mendasarkan dari data historis pergerakan harga saham dengan berbagai indikator teknis. Ini bisa dianggap sebagai cerminan dari psikologi pasar. Pada saat kita menganalisis secara teknikal, kita sebenarnya sedang memprediksi respon pasar (psikologi pasar) terhadap data historis pergerakan harga saham dengan berbagai indikator yang ada. Jadi, analisis teknikal merupakan analisis yang tidak eksak, analisis ini sangat subyektif.

Fenomena-fenomena yang terkait Analisis Teknikal vs Fundamental

Pada umumnya, investor lokal di pasar saham Indonesia lebih mengandalkan analisis teknikal dalam berinvestasi di pasar saham. Sehingga sering ditemui saham yang sebenarnya secara fundamental tidak terlalu bagus tetapi secara teknikal murah, harganya naik cukup tinggi akibat diburu oleh investor. Rumor/isu

Pelaku pasar di pasar saham Indonesia juga sering berspekulasi berdasarkan rumor/isu. Misalnya ada rumor saham tertentu harganya akan naik, maka investor mulai berspekulasi membeli saham tersebut dengan harapan pasar merespon positif sehingga harga saham tersebut benar-benar naik.

Pergerakan saham sektoral

Di bursa, pergerakan harga saham lebih banyak bergerak secara sektoral. Di bursa kita, fenomena ini sangat kentara terjadi. Biasanya jika ada satu saham yang menjadi leader dalam sektor yang bersangkutan bergerak, saham yang lain dalam sektor tersebut akan mengikuti. Misalnya pada Sektor Perbankan, jika Bank BRI, BCA, Mandiri, atau Danamon bergerak, saham perbankan lain yang lebih kecil seperti Bank Bukopin, Bank Panin dan lain-lain biasanya ikut bergerak.

Fenomena pergerakan secara bersamaan juga terjadi pada saham dalam satu grup perusahaan. Misalnya pada saham grup Bakrie, BNBR (Bakrie & Brothers) bergerak, biasanya saham grup Bakrie yang lain seperti ELTY (Bakrieland Development), atau UNSP (Bakrie Plantations) atau saham grup Bakrie yang lain akan ikut bergerak.

Ikut-ikutan

Investor lokal di pasar saham Indonesia cenderung mengikuti investor asing (sekuritas asing), sehingga seringkali yang menjadi pedoman dalam membeli saham adalah, sekuritas asing beli saham apa. Pedoman ini cukup beralasan karena pertama, secara kapital investor asing jauh lebih besar dibanding domestik sehingga mereka merupakan market maker; kedua, secara umum investor asing lebih berpedoman pada analisis fundamental dan analisisnya lebih mendetail. Masih ada ikut-ikutan yang lebih berbahaya tetapi sering dilakukan oleh investor kita, yaitu mengikuti saham yang sedang bergerak naik. Risikonya adalah jika terlambat untuk menjual sehingga tren pergerakan harga saham tersebut sudah berubah arah. Padahal jika kita beli saham karena mengikuti saham yang sedang bergerak naik biasanya kita mendapatkan harga yang cukup tinggi.

Pengaruh pergerakan bursa regional

Akhir-akhir ini, bursa saham Indonesia sangat dipengaruhi oleh pergerakan bursa regional. Bursa yang pengaruhnya paling besar adalah, Dow Jones (Amerika), Nikkei (Jepang), dan Hangseng (Hongkong). Secara umum, bursa di seluruh dunia memang saling mempengaruhi, walaupun dengan kadar pengaruh yang berbeda-beda satu dengan lainnya.

ANALISIS FUNDAMENTAL

Analisis fundamental merupakan analisis yang paling reliable secara jangka panjang. Mengingat karakteristik investasi di saham yang bersifat investasi jangka panjang, maka analisis fundamental ini mutlak diperlukan jika kita berinvestasi di saham. Kita tidak bisa mengharapkan hasil yang 100% tepat dan konsisten untuk meramalkan arah pergerakan harga saham, tetapi kita bisa mendapatkan gambaran tren utama di pasar.Secara prinsip untuk melakukan analisis fundamental idealnya dilakukan secara top-down seperti digambarkan pada gambar di bawah ini.

1. Analisis Fundamental (Makro) Ekonomi / Analisis Market

Langkah awal yang paling mendasar untuk melakukan analisis fundamental adalah menganalisis kondisi makro ekonomi negara dan bahkan dunia, yaitu faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi kondisi Pasar Modal atau lebih spesifik harga saham. Mengapa? Sekarang ini kita tidak bisa hanya berpikir dalam ruang lingkup negara kita saja, kita harus berpikir global, dunia. Bisa dikatakan, sekarang ini tidak ada batas antar negara, semua saling terkait dan saling mempengaruhi.Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi dan bahkan menentukan arah pasar saham antara lain:a. Gross Domestic Product (GDP)

GDP didefinisikan sebagai nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan oleh ekonomi dalam suatu masa tertentu (biasanya satu tahun). Sehingga bisa disimpulkan, GDP merupakan salah satu faktor yang mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara, yang sudah pasti akan mempengaruhi kondisi pasar saham. Dengan mengunakan logika sederhana, perubahan GDP berbanding lurus dengan arah pergerakan harga saham. Peningkatan GDP mendorong tren di pasar saham ke arah bullish, demikian sebaliknya, penurunan GDP mendorong pasar saham menjadi bearish. Perubahan GDP cenderung membentuk siklus bisnis.b. Siklus Bisnis

Siklus bisnis merefleksikan pergerakan aktivitas ekonomi secara menyeluruh yang menyatukan banyak bagian aktivitas ekonomi yang terpisah. Hubungan antara ekonomi dan pasar saham sebagai berikut: harga saham yang tercermin dari Composite Index atau kalau di Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara umum merupakan leading indicator ekonomi suatu negara. Berdasarkan fakta tersebut di atas, tantangan dalam meramalkan arah pergerakan harga saham adalah harga saham cenderung bergerak lebih dulu sebelum kondisi ekonomi. Artinya, sebelum krisis terjadi biasanya harga saham sudah turun terlebih dahulu.c. Suku BungaTingkat suku bunga bisa menjadi salah satu acuan kondisi ekonomi. Tingkat suku bunga yang tinggi akan menghambat bergeraknya sektor riil, sebaliknya sektor riil akan bergairah saat suku bunga rendah. Walaupun sebenarnya masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi sektor riil, seperti kebijakan fiskal, insentif pajak, stabilitas politik, kemanan, infrastruktur, dan sebagainya. Secara umum, kenaikan tingkat suku bunga akan menyerap likuiditas di pasar yang pada akhirnya akan memicu penurunan harga saham karena banyak pelaku pasar menjual sahamnya. Sebaliknya, penurunan tingkat suku bunga akan membuat pelaku pasar optimis terhadap kondisi sektor riil sehingga mendorong pelaku pasar untuk melakukan pembelian saham yang tentu saja akan membuat harga saham bergerak naik.d. Inflasi

Tingkat inflasi cukup berpengaruh terhadap harga saham dengan hubungan yang berbanding terbalik. Harga saham akan naik jika inflasi rendah, dan sebaliknya harga saham cenderung turun saat inflasi tinggi.

e. Kurs

Untuk di Indonesia, penguatan nilai mata uang utama dunia (contoh: US Dollar, Euro, Yen), terutama US Dollar, akan mendorong investor besar untuk mengalihkan investasinya ke mata uang tersebut yang pada akhirnya mendorong penjualan saham sehingga harga saham turun. Pelemahan nilai Rupiah secara umum juga mengurangi optimisme pelaku pasar sehingga melemahkan gairah pasar saham.f. Pernyataan/release dari pejabat/lembaga berwenang

Pernyataan dari Gubernur Bank Sentral (untuk Indonesia: BI), Menteri Ekonomi, atau pejabat tinggi negara yang lain sangat penting dicermati oleh para investor. Pernyataan-pernyataan, terutama yang terkait dengan kebijakan ekonomi, moneter atau yang langsung terkait dengan sektor riil bisa sangat mempengaruhi arah pergerakan harga saham.g. P/E RatioSaat kita berbicara dalam konteks global, suatu negara dengan P/E ratio yang rendah akan menarik investor dari negara lain untuk masuk berinvestasi di pasar saham negara tersebut. Masuknya investor asing akan mendorong pasar saham bergairah dan menyebabkan harga saham cenderung naik.

2. Analisis Sektor Industri

Sukses tidaknya suatu investasi banyak ditentukan juga dari pemilihan sektor industri yang tepat. Hal ini bisa tergambar dari pergerakan Indeks Harga Saham secara sektoral yang menunjukkan variasi. Ada sektor industri tertentu yang peningkatannya besar, ada yang cenderung mendatar (flat) ada juga sektor industri yang cenderung turun. Bisa disimpulkan, perkembangan (growth) dari investasi kita salah satunya tergantung kepada sektor industri yang kita pilih.Sektor industri juga bisa dikelompokkan untuk memudahkan pemilahan sebelum memilih sektor industri. Misalnya, kelompok sektor industri yang defensif (stabil, growth rendah): consumer goods, retail; kelompok sektor industri yang menjadi primadona (volatile, growth cenderung tinggi): perkebunan, telekomunikasi, pertambangan & energi; dan masih banyak kelompok-kelompok lain yang bisa kita buat.Dalam menganalisis sektor industri, perlu dipahami juga tentang siklus hidup industri. Ada empat tahapan yang akan dilewati oleh industri, yaitu: pioneering stage (fase awal), expansion stage (fase perkembangan), stabilization/maturity stage (fase stabil/dewasa), deceleration in growth and/or decline stage (fase perlambatan dan/atau penurunan).

a. Pioneering stage (fase awal)Pada fase awal ini, pertumbuhan penjualan dan pendapatan cenderung sangat tinggi dengan resiko tingkat kegagalan yang tinggi pula. Artinya, banyak perusahaan yang tidak mampu mengembangkan lebih jauh lagi akhirnya bangkrut/tutup. Investor memiliki potensi untung yang besar dengan mempertaruhkan resiko yang tinggi (high risk high return).b. Expansion stage (fase perkembangan)

Setelah melewati fase awal, perusahaan yang bisa bertahan (survive) akan melanjutkan pertumbuhannya yang masih cukup tinggi tetapi tidak setinggi pada fase awal. Biasanya, pada fase ini perusahaan mulai memperbaiki produknya dan mungkin menurunkan harga. Perusahaan mulai bisa mendapatkan pinjaman dalam jumlah yang signifikan untuk pengembangan lebih lanjut dan banyak investor yang tertarik menginvestasikan uangnya. Kebijakan finansial perusaan mulai stabil, profit margin sangat tinggi dan biasanya sudah bisa membagikan deviden.c. Stabilization/maturity stage (fase stabil/dewasa)

Pada tahap ini, pertumbuhan sudah moderat dan biasanya merupakan fase terlama dalam siklus hidup industri. Produk sudah standar, minim inovasi, penuh dengan kompetisi, biaya (costs) stabil. Tantangan utama perusahaan dalam sektor industri yang sudah dewasa adalah efisiensi, baik efisiensi produksi maupun mengontrol biaya. Pertumbuhan industri pada fase ini biasanya relatif sama dengan pertumbuhan ekonomi negara.d. Deceleration in growth and/or decline stage (tahap perlambatan dan/atau penurunan)

Industri mulai masuk fase ini biasanya pada saat muncul produk baru yang bisa menggantikan atau arah kebijakan global tidak mendukung. Contoh sektor industri yang berada pada fase ini adalah industri mesin tik, televisi hitam putih, dan radio transistor. Pada fase ini, keuntungan perusahaan bisa sangat rendah bahkan rugi.Pemahaman terhadap siklus hidup industri akan membantu investor dalam memilih saham yang sesuai untuk portfolio mereka.

Aspek yang lain yang harus dipertimbangkan dalam analisis sektor industri adalah aspek kualitatif. Aspek kualitatif yang penting adalah:

a. Sejarah performa secara jangka panjang. Investor harus mempertimbangkan data historis pertumbuhan penjualan dan pendapatan, serta pertumbuhan harga. Meskipun data tersebut tidak bisa dipastikan mencerminkan performa industri tersebut ke depan, tetapi data tersebut bisa memberikan gambaran informasi yang berharga.b. Kompetisi. Kompetisi yang harus dipertimbangkan meliputi 5 faktor kompetisi dasar, yaitu: kompetitor baru, kekuatan posisi tawar pembeli, persaingan dengan kompetitor yang sudah ada, potensi adanya produk/jasa yang bisa menggantikan, dan kekuatan posisi tawar pemasok.

c. Pengaruh Pemerintah. Peraturan dan kebijakan pemerintah bisa sangat signifikan mempengaruhi industri.

d. Perubahan struktur yang terjadi pada ekonomi. Sebagai gambaran, dewasa ini era industri bergeser ke arah industri berbasis Teknologi Informasi. Industri yang tidak bisa menyesuaikan perubahan ini pasti akan menurun dan bahkan pada akhirnya mati.

Aspek kualitatif ini bisa menjadi faktor yang menentukan, bahkan vital untuk meramalkan prospek industri ke depan.3. Analisis Fundamental Perusahaan

Setelah menganalisis fundamental ekonomi (negara & dunia), kemudian masuk lebih dalam ke fundamental sektor industri, tahap selanjutnya melangkah lebih dalam lagi yaitu menganalisis fundamental perusahaan. Analisis fundamental perusahaan tidak bisa terlepas dari menganalisis laporan keuangan perusahaan yang meliputi Neraca, Laporan Rugi-Laba, dan Laporan Arus Kas.Banyak variabel yang bisa menjadi acuan dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan. Variabel-variabel keuangan dasar bisa memberikan gambaran nilai intrinsik perusahaan. Termasuk di dalam variabel keuangan dasar antara lain penjualan, profit margin, depresiasi, pajak, sumber pembiayaan, pemanfaatan aset, dan faktor-faktor yang lain. Sebagai tambahan, perlu juga diperhatikan posisi perusahaan dalam kompetisi dengan perusahaan lain dalam satu sektor, ketenagakerjaan, perubahan teknologi, kompetisi dari luar negeri (jika ada), dan sebagainya. Hasil yang diharapkan setelah melakukan analisis fundamental perusahaan adalah memahami variabel-variabel keuangan perusahaan, dan sebuah perhitungan perkiraan nilai perusahaan dan potensinya.

Hal-hal pokok dalam analisis keuangan perusahaan:1. Trend pertumbuhan pendapatan dan laba kotor

2. Kondisi laba usaha dan laba bersih

3. Perbandingan hutang terhadap ekuitas perusahaan

4. Beban produksi, operasional dan keuangan

5. Perolehan marjin perusahaanAnalisa rasio keuangan perusahaan:a. Rasio likuiditas (liquidity ratios):

Indikasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (< 1 tahun)Net working capital = current assets current liabilities

Current ratio = current assets/current liabilities

Quick ratio = (current assets inventory)/current liabilitiesb. Rasio pengelolaan aset (asset management ratios)

Indikasi perusahaan dalam menggunakan asetnya secara efisien

Days sales outstanding = account receivables/(sales/365)

Inventory turnover = cost of good sold (cogs)/inventory

Long term asset turnover = sales/long term asset

Total asset turnover = sales/totalassetc. Rasio pengelolaan hutang (debt management ratios)

Indikasi kemampuan perusahaan dalam mengelola hutang dengan struktur modal yang dimiliki serta kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang

Debt ratio = total liabilities/total asset

Debt equity ratio = interest bearing debt/stakeholders equity

Times interest earned = earning before interest & tax (EBIT)/interest repayment

Fixed charges = (EBIT + lease expenses)/(interest + lease expenses)d. Rasio keuntungan (profitability ratios)

Indikasi kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan secara efisien dari pengelolaan usaha dan pengembalian investasi

Gross profit margin = gross profit/sales

Operating profit margin = operating profit/sales

Net profit margin = net profit/sales

Return on equity (ROE) = net profit/stakeholders equity

Return on total assets (ROA) = net profit/total assete. Rasio harga pasar (market ratios)

Menjelaskan hubungan harga pasar saham relatif terhadap kinerja perusahaan

Earning per share (EPS) = (net profit preferred dividend)/common shares outstanding

Price earning ratio (PER) = market price per share/EPS

Book value per share (BVS) = (total stockholders equity preferred stock)common shares outstandingPrice book value (PBV) = market price per share/BVS

Dividend yield = dividend per share/market price per share

Dividend pay out ratio = dividend per share/EPSSelain analisa dari laporan keuangan perusahaan, penting juga untuk melakukan analisa terhadap aksi korporasi perusahaan seperti: right issue, stock split, reversed stock, buy back, divident payment, go private, merger, backdoor listing, dllLangkah selanjutnya adalah menghitung valuasi nilai perusahaan dan dibandingkan dengan harga saham (harga pasar), sehingga bisa ditentukan apakah harga saham sekarang termasuk wajar atau terlalu mahal atau terlalu murah. Selain itu, dalam menganalisa fundamental perusahaan tidak terlepas dari melakukan proyeksi atas kinerja perusahaan ke depannya seperti apa.

ANALISIS TEKNIKALAnalisis teknikal bisa dedefinisikan sebagai penggunaan data dari pasar untuk menganalisis harga saham. Martin J. Pring, dalam bukunya Technical Analysis, menyatakan:

The technical approach to investing is essentially a reflection of the idea that prices move in trends which are determined by the changing attitudes of investors toward a variety of economic, monetary, political and psychological forces. The art of technical analysis for it is an art [emphasis added] is to identify trend changes at an early stage and to maintain an investment posture until the weight of evidence indicates that the trend is reversed

Analisis teknikal pada dasarnya adalah meramalkan arah pergerakan harga saham berdasarkan indikator-indikator teknis dan data-data yang ada di pasar. Indikator-indikator teknis mencerminkan tren arah pergerakan harga saham dan/atau memberikan gambaran harga suatu saham relatif murah atau mahal. Sehingga dari analisis teknikal investor bisa mendapatkan petunjuk kapan harus masuk ke market (membeli) dan kapan keluar (menjual).

Menggunakan analisis teknikal artinya kita meyakini bahwa perubahan harga saham bergerak dengan pola tertentu sesuai dengan pola yang terjadi di masa lalu. Pola ini mudah diikuti dengan melihat grafik pergerakan harga saham. Pendapat ini masih banyak pro dan kontra. Fakta yang ada di BEI, cukup banyak bahkan mungkin mayoritas investor memilih menggunakan anasisis teknikal daripada analisis fundamental. Hal ini wajar, mengingat lebih mudah dan cepat melakukan analisis teknikal daripada fundamental, apalagi saat ini investor banyak dibantu dengan adanya software untuk melakukan analisis teknikal. Secara awam, semua orang bisa melakukan analisis teknikal dengan sudut pandang dan cara mereka sendiri.

Instrumen utama yang digunakan untuk membantu analisis teknikal adalah grafik. Grafik pergerakan harga saham disajikan dalam berbagai bentuk grafik, antara lain bar chart, candlestick chart, garis, dan sebagainya. Grafik tersebut biasanya juga dilengkapi dengan berbagai informasi dan data yang lain seperti volume transaksi dan juga indikator-indikator teknis.DOW THEORY (Asumsi analisis teknikal):

Market price discount everything Analisis teknikal melihat perubahan harga sebagai fakta yang mencerminkan seluruh motivasi Buyers atau Sellers, apapun dasarnya: sentimen atau fundamental

Price move in trends Harga suatu saham cenderung akan bergerak ke suatu arah tertentu, naik atau turun, dalam jangka waktu yang signifikan. Sampai ada suatu perubahan sentimen atau fundamental

Human nature is constant Manusia akan mengulangi perilaku yang sama menghadapi situasi yang mirip, sehingga mengakibatkan perulangan pada pola grafik.EMITEN

INVESTOR

PENJAMIN EMISI

AGEN PENJUAL

Pasar Perdana

BURSA EFEK

INVESTOR

BELI

BROKER

BELI

INVESTOR

JUAL

BROKER

JUAL

Pasar Sekunder

dana

efek

efek

dana

efek

MAKRO EKONOMI / MARKET

dana

dana

efek

dana

efek

dana

efek

SEKTOR INDUSTRI

PERUSAHAAN

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

by Agus Kurniawan, QWPPPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Maret 2014