analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

19
ANALISIS FUNDAMENTAL PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk Sekilas mengenai PT Betonjaya Manunggal Tbk PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) didirikan pada tanggal 27 februari 1995. Perseroan bergerak dalam bidang usaha memproduksi besi dan baja. Saat ini, BTON memasarkan produk-produknya untuk pasar domestik, dimana pangsa pasar terbesar adalah di Jawa Timur (sekitar 70% dari total penjualan), disusul pasar DKI Jakarta sebesar 15%, sedangkan sisanya tersebar di kawasan Jawa Barat, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Pada tanggal 29 Juni 2001, BTON memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO). Direktur Nama Direktur Jabatan Tidak Terafiliasi Gwie Gunadi Gunawan Direktur utama No Ny. Jenny Tanuwijaya MBA Direktur No Drs. Andy Soesanto MBA, MM Direktur Yes Komisaris Nama Komisaris Jabatan Komisaris Independen Gwie Gunato Gunawan Wakil Komisaris No

Upload: soedarman-husaeni

Post on 24-Jun-2015

1.070 views

Category:

Business


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

ANALISIS FUNDAMENTAL

PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk

Sekilas mengenai PT Betonjaya Manunggal Tbk

PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) didirikan pada tanggal 27 februari 1995. Perseroan

bergerak dalam bidang usaha memproduksi besi dan baja. Saat ini, BTON memasarkan produk-

produknya untuk pasar domestik, dimana pangsa pasar terbesar adalah di Jawa Timur (sekitar

70% dari total penjualan), disusul pasar DKI Jakarta sebesar 15%, sedangkan sisanya tersebar di

kawasan Jawa Barat, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Pada tanggal 29 Juni 2001, BTON

memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham (IPO).

Direktur

Nama Direktur Jabatan Tidak Terafiliasi

Gwie Gunadi Gunawan Direktur utama No

Ny. Jenny Tanuwijaya MBA Direktur No

Drs. Andy Soesanto MBA, MM Direktur Yes

Komisaris

Nama Komisaris Jabatan Komisaris Independen

Gwie Gunato Gunawan Wakil Komisaris Utama No

Drs. Bambang Hariyadi MEC, Ak Komisaris Yes

Page 2: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

A. Analisis Ekonomi Makro

1. Produk Domestik Bruto (PDB)

PDB merupakan indikator ekonomi yang mencerminkan nilai pasar barang dan jasa yang

dihasilkan oleh ekonomi dalam suatu Negara. PDB merupakan indikator ekonomi yang

mencerminkan nilai pasar barang dan jasa yang dihaslkan oleh ekonomi dalam suatu Negara.

Karena itu, perubahan GDP tentu akan berdampak juga pada pergerakan harga saham.

Pertumbuhan GDP Indonesia dari tahun 2009-2012 dapat dilihat di tabel berikut:

2010 2011 2012

6.2% 6.5% 6.1%

Sumber : www.bi.go.id

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, GDP pada ekonomi Indonesia pada tahun 2010

adalah 6,2% dan meningkat menjadi 6,5% pada tahun 2011 dan turun menjadi 6.1 di tahun

2011. Hal ini merupakan indikasi yang baik bagi pertumbuhan pasar modal Indonesia.

2. Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate)

Suku bunga bisa dijadikan acuan kondisi ekonomi. Kenaikan suku bunga akan memicu

penurunan harga saham karena bnyak pelaku pasar yang menjual sahamnya dan lebih memilih

deposito di bank karna lebih aman dan menjanjikan. Sebaliknya penurunan tingkat suku bunga

akan membuat investor optimis untuk berinvestasi sehingga harga saham jadi naik. Data suku

bunga Bank Indonesia untuk tahun 2010-1012 adalah sebagai berikut:

Page 3: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

BI Rate

(Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur)

Tanggal BI Rate

11 April 2013 5.75%

10 Jan 2013 5.75%

11 Des 2012 5.75%

12 Jan 2012 6.00%

8 Des 2011 6.00%

5 Jan 2011 6.50%

3 Des 2010 6.50%

6 Jan 2010 6.50%

Sumber : www.bi.go.id

Dari data di atas terlihat dari tahun 2010 suku bunga cendrung menurun, dari 6.50% di

tahun 2010 menjadi 5.75% di tahun 2012. Tingkat suku bunga ini bertahan hingga awal 2013.

Ini memberikan sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi di saham.

3. Tingkat Inflasi

Hubungan inflasi dengan harga saham adalah berbanding terbalik. Artinya harga saham

akan naik jika inflasi turun dan sebaliknya, harga saham akan turun ketika tingkat inflasi tinggi.

Berikut disajikan data tingkat inflasi di Indonesia tiga tahun terakhir.

Page 4: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)

Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan

Bulan Tahun Tingkat Inflasi

Maret 2013 5.90 %

Januari 2013 4.57 %

Desember 2012 4.30 %

Januari 2012 3.65 %

Desember 2011 3.79 %

Januari 2011 7.02 %

Desember 2010 6.96 %

Januari 2010 3.72 %

Sumber : www.bi.go.id

Tingkat inflasi di Indonesia terakhir adalah 5.90%. Memang meningkat dari tahun

sebelumnya. Ini memberikan efek negatif pada pergerakan saham.

4. Kurs Mata Uang Asing

Untuk di Indonesia, penguatan nilai mata uang utama dunia (contoh: US Dollar, Euro,

Yen), terutama US Dollar, akan mendorong investor besar untuk mengalihkan investasinya ke

mata uang tersebut yang pada akhirnya mendorong penjualan saham sehingga harga saham

turun. Pelemahan nilai Rupiah secara umum juga mengurangi optimisme pelaku pasar

sehingga melemahkan gairah pasar saham. Berikut ini adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar

pada akhir tahun 2010, 2011, dan 2012 (Sumber: www.bi.go.id):

Page 5: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

Kurs Jual Kurs Beli

28 Desember 2012 10.077,57 9.973,20

30 Desember 2011 9.250,61 9.154,74

31 Desember 2010 9.190,52 9.094,50

5. Siklus Bisnis

Siklus bisnis mencerminkan pergerakan aktivitas ekonomi secara menyeluruh yang

menyatukan banyak bagian aktivitas ekonomi yang terpisah. Harga saham yang tercermin

dalam composite index secara umum merupakan leading indicator ekonomi suatu negara.

Berikut kita lihat pergerakan data pada grafik composite index (IHSG) dari tahun 2010-2012

(www.idx.co.id).

Composite index th 2010

Composite index th 2011

Page 6: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

Composite index th 2012

Pada tahun 2010 dan 2011 pergerakan IHSG cendrung neik atau menguat.

Berarti kondosi perekonomianpada saat itu cendrung membaik. Pada tahun 2012

pergerakannya cendrung mendatar, ini mengindikasikan perekonomian yang konstan. Investor

juga perlu hati-hati, bisa saja setelah pergerakan mendatar ini pertanda akan adanya

goncangan ekonomi, tap bisa juga sebaliknya, perekonomian sedang akan membaik.

6. Kinerja Realisasi Investasi Asing Indonesia

Page 7: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

Realisasi investasi asing mencakup 21,2% dari seluruh investasi di Indonesia. Pada 2010,

realisasi investasi asing tumbuh sekitar 49,93% dengan nilai USD16 miliar, melonjak setelah

penurunan 27,28% di tahun sebelumnya.

Realisasi Investasi Asing Per Sektor (USD juta)

Sumber: http://www.ceicdata.com

Realisasi investasi asing di sektor primer relatif tetap rendah, kurang dari USD1 miliar

per tahun pada dasawarsa sebelumnya. Dengan adanya kenaikan investasi asing di proyek

pertambangan di 2010, realisasi investasi asing di sektor primer melonjak dan tercatat sebagai

rekor tertinggi dengan nilai investasi lebih dari USD3 miliar pada tahun tersebut. Investasi asing

di sektor tersier tetap berada pada posisi yang paling berpengaruh terhadap total realisasi

investasi asing dan terus berkembang secara signifikan sejak 2007.

Permintaan domestik masih tumbuh cukup kuat, meskipun terjadi moderasi di tengah

perbaikan di sisi eksternal. Kuatnya konsumsi swasta didukung oleh perbaikan daya beli

masyarakat dan kepercayaan konsumen. Sementara itu, ditengah investasi bangunan yang

tetap tumbuh kuat, investasi nonbangunan cenderung melambat. Dengan perekonomian

Indonesia yang semakin menunjukkan pertumbuhan, mendorong pembangunan proyek-proyek

infrastruktur yang terus berlangsungn ditahun 2013. Sudah pasti, proyek ini membutuhkan

pasokan baja. Belum lagi dari industry otomotif yang masih tetap positif di tahun ini, hal ini

dikarenakan industry otomitif membutuhkan pasokan baja yang lebih banyak seiring dengan

Page 8: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

kenaikan pasar otomitf domestic. Kendala terbesar yang menghambat laju bisnis industry baja

nasional justru di pasar global. Soalnya selama tahun 2012, kondisi ekonomi global yang lesu

membuat permintaa baja menurun sementara produksinya tetap tinggi. Hal ini mengakibatkan,

harga baja dunia menjadi turun dan berimbas ke harga baja domestic.

B. Analisis Fundamental Sektor Industri

Industry logam termasuk ke dalam kelompok metal allied product yang merupakan

bagian dari basic industry and chemicals. Dimana trend pertumbuhannya terus mengalami

peningkatan dari tahun 2009-2012, sebagaimana ditunjukkan oleh grafik dibawah ini (sumber:

www.idx.com). Jika kita memperhatikan fase dari PT Betonjaya Manunggal Tbk, maka ia

termasuk kedalam perusahaan yang berada pada fase berkembang.

Basic industry and chemical tahun 2010

Page 9: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

Basic industry and chemical tahun 2011

Basic industry and chemical tahun 2012

Page 10: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

1. Pertumbuhan industri logam

Berdasarkan data dari badan pusat statistic pertumbuhan industry pengolahan non

migas secara keseluruhan mengalami pertumbuhan positif, salah satu industry yang mengalami

pertumbuhan tersebut adalah industry logam.

2010 2011 2012

Pertumbuhan (milyar) 26.853,90 31.101,10 33.476.40

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)

Investasi di sektor industry logam diperkirakan masih berpeluang tumbuh, karena

adanya faktor pendorongnya adalah karena kebutuhan produk baja yang semakin meningkat,

seperti untuk proyek-proyek infrastruktur, pembangunan pabrik baru di kawasan-kawasan

industry, otomotif, dan termasuk pula perkembangan di bidang property. Apalagi tingkat

konsumsi atau pemakaian baja di Indonesia saat ini baru sekitar 50 kilogram per kapita, hal ini

masih sangat rendah bila di bandingkan dengan tingkat konsumsi baja di Malaysia yang

mencapai 200 kilogram per orang (Sumber: www.kompas.com senin 18 februari 2013).

Sehingga berdasarkan dari data-data di atas, pertumbuhan industry logam kedepannya sangat

menjanjikan.

2. Pengaruh pemerintah terhadap industry logam

Tingginya permintaan logam dalam negeri seiring dengan pertumbuhan industry

otomotif dan konstruksi. Akan tetapi tinggi tingginya permintaan ini tidak dimbangi oleh

ketersediaan logam itu sendiri, hal ini dikarenakan oleh regulasi impor bahan baku pemerintah.

Selama ini untuk memproduksi logam harus mengimpor bahan baku. Akan tetapi permasalahan

tersebut berusaha dipecahkan oleh pemerintah dengan melakukan program hilirisasi untuk

mengurangi ketergantungan industry logam terhadap bahan baku impor. Sementara itu,

kementerian perindustrian menyiapkan anggaran sebesar Rp 45,9 milliar dalam program

revititalisasi dan penumbuhan industry material dasar logam pada tahun 2013, dimana

anggaran tersebut akan digunakan untuk kegiatan penyusunan, penerapan, serta pengawasan

Page 11: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

standar nasional Indonesia (SNI) dan rancangan standar nasional Indonesia (RSNI) produk

industry material dasar logam (Sumber: http://en.bisnis.com/)

C. Analisis fundamental perusahaan

1. Fundamental PT Betonjaya Manunggal

PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON), merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang usaha memproduksi besi baja dengan ukuran diameter berkisar antara 6 mm-12 mm,

dengan total kapasitas terpasang 30.000 ton per tahun. Saat ini BTON memasarkan produk-

produknya untuk pasar domestic, dimana pangsa pasar terbesar adalah di Jawa Timur (sekitar

70% dari total penjualan). BTON terafiliasi dengan PT Gunawan Dianjaya Baja Tbk (GDST),

produsen pelat baja canai panas (hot rolled steel plate (HRC) terkemuka di ASEAN dan PT Jaya

Pari Steel Tbk (JPRS). Dengan mempertimbangkan daya serap pasar terhadap produk-produk

baja dan besi yang masih sangat tinggi, terdapatnya kebijakan pemerintah yang

menguntungkan industry baja nasional, maka kami percaya bahwa BTON memiliki prospek yang

baik di masa depan.

Page 12: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

Sumber: www.idx.com

Page 13: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

2. Analisis perusahaan

a. Rasio-rasio keuangan

Berikut ini data rasio-rasio keuangan PT Betonjaya Manunggal Tbk (Sumber:

www.idx.com)

a. Curent Ratio

Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan

aktiva lancar yang dimiliki. Current ratio PT Betonjaya Manunggal Tbk untuk tahun

2010 adalah 359,72%, tahun 2011 adalah 313,76% dan tahun 2012 adalah 283,89%.

b. DAR (Debt to Asset Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang

dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari

keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Nilai DAR perusahaan pada tahun

2010 adalah 0,19, 2011 adalah 0,22, dan 2012 adalah 0,25. Nilai DAR semakin

membesar, berarti jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin bertambah.

Page 14: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

c. DER (Debt to Equity Ratio)

Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibanya. Nilai DER perusahaan pada tahun 2010 adalah 0,23.

Tahun 2011 adalah 0,29. Tahun 2012 adalah 0,34. Ini menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajibannya semakin bertambah dari tahun 2010

sampai tahun 2012.

d. ROE (Return on Equity)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri

untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa

maupun saham preferen. Nilai ROE perusahaan pada tahun 2010 adalah 15.52, tahun

2011 adalah 26.58, dan tahun 2012 adalah 22.89. Disini dapat dilihat bahwa

kemampuan perusahaan memberikan keuntungan kepada pemegang saham

lumayan baik peningkatannya, kecuali untuk tahun 2012 yang mengalami penurunan.

Page 15: Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk

Lampiran-lampiran (Sumber: www.idx.com)