sesi 5 kesehatan lingkungan

13
1 KEBIJAKAN LINGKUNGAN UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT Oleh: KRT. Adi Heru Husodo Minat Studi Ilmu Kesehatan Lingkungan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada - Yogyakarta PENGANTAR Akhir-akhir ini permasalahan kesehatan masyarakat yang terkait aspek-aspek lingkungan menjadi semakin nyata, artinya banyak contoh yang terlihat di depan mata, misalkan: Lalu lintas di jalanan yang semakin padat, sehingga memberikan implikasi : o Partikel debu meningkat o Kecelakaan meningkat o Bising meningkat o Getaran meningkat o Timbal, Hidrocarbon, NOx,Karbon Monoksida, dsb meningkat jumlahnya di udara o Dan sebagainya Panas udara semakin meningkat, sehingga memberikan implikasi : o Alat-alat pendingin ruangan laku keras o Kulit manusia serasa terbakar o Kekurangan cairan tubuh karena dehidrasi o Dan sebagainya Alat-alat elektronik semakin banyak dimanfaatkan, sehingga memberikan implikasi : o Paparan radiasi elektromagnetik meningkat, walaupun dampak positif juga diperoleh, yaitu komunikasi dan informasi semakin meningkat

Upload: asiah-abdillah

Post on 16-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kesling

TRANSCRIPT

  • 1

    KEBIJAKAN LINGKUNGAN UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT

    Oleh: KRT. Adi Heru Husodo

    Minat Studi Ilmu Kesehatan Lingkungan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada - Yogyakarta PENGANTAR Akhir-akhir ini permasalahan kesehatan masyarakat yang terkait aspek-aspek

    lingkungan menjadi semakin nyata, artinya banyak contoh yang terlihat di depan mata,

    misalkan:

    Lalu lintas di jalanan yang semakin padat, sehingga memberikan implikasi :

    o Partikel debu meningkat o Kecelakaan meningkat o Bising meningkat o Getaran meningkat o Timbal, Hidrocarbon, NOx,Karbon Monoksida, dsb meningkat

    jumlahnya di udara

    o Dan sebagainya

    Panas udara semakin meningkat, sehingga memberikan implikasi :

    o Alat-alat pendingin ruangan laku keras o Kulit manusia serasa terbakar o Kekurangan cairan tubuh karena dehidrasi o Dan sebagainya

    Alat-alat elektronik semakin banyak dimanfaatkan, sehingga memberikan

    implikasi :

    o Paparan radiasi elektromagnetik meningkat, walaupun dampak positif juga diperoleh, yaitu komunikasi dan informasi semakin meningkat

  • 2

    o Dan sebagainya

    Industrialisasi (besar, menengah maupun gurem) semakin meningkat,

    sehingga memberikan implikasi :

    o Pencemaran lingkungan semakin meningkat, karena adanya buangan atau limbah industri

    o Peningkatan mekanisasi (mesin) sehingga mendorong bertambahnya pengangguran

    o Dan sebagainya

    Pelayanan medik (Curative Services) semakin banyak berkembang, sehingga

    memberikan implikasi :

    o Limbah medis semakin meningkat o Pengabaian pelayanan primer (Puskesmas, Balai Pengobatan, dokter

    umum, dan sejenisnya)

    o Adanya kecenderungan untuk memilih pelayanan sekunder o Dan sebagainya

    - Pelayanan kesehatan (non medik) semakin berkurang, sehingga memberikan

    implikasi :

    o Semakin melemahnya aspek-aspek pelayanan promotif o Semakin melemahnya aspek-aspek pelayanan preventif o Semakin melemahnya aspek-aspek pelayanan protektif

    Semakin banyak penelitian tetapi lemah dalam tindakan (misalkan

    :penanganan pencemaran lingkungan), sehingga memberikan implikasi :

    o Peningkatan pencemaran lingkungan o Sanitasi lingkungan menurun o Sanitasi Tempat Tempat Umum menurun o Dan sebagainya

  • 3

    -Pengendalian lingkungan semakin melemah, sehingga memberikan implikasi:

    o Pencemaran lingkungan semakin meningkat o Dampak negatif di bidang kesehatan semakin nyata

    Kiranya uraian tentang penurunan kualitas lingkungan tersebut diatas dapat

    dilihat di tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional, misalkan kasus

    pemanasan global yang berakibat terjadinya pencairan es di kutub yang ternyata hal itu

    berkaitan dengan terjadinya banjir dan tsunami di berbagai negara di dunia. Demikian

    pula tentang pembabatan hutan di berbagai belahan bumi (Hutan Amazon, Hutan

    Kalimantan, Hutan Sumatra, Nepal, India,dan sebagainya) yang hal itu berkaitan

    dengan kebutuhan dunia akan oksigen di dunia. Sungguh hal tersebut diatas kiranya

    perlu dicermati, apalagi Kopenhagen Conference yang usai digelar ternyata tidak

    membawa perubahan berarti.

    BAHAN DAN PEMBAHASAN Dalam wawasan epidemiologi, Beaglehole et al (WHO, 1993) menggambarkan

    bahwa kebijakan sehat untuk masyarakat atau HEALTHY PUBLIC POLICY itu

    seyogyanya mencakup:

    Peningkatan partisipasi aktif dari masyarakat

    Peningkatan ketrampilan dari anggota-anggota masyarakat

    Peningkatan lingkungan sehat

    Re-orientasi pelayanan kesehatan

    Pembuatan kebijakan sehat untuk masyarakat yang hal itu disertai :

    o Pemberian kesempatan atau peluang bagi semua warga o Pelaksanaan mediasi o Pelaksanaan advokasi

  • 4

    Di lain pihak bila menyimak tulisan Prayitno (1997)maka hal itu akan

    mengingatkan kembali tentang Konsep Administrasi Kesehatan Masyarakat yang

    secara klasik digunakan dalam pembelajaran di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat

    yang secara garis besar konsep itu menekankan tentang kompleksitas program yang

    harus dilakukan serta jangkauan pemikiran yang amat mendalam bila monitoring dan

    evaluasi akan dilaksanakan yang hal itu meliputi :

    Pelaksanaan konsep sehat menurut Hendrix L. Blum, yaitu bahwa sehat itu

    tidak dapat dipisahkan dari interaksinya dengan :

    o Lingkungan o Perilaku masyarakat o Sarana pelayanan kesehatan o Kependudukan/faktor keturunan

    Pelaksanaan administrasi kesehatan masyarakat yang mencakup:

  • 5

    o Perencanaan o Pengorganisasian o Penggerakan o pengawasan o penilaian

    Pelaksanaan 5 Tahap Pencegahan yang mencakup :

    o Promosi Kesehatan o Perlindungan umum dan khusus o Diagnosis dini dan penanganan tepat cepat o Pembatasan kecacatan/kelemahan o Pemulihan kembali

    GAMBAR KONSEP ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT

  • 6

    Dalam pandangan Ilmu Kesehatan Masyarakat atau Public Health Sciences

    yang hal itu dirumuskan oleh Winslow seperti dikutip oleh Hanlon (1955) yang

    menggambarkan agar Healthy Public Policy itu berpegang pada uraian berikut dibawah

    ini :

    Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni

    Tentang Melalui Cara Untuk 1. Mencegah penyakit mengorganisasi 1. Sanitasi lingkungan 2. Memperpanjang

    kehidupan upaya 2. Pengendalian penyakit

    menular 3. Mempromosikan

    kesehatan dan masyarakat 3. Pendidikan tentang Higiene

    perorangan

  • 7

    efisiensi 4. Mengorganisasikan

    pelayanan medis dan perawatan agar tercapainya diagnosis dini dan preventive treatment untuk penyakit, dan

    5. Pengembangan piranti social agar dapat menjamin semua orang dapat memperoleh standard hidup yang tepat

    Kiranya melalui pengelolaan yang tersebut diatas, maka akan memungkinkan

    setiap warganegara untuk meraih hak hidupnya di bidang kesehatan serta untuk

    memperoleh umur yang panjang.

    Konsep Winslow tersebut diatas cukup mudah dipahami bahkan beberapa pihak

    acapkali mengatakan bahwa konsep tersebut diatas amat sederhana sekali, namun

    demikian justru bertolak dari konsep berpikir yang sederhana inilah mestinya kebijakan

    lingkungan untuk kesehatan masyarakat akan dapat dibuat dan diimplementasikan

    dalam kehidupan sehari-hari.

    Secara global permasalahan lingkungan yang terkait kesehatan masyarakat itu

    meliputi hal-hal yang disebutkan oleh Scutchfield & Keck (1989) sebagai berikut:

    Kualitas udara ambient

    Pengendalian pencemaran air

    Air minum yang aman

    Kualitas udara indoor

    Pengendalian kebisingan

    Perlindungan terhadap radiasi

    Perlindungan terhadap makanan

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Pengawasan daging

    Tanggap bencana

  • 8

    Sanitasi dan Sertifikasi

    Sanitasi perkantoran

    Sanitasi perumahan

    Sanitasi area rekreasi

    Pengawasan peternakan

    Manajemen sampah padat

    Manajemen sampah berbahaya dan beracun

    Pengendalian vektor

    Pengendalian pestisida

    Penggunaan lahan

    Sanitasi susu

    Pengendalian bahan kimia beracun

    Kecelakaan & luka-luka

    Pencegahan terhadap disfungsi ekologis

    Serta hal-hal yang terkait kerusakan habitat asli, pemusnahan spesies, global

    warming, pembabadan hutan, pertambahan penduduk, kekeringan,

    peperangan, kegagalan ekonomi , keterbatasan enerji, dan sebagainya.

    Terkait uraian diatas, maka terlihat bahwa permasalahan dan kebijakan

    lingkungan di Indonesia belum banyak mencakup permasalahan global, namun

    demikian seyogyanya pembuatan kebijakan lingkungan yang berwawasan kesehatan

    masyarakat di Indonesia itu seyogyanya secara arif dan bijaksana memperhatikan

    semuanya, yaitu ranah lokal, ranah regional, ranah nasional dan ranah global atau

    internasional.

    Di Indonesia, pembangunan di bidang kesehatan yang telah digariskan oleh

    Departemen Kesehatan, yaitu Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005-

    2009 yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

    331/Menkes/SK/V/2006 (Depkes-RI, 2006) didalamnya terdapat kebijakan kesehatan

    yang meliputi (dalam hal ini diasumsikan bahwa kebijakan lingkungan di Indonesia saat

  • 9

    ini masih memakai atau mirip kebijakan dalam RENSTRA DEPKES TAHUN 2005-

    2009), yaitu:

    Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

    Lingkungan sehat

    Upaya kesehatan masyarakat

    Upaya kesehatan perorangan

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit

    Perbaikan gizi masyarakat

    Sumberdaya kesehatan

    Obat dan perbekalan kesehatan

    Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

    Penelitian dan pengembangan kesehatan

    Pendidikan kedinasan

    Pengelolaan SDM aparatur

    Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan pemerintahan

    Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara

    Bila mencermati Renstra Depkes RI tersebut diatas, maka terlihat bahwa seluruh

    program-program yang telah dibuat tidak menyimpang dari Konsep Healthy Public

    Policy yang digariskan dalam the Ottawa Charter maupun Konsep Administrasi

    Kesehatan Masyarakat, termasuk dalam hal itu adalah kebijakan- kebijakan di bidang

    lingkungan untuk kesehatan masyarakat, meskipun dalam kenyataan banyak kejadian

    memperlihatkan adanya kekurangan-kekurangan.

    Bagaimanakah kebijakan lingkungan untuk kesehatan masyarakat yang

    sebenarnya itu ? Sebenarnya jawaban untuk pertanyaan ini sudah tersedia sejak

    dahulu, namun dalam kenyatannya tidak atau kurang diterapkan, yaitu PARADIGMA

    SEHAT. Entah mengapa konsep Paradigma Sehat ini seolah hanya jalan ditempat,

    padahal sekolah-sekolah kesehatan sudah banyak dikembangkan, alat-alat kesehatan

    dan fasilitas-fasilitas kesehatan juga cukup banyak disediakan.

  • 10

    Dinamika Kesehatan Lingkungan (Achmadi,1999)

    Sumber Perilaku Media Konsumen Biomarker Dosis Dampak Medis

    Lingkungan Positif Air Manusia Darah ppm Sehat Alami negatif Udara Urine cc Sakit Tanah Rambut ml Mati Lingkungan Vektor Kuku Buatan Tinja Kulit Penderita dsb

    ----------------PARADIGMA SEHAT-------------------------- -------PARADIGMA SAKIT ----------------

    Bila menyimak bagan tentang Dinamika Kesehatan Lingkungan tersebut diatas,

    maka cukup jelas bahwa selama ini pelaksanaan program-program Paradigma Sehat

    cukup lemah atau kurang intensif dibanding pelaksanaan program-program Paradigma

    Sakit yang seolah memang sengaja dilahirkan untuk melaksanakan program-program

    termaksud. Bertolak dari uraian tersebut diatas, maka sebenarnya sudah cukup jelas

    bahwa kebijakan pemerintah sudah cukup bagus, namun pelaksanaannya perlu

    sungguh-sungguh agar dapat meraih target yang optimal.

    ISU-ISU UP TO DATE

    1. Di Indonesia tiap tahun dihasilkan 11 miliar bungkus mi instan menjadi sampah plastic (KOMPAS, 30 Agustus 2010) yang tidak bernilai ekonomis karena tidak dapat didaur ulang. Angka itu setara dengan 640 ton sampah plastic pertahun.Angka ini didapat dari 1 produsen yang menguasai 80% pasar mi instan di Indonesia.Terkait hal ini, pemerintah dinilai amat lamban untuk MENGESAHKAN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGURANGAN SAMPAH yang disusun pada tahun 2009, padahal Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah mengamanatkan agar semua peraturan pemerintah itu pelaksanaan undang-undangnya harus disahkan dalam waktu 1 tahun.

    2. Direktur Eksekutif KEHATI MS.Sembiring (KOMPAS 18 September 2010) mengatakan bahwa masyarakat Indonesia belum mampu mengapitalisasi KEKAYAAN KEANEKARAGAMAN HAYATI di Indonesia, padahal Indonesia merupakan 1 dari 3 negara pemilik keanekaragaman hayati terbesar di dunia selain Brazil dan Zaire.Ini membuat Indonesia memanfaatkan kekayaan alam

  • 11

    dengan berorientasi pada kepentingan jangka pendek yang biasanya malahan merusak lingkungan.Padahal hal ini akan diperparah oleh tidak siapnya system pendukung untuk menilai kekayaan hayati, misalkan:

    riset sistem keuangan kebijakan pemerintah yang tidak mendukung pelestarian hayati secara

    penuh 3. Cleo Paskal dari Royal Institute of International Affairs, London, Inggris

    (KOMPAS, 16 September 2010) memprediksi bahwa:

    banjir badai kegagalan musim di India kegagalan pertanian akan membawa konsekuensi besar dan spesifik dan

    melahirkan konsekuensi besar bagi dunia

    Dunia di masa depan tampak kacau dan penuh kekerasan Banjir di Pakistan atau daratan China amat mengejutkan dan

    mengkhawatirkan

    Melelehnya salju di Puncak Himalaya diperkirakan bisa menjadi ancaman manusia di sekitarnya, yaitu :

    o Pengungsian besar-besaran karena aliran banjir besar kibat pemanasan global yang melelehkan salju abadi di Puncak Himalaya

    4. Di Indonesia, mirip sekali dengan prediksi Cleo Paskal adalah melelehnya salju

    di Puncak Jaya Wijaya, semakin panasnya Kota Bandung, Kota Malang,

    perubahan musim hujan, tsunami di beberapa wilayah (Aceh, Jember, Ujung

    Kulon), gempa Tektonik di Samodra Hindia, gempa Vulkanik di Yogyakarta, dan

    sebagainya.

    5. Protokol Kyoto (diratifikasi 187 negara hingga tahun 2009) yang bertujuan

    memerangi pemanasan global dan menjadikannya sebagai protocol penting

    untuk KONVENSI KERANGKA KERJA PBB tentang PERUBAHAN IKLIM

    (UNFCCC), namun ternyata protocol yang bertujuan mengurangi EMISI

    KARBON ini telah gagal. Kini risiko yang menghadang adalah:

  • 12

    BILA PERUBAHAN LINGKUNGAN DALAM SKALA BESAR ITU AKAN TERJADI BERSAMAAN DENGAN :

    persoalan social persoalan politik pergeseran kekuatan militer (misal: konflik China Vs Jepang mengenai

    sengketa pulai Sunkaka yang kaya gas alam, padahal kedua Negara

    adalah penghasil polutan yang tinggi dan sama-sama menghadapi

    perubahan iklim global

    6. Abrasi air laut di Tanjung Priok-Jakarta (KOMPAS,17 September 2010)

    kemungkinan penyebab adalah :

    pengambilan air tanah hingga lapisan akuifer terus-menerus tanpa ada pengisian kembali

    vegetasi di pesisir, optimalisasi resapan air dan pengurangan eksploitasi air tanah tidak berjalan

    penurunan tanah disertai intrusi air laut ke darat intrusi di kawasan selatan sulit di-deteksi karena bercampur air purba

    yang juga asin yang meluas hingga ke Bogor

    7. PLANET ALTERNATIVE:

    Semakin menurunnya daya dukung bumi, maka keinginan manusia untuk

    menemukan tempat baru di jagat raya semakin gencar dilakukan. Setelah Bulan,Mars,

    Saturnus, Titan, kini perhatian manusia juga tertuju ke planet-planet lain diluar system

    keplanetan Matahari yang disebut eksoplanet (KOMPAS 16 September 2010).

    European Space Agency (ESA) menyatakan bahwa sebuah eksoplanet dapat dihuni

    jika memiliki massa antara 1 massa bumi dan 10 massa bumi.Massa planet yang terlalu

    besar akan menyebabkan atmosfirnya dipenuhi gas hydrogen.

    Penemuan system keplanetan pada Bintang HD 10180 yang mempunyai 7

    planet pada akhir Agustus 2010 memunculkan harapan bahwa masih ada planet diluar

    Tata Surya yang mungkin bisa dihuni manusia.Jumlah 7 planet yang dimiliki bintang

  • 13

    berjarak 40 parsek atau sekitar 130 tahun cahaya itu hamper sama dengan tata surya

    kita yang memiliki 8 planet.

    Terkait dengan hal tersebut diatas, maka perusahaan penerbangan BOEING

    (KOMPAS, 17 September 2010) sedang merancang kapsul luar angkasa yang akan

    menerbangkan turis, perusahaan atau kelompok Non Pemerintah ke Stasiun Ruang

    Angkasa Internasional (ISS) yang akan beroperasi mulai tahun 2015.Kapsul yang

    tingginya 4,5 meter itu mampu membawa 7 orang . Untuk ini Boeing bekerjasama

    dengan Perusahaan Space Adventures di Virginia, Amerika Serikat. Sangat sedikit

    orang yang mampu mengorbit di ruang angkasa, yaitu 500 orang dari 6-7 miliar

    penduduk bumi. Harga tiketnya bersaing dengan yang ditawarkan Rusia yang memakai

    Soyuz. Oktober 2009, Jutawan Kanada, Guy Laliberte terbang ke ISS memakai Soyuz

    dengan biaya 40 juta dollar AS atau sekitar Rp 360 miliar.

    KESIMPULAN Kebijakan lingkungan untuk kesehatan masyarakat di Indonesia perlu lebih

    ditekankan pada aplikasi dari program-program PARADIGMA SEHAT, yaitu aplikasi

    dari upaya-upaya untuk meraih masyarakat sehat yang dicita-citakan, bukan program-

    program PARADIGMA SAKIT seperti di masa lalu.

    DAFTAR PUSTAKA

    Beaglehole, R; Bonita,R and Kjellstrom, T 1986.Ottawa Charter for Health Promotion, in Basic Epidemiology, World Health Organization, Geneva.

    Prayitno, Subur 1997. Dasar Dasar Administrasi Kesehatan Masyarakat, Airlangga University Press, Surabaya.

    Depkes-RI 2006.Rencana Strategis Departemen Kesehatan Departemen Kesehatan Tahun 2005-2009 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 331/Menkes/SK/V/2006, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

    Achmadi, Umar Fahmi 1999.DINAMIKA KESEHATAN LINGKUNGAN, Pidato Pengukuhan Guru Besar, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

    Scutchfield, F Douglas & Keck, C William 1989.PRINCIPLES OF PUBLIC HEALTH PRACTICE, Delmar Publishers, London, United Kingdom.

    Hanlon, John J 1955.PRINCIPLES OF PUBLIC HEALTH ADMINISTRATION, University of Michigan, The VC.Mosby Company, St.Louis, USA