seri pend ala man alkitab yakobus

33
SERI PENDALAMAN ALKITAB YAKOBUS (21) Hikmat dari Atas - Bagian 2 oleh Pendeta Jeremiah L.C Waktu lalu kita sudah melihat Yak 3: 13-18 dimana Yakobus membandingkan dua tipe hikmat. Satunya berasal dari atas yang mana adalah hikmat surgawi dan yang lain ialah hikmat duniawi. Kedua tipe hikmat ini sebenarnya ialah dua kualitas hidup yang berbeda secara total. Ciri hikmat dunia ialah kepahitan, sedangkan hikmat dari atas adalah kelemah- lembutan. Kelemah-lembutan yang dimaksudkan oleh Yakobus bukanlah kelemahan manusia, bukan orang yang tidak punya opini atau memiliki karakter yang lembek. Akan tetapi, hikmat yang dimaksudkan oleh Yakobus mengarahkan pada karakter Allah. Jika kita benar-benar lahir dari Allah, kita juga akan memanifestasikan karakter hidup Yesus, yaitu kelemah- lembutan. Mengapa kelemah-lembutan begitu penting? Itu karena hati yang lembut ialah hati yang tunduk total dimana ia mempersilakan atau mengizinkan Allah untuk bekerja di dalamnya dan menggenapi kehendaknya. Sebab itu, ketika Yesus berkata bahwa Ia lemah lembut dan rendah hati, Ia mau memberitahukan kita bahwa Ia tunduk total kepada Bapa Surgawi. Ketaatannya yang total kepada Bapa Surgawilah yang memungkinkan Allah menggenapi rencana keselamatan melalui Yesus. Yakobus juga memberitahukan bahwa justru karena sifat alami kedua hikmat tersebut sangat berbeda maka efek yang dihasilkan juga secara total berlawanan. Seseorang yang memiliki hikmat surgawi, hidupnya akan membuahkan damai. Sebaliknya, seorang dengan hikmat duniawi, apa yang dibawa untuk orang-orang di sekitarnya adalah kecemburuan, perselisihan dan kekacauan. Hikmat surgawi ialah hal yang harus kita kejar karena ini berkaitan dengan persoalan apakah kita dapat menghasilkan buah untuk Tuhan. Jika kita adalah orang Kristen, kita harus menilai kehidupan kita dan mengevaluasi seperti apa hidup kita. Jangan lupa - Yakobus sedang berbicara mengenai pra-syarat menjadi guru sebelum hal ini. Jika seorang hamba Allah tidak memiliki hikmat surgawi, ia hanya akan membawa masalah-masalah seperti kecemburuan, perselisihan dan kekacauan kepada Gerejanya. Pada akhirnya, hamba Allah yang tidak memiliki hikmat surgawi akan memimpin gerejanya pada kehancuran dan bukannya pembangunan. Hari ini, kita akan melanjutkan dengan membaca Yak 3: 13-18. Kita akan meneliti dengan hati-hati perbedaan antara hikmat surgawi dan hikmat duniawi. Mari kita membaca Yak 3:14. Ayat 14 berkata, "Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!" 1

Upload: suwini-gusti

Post on 04-Jul-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

SERI PENDALAMAN ALKITAB YAKOBUS (21)Hikmat dari Atas - Bagian 2oleh Pendeta Jeremiah L.C

Waktu lalu kita sudah melihat Yak 3: 13-18 dimana Yakobus membandingkan dua tipe hikmat. Satunya berasal dari atas yang mana adalah hikmat surgawi dan yang lain ialah hikmat duniawi. Kedua tipe hikmat ini sebenarnya ialah dua kualitas hidup yang berbeda secara total. Ciri hikmat dunia ialah kepahitan, sedangkan hikmat dari atas adalah kelemah-lembutan. Kelemah-lembutan yang dimaksudkan oleh Yakobus bukanlah kelemahan manusia, bukan orang yang tidak punya opini atau memiliki karakter yang lembek. Akan tetapi, hikmat yang dimaksudkan oleh Yakobus mengarahkan pada karakter Allah. Jika kita benar-benar lahir dari Allah, kita juga akan memanifestasikan karakter hidup Yesus, yaitu kelemah-lembutan.

Mengapa kelemah-lembutan begitu penting? Itu karena hati yang lembut ialah hati yang tunduk total dimana ia mempersilakan atau mengizinkan Allah untuk bekerja di dalamnya dan menggenapi kehendaknya. Sebab itu, ketika Yesus berkata bahwa Ia lemah lembut dan rendah hati, Ia mau memberitahukan kita bahwa Ia tunduk total kepada Bapa Surgawi. Ketaatannya yang total kepada Bapa Surgawilah yang memungkinkan Allah menggenapi rencana keselamatan melalui Yesus.

Yakobus juga memberitahukan bahwa justru karena sifat alami kedua hikmat tersebut sangat berbeda maka efek yang dihasilkan juga secara total berlawanan. Seseorang yang memiliki hikmat surgawi, hidupnya akan membuahkan damai. Sebaliknya, seorang dengan hikmat duniawi, apa yang dibawa untuk orang-orang di sekitarnya adalah kecemburuan, perselisihan dan kekacauan. Hikmat surgawi ialah hal yang harus kita kejar karena ini berkaitan dengan persoalan apakah kita dapat menghasilkan buah untuk Tuhan.

Jika kita adalah orang Kristen, kita harus menilai kehidupan kita dan mengevaluasi seperti apa hidup kita. Jangan lupa - Yakobus sedang berbicara mengenai pra-syarat menjadi guru sebelum hal ini. Jika seorang hamba Allah tidak memiliki hikmat surgawi, ia hanya akan membawa masalah-masalah seperti kecemburuan, perselisihan dan kekacauan kepada Gerejanya. Pada akhirnya, hamba Allah yang tidak memiliki hikmat surgawi akan memimpin gerejanya pada kehancuran dan bukannya pembangunan.

Hari ini, kita akan melanjutkan dengan membaca Yak 3: 13-18. Kita akan meneliti dengan hati-hati perbedaan antara hikmat surgawi dan hikmat duniawi. Mari kita membaca Yak 3:14. Ayat 14 berkata, "Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!"

Apakah Anda menyadari bahwa Rasul Yakobus sebenarnya kembali lagi pada topik iman dan perbuatan di Yak 3:18. Iman bukan dari perkataan dan kita harus menyatakan dalam perbuatan. Dalam cara yang sama, ketika Allah menjadi Raja dalam hidup kita, Roh Kudus akan melakukan transformasi dan hidup kita menjadi bersih. Cara kita memperlakukan orang lain akan menciptakan perdamaian dan sikap kita terhadap orang lain menjadi lembut dan rendah hati, penuh dengan belas kasihan. Semua ini bukanlah dari perkataan tetapi dimanifestasikan melalui kelakuan kita.

Dengan cara yang sama, jika kita tidak memiliki hikmat surgawi itu juga akan terlihat melalui tindakan kita. Mari kita membaca Yak 3:14-16. Di sini dikatakan, jika kamu

1

Page 2: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, efeknya dalam hubungan sesama adalah iri hati., perselisihan, kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Semua ini adalah pengaruh buah yang kita hasilkan.

Jangan berpikir kita adalah orang Kristen yang baik hanya karena kita memiliki semangat untuk melayani. Dalam ayat ke 14, kata "Iri hati" menurut arti asli merujuk kepada "semangat". Di dalam Alkitab, ada 2 macam semangat. Yang satu muncul dari kasih sedangkan yang satunya berasal dari hati yang berkompetisi. Kita harus menyelidiki motivasi dari semangat kita, apakah semangat itu benar-benar keluar dari kasih pada Allah dan pada Gereja-Nya? Atau karena kepahitan atau iri dalam hati kita? Jika kita memiliki kepahitan dalam hati kita, semangat kita akan membawa banyak iri hati dan perselisihan dalam gereja. Kelakuan kita akan menunjukkan seperti apa hikmat yang kita miliki..

Kata "kepahitan" adalah lawan dari kelemahlembutan. Ini menunjuk kepada suatu sikap persaingan. Mari kita melihat sebuah contoh. Dicatat di Kisah 8:18-23. Simon sangat bersemangat dan Ia menginginkan kuasa yang dimiliki oleh rasul Petrus. Petrus dapat melihat bahwa semangat Simon itu berasal dari kepahitan. Itulah sebabnya saya katakan, semangat bukanlah bukti dari kesalehan. Ketika kita tidak memiliki hati yang lembut dan kita memiliki semangat untuk menjadi guru, itu bukanlah hal yang baik, bahkan akan menjadi sangat berbahaya. Saya sudah bertemu beberapa pengkhotbah yang sering bertengkar dengan orang lain mengenai beberapa prinsip alkitabiah dan berakhir dengan ketidak-bahagiaan. Mereka sangat bersikeras dengan pandangan masing-masing. Kapanpun mereka mendengar bahwa ada seseorang yang memiliki cara pandang yang tidak sama dengan mereka, mereka akan berargumentasi dengan orang tersebut. Jika argumentasi mereka tidak mencapai efek yang mereka harapkan, mereka akan mengucilkan atau memfitnah orang yang memiliki cara pandang yang berbeda tersebut. Mereka dengan penuh semangat akan memperjuangkan kebenaran tanpa memikirkan apakah itu mencerminkan semangat dari Tuhan atau tidak.

Sudah pasti saya bukan berkata bahwa kita tidak membutuhkan pendirian apapun untuk kebenaran. Saya juga tidak mengatakan bahwa kita harus memaafkan bidah atau ajaran sesat dengan hati yang lembut. Sudah pasti kita harus berdiri teguh dan berpendirian dalam hal kebenaran Alkitabiah. Bagaimanapun, apakah sikap dan cara kita mempertahankan kebenaran? Apakah dengan hikmat surgawi atau hikmat duniawi? Semua ini akan terlihat melalui apa yang kita lakukan. Seseorang dengan hikmat surgawi memiliki kelemah-lembutan Kristus. Bagaimana mungkin untuknya mempergunakan persaingan, pengucilan, fitnah dan semua cara duniawi untuk memperlakukan orang lain? Semua kelakuan ini bukanlah bagian dari karakter Allah.

Mari kita membaca 1 Pet 3:15. Sudah pasti, kita harus menegakkan kebenaran dan kita juga harus membantah ketidak-kebenaran. Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa pertama-tama haruslah kita memiliki sikap yang lemah lembut dan takut akan Allah untuk menjawab mereka yang menentang kebenaran. Hanya dengan itulah barulah Allah akan bekerja melalui kita. Kita tidak boleh menegakkan kebenaran dengan hikmat duniawi. Saat kita memilih untuk tidak menggunakan hikmat surgawi untuk menangani suatu hal, apa yang kita dapatkan hanyalah seperti yang dikatakan Yak 3:14-16 yaitu iri hati, perselisihan, kekacauan dan segala macam  hal-hal yang jahat.

Kita harus belajar untuk membedakan antara pengajar-pengajar alkitab yang benar dan palsu. Jika ada pengajar Alkitab atau pengkhotbah, sekalipun dengan

2

Page 3: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

pengetahuan Alkitab yang berlimpah, tidak memanifestasikan hikmat surgawi yang digambarkan Alkitab dalam hidup mereka dan mereka bertindak sesuai dengan cara dunia, maka kita harus berhati-hati terhadap mereka. Yak 3:15 berkata, jika kita tidak memiliki hikmat yang dari atas, maka kita berasal dari dunia, berada di dalam kedagingan dan jahat. Apa artinya? Yakobus telah mengklasifikasikan semua hikmat yang bukan dari atas sebagai hikmat duniawi. Dan hikmat seperti itu mengutamakan pemuasan keinginan daging seseorang dan yang lebih buruk lagi, mereka adalah milik si jahat.

Perhatikan bahwa Yakobus kembali kepada topik iman dan perbuatan sekali lagi. Di Yak 2:19, ia menyebutkan bahwa terdapat satu jenis iman yang dimiliki oleh iblis dan itu adalah iamn yang hanya percaya tanpa perbuatan. Dalam cara yang sama, Yakobus berbicara mengenai dua jenis hikmat. Yang satu dari atas dan yang satu dari iblis. Sekarang apakah Anda mengerti mengapa kita tidak mengikuti hikmat dunia? Itu karena hikmat dunia ialah jahat dimana ia berpusat pada manusia dengan tujuan memuaskan keinginan daging.

Mari kita membaca Mt 16:21-23. Mengapa Yesus harus bersikap keras terhadap Petrus? Karena apa yang dilakukan Petrus bercirikan hikmat dunia. Ciri hikmat yang berasal dari iblis di mana yang dipromosikan dan yang disenangkan adalah keinginan daging. Hikmat seperti itu melawan Allah. Kita akan melihat poin ini dengan lebih jelas ketika kita masuk ke pasal 4.

Bagaimana kita memperoleh hikmat dari atas? Mengapa Yakobus memanggil hikmat ini atau kualitas hidup ini sebagai yang "dari atas"? Jika Anda membaca ayat 17-18 dengan hati-hati, Anda akan menyadari bahwa Yakobus menggunakan metode lain untuk menggambarkan buah roh. Kualitas hidup ini adalah pemberian Allah, karena itu, ia berasal dari atas, hal itu tergantung pada apakah roh Allah ialah raja dalam hidup kita. Mari kita membaca Yudas 19. dikatakan bahwa, mereka yang kedagingan tidak memiliki Roh Kudus. "Orang yang kedagingan" adalah kata yang sama dengan "keinginan daging" (Yak 3:15). Yak 3:15 memberitahu kita mengapa kita tidak memiliki hikmat dari atas. Alasannya adalah karena kita telah memilih untuk menyenangkan keinginan daging dan nilai-nilai dunia dalam hidup kita sehari-hari. Orang-orang seperti itu tidak akan memiliki Roh Kudus untuk memimpin mereka dalam hidup mereka dan mereka tidak akan memiliki hikmat dari atas atau kualitas hidup.

Sebagai seorang Kristen, kita harus menghadapi banyak pilihan setiap hari. Dalam hidup kita sehari-hari, kita harus memilih antara mendengarkan suara roh dan menyenangkan keinginan daging kita. Jika Anda memiliki Roh Kudus, Anda akan mengerti maksud saya. Roh Kudus sangat senang mengajari kita kehendak Allah setiap hari dan membuat kita menjadi orang yang bijaksana. Hanya dimana kita secara terus menerus memilih untuk menyenangkan Roh Kudus, hidup kita akan ditransformasi oleh Allah. Jika Anda adalah orang Kristen, sudahkah anda mengalami transformasi seperti itu??

Sebelum seorang saudara datang kepada Tuhan, ia seorang yang terkenal jahat di sekolah. Secara fisik ia sangat besar dengan rambut yang panjang. Dia sering menggangu siswa yang lain dan semua murid akan menjauhinya. Suatu hari, tiba-tiba ia memangkas rambutnya dan ia mulai menyanyikan pujian-pujian Kristen dengan gitar untuk berbagi injil dengan teman-teman sekelasnya. Murid-murid di sekolah kaget dan mereka bertanya kepadanya, "Apakah kamu orang yang sama yang kita kenal? Apa yang sebenarnya terjadi?" Ia berkata kepada mereka, "Saya

3

Page 4: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

telah percaya pada Yesus dan hidup saya diubahkan oleh Allah dan saya berharap kalian juga dapat mengenalnya dengan segera". Saudara ini menggunakan kemampuannya sendiri untuk menundukkan orang lain di waktu lampau tetapi ketika ia memilih untuk mendengarkan perintah Allah, Ia diubahkan oleh Allah dan menjadi seorang yang penuh dengan kelemah-lembutan Kristus. Perubahan seperti ini bukanlah pekerjaan manusia, bahkan teman-teman sekolahnya tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat dan itulah manifestasi yang nyata dari Roh Kudus dalam hidup kita.

Biarkan saya menyimpulkan konteks Yak 3:13-18. Sudah tentu, kesimpulan ini berhubungan dengan Yak 3:1-12. Pasal 3 berbicara mengenai pra-syarat menjadi guru. Syarat utama dan terutama menjadi seorang guru ialah memiliki hikmat karena tanggung jawab seorang guru ialah mengajar orang lain. Syarat menjadi guru di dunia ialah fasih mengajar atau berbicara, memiliki pengetahuan dan talenta. Bagaimanapun, hikmat yang dibicarakan Alkitab ialah kualitas hidup kita, yakni kualitas kelemah-lembutan Kristus. Allah tidak melihat pada pengetahuan atau talenta kita yang kelihatan, tetapi apakah hidup kita di bawah pimpinan-Nya dan apakah kita menghasilkan buah roh atau tidak. Oleh karena itu, Yakobus mau mengingatkan kita bahwa jika kelakuan kita tidak menunjukkan bukti hikmat surgawi, itu membuktikan bahwa tidak terdapat kelemah-lembutan Kristus dalam hati kita. Dan oleh karena itu kita tidak layak menjadi seorang guru.

Efek yang dibawa oleh jenis hikmat surgawi yang dimiliki Yakobus adalah perdamiaan karena terdapat kelemah-lembutan Kristus dalam hidupnya. Kelemah-lembutan itu membawa orang-orang untuk berdamai dengan Allah dan juga sesama. Dalam hubungan kita dengan sesama, apakah hidup kita memanifestasikan hikmat surgawi atau sebaliknya? Apakah kita seorang yang membawa damai atau seorang yang menciptakan iri hati dan pertengkaran?

Hanya mereka dengan hikmat surgawi, seorang dengan kualitas hidup rohani yang akan dipilih menjadi guru kepada orang lain. Karena hidup mereka adalah materi pengajaran yang terbaik, hidup mereka adalah contoh untuk orang lain dan ini merupakan pra-syarat menjadi guru.

Dalam Yak 3:1-2, Yakobus menghimbau kita untuk tidak mau menjadi guru. Pada kenyataannya, apa yang ia khawatirkan adalah masalah-masalah dalam hidup kita. Menutup mulut kita dan tidak mengajari orang lain tidak dapat menangani masalah di dalam hidup kita. Solusi yang nyata ialah memilih untuk tinggal dibawah pimpinan Roh Kudus dan membiarkan Roh Kudus menjadi tuan atas hidup kita, dan biarkan Ia menuntun dan mengubah hidup kita. Ketika hidup kita ditransformasi oleh Allah, kita secara natural menjadi contoh untuk orang lain, ketika hal itu terjadi, secara alami kita menjadi guru kepada orang lain. Mari kita mematahkan kehendak kita setiap hari dengan tunduk pada pimpinan Roh Kudus dan biarkan Ia memegang kendali ke atas hati dan pikiran kita sehingga ia dapat menggenapi kehendaknya melalui hidup kita.

Kita sudah menyelesaikan 3 pasal di Yakobus. Kita akan meneruskan pasal 4 di lain waktu.

4

Page 5: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

SERI PENDALAMAN ALKITAB YAKOBUS (20)Hikmat dari Atasoleh Pendeta Jeremiah L.C

Mari kita datang di hadapan Tuhan untuk merenungkan Firman-Nya. Memohon kiranya Tuhan akan menolong kita untuk mengerti hati-Nya lebih lagi melalui kitab Yakobus. Mengerti kehendak Allah sangatlah penting. Hanya dengan mengerti kehendak Allah dengan jelas, kita akan tahu bagaimana untuk berjalan dalam kehendak-Nya. Ketika kita mengerti kehendak Allah dan mentaatinya kita adalah orang-orang yang diberkati. Ini juga merupakan sasaran pembelajaran kita di kitab Yakobus. Untuk menjadi orang yang diberkati.

Hari ini, kita akan melihat pada Yak 3:13-18. Anda akan menyadari bahwa banyak terjemahan Alkitab yang memisahkan ayat-ayat di 13-18 dari ayat 1-12 dalam paragraf yang berbeda. Judul bagian ayat 1-12 ialah "Lidah" dan bagian ayat 13-18 ialah "Hikmat yang dari atas".

Jadi apa hubungan antara kedua paragraf ini? Mengapa Yakobus beralih dari membahas tentang topik lidah ke topik tentang "hikmat dari atas"? Dari pembelajaran waktu lalu, saya harap kita sudah mengerti hubungan di antara keduanya.

Biarkan saya secara singkat mengulang apa yang sudah kita bicarakan waktu lalu.

Di studi kita yang lalu, kita telah melihat pada Yak 3:1-2. Kita sudah mendiskusikan mengenai satu pertanyaan:  Mengapa Rasul Yakobus mendorong orang-orang untuk tidak menjadi guru? Dari Yak 3:1, Kita melihat bahwa gereja mempunyai masalah yang sangat kentara, yaitu, banyak yang berlomba-lomba untuk menjadi guru. Orang-orang ini adalah yang dikatakan dalam Yakobus pasal 2 sebagai orang Kristen yang hanya menjadi pendengar tetapi bukan pelaku Firman. Mereka berpikir bahwa mereka memiliki banyak pengetahuan tentang Alkitab dan adalah pembicara yang luar biasa sehingga mereka berpikir bahwa mereka layak untuk menjadi guru untuk orang lain. Bagaimanapun, mereka gagal untuk mengerti bahwa kualitas hidup merupakan pra-syarat untuk menjadi guru. Ini merupakan masalah yang dihadapi Yakobus, oleh sebab itu ia mendorong  Jemaat untuk tidak berlomba-lomba untuk menjadi guru pada orang lain.

Ketika Anda menangkap poin ini, Anda akan dapat melihat dengan jelas hubungan antara Yakobus 3:1-12 dan ayat-ayat di 13-18. Mengapa Yakobus tiba-tiba berbicara mengenai hikmat dan pengetahuan langsung pada ayat 13-18? Hal itu karena pengetahuan yang dimaksudkan Alkitab sangat berbeda dengan pengertian dunia. Pengetahuan yang dimaksud oleh dunia adalah pengetahuan akademis, talenta-talenta, ijazah, kefasihan berbicara, dan lain-lain. Bagi orang dunia, semakin berpendidikan, semakin tinggi kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin.

Bagi Alkitab, hikmat yang nyata menunjuk kepada kualitas hidup rohani. Orang-orang yang hidup serupa dengan Kristus, mereka akan menjadi contoh bagi orang Kristen dan mereka akan secara natural menjadi teladan dan memimpin gereja. Oleh sebab itu, di Yakobus 1:5, Yakobus mendorong kita untuk mencari hikmat sejak awal.

5

Page 6: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

Hikmat yang dimaksud merujuk kepada kualitas hidup: pertumbuhan kehidupan rohani.

Bagaimana kualitas hidup muncul? Kualitas hidup muncul melalui mendengar dan melakukan apa yang kita dengar. Hikmat datang melalui Firman Allah, hikmat adalah berkat yang datang lewat ketaatan kita kepada Firman Allah. Oleh karena itu, seseorang dengan kualitas hidup rohani sudah pasti orang yang memiliki hikmat. Itu karena ketaatan kepada Firman Allah, Ia dapat mengerti hati Allah dan dapat menjelaskan prinsip-prinsip Alkitab kepada orang lain dan menyampaikan kehendak Allah. Dan lebih penting dari itu, hidupnya sendiri dapat menjadi contoh untuk semua orang.

Oleh karena itu, Yakobus secara spesifik mengingatkan kita dalam Yakobus 3:13-18 bahwa hikmat yang mau dilihat Allah bukanlah pengetahuan di kepala maupun pengetahuan akademis, tetapi kualitas hidup kita. Inilah hikmat yang dimaksud oleh Alkitab. Hanya mereka yang memiliki hikmat seperti ini yang memenuhi syarat untuk menjadi guru. Jika kita mau melayani Tuhan, dan menjadi guru rohani, pertama-tama kita harus mencari pertumbuhan hidup rohani kita dan harus secara terus menerus ditransformasi oleh Allah.

Mari kita baca 1 Pet 5:1-4. Rasul Petrus di sini mendorong mereka yang menjadi penatua untuk memimpin gereja Allah melalui contoh hidup mereka, memimpin saudara-saudari dengan sikap yang rela. Inilah pra-syarat menjadi guru rohani. Hidup kita harus menjadi contoh bagi mereka dan kita harus mengajari saudara-saudari kita lewat hidup kita sendiri untuk mengenal dan taat kepada kehendak Allah.

Ayat 4 juga memberitahukan kepada kita bahwa mereka yang berjalan dalam jalan ini sudah pasti berkenan kepada Allah. Pada kenyataannya, ini juga merupakan pengajaran Yesus sendiri. Ia juga menyatakan pada kita dalam Luk 22:26 (Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan memimpin sebagai pelayan). Kita tidak akan pernah bisa mengadopsi cara dunia untuk melayani di gereja. Yang ditekankan oleh dunia ialah pengetahuan akademis, talenta-talenta dan kefasihan berbicara, akan tetapi di gereja, hal utama yang dilihat Allah adalah kualitas hidup kita.

Anda akan menyadari bahwa saya sudah menekankan bahwa 'Hikmat' yang ditekankan oleh Yakobus merujuk pada kualitas hidup. Apa yang menjadi dasar saya? Kita dapat melihat dalam ayat 13-18. Jika Anda mau menjadi pelayan Allah, menjadi guru untuk banyak orang, atau pemimpin gereja, tujuan itu merupakan suatu hal yang baik. Bagaimanapun, Anda harus mencari hikmat yang dari atas terlebih dahulu. 'Hikmat yang dari atas' adalah persyaratan menjadi guru. Di ayat 13-18, kita melihat bahwa Yakobus membandingkan 2 macam hikmat, pertama adalah hikmat yang dari  atas, kedua adalah hikmat dari dunia, yang bersifat daging (carnal) dan jahat.

Apa perbedaan antara kedua jenis hikmat ini? Ayat 13-14 memberitahukan kepada kita bahwa keduanya memiliki perbedaan internal dan eksternal. Ciri internal dari hikmat yang dari atas adalah kelemah-lembutan dan hikmat dari dunia ialah kepahitan. Karena keduanya bertolak belakang secara alamiah, akibat dan buah yang dihasilkan juga sangat jauh berbeda. Ayat 17-18, memberitahukan kepada kita bahwa buah yang dihasilkan oleh hikmat dari atas dicirikan oleh damai (kerukunan) dan buah dari hikmat duniawi adalah adalah kecemburuan dan kerja keras. Kita dapat melihat poin ini dari ayat 14 dan 16.

6

Page 7: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

Mari kita lihat ciri hikmat yang dari atas. Di ayat 13, rasul Yakobus menggunakan kelemah-lembutan untuk menggambarkan hikmat dari atas. Mengapa ia melakukan itu? Apakah Anda menyukai kualitas dari kelemah-lembutan? Semua orang di dunia berusaha keras menjadi kuat, berani dan mampu, karena di dunia, yang paling kuatlah yang akan bertahan. Jika Anda ingin menjadi pemimpin, Anda harus kuat dan bisa lewat kekuatan itu mengatur orang lain. Inilah pedoman dunia dalam memilih pemimpin. Sayangnya, gereja juga mengadopsi cara kerja dunia dan kita juga memaksa pemimpin-pemimpin gereja untuk dilengkapi dengan kekuatan, kemampuan dan hikmat yang dikagumi oleh dunia.

Bagi orang dunia kualitas dari kelamah-lembutan adalah manifestasi dari kelemahan. Orang yang lemah lembut sudah pasti tidak dapat bertahan dalam kehidupan sosial hari ini, sudah pasti ia akan menghadapi penindasan dan penghinaan dari orang lain. Jadi mengapa Yakobus menekankan pada kelemah-lembutan? Yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini bukanlah kelemah-lembutan yang dimaksudkan manusia. Ia sedang menunjuk kepada karakter Yesus. Mari kita membaca Mat 21:5. Disini dikatakan bahwa sekalipun Yesus adalah Raja di atas segala Raja, sifatnya lemah lembut. Mari kita baca Mat 11:29. Yesus berkata, Ia lemah-lembut dan rendah hati dan Ia juga secara khusus mendorong kita untuk belajar dan meniru kelemah-lembutan-Nya. Sebab itu kita dapat melihat di sini bahwa hikmat dari atas yang dimaksudkan oleh Yakobus adalah sifat atau karakter Allah. Jika kita benar-benar lahir dari Allah, kita juga harus memanifestasikan karakter Yesus, yaitu kelemah-lembutan.

Jadi, poin pertama menyangkut kelemah-lembutan adalah: kelemah-lembutan yang dibicarakan Yakobus adalah karakter Allah. Jika kita benar-benar lahir dari Allah, kita juga harus memanifestasikan karakter Yesus, yaitu kelemah-lembutan. Poin kedua, kita melihat dari Mat 11:29, Yesus secara khusus menghendaki agar kita mengejar kualitas seperti yang Ia miliki.

Mengapa penting untuk meneladani kelemah-lembutan Yesus? Mari kita baca 1 Pet 3:4. Di sini dikatakan bahwa istri yang kudus memilik hati yang lemah lembut dan tenteram. Konteks di sini adalah tentang seorang istri yang mempunyai suami yang bukan orang percaya, dan rasul Petrus harus menghimbau istri ini untuk mempengaruhi suaminya yang belum percaya dengan hatinya yang lemah lembut dan tenang. Rasul tidak meminta istri-istri ini untuk berkhotbah mengenai prinsip-prinsip Alkitab pada suami mereka. Malahan ia meminta mereka untuk mempengaruhi mereka dengan hati yang lemah lembut

Apa itu hati yang lemah-lembut?

Kita dapat membaca di 1 Pet 3:15. Ayat 15 berkata, jika seorang mengancam Anda karena Anda adalah seorang Kristen, rasul Petrus memberitahukan kepada kita bahwa kita harus untuk menjawab dengan lemah-lembut dan hormat. Apa itu lemah-lembut dan hormat? Pada kenyataannya, kelemah-lembutan dan penghormatan menunjuk pada sikap kita terhadap Allah. Ini adalah karena sikap kita kepada Allah akan mempengaruhi bagaimana kita memperlakukan orang lain secara langsung. Ketika kita bertemu dengan orang-orang yang menentang dan mempermasalahkan kita karena iman kita, kita akan secara natural merespon dengan hikmat manusia, kita akan berargumentasi  dengan mereka menggunakan hikmat manusia. Kita akan berdebat dan bahkan membalas mereka atas nama Alkitab dan kebenaran. Bagaimanapun, Alkitab mengingatkan kita untuk memperlakukan mereka dengan hati yang lemah-lembut.

7

Page 8: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

Mengapa kelemah-lembutan sangat penting? Ini adalah karena, pertama-tama hati yang lemah lembut adalah hati yang taat. Biarkanlah Allah bekerja dalam hati kita terlebih dahulu dan menggenapi kehendak-Nya melalui hidup kita.

Oleh karena itu, sewaktu Yesus berkata bahwa Ia lemah lembut dan murah hati, sebenarnya Ia sedang berkata bahwa Ia secara total taat kepada Bapa di surga. Ia meminta kita untuk sepenuhnya taat kepada Bapa surgawi. Justru karena mereka taat sepenuhnya kepada Bapa Surgawi, Bapa dapat menggenapi rencana keselamatan melalui mereka. Hal yang sama, dalam kitab 1 Petrus, Rasul Petrus menghendaki agar kita berelasi dengan keluarga kita yang belum percaya dan mereka yang menentang kita dengan hati yang lemah lembut: apa yang mau disampaikan di situ adalah kita perlu untuk taat di bawah kepemimpinan Allah dan membiarkan-Nya menggenapi karya keselamatan melalui kita.

Kita tidak pernah bisa menggenapi kehendak Allah dengan hikmat manusia. Mari kita baca 2 Tim 2:24-25. Di sini dikatakan bahwa jangan bertengkar dengan mereka yang suka melawan. Akan tetapi, perlakukan mereka dengan hati yang lemah lembut. Dalam cara itu, Allah mungkin dapat menyelamatkan orang-orang ini melalui kita. Nasehat yang di berikan oleh Rasul Paulus adalah sama dengan apa yang disampaikan oleh Rasul Petrus.

Saya teringat ketika pertama kali saya menjadi orang percaya, saya sangat bersemangat dalam mensharingkan injil dengan orang lain, dan saya juga sering mengambil inisiatif untuk membagi injil dengan mereka yang tidak saya kenali di sekolah. Pada waktu mengsharingkan injil, sering saya berargumen dengan orang lain. Bahkan waktu saya bertemu dengan orang percaya, saya juga suka berdebat dengan mereka mengenai cara pandang yang berbeda tentang Alkitab. Dalam aspek itu, saya sangat bersemangat dan berantusias. Saya berpikir bahwa saya sedang berjuang untuk injil Kristus. Bagaimanapun saya sadari bahwa argumen seperti itu tidak menghasilkan efek yang baik. Malahan, itu menyebabkan hubungan saya dengan teman-teman sekolah yang lain menjadi sangat buruk.

Belakangan, Tuhan membuka mata saya untuk melihat bahwa mensharingkan injil tidak seharusnya dilakukan melalui debat dengan orang lain, dengan menggunakan hikmat dan metode manusia. Itu harus dilakukan dengan hati yang tunduk kepada Tuhan dan membiarkan-Nya menggunakan hidup kita untuk memanifestasikan kenyataan-Nya. Saya menemukan bahwa pelajaran untuk memiliki hati yang lemah lembut ini sangat sulit untuk dipelajari. Anda harus meniadakan kehendak Anda, tunduk pada pimpinan Allah dan kehendak-Nya dan membiarkan Allah sepenuhnya mengontrol hati dan pikiran kita, agar kita dapat menggenapi kehendak-Nya melalui hidup kita.

Ada seorang saudara yang sangat bersemangat dan berprestasi dalam pelayanan di gereja. Setelah mengetahui semangatnya, pendeta gereja tersebut mempercayakan kepadanya untuk memimpin doa dan pujian penyembahan dalam kelompok kecil. Pendeta ini sangat memandang tinggi saudara ini dan sering berdiskusi dengannya mengenai pekerjaan di gereja. Saudara ini juga sangat setia dalam pelayanannya. Setiap kali sebelum memimpin kelompok kecil dalam pertemuan doa, Ia akan membagikan pemahaman rohani yang ia peroleh dari pembacaan Alkitabnya. Setelah pendeta ini pergi, datanglah seorang pendeta baru ke gereja tersebut. Pendeta baru ini tidak memperhatikan saudara ini secara khusus seperti yang dilakukan pendeta sebelumnya, dan ia tidak mendiskusikan apa-apa mengenai gereja dengan saudara ini. Saudara ini merasa tidak nyaman dalam hatinya dan ia merasa pekerjaannya

8

Page 9: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

tidak dihargai orang lain. Ia mulai tidak puas dengan pendeta ini dan hatinya penuh dengan banyak keluhan. Ia tahu bahwa ia tidak seharusnya memiliki sifat seperti itu, tetapi ia tidak dapat mengatasi ketidak-senangan dalam hatinya.

Suatu hari, sewaktu ia mempersiapkan lagu untuk ibadah hari minggu, Ia menemukan catatan yang pernah ditulisnya saat membaca ayat-ayat Alkitab. Pengertian tersebut berdasarkan 1 Tawarikh 25-29 di mana dicatat bagaimana Daud tidak dapat menggenapi hasrat hatinya untuk mendirikan bait Allah karena Allah mau Salomo yang mendirikan bait untuk-Nya. Saudara melihat catatan yang ditulisnya: saat Allah memberikan tugas yang mau kita lakukan kepada orang lain, berdoalah supaya Anda jangan menjadi sedih dalam hatimu. Ketika saudara ini membaca tulisannya sendiri, ia dengan segera menelepon pendeta yang baru itu dan mengakui dosanya dan meminta maaf kepadanya. Sejak itu, ia  memutuskan untuk melayani Allah dengan hati yang lemah lembut sesuai dengan pengaturan Allah.

Melalui contoh dari saudara ini, kita dapat melihat bahwa semangat saja tidak cukup, kita harus memiliki hati yang lemah lembut dan membiarkan Allah memimpin kita, supaya Allah dapat menggenapi kehendak-Nya lewat kita. Jika kita memiliki semangat tanpa hati yang lemah lembut, kita akan berakhir dengan memuaskan kehendak kita sendiri dan efek akhirnya akan menyebabkan ketidak-harmonisan di dalam Jemaat. Kita temukan bahwa sangat sulit memiliki hati yang lemah lembut. Seringkali, kita mempunyai cara pandang kita, usulan-usulan kita, sehingga kita tidak membiarkan kehendak Allah digenapi lewat kita. Ketika  kita tidak memilih untuk menangani hal-hal dengan hikmat yang dari atas, efek yang kita dapatkan adalah seperti yang dikatakan di Yakobus 3:14-16, iri hati, persaingan, kekacauan, dan semua hal-hal yang buruk.

Lain kali kita akan melihat Yakobus 3:13-18. Kita harus mengerti dengan lebih jelas perbedaan antara hikmat yang dari atas dan hikmat dunia. Bagaimana kita mendapatkan hikmat dari atas? Kita akan melanjutkan dengan mendiskusikan pertanyaan ini lain kali

MENGEMBANGKAN PIKIRAN” (Yakobus 3: 13-18)

Praktek hidup sehari-hari, alat, metode, model, pikiran dan filosofi dunia ini begitu mempengaruhi kita. Sehingga kita sering tidak menurut kehendaknya. Kita perlu mengembangkan pikiran dengan hikmat sorgawi! Bagaimana mendapatkannya dan menerapkannya? Mari kita belajar bersama dalam PA kali ini.

PERTANYAAN PENGAMATAN

1. Apakah cara hidup/gaya hidup dari orang yang bijak dan berbudi? (Yak. 3: 13) 2. Sebutkan ciri-ciri hikmat yang bukan datang dari atas (Yak. 3: 14- 16). 3. Sebutkan ciri-ciri hikmat yang datang dari atas (Yak. 3: 17). 4. Hal yang dilakukan pada no. 3 adalah buah kebenaran. Buah dari kebenaran mendatangkan apa? (Yak. 3: 18)

PERTANYAAN PENDALAMAN

9

Page 10: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

5.Kata pertama “jika” pada Yak. 3: 14 menunjukkan ada yang kontras dalam dua ayat ini. Apa kontras (yang dipertentangkan) dalam Yak. 3:13, 14.

6. Sebutkan tiga sumber hikmat yang bukan dari atas? (Yak. 3: 15). 7. Yakobus menyebutkan dua contoh dalam Yak.3: 14 dan 16. Apa akibat dari hidup dalam dosa ini?

8. Hikmat yang dari atas (Yak. 3: 17) dipersamakan dengan hikmat yang lahir dari kelemahlembutan (Yak. 3: 13). Apa pengertian lahir di sini? 9. Siapakah yang pembawa damai? (Yak. 3: 18). 10. Apa perbedaan hikmat yang datang dari atas dengan yang bukan datang dari atas berdasarkan ciri-ciri, akibat, sumber dan pelaku?

PERTANYAAN PENERAPAN

11. Yakobus menyatakan bahwa dosa iri hati dan mementingkan diri sendiri membawa kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Apa yang saudara dapat lakukan untuk membantu saudara

mengenali jika dan kapan hal-hal ini menjadi bagian dari hidup saudara dan gereja?

12. Hikmat itu memang anugrah/datang dari atas. Namun mewujudkannya perlu usaha. Apa yang saudara perlukan untuk menjadikan hikmat yang datang dari atas menjadi standard hidup saudara? Bagaimana saudara melakukannya? 13. Bagaimana saudara mengetahui bahwa hikmat/ide yang datang kepada saudara adalah bukan dari dunia ini, diri sendiri atau setan?

14. Bagaimana pikiran dan gaya hidup saudara mencerminkan kemurnian, sikap pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik

2 Jenis Hikmat (Yakobus 3:13-18) Kehidupan seorang Kristen tidak berada dalam kesendirian tetapi dalam persekutuan dengan komunitas di mana Allah menempatkannya. Komunitas tersebut adalah gereja, tubuh Yesus Kristus. Panggilan bagi gereja di tengah-tengah dunia adalah memancarkan cahaya Injil Kristus. Supaya orang percaya dapat berfungsi dengan baik dalam bagian mereka masing-masing maka orang-orang percaya membutuhkan hikmat dan pengertian dari Allah. Yakobus, sebelumnya, telah memberitahukan para pembacanya bagaimana cara memperoleh hikmat, “hendaklah ia memintakannya kepada Allah” (1:5). Sebab Allah adalah sumber hikmat yang sejati dan segala anugerah yang sempurna datangnya selalu dari atas (1:17). Namun pada bagian ini, Yakobus membahas mengenai dua jenis hikmat dan mengkontraskannya. Tema hikmat dalam perikop ini terlihat jelas dalam penulisan yang menggunakan istilah σοφία // σοφός (hikmat) pada narasi awal (ay. 13) dan berakhir di ay. 17. Hikmat yang pertama adalah hikmat yang bukan datang dari atas dan hikmat yang kedua adalah hikmat yang dari atas, hikmat yang sejati.

13 Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.Yakubus mengawali bagian ini dengan pertanyaan retorika mengenai siapa yang berhikmat (bijak) dan

10

Page 11: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

berpengertian (LAI: “bijak dan berbudi”). Istilah “bijak/berhikmat” (σοφός) dapat berhubungan langsung dengan guru (guru “yang bijaksana” adalah rabi) tetapi istilah “berpengertian” (ἐπιστήμων) bisa merujuk kepada siapa pun yang mengaku memiliki pengetahuan dan pemahaman esoterik (= pengetahuan yang hanya diketahui dan dipahami oleh beberapa orang tertentu saja). Kombinasi dari kedua istilah dalam ayat ini kemungkinan dipengaruhi oleh LXX, yakni istilah-istilah yang dekat dengan sinonim catatan Ulangan (1:13, 15; 4:6; Dan 5:12). Dalam Ulangan 1:13, 15; 4:6, kombinasi mengacu kepada pemimpin-pemimpin, karena itu ada yang menafsirkan bahwa hal ini ditujukan kepada para pemimpin, tetapi referensi umum kitab Ulangan adalah umat Israel secara luas. Dengan demikian, gambaran”hikmat dan beperngertian” secara khusus berlaku bagi guru-guru atau para pemimpin, tetapi secara umum mencakup semua orang dalam komunitas tersebut.

Menurut para ahli, alasan bagian ini ditulis karena adanya beberapa orang pemimpin gadungan yang berpikir bahwa mereka diberikan hikmat dan memiliki pengertian yang lebih. Namun pengajaran dan perkataan (lidah) mereka yang justru menghasilkan perpecahan dalam gereja. Sehingga Yakobus mengajukan sebuah pertanyaan “Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi?” Pertanyaan ini adalah sebuah tantangan bagi sebagian orang yang merasa bijak dan berpengertian untuk mendemonstrasikan hal tersebut dalam bentuk perbuatan yang nyata; “Let him show it by his good life.”

Yakobus melihat kehidupan kekristenan sebagai sesuatu yang utuh dan integratif. Di pasal sebelumnya (pasal 2), Yakobus juga memberikan tantangan yang serupa, yakni “tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku” (Yak. 2:18). Apa yang ada di dalam akan termanifestasi keluar dengan sendirinya. Iman yang benar akan tampak dalam perbuatan, demikian pula halnya hikmat dan pengertian yang berasal dari atas akan tampak dalam perbuatan dan perkataan. Secara teologis, kita memahaminya sebagai natur ciptaan baru, oleh karena itu suatu jenis pohon dapat dikenal dari buahnya. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, hikmat yang dari atas akan tampil keluar dalam bentuk perbuatan yang nyata pula.

Yakobus mendorong orang bijak untuk menunjukkan dengan perbuatan bahwa mereka telah menerima karunia kebijaksanaan; “Let him show by his good behavior his deeds.” Yakobus nampaknya mengindikasikan bahwa di dalam jemaat orang-orang bijak (berhikmat) dan berpengertian adalah minoritas. Namun mereka yang berhikmat dan bijak tersebut dinasihati untuk menunjukkannya dalam perkataan dan perbuatan bahwa mereka memang bijaksana. Yakobus menggunakan kata kerja imperatif (δείκνυμι - deiknumi) yang secara literal berarti “as drawing attention to something point out, show, cause to see.” Supaya mereka yang bijak dan berpengertian menegaskan hal tersebut melalui perilaku sehari-hari.

Apa yang Yakobus maksudkan dengan mendemonstrasikan (δείκνυμι - deiknumi) “kehidupan yang baik”?τὰ ἔργα (his deeds) αὐτοῦ ἐν πραΰτητι σοφίας (in the gentleness of wisdom). Penekanan dalam ayat ini berada pada karakteristik kebijaksanaan yang digambarkan sebagai kebijakan yang lemah lembut. Kelemahlembutan di sini dipahami juga sebagai kerendahan hati sebagai kontras dari arogansi memiliki hikmat dan pengetahuan. Kata lemah lembut yang digunakan oleh Yakobus, selain pada ayat ini, disebutkan juga dalam Yak. 1:21 “terimalah dengan lemah lembut firman…” Lemah lembut adalah suatu sikap, yang juga disebutkan sebagai salah satu ucapan bahagia, menerima dengan rendah hati. Menerima firman dengan lemah lembut berarti mau memberi diri untuk berubah seturut apa yang dikatakan oleh firman Tuhan. Sehingga dengan menyatakan hikmat dan pengertian dalam perbuatan yang lemah lembut dan kerendahan hati yang nyata akan menyatakan siapa saja yang sebenarnya orang-orang yang berhikmat dan berpengertian yang sejati. Sebab “actions speak louder than words.”

14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu

11

Page 12: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!Kontras dari kelemahlembutan yang dikendalikan oleh hikmat adalah hati yang penuh dengan “iri hati dan… mementingkan diri sendiri.” Catatan yang serupa dengan tulisan Yakobus ini adalah surat Paulus kepada jemaat di Galatia, ketika Paulus berbicara tentang buah roh yang salah satunya adalah kelemahlembutan (Gal. 5:22-23a) kemudian menyebutkan kontrasnya, yakni perbuatan daging; kepentingan diri sendiri (Gal. 5:19). Jadi sebelum menyebutkan secara eksplisit adanya 2 jenis hikmat, Yakobus sendiri sudah menyatakan secara implisit bahwa iri hati dan mementingkan diri sendiri adalah buah perbuatan daging sementara kelemahlembutan adalah buah dari hikmat yang dari atas, yakni sama dengan buah roh dalan tulisan Paulus. Menurut Simon Kistemaker, sebagai seorang gembala yang berpengalaman, Yakobus mengetahui bahwa di antara anggota gereja terdapat beberapa orang yang menghidupi semangat kepahitan iri hati dan mementingkan diri sendiri.

Pada waktu hati manusia (4:8), pusat kehendak dan emosi, dikuasai oleh iri hati, maka persaingan yang destruktif dan terjerat dalam dosa mengingini milik lain tidak dapat terhindarkan. Iri hati berfokus pada harta orang lain dan hubungan. Keinginan untuk meniru dan melebihi yang lain, bahkan jika mungkin berarti mencuri dari orang tersebut. Sikap yang jahat ini akan menghancurkan hubungan dalam gereja; hubungan manusia-manusia, dan manusia-Allah. Yakobus menggunakan bentuk jamak “kamu” dan menunjukkan perbuatan mereka telah memanifestasikan ciri-ciri tersebut perbuatan daging. Sehingga Yakobus mengingatkan bahwa hal-hal tersebut akan memberi dampak yang negatif dan destruktif.

Apabila sikap yang destruktif ini hadir di hati para pembacanya, Yakobus menyuruh mereka berhenti membanggakan diri. Jika tidak mereka akan menyangkal kebenaran yang mereka imani. Sekarang para pendengarnya harus menjernihkan pikiran dan hati mereka untuk berhenti menghidupi sikap yang salah dan berhenti meninggikan diri dengan klaim-klaim yang membesarkan diri sendiri. Penekanan Yakobus ini tersebar dalam surat ini; “Jangan mengatakan bahwa kamu memiliki iman. Jangan berbicara tentang penghakiman Allah seolah-olah engkau tahu hal itu (bdk. 2:12-13; 4:11-12). Jangan mengklaim karunia dari Allah seolah-olah engkau percaya padaNya (1:7). Jangan berpura-pura mengenal kasih Allah karena engkau tidak menunjukkannya kepada sesama (2:8).” Semua pernyataan-pernyataan meninggikan diri tersebut hanyalah kebohongan dan pelanggaran terhadap kebenaran. Sebab semua sikap hidup yang sungguh-sungguh berasal dari Tuhan atau buah yang benar dari pengenalan akan Allah, menampilkan kehidupan yang rendah hati, mengosongkan diri dan tidak membesar-besarkan diri. Iri hati adalah dosa yang melibatkan perampasan “pengetahuan baik dan jahat” milik Allah seperti yang disebutkan oleh Yakobus dalam Yak. 2:1-4, di mana sikap memandang muka adalah buah dari pikiran jahat. Ketika mereka melakukan pembedaan dengan memandang muka, maka pada waktu itu mereka telah menjadikan diri mereka sendiri hakim yang berhak menilai orang lain.

15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.Istilah hikmat dari atas jelas mengacu pada hikmat dari Bapa, seperti yang telah disebutkan Yakobus dalam 1:17. Namun penjelasan Yakobus dalam ayat sebelumnya adalah ciri dari hikmat yang bukan dari atas. Yakobus dengan tegas menyebutnya sebagai hikmat yang berasal dari dunia, nafsu manusia dan dari setan. Hikmat dari atas, sudah pasti, bukanlah hikmat manusia, melainkan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia. Seperti yang sudah dijelaskan, hikmat tersebut diperoleh dengan memintanya kepada Tuhan dengan iman dan bukan dalam kebimbangan (1:6). Yakobus ingin menunjukkan kepada jemaat bahwa hikmat yang dipamerkan oleh orang-orang yang merasa berhikmat tidak ada hubungannya hikmat Allah. Sebab hikmat yang menghasilkan iri hati dan keberpihakan (memandang muka dan status sosial) adalah hikmat yang mempunyai sumber berbeda, yakni dari setan. Kontras di antara keduanya ditunjukkan dengan kata άλλά (“halla” – tetapi).

ἐπίγειος (epigeios) mengandung arti “earthbound” (lit., “earthly”). Meskipun istilah ini dapat memiliki

12

Page 13: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

makna netral (Yoh. 3:12; 1 Kor. 15:40) namun pada umumnya kata tersebut mempunyai konotasi negatif. Sebagai kontras antara hikmat yang berasal dari bawah (κατέρχεσθαι) dan yang dari atas (ἄνωθεν), maka hikmat yang menyebabkan masalah adalah yang bersifat “duniawi". Hal ini menegaskan sifat dari hikmat yang berasal dari dunia, dan dalam paralelisme dengan 1 Kor. 1:20; 2:5, 6, yang mencerminkan sikap orang-orang yang bermusuhan dengan Allah (4:4), sepertinya masalah yang dibahas mencerminkan 2:1-7, di mana jemaat yang ada lebih terlihat duniawi dari pada terlihat sebagai umat Allah. Lebih khususnya sifat-sifat duniawi tersirat dalam ἐπίγειος (epigeios) yang dibahas dalam 4:1-18.

Ψυχικός (psukhikos) yang mengandung arti “unspiritual,” berasal dari kata benda ψυχή (psukhe) dicatat di sini dan di bagian lain hanya dalam 1 Kor. 2:14; 15:44, 46; Yudas 19. Kata ini mempunyai nuansa makna “tanpa Roh” atau “tidak rohani.” Agak sulit untuk memahami kata ini namun, secara literal dapat dimengerti sebagai tindakan yang tidak dilahirkan dalam pimpinan Roh Kudus. Paulus menyatakan bahwa keinginan daging merupakan kontas keinginan Roh (Gal. 5:17). Apabila dikaitkan dengan konsep Paulus tersebut, maka Ψυχικός (psukhikos) mengandung arti sebagai hikmat yang bersifat kedagingan atau untuk kepentingan diri sendiri.

Istilah δαιμονιώδης (daimoniodes) yang berarti “demonic” hanya ditemukan di sini dalam seluruh PB. Beberapa ahli menafsirkan bahwa Yakobus menyatakan perilaku yang dijelaskan dalam 3:14 hanya "mirip" dengan perilaku setan. Kelakuan buruk dari orang-orang yang sedang diserang oleh Yakobus dibandingkan dengan perbuatan setan (2:19). Tetapi sebagian ahli berpendapat bahwa perilaku orang-orang yang bersangkutan dianggap sebagai pengaruh “hasutan” setan. Sebab pengaruh kekuatan si jahat dalam Perjanjian Baru berkaitan dengan pemikiran dan tindakan yang menentang Allah (2 Tes. 2:9; 1 Tim. 4:1; Why. 6:13-1). Salah satu contoh konretnya adalah lidah, menurut Yak. 3:6, adalah anggota tubuh yang sulit dijinakkan dan berasal dari daerah setan; “dinyalakan oleh api neraka.” Sepertinya bagian ini berhubungan erat dengan akibat-akibat negatif yang disebabkan oleh lidah.

16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Bagian ini seperti mengulang apa yang sudah disebutkan sebelumnya, sehingga ayat ini mempunyai hubungan yang dekat dengan ay. 14-15. Iri hati (ζῆλος) dan mementingkan diri sendiri (ἐριθεία) disebutkan dalam ay.14 sebagai karakteristik orang-orang yang mengklaim memiliki “hikmat”. Kemudian Yakobus lebih lanjut menyebut bahwa hikmat tersebut adalah hikmat yang palsu dan digambarkan sebagai nonheavenly, unspiritual, dan ungodly. Di ayat 16 ini Yakobus menunjukkan bahwa hasil dari perbuatan yang seperti initidak menghasilkan apa-apa bagi tubuh Kristus,orang-orang percaya. Justru dampaknya kontra-produktif, yakni destruktif dan menghasilkan masalah. Kata “kekacauan” (ἀκαταστασία) dalam bentuk kata benda mengandung makna “kondisi yang rusuh.” Dalam bentuk kata sifat, yang terdapat juga dalam 1:8; 3:8 (ἀκατάστατος), mengadung arti orang yang labil (bimbang) dan tidak mampu menguasai diri dari dosa lidah, yakni orang-orang yang “mendua hati” dan “berlidah ganda.”

Yakobus terbeban dan merindukan kesatuan jemaat, tapi sayangnya dampak dari dosa lidah, nafsu duniawi, sikap yang memandang muka justru menghasilkan perpecahan dan kekacauan dalam jemaat. Dampaknya kehadiran dosa tersebut sangat besar, selain kekacauan dan kontra-produktif, iri hati dan mementingkan diri sendiri menjadi sumber atau stimulan bagi segala macam perbuatan jahat yang mungkin tidak didaftarkan seluruhnya oleh Yakobus. Sebab hal-hal tersebut menjadi pohon kejahatan yang akan menghasilkan berbagai buah-buah kejahatan.

Seperti prinsip yang dipegang oleh Yakobus dalam keseluruhan suratnya ini, “tindakan mencerminkan sikap,” dan ayat ini sebenarnya menyebutkan daftar kejahatan internal. Dari tindakan-tindakan luar akan terdeteksi apa yang di dalam, dengan mengetahui apa yang ada di dalam, maka perbuatan yang akan

13

Page 14: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

termaifestasi dapat diprediksi. Jadi sangat jelas, semua “hikmat” yang menghasilkan perpecahan, kekacauan dan berbagai kejahatan merupakan hikmat yang berasal dari dunia dan tidak boleh hadir dalam gereja. Manajemen gereja yang dipimpin oleh hikmat duniawi akan menggiring gereja menuju kehancuran dan hanya menghasilkan kejahatan. Di sinilah Yakobus menekankan signifikansi pentingnya hikmat yang dari atas bagi gereja dan membuang hikmat palsu yang “menghancurkan” gereja.

17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Pada waktu hikmat yang dari atas bekerja dalam kehidupan orang percaya hikmat tersebut akan membuahkan kebajikan yang kait mengait dengan kebajikan-kebajian yang lain. Tanda yang pertama dan utama dari hikmat yang dari atas adalah kemurnian (ἁγνή). Sangat tidak kebetulan Yakobus memulai daftar ciri hikmat yang sejati dengan kemurnian/ kesucian. Sebab hal tersebut merupakan karakteristik firman Allah (Maz 12:6; 19:8). Orang yang suci dan murni adalah orang yang bebas dari cacat moral dan spiritual yang merupakan tanda dari mendua hati. Ibadah yang murni (1:27) mengandung hikmat yang benar sebagai sumber kemurniannya. Sebab kemurnian tersebut (1:27 - dalam ibadah) adalah buah hikmat surgawi. Dalam khotbah di bukit, orang-orang yang memiliki kemurnian hati (suci hati), adalah murid-murid Kristus yang berbahagia karena mereka akan melihat Allah (Mat. 5:8). Untuk menjadi murni, orang percaya harus memisahkan diri dari pencemaran hikmat duniawi dan salah satu aspek dari ibadah yang murni adalah menjaga diri dari pencemaran dunia (1:27). Namun orang percaya yang masih hidup dalam dunia, memiliki kecendrungan untuk dipimpin, suatu waktu, oleh hikmat dunia sehingga Yakobus dalam ayat-ayat selanjutnya juga mengingatkan agar mereka mendekat kepada Allah untuk menyucikan diri (4:8). Hikmat yang murni mengkompromikan kebaikan dan berkat Allah untuk kepentingan diri sendiri. Justru sebaliknya, hikmat surgawi yang murni teraplikasi dalam perbuatan nyata mengasihi sesama tanpa memandang muka.

Selanjutnya, Yakobus mendaftarkan, manifestasi sikap dan perilaku dari hikmat yang dari atas pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Tiga pertama dari sifat-sifat ini adalah istilah yang hanya digunakan oleh Yakobus dalam suratnya. Sifat-sifat ini menggambarkan orang-orang mempunyai status namun yang peduli terhadap orang lain dan yang bersedia untuk tunduk dan belajar dari orang lain. Daftar sikap ini sangat kontras dengan kepahitan, iri hati dan egois serta ambisi untuk menjadi paling rohani. Karakter-karakter yang lain bersamaan dengan intruksi Yakobus sebelum-sebelumnya, tersebar dalam seluruh surat Yakobus, membentuk suatu gambaran yang lebih utuh. Menghasilkan buah-buah yang baik mengingatkan natur yang baru (3:12) sehingga jelas bahwa dari buahlah suatu pohon dapat dikenal. Buah-buah yang baik hanya dihasilkan oleh orang-orang yang baik. Tidak memihak dan tidak munafik membentuk suatu prinsip penilaian terhadap orang lain secara proper. Dengan demikian jemaat dapat saling membangun tanpa memandang muka dan iman dapat diaplikasikan dengan tepat dan baik.

18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai (oleh) mereka yang mengadakan damai.Yakobus menyebut orang yang memiliki hikmat surgawi sebagai “pembawa damai.” Dalam dunia pertanian, pembawa damai digambarkan seperti orang yang menaburkan benih-benih kedamaian. Sama seperti Allah, yang juga menaburkan benih firman yang hidup (Mat. 13:19), maka orang percaya menabur perbuatan yang penuh damai akan menuai kebenaran. Menabur dalam damai adalah perbuatan-perbuatan yang berbelaskasihan dan tuaian yang dimaksud adalah buah-buah yang baik yang dicatat dalam ayat sebelumnya. Penggunaan kata “menghasilkan” atau “tuaian” dalam hubungan ini adalah gambaran yang mengagumkan dari kesuburan kehidupan yang berhikmat. Bijak atau berhikmat dalam menabur benih perdamaian menghasilkan multiplikasi perbuatan yang benar bagi seluruh anggota gereja. Gereja yang kaya akan misi pendamaian, yakni pelayanan penginjilan, diakonia bagi orang miskin, konseling, hospitality bagi orang asing, menyediakan tempat berteduh bagi yang membutuhkan, mengutus

14

Page 15: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

misionaris untuk memberitakan Injil, dll. akan membuat gereja tersebut kaya akan buah-buah kebenaran.

Membangun Hikmat Allah (Yakobus 3:13-18)

Pendahuluan:

Hikmat adalah kemampaun rohani untuk melihat dan menilai kehidupan dan kelakuan dari sudut

pandang Allah. Didunia ini, setalah mamusia jatuh dalam dosa, maka manusia dikuasai oleh

hikmat dari setan-setan. Membangun hikmat yang dari Allah kita harus:

A. “Manusia dikusai hikmat Allah dan manusia” (Yakobus 3:16).

   - Hikamat Allah = Lemah lembut, bijaksana, berbudi.

   - Hikamat setan = Perbuatan jahat, iri hati, kekecewaan, egosentris.

B. “Pilar-pilar hikmat Allah” (Yakobus 3:17).

15

Page 16: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

   - Murni = Didalam mulut mereka, tidak terdapat dusta, tidak bercela (Wahyu

14:5).

   - Pendamai = Hidup harmonis dengan semua orang (Ibrani 12:14).

   - Peramah = Lemah lembut dalam berbicara bijaksana dan pekah serti seorang

ibu kepada anak-anaknya (I Tesalonika 2:7).

   - Penurut = Mudah diatur, seorang pendengar yang baik, tidak memaksa/menuntut  dan

memiliki tempramen yang baik (Yakobus 1:19). 

   - Berlaskasihan = Sifat Kristus dalam berbelaskasihan pada orang berdosa (Mat. 9:13).

   - Tidak memihak = Berlaku adil, memperlakukan setiap sesama tanpa memandang posisi

mapun hubungan (Mazmur 26:1-3).

   - Tidak munafik = Menampilkan diri apa adanya, gambaran palsu yang munafik

akan mengecewakan banyak orang.

 

Kesimpulan:

Dalam Yakobus 1:5, berkata: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat,

hendaklah ia memeintanya kepada Allah, yang memberi kepada semua orang dengan murah hati

dan dengan tidak membangkit-bangkit”.

Bersikaplah tegas tanpa kompromi. Menjadi Kristen bukan berarti segala hawa nafsu dan keinginan kita dimatikan. Justru sebaliknya ketika kita mengambil keputusan menjadi orang Kristen maka kita mendapatkan 2 musuh yang kuat dan tangguh: nafsu kedagingan yang semakin menentang iman kekristenan di dalam diri kita (dalam) dan hal-hal dunia yang berusaha mempengaruhi kita (luar).

Seorang yang memberikan kebebasan kepada nafsu kedagingan untuk memutuskan segala sesuatu akan mengakibatkan terjadinya berbagai kejahatan dunia, seperti: pertengkaran, pertikaian, pembunuhan,dan penghancuran (1-2). Bahkan lebih lagi, doa yang seharusnya menjadi sarana komunikasi kepada Allah dapat disalahgunakan demi kepuasan nafsu (3). Beberapa contoh berikut merupakan gambaran bagi kita: semula ingin minta uang, tetapi karena tidak terpenuhi akhirnya mata gelap kemudian membunuh; semula hanya ingin berkenalan, tetapi karena tidak ditanggapi, merasa dilecehkan, maka terjadilah perkosaan; dan masih banyak lagi contoh- contoh lainnya. Inilah dampak mengerikan yang terjadi

16

Page 17: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

di sekitar kita bila manusia tidak dapat mengendalikan keinginan-keinginannya. Dari sini kita mendapatkan peringatan bahwa segala keinginan yang didasari nafsu akan berakibat negatif, merugikan dan menghancurkan orang lain dan diri sendiri.

Kedua musuh di atas harus ditaklukkan. Bagaimana caranya? Pertama, kita harus menyadari bahwa nafsu kedagingan dan hal-hal dunia bertentangan dengan Allah (4). Mencintai dan memuaskan keinginan duniawi berarti menentang Allah. Kedua, Roh-Nya telah dianugerahkan-Nya di dalam diri kita untuk membekali kita menghadapi musuh (5). Dengan demikian bagaimana seharusnya sikap kita menghadapi musuh-musuh kita, baik dari dalam maupun dari luar?

Renungkan: Sejak kapan pun dan sampai kapan pun, dunia adalah musuh Allah yang tidak mungkin dikompromikan. Kedekatan kita kepada salah satunya menjadikan kita musuh bagi yang lainnya. Kitalah penentu pilihan tersebut dan kita pulalah yang menanggung risiko dari keputusan kita. Sikap manakah yang Anda pilih: cinta dunia dengan segala kenikmatan yang ditawarkan ataukah sikap tegas pada Iblis tanpa kompromi. Sikap kedualah sikap seorang sahabat Allah!

e-SH versi web: http://www.in-christ.net/sh/9.htm%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%Ayat Alkitab: http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yak/T_Yak4.htm#4:1

Yakobus 4:1-10

1. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? 2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. 3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. 4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. 5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" 6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." 7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! 8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! 9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.

17

Page 18: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

Ayat SH: Yakobus 4:1-10

Judul: Orang Kristen musuh Allah?

Banyak orang beranggapan bahwa musuh Tuhan adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Benarkah demikian? Bacaan hari ini menegur kita karena di kalangan orang-orang yang mengaku diri Kristen, justruterdapat orang yang Yakobus nyatakan sebagai musuh Tuhan.

Mengapa justru orang beriman penerima surat ini yang ditegur Yakobus sedemikian keras? Karena dalam perilaku ibadah dan doa pun, mereka tidak mengusahakan kehendak Allah, yaitu damai dankebenaran (3:18). Mereka malah memperjuangkan nafsu sendiri (4:1-2). Dalam kerohanian yang penuh semangat, tetapi salah itu berkembang rasa iri, pertengkaran, atau perkelahian yang dihadapan Allah sama dengan membunuh (2b). Sikap ibadah yang egoistis itu selain tidak berkenan kepada Allah, juga tidak bermanfaat apa pun karena Allah tidak akan merespons (3). Bila orang Kristen menjadi duniawi atau mengutamakan kenikmatan dunia dan menyukai pola hidup orang yang tidak kenal Tuhan, itu artinya telah berzina dengan dunia ini. Orang Kristen duniawi adalah musuh Allah!

Di dalam kemurahan-Nya, Allah tidak akan membiarkan umat-Nya mengalami kehidupan sesat demikian. Ia telah memperbarui roh kita dan mengingini roh kita sepenuhnya sebab Ia Allah yang cemburuanadanya. Ia menuntut agar kita merendahkan hati dan menerima pentahiran dari Allah, sungguh-sungguh bertobat serta melawan Iblis dan dunia.

Banyak orang bermerek "Kristen", tetapi hatinya bukan Kristen. Mereka biasanya adalah penentang-penentang Allah. Perilaku mereka sehari-hari justru mencemarkan kekristenan dan mempermalukan namaAllah. Tentu tak seorang pun dari kita mau disebut sebagai musuh Allah. Maka satu-satunya pilihan bagi kita adalah tunduk kepada Allah (7). Dengan menundukkan diri kepada Allah, maka tidak adatempat lagi yang kita sediakan bagi Iblis dan diri sendiri. Tunduk kepada Allah berarti bertobat sungguh-sungguh yaitu bertobat dengan hati yang remuk di hadapan Tuhan.

Ayat SH: Yakobus 4:11-17

Judul: Lakukan yang baik!

Hubungan baik dengan Allah seharusnya mewujud dalam hubungan yang baik dengan sesama. Hubungan baik dengan sesama akan terlihat melalui perlakuan terhadap sesama. Itu terlihat juga dari cara berbicara dengan orang lain atau tentang orang lain. Maka seharusnya orang tidak memburuk-burukkan nama sesamanya, juga tidak menghakimi atau memfitnah sesama. Menempatkan diri sebagai hakim atas sesama dapat dikatakan sebagai suatu kepongahan. Lebihjauh Yakobus menuliskan bahwa orang yang memfitnah atau menghakimi sesama berarti mencela atau menghakimi hukum (11).Artinya menempatkan diri di atas hukum. Padahal hanya Tuhan yangberada di atas hukum (12)! Maka menghakimi sesama berarti

18

Page 19: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

mengambil porsi Tuhan.

Orang juga disebut pongah bila berani dengan mutlak mengatakan apa yang akan dilakukan esok hari, seolah-olah dia mahatahu dan bisa mengendalikan segala sesuatu. Dalam merencanakan sesuatu, seharusnya orang lebih memperlihatkan ketergantungannya padaTuhan. Perencanaan memang perlu, tetapi jangan lupa juga untuk mencari kehendak Allah sebelum memutuskan sesuatu. Kiranya Allah menolong kita untuk tidak bersikap pongah dalam hal ini.

Yakobus tampaknya tahu bahwa memikirkan dan membicarakan perbuatan baik, jauh lebih mudah dibanding melakukannya. Sebab itu, ia mengingatkan pembacanya untuk hidup berdasarkan pengetahuan mereka tentang kebenaran. Bila orang tahu bahwa ia harus berbuatbaik, tetapi tidak melakukannya, ia berdosa! Bagai dua sisi dalam satu keping mata uang, orang bukan hanya harus menghindari perbuatan salah, tetapi harus juga melakukan yang benar.

Rangkaian teguran dan petuah Yakobus ini masih dalam rangkaian agar orang Kristen hidup dengan wujud perbuatan yang mengagungkan Allah dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Tidak cukup bila kita tahu apa yang baik. Kita harus melakukannya juga!

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Yakobus 4:11-17

11. Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.12 Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

MENUNDUKKAN KESOMBONGAN DI HADAPAN 19

Page 20: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

TUHAN” (Yakobus 4:13-17) Orang Yahudi yang telah menjadi Kristen, banyak yang berprofesi sebagai pedagang yang banyak melakukan perjalanan. Kota-kota yang mereka kunjungi termasuk Tyre, Sidon, Kaesarea, Kreta, Efesus, Filipi, Tesalonika, Korintus.dan Roma. Surat (umum) Yakobus yang juga berlatar belakang Yahudi memang sangat lazim bagi telinga mereka. Meskipun demikian ada juga hal-hal yang relevan untuk kita ketahui, nuansa dan pengajaran seseorang yang mengklaim dirinya sebagai hamba Yesus Kristus ini. Ada beberapa kutipan dari “rabbins”, semacam dongeng atau hikayat Yahudi yang digunakan untuk mengingatkan pendengar atau pembaca surat Yakubus dalam bacaan di bawah ini. 13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami

berangkat ke kota anru, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.15

Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. 17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia

tidak melakukannya, ia berdosa. PERTANYAAN PENGAMATAN 1. Siapa pendengar atau pembaca surat penggembalaan Yakobus ini? 2. Kenapa kalangan bisnis dan perjalanan dari kota yang satu ke kota yang lain menjadi perhatian Yakobus? 3. Apa arti kata uap di sini? Bandingkan dengan Maz.102:11; Ayub 8:9 4. Kecongkakan (ay.16) macam apakah yang hendak diingatkan Yakobus?

20

Page 21: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

21

Page 22: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

20 PERTANYAAN PENDALAMAN

5. Yakobus hendak mengatakan bahwa hidup seseorang tidak pasti karena itu bergantung pada Tuhan adalah penting. Dimana pernyataan itu dapat kita lihat? 6. Dapatkah dikatakan bahwa surat Yakobus bernuansa Yahudi yang kuat? Kenapa? 7. Bagaimana hubungan antara ay.15 yang mengatakan: “Jika Tuhan menghendaki, ….......” dengan ucapan teman2 muslim “Insya Allah” pada setiap ucapan tentang hal2 yang belum terjadi? 8.Apakah orang Kristen lebih sembrono tanpa mengucapkan “Insya Allah” dalam semua ucapan mengenai masa depan yang belum diketahui? 9. Adakah hubungan antara budaya Yahudi dan Islam? (Perhatikan, misalnya ritual membasuh kaki, sunat dll.) PERTANYAAN PENERAPAN 10. Dapatkah kita mengatakan bahwa kita tidak dapat dan tidak perlu merancang hidup kita?

11. Bagaimana orang Kristen membiasakan dirinya dikuasai Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, meskupun ucapan “Insya Allah” tidak pernah keluar dari mulutnya? 12. Adakah dampak negatif kalau kita ucapkan hal seperti itu dalam pergaulan sehari-hari? 13. Bagaimana cara menguatamakan Tuhan dalam rencana-rencana pribadi dan Jemaat?

22

Page 23: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

23

Page 24: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

22 saudara apakah maksud menahirkan tangan dan menyucikan hati? Mengapa harus demikian? 8.”Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu”.(ayat 9-10). Menurut Yakobus, kedua ayat tersebut merupakan bentuk ungkapan penyesalan dosa dan sikap kerendahan hati orang beriman di hadirat/ di hadapan Allah. Setujukah saudara dan berikan alasan saudara? 9.”Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah/ menghakimi!” (ayat 11). Menurut saudara apakah yang dimaksud dengan memfitnah atau menghakimi? 10. ”Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?” (ayat 11-12). Menurut Yakobus, umat Tuhan tidak diperbolehkan untuk menghakimi sesamanya. Apakah kita tidak boleh menghakimi? Mengapa demikian? (Baca juga Mat. 7: 1-5; Luk. 6: 37; Yoh. 7: 24) PERTANYAAN PENERAPAN

11. Iblis senantiasa menggoda kita untuk hidup di luar kebenaran Allah, antara lain menjadikan kita sombong dan tidak rendah hati. Pernahkah saudara mempunyai pengalaman melawan kuasa iblis atau kuasa kegelapan? Apakah saudara berhasil melepaskan diri dari jeratannya? Sharingkan.

12. Di dalam hidup keseharian, kita sering menyaksikan orang lain atau bahkan mungkin kita melakukan sendiri penghakiman terhadap sesama manusia. Apakah saudara mempunyai pengalaman mengenai hal tersebut? Sharingkan. 13. Jika firman Tuhan mengatakan ”janganlah kamu menghakimi sesamamu manusia”, bagaimanakah sikap saudara jika ada sesama yang melakukan kesalahan atau berbuat dosa?

24

Page 25: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

25

Page 26: Seri Pend Ala Man Alkitab Yakobus

26