seputar mukjizat bilangan angka dalam al...
TRANSCRIPT
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
0
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
1
SEPUTAR
“MUKJIZAT BILANGAN”
DALAM AL-QUR’AN
DAN HUKUM MENGGUNAKAN
KALENDER MASEHI
PENYUSUN :
TIM ISLAMQA.COM
ALIH BAHASA :
Abu Salmâ Muhammad
Disebarkan oleh
MAKTABAH ABU SALMA
GRUP AL-WASATHIYAH WAL MANHAJIYAH
2015
EBOOK INI BOLEH DICETAK, DIPERBANYAK DAN
DISEBARLUASKAN
SELAMA TIDAK UNTUK BERTUJUAN KOMERSIL
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
2
PERTANYAAN : Saya akhir-akhir ini pernah membaca
tentang sejumlah “mukjizat” al-Qur’ân al-
Karîm, yang (diklaim) mengandung
bilangan-bilangan tertentu dari sesuatu hal,
seperti tiga tahapan di dalam janin,
peredaran planet-planet, dll. Hanya saja
ada salah satu (pendapat) yang berbicara
tentang kata “yaum” yang terdapat di
dalam al-Qur’ân sebanyak 365 kali, dan kata
“qomar” diulang-ulang sebanyak 12 kali,
serta pengulangan kata “ayyam” di dalam
al-Qur’ân yang saya lupa jumlahnya.
Kemudian pernah ada salah seorang sahabat
saya yang suatu ketika mencetak kalender
Islami (Hijriah), akan tetapi jumlah harinya
bukan 365 hari. Apa maksud hal ini pada
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
3
kalender Islami? Apakah ini artinya kelender
tersebut tidak tepat? Ataukah Allâh telah
mengetahui bahwa mayoritas orang di dunia
ini cenderung menggunakan kalender Mîlâdî
(Masehi) dan menunjukkan bahwa kalender
inilah yang benar?
**********
JAWABAN : Segala puji hanyalah milik Allâh.
PERTAMA : Kebanyakan orang memang
gandrung dengan berbagai bentuk mukjizat
di dalam al-Qur’ân, dan diantara bentuknya
adalah yang disebut dengan “mukjizat
bilangan”. Lalu mereka publikasikan di
koran-koran, majalah-majalah dan situs-
situs internet struktur/susunan kata-kata
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
4
yang diulang beberapa kali yang selaras
dengan redaksinya, maupun yang sama
dengan bilangannya beserta antonim (lawan
kata)-nya. Seperti yang mereka klaim
tentang pengulangan kata “yaum” sebanyak
365 kali, atau kata “syahr” sebanyak 12 kali,
juga klaim mereka terhadap kata-kata yang
lain seperti “malaikat dan syaithan”, “dunia
dan akhirat”, dll.
Banyak orang mengira akan benarnya
pengulangan kata-kata ini dan
menganggapnya sebagai bagian dari
mukjizat al-Qur’ân. Mereka tidak bisa
membedakan antara “ketelitian al-Qur’ân”
dengan “mukjizat”-nya. Menulis buku yang
mengandung bilangan-bilangan tertentu
dari kata-kata tertentu pula, adalah suatu
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
5
hal yang bisa dilakukan semua orang. Lalu,
dimana letak kemukjizatannya??
Adapun mukjizat pada al-Qur’ân tidaklah
seperti hal-hal yang “teliti” seperti ini,
namun jauh lebih mendalam dan lebih
mulia. Mukjizat al-Qur’ân ini mampu
menyebabkan pakar Bahasa Arab yang fasih
(fushah) dan sasterawannya tidak berdaya
ketika disuruh untuk mendatangkan yang
serupa dengan al-Qur’ân, atau 10 surat yang
sepadan dengannya, atau bahkan satu surat
saja. Tidak seperti ketelitian di atas yang
setiap penulis mampu melakukannya,
bahkan bisa lebih banyak lagi, terhadap
buku yang ditulisnya. Hendaknya Anda
berhati-hati tentang hal ini.
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
6
Perlu diketahui, bahwa aktivitas sebagian
orang-orang ini tidak hanya berkaitan
dengan penghitungan angka-angka saja,
namun lebih dari itu. Ada diantara mereka
yang melakukan penentuan dengan
penomoran tersebut tentang “Kehancuran
Negara Israel”, yang lainnya bahkan dengan
lancangnya melakukan “pembatasan waktu
hari kiamat”. Ada pula yang mengada-ada
atas al-Qur’ân dengan menyebarkan
pendapat bahwa di dalam al-Qur’ân
terdapat isyarat akan “peledakan gedung di
New York”, dengan mencomot penomoran
ayat dan surat at-Taubah beserta juz-nya.
Semua ini adalah bentuk olok-olok terhadap
Kitâbullâh, yang disebabkan oleh kebodohan
terhadap hakikat mukjizat al-Qur’ân.
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
7
KEDUA :
Dengan meneliti lebih dalam metode
penghitungan bilangan yang mereka
publikasikan, didapati bahwa sejumlah
bilangan dari kata-kata tersebut banyak
yang tidak benar. Bahkan didapati bahwa
sebagian mereka sengaja menyeleksi
sejumlah kata dengan metode yang
mencocoki kemauan mereka. Dan semua ini
mereka lakukan dalam rangka untuk
mencapai yang mereka inginkan dan mereka
kira ada di dalam al-Qur’ân.
Syaikh DR Khâlid as-Sabt berkata :
DR Asyraf ‘Abdur Razzâq Quthnah
melakukan studi kritis terhadap “mukjizat
bilangan” di dalam al-Qur’ân al-Karîm, dan
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
8
beliau himpun di dalam buku yang berjudul
: “Rasmul Mushhâf wal I’jâz al-‘Adadî :
Dirôsatan Naqdiyatan fî Kutubil I’jâzil
‘Adadî fîl Qur’ânil Karîm.” [Pola Mushaf dan
Mukjizat BIlangan : Studi Kritis terhadap
Buku-Buku Mukjizat Bilangan di dalam al-
Qur’ân al-Karîm], dan beliau ringkaskan di
dalam penutup buku beliau yang mana
beliau paparkan dari 3 buah buku, yaitu :
1. I’jâz ar-Raqm 19 [Mukjizat Angka 19]
karya Bâsim Jarrâr
2. I’jâzul ‘Adadî fîl Qur’ân [Mukjizat
Bilangan di dalam al-Qur’ân] karya ‘Abdur
Razzâq Naufal
3. Al-Mu’jizah karya ‘Adnân ar-Rifâ’î.
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
9
Penulis meringkaskan kesimpulan bukunya
dengan mengatakan :
وصلت بنتيجة دراسيت إىل أن فكرة اإلعجاز العددي " كما
عرضتها هذه الكتب " غري صحيحة على اإلطالق ، وأن هذه
الكتب تقوم ابعتماد شروط توجيهية حينا وانتقائية حينا آخر
، من أجل إثبات صحة وجهة نظر بشكل يسوق القارئ إىل
هية أحياان وجيالنتائج احملددة سلفا ، وقد أدت هذه الشروط الت
إىل اخلروج على ما هو اثبت إبمجاع األمة ، كمخالفة الرسم
العثماين للمصاحف ، وهذا ما ال جيوز أبدا ، وإىل اعتماد رسم
بعض الكلمات كما وردت يف أحد املصاحف دون األخذ بعني
االعتبار رمسها يف املصاحف األخرى ، وأدت كذلك إىل خمالفة
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
10
من حيث حتديد مرادفات الكلمات مبادئ اللغة العربية
وأضدادها
“Saya sampai pada sebuah kesimpulan atas
studiku ini bahwa pemikiran Mukjizat
Bilangan ini –sebagaimana dipaparkan di
dalam buku-buku tersebut di atas- secara
mutlak tidak benar. Dan bahwa buku-buku
tersebut, acap kali ditulis bersandarkan
pada persyaratan yang telah ditentukan dan
yang lainnya diseleksi sedemikian rupa, agar
seolah-olah menetapkan kebenaran sisi
pandang para penulis tersebut dengan cara
menggiring para pembacaanya kepada
kesimpulan yang telah ditentukan
sebelumnya.
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
11
Syarat-syarat yang telah ditentukan ini,
acapkali dianggap telah keluar dari yang
telah ditetapkan oleh konsensus (ijmâ’)
ulama, seperti penyelisihan mereka
terhadap struktur mushaf ‘Utsmânî, dan hal
ini tidak diperbolehkan selama-lamanya.
Diantaranya juga bersandar dengan struktur
sejumlah kata yang terdapat di salah satu
mushaf tanpa memperhitungkan
strukturnya di mushaf yang lainnya, dan hal
ini dianggap sebagai penyelisihan terhadap
dasar-dasar Bahasa Arab baik dari aspek
batasan kosakatanya maupun antonim-nya.
[Hal 197, Damaskus, Manâr lin Nasyri wat
Tauzî’, Cet. I, 1420 H/1999]
DR Fahd ar-Rûmî juga menyampaikan hal
yang serupa terhadap DR ‘Abdur Razzâq
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
12
Naufal yang berupaya menyeleksi kata-kata
tertentu agar mencocoki dengan
pertimbangan bilangan. Diantara yang
beliau sampaikan adalah :
د أايم السنة ، ( مرة بعد 365إن لفظ اليوم ورد يف القرآن )
وقد مجع إلثبات هذا لفظي " اليوم " ، " يوما " وترك " يومكم
" و " يومهم " و " يومئذ " ؛ ألنه لو فعل الختلف احلساب
عليه ! وكذلك احلال يف لفظ " االستعاذة " من الشيطان ذكر
" أعوذ ( مرة ، يدخلون يف اإلحصاء كلميت 11أنه تكرر )
و " يعوذون " و " أعيذها " عذت " و " فاستعذ " دون "
" و " معاذ هللا " .
“Sesungguhnya (klaim DR Naufal yang
mengatakan bahwa) kata “al-Yaum”
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
13
disebutkan di dalam al-Qur’ân sebanyak 365
kali yang sama dengan jumlah hari dalam
setahun. Untuk menetapkan klaimnya ini,
dia mengumpulkan 2 kata : “al-Yaum” dan
“Yauman”, namun mengabaikan kata :
“Yaumakum”, “Yaumahum” dan
“Yaumaidzin”; karena sekiranya ia tetap
menganggapnya maka hasil perhitungannya
akan berbeda (dengan yang ia inginkan)!
Demikian halnya dengan kata “al-
Isti’âdzah” (berlindung) dari syaithan yang
(ia klaim) diulang sebanyak 11 kali. Ia
memasukkan ke dalam perhitungannya 2
kata : “’A’ûdzu” dan “Fasta’idz”, tanpa
kata : “Udztu”, “Ya’ûdzûna”, “A’îdzuhâ”
dan “Ma’âdzallâh”.” [Lihat : Ittijâhât at-
Tafsîr fil Qornir Râbi’ ‘Asyar (Orientasi
Tafsir Abad ke-14) Juz II hal. 699-700;
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
14
Beirut, Mu’assasah ar-Risâlah, Cet. II, 1414
H.]
Dengan pernyataan ilmiah yang mantap
ini, maka telah jelaslah jawaban dari
pertanyaan tentang kata “Yaum” berikut
bilangannya di dalam al-Qurân al-Karîm.
KETIGA :
Adapun perhitungan yang Allâh sebutkan di
dalam Kitab-Nya yang mulia adalah
perhitungan yang tepat yang tidak akan
berbeda sepanjang tahun, yaitu perhitungan
Qomariyah.
Di dalam firman Allâh Ta’âlâ :
مئة سنني وازدادوا تسعاولبثوا يف كهفهم ثالث
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
15
“Dan mereka mendiami gua tersebut
selama tiga tahun ditambah Sembilan
(tahun lagi)” (QS al-Kahfi : 25)
Sebagian ulama menyebutkan bahwa jumlah
300 tahun itu adalah perhitungan
Syamsiyah sedangkan jumlah 309 tahun itu
adalah perhitungan Qomariyah!
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn
menyanggah pendapat ini dan menjelaskan
di dalam sanggahannya bahwa perhitungan
di sisi Allâh Ta’âlâ itu hanyalah perhitungan
Qomariyah bukan Syamsiyah.
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn
rahimahullâhu berkata :
“Firman Allâh Ta’âla : “Ditambah 9 tahun
lagi” maksudnya 300 tahun ditambah
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
16
dengan 9 tahun. Jadi, mereka tinggal di gua
selama 309 tahun lamanya.
Mungkin akan ada yang bertanya : “Kenapa
tidak langsung saja disebut 309 tahun?”
Maka kita jawab : Tidak ada bedanya ucapan
ini dan itu, akan tetapi al-Qur’ân yang agung
ini adalah kitab yang paling tinggi sastranya.
Agar selaras dengan ritme setiap ayat, Allah
berfirman “ وازدادوا تسعاثالث مئة سنني ”.
Tidak sebagaimana yang dikatakan oleh
sebagian orang bahwa 300 tahun itu adalah
berdasarkan kalender Syamsiyah, dan
ditambah 9 tahun berdasarkan Qomariyah.
Sesungguhnya tidaklah mungkin bagi kita
mempersaksikan bahwa Allâh menghendaki
hal ini! Siapa gerangan yang
mempersaksikan bahwa Allâh menghendaki
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
17
makna ini?! Sekalipun apabila 300 tahun
Syamsiyah itu mencocoki 309 tahun
Qomariyah, tetap tidak mungkin kita
mempersaksikan hal ini kepada Allâh,
karena perhitungan di sisi Allâh itu hanyalah
satu!
(Jika ada yang bertanya) : Apa tanda-tanda
yang digunakan untuk perhitungan di sisi
Allâh?
Kita jawab : Tandanya adalah hilâl (bulan
sabit).
Karena itulah kita katakan bahwa pendapat
yang menyatakan 300 tahun itu Syamsiyah
dan tambahan 9 tahun itu Qomariyah,
adalah pendapat yang lemah.
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
18
(Dengan alasan), Pertama : Tidak mungkin
bagi kita mempersaksikan bahwa Allâh yang
menghendaki hal ini.
Kedua : bahwa perhitungan bulan dan tahun
di sisi Allâh adalah dengan hilâl (bulan
sabit). Allâh Ta’âlâ berfirman :
هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لتعلموا
عدد السنني واحلساب
“Dialah Allâh yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya serta
ditetapkan oleh-Nya manzilah-manzilah
(orbit peredaran) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun
dan perhitungan (waktu)” (QS Yûnus: 5)
) يسئلونك عن األهلة قل هي مواقيت للناس واحلج
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
19
“Mereka bertanya kepadamu tentang Hilâl
(bulan sabit). Katakanlah (Wahai
Muhammad) "Bulan sabit itu adalah tanda-
tanda waktu bagi manusia dan haji” (QS. Al-
Baqarah: 189) [Ceramah Syaikh Ibnu
‘Utsaimîn tentang Tafsîr Surat al-Kahfi]
Perhitungan dengan bulan dan hilâl (bulan
sabit) sudah dikenal oleh para Nabi dan
kaum mereka, sedangkan perhitungan
dengan matahari (Syamsiyah) tidaklah
dikenal kecuali oleh orang-orang pandir
penganut agama-agama (kafir). Namun
ironisnya, mayoritas kaum muslimin saat ini
banyak yang mencocoki mereka.
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
20
DR Khâlid as-Sabt menyatakan ulasan
bantahan beliau terhadap orang yang
berdalil dengan ayat “.. ال يزال بنياهنم”
(Bangunan-bangunan yang mereka dirikan
senantiasa…) di dalam surat at-Taubah (ayat
110) tentang kehancuran Amerika : *
[CATATAN PENERJEMAH : Sepertinya situs islamqa.com secara tidak
sengaja melewatkan poin paparan DR Khâlid as-Sabt ini]
KELIMA*
[CATATAN PENERJEMAH : Ini juga kekeliruan dari islamqa.com yang
meletakkan nomor 5 setelah nomor 3. Saya menduga ada paragraf
dan poin pembahasan yang terlewatkan saat proses editing]
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
21
Bahwa ada keterkaitan perhitungan
Syamsiyah ini yang berangkat dari sistem
perhitungan yang diwariskan kaum
Paganisme (Watsaniyah), yang tidak pernah
dianggap oleh para Nabi ‘alaihim ash-
Sholâtu was Salâm. Sesungguhnya
perhitungan yang dianggap oleh syariat
hanyalah perhtungan berdasarkan bulan dan
hilâl, dan perhitungan ini adalah yang paling
tepat dan cermat.
Diantara dalil yang menunjukkan bahwa
perhitungan Qomariyah ini yang telah
dikenal di dalam syariat para Nabi, adalah
hadits Wâtsilah bin al-Asqa’ radhiyallâhu
‘anhu yang mengatakan bahwa Nabi
Shallallâhu ‘alaihi wa Salam bersabda :
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
22
ان ، يف أو عليه السالم إب راهيم لت صحف أنز لة من رم ل لي
يل لث ن ان ، واإل ني من رم الث عشرة وأنزلت الت وراة لست م
ان ، وأنزل الفرقان ألربع وعشرين خل من ت خلت من رم
ان رم
“Suhuf Ibrâhîm ‘alaihis Salâm diturunkan
pada permulaan malam Ramadhan, Taurat
diturunkan pada hari keenam bulan
Ramadhan, Injil diturunkan pada hari ke-13
bulan Ramadhan dan al-Furqân (yaitu al-
Qur’ân) diturunkan pada malam ke-24
Ramadhan.” [HR Ahmad IV/107 dan al-
Baihaqî dalam “as-Sunan” IX/188, dan
sanadnya hasan. Syaikh al-Albânî
menyebutkannya dalam “ash-Shahîhah”
1575].
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
23
Hal ini (yaitu waktu turunnya kitab suci di
hadits tersebut di atas) tidak dapat
diketahui kecuali apabila perhitungan
menggunakan bulan dan hilâl.
Yang juga menunjukkan akan hal ini adalah
hadits yang dikeluarkan di dalam 2 Kitab
Shahîh (Shahîhain) dari Ibnu ‘Abbâs
radhiyallâhu ‘anhumâ, beliau berkata :
عليه وسلم قدم النب م تصوم ي و الي هود ف رأى نة المديصلى الل
وم ما هذا ؟ قالوا : هذا ي وم صالح ، هذا ي عاشوراء ف قال :
موسى ... احلديثمن عدو هم فصامه بن إسرائيل نى الل
“Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam tiba di
kota Madinah, dan beliau melihat kaum
Yahudi sedang berpuasa di hari ‘Asyura, lalu
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
24
beliau bertanya : “Hari apa ini?”, mereka
(kaum Yahudi) menjawab : “ini hari yang
baik. Di hari ini Allâh menyelamatkan Bani
Isra’il dari musuh mereka dan hari
berpuasanya Musa.”.” [HR Bukhârî : 2004
dan Muslim : 1130]
Al-Hâfizh (Ibnu Hajar) rahimahulâhu juga
menyatakan secara tegas bahwa mereka
(bangsa Yahudi) tidak menganggap
perhitungan Syamsiyah. [Lihat “al-Fath”
IV/291 dan VII/323].
Ibnul Qoyyim rahimahullâhu berkata
mengomentari firman Allâh Ta’âlâ :
ره منازل نورا وقد هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
25
“Dialah Allâh yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya serta
ditetapkan oleh-Nya manzilah-manzilah
(orbit peredaran) bagi perjalanan bulan
itu” (QS Yûnus: 5)
Dan juga firman-Nya :
يم . والقمر والشمس تري لمست قر لا ذلك ت قدير العزيز العل
رانه منازل حت عاد كالعرجون القدي قد
“Dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan
telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-
manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke
manzilah yang terakhir) kembalilah dia
sebagai bentuk tandan yang tua”. (QS.
Yâsin: 38-39)
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
26
Beliau mengatakan :
ولذلك كان احلساب القمري أشهر وأعرف عند األمم وأبعد
من الغلط ، وأصح للبط من احلساب الشمسي ، ويشرتك
ره منازل فيه الناس دون احلساب ، ولذا قال تعاىل : ) وقد
ومل يقل ذلك يف 5لت علموا عدد الس نني واحلساب ( يونس/
احلج والصوم واألعياد ومواسم الشمس ، ولذا كانت أشهر
اإلسالم إمنا هي على حساب القمر وسريه حكمة من هللا ورمحة
وحفظا لدينه الشرتاك الناس يف هذا احلساب ، وتعذر الغلط
واخلطأ فيه ، فال يدخل يف الدين من االختالف والتخليط ما
دخل يف دين أهل الكتاب
“Karena itulah perhitungan Qomariyah itu
lebih populer dan dikenal oleh banyak umat
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
27
dan lebih jauh dari kesalahan serta lebih
benar dalam detailnya daripada perhitungan
Syamsiyah dimana orang-orang
menggunakannya tanpa perlu melakukan
perhitungan. Lantaran itulah Allâh Ta’âla
berfirman : “serta ditetapkan oleh-Nya
manzilah-manzilah (orbit peredaran) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu)” (QS Yûnus: 5), dan
tidak disebutkan hal yang sama pada
matahari.
Dengan demikian, penentuan bulan-bulan
haji, puasa, hari-hari besar (îd) dan
perayaan Islam hanyalah berdasarkan pada
perhitungan bulan dan peredarannya,
sebagai hikmah dari Allâh, rahmat dan
penjagaan terhadap agama-Nya, dimana
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
28
banyak manusia yang mengikuti perhitungan
ini, yang terbebas dari kesalahan dan
kekeliruan di dalamnya. Sehingga tidak
masuk ke dalam agama adanya perselisihan
dan pertikaian sebagaimana yang masuk ke
dalam agama ahli kitab.” [Miftâh Dâr as-
Sa’âdah hal. 538-539]
Bisa jadi yang difahami dari ucapan terakhir
Ibnul Qoyyim rahimahullâhu di atas, bahwa
ahli kitab bersandar pada perhitungan
Syamsiyah, dan hal ini telah dinyatakan
secara terang oleh al-Hâfizh Ibnu Hajar
rahimahullâhu di dalam tanggapan beliau
setelah beliau menisbatkannya kepada Ibnul
Qoyyim. [Lihat al-Fath VII/323].
Sedangkan kenyataannya, syariat mereka
awalnya tidak mengakuinya (yaitu mengakui
perhitungan Syamsiyah), dan hal ini terjadi
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
29
kepada mereka lantaran orang-orang bodoh
mereka. [selesai]
Diantara faidah firman Allâh Ta’alâ :
يسئلونك عن األهلة
“Mereka bertanya tentang bulan sabit…”
Syaikh Ibnu ‘Utsaimîn rahimahullâhu
mengatakan :
-ومنها : أن ميقات األمم كلها امليقات الذي وضعه هللا لم
فهو امليقات العاملي ؛ لقوله تعاىل : ) مواقيت -وهو األهلة
للناس ( ؛ وأما ما حدث أخريا من التوقيت ابألشهر اإلفرنية
أصل له من حمسوس ، وال معقول ، وال مشروع ؛ ولذا : فال
تد بعض الشهور مثانية وعشرين يوما ، وبعها ثالثني يوما ،
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
30
وبعها واحدا وثالثني يوما ، من غري أن يكون سبب معلوم
أوجب هذا الفرق ؛ مث إنه ليس لذه األشهر عالمة حسية
ر الاللية األشه يرجع الناس إليها يف حتديد أوقاهتم ، خبالف
فإن لا عالمة حسية يعرفها كل أحد
“Diantara faidahnya adalah, bahwa standar
waktu seluruh umat adalah standar waktu
yang telah Allâh tentukan bagi mereka,
yaitu hilâl (bulan sabit) yang merupakan
standar universal, berdasarkan firman Allâh
Ta’âla : (مواقيت للناس) “Sebagai tanda-tanda
waktu bagi manusia”.
Adapun fenomena akhir-akhir ini yang
menjadikan standar waktu dengan bulan
kalender Eropa, maka ini tidak ada asalnya
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
31
baik secara inderawi, rasio dan syariat.
Karena itulah Anda dapati sebagian bulan
(Masehi) itu ada yang 28 hari, sebagiannya
30 hari dan sebagiannya lagi 31 hari, tanpa
diketahui secara pasti sebab perbedaan ini.
Kemudian juga, pada kalender Masehi ini
tidak ada tanda-tanda inderawi yang
manusia dapat merujuk kepadanya untuk
menentukan waktu mereka, berbeda
dengan kalender berdasarkan bulan, yang
mana ada tanda yang bisa diindera sehingga
dapat diketahui setiap orang. (yaitu bisa
melihat bentuk-bentuk bulan). [Pengajian
Tafsîr al-Baqoroh II/371].
Al-Qurthûbî rahimahullâhu berkata saat
mengomentari firman Allâh Ta’âla :
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
32
ة الشهور عند الل اث نا عشر شهرا يف كتاب الل ي وم إن عد
خلق السموات واألرض
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi
Allah ialah dua belas bulan, dalam
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan
langit dan bumi…”. (QS. at Taubah: 36)
Beliau berkata :
هذه اآلية تدل على أن الواجب تعليق األحكام يف العبادات
وغريها إمنا يكون ابلشهور والسنني اليت تعرفها العرب دون
الشهور اليت تعتربها العجم والروم والقبط وإن مل تزد على اثن
عشر شهرا ؛ ألهنا خمتلفة األعداد ، منها ما يزيد على ثالثني ،
ب ال تزيد على ثالثني وإن كان ومنها ما ينقص ، وشهور العر
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
33
منها ما ينقص ، والذي ينقص ليس يتعني له شهر وإمنا تفاوهتا
يف النقصان والتمام على حسب اختالف سري القمر يف الربوج
“Ayat ini menunjukkan bahwa wajib
mengaitkan hukum-hukum ibadah dan
selainnya hanya dengan perhitungan bulan
dan tahun yang diketahui oleh bangsa Arab,
bukan dengan perhitungan bulan yang
digunakan oleh bangsa ‘ajam (non Arab),
Romawi dan Qibthî, walaupun tidak lebih
dari 12 bulan. Karena bilangan harinya
berbeda-beda, ada yang lebih dari 30 hari
dan ada yang kurang. Sedangkan bulan-
bulan bangsa Arab tidak akan lebih dari 30
hari walaupun bisa kurang darinya (yaitu 29
hari). Hari yang kurang (dari 30) tidak dapat
ditentukan, karena perubahan kurang dan
pas 30 hari itu berdasarkan perbedaan
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
34
peredaran bulan pada orbitnya.” [Tafsîr
ath-Thobarî VIII/133].
Wallâhu a’lam.
***
Dialihbahasakan oleh Abû Salmâ Muhammad
Sumber : http://islamqa.info/ar/69741
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN
35
Channel Telegram :
https://telegram.me/abusalmamuhammad
📱Join channel Al-Wasathiyah wal I'tidâl
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Artikel dan Postingan lainnya, bisa diakses di :
💻 GOOGLE+PLUS +AbuSalmaMuhammad
💻 BLOG : abusalma.net
💻 BLOG : rachdie.wordpress.com
📱 WhatsApp / Telegram : +6281554090003
Untuk pictures atau gambar, bisa mengakses
akun Instagram, Twitter, Flickr dan Tumblr
@abinyasalma
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
2015 HAK COPY UNTUK KAUM
MUSLIMIN