sepatu dahlan

3
Judul :Sepatu Dahlan ISBN :978-602-9498-24-0 Penulis :Khrisna Pabichara Penerbit :Noura books ( PT Mizan Publika ) Ketebalan Buku :392 hlm Panjang :21 cm Tahun Terbit : Mei 2012 Karir Khrisna Pabichara sebagai penulis telah banyak melahirkan kumpulan cerita pendek. Dan novel Sepatu Dahlan adalah buku ke-14 yang ditulisnya. Selain menulis Khrisna Pabichara juga bekerja sebagai penyunting lepas dan aktif dalam berbagai kegiatan literasi. Novel terbarunya yang berjudul Sepatu Dahlan adalah episode pertama dari trilogi novel yang diinspirasi dari kehidupan Dahlan Iskhan. Melalui novel ini, Krisna Pabichara memaparkan kehidupan Dahlan kecil di kampung Kebon Dalem di Kabupaten Magetan Alur cerita Sepatu Dahlan cukup sederhana. Dahlan Iskan adalah seorang remaja kampung Kebon Dalem . Sebuah kampung kecil dengan enam buah rumah atau gubuk, yang letaknya saling berjauhan. Cerita ini diawali dengan keadaan yang kritis karena ia terkena penyakit liver akut. Pada saat di bius beliau bermimpi akan masa lalunya. Dahlan Iskan merupakan anak kecil yang bersekolah di sekolah rakyat Takeran bersama teman-teman dekatnya Arif, Imran, Komaryah, Maryati, dan Kadir. Ketika duduk di sekolah rakyat (SR) Dahlan tidak pernah merasakan bagaimana rasanya menggunakan sepatu. Ia berangkat ke sekolah dengan tidak menggunakan alas apapun, padahal Dahlan harus berjalan berkilo-kilo meter untuk sampai ke sekolahnya. Tapi Dahlan tidak pernah mengeluh akan keadaan yang dialaminya. Perjuangan Dahlan kecil untuk menuntut ilmu tidaklah mudah, ia terpaksa menahan lapar dan lecet di kakinya karena ia tak memiliki sepatu untuk bersekolah. Walaupun novel ini bersifat fiksi, tapi penulis menggambarkan kejadian yang dialami Dahlan menjadi seolah-olah nyata dan benar-benar terjadi.

Upload: devina-harsono

Post on 31-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Resensi buku dari sepatu dahlan . Tugas bahasa indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: sepatu dahlan

Judul :Sepatu DahlanISBN :978-602-9498-24-0Penulis :Khrisna PabicharaPenerbit :Noura books ( PT Mizan Publika )Ketebalan Buku :392 hlmPanjang :21 cmTahun Terbit : Mei 2012

Karir Khrisna Pabichara sebagai penulis telah banyak melahirkan kumpulan cerita pendek. Dan novel Sepatu Dahlan adalah buku ke-14 yang ditulisnya. Selain menulis Khrisna Pabichara juga bekerja sebagai penyunting lepas dan aktif dalam berbagai kegiatan literasi. Novel terbarunya yang berjudul Sepatu Dahlan adalah episode pertama dari trilogi novel yang diinspirasi dari kehidupan Dahlan Iskhan. Melalui novel ini, Krisna Pabichara memaparkan kehidupan Dahlan kecil di kampung Kebon Dalem di Kabupaten MagetanAlur cerita Sepatu Dahlan cukup sederhana. Dahlan Iskan adalah seorang remaja kampung Kebon Dalem . Sebuah kampung kecil dengan enam buah rumah atau gubuk, yang letaknya saling berjauhan. Cerita ini diawali dengan keadaan yang kritis karena ia terkena penyakit liver akut. Pada saat di bius beliau bermimpi akan masa lalunya. Dahlan Iskan merupakan anak kecil yang bersekolah di sekolah rakyat Takeran bersama teman-teman dekatnya Arif, Imran, Komaryah, Maryati, dan Kadir. Ketika duduk di sekolah rakyat (SR) Dahlan tidak pernah merasakan bagaimana rasanya menggunakan sepatu. Ia berangkat ke sekolah dengan tidak menggunakan alas apapun, padahal Dahlan harus berjalan berkilo-kilo meter untuk sampai ke sekolahnya. Tapi Dahlan tidak pernah mengeluh akan keadaan yang dialaminya.Perjuangan Dahlan kecil untuk menuntut ilmu tidaklah mudah, ia terpaksa menahan lapar dan lecet di kakinya karena ia tak memiliki sepatu untuk bersekolah. Walaupun novel ini bersifat fiksi, tapi penulis menggambarkan kejadian yang dialami Dahlan menjadi seolah-olah nyata dan benar-benar terjadi.Dalam novel ini juga terdapat beberapa masalah yang ckup rumit untuk di jalani seorang anak remaja. Dari mulai di tinggal mati oleh ibunya, tidak dapat membeli makanan untuk makanan sehari-hari dan terpaksa mencuri tebu. Masalah-masalah itu terus datang menghampirinya.Dahlan mempunyai mimpi untuk memiliki sepatu dan sepeda agar mempermudahnya untuk pergi kemana-mana. Melihat teman-temannya memiliki sepatu yang bagus membuat ia selalu tabah terjebak dalam kemiskinan yang mengikatnya.Selain perjuangan untuk memiliki sepatu, pada novel ini juga dikisahkan kisah masa muda Dahlan bersama teman-temannya dan juga perasaannya saat ia pertama kali jatuh cinta pada seseorang.Dapatkah Dahlan kecil meraih impiannya untuk memiliki sepasang sepatu?

Novel ini semakin menarik untuk dibaca karena di dalam cerita juga disisipkan beberapa ajaran agama yang diajarkan Ustaz Ilham, guru dan juga paman Dahlan serta kisah sejarah tentang Laskar Merah dan Kiai Mursjid yang terjadi di Madiun, Jawa Timur..

Page 2: sepatu dahlan

Di samping itu, ceritanya cukup enak untuk dinikmati. Tanpa banyak tutur, Khrisna berhasil melukiskan adegan demi adegan dengan gaya ceritanya yang mudah dimengerti.Dengan latar cerita tentang kehidupan di kampung, maka tidak mengherankan apabila sering muncul gurauan-gurauan dan humor khas anak-anak kampung Kebon Dalem.Novel “Sepatu Dahlan” ini ditulis dengan gaya bahasa yang enteng diselingi beberapa kalimat jawa yang kental. “Begini saja, aku ndak yakin Sampean bisa mengganti sepeda itu dalam waktu singkat” (hal 135). Banyak juga kalimat-kalimat yang menarik dan inspiratif.” Namun, begitu bersila di hadapan Bapak, segala keberanian menguap begitu saja.” (hal 250), “Pertemanan, barangkali, memang harus diuji dengan perbedaan.” (hal 300). Namun dalam kalimat tertentu terdapat kata-kata yang tidak umum digunakan. “… setelahnya menyabit rumput lagi, lalu belajar mengaji, ngangon domba, dan tatkala malam…” (hal 19). Selebihnya buku ini sangat bagus dan mendidik dengan cerita yang tidak membuat kita bosan dan dapat dengan mudah membawa kita ke dalam kehidupan Dahlan kecil.