seorang laki laki berusia 55 tahun datang ke klinik pratama untuk kontrol tekanan darah

24
Seorang laki laki berusia 55 tahun datang ke klinik pratama untuk kontrol tekanan darah.Sudah 10 tahun ini tekanan darahnya selalu tinggi . kadang di atas 140/90 mmHg , kadang di atas 160/100 mg. Pasien termasuk jarang kontrol ke dokter keluarganya. Biasanya pasien akan di periksa Kalau sudah timbul keluhan seperti sakit kepala atau leher tegang. Saat itu tekanan darahnya bisa Mencapai 190/110 mmHg . pasien masih memiliki kebiasaan yang dilarang oleh dokter yaitu merokok dan jajan bakso . saat ini pasien merasa sulit bekerja karena cepat lelah sering terengah engah dan terganggu tidur malamnya karena batuk dan sesak napas. Pasien akan kembali tidur enak jika bantalnya di tambah 2. Tekanan darah pada dinding arteri, yang dihasilkan terutama oleh kontraksi dari otot jantung. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam dua angka: pertama (tekanan sistolik) yang tertinggi diukur setelah kontraksi jantung, sedangkan tekanan kedua (diastolik) yang terendah diukur sebelum jantung berkontraksi. Teknana sistolik adalah tekanan tertinggi di mana tekanan darah naik oleh kontraksi ventrikel. Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah terendah yang terukur dalam arteri, yang terjadi di antara denyut jantung. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung untuk menggerakkan darah keseluruh tubuh. Darah membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, mengacu pada kondisi dimana darah dipompa keseluruh tubuh pada tekanan tinggi. Beberapa dari anda pasti sering mengalami kondisi dimana otot leher anda menjadi kaku dan tegang, sehingga hal ini menyebabkan anda kesulitan untuk menengok dan juga menganggukan kepala anda. Biasanya kondisi leher yang kaku dan tegang tidaklah memandang usia, karena siapapun bisa mengalami hal ini, yang membedakan adalah intensitas alias lama atau tidaknya kondisi tersebut bertahan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat anda rasakan ketika leher anda terasa kaku dan tegang : Muncul rasa sakit ketika menengok dan mengangguk Sulit untuk tidur dengan nyenyak Apabila dipegang, leher terasa sangat keras Terkadang disertai sakit kepala ataupun pusing, serta kelelahan juga pada otot mata Penyebab Leher kaku dan tegang

Upload: hafiidz-fatich-rosihan

Post on 14-Apr-2016

26 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

adsadasdas

TRANSCRIPT

Page 1: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

Seorang laki laki berusia 55 tahun datang ke klinik pratama untuk kontrol tekanan darah.Sudah 10 tahun ini tekanan darahnya selalu tinggi . kadang di atas 140/90 mmHg , kadang di atas 160/100 mg. Pasien termasuk jarang kontrol ke dokter keluarganya. Biasanya pasien akan di periksa Kalau sudah timbul keluhan seperti sakit kepala atau leher tegang. Saat itu tekanan darahnya bisa Mencapai 190/110 mmHg . pasien masih memiliki kebiasaan yang dilarang oleh dokter yaitu merokok dan jajan bakso . saat ini pasien merasa sulit bekerja karena cepat lelah sering terengah engah dan terganggu tidur malamnya karena batuk dan sesak napas. Pasien akan kembali tidur enak jika bantalnya di tambah 2.

Tekanan darah pada dinding arteri, yang dihasilkan terutama oleh kontraksi dari otot jantung. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam dua angka: pertama (tekanan sistolik) yang tertinggi diukur setelah kontraksi jantung, sedangkan tekanan kedua (diastolik) yang terendah diukur sebelum jantung berkontraksi.

Teknana sistolik adalah tekanan tertinggi di mana tekanan darah naik oleh kontraksi ventrikel.

Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah terendah yang terukur dalam arteri, yang terjadi di antara

denyut jantung.

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung untuk menggerakkan darah keseluruh

tubuh. Darah membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Tekanan darah tinggi, atau hipertensi,

mengacu pada kondisi dimana darah dipompa keseluruh tubuh pada tekanan tinggi.

Beberapa dari anda pasti sering mengalami kondisi dimana otot leher anda menjadi kaku dan tegang, sehingga

hal ini menyebabkan anda kesulitan untuk menengok dan juga menganggukan kepala anda. Biasanya kondisi

leher yang kaku dan tegang tidaklah memandang usia, karena siapapun bisa mengalami hal ini, yang

membedakan adalah intensitas alias lama atau tidaknya kondisi tersebut bertahan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat anda rasakan ketika leher anda terasa kaku dan tegang :

Muncul rasa sakit ketika menengok dan mengangguk Sulit untuk tidur dengan nyenyak Apabila dipegang, leher terasa sangat keras Terkadang disertai sakit kepala ataupun pusing, serta kelelahan juga pada otot mata

Penyebab Leher kaku dan tegang

Sebenarnya ada banyak sekali hal yang bisa menyebabkan munculnya gangguan leher kaku dan juga tegang

yang terjadi pada diri kita. Hal ini wajar adanya, karena kondisi leher yang kaku dan juga tegang merupakan

respon fisiologis tubuh dari otot dan juga syaraf yang mengalami gangguan karena penyebab tertentu. Jadi

apabila anda mengalami kondisi leher yang kaku dan juga tegang, maka berarti syaraf dan juga otot anda

mengalami ganggun, yang bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:

1. Terlalu banyak beban pikiran

Faktor pertama yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya kondisi leher yang mengalmi tegang dan juga

kaku apalah faktor psikologis. Hal in iterjadi ketika anda mengalami banyak tekanan, yang membuat adna

menjadi stress. Ketika anda menjadi stress, maka bisa saja akan muncul apa yang disebut dengan istilah

psikosomatis, yaitu kondisi gangguan kesehatan atau fisiologis yang penyebabnya adalah gangguan pada area

psikologis.

Page 2: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

Hal ini dapat menyebabkan banyak hal, salah satunya adalah syaraf dan juga otot- otot yang menjadi kaku dan

juga tegang. Maka dari itu, ketka anda sudah merasakan bebena dan juga tuntutan hidup anda semakin berat,

anda wajib untuk mencari cara gar dapat mengurangi tekanan tersebut. Cara terbaik untuk melakukan hal

tersebut adalah berekreasi ke tempat wisata, atau menenangkan diri dengan cara meditasi sederhana.

Tiap orang memilki cara yang berbeda – beda untuk mereduksi tekanan dan juga stress yang dimiliki, sehingga

hal ini dapat memiliki hasil yang berbeda – beda. Tapi, yang terpenting adalah anda harus tau cara terbaik yang

harus anda lakukan untuk mereduksi stress dan tekanan pada diri anda.

2. Kelaparan

Faktor kelaparan juga menyumbang munculnya gangguan leher kaku dan juga tegang. BIsanya hal ini

berdampak pula pada munculnya sakit kepala ataupun pusing. Hal ini mungkin cukup jarang terjadi, namun di

beberapa kasus, ketika seseorang mengalami kelaparan, maka akan berpengaruh kepada kondisi fisiknya, salah

satunya adalah kondisi otot dan juga syaraf yang kemudian menjadi kaku dan juga tegang.

3. Kelelahan

Faktor berikutnya yang paling sering menyebabkan terjadinya leher kaku dan juga tegang adalah faktor

kelelahan. Ya, ketika seseorang merasa lelah, maka tubuh membutuhkan istirahat. Namun demikian, ada

beberapa kondisi dimana ketika seseorang sudah lelah, masih dipaksakan untuk beraktivitas, yang akan

menyebabkan kelelahan menjadi bertambah parah. Hal ini memicu terjadinya gangguan pada otot dan juga

syaraf, salah satunya yang terdapat pada bagian leher, sehingga membuat leher anda menjadi kaku dan

tegang.

Cara terbaik untuk mencegah hal ini adalah dengan cara beristirahat yang cukup, terutama ketika anda merasa

lelah. Jangan pernah memaksakan kemampuan diri anda, karena dapat membahayakan diri anda sendiri.

4. Posisi tidur yang tidak tepat

Pernahkah anda bangun dari tidur, lalu merasakan bahwa leher anda terasa sakit,kaku dan juga tegang? Ya, hal

ini juga cukup sering terjadi ketika anda mengambil posisi tidur yang salah. Hal ini agak sulit untuk dihindari,

karena ketika sedang tidur, anda mungkin tidak menyadari posisi tidur anda, sehingga hal ini dapat terjadi

begitu saja. Namun yang perlu anda perhatikan keika anda bangun tidur dan mengalami leher yang kaku dan

juga tegang, anda harus beristiahat sebentar, lalu kemudian cobalah untuk memijat – mijat bagian leher anda

yang sakit dengan menggunakan minyak gosok, serta coba untuk melakukan gerakan pada leher anda.

5. Panic Attack

Panic attack merupakan kondisi dimana seseorang mengalami gangguan panik secara tiba – tiba. Hal ini

merupakan salah satu gejala psikologis, yang berasal dari pikiran seseorang. Ketika mengalami panic attack,

seseorang akan merasakan pusing dan juga mual, serta efek lanjutannya adalah tubuh menjadi terasa kaku dan

otot menegang, termasuk otot leher. Orang yang mengalami panic attack harus diatasi oleh mereka yang

Page 3: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

kompeten dalam melakukan terapi psikologis, karena berhubungan dengan perubahan pola kognisi dan juga

alam bawah sadar individu.

6. Tubuh yang terlalu pasif dan jarang bergerak

Bagi anda yang jarang bergerak, pasti anda sering mengalami hal ini. Ya, kondisi leher yang kaku dan juga

tegang juga dapat disebabkan karena kondisi tubuh anda yang pasif dan tidak banyak bergerak. Hal ini akan

menyebabkan otot dan juga syaraf anda tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga dapat memicu terjadinya

kondisi leher yang kaku dan juga tegang. Hal in ijuga dapat terjadi ketika anda berada teralalu lama pada posisi

tubuh tertentu. MIsalnya terlalu lama berdiri, ataupun terlalu lama mengenok, sehingga menyebabkan leher

menjadi kaku dan juga tegang.

7. Posisi ergonomis yang buruk

Posisi ergonomis merupakan salah satu hal yang trkadang banyak diacuhkan dan tidak dipedulikan. Padahal

posisi ergonomis yang salah dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan, seperti rasa sakit pada tulang

belakng dan juga otot syaraf yang terasa sakit. Conoth dari posisi ergonomis yang buruk adalah berjalan

dengan membungkuk, mengetik dengan posisi keyboard yang terlalu tinggi, kursi tanpa sandaran belakang,

dan masih banyak lagi.

8. Gangguan pada sistem syaraf dan juga otot

sponsored links

Merupakan penyebab lainnya dari leher yang akku dan tegang Hal in iberhubungan dengan kondisi fisik

seseorang, yang haus diperiksakan seger ke ahli dan juga spesialis syaraf.

9. Tetanus

Tetanus adalah salah satu penyakit paling mematikan di dunia yang dapat mengakibatkan leher kaku dan

tegang. Selain di leher, bagian rahang biasanya juga menjadi susah di gerakan.

10. Kolesterol Tinggi

Leher sering kaku dan tegang, anda wajib mewaspadai kolesterol tinggi pada tubuh anda. Jangan sepelekan ini,

terutama jika anda juga mengalami rasa penat di pundak anda. Anda tidak boleh mengkonsumsi makanan

yang mengandung kolesterol tinggi untuk menghindarinya.

11. Darah Tinggi

Nah hati hati dengan salah satu penyakit satu ini, bisa jadi dia juga telah bersarang pada diri anda. Darah tinggi

juga dapat menyebabkan leher anda kaku dan tegang. Baca juga : Pantangan darah tinggi

Tips Mengatasi Leher Kaku dan Tegang

Page 4: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

Jika anda mengalami leher kaku dan tegang anda wajib melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Pemeriksaan

yang anda lakukan harus mengedepankan beberapa aspek di bawah ini.

Gejala tambahan apa yang sering anda rasakan ? Contoh nya selain leher kaku dan tegang anda juga mengalami cepat lelah dan berkunang kunang

Sudah berapa lama anda mengalaminya Riwayat penyakit anda sebelumnya Kebiasaan dan pola hidup anda.

jika hal hal di atas sudah anda siapkan maka anda dapat berkonsultasi dengan dokter terkait untuk melakukan

pengecekan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan untuk mengatasinya harus sesuai dengan penyebabnya, jika tidak

diketahui penyebabnya maka akan mustahil di obati. Itulah beberapa penyebab dari leher kaku dan juga

tegang. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan juga menambah wawasan anda.

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di

pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran

dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas

pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan

tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik

untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal

memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh

aktivitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.

Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur

malam hari.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami

masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah

yang melebihi 140/90 mmHgsaat istirahat.

Tekanan sistolik[

Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung.[1] Istilah ini secara khusus

digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri

dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole.

Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan angka pertama. Sebagai

contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg.

Tekanan diastolik[

Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung sedang berelaksasi atau beristirahat. Pada kurva

denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan pada rentang di antara grafik

denyut jantung.

Page 5: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

kerja pada umumnya lebih sering disebabkan oleh gangguanmuskuloskletal di mana terjadi ketegangan dan peregangan otot dan ligamentumsekitar leher. Sebuah studi menunjukkan prevalensi nyeri muskuloskeletal padaleher di masyarakat selama satu tahun besarnya 40% dan prevalensi ini lebihtinggi pada wanita.

Mekanisme Tekanan darah

Naik dan turunya tekanan darah di dalam arteri tubuh bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu :

1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Akibatnya tekanan darah meningkat.Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang maka tekanan darah akan menurun.

2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasa-nya dan menyebabkan naiknya tekanan. Sebaliknya, jika arteri mengalami pelebaran maka tekanan darah akan menurun.Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.

3. Sebagaimana diketahui 91% komposisi cairan dalam pembuluh darah adalah air. Maka bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.

Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Mekanisme penyesuaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perubahan fungsi ginjal. Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:- Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan

berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.

- Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.

- Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormonangiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormonaldosteron.Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

2. Sistem saraf simpatis . Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:

- meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)- meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)

- mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh- melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dannorepinefrin ( noradrenalin), yang merangsang jantung dan

pembuluh darah.

Page 6: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

2.4 Mekanisme Terjadinya HipertensiMekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah

MEKANISME HIPERTENSI

Tekanan darah tinggi merupakan bahaya terselubung karena tidak menampakan gejala yang nyata. Tekanan darah tergantung dari jantung sebagai pompa dan hambatan pembuluh arteri. Selama 24 jam, tekanan darah tidak tetap. Tekanan darah yang paling rendah terjadi jika tubuh dalam keadaan istirahat dan akan naik sewaktu mengadakan latihan atau olahraga. Dalam tubuh terdapat suatu mekanisme yang dapat mengatur tekanan darah, sehingga dapat menyuplai sel-sel darah dan oksigen yang cukup. Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiostenin II dari angiostenin I oleh Angiostensi I-Converting Enzyme (ACE).

ACE memegang peranan fisiologis penting dalam pengaturan tekanan darah. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiostenin I. Oleh ACE yang terdapat di dalam paru-paru, angiostenin I diubah menjadi Angiostenin II. Angiostenin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikan tekanan darah melalui dua cara.

Pertama adalah meningkatkan sekresi hormon Antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan kelur tubuh, sehingga menjadi pekat dan osmolalitasnya tinggi. Untuk mengencerkanya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler akibatnya volume darah meningkat, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.

Cara kedua adalah dengan menstimulasi sekresi aldosteron dari kortek adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang akan mengurangi eksresi NaCl (garam) dengan cara mengabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada giliranya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

Mekanisme

Mekanisme humoral Hipertensi yaitu karena terjadinya abnormalitas Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron

(SRAA). Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron dimulai dengan adanya Renin yang merupakan enzim yang

disimpan di dalam sel juxtaglomerular yang berada di arteriol aferen ginjal. Pelepasan renin dimodulasi oleh

faktor intrarenal (seperti angiotensin II, katekolamin, dan tekanan perfusi ginjal), dan juga faktor ekstrarenal

Page 7: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

(seperti natrium, klorida, dan kalium). Sel juxtaglomerular berfungsi sebagai alat sensor, dimana pada

penurunan tekanan ateri ginjal dan aliran darah ginjal dapat dikenali oleh sel ini, dan kemudian menstimulasi

pelepasan renin. Begitu juga dengan peristiwa menurunnya kadar natrium dan klorida yang ditranspor ke

tubuls distal, peningkatan katekolamin, serta penurunan kalium dan/atau kalsium intrasel dapat memicu sel

juxtaglomerular untuk melepaskan renin. Renin mengkatalisis

perubahan angiotensinogen menjadiangiotensin I di dalam darah. Angiotensin I akan diubah

menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting enzyme (ACE). Setelah berikatan dengan reseptor spesifik

(yang diklasifikasikan sebagai subtipe AT1 dan AT2), angiotensi II menyebabkan respon biologis pada beberapa

jaringan.

Mekanisme Renin Angiotensin AldosteronPasien yang mengalami hipertensi mungkin saja tampak sehat atau memiliki faktor-faktor risiko kardiovaskuler seperti:1. Usia (≥ 55 th untuk pria; dan 65 th untuk wanita)2. Diabetes mellitus3. Dislipidemia (peningkatan kolesterol low-density lipoprotein [LDL], kolesterol atau trigliserida total; rendah kolesterol high-density lipoprotein [HDL])4. Mikroalbuminuria5. Riwayat keluarga yang mengalami penyakit kardiovaskuler di usia muda6. Obesitas (body mass index = 30 kg/m2 )7. Kurangnya aktivitas fisik8. Merokok

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 Hipertensi2.1.1. Definisi Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial, sistol ≥ 140 mmHg dan diastol ≥ 90 mmHg. Hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer (esensial) (90-95%) dan hipertensi sekunder (5-10%). Dikatakan hipertensi primer bila tidak ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah tersebut,

Page 8: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit/keadaan seperti feokromositoma, hiperaldosteronisme primer (sindroma Conn), sindroma Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat obat (Bakri, 2008).Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC VIIKategori Tekanan darah sistol Tekanan darah diastoleNormal < 120 < 80Prahipertensi 120 – 139 80 – 89Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 1002.1.2. Etiologi Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui peyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti genetik, lingkungan, sistem renin angiotensin, sistem saraf otonom, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti merokok, alkohol, obesitas, dan lain-lain (Lauralee, 2001). 2. Hipertensi sekunder, terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, misalnya 1) Penyakit ginjal : glomerulonefritis akut, nefritis kronis, penyakit poliarteritis, diabetes nefropati, 2) Penyakit endokrin : hipotiroid,Universitas Sumatera Utara hiperkalsemia, akromegali, 3) koarktasio aorta, 4) hipertensi pada kehamilan, 5) kelainan neurologi, 6) obat-obat dan zat-zat lain (Lauralee, 2001). .2.1.3. Patofisiologi Kaplan menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah yang mempengaruhi rumus dasar: Tekanan Darah = Curah Jantung x Tahanan Perifer. (Yogiantoro, 2006). Mekanisme patofisiologi yang berhubungan dengan peningkatan hipertensi esensial antara lain : 1) Curah jantung dan tahanan perifer Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat berpengaruh terhadap kenormalan tekanan darah. Pada sebagian besar kasus hipertensi esensial curah jantung biasanya normal tetapi tahanan perifernya meningkat. Tekanan darah ditentukan oleh konsentrasi sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil. Peningkatan konsentrasi sel otot halus akan berpengaruh pada peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler. Peningkatan konsentrasi otot halus ini semakin lama akan mengakibatkan penebalan pembuluh darah arteriol yang mungkin dimediasi oleh angiotensin yang menjadi awal meningkatnya tahanan perifer yangirreversible (Gray, et al. 2005). 2) Sistem Renin-Angiotensin Ginjal mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan ekstraseluler dan sekresi renin. Sistem Renin-Angiotensin merupakan sistem endokrin yang penting dalam pengontrolan tekanan darah. Renin disekresi oleh juxtaglomerulus aparantus ginjal sebagai respon glomerulus underperfusion atau penurunan asupan garam, ataupun respon dari sistem saraf simpatetik (Gray, et al. 2005). Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi hati, yang oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I (dekapeptida yang tidak aktif). OlehUniversitas Sumatera Utara ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II (oktapeptida yang sangat aktif). Angiotensin II berpotensi besar meningkatkan tekanan darah karena bersifat sebagai vasoconstrictor melalui dua jalur, yaitu: a. Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga urin menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkan, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian instraseluler. Akibatnya volume darah meningkat sehingga meningkatkan tekanan darah. b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakanhormon steroid yang berperan penting pada ginjal. Untuk mengatur volumecairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaClakan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairanekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanandarah (Gray, et al. 2005). 3) Sistem Saraf Otonom Sirkulasi sistem saraf simpatetik dapat menyebabkan vasokonstriksi dan dilatasi arteriol. Sistem saraf otonom ini mempunyai peran yang penting dalam pempertahankan tekanan darah. Hipertensi dapat terjadi karena interaksi antara sistem saraf otonom dan

Page 9: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

sistem renin-angiotensin bersama – sama dengan faktor lain termasuk natrium, volume sirkulasi, dan beberapa hormon (Gray, et al. 2005).Universitas Sumatera Utara 4) Disfungsi Endotelium Pembuluh darah sel endotel mempunyai peran yang penting dalam pengontrolan pembuluh darah jantung dengan memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer. Secara klinis pengobatan dengan antihipertensi menunjukkan perbaikan gangguan produksi dari oksida nitrit (Gray, et al. 2005). 5) Substansi vasoaktif Banyak sistem vasoaktif yang mempengaruhi transpor natrium dalam mempertahankan tekanan darah dalam keadaan normal. Bradikinin merupakan vasodilator yang potensial, begitu juga endothelin. Endothelin dapat meningkatkan sensitifitas garam pada tekanan darah serta mengaktifkan sistem renin-angiotensin lokal. Arterial natriuretic peptide merupakan hormon yang diproduksi di atrium jantung dalam merespon peningkatan volum darah. Hal ini dapat meningkatkan ekskresi garam dan air dari ginjal yang akhirnya dapat meningkatkan retensi cairan dan hipertensi (Gray, et al. 2005). 6) Hiperkoagulasi Pasien dengan hipertensi memperlihatkan ketidaknormalan dari dinding pembuluh darah (disfungsi endotelium atau kerusakan sel endotelium), ketidaknormalan faktor homeostasis, platelet, dan fibrinolisis. Diduga hipertensi dapat menyebabkan protombotik dan hiperkoagulasi yang semakin lama akan semakin parah dan merusak organ target. Beberapa keadaan dapat dicegah dengan pemberian obat anti-hipertensi (Gray, et al. 2005). 7) Disfungsi diastolik Hipertropi ventrikel kiri menyebabkan ventrikel tidak dapat beristirahat ketika terjadi tekanan diastolik. Hal ini untuk memenuhi peningkatan kebutuhan input ventrikel, terutama pada saat olahraga terjadi peningkatan tekanan atrium kiri melebihi normal, dan penurunan tekanan ventrikel (Gray, et al. 2005).2.1.4. Faktor ResikoUniversitas Sumatera Utara Hampir setengah abad yang lalu, Irvin H. Page yang terkenal dengan teori mosaicof hypertension menguraikan bahwa, hipertensi merupakan” penyakit pengaturan tekanan yang diakibatakan oleh multifaktorial” (Majid, 2005). Dengan kemajuan dalam penelitian mengenai hipertensi ternyata masih banyak lagi faktor yang berperan dalam mekanisme pengaturan tekanan darah yang belum termasuk dalam teori mosaic. Multifaktorial yang dihubungkan dengan patogenesis hipertensi primer yang terutama terdiri dari 3 elemen penting yaitu : 1. Faktor genetik 2. Rangsangan lingkungan : terutama asupan garam, stress dan obesitas 3. Adaptasi struktural yang membuat pembuluh darah dan jantung membutuhkan tekanan yang lebih tingi dari fungsi normalnya. Ketiga elemen ini saling terkait dimana pengaruh lingkungan yang berlebihan dibutuhkan untuk mencetuskan predisposisi genetik sedangkan perubahan struktural kadang-kadang dipercepat oleh faktor genetik (Majid, 2005). Pada fase awal, interaksi antara predisposisi genetik dan pengaruh lingkungan menyebabkan terjadi peningkatan cardiac output (CO) melebihi resistensi perifer. 1. Faktor genetik a. Peran faktor genetik dibuktikan dengan berbagai kenyataan yang dijumpai maupun dari penelitian, misalnya: - Kejadian hipertensi lebih banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot dari pada heterozigot, apabila salah satu diantaranya menderita hipertensi. - Kejadian hipertensi primer dijumpai lebih tinggi 3,8 kali pada usia sebelum 50 tahun, pada seseorang yang mempunyai hubungan keluarga derajat pertama yang hipertensi sebelum usia 50 tahun. - Percobaan pada tikus golongan Japanese spontaneosly hypertensive rat (SHR) Dahl salt sensitive (DS) dan sal resistance (R) dan Milan hypertensive rat strain (MHS) menunjukkan bahwa dua turunan tikus tersebut mempunyai faktor genetik yang secara genetik diturunkan sebagai faktor penting timbulnya hipertensi, sedangkan turunan yang lain menunjukkan faktor kepekaan terhadap garam yangUniversitas Sumatera Utara juga diturunkan secara genetik sebagai faktor utama timbulnya hipertensi (Majid, 2005). b. Faktor yang mungkin diturunkan secara genetik antara lain : defek transport Na pada membran sel, defek ekskresi natrium dan peningkatan aktivitas saraf simpatis yang merupakan respon terhadap stress (Majid, 2005). 2. Faktor lingkungan a. Keseimbangan garam Garam merupakan hal yang amat penting dalam patofisiologi hipertensi primer. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada golongan suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Apabila asupan garam kurang dari 3 gram perhari, prevalensi hipertensi beberapa persen saja, sedangkan apabila asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung GFR (glomerula filtrat rate) meningkat. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan kelebihan ekskresi garam (pressure natriuresis) sehingga kembali kepada keadaan hemodinamik yang normal. Pada penderita hipertensi, mekanisme ini terganggu dimana pressure natriuresis mengalami “reset” dan dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi untuk mengeksresikan natrium, disamping adanya faktor lain yang berpengaruh (Majid,

Page 10: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

2005). b. Obesitas Banyak penyelidikan menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif diantara obesitas (terutama upper body obesity) dan hipertensi. Bagaimana mekanisme obesitas menyebabkan hipertensi masih belum jelas. Akhir-akhir ini ada pendapat yang menyatakan hubungan yang erat diantara obesitas, diabetes melitus tipe 2, hiperlipidemia dengan hipertensi melalui hiperinsulinemia (Majid, 2005). c. StressUniversitas Sumatera Utara Hubungan antara stress dan hipertensi primer diduga oleh aktivitas saraf simpatis (melalui cathecholamin maupun renin yang disebabkan oleh pengaruh cathecolamin) yang dapat meningkatkan tekanan darah yang intermittent. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan dibuktikan, pemaparan terhadap stress membuat binatang tersebut hipertensi (Majid, 2005). d. Lain-lain Faktor-faktor lain yang diduga berperan dalam hipertensi primer rasio asupan garam, kalium, inaktivitas fisik, umur, jenis kelamin dan ras (Majid, 2005). 3. Adaptasi perubahan struktur pembuluh darah Perubahan adaptasi struktur kardiovaskular, timbul akibat tekanan darah yang meningkat secara kronis dan juga tergantung dari pengaruh trophic growth (angiotensin II dan growth hormon) (Majid, 2005).2.1.5. Kerusakan Target Organ Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah: 1. Penyakit ginjal kronis 2. Jantung a. Hipertrofi ventrikel kiri b. Angina atau infark miokardium c. Gagal jantung 3. Otak a. Strok b. Transient Ischemic Attack (TIA) 4. Penyakit arteri perifer 5. Retinopati (Yogiantoro, 2006).Universitas Sumatera Utara Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor ATI angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxidesynthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresitransforming growth factor-β (TGF-β) (Yogiantoro, 2006).2.1.6. PenatalaksanaanTerapi Farmakologi 1. Diuretik Mula-mula obat ini mengurangi volum ekstraseluler dan curah jantung. Efek hipotensi dipertahankan selama terapi jangka panjang melalui berkurangnya tahanan vaskular, sedangkan curah jantung kembali ke tingkat sebelum pengobatan dan volum ekstraseluler tetap berkurang sedikit (Benowitz, 1998). Mekanisme yang potensial untuk mengurangi tahanan vaskular oleh reduksi ion Na yang persisten walaupun sedikit saja mencakup pengurangan volum cairan interstisial, pengurangan konsentrasi Na di otot polos yang sekunder dapat mengurangi konsentrasi ion Ca intraseluler, sehingga sel menjadi lebih resisten terhadap stimulus yang mengakibatkan kontraksi, dan perubahan afinitas dan respon dari reseptor permukaan sel terhadap hormon vasokonstriktor (Benowitz, 1998). Efek Samping Impotensi seksual merupakan efek samping yang paling mengganggu pada obat golongan tiazid. Gout merupakan akibat hiperurisemia yang dicetuskan oleh diuretik. Kram otot dapat pula terjadi, dan merupakan efek samping yang terkait dosis (Benowitz, 1998). Golongan obat a. Tiazid dan agen yang sejenis ( hidroklorotiazid, klortalidon)Universitas Sumatera Utara b. Diuretik loop (furosemid, bemetanid, asam etakrinik) c. Diuretik penyimpan ion K, amilorid, triamteren, spironolakton. 2. Beta adrenergik blocking agents (betabloker) Jenis obat ini efektif terhadap hipertensi. Obat ini menurunkan irama jantung dan curah jantung. Beta bloker juga menurnkan pelepasan renin dan lebih efektif pada pasien dengan aktivitas renin plasma yang meningkat (Benowitz, 1998). Beberap mekanisme aksi anti hipertensi di duga terdapat pada golongan obat ini, mencakup : 1) Menurunkan frekuensi irama jantung dan curah jantung 2) Menurunkan tingkat renin di plasma 3) Memodulai aktivitas eferen saraf perifer 4) Efek sentral tidak langsung Efek Samping Semua betabloker memicu spasme bronkial, misalnya pada pasien dengan asma bronkial. Golongan Obat a. Obat yang bekerja sentral (metildopa, klonidin, kuanabenz, guanfasin) b. Obat penghambat ganglion (trimetafan) c. Agen penghambat neuron adrenergik (guanetidin, guanadrel, reserpin) d. Antagonis beta adrenergik (propanolol, metoprolol) e. Antagonis alfa-adrenergik (prazosin, terazosin, doksazosin, fenoksibenzamin, fentolamin) f. Antagonis adrenergik campuran (labetalol) 3. ACE-inhibitor (Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors) Cara kerja utamanya ialah menghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron, namun juga menghambat degradasi bradikinin, menstimulasi sintesisUniversitas Sumatera Utara prostaglandin vasodilating, dan kadang-kadang mereduksi aktivitas saraf simpatis (Benowitz, 1998). Efek Samping Batuk kering ditemukan pada 10 persen atau lebih penderita yang mendapat obat ini. Hipotensi yang berat dapat terjadi pada pasien dengan stenosis arteri renal bilateral, yang dapat

Page 11: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

mengakibatkan gagal ginjal. Golongan obat: Benazepril, captopril, enalapril, fosinoplir, lisinopril, moexipril, ramipril, quinapril, trandolapril (Benowitz, 1998). 4. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) Efek samping batuk tidak ditemukan pada pengobatan dengan ARB. Namun efek samping hipotensi dan gagal ginjal masih dapat terjadi pada pasien dengan stenosis arteri renal bilateral dan hiperkalemia (Benowitz, 1998). Golongan obat: Candesartan, eprosartan, irbesartan, losartan, olmesartan, valsartan. 5. Obat penyekat terowongan kalsium (calcium channel antagonists, calcium channel blocking agents, CCT). Calcium antagonist mengakibatkan relaksasi otot jantung dan otot polos, dengan demikian mengurangi masuknya kalsium kedalam sel. Obat ini mengakibatkan vasodilatasi perifer, dan refleks takikardia dan retensi cairan kurang biladibanding dengan vasodilator lainnya (Benowitz, 1998). Efek samping Efek samping yang paling sering pada calcium antagonis ialah nyeri kepala, edema perifer, bradikardia dan konstipasi. Golongan obat : Diltiazem, verapamil.

NYERI KEPALA LATAR BELAKANGNyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan di seluruh daerah kepaladengan batas bawah dari dagu sampai ke belakang kepala. Berdasarkan penyebabnyadigolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyerikepala yang tidak jelas kelainan anatomi atau kelainan struktur, yaitu migrain, nyeri kepalatipe tegang, nyeri kepala klaster dan nyeri kepala primer lainnya. Nyeri kepala sekunderadalah nyeri kepala yang jelas terdapat kelainan anatomi maupun kelainan struktur danbersifat kronis progresif, antara lain meliputi kelainan non vaskuler.1,2

Nyeri kepala merupakan masalah umum yang sering dijumpai dalam praktek seharihari. Nyeri kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bagian tubuh di wilayahkepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bukan hanya masalah fisik semata sebagai sebabnyeri kepala tersebut namun masalah psikis juga sebagai sebab dominan. Untuk nyeri kepalayang disebabkan oleh faktor fisik lebih mudah didiagnosis karena pada pasien akanditemukan gejala fisik lain yang menyertai sakit kepala, namun tidak begitu halnya dengannyeri kepala yang disebabkan oleh faktor psikis. Nyeri kepala yang sering timbul dimasyarakat adalah nyeri kepala tanpa kelainan organik, dengan kata lain adalah nyeri kepalayang disebabkan oleh faktor psikis.2,3

Nyeri kepala merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kelainan baikstruktural maupun fungsional, sehingga dibutuhkan sebuah klasifikasi untuk menentukanjenis dari nyeri kepala tersebut. Sejak tahun 1985 International Headache Society (IHS) mulaimengembangkan system klasifikasi dari nyeri kepala dan akhirnya pada tahun 1988dihasilkan klasifikasi nyeri kepala sebagai berikut :1

Di presentasikan pada acara Talk Show “Dokter Anda Menyapa” yang diselenggarakan oleh TVRISulawesi Selatan, tanggal 24 Januari 2010Nyeri kepala yang paling sering ditemukan di masyarakat adalah nyeri kepala migrendan nyeri kepala tegang otot (nyeri kepala tipe tegang). Dalam pembahasan ini, kami akanmembahas tentang salah satu jenis nyeri kepala yakni nyeri kepala tegang otot (tensionheadache).4

DEFINISINyeri kepala tegang otot adalah bentuk sakit kepala yang paling sering dijumpai dansering dihubungkan dengan jangka waktu dan peningkatan stress. Orang-orang yangcenderung menderita nyeri kepala mempunyai kepribadian yang tidak banyak berbeda.Sebagian besar tergolong dalam kelompok yang mempunyai perasaan kurang percaya diri,selalu ragu akan kemampuan diri sendiri dan mudah menjadi gentar dan tegang. Karena sifatyang seperti itu, maka akan menghasilkan sikap hidup yang serba kaku, sangat berhati-hati,sangat cermat serta menginginkan semua yang dilakukan serba sempurna dan juga cenderunguntuk mendendam. Pada akhirnya, terjadi peningkatan tekanan jiwa dan penurunan tenaga.

Page 12: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

Pada saat itulah terjadi gangguan dan ketidakpuasan membangkitkan reaksi pada otot-ototkepala, leher, bahu, serta vaskularisasi kepala sehingga timbul nyeri kepala. Nyeri sepertiinilah yang disebut nyeri kepala tegang otot. 5,9

Nyeri kepala ini disebabkan oleh ketegangan otot di leher, bahu dan kepala. Nyeri initersebar secara difus dan sifat nyerinya mulai dari ringan hingga sedang. Menurut lamaberlangsungnya, nyeri kepala tegang otot ini dibagi menjadi nyeri kepala episodik dan nyerikepala kronis. Nyeri kepala tegang otot dikatakan episodik jika perlangsungannya kurang dari15 hari dengan serangan yang terjadi kurang dari 1 hari perbulan (12 hari dalam 1 tahun).Nyeri kepala ini sangat umum dan banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tidak memerlukanpenanganan khusus dan dapat sembuh dengan pemberian analgetik sedangkan apabila nyerikepala tegang otot tersebut berlangsung lebih dari 15 hari selama 6 bulan terakhir dikatakannyeri kepala tegang otot kronis.6,8

EPIDEMIOLOGIDi Amerika serikat, hanya 1-4 % pasien dengan keluhan nyeri kepala yang masuk keInstalasi Rawat Darurat, tetapi merupakan alasan terbanyak pasien berkonsultasi kepadadokter. 90% dari nyeri kepala tersebut merupakan nyeri kepala tegang otot.1

Frekuensi nyeri kepala ini tidak berbeda dari wilayah yang satu dengan wilayah yanglainnya. Jika berdasarkan jenis kelamin, nyeri kepala ini lebih sering terjadi pada perempuandibandingkan laki-laki dengan perbandingan 3:1. Semua usia dapat terkena, namun sebagianbesar pasien adalah orang dewasa muda yang berumur berkisar antara 20-40 tahun. Riwayatdalam keluarga dapat ditemukan.1

ETIOLOGIPenyebab dari nyeri kepala tegang otot ini masih belum diketahui. Diduga dapatdisebabakan oleh faktor psikis maupun fakor fisik. Secara psikis, nyeri kepala ini dapattimbul akibat reaksi tubuh terhadap stress, kecemasan, depresi maupun konflik emosional.Sedangkan secara fisik, posisi kepala yang menetap yang mengakibatkan kontraksi otot-ototkepala dan leher dalam jangka waktu lama, tidur yang kurang, kesalahan dalam posisi tidurdan kelelahan juga dapat menyebabkan nyeri kepala tegang otot ini. Selain itu, posisi tertentuyang menyebabkan kontraksi otot kepala dan leher yang dilakukan bersamaan dengankegiatan-kegiatan yang membutuhkan peningkatan fungsi mata dalam jangka waktu lamamisalnya membaca dapat pula menimbulkan nyeri kepala jenis ini.6,9,10

Selain penyebab tersebut di atas, ada pula beberapa pemicu yang dapat menyebabkantimbulnya nyeri kepala jenis ini, antara lain konsumsi coklat, keju dan penyedap masakan(MSG). orang yang terbiasa minum kopi juga akan mengalami sakit kepala bila yangbersangkutan lupa untuk minum kopi. Jika nyeri kepala tegang otot ini akibat pengaruh psikismaka biasanya akan menghilang setelah masa stress berlalu.10

PATOFISIOLOGIBeberapa teori yang menyebabkan timbulnya nyeri kepala terus berkembang hinggasekarang. Seperti, teori vasodilatasi kranial, aktivasi trigeminal perifer, lokalisasi danfisiologi second order trigeminovascular neurons, cortical spreading depression, aktivasirostral brainstem.Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi, displacement maupunproses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor-nosiseptor pada struktur peka nyeri dikepala. Jika struktur tersebut yang terletak pada atau pun diatas tentorium serebellidirangsang maka rasa nyeri akan timbul terasa menjalar pada daerah didepan batas garisvertikal yang ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan melewati puncak kepala (daerahfrontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf trigeminus.Sedangkan rangsangan terhadap struktur yang peka terhadap nyeri dibawah tentorium(pada fossa kranii posterior) radiks servikalis bagian atas dengan cabang-cabang saraf

Page 13: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

perifernya akan menimbulkan nyeri pada daerah dibelakang garis tersebut, yaitu daerahoksipital, suboksipital dan servikal bagian atas. Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf kranialIX, X dan saraf spinal C-1, C-2, dan C-3. Akan tetapi kadang-kadang bisa juga radiksservikalis bagian atas dan N. oksipitalis mayor akan menjalarkan nyerinya ke frontal danmata pada sisi ipsilateral. Telah dibuktikan adanya hubungan erat antara inti trigeminusdengan radiks dorsalis segmen servikal atas. Trigemino cervical reflex dapat dibuktikandengan cara stimulasi n.supraorbitalis dan direkam dengan cara pemasangan elektrode padaotot sternokleidomastoideus. Input eksteroseptif dan nosiseptif dari trigemino-cervical reflexditransmisikan melalui polysinaptic route, termasuk spinal trigeminal nuklei dan mencapaiservikal motorneuron. Dengan adanya hubungan ini jelaslah bahwa nyeri didaerah leher dapatdirasakan atau diteruskan kearah kepala dan sebaliknya.Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri kepala ini adalahkontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya terlibat antara lain m. spleniuscapitis, m. temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius, m. cervicalisposterior, dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa para penderita nyeri kepalaini mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala yang lebih besar daripada oranglain yang menyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala setelah adanya kontraksiotot. Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi tubuh yang dipertahankan lama sehinggamenyebabkan ketegangan pada otot ataupun posisi tidur yang salah. Ada juga yangmengatakan bahwa pasien dengan sakit kepala kronis bisa sangat sensitif terhadap nyerisecara umum atau terjadi peningkatan nyeri terhadap kontraksi otot. 10

Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksiotot di sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga alirandarah berkurang yang menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasilmetabolisme yang akhirnya akan menyebabkan nyeri.4,10

Para peneliti sekarang mulai percaya bahwa nyeri kepala ini bisa timbul akibat perubahandari zat kimia tertentu di otak – serotonin, endorphin, dan beberapa zat kimia lain – yangmembantu dalam komunikasi saraf. Ini serupa dengan perubahan biokimia yang berhubungandengan migren. Meskipun belum diketahui bagaimana zat-zat kimia ini berfluktuasi, adaanggapan bahwa proses ini mengaktifkan jalur nyeri terhadap otak dan mengganggukemampuan otak untuk menekan nyeri. Pada satu sisi, ketegangan otot di leher dan kulitkepala bisa menyebabkan sakit kepala pada orang dengan gangguan zat kimia.

GEJALA KLINIKNyeri kepala tegang otot biasa berlangsung selama 30 menit hingga 1 minggu penuh.Nyeri bisa dirasakan kadang – kadang atau terus menerus. Nyeri pada awalnya dirasakanpasien pada leher bagian belakang kemudian menjalar ke kepala bagian belakang selanjutnyamenjalar ke bagian depan. Selain itu, nyeri ini juga dapat menjalar ke bahu. Nyeri kepaladirasakan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang pada daerah bitemporal dan bioksipital,atau seperti diikat di sekeliling kepala. Nyeri kepala tipe ini tidak berdenyut..1,2,8

Pada nyeri kepala ini tidak disertai mual ataupun muntah tetapi anoreksia mungkinsaja terjadi. Pasien juga mengalami fotofobia dan fonofobia. Gejala lain yang juga dapatditemukan seperti insomnia (gangguan tidur yang sering terbangun atau bangun dini hari),nafas pendek, konstipasi, berat badan menurun, palpitasi dan gangguan haid.1,8,9

Pada nyeri kepala tegang otot yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflikpsikologis yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi. Oleh sebab itu, perludievaluasi adanya stres kehidupan, pekerjaan, kebiasaan, sifat kepribadian tipe perfeksionis,kehidupan perkawinan, kehidupan sosial, seksual, dan cara pasien mengatasinya. Keluhanemosi antara lain perasaan bersalah, putus asa, tidak berharga, takut sakit ataupun takut mati.Keluhan psikis yaitu konsentrasi buruk, minat menurun, ambisi menurun atau hilang, dayaingat buruk dan keinginan bunuh diri.

Page 14: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

1,9 PEMERIKSAAN FISIKTidak ada pemeriksaan fisik yang berarti untuk mendiagnosis nyeri kepala. Padapemeriksaan fisik, tanda vital harus normal, pemeriksaan neurologis normal. 1,4

Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan kepala dan leher serta pemeriksaanneurologis yang meliputi kekuatan motorik, refleks, koordinasi, dan sensasi. Pemeriksaanmata dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan pada bola mata yang bisamenyebabkan sakit kepala. Pemeriksaan daya ingat jangka pendek dan fungsi mental pasienjuga dilakukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Pemeriksaan ini dilakukan untukmenyingkirkan berbagai penyakit yang serius yang memiliki gejala nyeri kepala sepertitumor atau aneurisma dan penyakit lainnya. 1,4

DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan fisis yangnormal. Anamnesis yang menunjukkan adanya faktor psikis sebagai latar belakang nyerikepala ini semakin mengarahkan ke jenis nyeri kepala tegang otot. Selain itu karakteristikgejalanya juga dijadikan dasar untuk mendiagnosis nyeri kepala tipe ini sehingga informasitentang tipe nyeri, lokasi, frekuensi dan durasinya harus jelas.8

PENATALAKSANAANPembinaan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan pasien merupakanlangkah pertama yang sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Penjelasan dokter yangmeyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau otaknyadapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya.Penilaian adanya kecemasan atau depresi harus segera dilakukan. Sebagian pasien menerimabahwa kepalanya berkaitan dengan penyakit depresinya dan bersedia ikut programpengobatan sedangkan pasien lain berusaha menyangkalnya. Oleh sebab itu, pengobatanharus ditujukan kepada penyakit yang mendasari dengan obat anti cemas atau anti depresiserta modifikasi pola hidup yang salah, disamping pengobatan nyeri kepalanya. Bila depresiberat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien harus dirujuk ke ahli jiwa2

Saat nyeri timbul dapat diberikan beberapa obat untuk menghentikan atau mengurangisakit yang dirasakan saat serangan muncul. Penghilang sakit yang sering digunakan adalah:acetaminophen dan NSAID seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, dan ketoprofen.Acetaminophen efektif untuk sakit kepala sedang sampai berat dalam dosis tinggi. Efeksamping acetaminophen lebih jarang ditemukan, tetapi penggunaan dalam dosis besar untukwaktu yang lama bisa menyebabkan kerusakan hati yang berat. NSAID efektif dalam dosisyang lebih rendah. Efek samping yang ditemukan antara lain mual, diare atau konstipasi,sakit perut, perdarahan dan ulkus.Pengobatan kombinasi antara acetaminophen atau aspirin dengan kafein atau obat sedatifbiasa digunakan bersamaan. Cara ini lebih efektif untuk menghilangkan sakitnya, tetapijangan digunakan lebih dari 2 hari dalam seminggu dan penggunaannya harus diawasi olehdokter.4,5,8

Kebanyakan orang dengan nyeri kepala mencoba berbagai langkah non-farmakologi untukmeredakan nyeri, Namun, masih belum diketahui kebiasaan apa yang member respon yanbaik untuk nyeri kepala. Martins and Prarreira mengidentifikasi 6 manuver yang seringdilakukan oleh pasien, sebagian besar meredakan nyeri kepala selama serangan. Observasidilakukan oleh klinisi untuk mengamati area nyeri kepala tempat pasien melakukan manuver,yang dapat membantu meringankan nyeri. Dalam usaha identIfikasi faktor pereda, kami jugamengamati bahwa setiap manuver lebih sering dilakukan pada pasien migren, walaupunperbedaannya tidak signifikan kecuali untuk obat-obatan dan pemijatan. Faktor lain sepertitidur, istirahat, dan postur didapatkan pada kedua kelompok. Penggunaan obat dan pemijatanberkaitan dengan berkurangnya rasa nyeri pada pasien migren. Namun, hal ini sedikit berbedadengan Bag B et al. yang melaporkan pemijatan meredakan nyeri pada pasien NKTT. Tidak

Page 15: Seorang Laki Laki Berusia 55 Tahun Datang Ke Klinik Pratama Untuk Kontrol Tekanan Darah

sama dengan penelitian kami, mereka juga menunjukkan bahwa tidur, istirahat dan perubahanpostur juga meredakan nyeri pada pasien migren.Penggunaan self manipulation pada penanggulangan nyeri kepala primer misalnyapenekanan pada daerah yang sakit, kompres dingin, pijat, serta kompres panas, dapatmengurangi nyeri secara sementara sekitar 8% saja. Penanganan nyeri juga dapat melaluibiofeedback, terdiri dari EMG (elektromiografi), temperature measuring sensors, heart ratemonitor. Akupuntur, merupakan suatu ilmu pengobatan tusuk jarum dari Cina yang telahbanyak dibuktikan dapat menyembuhkan suatu nyeri kepala kronis. Acu-points terletakdidekat saraf, jika dirangsang maka akan dikirim ke SSP sehingga melepas endorphin.Penanggulangan dengan toxin botulinum (BTX A), mekanismenya belum diketahui pasti.Diduga BTX A mempunyai target menurunkan CGRP maupun SP dan sebagai musclerelaxant. PROGNOSISNyeri kepala tegang otot ini pada kondisi tertentu dapat menyebabkan nyeri yangmenyakitkan, tetapi tidak membahayakan. Nyeri ini dapat sembuh dengan perawatan ataupundengan menyelesaikan masalah yang menjadi latar belakangnya jika merupakan nyeri kepalategang otot yang timbul akibat pengaruh psikis. Nyeri kepala ini dapat sembuh dengan terapiobat berupa analgetik. Nyeri kepala tipe tegang ini biasanya mudah diobati sendiri. Denganpengobatan, relaksasi, perubahan pola hidup, dan terapi lain, lebih dari 90% pasien sembuhdengan baik.6 KESIMPULANNyeri kepala primer merupakan migrain, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepala klasterserta nyeri kepala primer lainnya. Nyeri kepala tegang otot merupakan nyeri kepala terbanyakyang dikeluhkan penderita dimana ditandai dengan sifat nyeri yang seperti terikat oleh suatukain yang sangat erat. Nyeri ini disebabkan oleh adanya kontraksi terus menerus dari otot-otot kulit kepala, dahi dan leher disertai vasokontriksi ekstrakranial. Nyeri disertai denganperasaan tegang yang menjepit kepala dan nyeri daerah oksipitoservikal. Jenis nyeri kepalaini sering ditemui. Nyeri ini disebabkan selain oleh faktor fisik juga disebabkan oleh faktorpsikis. Bentuk akut dikaitkan dengan keadaan stress, kegelisahan dan/atau kelelahan temporeryang biasanya berlangsung satu atau dua hari. Nyeri kepala tegang otot kronik lebih seringdijumpai pada wanita, dan biasanya bilateral, dapat terjadi siang maupun malam hari, danberlangsung sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, terasa menekan, tidak berdenyutdan sering dikaitkan dengan perasaan gelisah, depresi dan perasaan tertekan.Pengobatan yang dilakukan pada pasien dengan nyeri kepala tegang otot adalahmemperbaiki psikis pasien terlebih dahulu karena sebagian pasien yang mengalami penyakitini mempunyai faktor psikis yang memicu timbulnya nyeri kepala ini. Secara farmakologi,obat yang dapat meringankan nyeri kepala ini dilakukan dengan pemberian analgetik dandapat ditambhakan obat antidepresan. Prognosis penyakit ini baik, dan denganpenatalaksanaan yang baik lebih dari 90% pasien dapat disembuhkan