senyawa kompleks
TRANSCRIPT
JURNAL PRAKTIKUM
SENYAWA KOMPLEKS
21 April 2014
Oleh
KIKI NELLASARI (1113016200043)
BINA PUTRI PARISTU (1113016200045)
RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047)
LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049)
ISNY MEILANY (1113016200053)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
SENYAWA KOMPLEKS
Abstrak
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi atau tambang yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari. Dalam table periodic, besi mempunyai simbol Fe. Pada suhu
kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna keabu-abuan. Tembaga adalah suatu unsure
kimia dalam table periodic yang memiliki lambing Cu, tembaga bersifat halus dan lunak, dengan
permukaan berwarna jingga kemerahan. Pada percobaan ini banyak tahap yang melalui proses
pemanasan dan reaksi dengan H2SO4 10%.
Kata kunci : Besi, Tembaga, H2SO4 10%,
I. Pendahuluan
Secara umum, senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan kovalen
koordinasi dapat dianggap sebagai senyawa koordinasi. Dalam konteks yang lebih khusus,
senyawa koordinasi adalah senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan
kovalen koordinasi antara ion logam atau atom logam dengan atom non logam. (Effendy,
2007:2-3)
Salah satu keistimewaan logam transisi adalah dapat membentuk senyawa kompleks,
yaitu senyawa yang paling sedikit terdiri dari satu ion kompleks (terdiri dari kation logam
utama atau logam transisi sebagai atom pusat yang berikatan dengan molekul dan atau anion
yang disebut sebagai ligan) yang berikatan dengan ion lainnya yang disebut ion counter.
(Fitriana,2012)
Banyak ion logam, khususnya logam peralihan, mempunyai kemampuan membentuk
ikatan dengan gugus penyumbang electron (ligan). Jumlah ligan yang terkoordinasi dan
penyebaran geometris ligan ini disekitar logam merupakan ciri yang membedakan sebuah
ion kompleks dari ion kompleks lainnya. Beberapa ligan mempunyai lebih dari satu pasang
elektron untuk disumbangkan. (Petrucci,1987:205)
Molekul atau ion yang mengelilingi logam dalam ion kompleks dinamakan ligan.
Interaksi antara atom logam dan ligan-ligan dapat dibayangkan bagaikan reaksi asam basa
Lewis. Ligan berperan sebagai basa Lewis. Sebaliknya, ataom logam transisi (dalam
keadaan netral maupun bermuatan positif) bertindak sebagai asam Lewis, yaitu menerima
(dan berbagi) pasangan elektron dari basa Lewis. Dengan demikian, ikatan logam-ligan
biasanya adalah ikatan kovalen koordinat. (Chang, 2005)
Senyawa kompleks dapat diuraikan menjadi ion kompleks. Ion kompleks adalah
kompleks yang bermuatan positif atau bermuatan negative yang terdiri atas sebuah logam
atom pusat dan jumlah ligan yang mengelilingi logam atom pusat. Logam atom pusat
memiliki bilangan oksidasi nol, positif sedangkan ligan bisa bermuatan netral atau anion
pada umumnya. (Saragih, 2011).
II. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Cawan porselen
Corong
Eksikator
Gelas beaker
Gelas ukur
Kaca arloji
Neraca
Oven
Pembakar spirtus
Penjepit besi
pH indikator universal
Pipet tetes
Spatula
Water bath
Air
Besi 3,5 gram
Kristal CuSO4 0,5 gram
Larutan H2SO4 10% 150 mL
Larutan NH3 80 mL
III. Langkah Kerja
No. Langkah Kerja Hasil Pengamatan
Larutan A
1. 3,5 gram besi dimasukan ke dalam 1. Terbentuk gelembung gas
100 mL larutan H2SO4 10% 2. Larutan berubah warna menjadi hijau
tosca
2. Panaskan ke dalam water bath lalu
disaring
1. Volume larutan berkurang
2. Besi larut dalam larutan
3. Warna larutan berubah menjadi warna
biru
3. Beri beberapa tetes H2SO4 kemudian
panaskan dengan pembakar spritus
1. Volume larutan berkurang
2. Terbentuk kristal berwarna hijau tua
Larutan B
1. Campurkan 50ml larutan H2SO4 10%
dengan 80ml larutan NH3
pH larutan menjadi 7
2. Panaskan larutan menjadi larutan B 1. Volume larutan berkurang
2. Larutan menjadi lebih kental (jenuh) dan
timbul endapan kristal
Campuran Larutan A dan B
1. Campurkan larutan A dengan larutan
BLarutan dan Kristal bercampur
2. Panaskan larutan Tidak berbentuk Kristal
Tembaga Kompleks
1. Panaskan cawan ke dalam oven pada
suhu 95O C selama 10 menit
diletakkan ke dalam desikator
Tidak terjadi reaksi
2. Timbang cawan dan masukkan
kristal CuSO4 0.5 gramTidak terjadi reaksi
3. Panaskan cawan yang sudah berisi
0,5 gram CuSO4 ke dalam oven lalu
masukkan ke dalam desikator
Kristal berwarna putih
4. Panaskan cawan lalu masukkan ke
dalam oven lalu letakkan ke dalam
desikator dan ditetesi air
Kristal berwarna biru
Reaksi :
Larutan A
Fe(s) + H2SO4 (aq) FeSO4 (aq) + H2 (g)
Larutan B
H2SO4(aq) + 2NH3(aq) (NH4)2SO4 (aq) + H2(g)
Campuran Larutan A dan B
FeSO4 + (NH4)2SO4 + 6H2O (NH4)2Fe(SO4)2 . 6 H2O
IV. Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan analisis pembentukan garam mohr. Pada
proses pembentukan larutan A , tujuan dari penyaringan untuk mengindari terbentuknya
kristal pada suhu yang rendah. Dan tujuan dari pemanasan adalah sebagai katalis yaitu untuk
mempercepat terjadinya reaksi sehingga hampir semua besi dapat larut. Larutan ini terus di
uapkan dengan tujuan untuk mengurangi molekul air yang ada pada larutan. Percobaan ini
menghasilkan garam besi (II) sulfat. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation
Fe2+ sehingga berwarna hijau. Reaksi yang terjadi yaitu:
Fe(s) + H2SO4 (aq) FeSO4 (aq) + H2 (g)
Larutan B dibuat dengan mencampurkan H2SO4 dengan NH3. Larutan amoniak ini
berfungsi sebagai ligan yang memiliki electron yang tak berpasangan untuk berinteraksi
dengan logam. Adapun tujuan pemanasan larutan untuk menguapkan NH3 dan menjenuhkan
larutan. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah:
H2SO4(aq) + 2NH3(aq) (NH4)2SO4 (aq) + H2(g)
Pembentukan Kristal garam mohr dilakukan dengan mencampurkan larutan A dan
larutan B dalam keadaan panas. Kristal yang terbentuk seharusnya berwarna hijau muda.
Namun, pada praktikum ini tidak terbentuk Kristal. Hal ini mungkin dikarenakan adanya
kesalahan praktikan, dimana pada pembuatan larutan A dan B ketika pembentukan Kristal,
Kristal yang dihasilkan belum sempurna. Sehingga ketika direaksikan tidak dapat
membentuk garam mohr.
Kristal tembaga setelah dipanaskan berwarna putih, sedangkan setelah ditambahkan air
Kristal tembaga berwarna biru. Hal ini dikarenakan Kristal tembaga anhidrat akan berwarna
putih dan Kristal hidrat berwarna biru. Oleh karena itu, ketika di teteskan air Kristal tembaga
akan mengikat hidratnya sehingga berubah warna menjadi biru.
V. Kesimpulan
Campuran FeSO4 dan (NH4)2SO4 akan menghasilkan suatu garam yang disebut garam
mohr atau (NH4)2Fe(SO4)2 . 6H2O
Pembentukan garam mohr dilakukan dengan cara kristalisasi yaitu melalui penguapan,
dan akan di dapatkan kristal berwarna hijau muda.
Kristal tembaga anhidrat berwarna putih sedangkan Kristal tembaga hidrat berwarna biru.
VI. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Effendy. 2007. Kimia Koordinasi Jilid 1. Malang: Bayu Media Publishing.
Petrucci, H. Ralph. 1987. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Fitriana, Ayu. 2012. Senyawa Koordinasi (Senyawa Kompleks).
http://tekim.undip.ac.id/staf/istadi/files/2012/10/AyuFriitiana-
21030112130095_rabu.pdf. [10 Mei 2014] 21:15 WIB
Saragih, EB. 2011. Senyawa Kompleks.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678929460/4chapter%2011.pdf. [10 Mei
2014] 19:45 WIB