senth penerapan sistem akustik pada ruang …
TRANSCRIPT
SENTHONG,Vol.I,No.1,Januari2018
______________________________________________________________________65
PENERAPANSISTEMAKUSTIKPADARUANGAUDITORIUMBALAISIDANGDISURAKARTA
PanduKartiko1,Sumaryoto2,Moh.Muqoffa3ProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakarta1,2,3
Abstrak KotaSurakartayangmenjadisalahsatusasaranutamaKementrianPariwisatadalammengembangkansektorMICE(Meetings,Incentives,Conventions,andExhibitions)diIndonesiamasihbelummemilikivenueyangmemadaiuntukpenyelenggaraankegiatanMICE.Potensi-potensiyangdimilikiKotaSurakartasepertisuasanayang kondusif, kekentalan budaya, banyaknya penyelenggaraan event-event berskala internasional dankunjunganwisatawanyang terusmeningkatmenjadialasandibutuhkannyasebuahwadahyang idealuntukpenyelenggaraan kegiatan MICE berskala besar. Balai sidang di Surakarta hadir sebagai wadahpenyelenggaraankegiatanMICEdiKotaSurakarta.Padasebuahbalaisidang,pengondisianlingkunganakustikyangidealharusdilakukanagarkegiatandidalamnyadapatberjalandenganbaik.Menanggapihaltersebut,makaditerapkanpengondisiansistemakustikdenganbeberapatahapan,mulaidaritahapyangmakrohinggaberkutub pada tahap yang mikro. Metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian terapan melaluipenerapan teori Susanto tentangpengondisian lingkunganakustikdalampermasalahanperancangan ruangauditoriumyangmembutuhkanpenangananakustikkhusus.HasilpenelitianadalahpengondisianlingkunganakustikpadaruangauditoriumbalaisidangdiSurakartayangbermulapadalingkunganmakrohinggamikropadapengolahanlingkungantapakhinggapengolahaninteriorruangauditoriumdanpenghitungannilaiwaktudengungidealbagiruangdengankebutuhanpenangananakustikkhusus.
Katakunci:akustikbangunan,auditorium,balaisidang,conventioncenter
1.PENDAHULUANKota Surakartamemiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkanmenjadi kawasan
MICE. Potensi yang dimiliki Kota Surakarta, antara lain keragaman budaya, obyek wisata yangberagam, hotel bertaraf internasional, lapangan udara, dan suasana yang sangat kondusif.Berdasarkandata dariSurakarta dalamAngka (2016), jumlah kunjunganwisatawandomestik danmancanegaraterusbertambahsetiaptahunnyadansebagianbesarwisatawandatangdengantujuanMICE. Dalam penyelenggaraan serangkaian agenda,menurut kalender event Solo, Kota Surakartabiasanyamengandalkanvenue,sepertiPendhapiGedheBalaikota,DiamondConventionCenter,danballroomyangterdapatpadahotel-hoteldengankapasitaskurangmemadai(Wakhidah,2012).
Denganmelihat potensi Kota Surakarta yang begitu besar, termasuk dalam sektor bisnis,pariwisata, dan budaya, tetapi Kota Surakarta kurang kuat dalam penyelenggaraan acara-acaratersebut akibat kurangnya fasilitas MICE venue, maka dibutuhkan sebuah fasilitas yang mampumewadahi berbagai kegiatan pertemuan, insentif, konvensi dan eksibisi, yaitu sebuah conventioncenter atau balai sidang yang diharapkan akan menjadi peluang sangat besar sebagai pemicuperkembangan perekonomian Kota Surakarta dan meningkatkan ekonomi Kota Surakarta secarakeseluruhan.
Sebagaiwadahkegiatankonvensi,sebuahbalaisidangharusmemenuhipersyaratan-persyaratantertentuyangberkaitandengankarakteristikbangunan,diantaranyapengondisianlingkunganakustikyang baik agar dapat mengoptimalkan kegiatan yang terjadi di dalamnya. Pengondisian danperancanganakustik ruang,secara idealharusmulaiditanganidari lingkupyangmakro (mulaidari
SENTHONG,Vol.I,No.1,Januari2018
66
penataanlingkungan)hinggaakhirnyaberkutubpadadalamlingkupyangmikro,yaitupengondisiandan perancangan interior dan ruang aktivitas akustik (Sutanto, 2015). Tahapan pengondisianlingkunganakustiktersebut,yaitusebagaiberikut.
a. Lingkungan makro, yaitu lingkungan sekitar tapak berupa lingkungan darat atau air, danlingkunganyangbisingataulingkunganyangtenang.
b. Lingkunganmedium-makro,yaitulingkungandidalamtapak,tetapidiluarbangunan,berupalingkungantapakyangsudahdikondisikanuntukmenunjangaktivitasakustik.
c. Lingkunganmedium-makro-mikro,yaitulingkungandidalambangunan,tetapidiluarruangakustik.
d. Lingkunganmikro,yaitulingkungandidalamruangakustik.
Pengondisian lingkungan akustik pada lingkup mikro dilakukan dengan penghitungan nilaireverberationtimeatauwaktudengungmenggunakanrumusSabinesebagaiparameterpengukurankualitasakustikruangan(Doelle,1986).RumusSabine,yaituhasilpembagianantaravolumeruangdengan total luas koefisien absorbsi ditambah koefisien penyerapan suara apabila penghitungandilakukanpadarentangfrekuensi≥1.000Hz.
𝑅𝑇 = 0,16𝑉𝐴 + 𝑥𝑉
Ruangauditoriumyangsudahidealsebagaiwadahkegiatanserbagunamemilikiwaktudengungsebesar1,2detikuntukrentangfrekuensi125–4.000Hz(Satwiko,2004).Kriteria-kriteriatersebutkemudianditerapkan sebagai usahapengendalian lingkungan akustik pada ruang auditoriumbalaisidangdiSurakarta.
2.METODEPENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian terapan yang diawali dengan tahapanperumusanpermasalahandesaindalammerancangsebuahbalaisidang,kemudiandilakukantinjauandataberupakajianpustakatentangpermasalahanterkaitakustikdalambangunan,dandilanjutkandenganpenerapanteoritentangpengondisian lingkunganakustikbangunansebagaimetodeuntukmenjawabrumusanmasalahdenganempattahaplingkungan(Sutanto,2015),yaitu.
a. Lingkunganmakro,b. Lingkunganmedium-makro,c. Lingkunganmedium-makro-mikro,dand. Lingkunganmikro.
Pengondisian lingkungan pada tahapmikro kemudian dilakukan dengan penerapan rumusSabineuntukmenghitungwaktudengungruangauditoriumsebagaiparameterutamapengukurankualitasakustikruangdanpenyesuaiannilaiwaktudengungdenganmenerapkanteorinilaioptimalwaktudengunguntukruangauditoriumserbaguna(Satwiko,2004).
3.HASILDANPEMBAHASAN
PengondisianlingkunganakustikpadaruangauditoriumbalaisidangdiSurakartadilakukandengan perancangan lingkungan akustik (Sutanto, 2015) yang bermula dari lingkungan makro,kemudian mengerucut menuju lingkungan medium-makro, lalu mengerucut menuju lingkunganmedium-makro-mikro,hinggaberakhirpadalingkunganmikro.
PanduKartiko,Sumaryoto,Moh.Muqoffa/JurnalSENTHONG2018
67
a. LingkunganMakroLingkungan makro berarti lingkungan sekitar tapak. Penentuan tapak sejak awal
dilakukan denganmempertimbangkan lingkungan di sekitar tapak yang dapat menunjangkegiatanakustik. Tapakbalai sidangdirencanakanyangberadadiPusatPergudanganKotaPedaringandiKecamatanJebres,KotaSurakartaakanmenguntungkandalampertimbanganlingkungan tapak karena tidak seluruh bagian tapak dikelilingi oleh jalan raya ataupunpemukiman sehingga mendukung bagi kegiatan akustik yang membutuhkan lingkungandengantingkatkebisinganyangrendahkarenasuasananyamasihrelatiftenang(lihatgambar1).
Gambar1
LingkungandiSekitarTapakPerancangan
Areapadatapakyangterpengaruhbisinghanyalahsisiselatandansebagiansisibarattapak,karenamerupakanareapemukimandanjalanrayautamaduaarahyangselaluramai.Sisiutaradansisitimurtapaktidakterpengaruhbisingyangmengganggukarenahanyaberisilahankosong(lihatgambar2).
Gambar2
PengaruhKebisinganLingkunganpadaTapakPerancangan
b. LingkunganMedium-makroLingkunganmedium-makroyaitulingkungandidalamtapak,tetapidiluarbangunan.
Didalamareatapak,dilakukanpengolahanvegetasidanpeletakanbangunanagarterhindar
Padatapakperancanganyangdipilih,hanyasetengahbagiantapakyangbersebelahandenganjalanrayadansisanyabersebelahandenganlahanyangrelatifkosongsehinggatingkatkebisinganrendahdandapatmendukungkegiatanakustik.
Setengahbagiansisibarattapak
merupakanjalanraya
PapannamaPedaringan
Sisiselatantapakyaitujalanraya
Sisitimurtapakyaitulahanyang
kosong
GedungAK-TekstilSolo
Pengaruhkebisinganterbesarpadatapakdatangdariarahselatandansebagiansisibarattapak(ditunjukkandenganwarnaoranye),sedangkansisiutaradantimurtapak(ditunjukkandenganwarnahijau)relatiftenang.
SENTHONG,Vol.I,No.1,Januari2018
68
darikebisingan.Padabalaisidangyangdirencanakan,halinidilakukandenganmemberikanarea yang membatasi antara bangunan balai sidang yang direncanakan dan sumberkebisingan pada sisi selatan dan barat tapak (lihat gambar 4) serta mengolah vegetasi disekitartapakagarkebisingandariluartapakdapatterminimalisir(lihatgambar5).
Gambar3PeletakanBalaiSidangyangDirencanakanpadaTapak
Gambar4
PengendalianKebisingandariJalanRaya
c. LingkunganMedium-makro-mikroLingkunganmedium-makro-mikro yaitu lingkungan di dalam bangunan dan di luar
ruang auditorium. Untuk mencegah kebisingan masuk ke dalam area ruang auditorium,diberikanruang-ruangtransisiantararuangauditoriumdanruang-ruanglainnya.Ruang-ruangtransisiiniberuparuangsirkulasiuntukmemberikanjarakantararuangauditoriumdanruanglainnyasehinggakebisingandariruanganlaintidakmenggangguaktivitasdidalamauditoriumatausebaliknya(lihatgambar5).
Gambar5PemberianRuangSirkulasidiSekitarRuangAuditorium
Balaisidangdirancangdenganpemberianareayangmembatasiantarabangunanutamadansisiselatandanbarattapakyangbersebelahandenganjalanrayauntukmengurangiintensitaskebisinganyangmasukkedalambangunan.
Selainmemberikanareayangmenjauhkanbangunandarijalanraya,dilakukanpengolahanvegetasidisekitarsisitapakyangbersebelahandenganjalanrayaagardapatsemakinmenekanintensitaskebisinganyangberasaldarikendaraanyangmelintas.
Vegetasidisisitapak
Sumberkebisingan
Pemberianruangtransisiyangmembatasiruangauditoriumdenganbeberapahalllaindapatmenekankebisingandariluaragartidakmerambatkedalamruangauditorium.
PanduKartiko,Sumaryoto,Moh.Muqoffa/JurnalSENTHONG2018
69
d. LingkunganMikroLingkungan mikro yaitu lingkungan bagian dalam atau interior auditorium.
Pengondisian lingkungan akustik di dalam ruang auditorium dilakukan dengan pemilihanmaterialakustikpadainteriorauditoriumdanpenentuanbidang-bidangpantulyangbergunabagikegiatanakustik.Pemilihanmaterialakustikdilakukanberdasarkanpertimbanganfungsielemenruangsebagaipemantulbunyiataupunpenyerapbunyi(lihatgambar6).
Gambar6PenentuanFungsiElemenRuangInteriorAuditorium
Setelah dilakukanpenentuanbidang-bidang pantul, kemudian dilakukanpemilihan
material berdasarkan sifat fungsi elemen ruang untuk menentukan material yang cocokdigunakansebagaipemantulmaupunpenyerapbunyi(lihattabel1).
TABEL1PEMILIHANMATERIALINTERIORAUDITORIUM
Elemen Ruang Bahan Pertimbangan
Plafond
Auditorium Plywoodtebal3/8inci Materialpemantulbunyi
BawahBalkon Plywoodtebal3/8inci Materialpemantulbunyi
Panggung Papanakustik-tebal3/4inci,dengansistemkonstruksigantung
Materialpenyerapbunyi
Dinding
KanandanKiriAuditorium
Papankayu,tebal1/4incidenganronggaudaradibelakangnya
Materialpemantulbunyi
ParapetBalkonKarpetberatyangdilapiskanpadapapanseratfiberberlubang-lubangdenganronggaudaradibelakangnya
Materialpenyerapbunyi
BelakangAuditorium
Karpetberatyangdilapiskanpadapapanseratifiberberlubang-lubangdenganronggaudaradibelakangnya
Materialpenyerapbunyi
Pintu Panelplywoodtebal3/8inci Materialpemantulbunyi
Panggung
Panelkayutebal1/2inci,berlubang-lubangdengandiameter3/16inci(11%luasanterbuka,denganserat-seratfibersetebal21/2inciyangmengisironggaudaradibelakangnya)
Materialpenyerapbunyi
Lantai
Auditorium Karpetberatdiataskaretbusa Materialpenyerapbunyi
Balkon Karpetberatdiataskaretbusa Materialpenyerapbunyi
Panggung Karpetberatdiataskaretbusa Materialpenyerapbunyi
Setelah dilakukan pemilihan material ruang, kemudian ditentukan bidang-bidang
pantulpadalangit-langitauditoriumsebagaiberikutdenganacuansudutpantulansuarasamadengansudutarahdatangnyasuara(lihatgambar7).
Langit-langitdanbidangdindingsisikanandankiridimanfaatkansebagaibidangpantul,danbidangyanglaindimanfaatkansebagaibidangpenyerapbunyi.
SENTHONG,Vol.I,No.1,Januari2018
70
Gambar7
PenentuanBidangPantulpadaLangit-langitAuditoriumUkuran ruang auditorium kemudian dihitung berdasarkan luas permukaan tiap
elemendalam ruang, seperti ruang utamadan panggung untukmenghitung reverberationtime atau waktu dengung. Penghitungan luas permukaan setiap elemen dalam ruangauditoriumdidapatkansebagaiberikut(lihattabel2).
TABEL2
PENGHITUNGANLUASPERMUKAANELEMENRUANGAUDITORIUMElemen Ruang S(m2)atau(orang)
PlafonAuditorium 2.181,57BawahBalkon 472,77Panggung 396,23
Dinding
KanandanKiriAuditorium 1.312,35
ParapetBalkon 202,66BelakangAuditorium 342,32Pintu 24,64Panggung 292,76
LantaiAuditorium 2199,83Balkon 480,82Panggung 364,92
Seat 3.009
Volumeruangauditoriumkeseluruhanyaitu41.539,92m3.MenurutSatwiko(Fisika
Bangunan1,2004),nilaireverberationtimeuntukpenggunaanauditoriumserbagunapadarentang frekuensi 125 – 4.000 Hz yaitu 1,2 detik. Kemudian dilakukan penghitunganreverberationtimepadaruangauditoriumbalaisidangyangdirencanakansecaraglobaldandihitungpadafrekuensimenengah500Hzdengankoefisienpenyerapanbunyimaterial (α)yangdidapatberdasarkan tabel koefisienbahan (Egan,1988)untukmenentukanbesarnyareverberationtime(lihattabel3).
TABEL3PENGHITUNGANNILAITOTALLUASPERMUKAAN
DENGANKOEFISIENPENYERAPANBUNYIMATERIAL
Elemen Ruang BahanS(m2)atau
(orang)
α(500Hz)(Sabine)
A=Sxα(Sabinem2)atau(Sabine
orang)
Plafon
Auditorium Plywoodtebal3/8inci 2.181,57 0,17 370,8669
BawahBalkon Plywoodtebal3/8inci 472,77 0,17 80,3709
PanggungPapanakustik-tebal3/4inci,dengansistemkonstruksigantung
369,23 0,83 328,8709
Padabidanglangit-langitauditoriumdiberikansudut-sudutyangbergunauntukmemantulkansuaradarisumbersuaralangsungmenujuaudience.
PanduKartiko,Sumaryoto,Moh.Muqoffa/JurnalSENTHONG2018
71
Elemen Ruang BahanS(m2)atau
(orang)
α(500Hz)(Sabine)
A=Sxα(Sabinem2)atau(Sabine
orang)
Dinding
KanandanKiriAuditorium
Papankayu,tebal1/4incidenganronggaudaradibelakangnya
1.312,35 0,1 131,235
ParapetBalkon
Karpetberatyangdilapiskanpadapapanseratfiberberlubang-lubangdenganronggaudaradibelakangnya
202,66 0,63 127,6758
BelakangAuditorium
Karpetberatyangdilapiskanpadapapanseratfiberberlubang-lubangdenganronggaudaradibelakangnya
342,32 0,63 215,6616
Pintu Panelplywoodtebal3/8inci 24,64 0,17 4,1888
Panggung
Panelkayutebal1/2inci,berlubang-lubangdengandiameter3/16inci(11%luasanterbuka,denganserat-seratfibersetebal21/2inciyangmengisironggaudaradibelakangnya)
292,76 0,8 1.363,8946
Lantai
Auditorium Karpetberatdiataskaretbusa 2.199,83 0,57 1.363,8946
Balkon Karpetberatdiataskaretbusa 480,82 0,57 298,1084
Panggung Karpetberatdiataskaretbusa 364,92 0,57 226,2504
Seat Audiencesdudukdikursiberlapis 3.009 0,8 2407,2
NilaiTotalA 5.636,2528
Pada tabel 3, penggunaan bahan pada setiap elemen-elemen ruangmemengaruhi
nilai efisiensi penyerapan bunyi yang dinyatakan pada nilai koefisien penyerapan bunyimaterial (α) dalam frekuensi 500Hz. Nilai koefisien penyerapan bunyimaterial (α) untukbahanyangdiaplikasikanpadaelemen-elemenruangauditoriumdidapatberdasarkantabelkoefisien bahan (Egan, 1988), kemudian diketahui nilai total luas permukaan dengankoefisien penyerapanbunyimaterial yaitu sebesar 5.636,2585 Sabinem3 sehingga dapatdihitungnilaireverberationtimepadafrekuensi500HzdenganmenerapkanrumusSabine.
Diketahui V=41.539,92m3
A=5.636,2528Sabinem2
𝑅𝑇 = 0,16𝑉𝐴
RT =0,16x41.539,92/5.636,2528=1,179220918dibulatkanmenjadi1.18detik
Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai reverberation time ruang auditorium balaisidang yang direncanakan pada frekuensi 500 Hz yaitu 1,18 detik. Jika dibulatkan ke atasnilainyamenjadisesuaidenganrentangnilaireverberationtimeidealpadaruangauditoriumserbagunamenurutSatwiko(FisikaBangunan1,2004),yaitusebesar1,2detiksehinggaruangauditoriumbalaisidangdiSurakartayangdirancangsudahdapatdikatakanideal.
SENTHONG,Vol.I,No.1,Januari2018
72
4.KESIMPULANDANSARAN
Berdasarkanpenelitianyangdilakukan,didapatkankesimpulansebagaiberikut.a. PenerapansistemakustikpadaruangauditoriumbalaisidangdiSurakartadilakukandengan
pengondisian lingkungan akustik, mulai dari lingkungan makro, medium-makro, medium-makro-mikro,danmikro;
b. Pengondisian akustik pada lingkungan makro dilakukan dengan penentuan tapakperancangandiPusatPergudanganKotaPedaringandiKecamatanJebres,KotaSurakarta;
c. Pengondisian akustik pada lingkunganmedium-makro dilakukan denganmemberikan areayangmembatasi antara bangunan balai sidang yang direncanakan dan sumber kebisinganpadasisiselatandanbarattapak,sertamengolahvegetasidisekitartapakagarkebisingandariluartapakdapatterminimalisir;
d. Pengondisian akustik pada lingkunganmedium-makro-mikro dilakukan dengan pemberianruang-ruangtransisiberuparuangsirkulasiantaraauditoriumdanruanglainnya;dan
e. Pengondisian akustik pada lingkungan mikro dilakukan dengan penentuan bidang pantul,material interior, serta perhitungan reverberation time sebesar 1,18 detik, artinya, ruangauditorium pada balai sidang di Surakarta sudah ideal sebagai ruang yangmembutuhkanpenangananakustikkhusus.
DAFTARPUSTAKA
Doelle,L.(1986).EnvironmentalAcoustics.Jakarta:Erlangga.Egan,M.D.(1988).ArchitecturalAcoustics.MewYork:Mc-Graw-Hill,Inc.Satwiko,P.(2004).FisikaBangunan1.Yogyakarta:AndiOffset.Surakarta,B.K.(2016).KotaSurakartadalamAngka.Surakarta:CVNuansaFajar.Sutanto,H.(2015).Prinsip-prinsipAkustikdalamArsitektur.Yogyakarta:PTKanisius.Wakhidah,H.(2012,September25).JokowiJanjiWujudkanConventionHalldiSolo.Diambilkembali
dari SOLOPOS: http://www.solopos.com/2012/09/25/jokowi-janji-wujudkan-convention-hall-di-solo-332464.