perbaikan kualitas akustik ruang pada live music...

7
1 Ruang musik membutuhkan kejelasan suara yang cukup baik agar intonasi nada bisa terdengar secara jelas. Parameter akustik ruang yang digunakan sebagai acuan adalah Reverberation Time, Clarity (C50) dan Clarity (C80),. Dalam penelitian ini ruangan yang digunakan untuk dianalisa dan dilakukan percobaan akustik ruangnya adalah ruangan yang terdapat di P-Two Cafe Surabaya. Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah untuk memperbaiki kualitas akustik dengan mendesain ulang ruangan di p-Two cafe agar sesuai kebutuhan live musik. Desain yang dimaksud adalah bagaimana memberikan insulasi, menentukan material penyerap,. Metode pengambilan data yang dilakukan adalah Impulse Response. Selain itu, simulasi hasil perhitungan dilakukan menggunakan software EASE4.3. Hasil perhitungan desain insulasi dalam ruangan sudah mampu mereduksi TTB maksimal yang keluar dari loudspeaker sebesar 42 dB pada dinding gerbang kaca. Hasil desain ulang alternatif yang memakai gpsum board, wood floor carpet,concrete smooth finish, dan wood pada permukaan dalam ruangan menunjukkan nilai RT 1,43 sekon, yang sebelumnya lebih kecil yaitu 0,6 sekon.Hasil simulasi C50 untuk alternatif desain ulang juga sudah memenuhi standar yang yaitu 1 dan untuk C80 yaitu 1,67 yang berarti tingkat kejernihan suara untuk percakapan dan musik dalam ruangan tersebut semakin baik. Kata kunci: Live Musik, Waktu Dengung, Clarity (C50), Clarity (C80). I. PENDAHULUAN Salah satu masalah yang paling menantang yang dihadapi ahli arsitek akustik ketika merancang lingkungan dalam ruangan yang tujuannya digunakan untuk pertemuan publik atau pertunjukan musik dengan memprediksi kualitas suara secara keseluruhan sebelum disepakatinya bentuk desain untuk konstruksinya. Dengan demikian, masalah desain akustik untuk tempat seperti balai kota, cafe live musik dan gedung konser telah lama menarik minat pemerhatiakustikuntuk melakukan beberapa studi dan penelitian awal.Perancangan suatugedung pertunjukan,cafetorium,sangat mempertimbangkan parameter-parameter akustik yang mendukung keberhasilan ruangan untuk menjalankan fungsinya pada saat digunakan,disamping itu pentingnya performa akustik ruang untuk meningkatkan kualitas suara live music dan speech yang terjadi didalam ruang,agar suara dapat terdengar jelas antara pemain music dan penonton di dalam ruangan tersebut, salah satunya cara untuk meningkatkan kualitas akustik yaitu dengan menghilangkan dengung yang biasa dikenal sebagai reverberation time atau RT,mengurangi noise yang berlebihan ,dalam ruangan [1,2,3].Untuk memberikan perlakuan parameter parameter akustik obyektif seperti mengurangi waktu dengung dan noise adalah memperhatikan elemen elemen interior yang dapat mengatasi permasalahan tersebut.Faktor dari elemen elemen interior ini sangat berperan saat mendesain ruang yang memiliki tingkat kenyamanan akustik dan tingkat kejelasan suara antara pemain music dan penonton ketika terjadi interaksi speech dan live music yang sedang berlangsung didalam ruangan tersebut.Studi dan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas akustik suara pada ruangan cafe P-Two surabaya dengan menggunakan simulasi yang nantinya dirancang pada software simulasi lalu didapatkan data yang dapat di analisa dan diketahui berdasarkan parameter akustik.Pada saat pengambilan data menggunakan simulasi EASE di dapat Reveberation Time pada ruangan cafe tersebut sebesar 0,5 detik.Untuk ruangan yang didesain untuk musik RT yang di anjurkan adalah lebih dari 1,4 detik 2. TINJAUAN PUSTAKA Dalam mendesain akustik ruang yang digunakan untuk percakapan dan live musik diperlukan beberapa tahap yang dilalui. Terlebih lagi apabila ruangan tersebut membutuhkan sound reinforcement yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi ruangan sebagai live music dan percakapan dalam hal ini sistem audio dan elemen interior yang akan dipasang. Dari desain yang akan digunakan harus memenuhi kriteria yang tepat dimulai dari nilai bising latar belakang yang ada disekitar ruangan, waktu dengung, kejelasan suaran ucap dalam ruangan tersebut, sampai sistem audio yang akan dipasang pada ruangan yang akan didesain ulang. A. Bising Latar Belakang Bising latar belakang atau lebih sering disebut background noise adalah bunyi yang tidak keluar dari sumber suara utama dan biasanya tidak diperlukan. Background noise lebih bersifat menggangu dan selalu berbunyi secara terus menerus atau kontinu. Sumber bising latar belakang biasanya dari keadaan sekitar ruangan, baik itu di dalam maupun di luar ruangan itu sendiri. PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA LIVE MUSIC DI P-TWO CAFE SURABAYA Indra Bagus Aji Pangestu, dan Ir. Wiratno Argo Asmoro, Msc. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] dan [email protected]

Upload: vuongngoc

Post on 31-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA LIVE MUSIC …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-38103-2410100031-paper.pdfdianalisa dan dilakukan percobaan akustik ruangnya adalah ruangan yang

1

Ruang musik membutuhkan kejelasan suara yang cukup

baik agar intonasi nada bisa terdengar secara jelas.

Parameter akustik ruang yang digunakan sebagai acuan

adalah Reverberation Time, Clarity (C50) dan Clarity

(C80),. Dalam penelitian ini ruangan yang digunakan untuk

dianalisa dan dilakukan percobaan akustik ruangnya

adalah ruangan yang terdapat di P-Two Cafe Surabaya.

Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah untuk memperbaiki

kualitas akustik dengan mendesain ulang ruangan di p-Two

cafe agar sesuai kebutuhan live musik. Desain yang

dimaksud adalah bagaimana memberikan insulasi,

menentukan material penyerap,. Metode pengambilan data

yang dilakukan adalah Impulse Response. Selain itu,

simulasi hasil perhitungan dilakukan menggunakan

software EASE4.3. Hasil perhitungan desain insulasi dalam

ruangan sudah mampu mereduksi TTB maksimal yang

keluar dari loudspeaker sebesar 42 dB pada dinding

gerbang kaca. Hasil desain ulang alternatif yang memakai

gpsum board, wood floor carpet,concrete smooth finish, dan

wood pada permukaan dalam ruangan menunjukkan nilai

RT 1,43 sekon, yang sebelumnya lebih kecil yaitu 0,6

sekon.Hasil simulasi C50 untuk alternatif desain ulang juga

sudah memenuhi standar yang yaitu – 1 dan untuk C80

yaitu 1,67 yang berarti tingkat kejernihan suara untuk

percakapan dan musik dalam ruangan tersebut semakin

baik.

Kata kunci: Live Musik, Waktu Dengung, Clarity (C50), Clarity

(C80).

I. PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang paling menantang yang

dihadapi ahli arsitek akustik ketika merancang lingkungan

dalam ruangan yang tujuannya digunakan untuk pertemuan

publik atau pertunjukan musik dengan memprediksi kualitas

suara secara keseluruhan sebelum disepakatinya bentuk

desain untuk konstruksinya. Dengan demikian, masalah

desain akustik untuk tempat seperti balai kota, cafe live

musik dan gedung konser telah lama menarik minat

pemerhatiakustikuntuk melakukan beberapa studi dan

penelitian awal.Perancangan suatugedung

pertunjukan,cafetorium,sangat mempertimbangkan

parameter-parameter akustik yang mendukung keberhasilan

ruangan untuk menjalankan fungsinya pada saat

digunakan,disamping itu pentingnya performa akustik ruang

untuk meningkatkan kualitas suara live music dan speech

yang terjadi didalam ruang,agar suara dapat terdengar jelas

antara pemain music dan penonton di dalam ruangan

tersebut, salah satunya cara untuk meningkatkan kualitas

akustik yaitu dengan menghilangkan dengung yang biasa

dikenal sebagai reverberation time atau RT,mengurangi

noise yang berlebihan ,dalam ruangan [1,2,3].Untuk

memberikan perlakuan parameter parameter akustik

obyektif seperti mengurangi waktu dengung dan noise

adalah memperhatikan elemen elemen interior yang dapat

mengatasi permasalahan tersebut.Faktor dari elemen

elemen interior ini sangat berperan saat mendesain ruang

yang memiliki tingkat kenyamanan akustik dan tingkat

kejelasan suara antara pemain music dan penonton ketika

terjadi interaksi speech dan live music yang sedang

berlangsung didalam ruangan tersebut.Studi dan penelitian

ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas akustik suara

pada ruangan cafe P-Two surabaya dengan menggunakan

simulasi yang nantinya dirancang pada software simulasi

lalu didapatkan data yang dapat di analisa dan diketahui

berdasarkan parameter akustik.Pada saat pengambilan data

menggunakan simulasi EASE di dapat Reveberation Time

pada ruangan cafe tersebut sebesar 0,5 detik.Untuk ruangan

yang didesain untuk musik RT yang di anjurkan adalah

lebih dari 1,4 detik

2. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam mendesain akustik ruang yang digunakan untuk

percakapan dan live musik diperlukan beberapa tahap yang

dilalui. Terlebih lagi apabila ruangan tersebut membutuhkan

sound reinforcement yang digunakan untuk mengoptimalkan

fungsi ruangan sebagai live music dan percakapan dalam

hal ini sistem audio dan elemen interior yang akan

dipasang. Dari desain yang akan digunakan harus memenuhi

kriteria yang tepat dimulai dari nilai bising latar belakang

yang ada disekitar ruangan, waktu dengung, kejelasan

suaran ucap dalam ruangan tersebut, sampai sistem audio

yang akan dipasang pada ruangan yang akan didesain ulang.

A. Bising Latar Belakang

Bising latar belakang atau lebih sering disebut

background noise adalah bunyi yang tidak keluar dari

sumber suara utama dan biasanya tidak diperlukan.

Background noise lebih bersifat menggangu dan selalu

berbunyi secara terus menerus atau kontinu. Sumber bising

latar belakang biasanya dari keadaan sekitar ruangan, baik

itu di dalam maupun di luar ruangan itu sendiri.

PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG

PADA LIVE MUSIC DI P-TWO CAFE

SURABAYA

Indra Bagus Aji Pangestu, dan Ir. Wiratno Argo Asmoro, Msc.

Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, ITS

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected] dan [email protected]

Page 2: PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA LIVE MUSIC …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-38103-2410100031-paper.pdfdianalisa dan dilakukan percobaan akustik ruangnya adalah ruangan yang

2

Pada setiap ruangan pasti memiliki suara yang

terdengar di dalam ruangan itu sendiri. Entah bersumber dari

dalam maupun luar ruangan tersebut, dirasakan atau tidak

pasti akan terdengar. Suara ini

sebagian besar tidak diinginkan dan bukan bersumber

dari suara utama. Dalam ruangan tertutup biasanya sumber

suara tersebut berasal dari keadaan sekitar ruangan tersebut

seperti peralatan mekanik maupun elektronik seperti

pendingin udara, kipas angin. Begitu juga kebisingan yang

berasal dari luar ruangan seperti bising lalu lintas jalan raya,

bising kegiatan disekitar ruangan, dalam penelitian ini yaitu

meningkatkan kualitas akustik pada live music café P-Two

Surabaya

Bising latar belakang ini tidak dapat dihilangkan, tetapi

bisa direkayasa dengan melakukan perlakuan akustik agar

tidak terlalu mengganggu ruangan. Perlakuan yang biasanya

dilakukan adalah dengan memberikan insulasi terhadap

ruangan itu sendiri, agar tujuan Speech Intelligibility dapat

tercapai di dalam ruangan.

Tabel 2.1 Baku Tingkat Kebisingan (KEP-MENLH 48,

1996)

Peruntukan Kawasan/

Lingkungan Kegiatan

Tingkat Kebisingan

dB(A)

Perumahan dan Pemukiman 55

Perdagangan dan Jasa 70

Perkantoran dan Perdagangan 65

Ruang Terbuka Hijau 50

Industri 70

Pemerintahan dan Fasilitas

Umum

60

Rekreasi 70

Gambar 2.1 Kurva Noise Criteria (Marshall, 2006)

Gambar 2.2 Criteria bising ruang music (Marshall 2006)

Untuk mengetahui tingkat bising latar belakang yang

ada dapat dilakukan dengan mengukur Tingkat Tekanan

Bunyi di dalam ruangan pada rentang frekuensi tengah pita

oktaf antara 63 Hz sampai dengan 8kHz, yang hasilnya

dapat dicocokkan dengan kurva kriteria bising (Noise

Criteria). Kurva NC dikembangkan oleh Beranek pada

tahun 1957 untuk menetapkan kondisi yang memuaskan

pada kondisi umum di lingkungan agar percakapan dapat

dimengerti (Marshall, 2006). Nilai NC bisa dihitung dari

tingkat tekanan bunyi yang terukur dengan perhitungan

dibawah ini

𝑁𝐶 ≅ 1,25(𝐿𝐴 − 13) (2.1)

Bila kebisingan yang ada berlangsung secara kontinu, perlu

dihitung nilai ekivalen dari tingkat kebisingan. Nilai

ekivalen tingkat kebisingan kontinu adalah tingkat tekanan

bunyi dari bunyi yang steady pada suatu periode ditingkat

energi yang sama (Smith, 1996). Nilainya terukur dan

tersebar secara merata dengan satuan dB(A). Teori

perhitungannya adalah sebagai berikut:

𝐿𝑒𝑞

= 10𝑙𝑜𝑔10(𝑡110𝐿1 10⁄ + 𝑡210𝐿2 10⁄ +. . . +𝑡𝑛10𝐿𝑛 10⁄ )

𝑇 (2.2)

Dimana,

Leq= Nilai ekivalen tingkat kebisingan kontinu

T1=waktu pada saat L1

T2=waktu pada saat L2 dst.

T= waktu total pada saat Leq dibutuhkan

B. Insulasi Ruangan

Untuk memperkecil bising latar belakang yang terjadi

di dalam ruangan, biasanya dilakukan perlakuan insulasi

terhadap dinding ruangan tersebut. Insulasi suara yang

memerlukan partisi dapat ditemukan secara mudah dengan

mengurangi tingkat suara dari sisi lain partisi ruangan

seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Page 3: PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA LIVE MUSIC …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-38103-2410100031-paper.pdfdianalisa dan dilakukan percobaan akustik ruangnya adalah ruangan yang

3

Gambar 2.2Sound Reduction Index

Insulasi suara dengan partisi disebut dengan Sound

Reduction Index (SRI) dari partisi yang didefinisikan

sebagai berikut:

𝑆𝑅𝐼 = 10 log10 (1

𝜏) 𝑑𝐵 = −10 log10(𝜏) 𝑑𝐵 (2.3)

Dimana adalah Sound Transmission Coefficient. Jika panel

yang terdapat diantara dua ruangan terdiri dari beberapa

macam material seperti pintu dengan partisi, atau jendela

yang terdapat pada dinding, maka terdapat beberapa

material yang dilewati oleh suara tersebut. Nilai koefisien

transmisi ini bisa didefinisikan sebagai nilai rata-rata

koefisien transmisi yang dijelaskan sebagai berikut:

𝜏𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =𝐴1 × 𝜏1 + 𝐴2 × 𝜏2 + ⋯ + 𝐴𝑛 × 𝜏𝑛

𝐴1 + 𝐴2+ ⋯ + 𝐴𝑛

(2.4)

Dimana nilai koefisien transmisi didefinisikan sebagai

berikut:

𝜏 = 10−𝑆𝑅𝐼10 (2.5)

Berikut adalah nilai SRI dari beberapa material yang biasa

digunakan pada ruangan.

Tabel 2.2 Daftar Nilai SRIMaterial (Szokolay, 2008)

Material Nilai SRI (dB)

110 mm bata plester 45

150 mm beton 47

220 mm bata plester 50

330 mm bata plester 52

Lantai keramik 34

Kaca single glazed normal 20

Kaca double 4mm 39

Dinding partisi gypsum 48

Pintu kayu 50mm solid 18

C. Kriteria Akustik

Kriteria yang biasa dipakai untuk mengukur kualitas

akustik ruang auditorium adalah parameter obyektif yang

analistis seperti bising latar belakang (background noise),

distribusi Tingkat Tekanan Bunyi (TTB), RT (Reverberation

Time), dan C50, C80 (Clarity)

Tabel 2.3 Parameter akustik

Parameter

Akustik Konferensi Musik

Reverberation

Time

(RTmid,s)

0,85<RTmid<1,30 1,30<RTmid<1,83

Clarity (C50,

C80, dB) C50>6 -2<C80<4

D. Reverberation Time (RT)

Reverberation Time (RT) atau yang yang lebih dikenal

waktu dengung yang dijadikan acuan awal dalam mendesain

akustik ruangan sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. RT

menunjukkan seberapa lama energi suara dapat bertahan di

dalam ruangan, yang dihitung dengan cara mengukur waktu

peluruhan energi suara dalam ruangan. Sabine

mendefinisikan persamaan waktu dengung sebagai berikut:

RT60 =0,161 V

A(2.6)

Dimana,

RT60 = Waktu dengung (sekon)

V= Volume ruangan (m3)

A= Total penyerapan ruangan, metrik Sabine.

Nilai total penyerapan ruangan Sabine dipengaruhi

oleh luas permukaan material yang ada di dalam ruangan

dan juga koefisien absorpsi suara pada material.

𝐴 = a1𝑆1 + a2𝑆2 + … + a𝑛𝑆𝑛 (2.7)

Dimana,

A=Total penyerapan ruangan (m2 Sabine)

a= Koefisien absorpsi suara material

Gambar 2.4 Reverberation Time vs Room Value (Ray Bun)

Tabel 2.4 Daftar Nilai SRIMaterial (Szokolay, 2008)

Frekuensi 125 250 500 1000 2000 4000

𝑇/𝑇500 Percakapan

1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0

𝑇/𝑇500

Musik

1,4 1,2 1,0 0,95 0,9 0,75

E. Impulse Response

Sumber suara impuls dapat digunakan untuk menguji

respon dari suatu ruangan. Sumber suara yang dipakai untuk

membangkitkan sebuah ruang haruslah memiliki energi

yang cukup disepanjang spektrum untuk meyakinkan bahwa

gangguan suara ditinggikan levelnya di atas noise untuk

memberikan akurasi yang dibutuhkan (F. Alton&Ken C.,

2009). Contoh dari sumber bunyi impuls adalah lecutan api

listrik yang kuat, suara pistol, dan suara balon meletus.

Untuk area yang lebih besar, meriam berukuran kecil

bahkan digunakan sebagai sumber suara impuls.

Page 4: PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA LIVE MUSIC …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-38103-2410100031-paper.pdfdianalisa dan dilakukan percobaan akustik ruangnya adalah ruangan yang

4

Dari pengukuran ini akan didapatkan gambaran

interaksi antara sumber suara dengan permukaan dalam

ruangan, yang dapat digambarkan dalam pola urutan waktu

pemantulan energi suara pada suatu titip dalam ruangan

serta reduksi energi suara pada setiap waktu/setiap informasi

suara pantulan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pada penelitian berfokus pada redesain kualitas akustik

ruang live music P-Two café, Surabaya.Berikut terdapat

beberapa deskripsi metode pengambilan data,analisa dan

pembahasan yang akan diaplikasikan pada penelitian ini,

antara lain:

A. Perancangan Objek Simulasi

Gambar 3.1 Ruang P-Two café

Objek perancangan ruangan yang digunakan adalag P-

Two café yang bisa digunakan untuk live music dan

percakapanP-Two café yang terletak di jalan medokan asri

no 30 menghadap kejalan dengan bising latar belakang luar

sebesar 65 dB posisi SLM menghadap ke pintu masuk café

P-Two,Dari gambar di atas bisa dideskripsikan sebagai

berikut :

Dimensi Ruangan

Panjang ruangan : 13,9 meter

Lebar ruangan : 8,64 meter

Tinggi Ruangan : 3 meter

Volume ruangan :347,33 meter3

B. Pengujian Menggunakan Simulasi

Pengujian simulasi menggunakan software EASE 3.0

yang merupakan tahap awal untuk mengetahui kondisi

akustik ruang berdasarkan parameter akustik diantaranya

yaitu:

1. Reverberation Time

Pada pengujian simulasi RT yaitu denganmemasukan

nilai volume ruangan ,nilai kelembaban udara ruang

dan tekanan udara.

2. Clarity C80 Untuk Musik

Pada pengujian simulasi C80 untuk mengetahui

kejernihan ruangan

3. Clarity C50 Untuk Percakapan

Pada pengujian simulasi C80 untuk mengetahui

kejernihan ruangan

C. Pengambilan Data dan Analisa Data

Pengambilan data dilakukan dalam dua tahap yaitu

pengukuran data background noise dan impulseresponse.

Untuk pengambilan data background noise dilakukan pada

saat jam tidak ada aktifitas sekitar pukul 17.00-22.50 yang

ada di dalam ruangan P-two café. Peralatan yang digunakan

adalah SLM (Sound Level Meter) merk Solo 01dB yang

merekam background noise tiap sepuluh menit selama satu

jam.Posisi SLM diletakkan didalam ruangan yang

berhadapan langsung dengan pemain music dengan jarak

120 cm dari bibir panggung

Gambar 3.2 Pengambilan data

Gambar 3.3 Pengambilan Data Background Noise

Proses pengambilan data yang kedua adalah impulse

response. Pengukuran ini membutuhan sumber suara impuls

yang dibangkitkan dengan menggunakan balon. Sumber

suara impuls tersebut direkam menggunakan SLM merk

Solo 01dB.Pengambilan data Impulse respone menggunakan

petaskan diledakan depan panggung.

Gambar 3.4 Pengambilan Data Response Impulse

Page 5: PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA LIVE MUSIC …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-38103-2410100031-paper.pdfdianalisa dan dilakukan percobaan akustik ruangnya adalah ruangan yang

5

4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan tentang data yang sudah

diambil dan akan diolah dengan perhitungan simulasi yang

diperlukan untuk perbaikan kualitas akustik ruang pada café

P-Two agar sesuai dengan kebutuhan live music dan

percakapan

A. Analisa Data

Data pengukuran yang telah diambil seperti

background noise danimpulse response dibutuhkan sebagai

penunjang dalam perbaikan kualitas akustik. Dari data-data

tersebut dapat disimulasi kan dengan software terlebih

dahulu untuk mengetahui beberapa parameter yang

menunjang untuk perbaikan akustik ruang tersebut jika

terjadi ketidaksesuain nilai yang di tampilkan pada

simulasi.Di dukung dengan pengambilan data secara manual

mengetahui background noise ruangan dan membangkitkan

impulse respon untuk mengetahui reverberation time

ruangan P-Two café tersebut.

B . Background Noise

Data diambil pada siang hari disaat jam sebelum

operasional café P-Two agar nilai kebisingan optimal.

Durasi waktu pengambilan data kontinu direkam tiap

interval 10 (sepuluh) menit sekali selama 1 (satu) jam di

dalam dan luar ruangan yang langsung berhubungan dengan

lingkungan sekitar. Berikut adalah data background noise

dari dalam ruang

Tabel 4.1 Background Noise

Data ke- Dalam ruangan (dB A)

1 45,75

2 44,63

3 43,6

4 40,93

5 40,38

6 40,38

7 80,35

8 39,71

9 38,41

10 82,93

Nilai Leq 49,71

Nilai NC 45,88

Gambar 4.2 Nilai NC Ptwo cafe

C. Data SRI Dinding

Data SRI diolah dengan membandingkan hasil

pengukuran dan perhitungan. Apabila hasil pengukuran

lebih kecil daripada hasil perhitungan, maka kemampuan

insulasi dinding pertisi tersebut sudah dapat mereduksi suara

atau noise yang berasal dari sumber suara, dalam hal ini

adalah background noise. Begitu juga sebaliknya apabila

hasil pengukuran lebih besar daripada hasil perhitungan.

Berikut adalah perhitungan nilai SRI dinding belakang yang

dibandingkan dengan hasil pengukuran yang sudah diambil.

Tabel 4.2 Data SRI Ruangan Sebelum Perbaikan

Elemen SRI material

(dB)

Koefisien

Transmisi

Dinding Depan

Panggung 20,18 9,584 x10-4

Dinding

Samping

Panggung

24,96 3,189 x10-4

Dinding

Belakang

Panggung

27,92 1,614 x10-4

Dinding

Gerbang 20 0,01

D. Insulasi Dalam Ruangan

Insulasi dalam ruangan dibutuhkan agar suara yang

dibangkitkan, dalam hal ini loudspeaker, tidak keluar

ruangan dan mengganggu keadaan sekitar ruangan. Dari

spesifikasi loudspeaker yang digunakan, yaitu JBL VP7212-

64 , memiliki nilai output SPL (Sound Pressure Level) yang

dapat dicapai adalah sebesar 100,78 dB. Jika ditinjau ulang

terhadap nilai SRI yang hanya mampu mereduksi dinding

depan panggung dan dinding gerbang 20,18 dB dan20 dB

pada dinding diperlukan insulasi dinding agar sesuai dengan

keadaaan sekitar ruangan yang memiliki background noise

sebesar 49,71 dB.Insulasi background dihubungkan dengan

musik agar mengurangi bising yang memenuhi syarat pada

peraturan KEP-MENLH 48, 1996

Perlakuan insulasi yang tepat diperlukan agar nilai SRI

dapat mereduksi sumber suara dari dalam ruangan. Untuk

dinding pada ruangan , nilai SRI yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perbaikan SRI

Elemen SRI

material (dB)

Koefisien

Transmisi

Dinding

Depan Panggung 48 1,585x10-5

Dinding Samping

Panggung 47 1,995x10-5

Dinding Belakang

Panggung 48 1,585x10-5

4

Dinding Gerbang 42 6,309x10-5

Page 6: PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA LIVE MUSIC …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-38103-2410100031-paper.pdfdianalisa dan dilakukan percobaan akustik ruangnya adalah ruangan yang

6

E. Data Waktu Dengung

Tabel 4.4 Waktu Dengung Perhitungan Manual Sebelum

Treatment Akustik

Gambar 4.4 Grafik Perhitungan Waktu dengung Manual

Sebelum Treatment Akustik

F. Data Pengukuran Respon Impulse

Data pengukuran respon impuls ruangan diambil 1 titik

sebanyak sekali dengan ukuran volume ruangan 362,68

𝑚3.Untuk hasil pengukuran pada frekuensi 125 Hz - 4000

Hz menggunakan SLM Solo adalah sebagai berikut

Tabel 4.5 Data Waktu Dengung SLM Solo

Frekuensi (Hz) RT (Second)

125 0,6

250 0,62

500 0,6

1000 0,53

2000 0,7

4000 0,63

Gambar 4.4 Grafik Waktu Dengung SLM SOLO

G. Hasil Simulasi Sebelum Diberi Perlakuan Akustik

Untuk megetahui keadaan awal ruangan sebelum diberi

perlakuan akustik yang tepat, maka perlu dilakukan simulasi

ruangan yang keadaan ruangannya seperti yang sudah

dijelaskan pada BAB III. Gambar hasil simulasi ruangan

sebelum diberikan perlakuan akustik adalah sebagai berikut

.

Gambar 4.5 Simulasi Waktu Dengung Ruangan Sebelum

Treatment Akustik

H. Hasil Simulasi Clarity (C80)

Pada simulasi C80 merupakan simulasi untuk

mengetahui ruangan tersebut sesuai dengan kriteria music

menunjukan bahwa pada frekuensi 125 Hz- 10 kHz

mengalami peningkatan yang tidak stabil sehingga

kejernihan suara terjadi pada frekuensi tersebut belum

memenuhi kriteria maka dari simulasi tersebut perlu di beri

treatment agar tercapai clarity dalam ruangan tersebut

sebesar -2<C80<4

I. Hasil Simulasi Clarity (C50)

Pada simulasi C50 merupakan simulasi untuk

mengetahui kriteria percakapan di dalam ruangan P-Two

café menunjukkan bahwa C50 belum memenuhi kriteria -

3< C50>6 di frekuensi 125 Hz yaitu sebesar -2,9 dB

J. Alternatif Desain

Desain ulang dalam ruangan tidak terpaku pada satu

alternatif yang ditawarkan pada penjelasan diatas. Agar

dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan desain ulang,

variabel bebas yang dapat diubah-ubah nilainya adalah nilai

koefisien serap Sabine (A) yang didistribusikan pada interior

dalam ruangan. Nilai koefisien serap Sabine yang

dioptimalkan adalah nilai A yang mengikuti standar waktu

dengung ruangan musik sebesar 1,45 sekon untuk volume

362,68 m2

Tabel 4.6 Perhitungan Manual Waktu Dengung Setelah

Treatment Akustik

Frekuensi

(Hz)

125 250

500

1000 2000 4000

∑ S . α 68,8 55,9 55,7 57 59,2 53

RT 60 1,2 1,0 1,0 1,0 1,0 0,9

K. Hasil Simulasi Desain Ulang

Pada simulasi dengan menggunakan software akustik

ruang EASE 4.3,pada Clarity (C80 dan C50 ) sudah

memenuhi kriteria pada frekuensi tengah yaitu 1dB dan -1

dB.Untuk waktu dengung juga sudah memenuhi kriteria

pada frekuensi tengah sebesar 1 detik

0

0,5

1

125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz2000 Hz4000 Hz

RT- 60 (s)

0

0,5

1

125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz2000 Hz4000 Hz

Waktu Dengung (s)

Frekuensi

(Hz)

125 250 500 1000 2000 4000

∑ S . α 39,15 44,7 40,5 35,4 34,1 32,2

RT- 60 0,67 0,76 0,69 0,6 0,58 0,55

Page 7: PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG PADA LIVE MUSIC …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-38103-2410100031-paper.pdfdianalisa dan dilakukan percobaan akustik ruangnya adalah ruangan yang

7

Gambar 4.6 Simulasi Waktu Dengung Setelah Treatment

akustik

L. Pembahasan

Dari pengukuran background noise didalam ruangan,

terlihat bahwa kebisingan yang masuk kedalam ruangan

masih belum memenuhi kriteria NC30 yang

direkomendasikan pada grafik NC. Dengan nilai NC yang

bernilai 45 masih perlu penurunan tingkat kebisingan.

Untuk hasil perhitungan SRI dinding depan panggung

dan dinding gerbang yang terdiri dari plester batu

bata,kayu,busa,kulit dan Kacabelum mampu mengurangi

tingkat tekanan bunyi sebesar 20,18 dB. Sehingga perlu

penambahan insulasi ruangan .

Untuk perlakuan insulasi dalam ruangan, hasil

perhitungan SRI dinding depan panggung sudah cukup

mereduksi tingkat tekanan bunyi maksimal yang keluar dari

loudspeaker sebesar 48 dB. Sedangkan nilai SRI yang harus

direduksi oleh dinding insulasi ketika sumber suara bernilai

100,78 dB adalah 42 dB. Hasil perhitungan desain insulasi

dinding

Lalu untuk hasil pengukuran impulse response waktu

dengung ruangan memiliki nilai RT pada frekuensi tengah

sebesar 1,0 sekon. Sedangkan RT untuk ruangan musik

dengan volume P-Two Cafe yang sebesar 362,68 m3 adalah

0,53 sekon

V. KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan

yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Kualitas akustik ruang pada P-Two cafe

Surabaya untuk kondisi awal belum memadai

yang ditumpuhkan dengan nilai RT pada

frekuensi tengah sebesar 0,6 detik ,C50 di

frekuensi tengah 0,96 dB dan C80 di frekuensi

tengah sebesar 1,71 dB.

2. Setelah dilakukan perbaikan dengan desain

ulang perbaikan interior P-Two cafe diperoleh

kualitas dengan nilai-nilai parameter akustik

obyektif yang makin baik, yaitu RT sebesar 1

detik di frekuensi tengah , C50 di frekuensi

tengah 0,96 dB dan C80 di frekuensi tengah

sebesar 1,71 dB.

3. Desain Ulang pada interior ruang P-Two cafe

meliputi mengganti material pada dinding

dinding ruangan P-Two cafe yaitu pada

dinding depan dan belakang panggung

menggunakan gpysum board ,dinding samping

panggung menggunakan beton dan pada lantai

menggunakan kayu.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ribeiro, M.R.S. 2002. Room Acoustic Quality of A

Multipurpose Hall:A Case Study,Centro de Estudos do

Departamento de Engenharia Civil, Faculdade de

Engenharia deUniversidade do Porto. Portugal

[2] Szokolay,Steven V.2008. Introduction to

Architectural Scoence: The Basis of Sustainable

Design 2ndedition.USA: Elsevier Ltd.

[3] Everest, F. Alton. and Pohlmann, Ken C.2009. Master

Handbook of Acoustics 5thedition.USA: Mc Graw-

Hill, Inc.

[4] Long,Marshall. 2006. Architectural Acoustics. San

Diego, California: Elsevier Academic Press.

[5] Mediastika, E. Christina. 2005. Akustika Bangunan.

Indonesia: Erlangga

[6] Danarjati Wisnu Wardhana ,Desain Ulang Meeting

Room P3AI ITS untuk Perbaikan Kualitas

AkustikVideo Conference Jurusan Teknik Fisika,

Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Sepuluh Nopember, IT

[7] De Salis, M.H.F., Oldham, D.J., Sharples, S. 2002.

Noise contol strategiesfor naturally ventilated

buildings. The Journal of Building and Environment

37 (2002) 471-484.

[8] Doelle, L.L. 1972. Environtmental Acoustic.

McGraw-Hill Publishing Company, New York