senin, 23 mei 2011 arab saudi dan uea danai tembaki jihad … · arab saudi dan uni emirat arab...

1
RIZKI SYARIEF L EMBAGA amal dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) dituding telah men- danai jaringan kelompok jihad di Pakistan yang merekrut anak-anak berusia delapan ta- hun untuk melancarkan perang suci. Demikian dilaporkan su- rat kabar Pakistan Dawn yang mengutip WikiLeaks, kemarin. Berdasarkan bocoran kawat diplomatik Amerika Serikat yang dirilis WikiLeaks, pasokan dana hingga mencapai US$100 juta (sekitar Rp854,7 miliar) per tahun dialirkan ke jaringan Is- lam radikal di Provinsi Punjab, Pakistan. Informasi itu dikirim seorang diplomat dari konsulat AS di Lahore, Bryan Hunt, pada No- vember 2008, saat melakukan perjalanan ke Provinsi Punjab. Isi kawat itu disarikan dari ha- sil diskusi dengan pemerintah setempat. Sumber itu menga- takan sumbangan dana berasal dari lembaga amal Islam dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang didukung pemerin- tah masing-masing. Saat dimintai tanggapan soal laporan WikiLeaks tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arab Saudi Osama Nugali mengatakan pihaknya tidak akan mengomentari soal laporan tersebut. “Sejak laporan itu pertama dikeluarkan, Arab Saudi tidak akan berkomentar. Karena Arab Saudi tidak bertanggung jawab atas semua laporan itu dan kami tidak yakin dengan keas- lian laporan itu,” tegasnya. Arab Saudi, AS, dan Pakis- tan menyokong mujahidin di Afghanistan pada era 1980-an guna membendung laju mi- liter Uni Soviet. Lambat laun paham Islam radikal menguat bersamaan dengan hijrahnya kaum mujahidin dan kelompok Islam radikal ke daerah Pakis- tan yang berbatasan dengan Afghanistan. Konsekuensinya, terdapat jalinan erat antara ke- lompok milisi di daerah itu dan di Provinsi Punjab. Untuk mengikis radikalisme sekaligus mencegah kelompok milisi merekrut anak-anak dan remaja, sejumlah analis meng- usulkan agar pemerintah Pa- kistan meningkatkan kondisi perekonomian. Menurut kawat diplomatik itu, kemiskinan dijadikan alasan oleh jaringan milisi untuk mengeksploitasi anak-anak dan remaja. Arab Saudi yang disebut sebagai kampung halaman bagi kelompok fundamentalis Islam Wahabi kerap menda- nai aksi tersebut dan sejumlah madrasah yang mengajarkan radikalisme di Pakistan. Aliran dana tersebut, menurut laporan WikiLeaks yang dilansir Dawn, berasal dari para ulama ter- tentu di Arab Saudi dan UEA. “Di madrasah itu, anak-anak dilarang untuk berkomunikasi dengan dunia luar dan dia- jarkan ekstremisme sektarian yang membenci nonmuslim, antipemerintah Barat dan pe- merintah Pakistan,” tulis kawat diplomatik tersebut. Para guru di madrasah-ma- drasah itu juga akan mena- namkan pemahaman budaya jihad dan kekerasan. “Pola pe- rekrutan tergantung pada umur anak-anak tersebut. Anak-anak yang lebih muda tampaknya le- bih disukai.” (*/Reuters/I-5) [email protected] Arab Saudi dan UEA Danai Jihad Pakistan Saudi disebut sebagai kampung halaman bagi kelompok fundamentalis Islam Wahabi. PRESIDEN Amerika Serikat Barack Obama menuai ke- caman dari pidatonya yang mendukung kemerdekaan Pa- lestina, Jumat (20/5) lalu. Saat itu dia menegaskan dukungan AS terhadap garis perbatasan Israel sebelum perang Arab- Israel pada 1967 lampau. Partai Republik mengutuk pernyataan itu, menyebut O- bama sebagai bencana terbesar AS bagi Israel sejak periode Pre- siden Jimmy Carter pada akhir 1970-an. Bahkan, mantan Wali Kota New York Ed Koch meng- aku menyesal telah mendukung Obama. Padahal, Koch pernah menyumbang US$2.300 untuk kampanye Obama pada 2008 silam. “Saya percaya Obama berdasarkan pernyataannya saat itu (kampanye) dan ber- dasarkan dukungannya buat Israel. Saya terbukti keliru.” Meski demikian, banyak pihak yakin Obama akan ber- usaha menenangkan warga AS keturunan Yahudi. Maklum, ja- jak pendapat dalam pemilihan presiden 2008 memperlihatkan 78% warga keturunan Yahudi memilih Obama. Obama diyakini akan ber- usaha mengurangi tekanan akibat pernyataan mengenai Palestina dalam pertemuan tahunan Komite Urusan Pub- lik Amerika-Israel (AIPAC) Minggu malam (hari ini WIB). AIPAC adalah kelompok lobi yang memperjuangkan kebi- jakan pro-Israel di AS. Pada pidato di konvensi AIPAC 2008, Obama, yang saat itu masih calon presiden dari Partai Demokrat, mendapat sambutan meriah saat menga- takan Jerusalem akan terus menjadi ibu kota Israel. Kenya- taannya saat ini, pendapatnya mulai berubah soal Israel. Beberapa analis yakin, Obama tahu pidatonya itu tidak akan membuat pemilihnya dari kaum Yahudi marah besar. “Ini (per- batasan Israel sebelum perang 1967) telah menjadi gagasan dasar perundingan selama 12 tahun. Inilah yang dibicarakan Bill Clinton, Ehud Barak, dan Yasser Arafat di Camp David. Inilah yang dibicarakan George W Bush dengan Ariel Sharon dan Ehud Olmert,” tulis Jeffrey Goldberg di laman The Atlantic. “Jadi, apa sih masalahnya?” (Yan/Reuters/Global/I-5) E KSPRESI kebingungan tampak pada paras Robert Fitzpatrick. Sambil membagikan selebaran kepada orang-orang yang berseliweran di Times Square, New York, pria berusia 60 tahun itu sesekali melirik jam tangannya. Menurut perhitungan dia, kiamat seharusnya berlangsung pada Sabtu (21/5) pukul 18.00 waktu setempat. Namun, hingga lewat waktunya yang ditunggu, kiamat tidak kunjung datang. “Saya tidak mengerti mengapa...,” ujarnya dengan suara terbata. Fitzpatrick adalah salah seorang dari ribuan pengikut Harold Camping, pensiunan insinyur sipil yang memprediksi kiamat akan datang pada 21 Mei 2011. Sedemikian yakin Fitzpatrick terhadap Camping, dia telah menghabiskan uang tabungannya sebesar US$140 ribu (sekitar Rp1,2 miliar) untuk membuat poster, selebaran, dan baliho berisi peringatan hari kiamat. Camping terbilang bukan sosok asing dalam perkiraan kiamat. Pada 1994, dia pernah mengatakan kiamat akan datang ke dunia. Meski terbukti salah, dia mengaku tidak merasa malu. “Saat itu memang terlalu dini. Tapi kini, kiamat pasti akan terjadi,” ujarnya, bulan lalu. Menurut pria berusia 89 tahun itu, gempa bumi dahsyat akan melanda Bumi pada Sabtu (21/5). Meski demikian, 200 juta orang akan selamat dan terangkat ke surga. Adapun sisa penduduk dunia akan tewas dalam serangkaian bencana dan wabah hingga Bumi benar- benar hancur oleh bola api raksasa pada 21 Oktober 2011 mendatang. Dalam menyebarkan pesannya, Camping mengandalkan jaringan radio Family Radio. Di ‘Negeri Paman Sam’ saja, jaringan itu menyiarkan pesan kiamat ke 66 stasiun radio. Dengan bantuan para pengikutnya, pesan tersebut diterjemahkan ke dalam 30 bahasa, termasuk bahasa Tagalog di Filipina dan bahasa Arab. Para pengikut Camping juga mampu menggalang dana berjumlah raksasa. Pada 2009, Family Radio mampu mengumpulkan US$18,3 juta dalam bentuk sumbangan dan aset senilai US$104 juta, termasuk US$34 juta berupa saham dan surat berharga lainnya. Setelah 21 Mei berlalu, markas Family Radio di Oakland, California, mendadak tutup. Di pintu masuk terdapat tanda bertuliskan ‘Kantor ini tutup. Maaf, kami tidak bisa menemui Anda’. Bersamaan dengan itu, suara Camping tidak terdengar lagi. (Jer/AP/ Reuters/I-4) PULUHAN orang tewas dalam suatu serangan yang terjadi di pusat Kota Homs, Suriah. In- siden itu terjadi saat sejumlah pelayat sedang mengantarkan jenazah para demonstran yang tewas saat berunjuk rasa me- nentang rezim Presiden Bashar al-Assad. Razan Zaitouna selaku peng- acara dari kelompok pegiat hak asasi manusia Suriah menga- takan setidaknya ada 11 orang tewas saat massa mengantar- kan 10 jenazah dari kelompok prodemokrasi yang tewas pada Jumat (20/5) lalu. Menurut seorang saksi kepada Reuters, kejadian itu berlangsung di lokasi berjarak 8 kilometer dari pusat Kota Homs. Saksi tersebut menjelaskan massa dihujani peluru manakala sejum- lah pengantar jenazah berteriak, “Gulingkan rezim!” “Penembakan itu dilakukan dengan sadis. Padahal, massa keluar dari area permakaman de- ngan damai,” ujar saksi tersebut. Seusai penembakan, lanjut saksi tersebut, puluhan orang ditemu- kan dalam keadaan terluka. Ia pun melihat lima orang bersen- jata dibawa ke rumah sakit. Di lain pihak, pemerintah Suriah menyatakan terdapat 17 orang yang tewas dalam kejadian itu. Sebagaimana di- laporkan kantor berita SANA, serangan itu dilakukan kelom- pok bersenjata yang mengincar warga sipil, polisi, dan sejum- lah tentara Suriah. Kelompok bersenjata itu se- ngaja mengadu domba dengan menyerang kantor polisi di Ariha dan Deir Ezzor untuk membebaskan para kriminalis yang ditahan. Pemerintah Suriah menyebut kelompok bersenjata itu didukung kekuatan Islam radikal dan pihak asing. Mereka telah membunuh sekitar 120 ten- tara dan polisi di Suriah. Sumber resmi Kementerian Dalam Negeri Suriah menyebut insiden penembakan di dekat Homs dirancang kelompok ber- senjata tersebut sehingga aparat keamanan disalahkan. Sumber itu juga mengatakan polisi dan militer Suriah berkomitmen untuk tidak melepaskan tem- bakan guna melindungi nyawa masyarakat sipil. (*/Reuters/ SANA/I-5) Obama bakal Redam Kaum Yahudi Kiamat Gagal Datang ke New York Kelompok Bersenjata Tembaki Pelayat OSAMA: Foto pemimpin tertinggi Al-Qaeda Osama bin Laden terpampang di halaman depan sebuah koran di Lahore, Pakistan, beberapa waktu lalu. LATIHAN MILITER: Milisi Palestina dari Barisan Demokrasi untuk Pembebasan Palestina mengikuti latihan militer di Rafah, Gaza, Kamis (19/5). KIAMAT: Relawan dari kelompok Family Radio memegang poster tentang kiamat di New York, Amerika Serikat, Jumat (13/5). REUTERS/MOHSIN RAZA REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA REUTERS/SHANNON STAPLETON SENIN, 23 MEI 2011 19 I NTERNASIONAL

Upload: truonglien

Post on 02-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SENIN, 23 MEI 2011 Arab Saudi dan UEA Danai Tembaki Jihad … · Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) dituding telah men-danai jaringan kelompok jihad di Pakistan yang merekrut anak-anak

RIZKI SYARIEF

LEMBAGA amal dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) dituding telah men-

danai jaringan kelompok jihad di Pakistan yang merekrut anak-anak berusia delapan ta-hun untuk melancarkan perang suci. Demikian dilaporkan su-rat kabar Pakistan Dawn yang mengutip WikiLeaks, kemarin.

Berdasarkan bocoran kawat diplomatik Amerika Serikat yang dirilis WikiLeaks, pasokan dana hingga mencapai US$100 juta (sekitar Rp854,7 miliar) per tahun dialirkan ke jaringan Is-lam radikal di Provinsi Punjab, Pakistan.

Informasi itu dikirim seorang diplomat dari konsulat AS di Lahore, Bryan Hunt, pada No-vember 2008, saat melakukan perjalanan ke Provinsi Punjab. Isi kawat itu disarikan dari ha-sil diskusi dengan pemerintah setempat. Sumber itu menga-takan sumbangan dana berasal dari lembaga amal Islam dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang didukung pemerin-tah masing-masing.

Saat dimintai tanggapan soal laporan WikiLeaks tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arab Saudi Osama Nugali mengatakan pihaknya tidak akan mengomentari soal laporan tersebut.

“Sejak laporan itu pertama dikeluarkan, Arab Saudi tidak akan berkomentar. Karena Arab Saudi tidak bertanggung jawab atas semua laporan itu dan kami tidak yakin dengan keas-lian laporan itu,” tegasnya.

Arab Saudi, AS, dan Pakis-tan menyokong mujahidin di Afghanistan pada era 1980-an guna membendung laju mi-liter Uni Soviet. Lambat laun paham Islam radikal menguat bersamaan dengan hijrahnya kaum mujahidin dan kelompok Islam radikal ke daerah Pakis-tan yang berbatasan dengan Afghanistan. Konsekuensinya, terdapat jalinan erat antara ke-lompok milisi di daerah itu dan di Provinsi Punjab.

Untuk mengikis radikalisme sekaligus mencegah kelompok milisi merekrut anak-anak dan remaja, sejumlah analis meng-usulkan agar pemerintah Pa-kistan meningkatkan kondisi

perekonomian. Menurut kawat diplomatik itu, kemiskinan dijadikan alasan oleh jaring an milisi untuk mengeksploitasi anak-anak dan remaja.

Arab Saudi yang disebut sebagai kampung halaman bagi kelompok fundamentalis Islam Wahabi kerap menda-nai aksi tersebut dan sejumlah madrasah yang mengajarkan radikalisme di Pakistan. Aliran dana tersebut, menurut laporan WikiLeaks yang dilansir Dawn, berasal dari para ulama ter-tentu di Arab Saudi dan UEA.

“Di madrasah itu, anak-anak dilarang untuk berkomunikasi dengan dunia luar dan dia-jarkan ekstremisme sektarian yang membenci nonmuslim, antipemerintah Barat dan pe-merintah Pakistan,” tulis kawat diplomatik tersebut.

Para guru di madrasah-ma-drasah itu juga akan mena-namkan pemahaman budaya jihad dan kekerasan. “Pola pe-rekrutan tergantung pada umur anak-anak tersebut. Anak-anak yang lebih muda tampaknya le-bih disukai.” (*/Reuters/I-5)

[email protected]

Arab Saudi dan UEA Danai

Jihad PakistanSaudi disebut sebagai kampung halaman bagi kelompok

fundamentalis Islam Wahabi.

PRESIDEN Amerika Serikat Barack Obama menuai ke-caman dari pidatonya yang mendukung kemerdekaan Pa-lestina, Jumat (20/5) lalu. Saat itu dia menegaskan dukungan AS terhadap garis perbatasan Israel sebelum perang Arab-Israel pada 1967 lampau.

Partai Republik mengutuk pernyataan itu, menyebut O-bama sebagai bencana terbesar AS bagi Israel sejak periode Pre-siden Jimmy Carter pada akhir 1970-an. Bahkan, mantan Wali Kota New York Ed Koch meng-aku menyesal telah mendukung

Obama. Padahal, Koch pernah menyumbang US$2.300 untuk kampanye Obama pada 2008 silam. “Saya percaya Obama berdasarkan pernyataannya saat itu (kampanye) dan ber-dasarkan dukungannya buat Israel. Saya terbukti keliru.”

Meski demikian, banyak pihak yakin Obama akan ber-usaha menenangkan warga AS keturunan Yahudi. Maklum, ja-jak pendapat dalam pemilihan presiden 2008 memperlihatkan 78% warga keturunan Yahudi memilih Obama.

Obama diyakini akan ber-

usaha mengurangi tekanan akibat pernyataan mengenai Palestina dalam pertemuan tahunan Komite Urusan Pub-lik Amerika-Israel (AIPAC) Minggu malam (hari ini WIB). AIPAC adalah kelompok lobi yang memperjuangkan kebi-jakan pro-Israel di AS.

Pada pidato di konvensi AIPAC 2008, Obama, yang saat itu masih calon presiden dari Partai Demokrat, mendapat sambutan meriah saat menga-takan Jerusalem akan terus menjadi ibu kota Israel. Kenya-taannya saat ini, pendapatnya

mulai berubah soal Israel.Beberapa analis yakin, Obama

tahu pidatonya itu tidak akan membuat pemilihnya dari kaum Yahudi marah besar. “Ini (per-batasan Israel sebelum perang 1967) telah menjadi gagasan dasar perundingan selama 12 tahun. Inilah yang dibicarakan Bill Clinton, Ehud Barak, dan Yasser Arafat di Camp David. Inilah yang dibicarakan George W Bush dengan Ariel Sharon dan Ehud Olmert,” tulis Jeffrey Goldberg di laman The Atlantic. “Jadi, apa sih masalahnya?” (Yan/Reuters/Global/I-5)

EKSPRESI kebingungan tampak pada paras Robert Fitzpatrick.

Sambil membagikan selebaran kepada orang-orang yang berseliweran di Times Square, New York, pria berusia 60 tahun itu sesekali melirik jam tangannya.

Menurut perhitungan dia, kiamat seharusnya berlangsung pada Sabtu (21/5) pukul 18.00 waktu setempat. Namun, hingga lewat waktunya yang ditunggu, kiamat tidak kunjung datang. “Saya tidak mengerti mengapa...,” ujarnya

dengan suara terbata.Fitzpatrick adalah

salah seorang dari ribuan pengikut Harold Camping, pensiunan insinyur sipil yang memprediksi kiamat akan datang pada 21 Mei 2011. Sedemikian yakin Fitzpatrick terhadap Camping, dia telah menghabiskan uang tabungannya sebesar US$140 ribu (sekitar Rp1,2 miliar) untuk membuat poster, selebaran, dan baliho berisi peringatan hari kiamat.

Camping terbilang bukan sosok asing dalam perkiraan kiamat. Pada 1994, dia

pernah mengatakan kiamat akan datang ke dunia. Meski terbukti salah, dia mengaku tidak merasa malu.

“Saat itu memang terlalu dini. Tapi kini, kiamat pasti akan terjadi,” ujarnya, bulan lalu.

Menurut pria berusia 89 tahun itu, gempa bumi dahsyat akan melanda Bumi pada Sabtu (21/5). Meski demikian, 200 juta orang akan selamat dan terangkat ke surga. Adapun sisa penduduk dunia akan tewas dalam serangkaian bencana dan wabah hingga Bumi benar-

benar hancur oleh bola api raksasa pada 21 Oktober 2011 mendatang.

Dalam menyebarkan pesannya, Camping mengandalkan jaringan radio Family Radio. Di ‘Negeri Paman Sam’ saja, jaringan itu menyiarkan pesan kiamat ke 66 stasiun radio. Dengan bantuan para pengikutnya, pesan tersebut diterjemahkan ke dalam 30 bahasa, termasuk bahasa Tagalog di Filipina dan bahasa Arab.

Para pengikut Camping juga mampu menggalang dana berjumlah raksasa. Pada

2009, Family Radio mampu mengumpulkan US$18,3 juta dalam bentuk sumbangan dan aset senilai US$104 juta, termasuk US$34 juta berupa saham dan surat berharga lainnya.

Setelah 21 Mei berlalu, markas Family Radio di Oakland, California, mendadak tutup. Di pintu masuk terdapat tanda bertuliskan ‘Kantor ini tutup. Maaf, kami tidak bisa menemui Anda’. Bersamaan dengan itu, suara Camping tidak terdengar lagi. (Jer/AP/Reuters/I-4)

PULUHAN orang tewas dalam suatu serangan yang terjadi di pusat Kota Homs, Suriah. In-siden itu terjadi saat sejumlah pelayat sedang mengantarkan jenazah para demonstran yang tewas saat berunjuk rasa me-nentang rezim Presiden Bashar al-Assad.

Razan Zaitouna selaku peng-acara dari kelompok pegiat hak asasi manusia Suriah menga-takan setidaknya ada 11 orang tewas saat massa mengantar-kan 10 jenazah dari kelompok prodemokrasi yang tewas pada Jumat (20/5) lalu.

Menurut seorang saksi kepada Reuters, kejadian itu berlangsung di lokasi berjarak 8 kilometer dari pusat Kota Homs. Saksi tersebut menjelaskan massa dihujani peluru manakala sejum-lah pengantar jenazah berteriak, “Gulingkan rezim!”

“Penembakan itu dilakukan dengan sadis. Padahal, massa keluar dari area permakaman de-ngan damai,” ujar saksi tersebut. Seusai penembakan, lanjut saksi tersebut, puluhan orang ditemu-kan dalam keadaan terluka. Ia pun melihat lima orang bersen-jata dibawa ke rumah sakit.

Di lain pihak, pemerintah Suriah menyatakan terdapat 17 orang yang tewas dalam kejadian itu. Sebagaimana di-laporkan kantor berita SANA, serangan itu dilakukan kelom-pok bersenjata yang mengincar warga sipil, polisi, dan sejum-lah tentara Suriah.

Kelompok bersenjata itu se-ngaja mengadu domba dengan menyerang kantor polisi di Ariha dan Deir Ezzor untuk membebaskan para kriminalis yang ditahan. Pemerintah Suriah menyebut kelompok bersenjata itu didukung kekuatan Islam radikal dan pihak asing. Mereka telah membunuh sekitar 120 ten-tara dan polisi di Suriah.

Sumber resmi Kementerian Dalam Negeri Suriah menyebut insiden penembakan di dekat Homs dirancang kelompok ber-senjata tersebut sehingga aparat keamanan disalahkan. Sumber itu juga mengatakan polisi dan militer Suriah berkomitmen untuk tidak melepaskan tem-bakan guna melindungi nyawa masyarakat sipil. (*/Reuters/SANA/I-5)

Obama bakal Redam Kaum Yahudi

Kiamat Gagal Datang ke New York

KelompokBersenjata TembakiPelayat

OSAMA: Foto pemimpin tertinggi Al-Qaeda Osama bin Laden terpampang di halaman depan sebuah koran di Lahore, Pakistan, beberapa waktu lalu.

LATIHAN MILITER: Milisi Palestina dari Barisan Demokrasi untuk Pembebasan Palestina mengikuti latihan militer di Rafah, Gaza, Kamis (19/5).

KIAMAT: Relawan dari kelompok Family Radio memegang poster tentang kiamat di New York, Amerika Serikat, Jumat (13/5).

REUTERS/MOHSIN RAZA

REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA

REUTERS/SHANNON STAPLETON

SENIN, 23 MEI 2011 19INTERNASIONAL