senin, 2 agustus 2010 | media indonesia saatnya … fileitu terbesar dalam 10 tahun terakhir....

1
M USEUM Taman Hutan, Manggala Wanabakti, Jakarta, cukup ramai dipa- dati pengunjung, Sabtu (31/7) siang. Nuansa sukental terasa di ruangan yang penuh dengan ratusan lukisan bertema religius. Adalah Luqman Hakin, pelukis kelahiran Madiun, Jawa Timur, 20 April 1962 yang mampu menghadir- kan goresan cinta religi di atas kan- vas. Dengan aliran sustik, ia seakan dapat melihat dunia lain. “Menjelang bulan suci Ramadan, saya ingin menyuguhkan karya saya kepada masyarakat. Ini menjadi penting bagi saya dalam berpamer- an,” ujar Luqman di sela pameran tunggal berjudul Kanvas sang Kiai. Ada nuansa tersendiri dalam 107 lukisan yang terpajang rapi di ruang- an berukuran sekitar 60 x 80 meter itu. Garis-garis abstrak sungguh sulit ditafsir sehingga perlu mengguna- kan mata hati guna mengartikan setiap goresan tangan sang pelukis. Di sudut pintu masuk, terpajang sekumpulan lukisan bertajuk Tujuh Samudera Agung. Karya ini terdiri dari beberapa buah lukisan untuk menafsirkan Surat Al-Fatihah. “Spirit dari sutelah memberi kontribusi terhadap keindahan. Saya maknai dalam setiap lukisan ini. Saya se- rahkan kepada penikmat seni untuk menilainya sendiri,” tutur peraih doktor di University of Malaya, Kuala Lumpur, itu. Selain Tujuh Samudera Agung, terdapat lukisan lain dipajang. Sebut saja Titik Basmalah (150 x 100 cm), Belajar Bismillah (70 x 90 cm), Kun Fayakuun, (diameter 95 cm), Kepada- Mu (70 x 100 cm), hingga Hakim 2010 Mi’raj (150 x 100 cm). Semuanya berbahan kanvas dengan cat akrilik. Lukisan-lukisan itu dibuat antara 2009-2010 dengan lama pembuatan berkisar dua hingga tiga minggu. Luqman sendiri tergerak mengge- lar karya karena minimnya pamer- an lukisan sustik di Tanah Air. “Saya melihat lukisan sustik telah berkembang pesat, tetapi sangat minim pelukis yang melakukan pameran,” jelasnya. Aliran lukisan sustik berkembang di Timur Tengah sejak abad ke-8. Adapun perkembangan di Indone- sia berlangsung seiring penyebaran Islam oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13. Guru Besar Universitas Islam Jakarta, Kautsar Azhari Nur, menilai aliran sustik sangat dekat dengan pelukis yang nilai ketuhanannya tinggi. Dia pun menyebut Kanvas sang Kiai merupakan pameran aliran itu terbesar dalam 10 tahun terakhir. “Tidak gampang menilai setiap lukisan Luqman. Penikmat tidak bisa menggunakan mata lahiriah saja, tetapi perlu dipadukan dengan mata hati,” ujar penggema ajaran Ibnu Arabi dan pluralisme agama itu. Memperhatikan lukisan demi lukisan Luqman memang sangat kental dengan dunia Islam. Bu- tuh perenungan yang suci untuk menikmatinya. Sang pelukis bahkan mengaku sebelum mengguratkan cat di atas kanvas, dia perlu bertafakur dan berzikir lebih dahulu. “Setelah itu, saya melukis dengan sangat mudah. Saya merasakan kehadiran Sang Pencipta.” Lukisan-lukisan yang ia pajang dijual kepada khalayak umum, harganya berkisar antara Rp5 juta hingga Rp2 miliar. Yang paling mahal adalah Tujuh Samudera Agung. “Saya butuh waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan lukisan ini. Saya lakukan dengan ketelitian dan kecintaan terhadap Allah,” tutur Luqman. (Iwan Kurniawan/H-1) P ENGABDIAN se- orang pegawai ne- geri sipil memang ada batasnya saat masuk usia pensiun. Meski begitu, idiom itu tidak berlaku bagi pengabdian seorang peneliti yang tidak mengenal masa pensiun. Pengabdian itu juga seha- rusnya dipegang teguh semua peneliti, termasuk perempuan peneliti yang saat ini seperti kurang unjuk gigi dalam dunia penelitian di Indonesia. “Pengabdian inilah yang mestinya didorong dunia usaha dan pemerintah agar perempuan peneliti terpacu untuk meneliti,” ujar Ketua Komisi Nasional Indonesia un- tuk UNESCO Arief Rachman di sebuah acara L’Oreal-UNES- CO for Woman in Science di Jakarta, akhir pekan lalu. Senada dengan itu, Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial, dan Hukum Kementerian Pem- berdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ida Wulan menambahkan, perempuan peneliti mesti dipacu agar di bidang sains dan teknologi tidak lagi didominasi kaum pria. ‘’Kalau banyak dunia usaha yang ikut andil guna mema- jukan penelitian di Indonesia dan diarahkan pada kaum perempuan, tentu mereka ba- nyak yang akan terlibat dalam penelitian tersebut,’’ kata Ida. Namun, ungkap Wakil Men- teri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, kurangnya penelitian yang dilakukan perempuan tidak semata-mata disebabkan kurangnya dunia usaha yang bersinergi dengan pemerintah. Pasalnya, dana yang dialokasi- kan pemerintah untuk peneli- tian sudah memadai. ‘’Tahun ini saja pemerintah menganggarkan Rp400 mil- iar. Sayangnya, hal ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Ini bisa dilihat dari 155 ribu peneliti Indonesia, justru hanya 6% saja yang rajin menulis di artikel jurnal internasional yang diakui,’’ ujar Fasli. Menurut Fasli, ada tiga kelemahan mendasar yang dimiliki para peneliti Indo- nesia termasuk perempuan peneliti Indonesia yakni, tidak disusunnya agenda riset secara detail dan baik sehingga ide-ide yang ada terpencar dan tidak punya konsep jelas. Selanjutnya, kata Fasli, kurangnya konsistensi pe- neliti Indonesia dari hulu ke hilir. Artinya, belum satu penelitian selesai, sudah meneliti bidang yang lain. ‘’Artinya, penelitian belum diproduksi secara massal, namun sudah beralih ke pe- nelitian lain. Jadi, engggak sabaran,’’ ujarnya. Yang terakhir, ungkap Fasli, banyak peneliti yang tidak bisa memahami kebutuhan pemerintah daerah setempat, sehingga penelitiannya tidak sinkron dengan kebutuhan pemerintah daerah setempat. Apresiasi kemitraan Karena itu, Arief meng- apresiasi langkah kemitraan L’Oreal-UNESCO for Woman in Science, sebagai salah satu contoh nyata kerja sama antara dunia usaha dan pemerintah dalam mengakui prestasi il- muwan perempuan dan meng- angkat prol perempuan da- lam dunia sains. Pada kemitraan itu, hingga saat ini telah diberikan fellow- ship kepada 15 perempuan peneliti Indonesia yang memi- liki proyek penelitian dengan variasi pada bidang ilmu haya- ti di seluruh Indonesia. “Dengan kemitraan ini, perempuan peneliti Indonesia diharapkan dapat memanfaat- kannya dengan baik, sebagai forum membangun jejaring kekuatan di bidang sains, se- hingga dapat bersinergi men- jadi kekuatan pembangunan bangsa yang semakin andal dan berdaya saing,” ujar Arief. (H-3) [email protected] Spirit Sufi di Lukisan Tujuh Samudera Agung Saatnya Perempuan Peneliti Majukan Riset Humaniora | 21 SENIN, 2 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Perempuan peneliti mesti dipacu agar penelitian di bidang sains dan teknologi tidak lagi didominasi kaum pria. Syarief Oebaidillah MI/ URFAN Arief Rachman Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Pengabdian inilah yang mestinya didorong agar perempuan peneliti terpacu.” FOTO-FOTO: DOK UNESCO PAPAHANAUMOKUAKEA, HAWAII. LEMBAGA PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menempatkan dataran tinggi tengah di Sri Lanka dan ka- wasan laut Hawaii sebagai daftar warisan dunia. Dalam sidang ke-34 Komite Warisan Dunia UNESCO, 25 Juli-3 Agustus, dan dihadiri 800 delegasi dari 187 ne- gara itu, disepakati kedua wilayah itu masuk warisan dunia karena sangat penting bagi peradaban manusia. Dataran tinggi tengah Sri Lanka memiliki keistimewaan karena hu- tan asli yang ada merupakan rumah macan tutul, binatang, dan tumbuh- an langka lainnya. Habitat mereka terancam punah sehingga wajib di- lindungi. Kawasan laut di Hawaii terkenal dengan Papahanaumokuakea yang merupakan habitat bagi anjing laut Hawaii dan burung langka yang terancam punah. Selain itu, kawasan yang mem- bentang seluas 140.000 mil persegi di Samudra Pasik itu terisolasi dari ekosistem terumbu yang didominasi predator terkenal seperti hiu. ‘’Fitur ini telah hilang dari pulau akibat aktivitas manusia terhadap lingkungan,’’ kata Tim Badman, pe- nasihat Perhimpunan Internasional untuk Pelestarian Alam. Kelompok Badman adalah penasi- hat untuk Komite Warisan Dunia UNESCO. Mereka bertugas memberi rekomendasi kepada komite berdasar- kan riset lapangan. Komite UNESCO bertemu di ibu kota Brasil, Brasilia. Pada Jumat (30/7), mereka juga mengumumkan Florida Everglades sebagai salah satu situs warisan dunia yang terancam karena polusi dan kekurangan air. Begitu pula hutan tropis di Madagaskar akibat meningkatnya praktik penebangan liar. Indonesia sendiri sudah menem- patkan tujuh tempat dalam daftar warisan dunia UNESCO, yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, Ujung Kulon, Lorentz, Situs Manusia Purba Sangi- ran, dan hutan tropis Sumatra. Dalam daftar warisan dunia UNES- CO saat ini terdapat 890 situs terdiri dari 689 situs budaya, 176 situs alam, dan 25 situs campuran budaya-alam di 148 negara. (Reuters/Jak/H-3) Kawasan di Sri Lanka dan Hawaii Masuk Warisan Dunia CENTRAL HIGHLAND, SRI LANKA.

Upload: doandiep

Post on 03-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MUSEUM Taman Hutan, Manggala Wanabakti, Jakarta, cukup ramai dipa-

dati pengunjung, Sabtu (31/7) siang. Nuansa sufi kental terasa di ruangan yang penuh dengan ratusan lukisan bertema religius.

Adalah Luqman Hakin, pelukis kelahiran Madiun, Jawa Timur, 20 April 1962 yang mampu menghadir-kan goresan cinta religi di atas kan-vas. Dengan aliran sufi stik, ia seakan dapat melihat dunia lain.

“Menjelang bulan suci Ramadan, saya ingin menyuguhkan karya saya kepada masyarakat. Ini menjadi

penting bagi saya dalam berpamer-an,” ujar Luqman di sela pameran tunggal berjudul Kanvas sang Kiai.

Ada nuansa tersendiri dalam 107 lukisan yang terpajang rapi di ruang-an berukuran sekitar 60 x 80 meter itu. Garis-garis abstrak sungguh sulit ditafsir sehingga perlu mengguna-kan mata hati guna mengartikan setiap goresan tangan sang pelukis.

Di sudut pintu masuk, terpajang sekumpulan lukisan bertajuk Tujuh Samudera Agung. Karya ini terdiri dari beberapa buah lukisan untuk menafsirkan Surat Al-Fatihah. “Spirit dari sufi telah memberi kontribusi

terhadap keindahan. Saya maknai dalam setiap lukisan ini. Saya se-rahkan kepada penikmat seni untuk menilainya sendiri,” tutur peraih doktor di University of Malaya, Kuala Lumpur, itu.

Selain Tujuh Samudera Agung, terdapat lukisan lain dipajang. Sebut saja Titik Basmalah (150 x 100 cm), Belajar Bismillah (70 x 90 cm), Kun Fayakuun, (diameter 95 cm), Kepada-Mu (70 x 100 cm), hingga Hakim 2010 Mi’raj (150 x 100 cm). Semuanya berbahan kanvas dengan cat akrilik. Lukisan-lukisan itu dibuat antara 2009-2010 dengan lama pembuatan

berkisar dua hingga tiga minggu. Luqman sendiri tergerak mengge-

lar karya karena minimnya pamer-an lukisan sufi stik di Tanah Air. “Saya melihat lukisan sufi stik telah berkembang pesat, tetapi sangat minim pelukis yang melakukan pameran,” jelasnya.

Aliran lukisan sufi stik berkembang di Timur Tengah sejak abad ke-8. Adapun perkembangan di Indone-sia berlangsung seiring penyebaran Islam oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13.

Guru Besar Universitas Islam Jakarta, Kautsar Azhari Nur, menilai

aliran sufi stik sangat dekat dengan pelukis yang nilai ketuhanannya tinggi. Dia pun menyebut Kanvas sang Kiai merupakan pameran aliran itu terbesar dalam 10 tahun terakhir.

“Tidak gampang menilai setiap lukisan Luqman. Penikmat tidak bisa menggunakan mata lahiriah saja, tetapi perlu dipadukan dengan mata hati,” ujar penggema ajaran Ibnu Arabi dan pluralisme agama itu.

Memperhatikan lukisan demi lukisan Luqman memang sangat kental dengan dunia Islam. Bu-tuh perenungan yang suci untuk menikmatinya. Sang pelukis bahkan

mengaku sebelum mengguratkan cat di atas kanvas, dia perlu bertafakur dan berzikir lebih dahulu. “Setelah itu, saya melukis dengan sangat mudah. Saya merasakan kehadiran Sang Pencipta.”

Lukisan-lukisan yang ia pajang dijual kepada khalayak umum, harganya berkisar antara Rp5 juta hingga Rp2 miliar. Yang paling mahal adalah Tujuh Samudera Agung. “Saya butuh waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan lukisan ini. Saya lakukan dengan ketelitian dan kecintaan terhadap Allah,” tutur Luqman. (Iwan Kurniawan/H-1)

PE N G A B D I A N s e -orang pegawai ne-geri sipil memang ada batasnya saat masuk

usia pensiun. Meski begitu, idiom itu tidak berlaku bagi pengabdian seorang peneliti yang tidak mengenal masa pensiun.

Pengabdian itu juga seha-rusnya dipegang teguh semua peneliti, termasuk perempuan peneliti yang saat ini seperti kurang unjuk gigi dalam dunia

penelitian di Indonesia. “Pengabdian inilah yang

mestinya didorong dunia usaha dan pemerintah agar perempuan peneliti terpacu untuk meneliti,” ujar Ketua Komisi Nasional Indonesia un-tuk UNESCO Arief Rachman di sebuah acara L’Oreal-UNES-CO for Woman in Science di Jakarta, akhir pekan lalu.

Senada dengan itu, Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial, dan Hukum Kementerian Pem-berdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ida Wulan

menambahkan, perempuan peneliti mesti dipacu agar di bidang sains dan teknologi tidak lagi didominasi kaum pria.

‘’Kalau banyak dunia usaha yang ikut andil guna mema-jukan penelitian di Indonesia dan diarahkan pada kaum perempuan, tentu mereka ba-nyak yang akan terlibat dalam penelitian tersebut,’’ kata Ida.

Namun, ungkap Wakil Men-teri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, kurangnya penelitian yang dilakukan perempuan tidak semata-mata disebabkan kurangnya dunia usaha yang bersinergi dengan pemerintah. Pasalnya, dana yang dialokasi-kan pemerintah untuk peneli-tian sudah memadai.

‘’Tahun ini saja pemerintah

menganggarkan Rp400 mil-iar. Sayangnya, hal ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Ini bisa dilihat dari 155 ribu peneliti Indonesia, justru hanya 6% saja yang rajin menulis di artikel jurnal internasional yang diakui,’’ ujar Fasli.

Menurut Fasli, ada tiga kelemahan mendasar yang dimiliki para peneliti Indo-nesia termasuk perempuan peneliti Indonesia yakni, tidak disusunnya agenda riset secara detail dan baik sehingga ide-ide yang ada terpencar dan tidak punya konsep jelas.

Selanjutnya, kata Fasli, kurangnya konsistensi pe-neliti Indonesia dari hulu ke hilir. Artinya, belum

satu penelitian selesai, sudah meneliti bidang yang lain. ‘’Artinya, penelitian belum diproduksi secara massal, namun sudah beralih ke pe-nelitian lain. Jadi, engggak sabaran,’’ ujarnya.

Yang terakhir, ungkap Fasli, banyak peneliti yang tidak bisa memahami kebutuhan pemerintah daerah setempat, sehingga penelitiannya tidak sinkron dengan kebutuhan pemerintah daerah setempat.

Apresiasi kemitraanKarena itu, Arief meng-

apresiasi langkah kemitraan L’Oreal-UNESCO for Woman in Science, sebagai salah satu contoh nyata kerja sama antara dunia usaha dan pemerintah dalam mengakui prestasi il-

muwan perempuan dan meng-angkat profi l perempuan da-lam dunia sains.

Pada kemitraan itu, hingga saat ini telah diberikan fellow-ship kepada 15 perempuan peneliti Indonesia yang memi-liki proyek penelitian dengan variasi pada bidang ilmu haya-ti di seluruh Indonesia.

“Dengan kemitraan ini, perempuan peneliti Indonesia diharapkan dapat memanfaat-kannya dengan baik, sebagai forum membangun jejaring kekuatan di bidang sains, se-hingga dapat bersinergi men-jadi kekuatan pemba ngunan bangsa yang semakin andal dan berdaya saing,” ujar Arief. (H-3)

[email protected]

Spirit Sufi di Lukisan Tujuh Samudera Agung

Saatnya Perempuan Peneliti Majukan RisetHumaniora | 21SENIN, 2 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Perempuan peneliti mesti dipacu agar penelitian di bidang sains dan teknologi tidak lagi didominasi kaum pria.

Syarief OebaidillahMI/ URFAN

Arief RachmanKetua Komisi NasionalIndonesia untuk UNESCO

Pengabdian inilah yang mestinya didorong agar perempuan peneliti terpacu.”

FOTO-FOTO: DOK UNESCOPAPAHANAUMOKUAKEA, HAWAII.

LEMBAGA PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menempatkan dataran tinggi tengah di Sri Lanka dan ka-wasan laut Hawaii sebagai daftar warisan dunia.

Dalam sidang ke-34 Komite Warisan Dunia UNESCO, 25 Juli-3 Agustus, dan dihadiri 800 delegasi dari 187 ne-gara itu, disepakati kedua wilayah itu

masuk warisan dunia karena sa ngat penting bagi peradaban manusia.

Dataran tinggi tengah Sri Lanka memiliki keistimewaan karena hu-tan asli yang ada merupakan rumah macan tutul, binatang, dan tumbuh-an langka lainnya. Habitat mereka terancam punah sehingga wajib di-lindungi.

Kawasan laut di Hawaii terkenal

dengan Papahanaumokuakea yang merupakan habitat bagi anjing laut Hawaii dan burung langka yang terancam punah.

Selain itu, kawasan yang mem-bentang seluas 140.000 mil persegi di Samudra Pasifi k itu terisolasi dari ekosistem terumbu yang didominasi predator terkenal seperti hiu.

‘’Fitur ini telah hilang dari pulau

akibat aktivitas manusia terhadap lingkungan,’’ kata Tim Badman, pe-nasihat Perhimpunan Internasional untuk Pelestarian Alam.

Kelompok Badman adalah penasi-hat untuk Komite Warisan Dunia UNESCO. Mereka bertugas memberi rekomendasi kepada komite berdasar-kan riset lapangan.

Komite UNESCO bertemu di ibu

kota Brasil, Brasilia. Pada Jumat (30/7), mereka juga mengumumkan Florida Everglades sebagai salah satu situs warisan dunia yang terancam karena polusi dan kekurangan air. Begitu pula hutan tropis di Madagaskar akibat meningkatnya praktik penebangan liar.

Indonesia sendiri sudah menem-patkan tujuh tempat dalam daftar

warisan dunia UNESCO, yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, Ujung Kulon, Lorentz, Situs Manusia Purba Sangi-ran, dan hutan tropis Sumatra.

Dalam daftar warisan dunia UNES-CO saat ini terdapat 890 situs terdiri dari 689 situs budaya, 176 situs alam, dan 25 situs campuran budaya-alam di 148 negara. (Reuters/Jak/H-3)

Kawasan di Sri Lanka dan Hawaii Masuk Warisan Dunia

CENTRAL HIGHLAND, SRI LANKA.