senin, 12 desember 2011 seratus juta pohon untuk bumi filepopulasi yang mencapai 240 juta jiwa kerap...

1
POPULASI yang mencapai 240 juta jiwa kerap digadang- gadang sebagai salah satu aset utama Indonesia. Na- mun, tanpa pendidikan yang layak, sukar membayangkan aset tersebut dapat menjadi lokomotif pembangunan na- sional. Pengadaan pendidikan yang berkualitas memang menjadi kewajiban utama negara. Na- mun, bukan berarti kita boleh tidak peduli. Sejatinya, pemba- ngunan Tanah Air merupakan kewajiban setiap individu di negeri ini. Karena itu, sejak 2008, PT Pertamina (persero) mengu- sung program Olimpiade Sains Nasional Perguruan Tinggi Indonesia (OSN Pertamina). Dengan menggandeng Uni- versitas Indonesia, ajang kom- petisi itu diharapkan dapat mencetak anak bangsa yang berprestasi dalam bidang sains, yaitu matematika, sika, kimia, dan biologi. Dalam OSN Pertamina, para peserta mahasiswa akan diuji dalam hal kemampuan konsep teori dan terapan dengan ber- bagai macam ujian tertulis, esai, dan studi kasus. “Kita mulai ini bersama Per- tamina pada 2008. Kemendik- nas sampai sempat merasa kecolongan karena didahului Pertamina,” tutur Abdul Haris, Sekretaris Fakultas Matema- tika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI yang juga merupa- kan Ketua Pelaksana OSN Pertamina. Menurutnya, program terse- but mengundang animo tinggi dari sivitas akademika se-Indo- nesia. Bayangkan, ujarnya, dari hanya 4.000 mahasiswa yang jadi peserta pada 2008, saat ini OSN Pertamina mampu me- narik minat 17 ribu mahasiswa dalam penyelenggaraannya di 2011. “Antuasiasme perguruan tinggi Indonesia Timur su- dah ada, tinggal ditingkatkan lagi. Waktu penyelenggaraan OSN 2010 ada mahasiswa dari Ambon, Maluku yang menjadi juara,” tuturnya. Ia berpendapat, OSN bu- kan sekadar perlombaan sains biasa. Ajang tersebut telah menjadi sarana bersosialisasi, berdiskusi, dan memperluas jaringan para peserta. Melalui program OSN, imbuh Abdul, Pertamina telah melakukan investasi sumber daya manu- sia Indonesia dengan tepat dan terarah. Ke depan, bukan tidak mungkin OSN melahirkan ahli-ahli sains yang akan turut membesarkan nama Pertamina maupun Indonesia. “Lebih jauh lagi kita berharap olimpiade sains ini bisa dibawa menuju tingkat regional ASEAN dan Asia Pasic,” tukasnya. Beasiswa Pertamina juga memiliki program CSR pendidikan bagi penderita dan mantan penderi- ta penyakit kusta. Bermula dari ide seorang penderita kusta dan seorang dokter RS Kusta Sitanala, Tangerang, Pertamina tergerak untuk memberdaya- kan para penderita kusta agar mereka bisa meningkatkan mutu hidup mereka sendiri. “Awalnya ada satu orang (mantan) penderita kusta yang bertekad besar dan ingin meminta bantuan untuk me- ningkatkan taraf pendidikan teman-temannya yang men- derita kusta. Lalu kami carikan partner dan bertemulah dengan Pertamina yang kebetulan memiliki visi serupa,” kisah Gustav, dokter yang sehari-hari menangani pasien penyakit kusta di RS Sitanala. Inisiatif itu kemudian mene- lurkan program beasiswa kusta Pertamina bagi 172 anak-anak penderita kusta di perkampung- an sekitar RS Sitanala dengan jenjang pendidikan dari SD sampai SMP pada 2010. Nilai beasiswa yang diberi- kan senilai Rp600 ribu per anak per tahun untuk siswa SD dan Rp900 ribu per tahun untuk siswa SMP. “Pertamina memberikan beasiswa hingga lima tahun, pokoknya sampai luluslah. Se- karang banyak di antara mereka yang meraih ranking baik, nilai rapornya bagus dan prestasinya terus naik,” tutur Gustav. Selain meringankan beban keluarga penderita, beasiswa itu juga memotivasi semangat pasien agar tidak putus asa akan keterbatasan yang di- hadapinya. “Kita berharap Pertamina akan semakin banyak me- rangkul para penderita kusta dengan terus memberi bantuan beasiswa ini. Sehingga mereka juga bisa mandiri, berguna bagi masyarakat dan bangsa Indone- sia,” pungkasnya. (ML/E-25) M ENEPIS tudingan sebagai perusak kelestarian alam bukan hal mudah bagi pelaku usaha sektor ekstraktif seperti industri minyak dan gas bumi (migas). Mulai kegiatan eksplor- asi dan eksploitasi migas hingga upaya pe- man- faatan sum- b e r energi terbarukan yang ramah lingkungan, semua itu sulit untuk menihilkan dam- pak terhadap alam. Belum lagi produk bahan bakar yang dihasilkan terbukti menambah emisi karbon di Bumi ini. Namun, berbekal tekad un- tuk menyelaraskan tugas me- menuhi kebutuhan energi na- sional dengan orientasi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli terhadap kelesta- rian alam, PT Pertamina (persero) menun- jukkan langkah nyata. Dalam rangka berkontri- busi me- ngu- rangi emi- s i kar- bon, awal Desem- ber ini BUMN energi itu me- rancang misi penanaman 100 juta pohon di Tanah Air. Di bawah naungan program tang- gung jawab so- sial perusahaan (corporate social res- ponsibilty), misi yang menjadi bagian dari program Pertamina Sobat Bumi itu ditargetkan rampung pada 2015. “Orientasi utama program Pertamina Sobat Bumi ialah percepatan perbaikan lingkung- an yang berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon,” jelas Direktur Utama Perta- mina Karen Agus- tiawan saat pelun- curan program tersebut di Jakarta, Kamis (1/12). Adapun awal kegiatan utama Pertamina Sobat Bumi, yaitu Menabung 100 Juta Pohon, ditandai dengan penanaman sekitar 50 ribu pohon di la- pangan panas bumi Ka- mo- jang, Jawa Barat. Selanjutnya, pada puncak perayaan HUT ke-54 Perta- mina, Sabtu (10/12), pena- naman pohon dilakukan di area hutan mangrove Kapuk Angke, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. “Kegiatan ini akan menjadi- kan Pertamina sebagai peru- sahaan pemimpin penyokong REDD+ (reducing emissions from deforestation and forest degrada- tion),” ungkap Karen. Sejak dini Upaya menanamkan kecin- taan terhadap lingkungan sejak dini juga dilakukan dengan men- jadikan 15 sekolah adiwiyata mandiri dan nonmandiri sebagai model sekolah ideal ramah ling- kungan. “Inti kegiatan Sekolah Sobat Bumi agar sekolah-sekolah lebih sadar terhadap lingkungan melalui program aksi hijau (green act),” ungkap Karen. SMAN 92 Jakarta Utara, yang menjadi juara I pelopor lingkung- an Green Act, merasakan betul manfaat program Pertamina itu. ”Kami di lingkungan guru-guru diajak melakukan lubang bio- pori dan membagikan alat pembuat lubang biopori itu kepada masyarakat sekitar,” tutur Koordinator SMAN 92 Eko Budiyanto. Ia pun berpendapat, “Su- dah selayaknya Pertamina yang mengambil keuntungan dari lingkungan memberikannya kembali kepada lingkungan.” Sementara itu, siswa peme- nang lomba poster Green Act Pertamina dari SMAN 62 Ja- karta Timur, Nararia Megasih Wardani, berharap aksi Per- tamina dapat menggerakkan masyarakat luas, khususnya pelajar, untuk peduli terhadap lingkungan. Sebab, kesadaran para pelajar terhadap hal itu be- lakangan makin berkurang. Dengan moto poster yang ia usung, ‘Satu Pohon untuk Seribu Kehidupan’, disertai gambar para punakawan, to- koh pewayangan Indonesia yang dikenal sebagai simbol penyeimbang alam, Mega ber- sama Pertamina ingin menyam- paikan keseimbangan dan kelestarian alam harus terus dijaga dengan pemanfaatan yang bertanggung jawab. Hulu-hilir Tidak hanya dalam lingkup CSR, upaya penghijauan juga disisipkan dalam aktivitas bis- nis Pertamina, baik di sektor hulu maupun hilir. Anda pernah mendapat bibit pohon cuma-cuma saat mem- beli pertamax di SPBU Perta- mina? Jangan heran. Itu me- rupakan bagian dari program Clean SPBU untuk menggugah pemilik kendaraan supaya peduli lingkungan. Penggunaan energi surya untuk penerangan SPBU dan pembuatan lubang biopori un- tuk pengolahan sampah serta resapan air pun merupakan bagian dari program tersebut. Di sisi hulu, Pertamina terus berupaya menekan dampak eksplorasi terhadap lingkung- an. Kepedulian itu terpotret dari pengakuan Kementerian Lingkungan Hidup terhadap pengelolaan lingkungan (pro- per) yang positif dalam peme- ringkatan periode 2010—2011. Pertamina pun sukses diganjar dua proper emas dan sejumlah proper hijau dan biru dari unit- unit bisnisnya. (ML/E-25) S ELAMA bertahun-tahun, masalah kekurangan gizi serta kesehatan ibu dan anak masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Berkat kerja keras pemerintah, permasalahan tersebut mulai berkurang dari tahun ke tahun. Namun, jika hanya bergan- tung pada pemerintah, masalah kesehatan ibu dan anak tentu tidak kunjung tuntas. ”Pertamina datang pada 2008 lalu ke kelurahan kami yang kebetulan dekat dengan (depo) Plum- pang. Mereka datang atas ke- sadaran bahaya susu bubuk for- mula waktu itu dan mereka juga menemukan ba- nyak makanan kurang sehat buat anak-anak di lingkungan kita,” ujar Yo- gianna Manu- rung, seorang bidan Puskes- mas Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Berawal dari situ, Anna de- ngan difasilitasi program Per- tamina Sehati (Pertamina un- tuk Kesehatan Anak dan Ibu) berinisiatif membuka se- buah warung makanan-ma- kanan sehat. Warung tersebut dibuka ka- rena Anna melihat para ibu di lingkungan- nya tidak memiliki tempat memasak yang memenuhi standar kesehatan. ”Tahun 2008, kita bisa berikan pelatihan kepada ibu-ibu tentang makanan sehat. Berikutnya, saya mendapatkan satu Ki- jang untuk keperluan kelurahan kami. Tahun 2010 kami diberi gerobak dagang untuk mendistribusikan makanan sehat,” tuturnya. Saat ini, warung yang bernama Warung Balita Sehati tersebut mampu memenuhi kebutuhan makanan sehat bagi enam ke- lurahan di Kecamatan Koja, Jakarta Utara. ”Saya ingin Pertamina memberi saya kesempatan untuk membuktikan bahwa program ini merupakan program yang berhasil. Bahkan ini bisa jadi program per- contohan bagi program Pertamina Sehati yang akan dilakukan di daerah-daerah lain,” imbuh Anna. Sebab, lan- jut bidan yang telah 28 tahun bergelut de- ngan masalah kesehatan ibu dan anak itu, masalah kurang gizi tidak akan selesai hanya dengan meng- andalkan pro- gram pemerin- tah. Adapun kegiatan Per- tamina Sehati yang bergu- lir sejak 2004 merupakan komitmen pe- rusahaan terha- dap pencapai- an Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi kepedulian ma- syarakat dunia dalam meng- atasi masalah sosial global, yaitu mengu- rangi angka kematian bayi dan balita serta ibu melahirkan. Melalui kegiatan itu, Pertamina membe- rikan pelatihan dan penyuluhan mengenai pentingnya angka kematian bayi dan balita serta ibu melahirkan. Selain itu, Pertamina Sehati juga ditujukan untuk mencetak anak bangsa yang sehat. Ke depan, Pertamina menargetkan bisa mencetak 1.000 kader kesehatan seperti bidan Anna untuk mendukung pengua- tan akses pelayanan kesehatan dan upaya penurunan angka kematian ibu dan anak. (ML/E-25) Pada 2011, aksi ini diproyeksikan mampu menyerap 3 juta ton karbon dan akan meningkat menjadi 311 juta ton karbon per tahun pada 2015. Seratus Juta Pohon untuk Bumi Sehati demi Ibu dan Anak Sehat Bukan sekadar Lomba Sains Biasa BIDAN ANNA: Yogianna Manurung atau lebih akrab dipanggil Bidan Anna adalah penggiat Program Sehati yang merupakan program Pertamina untuk meningkatkan kesehatan anak dan ibu. OLIMPIADE SAINS (OSN): Seorang peserta sedang memaparkan proyek penelitian pada malam grand final OSN di Auditorium Gedung Pertamina Pusat, Jumat (4/11). Program ini merupakan kontribusi Pertamina untuk mencetak anak bangsa yang berprestasi dalam bidang sains. DOK. PERTAMINA Melalui program OSN, Pertamina telah melakukan investasi sumber daya manusia Indonesia dengan tepat dan terarah.” DOK. PERTAMINA SENIN, 12 DESEMBER 2011

Upload: lequynh

Post on 13-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

POPULASI yang mencapai 240 juta jiwa kerap digadang-gadang sebagai salah satu aset utama Indonesia. Na-mun, tanpa pendidikan yang layak, sukar membayangkan aset tersebut dapat menjadi lokomotif pembangunan na-sional.

Pengadaan pendidikan yang berkualitas memang menjadi kewajiban utama negara. Na-mun, bukan berarti kita boleh tidak peduli. Sejatinya, pemba-ngunan Tanah Air merupakan kewajiban setiap individu di negeri ini.

Karena itu, sejak 2008, PT Pertamina (persero) mengu-sung program Olimpiade Sains Nasional Perguruan Tinggi Indonesia (OSN Pertamina). Dengan menggandeng Uni-versitas Indonesia, ajang kom-petisi itu diharapkan dapat mencetak anak bangsa yang berprestasi dalam bidang sains, yaitu matematika, fi sika, kimia, dan biologi.

Dalam OSN Pertamina, para peserta mahasiswa akan diuji dalam hal kemampuan konsep teori dan terapan dengan ber-bagai macam ujian tertulis, esai, dan studi kasus.

“Kita mulai ini bersama Per-tamina pada 2008. Kemendik-nas sampai sempat merasa

kecolongan karena didahului Pertamina,” tutur Abdul Haris, Sekretaris Fakultas Matema-tika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI yang juga merupa-kan Ketua Pelaksana OSN Pertamina.

Menurutnya, program terse-but mengundang animo tinggi dari sivitas akademika se-Indo-nesia. Bayangkan, ujarnya, dari hanya 4.000 mahasiswa yang jadi peserta pada 2008, saat ini OSN Pertamina mampu me-narik minat 17 ribu mahasiswa dalam penyelenggaraannya di 2011.

“Antuasiasme perguruan tinggi Indonesia Timur su-dah ada, tinggal ditingkatkan lagi. Waktu penyelenggaraan OSN 2010 ada mahasiswa dari Ambon, Maluku yang menjadi juara,” tuturnya.

Ia berpendapat, OSN bu-kan sekadar perlombaan sains biasa. Ajang tersebut telah menjadi sarana bersosialisasi, berdiskusi, dan memperluas jaringan para peserta. Melalui program OSN, imbuh Abdul, Pertamina telah melakukan investasi sumber daya manu-sia Indonesia dengan tepat dan terarah.

Ke depan, bukan tidak mungkin OSN melahirkan ahli-ahli sains yang akan turut

membesarkan nama Pertamina maupun Indonesia.

“Lebih jauh lagi kita berharap olimpiade sains ini bisa dibawa menuju tingkat regional ASEAN dan Asia Pasifi c,” tukasnya.

Beasiswa Pertamina juga memiliki

program CSR pendidikan bagi penderita dan mantan penderi-ta penyakit kusta. Bermula dari ide seorang penderita kusta dan seorang dokter RS Kusta Sitanala, Tangerang, Pertamina tergerak untuk memberdaya-kan para penderita kusta agar mereka bisa meningkatkan mutu hidup mereka sendiri.

“Awalnya ada satu orang (mantan) penderita kusta yang bertekad besar dan ingin meminta bantuan untuk me-ningkatkan taraf pendidikan teman-temannya yang men-derita kusta. Lalu kami carikan partner dan bertemulah dengan

Pertamina yang kebetulan memiliki visi serupa,” kisah Gustav, dokter yang sehari-hari menangani pasien penyakit kusta di RS Sitanala.

Inisiatif itu kemudian mene-lurkan program beasiswa kusta Pertamina bagi 172 anak-anak penderita kusta di perkampung-an sekitar RS Sitanala dengan jenjang pendidikan dari SD sampai SMP pada 2010.

Nilai beasiswa yang diberi-kan senilai Rp600 ribu per anak per tahun untuk siswa SD dan Rp900 ribu per tahun untuk siswa SMP.

“Pertamina memberikan beasiswa hingga lima tahun, pokoknya sampai luluslah. Se-karang banyak di antara mereka yang meraih ranking baik, nilai rapornya bagus dan prestasinya terus naik,” tutur Gustav.

Selain meringankan beban keluarga penderita, beasiswa itu juga memotivasi semangat pasien agar tidak putus asa akan keterbatasan yang di-hadapinya.

“Kita berharap Pertamina akan semakin banyak me-rangkul para penderita kusta dengan terus memberi bantuan beasiswa ini. Sehingga mereka juga bisa mandiri, berguna bagi masyarakat dan bangsa Indone-sia,” pungkasnya. (ML/E-25)

MENEPIS tudingan sebagai perusak kelestarian alam bukan hal

mudah bagi pelaku usaha sektor ekstraktif seperti industri mi nyak dan gas bumi (migas).

Mulai kegiatan eksplor-asi dan eksploitasi migas hingga upaya pe-m a n -f a a t a n s u m -b e r energi terbarukan yang ramah lingkungan, semua itu sulit untuk menihilkan dam-pak terhadap alam. Belum lagi produk bahan bakar yang dihasilkan terbukti menambah emisi karbon di Bumi ini.

Namun, berbekal tekad un-tuk menyelaraskan tugas me-menuhi kebutuhan energi na-sional dengan orientasi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli terhadap kelesta-

rian alam,

PT Pertamina (persero) menun-jukkan langkah nyata.

Dalam rangka berkontri-

busi me-n g u -

rangi emi-s i kar-

b o n , awal Desem-ber ini BUMN energi itu me-rancang misi p e n a n a m a n 100 juta pohon di Tanah Air. Di bawah naungan program tang-gung jawab so-sial perusahaan (corporate social res-

ponsibilty), misi yang menjadi bagian dari program Pertamina Sobat Bumi itu ditargetkan rampung pada 2015.

“Orientasi utama program Pertamina Sobat Bumi ialah percepatan perbaikan lingkung-an yang berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon,”

jelas Direktur U t a m a

Perta-

m i n a Karen Agus-tiawan saat pelun-curan program tersebut di Jakarta, Kamis (1/12).

Adapun awal kegiatan utama Pertamina Sobat Bumi, yaitu Menabung 100 Juta Pohon, ditandai dengan penanaman

sekitar 50 ribu pohon di la-pangan panas

b u m i K a -m o -

jang, Jawa Barat. Selanjutnya, pada puncak

perayaan HUT ke-54 Perta-mina, Sabtu (10/12), pena-naman pohon dilakukan di area hutan mangrove Kapuk Angke, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

“Kegiatan ini akan menjadi-kan Pertamina sebagai peru-sahaan pemimpin penyokong REDD+ (reducing emissions from deforestation and forest degrada-tion),” ungkap Karen.

Sejak diniUpaya menanamkan kecin-

taan terhadap lingkungan sejak dini juga dilakukan dengan men-jadikan 15 sekolah adiwiyata mandiri dan nonmandiri sebagai model sekolah ideal ramah ling-kungan. “Inti kegiatan Sekolah Sobat Bumi agar sekolah-sekolah lebih sadar terhadap lingkungan melalui program aksi hijau (green act),” ungkap Karen.

SMAN 92 Jakarta Utara, yang menjadi juara I pelopor lingkung-an Green Act, merasakan betul manfaat program Pertamina itu. ”Kami di lingkungan guru-guru

diajak melakukan lubang bio-pori dan membagikan alat pembuat lubang biopori itu kepada masyarakat sekitar,” tutur Koordinator SMAN 92 Eko Budiyanto.

Ia pun berpendapat, “Su-dah selayaknya Pertamina

yang mengambil keuntungan dari lingkungan memberikannya kembali kepada lingkungan.”

Sementara itu, siswa peme-nang lomba poster Green Act Pertamina dari SMAN 62 Ja-karta Timur, Nararia Megasih Wardani, berharap aksi Per-tamina dapat menggerakkan masyarakat luas, khususnya

pelajar, untuk peduli terhadap lingkungan. Sebab, kesadaran para pelajar terhadap hal itu be-lakangan makin berkurang.

Dengan moto poster yang ia usung, ‘Satu Pohon untuk Seribu Kehidupan’, disertai gambar para punakawan, to-koh pewayangan Indonesia yang dikenal sebagai simbol penyeimbang alam, Mega ber-sama Pertamina ingin menyam-paikan keseimbangan dan kelestarian alam harus terus dijaga dengan pemanfaatan yang bertanggung jawab.

Hulu-hilirTidak hanya dalam lingkup

CSR, upaya penghijauan juga disisipkan dalam aktivitas bis-nis Pertamina, baik di sektor hulu maupun hilir.

Anda pernah mendapat bibit pohon cuma-cuma saat mem-beli pertamax di SPBU Perta-mina? Jangan heran. Itu me-rupakan bagian dari program Clean SPBU untuk menggugah pemilik kendaraan supaya peduli lingkungan.

Penggunaan energi surya untuk penerangan SPBU dan pembuatan lubang biopori un-tuk pengolahan sampah serta resapan air pun merupakan bagian dari program tersebut.

Di sisi hulu, Pertamina terus berupaya menekan dampak eksplorasi terhadap lingkung-an. Kepedulian itu terpotret dari pengakuan Kementerian Lingkungan Hidup terhadap pengelolaan lingkungan (pro-per) yang positif dalam peme-ringkatan periode 2010—2011. Pertamina pun sukses diganjar dua proper emas dan sejumlah proper hijau dan biru dari unit-unit bisnisnya. (ML/E-25)

SELAMA bertahun-tahun, masalah kekurangan gizi serta kesehatan ibu dan anak masih menjadi pekerjaan rumah

pemerintah. Berkat kerja keras pemerintah, permasalahan tersebut mulai berkurang dari tahun ke tahun. Namun, jika hanya bergan-tung pada pemerintah, masalah kesehatan ibu dan anak tentu tidak kunjung tuntas.

”Pertamina datang pada 2008 lalu ke kelurahan kami yang kebetulan dekat dengan (depo) Plum-pang. Mereka datang atas ke-sadaran bahaya susu bubuk for-mula waktu itu dan mereka juga menemukan ba-nyak makanan kurang sehat buat anak-anak di lingkungan kita,” ujar Yo-gianna Manu-rung, seorang bidan Puskes-mas Kelurahan Tu g u U t a r a , Koja, Jakarta Utara.

Berawal dari situ, Anna de-ngan difasilitasi program Per-tamina Sehati (Pertamina un-tuk Kesehatan Anak dan Ibu) b e r i n i s i a t i f membuka se-buah warung makanan-ma-kanan sehat. Warung tersebut dibuka ka-rena Anna melihat para ibu di lingkungan-nya tidak memiliki tempat memasak yang memenuhi standar kesehatan.

”Tahun 2008, kita bisa berikan pelatihan kepada ibu-ibu tentang makanan sehat. Berikutnya, saya mendapatkan satu Ki-jang untuk keperluan kelurahan kami. Tahun 2010 kami diberi gerobak dagang untuk mendistribusikan makanan sehat,” tuturnya.

Saat ini, warung yang bernama Warung Balita Sehati tersebut mampu memenuhi

kebutuhan makanan sehat bagi enam ke-lurahan di Kecamatan Koja, Jakarta Utara. ”Saya ingin Pertamina memberi saya kesempatan untuk membuktikan bahwa program ini merupakan program yang berhasil. Bahkan ini bisa jadi program per-contohan bagi program Pertamina Sehati yang akan dilakukan di daerah-daerah lain,” imbuh Anna.

Sebab, lan-jut bidan yang telah 28 tahun bergelut de-ngan masalah kesehatan ibu dan anak itu, masalah kurang gizi tidak akan selesai hanya dengan meng-andalkan pro-gram pemerin-tah.

A d a p u n kegiatan Per-tamina Sehati yang bergu-lir sejak 2004 m e r u p a k a n komitmen pe-rusahaan terha-dap pencapai-an Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi kepedulian ma-syarakat dunia dalam meng-atasi masalah sosial global, yaitu mengu-r a n g i a n g k a kematian bayi

dan balita serta ibu melahirkan. Melalui kegiatan itu, Pertamina membe-

rikan pelatihan dan penyuluhan mengenai pentingnya angka kematian bayi dan balita serta ibu melahirkan.

Selain itu, Pertamina Sehati juga ditujukan untuk mencetak anak bangsa yang sehat.

Ke depan, Pertamina menargetkan bisa mencetak 1.000 kader kesehatan seperti bidan Anna untuk mendukung pengua-tan akses pelayanan kesehatan dan upaya penurunan angka kematian ibu dan anak. (ML/E-25)

Pada 2011, aksi ini diproyeksikan mampu menyerap 3 juta ton karbon dan akan meningkat menjadi 311 juta ton karbon per tahun pada 2015.

Seratus Juta Pohon untuk Bumi

Sehati demi Ibu dan Anak Sehat

Bukan sekadar Lomba Sains Biasa

BIDAN ANNA: Yogianna Manurung atau lebih akrab dipanggil Bidan Anna adalah penggiat Program Sehati yang merupakan program Pertamina untuk meningkatkan kesehatan anak dan ibu.

OLIMPIADE SAINS (OSN): Seorang peserta sedang memaparkan proyek penelitian pada malam grand final

OSN di Auditorium Gedung Pertamina Pusat, Jumat (4/11). Program ini merupakan kontribusi Pertamina untuk mencetak anak bangsa yang berprestasi dalam bidang sains.

DOK. PERTAMINA

Melalui program OSN, Pertamina

telah melakukan investasi sumber daya manusia Indonesia dengan tepat dan terarah.”

DOK. PERTAMINA

SENIN, 12 DESEMBER 2011