seni rupa kelas iv
DESCRIPTION
Seni Pembelajaran Kelas IVTRANSCRIPT
A. SENI RUPA KELAS IV
1. SENI RUPA KELAS IV SEMESTER I
a. Karya Seni Rupa Terapan
Makna Karya Seni Rupa Terapan
Karya seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang diterapkan atau
diaplikasikan pada bentuk-bentuk fungsional. Bentuk fungsional adalah
meliputi segala bentuk yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Kita dapat melihat karya-karya tersebut dilingkungan sekitar
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah pakaiaan, kain panjang,
perhiasan, perlengkapan makan, perlengkapan ibadah, peralatan rumah
tangga, properti pertunjukan dan sebagainya. Suatu karya dapat
dikelompokkan sebagai karya seni rupa terapan karena keindahan dan
kenyamanannya untuk difungsikan.
Karya Seni Rupa Terapan Daerah
Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa. Tiap-tiap suku bangsa
memiliki budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam. Keanekaragaman
budaya tersebut salah satunya dapat dilihat pada karya seni rupa yang
dihasilkan. Ada lima faktor yang menyebabkannya, yaitu:
1. letak geografi s tiap daerah;
2. sifat dan tata kehidupan yang tidak sama;
3. sistem kepercayaan dan adat-istiadat yang tidak sama;
4. potensi alam yang berbeda di tiap daerah, serta
5. adanya kontak dengan daerah lain.
Karya Seni Keramik
Karya keramik dalam bentuk seni terapan banyak kita lihat dalam
kehidupan sehari-hari. Bentuk karya seni keramik terap an di antaranya
berupa perlengkapan makan
dan minum, guci, peralatan memasak, serta hiasan bangunan. Salah satu
daerah penghasil gerabah atau keramik yang terkenal adalah Lombok.
Gerabah atau keramik dari daerah tersebut memiliki keistimewaan
tersendiri. Keramik Lombok dihiasi dengan anyaman rotan Daerah lain
yang juga terkenal sebagai penghasil
keramik atau gerabah yaitu Kasongan (Yogyakarta), Bayat (Klaten), dan
Purwakarta(Jawa Barat).
Karya Seni Ukir
Seni ukir terapan yang dapat kita lihat misalnya pada mebel, hiasan
bangunan, bingkai lukisan, dan bingkai cermin. Daerah-daerah yang
terkena dengan karya seni ukirnya yaitu Toraja, Bali, dan Jepara. Tiap
daerah tersebut memiliki ciri atau keistimewaan sendiri-sendiri.
Keistimewaan itu ter dapat dalam motif hias, bahan, maupun teknik
pembuatannya. Hampir semua motif hias pada ukiran toraja berupa motif
hias geometris yang tidak dapat kita temukan pada karya ukiran dari
daerah lain. Lain halnya dengan ukiran bali. Ukiran bali kebanyakan
bersifat naturalis. Ukiran bali kebanyakan berupa ukiran daun yang
cembung dan gemuk, bentuk-bentuk mitologi kepala raksasa, gajah, dan
naga.
Karya Seni Tekstil
Seni tekstil dalam bentuk seni terapan di antaranya berupa kain batik,
sarung tenun, dan aneka sulaman. Karya seni tekstil tersebut diaplikasikan
pada benda-benda pakai,misalnya pakaian, taplak meja, sarung bantal, dan
tas.Di Indonesia batik dibuat di berbagai daerah, terutama di Pulau Jawa.
Jawa Tengah merupakan pusat kegiatan pembatik an. Dua kota di wilayah
ini yang paling produktif menghasilkan batik adalah Surakarta dan
Pekalongan. Batik surakarta dan batik pekalongan memiliki keunikan
tersendiri. Banyak ragam hias batik surakarta yang mengan dung simbol.
Sebagai contoh ragam hias sawat atau lar me nyimbolkan mahkota atau
penguasa, ragam hias meru menyimbolkan gunung atau tanah, dan ragam
hias naga melambangkan banyu atau air. Warnawarna batik surakarta
monoton, dan didominasi oleh warna-warna gelap, misalnya hitam,
cokelat, dan merah marun. Sebaliknya, batik pekalongan lebih variatif
dalam warna dan ragam hiasnya pun naturalistik.
Karya Seni Topeng
Selain berfungsi sebagai properti tari, topeng juga sering difungsikan
sebagai hiasan dinding. Daerah yang terkenal akan kerajinan topeng yaitu
Surakarta, Bali, dan Jawa Barat. Topeng bali didominasi oleh bentuk
raksasa jahat dengan lidah panjang yang menjulur keluar. Topeng
surakarta bercirikan rias wayang orang gaya Surakarta, yaitu ksatria yang
digambarkan dengan wajah putih, mata sipit, dan bibir demes atau rapi.
Topeng jawa barat mendekati penggambaran wayang golek sunda dengan
ciri umum humoris atau jenaka.
Karya Seni Kerajinan Perak
Kotagede di Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang terkenal
dengan seni kerajinan perak. Adapun jenisjenis kerajin an yang dihasilkan
antara lain: aneka perhiasan,penahan tirai, penahan kawat nyamuk, dan
miniatur.
Apresiasi Karya Seni Rupa Terapan
Mengapresiasi suatu karya seni berarti menilai atau menghargai karya
seni tersebut. Ada banyak hal yang dapat dijadikan dasar penilaian, di
antaranya: komposisi, warna, fungsi, dan nilai keindahan karya seni
tersebut.
Kesesuaian Fungsi
Fungsi karya seni dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi
aplikasi. Karya seni dikatakan berfungsi estetis jika karya seni tersebut
sengaja dibuat untuk dinikmati keindahannya saja, misalnya lukisan-
lukisan Affandi dan patung -patung tanah liat karya F. Widayanto.
Sebaliknya, suatu karya seni dikatakan berfungsi aplikasi jika karya seni
tersebut sengaja dibuat untuk digunakan atau difungsikan sebagai alat,
wadah, pakaian, perhiasan, atau hiasan bangunan. Dalam kenyataannya
suatu karya seni dapat mengalami penyimpangan fungsi. Ini berarti suatu
karya seni tidak difungsikan sebagaimana tujuan penciptaannya.
Jambangan bunga tidak saja digunakan untuk menaruh bunga, tetapi juga
dipajang sebagai hiasan dalam lemari berkaca bening. Demikian juga
tempayan-tempayan dari gerabah tidak hanya berfungsi sebagai tempat
air, tetapi menjadi benda hiasan (elemen estetis) pada sebuah taman.
Keindahan
Pada awalnya benda-benda pakai memiliki bentuk yang sangat sederhana.
Sebagai contoh, tempat minum dari tanah liat hanya berupa kendi dengan
bentuk-bentuk yang kurang variatif. Namun, sekarang bentuk-bentuk
benda pakai meng alami perkembangan yang cukup pesat. Banyak tempat
minum diciptakan dari berbagai jenis bahan dan bentuk. Perkembangan
dalam bentuk dan bahan juga dialami oleh benda pakai lain, misalnya
mebel. Bentuk kursi dan meja tidak hanya dibuat berdasarkan fungsi
dasarnya, yaitu kursi sebagai tempat duduk dan meja sebagai tempat
menaruh barang. Lebih dari itu, kursi dan meja dibuat dengan lebih
menekankan nilai artistik atau keindahannya.
b. Menggambar ilustrasi
Ekspresi Diri dalam Menggambar Ilustrasi
Pengertian dan Fungsi
Gambar ilustrasi adalah gambar yang menceritakan adegan atau
peristiwa. Gambar ilustrasi mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Memperjelas alur atau isi cerita.
b. Memperjelas isi pesan dalam promosi sebuah benda/produk.
c. Menarik perhatian.
d. Menambah nilai artistik/keindahan.
Gambar ilustrasi dalam bentuk seni terapan sering kita temukan dalam
ilustrasi buku cerita, majalah, dan buku pelajar an. Poster dan brosur juga
sering disertai gambar ilustrasi agar menarik.
Teknik dan Media
Menggambar ilustrasi dapat dilakukan dengan teknik kering atau teknik
basah. Teknik kering menggunakan media pensil, arang, kapur, crayon,
atau bahan lain yang tidak memerlukan air atau minyak. Sebaliknya,
teknik basah menggunakan media yang berupa cat air, cat minyak, tinta,
atau media la in yang memerlukan air atau minyak khusus sebagai
pengencer.
Langkah-Langkah Menggambar Ilustrasi
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam menggambar ilustrasi sebagai
berikut.
a. Menyiapkan Bahan dan Alat
Tentukan terlebih dahulu teknik yang akan kamu gunakan. Teknik kering
atau teknik basah? Setelah itu persiapkan bahan dan alatnya.
b. Memahami Teks atau Cerita
Sebelum menggambar ilustrasi, kamu perlu memahami teks atau cerita
terlebih dahulu. Bacalah teks dengan saksama, kemudian tandailah bagian
yang penting atau perlu diberi ilustrasi.
c. Menggambar Sketsa
Sketsa yang dibuat sebaiknya lebih dari satu agar kita dapat memilih yang
terbaik. Perhatikan dua contoh sketsa buah nanas di bawah.
d. Menggambar dan Mewarnai
Dari beberapa sketsa yang kamu buat, pilihlah salah satu yang terbaik.
Sempurnakan garis-garis pada sketsa dan hapuslah garis-garis yang tidak
perlu. Setelah itu, warnailah dengan baik.
c. Pameran Karya Gambar Ilustrasi di Depan Kelas
Kamu dapat belajar mengapresiasi (menilai) karya-karya yang telah kamu
hasilkan. Caranya, kumpulkan karya gambar ilustrasimu dan karya teman-
temanmu. Kemudian berikan kesem patan kepada temanmu untuk
memberikan penilaian terhadap karyamu. Lakukan secara bergantian.
d. Mengenal Karya Kerjinan Nusantara
Jenis Karya Kerajinan Nusantara
Jenis karya kerajinan dapat dibedakan berdasarkan bahan baku, sifat
bahan, dan fungsinya.
Berdasarkan Bahan Baku
Berdasarkan bahan bakunya ada berbagai jenis karya kerajinan, di
antaranya sebagai berikut.
a. Karya kerajinan tekstil
b. Karya kerajinan kulit
c. Karya kerajinan bambu
d. Karya kerajinan rotan
e. Karya kerajinan kayu
f. Karya kerajinan tembikar
Berdasarkan Sifat Bahannya
Berdasarkan sifat bahannya, karya kerajinan dapat dibedakan menjadi tiga
jenis.
a. Karya Kerajinan Bahan Lunak
Bahan-bahan lunak meliputi bahan-bahan yang mudah dibentuk, misalnya
tanah liat. Jenis karya kerajinan dari bahan lunak yaitu peralatan rumah
tangga dari gerabah dan berbagai hiasan keramik.
b. Karya Kerajinan Bahan Keras
Bahan keras adalah bahan yang sifatnya keras dan sulit dibentuk. Untuk
membentuknya diperlukan teknik dan alat khusus. Contoh karya kerajinan
dari bahan keras yaitu mebel kayu, tas rotan, dan cindera mata dari bahan
batu atau kayu.
c. Karya Kerajinan Bahan Semi Keras
Bahan semi keras adalah bahan yang sifatnya tidak lunak, tetapi tidak juga
keras. Contoh kerajinan dari bahan semi keras yaitu hiasan dari foam atau
gabus, kreasi bunga dari kertas dan kelobot jagung, serta kreasi benda
pakai dari kain perca.
Berdasarkan Fungsi
Jenis karya kerajinan berdasarkan fungsinya sebagai berikut.
a. Karya Kerajinan Benda Pakai
Kerajinan benda pakai meliputi segala bentuk kerajinan yang dipakai
sebagai alat, wadah, atau dikenakan pada tubuh manusia. Contoh benda
(karya) pakai antara lain berupa pakai an, tas, sepatu, sandal,kain sprei,
ikat pinggang, dompet, dan peralatan makan.
b. Karya Kerajinan Benda Hias
Kerajinan benda hias meliputi se gala bentuk kerajinan yang dibuat de
ngan tujuan untuk dipajang atau digunakan sebagai hiasan. Contoh benda
hias, yaitu patung, kaligrafi hiasan din ding, lukisan kruistik, dan kipas
hias.
Apresiasi Karya Kerajinan Nusantara
Karya kerajinan dari tiap daerah memiliki ciri atau ke -istime wa an, baik
dalam ragam hias, bahan, maupun tekniknya.Kita dapat mengapresiasi
(menilai) karya kerajinan ber dasarkan ciri atau keistimewaan tersebut.
Ragam hias banyak terdapat pada karya kerajinan seperti batik, ukiran,
dan topeng. Simak contoh apresiasi terhadap karya kerajinan berikut.
Apresiasi Terhadap Karya Batik
Gambar 1 menunjukkan batik dari Surakarta. Ragam hias batik tersebut
dinamakan parang seling naga. Sebagaimana kebanyakan ragam hias batik
Surakarta, batik tersebut bercorak geometris. Ciri batik Surakarta yang
lain yaitu warna-warnanya yang kalem, dan monoton. Lain halnya
Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan batik dari Garut, ragam hias batik
tersebut dinamakan merak ngibing. Batik dari Garut termasuk batik
pesisir. Sebagaimana kebanyakan ragam hias batik pesisir, batik tersebut
tampak naturalis, berwarna cerah, dan memiliki motif yang bervariatif.
Apresiasi Terhadap Tas Daun Sagu dan Tenun Ulap Doyo
Gambar 3 menunjukkan tas daun sagu. Tas daun sagu banyak dibuat di
Papua, sebab di Papua daun sagu melimpah. Tas daun sagu dibuat dengan
teknik menganyam. Keistimewaan tas daun sagu terletak pada bahannya
yang bersifat alami, serta motif-motif anyaman yang geometris.
Apresiasi Terhadap Kerajinan Roncean
Kedua gambar di bawah ini menunjukkan hasil karya ke rajinan roncean,
yaitu tempat pensil dan anjat (tas tradisional Kalimantan Timur). Ke
rajinan roncean diminati oleh wisatawan sebagai cenderamata.
Keistimewaan ke rajinan roncean dari Kalimantan Timur terletak pada
bahan, teknik, dan motifnya. Benda pakai seperti tempat pensil, dompet,
dan anjat dibuat dari manik-manik berwarna-warni dengan ukuran yang
sangat kecil. Untuk merangkainya diperlukan ketelitian dan kesabaran
yang tinggi. Kendati manik-manik yang dirangkai sangat kecil, namun ke
rajinan manik-manik Kalimantan Timur tetap tampil dengan motif-motif
geometris yang rumit dan indah. Motif pada kerajinan manik-manik
kebanyak an mengambil motif tradisional daerah setempat yang biasa
diterapkan juga pada ukiran dan kain.
2. SENI RUPA KELAS IV SEMESTER II
a. Berkarya Kerajinan Batik
Dalam materi ini kita akan belajar berkarya kerajinan batik. Kita akan
praktik membuat benda pakai dengan teknik batik. Benda pakai yang
dapat kamu buat dari teknik ini misalnya sapu, tangan, ikat kepala, taplak
meja, atau sarung bantal.Membatik dapat dilakukan dengan beberapa
teknik, antara lain teknik perintangan dengan lilin, teknik colet, dan teknik
celup ikat. Adapun langkah-langkah pembuatan batik adalah:
1. perancangan motif hias dan
2. proses pengerjaan.
1) Perancangan Motif Batik
Motif batik digambar terlebih dahulu pada kertas atau langsung digambar
pada kain yang hendak dibatik. Motif batik dapat berupa motif imajinatif
atau motif hasil meniru motif batik yang telah ada. Perhatikan contoh
rancangan gambar ragam hias batik untuk sapu tangan berikut.
2) Proses Pengerjaan Batik
Persiapan Bahan dan Alat
Tiap teknik memerlukan bahan dan alat yang berbeda. Dalam materi ini
kita hanya belajar membatik dengan perintangan lilin dan celup ikat. Alat
dan bahan yang diperlukan untuk kedua teknik itu seperti berikut.
Proses Pewarnaan Batik
Proses pewarnaan batik dengan teknik perintangan lilin dan celup ikat
sebagai berikut.
a. Teknik Perintangan
Ambil kain yang telah diberi gambar motif. Selanjutnya, panasi lilin
sehingga meleleh.Tutup bagian motif yang tidak diwarnai dengan meng
gu nakan lelehan lilin. Berhatihatilah saat meneteskan lelehan lilin pada
kain. Jangan sampai lelehan lilin mengenai meja atau lantai, apalagi
pakaianmu. Sebainya, lapisilah meja atau lantai dengan kertas koran bekas
sebelum kamu mulai merintangi. Gunakan celemek atau kain pelindung
agar lelehan lilin tidak mengenai pakaianmu.
Setelah proses perintangan selesai, tunggulah beberapa menit sehingga
lelehan lilin yang menutupi sebagian motif benar-benar kering. Sambil
menunggu leleh an lilin mengering siap kan larutan pewarna dengan
komposisi 12 liter air dan 1 kemasan kesumba warna biru.
Masukkan kain ke dalam larutan pewarna. Rendam selama kurang
lebih 15 menit. Setelah kurang lebih 15 menit kain dapat diangkat. Lilin-
lilin yang masih me nempel dibersihkan dengan memasukkan kain ke
dalam air panas. Demi kebersihan dan keselamatan,kamu dapat memakai
sarung tangan karet dalam proses ini.
Setelah diangkat dari air panas, kain diangin-anginkan lagi. Perhatikan
hasil pewarnaan dengan teknik pe rin tangan. Motif hias yang ditutup atau
dirin tangi de ngan lilin tetap berwarna putih.
Bagian motif yang tetap putih dapat kamu beri warna lain. Caranya:
tutup bagian sekelilingnya dengan lilin. Setelah itu kain dicelup kan ke
dalam larutan war na. Komposisi liter air dan 1 kemasan kesumba dengan
warna yang berbeda dari warna kesumba pada proses pewarnaan pertama.
Setelah kurang lebih 15 me nit kain diangkat. Lilin yang menempel
dibersih kan dengan cara dima suk kan ke dalam air pa nas. Bila semua
lilin yang me nempel telah hilang ka in diangin-anginkan. Lihat hasilnya.
b. Teknik Celup Ikat
Teknik celup ikat disebut juga teknik celup rintang. Teknik celup ikat
sebenarnya bukan semata-mata proses pewarnaan, tetapi proses
penciptaan motif hias. Untuk lebih jelasnya perhatikan langkah-langkah
berikut.
Sediakan kain putih polos. Ikatlah beberapa ba gi an dengan meng
gunakan karet gelang. Selanjutnya, buat larutan pewarna dengan
komposisi 12 liter air dan 1 kemasan kesumba. Pilih warna sesuai
seleramu.
Masukkan kain yang telah diikat ke dalam larutan pe warna. Setelah
kurang lebih 10 menit kain diangkat, lihatlah hasilnya. Bagian yang
dirintang dengan ikatan karet gelang tetap berwarna putih. Setiap kali
selesai membatik, jangan lupa selalu membereskan dan membersihkan
semua bahan dan alat yang digunakan. Cucilah tangan sampai bersih.
Jangan sampai memegang makanan atau minuman dengan tangan yang
masih kotor.
Dalam proses membatik yang sesungguhnya digunakan pewarna tekstil.
Jenis pewarna tekstil yang sering digunakan yaitu naptol. Ada bahan
kimia yang ditambahkan dalam larutan naptol. Bahan-bahan tersebut yaitu
garam diazo dan kostik. Bahan-bahan tersebut dapat kamu beli di toko
bahan kimia atau bahan batik. Berikut ini adalah daftar naptol dan garam
diazo serta warna yang dihasilkan.
b. Berkarya Benda Konstruksi
Benda konstruksi dapat dibuat dari pelbagai bahan dengan teknik yang
beragam pula. Ada benda konstruksi dari kertas yang pembuatannya
dengan teknik lipat dan rekat. Ada benda konstruksi kayu de ngan teknik
klem dan paku. Ada benda konstruksi pipa pralon yang pembuatannya
dengan teknik sambung. Ada pula benda konstruksi kawat yang
pembuatannya dengan teknik membentuk. Konstruksi kawat Tidak sulit
menemukan ben da pakai dari bahan kertas di sekitar kita. Topi ulang
tahun berbentuk kerucut dari kertas warna-warni, tas belanja yang sering
kita peroleh saat berbelanja di toko (biasa disebut paper bag), dan kardus
makanan merupakan benda pakai konstruksi dari bahan kertas. Pembuatan
benda konstruksi harus memerhatikan ketepatan ukuran dan bahan. Hal ini
dikarenakan benda konstruksi bersifat menahan beban. Jika ukuran dan
bahan tidak tepat dapat menyebabkan benda tersebut cepat rusak. Oleh
karena itu, sebelum membuat benda konstruksi perlu dibuat ran cangan
nya terlebih dahulu.Untuk lebih jelasnya, perhatikan dan ikutilah
langkahlangkah perancangan dan pembuatan paper bag berikut.
Perancangan dan Pembuatan Paper Bag Siapkan alat dan bahan terlebih
dahulu. Alat dan bahan berkarya paper bag yaitu kertas manila, kertas
warna-warni, lem, tali, gunting, penggaris, pensil, dan pelubang kertas.
Selanjutnya, perhatikan langkah-langkah pembuatannya.
Kertas manila dilipat dua
Mengoleskan lem
1. Lipatlah sehelai kertas manila menjadi dua. Lebih kan pinggir nya
untuk merekatkan. Oleskan lem pada bagi an yang dilebihkan, ke mu dian
rekat kan. Ingat! Jangan mengambil lem dengan tangan langsung, gunakan
perantara yang biasanya telah disertakan saat membeli lem, atau gunakan
bilah bambu Kertas dilipat membentuk kotakSisi kiri dan kanan kotak
dilipat . Membentuk alas dan membuat lubang untuk tali
2. Lipat lagi kertas sehingga membentuk semacam kotak, dengan bagi an
atas dan bawah tetap terbuka. Lipatlah sisi kiri dan kanan kotak.Membuat
lubang tali, Memasang tali
3. Lipat bagian bawah sebagai alas tas. Rekatkan menggunakan lem.
Lipat ke dalam bagian atas tas. Selanjutnya, buatlah dua lubang di setiap
sisi tas dengan pelubang kertas.
4. Pasanglah tali pada lubang. Kemudian, hiaslah paper bag yang telah
jadi dengan guntingan kertas warna-warni.
c. Mengenal Karya Kerajinan Daerah
Jenis Karya Kerajinan Daerah
Julukan yang diberikan desa atau kota salah satunya didasarkan pada
jenis kerajinan yang dihasilkan. Sebaliknya, suatu karya kerajinan
seringkali dihubungkan dengan daerah penghasilnya. Sebagai contoh ukir
jepara, batik pekalongan, keramik lombok, patung bali, dan tenun sumba.
Tiap daerah memang memiliki ciri khas tersendiri. Kendati demikian, ada
juga suatu daerah yang sangat produktif dan menghasilkan lebih dari satu
jenis karya kerajinan. Daerah tersebut antara lain Yogyakarta, Surakarta,
dan Bali.
Karya Kerajinan Daerah IstimewaYogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai beberapa jenis karya kerajinan.
Jenis karya kerajinan tersebut tersebar di beberapa daerah sentra kerajinan,
antara lain kerajinan keramik di Kasongan, kerajinan perak di Kotagede,
kerajinan sepatu di Bantul, kerajinan batik di Ngasem, kerajinan bambu di
Sleman, dan kerajinan wayang kulit di desa Wukirsari, Imogiri.
Karya Kerajinan Daerah Surakarta
Surakarta dan Yogyakarta memiliki jenis dan ciri-ciri kesenian yang
hampir sama. Demikian juga jenis kerajinan yang dihasilkan di Surakarta,
hampir sama dengan jenis kerajinan Yog ya karta. Jenis kerajinan yang
sama tersebut antara lain batik, kipas, dan wayang serta kerajinan bambu.
Jenis kerajinan yang lain yaitu mebel kayu batik dan payung kertas.
Karya Kerajinan Daerah Bali
Dibandingkan dengan daerah lain Bali lebih kaya akan karya kerajinan.
Karya kerajinan di Bali sangat digemari masyarakat, baik domestik
maupun mancanegara. Jenis-jenis karya kerajinan di Bali antara lain
patung, topeng, kipas, lukisan wayang, ukiran kayu, dan anyaman.
d. Apresiasi Karya Kerajinan Daerah
Bentuk atau penampilan karya kerajinan tiap-tiap daerah berbeda.Sebagai
contoh bentuk atau penampilan patung di Yogyakarta berbeda dengan
bentuk atau penampilan patung di Bali. Patungpatung di Yogyakarta yang
dijual di toko sebagai cenderamata kebanyakan berupa objek sepasang
pengantin Jawa yang disebut Loro Blonyo. Selanjutnya, patung-patung
cenderamata dari Bali objeknya berupa penari Bali, tokoh-tokoh dalam
cerita Ramayana, dan tokoh-tokoh dari dunia mistik bali, misalnya
Rangda atau penyihir yang dipercaya sebagai penjel maan Dewi Durga.
Demikian juga kerajinan anyaman. Tiap daerah memiliki keunikan bentuk
dan penampilan anyaman. Sebagai contoh perhatikan beberapa kerajinan
anyaman berikut. menunjukkan sebuah guwungan atau anyaman rotan
renggang berbentuk lonceng, digunakan untuk wadah ayam jago.
e. Mengenal Karya Seni Rupa Murni
Makna Karya Seni Rupa Murni
Segala jenis karya seni rupa yang sengaja dibuat untuk media ekspresi
atau sarana mengungkapkan perasaan disebut karya seni rupa murni.
Ungkapan-ungkapan perasaan tersebut dapat dituangkan dalam bentuk
karya seni rupa yang sederhana dan mudah dimengerti. Sebaliknya, ada
pula karya seni rupa murni yang aneh, penuh makna simbolis, dan sulit
dimengerti. Sebagai contoh perhatikan beberapa karya seni rupa berikut.
Jenis Karya Seni Rupa Murni Daerah
Ada beberapa daerah di Indonesia yang menjadi pusat tempat tinggal para
seniman. Daerah-daerah tersebut antara lain Bali, Yogyakarta, Surakarta,
Jakarta, dan Bandung. Para seniman tinggal dan berkarya di daerah-daerah
tersebut sehingga kegiatan kesenian di daerah yang bersangkutan menjadi
berkembang. Jenis-jenis karya seni rupa murni yang berkembang tersebut
sebagai berikut.
Seni Lukis
Dibandingkan dengan daerah-daerah lain, perkembangan seni lukis di Bali
terlihat lebih maju. Hal ini disebabkan banyak seniman yang bermukim di
sana. Bahkan, tidak sedikit dari seniman-seniman tersebut yang berasal
dari luar negeri. Tokoh-tokoh pelukis dari Bali yang terkenal antara lain
Cokorda Gede Agung Sukowati, Ida Bagus Kembeng, dan Walter Spies.
Tokoh pelukis dari daerah lain antara lain Sudjana Kerton dan Jeihan dari
Bandung, serta Joko Pekik dan Widayat dari Yogyakarta.
Seni Patung
Perkembangan seni patung Bali juga sangat menonjol. Seni patung Bali
paling awal berasal dari abad ke-8. Patung pada masa itu berupa perwujud
an dewa-dewa yang digunakan dalam pura. Saat ini bentuk patung Bali
sudah sangat mberagam dengan penampilan yang sudah diperhalus.
Seniman patung dari Bali yang terkenal antara lain Ida Bagus Njana, Ida
Bagus Tilem, dan Ida Bagus Gelodog.
Seni Keramik
Desa tembikar (keramik) dapat ditemukan hampir di seluruh Indonesia,
kecuali Papua. Beberapa di antaranya yang terkenal yaitu Kasongan di
Yogyakarta, Banyumulek di Lombok, dan Pleret di Purwakarta. Pada
awalnya karya keramik yang dibuat berupa benda-benda fungsional
seperti peralatan dapur, celengan, dan hiasan bangunan. Tetapi, saat ini
para pengrajin mulai menciptakan keramik dengan bentuk-bentuk non
fungsional atau biasa disebut sebagai keramik seni. Tokoh seniman dalam
bidang ini F. Widayanto.
Seni Batik
Tokoh seni batik yang ter kenal di Indonesia antara lain AmriYahya. Amri
Yahya tinggal dan terus berkarya hingga akhir hayatnya di Yogyakarta.
Amri Yahya dikenal sebagai pelukis batik. Karyanya kebanyakan berupa
lukisan abstrak dengan teknik celup dan perintang an dengan lilin. Salah
satu karya lukisan batiknya yaitu ”Borobudur”. Lukisan-lukisan batiknya
sering diper kenalkan dalam pameran di dalam dan di luar negeri. Di
daerah lain juga ditemukan macam-macam bentuk dan gaya seni patung.
Karya patung tradisi yang menonjol yaitu patung leluhur atau peringatan
yang menggambarkan roh nenek moyang. Orang Toraja mempunyai
tradisi membuat patung orang yang telah mati. Patung semacam ini
disebut tau-tau dan biasa ditempatkan di luar kubur batu. Demikian pula
patung-patung suku Asmat. Bisa dikatakan hampir semua patung suku
Asmat merupakan sosok leluhur karena patung-patung tersebut diberi
nama orang yang telah mati.
Apresiasi Terhadap Karya Seni Rupa Murni
Apresiasi Terhadap Karya Lukisan
Tiap-tiap pelukis memiliki gaya dan teknik melukis yang berbeda satu
sama lain. Demikian pula objek dan makna sim bolis yang dituangkan
dalam lukisannya berbeda antara lukisan satu dengan yang lain. Affandi
memiliki lambang khusus untuk lukisannya. Misalnya matahari
mengandung makna sumber penghidupan,tangan bermakna aku bekerja
dengan tangank bukan pikiranku, dan kaki bermakna aku berjalan maju
dengan kakiku. Affandi memiliki gaya atau teknik melukis yang unik. Dia
melukis tidak menggunakan kuas tetapi langsung mengoleskan cat dari
tube ke kanvas dan terkadang hanya menggunakan jarinya sebagai alat
bantu .
Apresiasi Terhadap Karya Patung
Patung dapat dibuat dari berbagai bahan dan dengan berbagai teknik. Ada
patung tanah liat, patung kayu, patung batu, patung tembaga, dan patung
baja. Tiap bahan memerlukan teknik atau cara pengerjaan yang berbeda.
Ada yang dikerjakan dengan tatah, dipahat, dicor, dilas, atau cukup
dibentuk dengan tangan karena bahannya bersifat lunak. Patung yang
dibuat oleh seniman patung ada yang bentuknya sederhana dan mudah
dimengerti. Namun, ada juga bentuk patung yang aneh dan sulit
dimengerti.
f. Berkarya Relief
Relief dari bahan Plastis
Relief adalah lukisan timbul yang diciptakan dengan cara memahat atau
membentuk, menempel, memijit, dan sebagainya. Relief dapat dibuat pada
media keras maupun media lunak. Pembuatan relief pada media lunak
lebih mudah karena bahan lunak lebih mudah dibentuk dan tidak
memerlukan alat berat semacam tatah. Dalam membuatnya pun tidak
memerlukan tenaga yang berlebihan seperti membuat relief pada bahan
keras. Tanah liat atau lempung merupakan jenis bahan lunak (plastis) yang
murah dan mudah didapatkan. Bahan ini dapat dimanfaatkan untuk
membuat relief. Pembuatan relief dapat dilakukan dengan berbagai cara
atau teknik. Teknik tersebut antara lain memahat, menempel, membentuk,
dan memijit. Teknik memahat digunakan untuk media keras. Teknik
memijit digunakan untuk media lunak. Teknik menempel dan membentuk
digunakan untuk semua jenis bahan (media). Bab ini khusus membahas
mengenai cara membuat relief dari bahan plastis.
Teknik Memijit
Berkarya relief dengan teknik memijit artinya menciptakan relief dengan
cara memijit media atau bahan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu
pola gambar timbul atau gambar yang lebih menonjol dari permukaan
sekitarnya. Perhatikan contoh pembuatannya berikut.
a. Pertama-tama sediakan lempengan tanah liat.
b. Buatlah motif hias pada lempengan tanah liat dengan bantuan lidi.
Motif hias dapat berupa pola geometris atau naturalis.
c. Pijit-pijitlah lempengan tanah liat tepat pada pola ragam hias sehingga
membentuk gambar timbul.
d. Basahi telapak tangan dengan sedikit air untuk menghaluskan. Motif
relief dengan teknik memijit seperti berikut.
Teknik Menempel
Berkarya relief dengan teknik menempel berarti menciptakan relief
dengan menempelkan media atau bahan pada sebuah permukaan datar
sehingga diperoleh pola gambar yang lebih menonjol dari permukaan
sekitarnya. Bahan yang ditempelkan dapat berupa bubur kertas, bubur
kayu serbuk gergajian, atau tanah liat. Perhatikan contoh berikut.
Pembuatan relief dari bubur kertas, antara lain
a. Menyediakan alat dan bahan berupa kertas koran, tepung kanji, cat
besi, papan tripleks, pensil, kuas, dan penggaris.
b. Membuat bubur kertas dengan cara sebagai berikut.
1) Sobek-sobeklah kertas koran kemudian rendamdalam air selama
semalam. Bila kertas koran yang kamu rendam telah terasa lunak, remas-
remaslah hingga lumat dan lembut seperti bubur. Kemudian tiriskan.
2) Masukkan lumatan kertas koran yang telah ditiriskan ke dalam panci.
Tambahkan tepung kanji dan air secukupnya, kemudian panaskan di atas
kompor sampai mendidih sambil terus diaduk. Ingat, jangan menggunakan
bubur kertas yang masih panas, tunggulah hingga dingin terlebih dahulu.
c. Menggambar motif, motif yang dibuat dapat berupa pola geometris
atau pola naturalis. Perhatikan cara menggambarnya berikut.
1) Bersihkan permukaan papan yang akan digambari. Buat sketsa motif
dengan pensil 2B.
2) Tempelkan bubur kertas pada pola yang telah kamu buat. Usahakan
bubur kertas yang kamu tempelkan tidak meleset dari pola agar relief
tampak rapi. Relief yang telah jadi dapat kamu warnai.
3) Gunakan cat kayu atau cat besi agar mengkilap. Tunggu lah sampai
cat mengering, kemudian berilah bingkai dan penggantung. Pajanglah
relief pada dinding. Pada proses pembuatan relief di atas, bubur kertas
dapat diganti dengan bubur kayu. Caranya, pada proses pembuatan bubur
kamu dapat mengganti lumatan kertas dengan serbuk gergajian. Jadi,
komposisi adonan terdiri atas tepung kanji, serbuk gergajian, dan air.
g. Pameran Kelas
Pameran karya seni rupa artinya kegiatan menata dan memajang karya
seni rupa agar dapat dilihat atau dinikmati oleh orang lain. Pameran kelas
diselenggarakan oleh satu kelas. Sebagai contoh Pameran Karya Seni
Rupa Kelas Empat, maka karya-karya yang dipajang hanya karya-karya
seni rupa dari siswa kelas empat. Pameran kelas biasanya diselenggarakan
di ruang kelas atau dapat juga di tempat lain karena pertimbangan khusus,
misalnya ruang kelas tidak cukup untuk memajang semua karya. Ada dua
tahap yang harus kita lalui sebelum menyelenggarakan pameran, yaitu
menyiapkan karya seni yang hendak dipamerkan dan menatanya.
Menyiapkan Karya Seni Rupa
Sebelum menyelenggarakan pameran sebaiknya dibentuk panitia. Panitia
pameran dapat terdiri atas ketua, wakil ketua, bendahara, seksi dekorasi,
seksi umum, dan penanggung jawab. Seksi dekorasi dan seksi umum
dapat bekerja sama untuk mengumpulkan karya-karya yang hendak
dipamerkan. Karya yang dipamerkan dapat berupa karya seni dua dimensi,
misalnya lukisan, kolase, dan karya cetak. Karya yang dipamerkan juga
dapat berupa karya seni tiga dimensi misalnya relief, patung, karya
keramik, atau model benda.
Menata Karya Seni Rupa
Menata pameran pada dasarnya yaitu menyajikan karya-karya seni rupa
dalam pameran agar telihat menarik dan dapat dinikmati oleh pengunjung
dengan enak, nyaman, dan aman. Ukuran/dimensi yang berbeda membuat
tiap-tiap karya seni memerlukan perlakuan atau cara yang berbeda dalam
penataannya. Karya seni yang memiliki ukuran dua dimensi seperti
lukisan dapat dipajang dengan ditempelkan atau digantungkan pada
dinding. Selanjutnya, karya seni tiga dimensi seperti patung, karya relief,
atau keramik dapat dipajang pada bangku khusus. Untuk pameran kelas,
karena adanya keterbatasan sarana dan prasarana sekolah, bangku khusus
yang biasa nya digunakan untuk memajang karya seni rupa tiga dimensi
(bangku display) dapat diganti dengan meja siswa. Tetapi, tentu saja perlu
dihias terlebih dahulu agar menarik. Kamu juga dapat membuat bangku
display sendiri dari kardus bekas yang kuat. Kardus bekas tersebut
dibungkus dengan kertas yang indah dan dihias. Cara pembuatannya
seperti berikut.
Siapkan kardus bekas yang tebal dan kuat, kemudian tutuplah dengan
kertas yang baik. Hiaslah meja display dengan guntingan kertas warna-
warni. Meja display dapat digunakan untuk memajang karya seni rupa tiga
dimensi.
B. SENI RUPA KELAS V SD
a. Bentuk Motif Hias
1. Bentuk Motif Hias
Bentuk motif hias ada dua macam yaitu motif hias geometris dan motif hias non
geometris. Motif hias memiliki simbol atau makna tertentu yang tergambar dalam
gambar tersebut.
2. Motif Hias Geometris
Motif hias geometris adalah motif hias abstrak (motif tidak nyata) yang berbentuk
segi empat, zig-zag, lingkaran, segitiga, garis lengkung.
3. Motif hias Non Geometris
Motif hias non geometris adalah motif hias yang dibuat dengan gambar hewan,
tumbuhan, batu, awan, dan ada juga yang menggabungkan antara hewan dan
tumbuhan. Contohnya kain tenun motif hewan, kain tenun motif tumbuhan, kain
tenun motif campuran.
4. Jenis motif hias
Jenis motif hias ada dua macam sebenarnya, yaitu motif hias dua dimensi atau 2D
dan motif hias tiga dimensi atau 3D.
Motif hias dua dimensi atau 2D adalah motif hias yang mempunyai panjang dan
lebar yang hanya dapat dinikmati dari salah satu arah saja atau hanya dari depan.
Hasil karya motif hias dua dimensi atau 2D anatara lain berupa kain songket, kain
tenun, kain batik, jumputan, wayang kulit, dan sebagainya.
Motif hias tiga dimensi atau 3D adalah motif hias yang mempunyai panjang,
lebar, dan tinggi, sehingga dapat dilihat dari berbagai arah atau sudut pandang
mana saja. Contoh hasil karya motif hias tiga dimensi atau 3D antara lain patung,
seni ukir, relief candi, wayang golek, miniatur, dan sebagainya.
b. Gambar ekspresif
Gambar ekspresif addalah gambar yang merupakan curahan perasaan si pelukis
atau seniman yang dituangkan kedalam media gambar.Ungkapan atau perasaan dapat
berupa sedih, gembira, takut. Membuat gambar ekspresif tidak hanya mengungkapkan
perasaan saja tetapi kita dalam menggambar hewan, tumbuhan, alam, dan orang. Jadi ,
membuat gambar ekspresif adalah membuat gambar apa saja yang dipadukan dengan
ungkapan perasaan yang membuatnya.
c. Cara Membuat Motif Hias Jumputan
Cara Membuat motif hias jumputan dengan cara mengikat, menjahit kain
sehingga membentuk suatu motif hias. Berikut adalah cara membuat motif hias
jumputan :
Siapkan bahan tipis berwarna putih. Dengan ukuran panjang 1 meter dan
lebar 0,5 meter
Tali rafia untuk mengikat. Dan gunting untuk memotong
Kelereng, batu kecil, bola pimpong, atau dadu secukupnya saja. Dan pilih
salah satu.
Wantex atau pewarna kain. Dan bisa juga menggunakan pewarna alami,
atau pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Panci, kompor, dan air.
Langkah-langkah cara membuat motif hias jumputan
Masak air sesuai dengan aturan yang ada pada zat pewarna. Setelah
panas, masukan zat pewarna dan aduk hngga rata.
Tutup kelereng dengan kain yang akan diberi motif, kemudian ikat
yang kencang dengan tali rafia. Susun kelereng sesuai dengan
keinginan kamu sehingga membentuk pola bagian motif hias jumputan
yang akan dibuat
Basahi kain yang telah diberi hiasan ke dalam air dingin. Setelah itu
masukan kain ke dalam air yang telah diberi zat pewarna
Aduk-aduk kain agar zat pewarna meresap kurang lebih 40 menit.
Matikan kompor, diamkan kain sampai mendingin. Setelah dingin,
angkat kain, kemudian cuci kain sampai air pencuci bening.
Lepas ikatan kelereng dan jemur kain di tempat yang tidak terkena
matahari.
Gambar ilustrasi adalah gambar yang berupa lukisan yang menceritakan tentang
isi sebuah cerita, buku, karangan, atau keadaan suatu peristiwa. Membuat gambar
ilustrasi dapat menggunakan objek tentang kehidupan yaitu kehidupan tentang
manusia dan tumbuhan. Contohnya adalah gambar tentang induk ayam yang
sedang mengearami telurnya.
Contoh gambar ilustrasi misalnya gambar Pak Tani sedang membajak sawah
dengan kerbau. Cerita Malin Kundang, Cerita Panji, Cerita kancil dan Pak Tani,
dan gambar-gambar tersebut dibuat untuk memperjelas suatu cerita.
C. SENI RUPA KELAS VI SD
1. Seni Rupa Semester 1
a) Mengenal Motif Batik
Jenis Motif Batik
Berdasarkan akar budayanya, motif batik dikelom pok kan menjadi dua sebagai
berikut.
Motif Batik yang Berakar pada BudayaKeraton Jawa
Motif batik ini dikenal dengan istilah batik Solo-Yogya atau batik klasik. Batik
klasik mengandung banyak simbol. Selain itu ada pembatasan dalam corak dan
penggunaannya. Ada jenis motif batik yang hanya boleh dikenakan oleh raja,
misalnya kain dengan motif parang rusak barong dan parang. Gambar 1
memperlihat kan kain bermotif parang. Lain lagi dengan Gambar 2. Gambar 2
memperlihatkan motif batik klasik yang, disebut truntum yang digunakan oleh
orang tua pengantin saat upacara perkawinan.
Motif Batik Bebas atau Mandiri
Motif bebas berkembang di luar aturan atau tradisi keraton. Tidak ada ketentuan
khusus dalam pembuatan motif dan pemilihan warna. Oleh karena itu, corak atau
warna batik jenis ini sangat bervariasi. Batik motif bebas banyak dibuat di daerah
Pesisir Utara Jawa dan daerah pembatikan lainnya di luar Pulau Jawa, misalnya
Kali man tan, Sulawesi, Madura,dan Papua
Menurut sifatnya ada dua jenis motif batik, yaitu motif batik geometris dan
motif batik nongeometris. Motif nongeometris juga biasa disebut motif naturalis.
Perhatikan contoh motif geometris dan naturalis pada kain berikut.
Jenis Motif Batik berbagai Daerah
Motif Batik Jambi
Keunikan motif batik jambi terletak pada motif yang nonfiguratif atau tak
menggambarkan objek tumbuhan dan tulisan. Motif batik jambi disebut motif
basurek, artinya bersurat atau bertulis. Motif tersebut dinamakan besurek karena
berupa kaligrafi arab. Biasanya yang ditulis yaitu penggalan surat dari kitab suci
Al-Qur’an.
Motif Batik Suku Asmat
Motif batik suku asmat keunikannya terletak pada motif yang dekoratif dan
mengambil unsur budaya daerah setempat. Motif batik tersebut sama dengan
motif-motif pada ukiran kayu, misalnya motif roh leluhur.
Motif Batik Sidomulyo.
Motif batik sidomulyo memiliki arti. Sido berati jadi atau terus menerus dan
mulyo berarti hidup mulia, luhur, baik atau berkecukupan. Motif batik sidomulyo
sering digunakan pada sepasang mempelai pada upacara perkawinan adat di solo
atau surakarta. ( motif batik yang sering dipakai dalam upacara perkawinan antara
lain : motif batik sidomukti, motif batik sidoluhur, dan motif batik sidoasih).
Kandungan makna motif batik sidomulyo adalah harapan yang baik untuk kedua
mempelai, yaitu agar setelah menikah keduannya dapat hidup berkecukupan.
Motif Batik Madura
Motif batik madura termasuk dalam kelompok batik pesisir, sehingga coraknya
didominasi motif-motif naturalis bertema flora dan fauna dengan warna-warna
terang dan kuat. Ciri khusus yang lain yaitu pola besar-besar dengan hiasan
pengisi yang agak kasar.
Kain Sasirangan
Jenis kain sasirangan merupakan kain khas daerah banjarmasin yang
pembuatannya mirip dengan kain jumputan dari jawa tengah. Kain sasirangan ada
yang bermotif batik ombak sinapur karang. Pada masa lampau motif batik ombak
sinapur karang termasuk jenis motif yang diperuntukan bagi kaum bangsawan
yaitu bintang bahambur dan awan bairing. Lain halnya kain sasirangan, kain
sasirangan tersebut bermotif naga balimbur. Motif batik naga balimbur yang dibuat
pada kain berwarna kuning dipercaya memiliki daya kesaktian, yaitu dapat
digunakan untuk mencari anak yang hilang.
Berbagai Tekhnik Membatik
mengenai Teknik Membatik. Membatik diartikan sebagai proses pembuatan motif
atau ragam hias pada kain dengan perintangan. Adapun ciri khas batik ialah
penggambaran motif dalam bentuk negatif atau klise. Motif dalam bentuk klise
dapat diciptakan dalam berbagai cara. Cara-cara tersebut sebagai berikut :
1. Merintangi sebagian pola dengan alat canting tradisional (canting tulis)
2. Merintangi sebagian pola dengan alat canting cap
3. Merintangi dengan pengikatan (teknik celup ikat)
Bagimana semua teknik membatik tersebut dapat menghasilkan motif dalam bentuk
negatif atau klise?
Sebagian motif membatik atau pola batik pada kain diikat atau ditutup dengan
lilin, baik dengan canting tradisional atau canting cap. Kemudian, kain
dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Bagian kain yang diikat atau ditutup lilin
tidak akan terkena bahan pewarna. Setelah proses penghilangan lilin atau ikatan
kain dibuka, bagian tersebut tetap berwarna putih atau berwarna seperti sebelum
proses pencelupan. Motif membatik inilah yang disebut motif dalam bentuk
negatif atau klise.
Macam-macam teknik membatik :
Teknik Membatik Canting Tulis
Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang
disebut canting (jawa). Canting terbuat dari tembaga ringan dan berbentuk seperti
teko kecil dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan
cairan malam pada sebagian pola. Saat kain dimasukan ke dalam larutan pewarna,
bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis
disebut teknik membatik tradisional.
Jenis-jenis canting :
· Canting reng-rengan
· Cantong loron
· Canting telon
· Canting isen-isen
canting reng-rengan canting loron
canting telon canting isen-isen
Teknik Membatik Celup Ikat
Teknik Membatik celup ikat merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara
mengikat sebagian kain, kemudian dicelupkan dalam larutan pewarna. Setelah
diangkat dari larutan pewarna dan ikatan dibuka bagian yang diikat tidak terkena
warna.
Teknik Membatik Printing
Teknik membatik printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik
menggunakan canting cap. Canting cap merupakan kepingan logam atau pelat
berisi gambar yang agak menonjol permukaan canting cap yang menonjol
dicelupkan dalam cairan malam (lilin batik). Selanjutnya, canting cap dicapkan
pada kain lkise. Canting cap membuat proses pengalaman lebih cepat. Oleh
karena itu, teknik printing dapat menghasilkan kain batik yang lebih banyak
dalam waktu yang lebih singkat.
Teknik Membatik Colet
Motif batik juga dapat dibuat dengan teknik membatik colet. Motif yang
dihasilkan dengan teknik ini tidak berupa klise. Teknik colet biasa disebut juga
dengan teknik membatik lukis, merupakan cara mewarnai pola batik dengan cara
mengoleskan cat atau pewarna kain jenis tertentu pada pola batik dengan alat
khusus atau kuas.
Apresiasi Terhadap Keunikan Motif Batik
Seni batik merupakan salah satu jenis kesenian khas Indonesia. Daerah
pembuatannya tersebar di hampir seluruh wilayah Nusantara. Tiap daerah
pembatikan memiliki keunikan atau kekhasan. Keunikan tersebut dalam hal
motif atau corak, teknik pembuatan, dan makna simboliknya. Oleh karena itu,
berbicara mengenai batik menjadi hal yang menarik dan tidak pernah ada
habisnya. Dalam subbab ini kita belajar meng apre siasi atau menilai keunikan
motif batik dari beberapa daerah pembatikan, yaitu Jambi, Papua, Solo, dan
Madura. Perhatikan motif batik dan apresiasinya berikut.
Keunikan batik jambi terletak pada motifnya yang nonfi guratif atau tak
menggambarkan objek manusia atau binatang, tetapi lebih memilih objek tum
buhan dan tulisan. Motif batik Jambi pada Gambar disebut motif basurek,
artinya bersurat atau bertulis. Motif tersebut dinamakan basurek karena berupa
kaligrafi Arab. Biasanya yang di tulis yaitu penggalan surat dari kitab suci Al-
Qur’an. Gambar menunjukkan batik suku Asmat, Papua. Keunikan batik Asmat
terletak pada motifnya yang dekoratif dan mengambil unsur budaya daerah
setempat. Motif batik ter sebut sama dengan motif-motif pada ukiran ka yu,
misalnya motif roh leluhur seperti tampak pada Gambar.
Motif batik pada Gambar 17 disebut motif sidomulyo. Sido berarti jadi atau
terus menerus dan mulyo berarti hidup mulia, luhur, baik, atau berkecukupan.
Motif sidomulyo sering dipakai sepasang mempelai pada upacara perkawinan
adat di Solo atau Surakarta. (Motif lain yang sering dipakai dalam upacara
perkawinan yaitu sidomukti, sidoluhur, dan sidoasih). Kandungan makna motif
sidomulyo adalah harap an yang baik untuk kedua mempelai, yaitu agar setelah
menikah keduanya dapat hidup berkecukupan. Batik madura termasuk dalam
kelompok batik pesisir, sehingga coraknya didominasi motif-motif naturalis
bertema flora fauna dengan warna-warna terang dan kuat. Ciri khusus yang lain
yaitu pola besar-besar dengan hiasan pengisi yang agak kasar seperti tampak
pada Gambar.
Kedua kain pada gambar diatas merupakan jenis kain sasi rangan, yaitu
kain khas Banjarmasin yang pem bu atannya mirip dengan kain jumputan dari
Jawa Tengah. Kain sasirangan pada Gambar bermotif ombak sinapur karang.
Pada masa lampau motif ombak sinapur karang termasuk jenis motif yang
diperuntukkan bagi kalangan rakyat jelata. Adapun jenis motif yang
diperuntukkan bagi kaum bangsawan yaitu bintang bahambur dan awan
bairing. Lain halnya kain sasirangan pada Gambar . Kain sasirangan tersebut
bermotif naga balimbur. Motif naga balimbur yang dibuat pada kain berwarna
kuning dipercaya memiliki daya kesaktian, yaitu dapat digunakan untuk mencari
anak yang hilang.
b) Berkarya Batik ,Gambar Ilustrasi, dan Boneka
Menciptakan Motif Hias
Dalam pelajaran telah dijelaskan bahwa membatik adalah proses pembuatan
motif atau ragam hias pada kain dengan perin tangan. Salah satu jenis bahan yang
digunakan dalam proses perin tangan tersebut yaitu lilin. Dalam subbab ini kita akan
mem batik dengan teknik perintangan lilin. Tetapi, pada latihan ini kamu tidak
menggunakan canting tulis. Kamu hanya mengunakan lilin batang biasa. Maksud
dari latihan ini, yaitu agar kamu memahami prinsip kerja perintangan lilin yang
diajarkan. Sebelum mulai praktik membatik, terlebih dahulu siapkan alat dan bahan
berikut.
Merancang Motif Batik
1. Buatlah motif pada kain putih de ngan menggunakan pensil.
2. Nyalakan lilin. Gunakan lelehan lilin untuk menutup bagianbagian motif
yang tidak ingin kamu warnai. Berhati-hatilah, jangan sampai nyala lilin
membakar kain.
3. Buatlah dua macam larutan pewarna. Komposisi larutan 1: ½ liter air, 1
sendok makan naptol AS LB, garam diazo merah B, dan kostik.
Komposisi larutan 2: ½ liter air, 1 sendok makan naptol AS G, garam
diazo kuning Gc, dan kostik. Komposisi larutan pertama menghasilkan
warna cokelat merah, sedangkan larutan kedua akan menghasilkan warna
kuning.
4. Masukkan kain yang telah dirintangi lilin ke dalam larutan pertama.
Diamkan selama ± 5 menit, kemudian angkatlah kain. Hilangkan lilin
dengan mencelupkan kain ke da lam air panas sambil diremas-remas.
Menghilangkan lilin dengan cara memasukkan kain ke dalam air
mendidih akan lebih baik, sebab lilin lebih cepat larut/hilang.
5. Bagian pola yang telah diwarna ditutup dengan lilin kemu dian
dimasukkan ke dalam larutan kedua sambil ditekan-tekan. Setelah ± 5
menit kain diangkat dan dihilangkan lilin nya. Caranya sama dengan
sebelumnya, yaitu men ce lup kan ke dalam air panas atau merebusnya.
Jika lilin yang menempel pada kain telah bersih, kain dapat diangkat dan
diangin-anginkan.
Teknik membatik dengan lilin seperti di atas memang sederhana dan
mudah, tetapi motif yang dihasilkan tidak serapi dan seindah motif batik
yang dikerjakan dengan teknik cap dan teknik canting.
Menggambar Ilustrasi
Pengertian dan Fungsi Gambar ilustrasi adalah gambar yang menceritakan suatu adegan atau peristiwa.
Adapun fungsi gambar ilustrasi sebagai berikut.
a. Memperjelas alur atau isi cerita.
b. Memperjelas isi pesan dalam promosi suatu barang.
c. Menarik perhatian.
d. Menambah nilai artistik/keindahan.
e. Media pengungkapan perasaan penggambarnya.
Perhatikan contoh karya ilustrasi berikut.
Teknik dan Media
Menggambar ilustrasi dapat dilakukan dengan teknik kering atau teknik basah.
Media untuk menggambar ilustrasi dengan teknik kering yaitu pensil, arang,
kapur, krayon, atau bahan lain yang tidak memerlukan air atau minyak sebagai
pengencer. Media untuk teknik basah yaitu cat air, cat minyak, tinta, atau media
lain yang memerlukan air atau minyak sebagai pengencer.
Langkah-Langkah Menggambar Ilustrasi
Di kelas empat kamu sudah pernah belajar menggambar ilustrasi. Kamu tentu
masih ingat tahap-tahap yang harus dilalui dalam menggambar ilustrasi, yaitu
persiapan bahan, penentuan tema, pembuatan sketsa, dan penyempurnaan
gambar.
a. Persiapan Bahan dan Alat
Sebelum menyiapkan bahan dan alat, sebaiknya kamu tentukan dahulu
jenis teknik yang akan kamu gunakan, teknik basah atau teknik kering?
Setelah itu, persiapkan alat dan bahannya.
b. Penentuan Tema
Penentuan tema sebelum menggambar dapat memudah kan kita dalam
menentukan objek. Tema yang masih luas dapat disederhanakan.
Perhatikan contoh penye derhanaan tema berikut. Tema kegiatan di
sekolah
o Kegiatan belajar di kelas
o Kegiatan pramuka
c. Pembuatan Sketsa
Setelah menentukan tema langkah selanjutnya yaitu membuat sketsa.
Sketsa sebaiknya dibuat lebih dari satu agar kita dapat memilih yang
terbaik. Perhatikan contoh sketsa dengan tema suasana di sekolah berikut.
d. Penyempurnaan Gambar
Dari beberapa sketsa yang dibuat dapat dipilih satu yang
menurutmu paling baik. Kemudian, sempurnakan dengan menghapus
garis-garis yang tidak perlu dan menambah garis atau coretan yang dirasa
perlu agar gambar tampak lebih hidup. Jika sudah mantap warnai
gambarmu dengan baik. Perhatikan contoh berikut. Gambar berikut adalah
hasil penyempurnaan dari sketsa 1 suasana kantin sekolah. Gambar
kemudian diwarnai dengan media cat air.
Berkarya Boneka
Membuat boneka merupakan kegiatan yang menyenangkan dan tidak
memerlukan biaya mahal. Kain perca dan bahan-bahan tidak terpakai seperti
botol, kardus, kelobot jagung, benang wol, dan cangkang telur dapat dibuat
menjadi bone ka cantik. Dalam subbab ini kita akan belajar membuat boneka
dari kain perca. Simak dan ikutilah langkah-langkah pembuatan berikut.
Membuat Rancangan Boneka
Rancangan boneka berupa sketsa bentuk boneka yang akan dibuat. Akan lebih
baik lagi jika sketsa boneka disertai keterangan jenis-jenis bahan yang akan
digunakan seperti contoh berikut.
Membuat Boneka Sesuai Rancangan
a. Siapkan bahan dan alat. Bahan dan alat yang kamu butuhkan yaitu kain
polos, kain perca bermotif, renda, pita, jarum, dan benang jahit, benang
wol, gulungan kertas karton, lem, cangkang telur, gulungan kertas
manila, dan gunting.
b. Gunting-guntinglah benang wol. Panjang dan banyaknya sesuai
keinginanmu. Jadikan satu guntingan-guntingn benang wol tersebut. Ikat
tepat di bagian tengahnya. Siapkan juga cangkang telur yang telah
dibuang isinya. Olesi bagian atasnya dengan lem. Rekatkan benang wol
pada cangkang telur. Bagilah rambut boneka menjadi dua kemudian ikat
dengan pita. Selanjutnya, lukislah wajah pada permukaan cangkang
dengan spidol.
c. Buatlah gulungan kertas berbentuk kerucut terpotong dengan tinggi 20
cm. Sediakan juga tiga potong kain putih polos yang masing-masing
berukuran 20 cm × 20 cm Buatlah lubang pada ketiga potong kain
tersebut tepat di tengah-tengahnya.
d. Masukkan ketiga potong kain yang telah diberi lubang tersebut pada
tabung kertas secara bersusun. Rapikan susunannya kemudian jahitlah
sekelilingnya untuk mempertahankan bentuk gaun.
e. Ambil kain dengan jenis bahan atau corak yang berbeda. Lilitkan kain
tersebut tepat pada bagian tabung yang belum terlilit kain. Usahakan
lilitannya dapat membentuk baju.Rapikan lilitannya, kemudian jahitlah.
Untuk mempercantik gaun boneka, kamu boleh menambahkan renda
atau pita.
f. Buatlah tabung kecil dengan panjang 24 cm dan diameter ± 0,75 cm.
Masukkan tabung tersebut ke dalam lubang bagian bawah kepala
boneka. Masukkan dengan hatihati. Rekatkan tabung kertas tersebut
pada dinding tabung karton yang menjadi badan boneka. Gunakan lem
atau selotif.
g. Langkah selanjutnya membuat tangan boneka. Siapkan kertas manila
dan kain dengan jenis bahan atau corak yang sama de ngan jenis kain
untuk baju. Buatlah gambar tangan dengan ukur an menyesuaikan
boneka. Bungkuslah bentuk tangan dengan kain sehingga mem bentuk
lengan baju panjang. Jahitlah dengan rapi. Jahitkan tangan pada sisi
samping boneka. Boneka yang telah jadi dapat digunakan sebagai hiasan
meja.
c) Mengenal Kerajinan Anyaman
Kerajinan Anyaman di Sekitar Kita
Menganyam berarti mengatur bilah atau lembaran-lem baran secara tindih-
menindih dan silang-menyilang. Bilah atau lembaranlembaran yang diatur
tersebut dapat berupa bambu, daun pandan, janur, kertas, rotan, atau kulit bina
tang. Masyarakat di pedesaan masih banyak yang melakukan pekerjaan
menganyam. Mereka membuat hiasan dinding, alat dapur, tikar, dinding anyaman
bambu, dan peralatan rumah tangga untuk di pakai sendiri atau untuk dijual.
Perhatikan contoh berbagai hasil kerajinan anyaman pada gambar berikut.
Pemilihan bahan untuk berkarya kerajinan anyaman perlu memperhatikan
fungsi dan keindahan benda yang akan dibuat. Pemilihan bahan yang tidak tepat
dapat menyebabkan benda anyaman mudah rusak. Benda anyaman mungkin juga
tidak indah, dan tidak aman untuk di gunakan. Sebagai contoh untuk membuat
keranjang dan bakul dipilih bahan bambu, karena selain kuat bambu juga mudah
dibentuk. Bambu bersifat lunak, mudah dihaluskan dengan pisau atau ampelas.
Oleh karena itu, keranjang dan bakul bambu aman digunakan, kuat, dan indah.
Bayangkan jika keranjang dan bakul nasi dibuat dari daun kelapa atau kertas.
Walaupun keranjang atau bakul nasi tersebut terlihat indah tetapi tidak dapat
digunakan karena tidak kuat.
Selongsong ketupat juga dibuat dengan teknik menganyam. Bahan yang
baik untuk membuat selongsong ketupat yaitu janur, daun pandan, dan daun
lontar. Bahan-bahan tersebut mu dah dianyam dan aman. Kerajinan anyaman
janur selain selongsong ketupat yaitu kisa (tempat ayam) dan anyaman dekorasi
pesta perkawinan.
Anyaman dari bahan kertas hanya tepat dan baik digunakan untuk membuat
hiasan dinding, hiasan pigura, dan hiasan bendabenda kerajinan seperti tempat
pensil atau sampul buku.
Apresiasi Terhadap Karya Kerajinan Anyaman
Apresiasi merupakan kegiatan mengamati, menilai, dan menghargai
hasil karya. Dalam bidang keterampilan atau kerajinan, apresiasi berarti
kegiatan mengamati, menilai, serta menghargai hasil karya kerajinan, termasuk
kerajinan anyaman. Mutu atau kualitas karya kerajinan anyaman dapat dinilai
dari keindahan, kekuatan, dan kesesuaian bahannya1.
Keindahan Karya Kerajinan Anyaman
Indah berarti elok atau indah dipandang mata. Anyaman yang indah
ialah anyaman yang elok sehingga mampu menggugah rasa keindahan orang
yang melihatnya. Keindahan anyaman dapat dilihat pada motif anyaman,
bentuk benda anyaman, serta tekstur bahan anyaman. Sebagai contoh dua
benda anyaman, satu benda dianyam dengan anyaman dasar tunggal, dan satu
lagi dianyam dengan anyaman kombinasi. Benda anyaman dengan motif
anyaman kombinasi tampak lebih indah dan menarik dari pada anyaman
dengan motif anyaman dasar tunggal. Tekstur (sifat halus dan kasar) bahan
anyaman pun menentukan keindahan benda anyaman. Kamu pernah melihat
akar wangi? Akar wangi dapat dijadikan taplak meja, tas, dan kantong ponsel
anyaman yang menawan. Tekstur akar wangi yang kasar membuat benda
anyaman dari akar wangi tampakm menawan. Saat ini, selain membuat variasi
motif dan bahan, orang juga mewarnai bahan yang hendak dianyam. Bahan
anyaman yang biasa dicelup dalam pewarna antara lain daun pandan dan
mendong, lembaran bambu, dan akar wangi.
Kekuatan Karya Kerajinan Anyaman
Kekuatan benda kerajinan menentukan keawetan. Oleh karena itu,
dalam pembuatan benda kerajinan kekuatan perlu diperhatikan. Kekuatan
benda anyaman ditentukan oleh jenis bahan serta teknik menganyam. Sebagai
contoh untuk membuat tikar. Bahan yang kuat dan tepat yaitu daun pandan
dan mendong. Daun pandan dan daun mendong yang sudah dikeringkan
memiliki tekstur yang halus, ulet (jawa), dan cukup tahan terhadap air. Sifat
bahan yang ulet dan tahan air memungkin kan tikar pandan/mendong dicuci
berkali-kali. Lain halnya dengan keranjang pakaian. Keranjang pa kaian lebih
banyak dibuat dari bahan rotan. Tahukah kamu, mengapa? Alasannya yaitu,
rotan kuat, ulet, halus, mudah dibentuk, serta tahan terhadap air. Sifat rotan
yang kuat, ulet, dan tahan air membuat keranjang pakaian awet atau tahan
lama. Bahan selain rotan yang memiliki sifat yang hampir sama yaitu bambu.
Oleh karena itu, bambu juga sering dibuat benda kerajinan seperti keranjang
sampah, keranjang pa kaian, tempat hantaran, dan sebagainya.
Kesesuaian Bahan Kerajinan Anyaman
Bahan untuk membuat benda kerajinan harus disesuaikan dengan
fungsi benda. Apa maksudnya? Kamu sudah pernah melihat dinding anyaman
bambu, bukan? Dinding anyaman biasa disebut juga gedhek. Dinding
anyaman ini berfungsi sebagai penutup ruang, agar tidak terlihat dari luar,
serta melindungi penghuni rumah dari hujan dan angin. Oleh karena itu bahan
yang digunakan harus kuat, tahan air, mudah dibentuk dianyam, serta aman
bagi manusia. Bahan yang memiliki sifat sifat tersebut di antaranya bambu dan
rotan. Namun, selama ini kebanyakan orang lebih banyak menggunakan bahan
bambu. Alasannya, mungkin karena bambu lebih mudah ditemukan, dan
harganya pun lebih murah. Di pedesaan dan di daerah-daerah pedalaman, ada
juga yang membuat dinding anyaman dari daun kelapa. Walaupun daun kelapa
bisa dianyam dan dijadikan dinding, namun kurang kuat. Selain itu, anyaman
daun kelapa tidak mempunyai ketahanan yang baik terhadap cuaca (air hujan
dan panas matahari), daun kelapa mudah rapuh. Lain halnya kursi anyaman.
Kursi anyaman lebih banyak dibuat dari rotan, sebab rotan kuat dan memiliki
permukaan yang halus dan licin. Sifat rotan yang kuat memungkinkan kursi
menahan beban berat. Permukaan rotan yang halus dan licin juga membuat
kursi aman untuk diduduki.
d) Berkarya Anyaman
Membuat Anyaman
Anyaman dapat dibuat dari bahan alam seperti daun pandan, daun lontar,
janur, bambu, dan rotan. Bahan buatan yang dapat dianyam yaitu kertas, kulit
sintetis, kain, pita jepang, dan mika. Ada bermacam-macam motif anyaman
seperti yang terlihat pada gambar berikut .
Di antara motif-motif anyaman di atas, motif mana yang kamu sukai?
Kamu mungkin lebih suka membuat kreasi motif sendiri. Jika demikian, tidak
masalah, sebab hal itu lebih baik. Itu berarti kamu seorang yang kreatif. Ayo,
berkreasi dengan motif anyaman. Siapkan alat dan bahan seperti kertas warna-
warni, lem, gunting, cutter, penggaris, dan pensil.
o Siapkan kertas yang berbeda warna. Satu kertas sebagai lungsin dan
lainnya sebagai pakan. Buatlah lungsin dengan jarak teratur.
o Masukkan pakan ke dalam lungsin secara berselang-seling. Kemudian,
lanjutkan memasukkan pakan berikutnya dari celah lungsin yang
berbeda sampai selesai.
Membuat Benda Pakai dari Anyaman
Semua jenis benda yang dikenakan di tubuh atau dipakai untuk
memenuhi kebutuhan hidup seperti makan, minum, atau beribadah disebut
benda pakai. Ada bermacam-macam benda pakai yang dibuat dari anyaman,
misalnya tudung saji, nyiru, topi, kipas, kap lampu, dan tas.
Ada benda pakai dari anyaman kertas yang sederhana dan kamu pun dapat
membuatnya. Benda anyam an tersebut misalnya hiasan dinding, bingkai foto,
dan tempat pensil. Setelah itu, simak dan ikuti lah langkahlangkah menghias
tempat pensil dengan anyam an kertas di bawahnya.
Menghias Tempat Pensil
Pertama-tama siapkan alat dan bahan seperti berikut.
Tutuplah permukaan luar kardus dengan anyaman. Rapikan anyaman,
rekatkan dengan lem, dan berilah lis dari kertas warna lain agar rapi dan
indah.
2. Seni Rupa Kelas VI Semester II
a. Mengapresiasi Keunikan Motif Hias Nusantara
Jenis-Jenis Motif Hias Nusantara
Kita telah mengenal jenis-jenis motif hias. Menurut sifatnya ada dua
jenis motif hias, yaitu motif hias geometris dan motif hias naturalis.
Menurut temanya ada motif tumbuh-tumbuhan, motif binatang, dan motif
manusia. Per hatikan jenis-jenis motif hias pada karya seni rupa nusantara
berikut.
Berdasarkan hasil penelitian ahli antropologi (ilmu tentang asal-usul
manusia) dan arkeologi (ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman
kuno), diperoleh kesimpulan bahwa motif hias geometris merupakan motif
hias yang cukup tua usianya. Ke sim pulan tersebut didasarkan pada temuan
benda-benda purbakala yang telah,dihias dengan motif-motif geometris.
Pada masa lampau penciptaan motif hias banyak yang dikaitkan dengan
kepercayaan dan daya magis. Beberapa di antaranya hanya mengulang
bentuk bentuk baku yang su dah dikerjakan secara turuntemurun dengan
pola-pola ter ten tu. Ada beberapa jenis motif yang menyimbolkan status
sosial, misalnya kabongo atau hiasan tanduk kerbau. Pada masyarakat
Toraja, keluarga yang memiliki banyak kabongo dianggap sebagai keluarga
yang tinggi derajatnya. Bentuk motif hias lainnya yaitu pa’bare allo, berupa
gambar mata hari yang menyatakan kesucian arwah, dan katik (bentuk
burung berleher panjang mirip naga yang melambang kan kepah lawanan).
Saat ini, dalam menciptakan motif hias, desainer dan pengrajin benda-
benda pakai tidak terlalu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan
nilai-nilai kepercayaan maupun daya magis. Mereka lebih menekankan
keindahan bentuk. Motif hias geometris pada benda pakai dapat
dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.
Motif hias geometris yang dipakai untuk menghias bagian tepi atau pinggiran
suatu benda.
Motif hias geometris sebagai inti atau bagian yang berdiri sendiri dan
merupakan unsur keindahan dalam bentuk orna men arsitektur.
Motif hias geometris yang diterapkan sebagai isian dari bagian benda pakai,
yaitu pada permukaan benda tersebut.
Apresiasi terhadap Keunikan Motif Hias Daerah Lain
Kita telah mengetahui berbagai jenis motif hias nusantara. Di
antara berbagai jenis motif hias tersebut, motif geometris ternyata
merupakan motif hias yang telah lama digunakan untuk menghias
benda.
Dalam subbab ini kita belajar mengapresiasi keunikan motif hias.
Motif hias yang akan kita apresiasi yaitu motif hias sulaman aceh,
motif hias kain bali, dan motif hias tenunan toraja.
Ada dua jenis sulaman Aceh yang terkenal, yaitu sulam an kasab
timbul dan sulaman gayo .Sulaman kasab timbul cukup unik karena
motif hiasnya dibentuk dengan benang emas. Sebelum disulam, bagian
pola atau patron ditempeli potongan karton sebagai pengisi sehingga
motif sulaman tampak timbul. Sulaman kasab timbul banyak
diaplikasikan atau digunakan sebagai motif hias pada tudung saji,
kipas, sarung bantal, dan hiasan kaligrafi . Bentuk sulaman gayo
berbeda dengan sulaman kasab timbul. Jenis benang yang digunakan
yaitu benang sulam biasa yang berwarna- warni. Keunikan sulaman
gayo terletak pada motif hiasnya yang khas yaitu bentuk-bentuk
geometris berupa garis, bidang, dan tanaman bersulur yang disusun
secara teratur dan berulang-ulang. Warna-warna tradisional yang sering
digunakan yaitu merah, hijau, kuning, dan putih di atas warna dasar
hitam, coklat, atau warna gelap lainnya. Sulaman gayo banyak
diaplikasikan atau digunakan pada busana adat, tas, dompet, dan sarung
bantal.
Kain poleng yaitu kain bermotif kotak-kotak hitam dan putih
berselang-seling. Kain ini merupakan kain khas Bali yang sering
digunakan pada bangunan pura atau kuil, dipasang pada arca batu, di
pakai sebagai baju luar oleh pendeta dan penari dalam tarian ritual,
serta diselimutkan pada gendang. Keunikan kain poleng terletak pada
makna simboliknya. Motif kotak-kotak hitam dan putih secara
berselang-seling mengandung makna dua hal yang berlawanan tetapi
selalu berpasangan, yaitu baik dan buruk, siang dan malam, serta
kesuburan dan kematian. Kain tenun toraja seperti pada banyak dibuat
untuk cendera mata khas Toraja. Keunikan kain ini terletak pada motif
hiasnya yang berupa bentuk-bentuk rumah adat tongkonan, kerbau,
ayam, corak-corak kait, dan bentuk-bentuk khas Toraja lainnya.
b. Menggambar Suasana Alam dan Pameran Karya Seni Rupa Menggambar Ilustrasi Suasana Alam Sekitar
Gambar ilustrasi disebut juga gambar cerita. Menggambarm
ilustrasi suasana alam sekitar berarti membuat gambar yang
menceritakan suasana alam yang sedang diamati. Gambar suasana alam
dapat berupa gambar suasana di tepi danau, gambar suasana tepi hutan,
gambar suasana padang pasir, atau gambar suasana pedesaan. Untuk
memperoleh gambar ilustrasi suasana alam yang indah kita tidak harus
pergi ke tempat-tempat yang berpemandangan indah seperti puncak
gunung atau pantai. Objek-objek sederhana di lingkungan sekitar pun
dapat dijadikan sumber ide yang menarik. Sebagai contoh salah satu
sudut kebun belakang rumah, halaman sekolah, lapangan sepak bola,
atau jalanan desa.
Seniman-seniman besar dapat membuat lukisan-lukisan yang
sangat realis dan indah karena telah terbiasa mengamati hal-hal di
sekitarnya secara saksama. Hal-hal yang diamati tersebut misalnya
kilauan permata yang diterpa cahaya, beningnya embun di dedaunan,
bentuk dan warna-warni dedaunan, serta bagaimana bayang-bayang
benda yang diterpa cahaya. Perhatikan lukisan pemandangan alam karya
seniman-seniman besar berikut.
Kamu tentu juga tertarik untuk dapat menggambar suasana alam
sekitarmu. Mari, mempelajari caranya kemudian mempraktikkan.
Pertama-tama siapkan perlengkapan meng gambarmu. Kamu boleh
menggambar suasana alam sekitarmu menggunakan pensil warna,
krayon atau cat air. Untuk menggambar suasana alam sekitar ada
baiknya jika kamu meng gunakan bingkai pemandang, yaitu selembar
karton seukuran kartu pos yang bagian tengahnya berlubang segi empat.
o Pergilah ke luar ruangan untuk mengamati suasana alam sekitar
sekolah atau tempat tinggalmu. Carilah tempat yang nyaman untuk
duduk dan mengamati pemandangan sekitar. Peganglah bingkai
pemandangan _+ 30 cm di depan mata. Pemandangan yang diamati
melalui lubang bing kai tampak seperti lukisan berbingkai.
Geserlah bing kai pemandangan hingga kamu temukan
pemandangan yang paling menarik.
o Buatlah sketsa kasar suasana alam paling tidak dari tiga arah
o Pilihlah satu sketsa yang menurutmu paling bagus, kemudian
sempurnakan dengan menghapus garis-garis yang tidak perlu.
Melukis pemandangan alam tidak sama dengan memotret
pemandangan alam menggunakan kamera. Kamera memotret alam
secara apa adanya, tidak menam bah atau mengurangi objek yang
dipotret. Sebaliknya, pelukis dapat menambah atau mengurangi objek
yang dilukis. Penambahan atau pengurangan tersebut bertujuan untuk
menambah keindahan objek yang dilukis. Perhatikan lukisan pada
Lukisan cat air tersebut dibuat berdasarkan sketsa.
Pameran Karya Seni Rupa
Pada pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di kelas IV dan
kelas V kamu pernah belajar cara melaksanakan pameran karya seni
rupa. Masih ingatkah kamu yang dimaksud pameran karya seni rupa?
Pameran karya seni rupa artinya kegiatan me na ta dan memajang karya
seni rupa agar dilihat atau dinikmati oleh orang lain. Pameran oleh
seniman bertujuan mengenalkan karya-karya yang dihasilkan. Seniman
tersebut juga berharap ada kolektor yang mau membeli karya-karyanya.
Pameran oleh siswa di kelas atau sekolah bertujuan sebagai berikut.
o Melatih siswa melatih siswa mem perkenalkan hasil karya seni
rupa yang dihasilkannya kepada siswa lain dan orang tua siswa.
o Melatih siswa beror ganisasi, meningkatkan kecintaan dan
prestasi dalam bidang seni rupa
o Menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Pameran kelas diselenggarakan di dalam kelas. Pameran kelas juga
dapat diselenggarakan di tempat lain karena pertimbangan khusus,
misalnya karena ruang kelas tidak cukup untuk memajang semua karya.
Ada dua tahap yang harus dilalui sebelum menyelenggarakan pameran,
yaitu menyiapkan karya seni yang hendak di pamerkan dan menata karya
seni rupa.
1. Menyiapkan Karya untuk Pameran Kelas
Pameran kelas sebaiknya diadakan tiap akhir semester, yaitu
setelah pelaksanaan tes ulangan semester sampai saat penerimaan rapor.
Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan pameran tidak mengganggu
kegiatan belajar mengajar. Karyakarya yang dipamerkan merupakan
koleksi karya yang telah kamu buat selama satu semester, baik yang
dibuat untuk memenuhi tugas sekolah maupun karya yang kamu buat
pada waktu senggang di rumah. Bentuklah panitia sederhana yang terdiri
atas ketua, bendahara, seksi dekorasi, seksi umum, dan penanggung ja
wab. Karyakarya yang hendak dipamerkan sebaiknya sudah di
kumpulkan paling tidak satu minggu sebelum pameran. Seksi dekorasi
dan seksi umum dapat bekerja sama untuk mengum pulkan dan mendata
karya-karya yang hendak dipamerkan.
2. Menata Karya Seni Rupa dalam Pameran Kelas
Karya-karya yang telah terkumpul dikelompokkan menurut
dimensinya, sebab tiap-tiap jenis dimensi karya seni memerlukan cara
penataan yang berbeda. Karya seni ber dimensi dua seperti lukisan,
kolase, dan karya cetak dipajang dengan cara ditempelkan atau
digantungkan pada dinding. Karya seni berdimensi tiga seperti patung,
keramik, dan model benda dapat dipajang pada bangku khusus yang
disebut meja display. Cara pembuatan meja display sederhana telah
diajarkan pada pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di kelas IV
semester 2. Coba kamu lihat kembali. Pemajangan karya seni rupa harus
memperhatikan pandangan rata-rata pengunjung, artinya karya seni tidak
boleh dipajang terlalu rendah atau terlalu tinggi agar dapat dinikmati
pengunjung dengan enak, nyaman, dan aman.
Apa yang kamu lakukan setelah acara pameran selesai? Melepas
dan mengemas karya serta mengembalikan kepada pemilik sudah pasti
harus dilakukan. Selain itu, kamu juga harus membersihkan, menata, dan
merapikan ruang yang telah kamu gunakan untuk
mengadakan pameran. Jika yang kamu gunakan ruang kelas,
tatalah meja, kursi, papan tulis, lemari, dan segala perabot yang ada
seperti sedia kala. Setelah ruang kelas kembali bersih dan rapi, panitia
dan peserta pameran dapat berkumpul untuk melakukan evaluasi
terhadap pameran yang telah berlangsung. Apakah evaluasi itu?
Mengapa harus ada evaluasi? Evaluasi berarti penilaian. Mengevaluasi
berarti menilai. Hasil evaluasi tersebut dapat berupa pernyataan baik,
buruk, sangat buruk, atau memuaskan. Hal-hal yang perlu dievaluasi
dalam pameran antara lain penataan karya, kerja sama antarpanitia, dan
jenis karya yang dipamerkan. Evaluasi ini sangat penting, sebab dengan
adanya evaluasi diharapkan akan ada kritikan dan saran yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pameran yang akan
datang. Dari hasil evaluasi ini diharapkan pameran mendatang akan lebih
baik lagi.
c. Berkarya Benda Mainan Beroda
Merancang Benda Mainan Beroda
Dalam pembuatan karya kerajinan apa pun, sebaiknya diawali
dengan pembuatan gambar rancangan. Gambar rancangan dapat berupa
sketsa kasar atau sketsa yang diperhalus dan diwarnai sedemikian rupa
sehingga tampak lebih jelas dan menarik. Akan lebih baik lagi jika
pada gambar rancangan tersebut disertai nama bagian-bagian dan
bahan penyusunnya. Perhatikan contoh rancangan mobil-mobil berikut.
Sketsa yang dibuat tidak hanya memberi gambaran bentuk benda yang
akan dibuat. Lebih dari itu, sketsa juga memberi gambaran bahan dan
alat yang dibutuhkan untuk membuatnya. Oleh karena itu, biasakan
selalu membuat sketsa terlebih dahulu sebelum berkarya benda
kerajinan.
Membuat Benda Mainan Beroda Sesuai Rancangan
Berdasarkan sketsa atau gambar rancangan yang telah dibuat,
perkirakan alat dan bahan yang akan kamu butuhkan. Catatlah kebutuhan
alat dan bahan pada selembar kertas. Catatan tersebut dapat kamu bawa
sewaktu berbelanja alat dan bahan, sehingga tidak ada bahan atau alat
yang tidak dibeli karena alasan lupa. Kembali ke toko yang jaraknya
jauh dari rumah karena ada bahan yang lupa dibeli sangat melelahkan
dan mungkin menyebalkan bagimu. Oleh karena itu, biasakan untuk
selalu mendata dan mencatat alat dan bahan yang dibutuhkan sebelum
berangkat berbelanja. Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk
membuat mainan truk yaitu lembaran gabus berwarna, bilah bambu,
double tape,pensil, karet penghapus, jangka, spidol, cutter, dan gunting.
Setelah semua alat dan bahan siap, kamu dapat langsung membuat
polanya. Caranya seperti berikut.
Gambarlah pola bagian-bagian mainan truk di atas sisi lembaran
gabus yang tidak berwarna.
Potong-potong pola menggunakan pisau pemotong atau alat
khusus pemotong gabus.
Rakitlah bagian bak truk dari pola 1A, 1B, 2A, 2B, 3A, dan 3B.
Tiap-tiap bagian disatukan de ngan direkat menggu na kan
double tape atau selotif bolak-balik.
Dengan cara yang sama, rakitlah bagian kepala truk dari pola
4A, 4B, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Perhatikan caranya berikut.
Satukan bagian bak dan kepala truk yang telah selesai
dirakit.Caranya, sisi kepala truk yang akan disatukan dengan bak
ditempeli selotif bolak-balik, lalu direkatkan.
Langkah berikutnya membuat roda. Pertama-tama buatlah dua
buah gabus bercelah se ba gai tempat as roda depan dan
belakang.Pada tiap-tiap ce lah tersebut pasanglah bilah bambu
kecil sebagaian roda. Satukan keempat roda dan buatlah lubang
tepat di tengah-tengahnya menggunakan bilah bambu. Setelah
itu pasangkan roda. Kancinglah tiap sisi luar as roda dengan
tanah liat agar gerak roda stabil dan tidak mudah lepas.
Mainan truk yang telah selesai dirakit dapat kamu hias agar
lebih menarik, misalnya dengan memberi tulisan, menempelkan
lampu atau plat nomor. Perhatikan contoh berikut.