seni musik
TRANSCRIPT
Tugas Akhir Disusun Untuk Memenuhi
Salah Satu Prasyarat Kelulusan
Pada Program Diploma II
PGTK FIP UNNES
Disusun Oleh :
Satrianingsih
1403204015
PENDIDIKAN GURU TAMAN KANAK-KANAK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas akhir yang berjudul “PENGARUH MUSIK TERHADAP PER-
KEMBANGAN KECERDASAN EMOSI ANAK TK”. Setelah dibaca dan
diberikan perbaikan dan koreksi seperlunya dinyatakan sah untuk memenuhi salah
satu prasarat kelulusan pada program Diploma II Pendidikan Guru Taman Kanak-
kanak Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing Dosen Penguji
Wulan Adiarti, S.Pd. Yuli Kurniawati SP, S.Psi NIP. 132307559 NIP. 132316164
Ketua Program D2 PGTK
Universitas Negeri Semarang
Dra. Sri S. Dewanti H, M.Pd. NIP. 131413200
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
a. Raihlah kesempatan selagi ada karena tak ada kesempatan kedua
b. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram
c. Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu, maka Allah
memudahkan baginya jalan menuju surga.
d. Kegagalan merupakan batu sandungan untuk memperoleh kesuksesan.
PERSEMBAHAN
a. Dosen Pembimbing Wulan Adiarti, S.Pd.,
yang telah membimbing tugas akhir ini.
b. Ayah dan ibuku tercinta.
c. Adikku tersayang.
d. Sahabat-sahabatku yang tersayang.
e. Teman-teman seperjuangan.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat, taufiq dan hidayahNya serta inayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PENGARUH MUSIK TERHADAP
PERKEMBANGAN KECERDASAN EMOSI ANAK USIA TK” (DITINJAU
DARI ASPEK PSIKOLOGI).
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat ujian mata kuliah akhir
pada program D2 PGTK FIP UNNES.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini belum sempurna atau
jauh dari sempurna.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua yang ikut membantu dan membimbing penulis selama penyusunan
tugas akhir ini, khususnya kepada :
1. Dra. Sri S. Dewanti H, M.Pd. selaku ketua program PGTK.
2. Wulan Adiarti, S.Pd. selaku Dosen Pembimbing.
3. Yuli Kurniawati SP, S.Psi. selaku Dosen Penguji.
4. Keluarga dan orang-orang terdekat yang telah memberikan dukungan.
5. Teman-teman satu angkatan, seperjuangan dan semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikan tugas akhir ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini
belum sempurna dan masih banyak kekurangan, mengingat kurangnya
kemampuan penulis. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 3
D. Tujuan Pennulisan .................................................................. 4
E. Manfaat .................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 6
A. Hakikat Musik ....................................................................... 6
1. Pengertian Musik ............................................................. 6
2. Unsur-Unsur Musik .......................................................... 7
3. Instrumen-Instrumen Musik ............................................. 8
B. Hakikat Kecerdasan Emosi .................................................... 9
1. Pengertian Kecerdasan Emosi .......... ............................... 9
2. Metode Belajar Yang Menunjang Perkembangan Emosi 10
3. Prinsip-Prinsip Mengasuh Anak Dengan Kecerdasan
Emosi ............................................................................... 11
C. Menumbuhkembangkan Kecerdasan Emosi Anak melalui
Musik ..................................................................................... 13
D. Karakteristik Perkembangan Anak Usia TK (4 - 5 Tahun) ... 13
1. Perkembangan Jasmani .................................................... 14
2. Perkembangan Kognitif ................................................... 14
3. Perkembangan Bahasa ..................................................... 15
4. Perkembangan Emosi dan Sosial ..................................... 15
E. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosi ................................................... 15
1. Internal ............................................................................. 16
2. Eksternal ........................................................................... 16
BAB III METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN .................. 18
A. Metode Penulisan .................................................................. 18
B. Sistematika Penulisan ............................................................ 18
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 18
A. Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Emosi Anak Usia TK. 20
B. Peran Orang tua Untuk Mengetahui Perkembangan Emosi
Anak Melalui Musik ............................................................. 22
C. Cara Menumbuhkembangkan Kecerdasan Emosi Anak TK . 26
BAB V PENUTUP .................................................................................. 33
A. Simpulan ................................................................................ 33
B. Saran ...................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 35
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Musik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena
musik dapat menjadikan orang merasa senang, gembira dan nyaman. Musik
bisa menjadi efektif di bidang akademis dengan membantu pembentukan pola
belajar, mengatasi kebosanan dan menangkal kebisingan eksternal yang
mengganggu. Musik juga dapat membantu kita merasa bertenaga, percaya diri,
mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan, melepaskan stress serta
mengurangi rasa takut dan cemas.
Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak bahkan sejak dalam
kandungan anak sudah dirangsang dengan jenis musik yang dapat
mengembangkan kecerdasan anak yaitu jenis musik klasik. Memperdengarkan
musik atau suara lain yang menyenangkan bagi bayi yang masih dalam
kandungan ternyata bisa menstimulasi sistem pendengaran mereka dan
berpengaruh positif pada respons mereka terhadap musik dan suara-suara lain
setelah mereka lahir. Bayi-bayi ketika di dalam kandungan mendengarkan
musik yang rileks dan menenangkan ternyata tumbuh dan bertambah berat
badannya dengan mudah serta lebih damai dengan diri mereka sendiri dan
lingkungan sekitarnya, begitu mereka hadir di “dunia nyata” (John M. Ortiz,
2002: 1).
Lingkungan terutama orang tua berperan penting untuk menumbuh
kembangkan kecerdasan emosi anak yaitu salah satu diantaranya lewat musik.
Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih
berkembang kecerdasan emosionalnya dibandingkan dengan anak yang jarang
mendengarkan musik. Musik yang didengar berupa irama dan nada-nada yang
teratur dari perpaduan seimbang antara beat, ritme dan harmoni (Bambang
Sujiono dan Nurani Yuliani, 2005: 119).
Sebagai orang tua harus memberikan kebebasan kepada anak untuk
memilih sendiri musik yang ingin ia dengarkan di waktu-waktu luang dan
mengizinkan anak untuk menggunakan kebebasan berekspresi dalam batas-
batas tertentu, akan memberi pelajaran mengenai rasa tanggung jawab
sekaligus menumbuhkan kemampuan mengendalikan diri. Disamping itu,
orang tua harus memonitor jenis musik pilihan anak untuk memastikan agar
pilihan musik tersebut bisa diterima oleh sistem kepercayaan dan standar
keluarga.
Orang tua seringkali beranggapan bidang musik termasuk salah satu
bidang yang bila ditekuni tidak bisa menjamin masa depan. Oleh karena itu,
orang tua lebih cenderung mengarahkan anak pada bidang-bidang ilmu
kognitif dan beranggapan bahwa dengan menguasai ilmu kognitif seseorang
mudah mencapai keberhasilan serta derajat terpandang dalam masyarakat.
Padahal sebetulnya dengan musik anak akan dapat mencurahkan pikiran, rasa
dan karsa dalam setiap aktivitasnya.
Selain kenyataan di atas, orang tua juga belum memahami cara
menumbuhkembangkan kecerdasan emosi anak. Seorang anak yang tidak bisa
mengendalikan emosinya dengan baik seringkali dikarenakan orang tua
kurang bisa memahami perasaan dan kehendak si anak. Luapan emosi yang
tidak terungkap secara fokus dan jelas dapat mengarah pada perilaku
destruktif (merusak). Sebagai contoh, anak yang tidak bisa mengungkapkan
bahwa dirinya sesungguhnya merasa cemburu karena mainan adiknya lebih
bagus mungkin akan bertindak agresif dengan merusakkan mainan adiknya
atau memukul adiknya.
Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak-anak agar anak
dapat meluapkan emosinya lewat musik tersebut. Akan tetapi, pada
kenyataannya masih banyak orang tua yang belum memahami bahwa
pengenalan musik sejak dini dapat menumbuhkembangkan kecerdasan emosi
anak. Selain itu, ada juga orang tua yang memaksakan anaknya untuk dapat
memainkan jenis alat musik tertentu. Sebagai orang tua harus memahami
kesiapan anak untuk belajar musik. Misalnya kemampuan fisik dan mental
anak.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin
menelaah tentang bagaimana pengaruh musik terhadap perkembangan
kecerdasan emosi anak usia TK.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang timbul
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak
usia TK.
C. PEMBATASAN MASALAH
Musik adalah salah satu cabang seni yang tertua. Musik tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan dan penghidupan manusia (AT. Mahmud, 1995: 8).
Kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali emosi diri yaitu
kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu
perasaan atau emosi itu muncul dan ia mampu mengenali emosinya sendiri
apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang
sesungguhya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap
(Sternberg dan Salovery dalam Shapiro (1997)).
Masalah dibatasi pada :
a. Pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak usia TK.
b. Usia yang dibatasi adalah 4 – 5 tahun.
D. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh musik terhadap perkembangan
kecerdasan emosi anak usia TK.
E. MANFAAT
a. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah cakrawala /
khasanah pengetahuan tentang pengaruh musik terhadap perkembangan
kecerdasan emosi anak usia TK.
b. Manfaat praktis
1. Bagi peneliti
Ingin mencari pemecahan masalah tentang pengaruh musik
terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak usia TK.
2. Bagi guru
Diharapkan memberikan pembelajaran musik sesuai dengan
perkembangan anak usia TK.
3. Bagi orang tua
Diharapkan memperkenalkan musik sedini mungkin kepada
anak dan orang tua juga memahami kesiapan anak untuk belajar musik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. HAKIKAT MUSIK
1. Pengertian Musik
Definisi musik sangat beragam. Menurut Kamtini dan Husni Wardi
Tanjung dalam bukunya “Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman
Kanak-kanak. Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan
jiwa manusia. Sejak anak dilahirkan, dia telah memiliki aspek tertentu dari
musik yang menjadi bagian pengalaman alami dari kehidupannya”.
(2005 : 9)
The starting time for learning about music is the same as the
starting time for any learning (Wikipedia Indonesia, Copyright @ 2006,
www.google.com). Saat mulai belajar tentang musik sama dengan saat
mulai belajar apa saja. Musik adalah wadah segala jenis pendidikan kanak-
kanak. Hal itu muncul secara alami menjadi kebutuhan kanak-kanak.
Menurut Allegory of musik karya Lorenzo Lippi, musik adalah
bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah,
lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga
bermacam-macam.
Menurut Aristoteles (Wikipedia Indonesia, copyright @ 2006,
www. Google.com). musik yaitu mempunyai kemampuan mendamaikan
hati yang gundah, jiwa patriotisme. Mendengarkan musik dapat membantu
mengurangi sedikit beban pikiran melalui bernyanyi dapat mencurahkan
perasaan yang ada dalam hati. Misalnya di saat sedih mendengarkan lirik
musik yang sedih maka perasaan akan lega bahkan sampai menangis.
2. Unsur-unsur musik
Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa
manusia. Sejak lahir anak telah memiliki beberapa unsur musik seperti
suara dan melodi. Beberapa unsur musik diantaranya :
a. Suara
Dalam musik gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam
panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam
frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik dijelaskan dalam
tala (tinggi nada), durasi (beberapa lama suara ada), intensitas dan
timbre (warna bunyi).
b. Nada
Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang miliki tinggi nada
tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi
nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Nada dapat diatur dalam
tangga nada yang berbeda-beda, tangga nada yang paling lazim
adalkah tangga nada mayor, tangga nada minor dan tangga nada
pentatonik.
c. Ritme / Irama
Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama
merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama
menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang
dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan.
d. Melodi
Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian
tersebut dapat dibunyikan sendiri yaitu tanpa iringan atau dapat
merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu.
e. Harmoni
Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua
atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan,
walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut
dibunyikan berurutan. Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada
yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.
f. Notasi
Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik.
Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal
sedangkan waktu digambarkan secara horizontal.
Musik adalah perpaduan keseimbangan antara unsur-unsur
musik. Unsur-unsur musik diantaranya suara, nada, ritme, melodi, harmoni
dan notasi. Musik menjadi bagian alami dari kehidupan. Contoh : dalam
dekapan seorang ibu, anak mendengar suara ibu melantunkan snandung
yang akhirnya membuat lelap tidurnya.
3. Instrumen-instrumen musik
Alat musik pertama dikenal manusia berasal dari bunyi yang
dihasilkan dari bahan manusia itu sendiri. Tepukan tangan, hentakan kaki
atau pukulan tangan pada anggota badan yang lain merupakan pengiring
ritmik yang memberikan nuansa tertentu. Beberapa instrumen musik
diantaranya :
a. Alat-alat musik tradisional
1. Alat musik petik
Contoh : gitar, kecapi, harpa, gambus, mandolin.
2. Alat musik gesek
Contoh : biola, rebab.
3. Piano
4. Alat musik tiup
Contoh : seruling, terompet, harmonika, pianika
5. Alat musik pukul / perkusi
Contoh : tamborin, kolintang.
b. Alat musik modern
Contoh : Gitar listrik, organ, drum.
Beberapa instrumen di atas dapat mencerdaskan emosi anak. Apabila anak
memainkan jenis alat musik tertentu misalnya piano. Anak akan
mengungkapkan ekspresinya melalui alat musik piano tesebut (Wikipedia
Indonesia, copyright @ 2006. www.google.com)
B. HAKIKAT KECERDASAN EMOSI
1. Pengertian Kecerdasan Emosi
Definisi kecerdasan emosi pertama kali disebutkan dalam majalah
Time edisi Oktober 1995 oleh psikolog Peter Salovey dari Universitas
Yale dan John Mayer dari Universitas Hampshire. Kecerdasan emosi
adalah sebuah konsep untuk memahami perasaan seseorang, memahami
empati seseorang terhadap perasaan orang lain dan memahami “bagaimana
emosi sampai pada tahap tertentu menggairahkan hidup” (Kumpulan
artikel Kompas, 2001: 181).
Namun konsep kecerdasan emosi baru memasuki forum publik
setelah psikolog Danrel Goleman dari Universitas Harvard dalam buku
“Emotional Inteligence” (1994) menyatakan bahwa “Kontribusi IQ bagi
keberhasilan seseorang hanya sekitar 20% dan sisanya yang 80%
ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut kecerdasan
emosional”. (Kumpulan artikel Kompas, 2001: 182).
Kecerdasan emosional (EQ) adalah proses pembelajaran yang
berlangsung seumur hidup. Memang ada temperamen khusus yang dibawa
seorang anak sejak ia dilahirkan, tetapi pola asuh orang tua dan pengaruh
lingkungan akan membentuk “cetakan emosi seorang anak yang akan
berpengaruh besar pada perilakunya sehari-hari” (Bambang Sujiono dan
Yuliani Nurani Sujiono, 2005: 115).
2. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi
Menurut Elisabeth B. Hurlock dalam bukunya “Perkembangan
Anak Jilid I” (1997: 214) menjelaskan metode belajar yang menunjang
perkembangan emosi sebagai berikut :
a. Belajar secara coba-coba
Anak belajar secara coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk
perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak
perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak
memberikan pemuasan.
b. Belajar dengan cara meniru
Anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama
dengan orang-orang yang diamatinya.
c. Belajar dengan cara mempersamakan diri
Anak menirukan reaksi emosional orang lain dan tergugah oleh
rangsangan yang sama dengan rangsangan yang telah membangkitkan
emosi orang yang ditiru.
d. Belajar melalui pengkondisian
Dalam metode ini obyek dan situasi yang pada mulanya gagal
memancing reaksi emosional kemudian dapat berhasil dengan cara
asosiasi.
e. Pelatihan
Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan terbatas pada aspek
reaksi yaitu reaksi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.
Peran orang tua, guru dan lingkungan sekitar sangat menentukan
dalam proses belajar anak. Mereka harus sabar dan menjadi tauladan
bagi anak-anak mereka. Apabila anak melakukan hal-hal yang positif
maka orang tua tidak segan-segan memberikan pujian.
3. Prinsip-prinsip mengasuh anak dengan kecerdasan emosi
Ada lima prinsip mengasuh anak dengan yang menjadi tujuan bagi
orang tua dan anak. Berusaha mencapai tujuan tersebut akan menciptakan
keluarga yang harmonis dan membuat anak-anak tumbuh dewasa dengan
disiplin diri dan tanggung jawab (Maurice J. Elias, 2000: 39).
1. Sadari perasaan sendiri dan perasaan orang lain.
Perasaan adalah sesuatu yang sulit disadari.
2. Tunjukkan empati dan pahami cara pandang orang lain.
Empati adalah kemampuan untuk menyelami perasaan orang lain.
Untuk dapat melakukan hal ini, seorang harus menyadari baik perasaan
dirinya maupun perasaan orang lain.
3. Atur dan atasi dengan positif gejolak emosional dan perilakunya.
4. Berorientasi pada tujuan dan rencana positif.
Salah satu hal terpenting tentang manusia adalah dapat menetapkan
tujuan dan membuat rencana untuk mencapai tujuan. Teori kecerdasan
emosional menyatakan bahwa hal ini memiliki implikasi penting yaitu
sebagai berikut :
a. Mengakui kekuatan ampuh optimisme dan harapan.
b. Dalam berusaha mencapai tujuan, ada waktu-waktu ketika lebih
atau kurang efektif.
c. Orang tua dapat memperbaiki cara dalam penetapan dan perencana-
an tujuan sebagaimana menghendaki anak-anak melakukannya.
5. Gunakan kecakapan sosial positif dalam membina hubungan.
Contoh kecakapan sosial yaitu komunikasi dan pemecahan masalah.
Sebagai orang tua harus memberikan kebebasan kepada anak untuk
bergerak. Namun orang tua tetap mengontrol anak walaupun tidak terlalu
ketat. Selain itu orang tua dapat memahami perasaan anak, apakah anak
sedang sedih atau senang.
C. Menumbuhkembangkan Kecerdasan Emosi Anak Melalui Musik
“Musik sangat mempengaruhi manusia”, ujar EV. Andreas
Christanday seorang musikus dalam suatu ceramah musik. “Beat
mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmoni
mempengaruhi roh”.
Sementara apabila hati sedang susah, mencoba mendengarkan musik
yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan akan menjadi
lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak
memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para
pasiennya. Inilah bukti bahwa ritme mempengaruhi jiwa manusia.
Menurut John M. Ortiz dalam bukunya Nurturing Your Child With
Music (2002: 117), ada beberapa pendekatan serta latihan yang dapat
dipertimbangkan para orang tua dalam menggunakan musik serta suara.
a. Meluangkan waktu untuk duduk bersama anak dan bergantian memilih
lagu dengan pesan positif dan menggembirakan.
b. Meningkatkan latihan musik dengan memainkan lagu-lagu pilihan atau
mengajak anak bernyanyi bersama.
c. Mengajak anak untuk menghadiri pertunjukan musik.
d. Membuat kebiasaan baru yaitu meminjam album musik klasik atau moden
yang dipilih bersama anak.
e. Mendaftarkan anak ke kursus musik untuk alat musik yang disukai anak.
D. Karakteristik Perkembangan Anak Usia TK (4 – 5 tahun)
Menurut Soemiarti Padmonodewo dalam bukunya “Buku Ajar
Pendidikan Pra Sekolah” (1995: 22) menjelaskan karakteristik perkembangan
anak usia TK yaitu :
1. Perkembangan jasmani
Ketrampilan motorik kasar dan halus sangat pesat kemajuannya
pada tahapan anak pra sekolah. Pada usia 4 tahun anak-anak telah
memiliki ketrampilan yang lebih baik, mereka mampu melambungkan
bola, melompat dengan satu kaki, telah mampu menaiki tangga dengan
kaki yang berganti-ganti. Sedangkan beberapa anak yang telah berusia 5
tahun telah mampu melompat dengan mengangkat dua kaki sekaligus dan
belajar melompat tali. Pada usia 4 – 5 tahun, biasanya mereka sudah
mampu membuat gambar, gambar orang. Bentuk gambar orang biasanya
ditunjukkan dengan lingkaran yang besar yaitu kepala dan ditambahkan
bulat kecil sebagai mata, hidung, mulut dan telinga, kemudian ditarik
garis-garis dengan maksud menggambar badan, kaki dan tangan.
2. Perkembangan kognitif
Piaget (1969) menjelaskan perkembangan kognitif terdiri dari
empat tahapan perkembangan yaitu tahapan sensorimotor, tahapan pra
operasional, tahapan kongkrit operasional dan formal operasional.
Tahapan anak pra sekolah termasuk dalam tahap pra operasional (2 – 7
tahun) yaitu kecepatan perkembangan anak bersifat pribadi, tidak selalu
sama untuk masing-masing anak. Pada tahapan pra operasional anak-anak
mulai dapat belajar dengan menggunakan pemikirannya. Tahapan bantuan
kehadiran sesuatu di lingkungannya, anak mampu mengingat kembali
simbol-simbol dan membayangkan benda yang tidak nampak secara fisik.
3. Perkembangan bahasa
Anak-anak secara bertahap berubah dari melakukan ekspresi suara
saja kemudian berekspresi dengan berkomunikasi dan dari hanya
berkomunikasi dengan menggunakan gerakan dan isyarat untuk
menunjukkan kemauannya, berkembang menjadi komunikasi melalui
ujaran yang tepat dan jelas. Anak pra sekolah biasanya telah mampu
mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat
memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai
cara antara lain dengan bertanya, melakukan dialog dan bernyanyi.
4. Perkembangan emosi dan sosial
Pada tahapan ini emosi anak pra sekolah lebih rinci, bernuansa atau
disebut terdiferensiasi. Anak-anak perlu dibantu dalam dalam menjalin
hubungan dengan lingkungannya agar mereka secara emosional dapat
menyesuaikan diri, menemukan kepuasan dalam hidupnya dan sehat
secara fisik dan mental. Dalam periode pra sekolah, anak dituntut untuk
mampu menyesuaikan diri dengan berbagai orang dari berbagai tatanan
yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya.
E. Ciri-ciri Kecerdasan Emosi
Menurut Daniel Goelman dalam bukunya “Emotional Intelligence”,
kecerdasan emosi dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya:
1. Internal
a. Pola asuh
1. Pola asuh permisif
Pola asuh permisif yaitu orang tua seolah bersikap demokratis dan
sangat menyayangi anaknya. Namun disisi lain, kendali orang tua
terhadap anak sangat rendah.
2. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah peran orang tua sangat dominan. Mereka
menanamkan disiplin yang ketat dan tidak memberikan
kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapatnya.
3. Pola asuh otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh ini tetap menambah kendali
yang tinggi pada anak namun dibarengi dengan sikap demokratis.
Orang tua memberi kesempatan pada anak untuk mengemukakan
pendapatnya dan memilih apa yang paling disukainya.
2. Eksternal
a. Teman sebaya
Pada intinya, setiap anak perlu dilatih untuk bersosialisasi dan bekerja
sama, kalau kecerdasan emosinya terlatih dengan baik, seorang anak
akan berperilaku positif.
Misalnya: anak tidak mengganggu teman pada saat bermain.
b. Lingkungan sekolah
Disini yang paling dominan adalah guru. Seorang guru harus bersikap
sabar, agar anak dapat bersikap positif.
c. Bermain
Bermain merupakan hal yang esensial bagi kesehatan anak. Bermain
akan meningkatkan kerjasama dengan teman sebaya, menghilangkan
ketegangan, dan merupakan pengamanan bagi tindakan yang potensial
berbahaya.
BAB III
METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN
A. METODE PENULISAN
1. Spesifikasi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk menggambar-
kan keadaan sesuatu atau status fenomena. Dalam penelitian ini akan
dideskripsikan tentang pengaruh musik terhadap perkembangan
kecerdasan emosi anak usia TK.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka.
Studi pustaka merupakan salah satu metode pengumpulan data yang
bersumber dari pustaka, buku, majalah, internet dan lain-lain. Bahan
pustaka berupa referensi yang disalin di perpustakaan dan buku-buku
tentang musik dan kecerdasan emosi.
B. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan tugas akhir ini yaitu :
BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang :
a. Latar Belakang Masalah
b. Perumusan Masalah
c. Pembatasan Masalah
d. Tujuan Penelitian
e. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi tentang :
a. Hakikat Musik
b. Hakikat Kecerdasan Emosi
c. Menumbuhkembangkan Kecerdasan Emosi Anak melalui
Musik
d. Karakteristik Perkembangan Anak Usia TK (4 - 5 Tahun)
e. Ciri-ciri Kecerdasan Emosi
BAB III METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN, berisi tentang :
a. Metode Penulisan
b. Sistematika Penulisan
BAB IV PEMBAHASAN, berisi tentang :
a. Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Emosi Anak Usia TK
b. Peran Orangtua Untuk Mengetahui Perkembangan Emosi
Anak Melalui Musik
c. Cara Menumbuhkembangkan Kecerdasan Emosi Anak TK
BAB V PENUTUP, berisi tentang :
a. Simpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
PEMBAHASAN
PENGARUH MUSIK TERHADAP PERKEMBANGAN
KECERDASAN EMOSI ANAK USIA TK
A. Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Emosi Anak Usia TK
Musik adalah bahasa dunia dan tidak perlu diterjemahkan. Musik
memerlukan tangan, kepala serta hati bergandengan bersama-sama. Masa
kanak-kanak adalah masa yang paling menakjubkan, semua dasar-dasar
pertumbuhan berkembang pada masa ini. Musik bagi anak dapat berperan
sebagai wahana yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dapat
berwujud pernyataan atau pesan dan memiliki daya yang dapat menggerakkan
hati, berwawasan citarasa keindahan.
Musik melalui nyanyian dapat menyalurkan, mengendalikan,
menimbulkan perasaan tertentu seperti rasa senang, lucu, haru dan kagum. Hal
ini sangat erat berkaitan dengan perkembangan emosi, perkembangan
psikomotorik anak juga dapat berkembang melalui musik, misalnya pada saat
anak senam.
Kemampuan anak dalam mengungkapkan pikiran melalui nada, emosi
(rasa) dan gerak dapat dikembangkan melalui musik. Pada hakekatnya musik
merupakan bahasa nada karena musik dapat didengar, dikomunikasikan
melalui nada. Musik juga merupakan bahasa emosi karena dapat
mengungkapkan perasaan tertentu seperti senang, lucu, haru atau kagum.
Melalui gerakan nyanyian/musik memiliki bahasa gerak, karena musik
memiliki birama (ketukan tetap dan teratur), irama (panjang pendek bunyi)
dan metodi (tinggi rendah nada).
Menurut John M. Ortiz (2002: 149), musik dapat menjadi stimulan
yang sehat dan aman. Berikut ini ada sepuluh alasan mengapa musik dapat
menjadi stimulan yang sehat dan aman, adalah :
1. Bisa diulang kembali melalui kaset atau CD
2. Alamiah
3. Waktunya tertentu (bisa ditentukan)
4. Bisa diprogram
5. Sangat banyak jenisnya
6. Tanpa prasangka
Musik dapat menghibur semua golongan usia, ras, budaya, dll.
7. Selalu optimis
8. Menyegarkan
9. Sepenuhnya ada dalam kendali kita.
10. Menjadi teman yang baik.
Selain itu, musik dan suara-suara lain yang menenangkan dapat
membantu mengurangi kecemasan dan stres dengan :
a. Menurunkan hormon-hormon yang berhubungan dengan stres
b. Mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, tegang dan dari masalah
sehari-hari.
c. Mengaktifkan hormon endorphin alami yaitu berfungsi untuk menghilang-
kan rasa sakit.
d. Meningkatkan perasaan rileks.
e. Membersihkan pikiran serta membantu memusatkan perhatian.
f. Menenangkan serta menyelaraskan ritme internal
g. Meringankan perasaan tertekan dan meredakan amarah
h. Menyingkirkan pikiran-pikiran serta perasaan negatif dan mengganggu.
i. Menghalangi masuknya suara-suara bising dari luar yang sering membuat
“pusing”.
Jika digunakan dengan kepekaan suara, musik dapat dimanfaatkan
untuk :
1. Memotivasi anak untuk berlatih
2. Meningkatkan kepekaan tubuh
3. Mengaktifkan tumbuhnya ketrampilan motorik besar
4. Meningkatkan koordinasi
5. Mengembangkan rasa percaya diri dan harga diri
6. Berfungsi sebagai sumber kebahagiaan dan kesenangan
7. Mendorong terjadinya hubungan sosial
8. Menciptakan lingkungan yang terkendali dimana pengungkapan diri bisa
diwujudkan.
B. Peran Orangtua Untuk Mengetahui Perkembangan Emosi Anak Melalui
Musik
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan emosi anak.
Salah satunya peran orang tua di dalam keluarga akan membentuk “cetakan”
emosi seorang anak yang akan berpengaruh besar pada perilakunya sehari-
hari.
Gaya pengasuhan yang berbeda pada setiap orang tua akan
mempengaruhi kepribadian anak. Gaya pengasuhan yang baik adalah orang
tua yang pemurah – permisif. Gaya ini disebut pemurah dan permisif karena
orang tua yang tergolong demikian adalah orang tua yang memberikan
kebebasan kepada anak untuk bergerak, tidak terlalu banyak menuntut atau
melarang anak. Orang tua yang pemurah permisif adalah orang tua yang
hangat, suka merawat dan terlibat dengan anak, tetapi tidak mengontrol anak
walaupun tidak terlalu ketat.
Belajar musik merupakan kegiatan yang positif bagi anak. Kegiatan ini
mampu mengasah kemampuan fisik, mental sekaligus kepekaan emosi
esorang anak secara seimbang. Untuk kesiapan fisik anak, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan orang tua.
1. Instrumen musik didesain sesuai dengan ukuran anak. Apakah alat musik
terlalu berat, terlalu besar atau terlalu banyak menuntut energi fisik bagi
anak.
2. Memperhatikan ciri-ciri fisik anak lebih cocok dengan instrumen tertentu.
3. Mengenali anak apakah anak menyenangi atau membenci sensasi yang
ditimbulkan oleh alat musik yang dimainkannya.
Orang tua harus memperhatikan kondisi emosi dan perilaku anak.
Misalnya, anak yang sangat aktif (hampir tidak bisa diam) tentunya anak akan
lebih siap dan cocok apabila belajar drum daripada bola. Sebaliknya anak
yang pendiam dan tidak suka ribut akan lebih senang mendengar suara biola
daripada terompet. Untuk anak yang lebih suka bekerja sendiri, pilihlah
instrumen yang soliter seperti gitar atau piano.
Orang tua berperan sangat aktif selain terus menerus mendorong serta
memotivasi anak-anak, orang tua bertindak sebagai pemberi inspirasi dan
pelatih ketika anak-anak belajar memainkan alat musik pilihan.
Yang harus diperhatikan orang tua untuk mengembangkan dan
memperkuat harga diri anak yang positif.
a. Memanfaatkan setiap kesempatan untuk menciptakan harmoni.
b. Mendorong anak untuk mandiri.
c. Mengupayakan keseimbangan.
d. Mengizinkan anak untuk memilih musik yang ingin didengar dan orang tua
jangan terlalu mengatur.
e. Mendengarkan musik sebagai jembatan antar generasi.
Anak mengungkapkan isi dan pesan musin melalui nada, rasa dan
gerak. Namun hal itu baru dapat dilakukan dengan baik apabila anak
memperoleh pengalaman musik secara langsung. Pengalaman musik
diperlukan untuk mengembangkan kemampuan dasar musik anak. Oleh karena
itu, orang tua memegang peranan penting untuk meningkatkan kemampuan
dasar musik seorang anak.
Menurut Mahmud, AT dalam buku “Musik dan Anak”, kemampuan
dasar musik meliputi :
a. Kemampuan mendengar
Kemampuan mendengar adalah kemampuan yang sangat esensial
atau utama. Musik mengkomunikasikan pesan. Pesan akan diterima
dengan baik apabila pesan dapat didengar, ditangkap atau dirasakan
dengan baik pula.
Kegiatan mendengar dapat dilakukan setiap kali mengajarkan
nyanyian baru, misalnya dengan alat musik atau dengan senandung
kemudian mengulang nyanyian. Jika tersedia kaset musik anak-anak,
musik itu dapat diputarkan untuk didengar anak.
Kegiatan mendengar bertujuan antara lain :
a. Menghayati peran birama dan pola irama dalam membangun suasana
musik.
b. Meningkatkan kepekaan terhadap isi dan pesan yang diungkapkan oleh
musik atau nyanyian.
c. Menghayati ungkapan musik.
d. Meningkatkan kemampuan mendengar untuk berolah musik dengan
baik.
b. Kemampuan memperagakan
Kemampuan memperagakan ditujukan untuk :
1. Meningkatkan ketrampilan bernyanyi dengan baik dan benar.
2. Mengungkapkan musik atau nyanyian dengan gerak jasmaniah.
3. Meningkatkan kemampuan memilih dan memainkan alat perkusi untuk
iringan.
Kegiatan memperagakan dikembangkan antara lain, untuk :
1. Bernyanyi dengan tinggi nada yang murni dan tepat.
2. Memainkan berbagai irama iringan dalam berbagai tanda birama.
3. Meningkatkan kepekaan terhadap isi dan pesan musik atau nyanyian
melalui bernyanyi atau alat musik perkusi sederhana.
c. Kemampuan berkreativitas
Kemampuan berkreativitas adalah kemampuan isi dan pesan musik
atau nyanyian dengan perbuatan yang bersifat kreatif.
Kegiatan berkreativitas bertujuan antara lain :
1. Mencoba dan dapat memilih alat yang sesuai untuk mengungkapkan
isi dan maksud musik atau nyanyian yang diiringi.
2. Meningkatkan kemampuan mendengar musik atau nyanyian dengan
mengamati sifat, watak atau ciri khas unsur pokok musik.
3. Meningkatkan kepekaan terhadap isi dan pesan musik atau nyanyian
untuk dapat menikmati dan menghargai musik atau nyanyian.
Pengenalan musik kepada anak dilakukan oleh orang tua sejak hari
pertama anak-anak mereka lahir harus dilanjutkan dalam setiap tahap
perkembangan anak. Bahkan sejak dalam kandungan musik dapat dikenalkan
kepada anak melalui suara atau nyanyian ibu.
C. Cara Menumbuhkembangkan Kecerdasan Emosi Anak TK Melalui
Musik
Kecerdasan yang sering dinyatakan dengan angka IQ (Intellegence
Quotient) bukan satu-satunya jaminan bagi kesuksesan seorang anak di masa
depan. Faktor lain yang perlu mendapat perhatian serius dari orang tua adalah
kecerdasan emosional. Salah satu aspeknya adalah kecerdasan sosial, dimana
anak memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami orang lain.
Kecerdasan emosi juga meliputi kemampuan seseorang untuk mengenali
emosinya sendiri serta mengelola emosi tersebut dengan cara yang benar.
Selain itu, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri serta tetap bersemangat
untuk menghadapi berbagai kesulitan. (Kumpulan artikel Kompas, 2001:
124).
Kecerdasan emosional dapat dilatih pada anak-anak sejak dini.
Misalnya, menciptakan suasana kedamaian penuh kasih sayang dalam
keluarga, memberikan contoh-contoh nyata berupa sikap saling menghargai
satu sama lain, ketekunan dan keuletan menghadapi kesulitan, sikap disiplin
dan penuh semangat, tidak mudah putus asa, serta lebih banyak tersenyum dari
pada cemberut. Semuanya ini memungkinkan anak mengembangkan
kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan emosionalnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, refleksi emosi nyata lebih banyak
memainkan peran dalam proses pengambilan keputusan atau menampakkan
perilaku seseorang ketimbang perhitungan nalar. Seorang anak perlu dibekali
kecerdasan emosi yang maksimal sejak dini karena kecerdasan emosi dapat
dipelajari dan dilatihkan pada anak. Latihan meningkatkan kecerdasan emosi
anak bisa dilakukan oleh orang tua dalam interaksi dengan anak-anaknya yaitu
melalui pengasuhannya. Anak yang mendapat stimulasi perkembangan
kecerdasan emosi baik. Dengan begitu sikap dan perilaku anak akan
berkembangan dengan baik menuju ke arah perkembangan yang positif.
Menurut Dra. Heny Setyawati, M.Si. didalam buku “Pengembangan
Potensi Anak Usia Dini”. Untuk mengembangkan emotional intelegence pada
anak usia TK, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a. Agar anak mengerti perbedaan antara yang “baik” dan yang “buruk”. Anak
harus mengembangkan kebiasaan berbuat / berperilaku baik.
b. Anak dapat mengembangkan sikap peduli, dermawan / suka menolong,
ramah dan pemaaf.
c. Anak dapat merasakan reaksi emosi negatif misalnya malu, marah, takut.
d. Orang harus membuat peraturan keluarga yang jelas dan konsisten.
e. Melatih kejujuran.
Cara menumbuhkembangkan kecerdasan emosi anak usia TK, salah
satunya lewat musik. Musik adalah salah satu wahana bagi anak untuk belajar
mengungkapkan pikiran dan perasaan. Kegiatan musik yang dilakukannya
sendiri atau bersama-sama dapat membantu anak memantapkan emosi dan
menggunakan emosi sebaik-baiknya.
Disisi lain, kegiatan musik dapat meletakkan dasar bagi perkembangan
minat dan bakat musik anak selanjutnya. Perkembangan itu sendiri tidak
terlepas dari sejauh mana anak memperoleh pengalaman musik secara
langsung.
Beberapa kemungkinan pengalaman musik yang dapat diberikan pada
anak.
1) Nyanyian anak-anak
Nyanyian adalah salah satu perwujudan bentuk pernyataan atau
pesan yang memiliki daya menggerakkan hati, berwawasan cita rasa
keindahan, cita rasa estetika yang dikomunikasikan melalui nyanyian
dapat membantu anak menumbuhkembangkan segi emosi yaitu anak dapat
menyalurkan emosi, dapat menggugah rasa senang, lucu, kagum atau haru.
2) Bernyanyi
a. Bernyanyi adalah kegiatan musik yang fundamental, karena anak dapat
mendengar melalui inderanya sendiri, menyuarakan beragam tinggi
nada dan irama musik dengan suaranya sendiri.
Manfaat dari bernyanyi adalah agar anak :
1. Mendengar dan menikmati nanyian
2. Mengalami rasa senang bernyanyi bersama
3. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan suasana hatinya
4. Merasa senang bernyanyi dan belajar bagaimana mengendalikan
suara.
5. Menambah perbendaharaan nyanyian.
b. Mengajarkan nyanyian
Anak Taman Kanak-kanak belajar bernyanyi dengan cara meniru atau
pembiasaan. Langkah mengajarkan nyayian pada umumnya ada dua
yaitu membangun minat anak terlebih dahulu melalui tanya jawab
yang mengacu kepada isi dan maksud nyanyian. Kedua mengembang
kan pembelajaran sesuai dengan daya tangkap anak. Beberapa hal yang
harus diperhatikan tentang mengajarkan nyanyian kepada anak :
1. Waktu mengajarkan nyanyian dibantu dengan alat peraga.
2. Agar anak akrab dengan irama dan melodi nyanyian, seluruh
nyanyian dikenalkan dengan alat musik melodi atau senandung
sebelum nyanyian diajarkan.
3. Anak telebih dahulu banyak mendengar sebelum bernyanyi.
4. Memberikan anak bernyanyi sambil bertepuk.
5. Nyanyian yang pendek diajarkan secara keseluruhan sedangkan
nyanyian agak panjang kalimat demi kalimat.
3) Ungkapan diri kreatif
Ungkapan musik atau nyanyian bukan sekedar bentuk peniruan
dari apa yang ditulis atau didengar, melainkan berupa penyajian yang
diwarnai sifat perorangan dan memperkaya musik atau nyanyian.
Untuk membantu dan mewujudkan ungkapan diri kreatif anak, ada
pendekatan dan penerapan yang perlu dilakukan yaitu :
a. Menerima anak sebagaimana adanya yang memiliki kelemahan,
kekuatan dan keunikan.
b. Memberi anak dorongan.
c. Menyediakan waktu, tempat dan sarana.
d. Melihat proses dari tindakan kreativitas anak lebih penting dari
hasilnya.
4) Bunyi dan gerak
Anak menyukai gerak dan senang melakukan aneka gerak yang
dibuatnya sendiri. Gerak adalah alat yang penting bagi anak untuk
mengungkapkan dirinya melalui musik, setiap anak dapat berbuat menurut
tingkat kemampuannya sendiri.
Beberapa contoh penggunaan anggota badan yang menghasilkan
beragam bunyi dan dapat mendorong anak melakukan gerak jasmaniah
yaitu :
a. Membuat bunyi dengan menggunakan tangan
Contoh : bertepuk tangan dengan tangan datar, jentik ibu jari dengan
jari telunjuk.
b. Menghasilkan berbagai bunyi dengan tangan diumpamakan pemukul.
Contoh : tangan memukul lutut, tangan memukul paha, tangan
memukul dada dan tangan memukul lengan.
c. Membuat bunyi dengan kaki
Contoh : menghentakkan kaki, meluncurkan kaki, mengetukkan ujung
kaki.
d. Membuat bunyi dengan “Suara mulut”
Contoh : menghembus, mendesir, menggunakan lidah.
5) Ungkapan ritmik
Ungkapan ritmik, ungkapan berirama dapat diamati pada kegiatan
dan perbuatan anak setiap hari. Ungkapan ritmik tumbuh bersamaan
dengan perkembangan rasa irama dalam diri anak melalui pengalaman
musik. Salah satu pendekatan untuk kembang lanjutkan ungkapan ritmik
anak adalah dengan menyediakan sarana alat musik, misalnya pianika,
gendang, kerincing.
6) Apresiasi musik
Apresiasi musik di Taman Kanak-kanak erat kaitannya dengan
nyanyian, alat musik dan gerak jasmaniah. Kegiatan apresiasi musik
berhasil, ada hal-hal yang perlu diamati antara lain :
a. Anak dapat menyelaraskan gerak jasmaniahnya dengan irama musik
atau nyanyian.
b. Tanggapan anak secara sosio emosional, tampak pada perubahan air
muka anak yang membayangkan rasa senang.
c. Ada pola gerak khas yang diperagakan anak.
d. Sikap anak menunjukkan makin tumbuh minat anak akan musik dan
makin senang memperoleh pengalaman musik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila merencanakan
kegiatan atau pembelajaran musik kepada anak yaitu :
a. Belajar sesuatu melalui perbuatan dan dengan alat bantu
b. Mengungkapkan pikir dan rasa melalui tindakan
c. Mengenal unsur pokok musik dengan mengulang-ulang
d. Memahami musik atau nyanyian secara totalitas, keseluruhan, lambat
laun bagian dan rinci.
e. Belajar pada awalnya tanpa pemahaman karena sifat anak yang
cenderung meniru.
f. Memiliki aktifitas tinggi dan rasa ingin tahu yang besar.
g. Memerlukan lingkungan yang akrab tempat anak mencobakan ungkapan
pikiran dan perasaan, gagasan
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia.
2. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengenali
emosinya sendiri serta mengelola emosi dengan cara yang benar.
3. Musik dapat menjadi stimulan yang sehat dan aman. Contohnya dapat
membantu mengurangi kecemasan dan stres.
4. Cara menumbuhkembangkan kecerdasan emosi anak TK melalui musik
yaitu diantaranya melalui :
a. Nyanyian anak-anak
b. Bernyanyi
c. Ungkapan diri kreatif
d. Bunyi dan gerak
e. Ungkapan ritmik
f. Apresiasi musik
5. Dalam belajar musik orang tua berperan sangat aktif yaitu memotivasi
anak, memberi inspirasi dan pelatih yang baik.
6. Kemampuan dasar musik meliputi :
a. Kemampuan mendengar
b. Kemampuan meragakan
c. Kemampuan berkreativitas
B. Saran
a. Guru
1. Sebaiknya guru memahami betapa pentingnya kecerdasan emosi dan
berusaha menumbuhkembangkan kecerdasan emosi agar seluruh potensi
anak dapat berkembang secara optimal.
2. Sebaiknya guru bersikap sabar dalam mengajarkan musik di sekolah.
b. Orang tua
1. Sebaiknya orang tua mengenalkan musik sedini mungkin kepada anak.
2. Sebaiknya orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih
sendiri musik yang ingin didengarkan oleh anak.
3. Orang tua sebaiknya memahami kesiapan anak untuk belajar musik
misalnya kemampuan fisik dan mental anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ellys J. 2005. Kiat Mengasah Kecerdasan Emosional Anak. Bandung : Pustaka Hidayah.
Goleman, Daniel. 2004. Emotional Intelligence. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama. Kumpulan Artikel Kompas. 2001. Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif.
Jakarta : Kompas. Mahmud, AT. 1995. Musik dan Anak. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. M. Ortiz. 2002. Menumbuhkan Anak-anak Yang Bahagia, Cerdas dan Percaya
Diri Dengan Musik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Patmono Dewo, Soemiarti. 1995. Buku Ajar Pendidikan Pra Sekolah. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Sujiono, Bambang dan Nurani Yuliani. 2005. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia
Dini. Jakarta : Gramedia. Wikipedia Indonesia. 2006. Teori Musik. http: //id.wikipedia.org/wiki/Musik,
Copyright @ 2006, www.google.com