sengketa kuil kamboja
TRANSCRIPT
-
8/8/2019 Sengketa Kuil Kamboja
1/2
Sengketa Kuil Kamboja - ThailandSetelah tragedi demokrasi, lalu bencana topan nargis di Myanmar, konflik perbatasan antara
Kamboja dengan Thailand kembali menguji soliditas Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia
Tenggara (ASEAN). Ketegangan berpusar pada klaim kepemilikan atas sebuah kuil Hindu
Preah Vihear yang tercatat sebagai salah satu warisan budaya dunia. Kuil itu, pada 1962
diserahkan penguasaannya kepada Kamboja oleh Pengadilan Internasional, namun Thailandmenolak keputusan tersebut. Setelah UNESCO memasukkan kuil dari abad ke-11 tersebut
sebagai world heritage atas usul Kamboja, Thailand pun mempersoalkannya.
Selama hampir dua pekan ini, kedua negara mengerahkan tentaranya. Bahkan pasukan
masing-masing sudah dalam posisi siap tembak dalam jarak dekat. Ketegangan meningkat
setelah tentara Kamboja menahan tiga warga Thailand yang berniat memancangkan bendera di
kawasan tersebut. Kamboja menuding tetangganya itu melakukan pelanggaran kedaulatan dan
integritas teritorial. Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN di Singapura sejak awal
pekan ini membicarakan perkembangan panas tersebut, tetapi maksimal baru bisa
menyampaikan imbauan agar kedua belah pihak menahan diri.
Kamboja menginginkan pembahasan dalam Pertemuan ASEAN di Singapura, namun Thailand
berkeberatan sengketa tersebut diangkat sebagai masalah internasional. Perkembangannya
akan bergantung pada sejauh mana Kamboja dan Thailand menemukan kesepakatan terlebih
dahulu tentang peran yang harus dimainkan perhimpunan. Bisa dipahami betapa sulit posisi
ASEAN ketika ketegangan itu terjadi di antara dua anggotanya. Konsisten pada keputusan
Pengadilan Internasional pada 1962 kemungkinan sulit menyelesaikan persoalan, mengingat
Thailand justru melakukan klaim yang berbeda dari fakta hukum tersebut.
Kedua negara dikenal sama-sama memiliki kekayaan warisan budaya dunia berbasis bangunan
candi Hindu dan Buddha. Kuil Preah Vihear yang sekarang disengketakan merupakan salah
satu simbol keagungan budaya masa lalu. Namun sengketa di lahan seluas 4,6 kilometerpersegi di kuil Preah Vihear tidak pernah diperkirakan muncul kembali dalam bentuk setajam
ini, yang sampai mengarah ke pengerahan pasukan. Kita belum dapat menduga, apakah di luar
masalah-masalah menyangkut klaim yang bersifat kesejarahan itu, juga tersimpan motif lain
apakah politik, apakah potensi-potensi ekonomi, atau akumulasi dari semuanya.
Ketegangan hubungan dua negara bertetangga juga kerap terjadi antara Indonesia dengan
Malaysia menyangkut banyak hal , atau antarnegara ASEAN yang lain. Sejauh
ketegangan itu masih bisa dipersentuhkan dengan semangat perhimpunan ASEAN, dan tidak
menyinggung mengenai pelanggaran integritas kedaulatan, umumnya suatu peredaan bisa
dicapai secara diplomatik dan kultural. Namun dalam peristiwa saling klaim yang bersifat
teritorial, tentulah dibutuhkan pola penyelesaian yang lebih rumit, apalagi yang mempunyai akar
sengketa kesejarahan seperti dalam kasus kuil Preah Vihear.
ASEAN membutuhkan formulasi agar ketegangan perbatasan itu tidak berkembang lebih jauh.
Ikhtiar mediasi yang lebih kuat harus diketengahkan agar bentrok senjata tidak sampai benar-
benar meletup. Masalah klaim kepemilikan wilayah disadari sangat sensitif dan mudah
mengarah ke solusi kekerasan ketimbang perundingan. Maka kiranya diperlukan pihak ketiga
-
8/8/2019 Sengketa Kuil Kamboja
2/2
ketika upaya-upaya perundingan bilateral belum juga membuahkan hasil. Apalagi jelas-jelas
Thailand tidak mau lagi berpijak pada keputusan Pengadilan Internasional 1962. Kamboja pun
memilih meminta Dewan Keamanan PDD turun tangan.