bab i pendahuluan - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · kamboja atas...

23
1 BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Wilayah kuil Preah Vihear merupakan sebuah wilayah yang terletak diperbatasan antara Kamboja dan Thailand, wilayah perbatasan ini sejak lama menjadi rebutan antara Kamboja dan Thailand. Sengketa teritorial Thailand – Kamboja di wilayah Kuil Preah Vihear masih berlanjut sampai sekarang, akan tetapi sampai saat ini baik Kamboja maupun Thailand masih sama-sama memegang prinsipnya mengenai kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear tersebut. Sengketa teritorial antara Kamboja dengan Thailand menarik untuk dibahas karena wilayah perbatasan tersebut memiliki arti penting bagi kedua negara karena di wilayah perbatasan tersebut terdapat situs Kuil Preah Vihear. Disamping itu, wilayah perbatasan kaya akan bahan tambang seperti batu mulia dan permata. Sudah banyak perundingan – perundingan yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk menyelesaikan persengketaan tersebut, akan tetapi masih menemui jalan buntu dan sampai saat ini sengketa tersebut belum terselesaikan. Alasan itulah yang mendorong penulis untuk menetapkan “Sengketa Teritorial Thailand Kamboja atas Kepemilikan Wilayah Kuil Preah Vihear” menjadi judul penelitian ini. Dari penelitian ini, nantinya diharapkan akan memberikan sumbangsih bagi perkembangan disiplin ilmu Hubungan Internasional sebagai salah satu

Upload: ngongoc

Post on 11-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Wilayah kuil Preah Vihear merupakan sebuah wilayah yang terletak

diperbatasan antara Kamboja dan Thailand, wilayah perbatasan ini sejak lama

menjadi rebutan antara Kamboja dan Thailand. Sengketa teritorial Thailand –

Kamboja di wilayah Kuil Preah Vihear masih berlanjut sampai sekarang, akan

tetapi sampai saat ini baik Kamboja maupun Thailand masih sama-sama

memegang prinsipnya mengenai kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear

tersebut. Sengketa teritorial antara Kamboja dengan Thailand menarik untuk

dibahas karena wilayah perbatasan tersebut memiliki arti penting bagi kedua

negara karena di wilayah perbatasan tersebut terdapat situs Kuil Preah Vihear.

Disamping itu, wilayah perbatasan kaya akan bahan tambang seperti batu

mulia dan permata.

Sudah banyak perundingan – perundingan yang dilakukan oleh kedua

belah pihak untuk menyelesaikan persengketaan tersebut, akan tetapi masih

menemui jalan buntu dan sampai saat ini sengketa tersebut belum

terselesaikan. Alasan itulah yang mendorong penulis untuk menetapkan

“Sengketa Teritorial Thailand Kamboja atas Kepemilikan Wilayah Kuil Preah

Vihear” menjadi judul penelitian ini.

Dari penelitian ini, nantinya diharapkan akan memberikan sumbangsih

bagi perkembangan disiplin ilmu Hubungan Internasional sebagai salah satu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  2

jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Bagi penulis sendiri diharapkan dapat

memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai faktor – faktor

ataupun hal – hal yang menyebabkan terjadinya sengketa teritorial Thailand -

Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab

terjadinya sengketa teriorial antara Kamboja dan Thailand atas kepemilikan

wilaya situs Kuil Preah Vihear.

C. Latar Belakang Masalah

Kamboja dan Thailand merupakan negara yang terletak di kawasan

Asia Tenggara. Keduanya merupakan negara yang berbatasan secara

langsung, yaitu wilayah Preah Vihear berbatasan dengan wilayah Sisaket di

bagian Timur Laut Thailand. Wilayah Preah Vihear sejak lama menjadi

rebutan antaran Kamboja dengan Thailand. Pada saat itu keduanya masih

diduduki oleh Pemerintahan Perancis (Kamboja) dan Pemerintahan Siam

(Thailand). Ini berawal dari perebutan Kuil Preah Vihear yang terletak di

wilayah Preah Vihear.

Sengketa perbatasan antara Kamboja dan Thailand di wilayah Kuil

Preah Vihear sebenarnya telah berlangsung sejak lama. Kejadian penembakan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  3

di atas sebenarnya merupakan akumulasi dari beberapa peristiwa bulan

sebelumnya. Pada tanggal 7 Juli 2008, Kuil Preah Vihear yang disebutkan

terletak di wilayah Kamboja secara resmi masuk ke dalam daftar warisan

dunia (Word Heritage List) yang dikeluarkan oleh UNESCO (United Nations

Economic, Social and Cultural Organization). Langkah ini nampaknya tidak

dapat diterima oleh Pemerintah Thailand yang menganggap masih ada

ketidaksepahaman mengenai letak Kuil Preah Vihear yang sebenarnya.

Sebagaimana yang disebutkan oleh Pemerintah Kamboja, militer Thailand

sejak tanggal 15 Juli 2008 telah memasuki wilayah Kamboja di dekat kuil

tersebut. Pada tanggal tanggal 21 Juli 2008, aktifitas militer Thailand semakin

banyak lagi dikerahkan dan memasuki area Keo Sikha Kiri Svara Pagoda

(Preah Vihear Pagoda).1

Keadaan semakin memanas dengan terlukanya 2 orang anggota militer

Thailand akibat ranjau darat di daerah sekitar Preah Vihear Pagoda pada

tanggal 7 Oktober 2008. Langsung saja Thailand menganggap bahwa

Pemerintah Kamboja telah dengan sengaja memasang ranjau di daerah

perbatasan yang dipersengketakan. Hal ini segera dibantah oleh Pemerintah

Kamboja dan beralasan bahwa ranjau-ranjau tersebut adalah sisa-sisa

persenjataan dalam konflik tiga faksi di Kamboja. Pada akhirnya, konflik

bersenjata berdarah pun tidak dapat dielakkan lagi.

                                                            

1 “ Sengketa Kuil Thailand-Kamboja’’, Kompas, 5 Agustus 2008 

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  4

Kedua kepala negara sebenarnya telah melakukan upaya-upaya

penyelesaian damai. Hal ini nampak dari surat Perdana Menteri Hun Sen

tanggal 17 Juli 2008 yang meminta kepada Perdana Menteri Samak

Sundaravej untuk segera menarik mundur tentaranya dari daerah sekitar Preah

Vihear Pagoda agar mengurangi ketegangan di perbatasan. Dalam balasannya,

Perdana Menteri Samak menyambut baik penyelesaian damai dan

menjadwalkan pertemuan khusus dari Thailand-Kamboja General Border

Committee (GBC) pada tanggal 21 Juli 2008.

Namun Perdana Menteri Samak juga menekankan bahwa area di

sekitar Preah Vihear Pagoda adalah berada dalam kedaulatan teritorial

kerajaan Thailand dan justru Kamboja lah yang telah melakukan pelanggaran

kedaulatan dan integritas wilayah Thailand. Selanjutnya Perdana Menteri Hun

Sen kembali menjawab dalam surat lainnya dengan menyambut baik

pertemuan yang akan diadakan oleh GBC, namun juga mengingatkan kembali

bahwa berdasarkan “Annex I Map” yang dipergunakan oleh Mahkamah

Internasional (International Court of Justice) pada tahun 1962 dalam

menyelesaikan sengketa perbatasan ini, diputuskan bahwa Preah Vihear

Pagoda berada pada jarak 700 meter di dalam wilayah teritorial kerajaan

Kamboja.

Dari korespondensi di atas tampak bahwa diantara kedua negara masih

terdapat ketidaksepahaman atas keputusan Mahkamah Internasional tanggal

15 Juni 1962 tentang Case Concerning the Temple of Preah Vihear. Dalam

keputusannya, mayoritas hakim (9 dari 12) Mahkamah Internasional

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  5

menyatakan bahwa Kuil Preah Vihear berada dalam wilayah kedaulatan

Kamboja dan Thailand harus menarik personil kepolisian dan militer dari kuil

tersebut atau dari daerah sekitarnya dalam wilayah kedaulatan Kamboja.

Dalam kasus ini, Kamboja mendasarkan argumennya pada peta

(Annex I Map) yang dibuat oleh pejabat Prancis pada tahun 1907 yang

beberapa diantaranya adalah anggota Mixed Commission yang dibentuk

berdasarkan Boundary Treaty antara France dan Siam tanggal 13 Februari

1904. Pada peta ini, daerah Dangrek yaitu lokasi dimana Kuil Preah Vihear

terletak berada dalam wilayah Kamboja. Thailand di lain pihak berargumen

bahwa peta tersebut tidaklah mengikat karena tidak dibuat oleh anggota Mixed

Commission yang sah. Lebih lanjut, garis perbatasan yang digunakan dalam

peta tersebut adalah berdasarkan watershed line yang salah dan bila

menggunakan watershed line yang benar maka Kuil Preah Vihear akan

terletak di dalam wilayah Thailand.

Menarik bahwa dalam salah satu kesimpulannya, mayoritas hakim

berpendapat bahwa walaupun peta sebagaimana dalam Annex I Map

mempunyai kekuatan teknis topografi, namun pada saat dibuatnya peta ini

tidak memiliki karakter mengikat secara hukum. Lalu apa alasan hakim

sehingga menggunakan peta ini sebagai dasar keputusannya. Karena saat peta

ini diserahkan dan dikomunikasikan kepada Pemerintah Siam oleh pejabat

Perancis, Pemerintah Siam sama sekali tidak memberikan reaksi, menyatakan

keberatan ataupun mempertanyakannya. Ketiadaan reaksi tersebut menjadikan

Pemerintah Siam menerima keadaan dan kondisi dalam peta ini. Demikian

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  6

juga pada banyak kesempatan lainnya, Pemerintah Thailand tidak mengajukan

keberatan apapun terhadap letak Kuil Preah Vihear.

Pendapat mayoritas hakim Mahkamah Internasional ini nampaknya

didasarkan pada prinsip Estoppel, dimana kegagalan Thailand menyatakan

keberataannya saat kesempataan tersebut ada membuat Thailand kehilangan

hak untuk menyatakan bahwa pihaknya tidak terikat pada peta dalam Annex I

Map. Lebih menarik lagi, mayoritas hakim berkesimpulan bahwa adalah tidak

penting lagi untuk memutuskan apakah watershed line yang dipergunakan

dalam peta sebagaimana Annex I Map telah sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya. Nampaknya kesimpulan terakhir inilah yang masih belum dapat

diterima oleh Thailand yang tetap berpendapat bahwa telah terjadi kesalahan

watershed line dalam pembuatan peta namun tidak diperiksa oleh mayoritas

hakim Mahkamah Internasional karena dianggap tidak penting lagi.

Insiden tembak-menembak pada tanggal 15 Oktober 2008 sebenarnya

bisa dikatakan sebagai akibat dari keenganan Mahkamah Internasional untuk

memeriksa kembali apakah watershed line yang dipergunakan dalam

pembuatan peta telah sesuai atau tidak dengan keadaan yang sebenarnya.

Sehingga masalah ini menjadi isu yang selalu terbuka untuk diperdebatkan

oleh pihak yang bersengketa. Namun nasi sudah menjadi bubur, nyawa

manusia telah hilang. Berdasarkan Pasal 94 Piagam PBB, masuknya militer

Thailand ke dalam wilayah Kamboja sebagaimana tertuang dalam Annex I

Map dapat dianggap sebagai ketidakpatuhan terhadap putusan Mahkamah

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  7

Internasional. Selanjutnya Kamboja bisa saja membawa permasalahan ini

kepada Dewan Keamanan PBB untuk mendapatkan penyelesaian.2

Kemudian perundingan antara Kamboja dan Thailand mengalami

kegagalan untuk mengakhiri sengketa soal kuil di perbatasan. Perhimpunan

Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mendesak Thailand dan Kamboja

agar menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh dan bisa menahan diri.

ASEAN menawarkan diri untuk membantu mengatasi ketegangan di antara

mereka. Sekjen ASEAN, Surin Pitsuan, menyatakan Phnom Penh juga

membantah mengadu atau minta intervensi Dewan Keamanan PBB untuk

menyelesaikan persengketaan sebuah kuil di perbatasan Kamboja-Thailand.

Kedua pihak mengungkapkan keinginannya untuk merespons niat baik,

permintaan, dan desakan kolega-kolega mereka. Mereka berharap kedua pihak

menemukan solusi yang baik bagi situasi itu.3

Kedua negara dikenal sama-sama memiliki kekayaan warisan budaya

dunia berbasis bangunan candi Hindu dan Buddha. Kuil Preah Vihear yang

sekarang disengketakan merupakan salah satu simbol keagungan budaya masa

lalu. Namun sengketa di lahan seluas 4,6 kilometer persegi di Kuil Preah

Vihear tidak pernah diperkirakan muncul kembali dalam bentuk setajam ini,

yang sampai mengarah ke pengerahan pasukan. Kita belum dapat menduga,

apakah di luar masalah-masalah menyangkut klaim yang bersifat kesejarahan

                                                            

2 http://imanprihandono.wordpress.com/2008/10/24/ 3“ Kamboja-Thailand Tetap Siagakan Pasukan”, Suara Merdeka, 22 juli 2008. 

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  8

itu, juga tersimpan motif lain apakah politik, apakah potensi-potensi ekonomi,

atau akumulasi dari semua permasalahan yang timbul.

D. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah :

“Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya sengketa teriorial antara

Thailand - Kamboja atas kepemilikan wilayah situs kuil Preah Vihear padahal

Mahkamah Internasional sudah memutuskan wilayah tersebut milik Kamboja

dan sudah terdaftar sebagai warisan dunia oleh UNESCO.”

E. Kerangka Teoritis

Teori yang dipergunakan untuk menganalisis sengketa teritorial

Thailand - Kamboja atas kepemilikan wilayah situs Kuil Preah Vihear adalah

teori konflik, teori persepsi dan konsep kepentingan nasional.

1. Teori Konflik

Konflik secara konseptual yaitu dengan konflik dimaksudkan

perwujudan dan/atau pelaksanaan beraneka pertentangan antara dua pihak,

yang dapat merupakan dua orang atau bahkan golongan besar seperti

negara. Kadang-kadang konflik digunakan untuk menyebut pertentangan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  9

antara pandangan dan perasaan seseorang (psikologis; percecokan;

bentrokan).4

Sedangkan penyebab terjadinya konflik disebutkan oleh Steven L.

Spiegel yaitu : Conflik is produced by a clash of Culture, a disharmony of

Interest, a disparity of perception, all of which result mobility of the

parties to accept separately and together the evironment they line in.5

Teori konflik dari Coser’s berbunyi : “Jika suatu negara ingin

mencapai sasaran yang menjadi kepentingannya, maka ia akan berupaya

untuk menetralkan merugikan ataupun menyingkirkan lawan yang menjadi

saingannya.6

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa konflik

adalah suatu gejalah sosial di dalam suatu masyarakat, yang terjadi karena

perbedaan kepentingan dari kelompok-kelompok yang ada dalam

masyarakat tersebut. Karena adanya berbagai perbedaan tersebut maka

setiap kelompok akan berusaha untuk mendapatkan kedudukan yang kuat

agar dapat mengalahkan kelompok lain atau paling tidak mengurangi

pengaruh dari kelompok lain di dalam masyarakat.

                                                            

4 BN. Marbun, S.H.,Kamus Politik, Pustaka Sinar Harapan, 1996,h. 341 5 Steven l. Spiegel and Kenneth N. Walst, Conflic in World Politict, Winthrop Publisher Inc, Massachusetts, 1997, p. 4.  6 James E. Daugherty and Rbert L, Pfilzgraff, Jr., Conten Theories of international Relations,Harper Collins Publishers, Inc, 1996, p. 187  

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  10

Soerjono Soekanto menyatakan sebab-sebab timbulnya konflik

dapat dibedakan sebagai berikut :7 Pertama, perbedaan antara individu –

individu. Perbedaan pendirian sikap dan perasaan mungkin melahirkan

bentrokkan antar mereka. Kedua, perbedaan kebudayaan. Setiap kelompok

masyarakat tidak lepas dari pola-pola yang menjadi latar belakang

pembentuk serta perkembangan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.

Perbedaan itu baik disebabkan oleh perbedaan fisik maupun lingkungan

sosial budayanya. Ketiga, perbedaan kepentingan. Perbedaan kepentingan

ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik dan sebagainya. Keempat,

perubahan sosial. Perubahan sosial yang begitu pesat apalagi di era

globalisasi ini secara langsung akan berpengaruh juga terhadap nilai-nilai

yang ada dalam masyatakat. Sebagian kelompok masyatakat tersebut ada

yang siap menerima perubahan namun ada pula yang tidak siap menerima

perubahan. Akibat ketidak siapan itu dapat saja memicu konflik dalam

masyatakat.

Istilah konflik biasanya mengacu pada kondisi dimana suatu

kelompok manusia (baik etnis, bahasa, budaya, agama, sosial, ekonomi,

politik dan sebagainya) terlibat dalam pertentangan secara sadar dan atau

lebih kelompok manusia lainnya karena kelompok ini mengejar atau

mempunyai perbedaan sasaran.

                                                            

7 Soedjono Seokamto, Sosioligi : Suatu pengantar, Rajawali Press, Jakarta, 1990, hal.107-108. 

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  11

Dari beberapa uraian teori konflik di atas dapat menjelaskan

sengketa teriorial Thailand - Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil

Preah Vihear dimana Thailnad dan Kamboja mengklaim bahwa wilayah

Kuil Preah Vihear merupakan bagian dari wilayahnya dan adanya

perbedaan persepsi antara Kamboja-Thailand di dalam penyelesaian

sengketa Kuil Preah Vihear dan adanya pertentangan di dalam

penyelesaian sengketa tersebut. Sikap Kamboja dan Thailand dapat dilihat

dalam usaha penyelesainnya dimana dua negara tetap berpegang teguh

pada pendiriannya masing-masing. Kamboja menginginkan

penyelesainnya melibatkan ASEAN, namun Thailand berkeberatan

sengketa tersebut diangkat sebagai masalah internasional. Pertentangan di

dalam penyelesain itu dilihat dari adanya pertentangan-pertentangan antara

kelompok yang ada di dalam negeri Kamboja maupun Thailand. Di mana

di dalam negeri Thailand adanya pertentangan dari kalangan aktivis

Thailand dan begitu juga yang terjadi di dalam negeri Kamboja.

2. Teori Persepsi

Dalam pengertian bebas, persepsi diartikan sebagai cara pandang

seseorang memandang orang lain yang didasarkan oleh pengetahuan dan

informasi serta fakta – fakta yang dimiliki seseorang. Persepsi diberikan

pada tempat yang penting dalam pengambilan keputusan. Hal ini

dikarenakan persepsi memandu untuk bertindak tanpa menghiraukan

apakah persepsi itu benar atau salah, tindakan – tindakan yang kita ambil

berdasarkan pada persepsi kita.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  12

Terdapat tiga komponen dalam persepsi, yaitu nilai, keyakinan dan

pengetahuan8. Nilai, merupakan preferensi terhadap pernyataan realitas

tertentu dibandingkan realitas lainnya. Keyakinan, adalah sikap bahwa

suatu deskripsi realitas adalah benar terbukti. Dan pengetahuan, adalah

bersumber dari data atau informasi yang diterima dari lingkungan. Bagi

para teoritisi perseptual, bahwa pengetahuan mengandung komponen

subjektif atau objektif. Fakta tidak berbicara sendiri tapi diberi arti oleh

setiap penafsir sesuai dengan titik pandang analitisnya sendiri. Kesimpulan

mengenai fakta tergantung pada penafsiran terhadap fakta tersebut. Lebih

jauh lagi, fakta tidak muncul dari realitas melainkan dari keping informasi

tertentu atas realitas yang diseleksi oleh seorang pengamat sesuai dengan

kepentingannya sedang keping informasi lainnya ditolak karena tidak

sesuai dengan kepentingannya.

Menurut Kenneth Boilding, sebenarnya kita bereaksi terhadap citra

kita tentang dunia. Sedangkan dunia nyata dan persepsi kita tentang dunia

nyata itu mungkin berbeda. Bruce Russet dan Harvey Starr menjelaskan

bagaimana citra seseorang mempengaruhi persepsinya tentang dunia

disekitarnya, melalui proses sebagai berikut :

                                                            

8 Walter S. Jones, Logika HI : Persepsi Nasional I, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992, hal 276. 

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  13

INFORMASI 

INPUT OUTPOT

Sistem

Citra tentang apa yang telah,

sedang dan akan terjadi (fakta)

Citra tentang apa yang seharusny

terjadi (nilai)

Sumber : Ole R. Holsti, “ The Belief System and national Images: A Case Study”, dikutif dalam B.Russet dan H Starr, World Politics (New York: Freeman 1985).hal.305.

Pada awalnya keyakinan (fakta) dan nilai seseorang membantunya

menetapkan arah perhatiannya, yaitu menentukan stimulasinya, apa yang

dilihat dan apa yang diperhatikan. Kemudian berdasarkan atas sikap dan

citra yang diyakini selama ini, stimulasi itu diinterpretasikan. Citra

berfungsi sebagai saringan. Setiap orang hanya memperhatikan sebagian

saja dari dunianya dan setiap orang memiliki serangkaian citra yang

berbeda-beda untuk menginterpretasikan informasi yang masuk.

Persepsi dan citra yang terbentuk oleh para pengambil keputusan

juga dipengaruhi oleh faktor – faktor, seperti : ideologi, kepribadian ,

tingkat dan lingkungan pendidikan, status sosial, kegiatan dan pengalaman

masa lampau, kerugian dan keuntungan potensial serta keadaan emosional

Persepsi tentang keyakinan 

KEPUTUSAN

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  14

seseorang9. Jadi orang melakukan tindakan berdasarkan apa yang mereka

ketahui. Tanggapan seseorang pada situasi tergantung kepada bagaimana

ia mendefinisikan situasi itu. Perbedaan dalam perilaku manusia berkaitan

dengan perbedaan cara orang dalam memandang kenyataan tersebut.

Persepsi seorang tokoh negara akan ikut mempengaruhi pembutaan

keputusan negara tersebut. Hasil/persepsi dari pembuatan keputusan suatu

negara sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara pandang tokoh – tokoh

negara dalam mendefinisikan suatu situasi tertentu. Cara pandang/persepsi

seseorang dalam mendefinisikan situasi tertentu itu tergantung dari citra

dan sistem keyakinan yang dianutnya.

3. Konsep Kepentingan Nasional

Selanjutnya untuk lebih memperjelas Thailand dan Kamboja sama-

sama mengklaim bahwa wilayah Kuil Preah Vihear merupakan bagian

dari wilayah mereka, maka akan digunakan konsep kepentingan nasional

dari Hans J. Morgenthau. Pemikiran Morgenthau didasarkan pada premis

bahwa strategi diplomasi harus didasarkan pada kepentingan nasional

bukan strategi diplomasi harus didaraskan pada kepentingan nasional,

bukan pada alasan-alasan moral, legal dan ideologi yang dianggapnya

utopis dan bahkan berbahaya.

                                                            

9 Jack C. Plato dan Robert E. Riggs, Kamus Analisa Politik, Raja Grarindo Persada, Jakarta, 1994, hal. 148-149. 

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  15

Morgenthau menyatakan kepentingan setiap negara adalah

mengejar kekuasaan, yaitu apa saja yang bisa membentuk dan

mempertahankan pengendalian suatu negara atas negara lain. Hubungan

kekuasaan atau pengendalian ini bisa diciptakan melalui teknik-teknik

paksaan maupun kerjasama.10

Morgenthau juga berpendapat bahwa kemampuan minimum negara

bangsa adalah melindungi identitas negara lain. Diterjemahkan dalam

pengertian lebih spesifik, negara-negara harus bisa mempertahankan

ekonomi politiknya (yaitu identitas politiknya); yang mungkin saja

demokratis, otoriter, sosialis atau komunis dan sebagainya ; serta

memelihara norma-norma, etnis, relegius, linguistik dan sejarahnya ( yaitu

identitas kulturnya). Menurut morgenthau dari tujuan-tujuan umum ini

para pemimpin suatu negara bisa menurunkan kebijaksanaan-

kebijaksanaan spesifik terhadap negara lain, baik yang bersifat kerjasama

maupun konflik.11

Setiap negara bangsa melakukan cara-cara yang berbeda untuk

mewujudkan kemampuan minimal negaranya dan masing-masing

memiliki prioritas yang berbeda-beda dalam beberapa hal fisik, politik dan

kulturnya, sehingga salah satu kepentingannya akan lebih menonjol dari

yang lain. Wilayah Kuil Preah Vihear bagi Thailand dan Kamboja

                                                            

10 Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin Ilmu dan Metodologi, LP3ES, Jakarta, 1990, H. !40. 11 Ibit, hal. 141. 

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  16

mempunyai arti strategis apabila dilihat dari segi kepentingan ekonomi

karena di wilayah perbatasan ini kaya akan bahan tambang seperti batu

mulia selain itu wilayah perbatasan tersebut juga terdapat Kuil Preah

Vihear merupakan warisan dunia yang banyak di datangi oleh para

wisatawan baik domestik maupun internasional hal ini sangat

menguntungkan bagi negara yang dapat memiliki wilayah perbatasan

tersebut . Iron Wood juga salah satu alasan mengapa kedua negara ingin

menguasai.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat antara Thailand dan Kamboja

mempunyai kepentingan yang sama dan masing-masing ingin memiliki

wilayah Kuil Preah Vihear tersebut sepenuhnya. Untuk mempertahankan

dan mewujudakan kepentingan negaranya masimg-masing, maka

hubungan Thailand dengan Kamboja memperlihatkan bentuk interaksi

konflik. Interaksi konflik diperlihatkan kedua negara dengan adanya

sengketa teritorial, sedangkan interaksi kerjasama dalam bidang ekonomi

dipengaruhi oleh adanya sengketa wilayah kuil tersebut sehingga ekonomi

kedua negara masih terbatas. Interaksi yang terbentuk persaingan terlihat

dengan tidak terdapatnya konflik langsung antara Thailand dan Kamboja.

4. Teori Pengambilan Keputusan

Sedangkan William D. Coplin menjelaskan bahwa pengambilan

keputusan dalam menentukan politik luar negeri dipengaruhi oleh tiga

faktor, yaitu :

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  17

1. Politik Dalam Negeri

2. Kondisi Ekonomi dan Militer

3. Konteks Internasional

Interaksi faktor-faktor itulah yang menghasilkan tindakan politik

luar negeri, digambarkan dalam skema sebagai berikut :

Pengambilan Kebijakan Politik Luar Negeri

William D. Coplin

1. Kondisi politik dalam Negeri

Kondisi domestik memiliki pengaruh dalam menentukan output

kebijakan luar negeri suatu negara, termasuk budaya dan sistem politik

Pengambilan Keputusan 

Kondisi Ekonomi dan Militer 

Tindakan Politik Luar Negeri

Konteks Internasional

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  18

yang berjalan beserta variable-veriable yang mempengaruhinya. Domestic

Politic (situasi politik dalam negeri) termasuk faktor budaya yang

mendasari tingkah laku politik manusianya. Selain itu, pembuatan

kebijakan luar negeri juga dipengaruhi oleh situasi politik dalam negeri

yang tengah dihadapi. Dimana banyak analis politik internasional

berargumentasi bahwa konsekuensi-konsekuensi yang mempersatukan

dari krisis eksternal sering menyebabkan para pengambil keputusan politik

luar negeri, yang dihadapkan pada instabilitas di dalam negeri, menjadi

agresif di luar negeri.

2. Keadaan ekonomi dan militer

Faktor ke dua ini tidak kalah penting yaitu, keadaan ekonomi dan

militer, sangat mempengaruhi kemampuan diplomasi suatu negara,

termasuk faktor geografis yang selalu menjadi pertimbangan dalam

pertahanan dan keamanan. Faktor ekonomi dan militer memainkan penting

dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri karena berpengaruh

terhadap kekuatan menekan yang harus dimiliki dalam hubungan luar

negerinya. Negara-negara yang mempunyai kemampuan ekonomi dan

militer yang kuat dipastikan akan memperoleh keuntungan yang lebih

besar dalam hubungannya dengan negara lain.

Kemampuan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan melihat

GNP-nya (Gross National Product), yaitu semua barang dan jasa yang

diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun. Selain GNP, indikator

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  19

ekonomi lainnya adalah GNP perkapita atau pendapatan perkapita serta

dengan melihat potensi pertumbuhan sekonomi tersebut. Jadi dapat di

asumsikan bahwa,semangkin besar GNP negara tersebut maka semangkin

makmur dan kayalah negara tersebut. Ada pun dalam hal militer, kekuatan

militer suatu negara dapat ditaksir kapasitasnya dari jumlah pasukan,

tingkat pelatihan, serta sifat perlengkapan militer. Selain itu, hal penting

lainnya dalam kekuatan militer suatu negara adalah besar anggaran yang di

alokasikan pemerintah dalam pembangunan militer. Tidak salah AS adalah

negara yang terkuat di dunia militernya karena perhatian yang besar di

berikan pemerintahnya.

3. Konteks Internasional

Faktor ketiga adalah konteks internasional, yang berupa situasi

internasional dimana suatu negara melaksanakan politik luar negerinya

yang ditujukan dalam mempengaruhi negara-negara lain. Hubungan

politik dengan negara-negara lain dalam lingkungannya sangat berperan

dalam keputusan politik suatu negara.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  20

F. Hipotesa

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sengketa teritorial

Kamboja-Thailand atas kepemilikan wilayah Kuil situs Preah Vihear adalah

1. Perbedaan persepsi terhadap keabsahan watershed line yang

dipergunakan dalam peta

2. Didorong adanya persaingan kepentingan ekonomi – politik kedua

negara atas keberadaan Kuil Preah Vihear.

G. Jangkauan Penelitian

Jangkauan penelitian dalam penulisan skripsi ini ditekankan pada

peristiwa- peristiwa yang terjadi antara tahun 1953-2008, antara lain:

a. Pada tahun 1953, Kamboja mulai mengangkat masalah kepemilikan Kuil

Preah Vihear dengan Thailand yang mengakibatkan hubungan kedua

negara menjadi tegang.

b. Pada tahun 1962, Kamboja dan Thailand membawa masalah kepemilikan

kuil Preah Vihear diselesaikan di Mahkamah Internasional (MI) yang

kemudian memutuskan bahwa Kamboja yang berhak memiliki Kuil Preah

Vihear tersebut.

c. Pada tahun 2008, keputusan UNESCO (United Nations Ekonomic, Social

and Cultural Organization) memasukan Kuil Preah Vihear sebagai salah

satu situs warisan dunia.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  21

Juga tidak menutup kemungkinan waktu di luar jangkauan itu

sepanjang masih relevan dengan penelitian. Penetapan jangkauan waktu

tersebut untuk membatasi agar penelitian tidak terlalu luas dan dapat

membantu memudahkan seleksi data.

H. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini bersifat deskriptif

analisis, yaitu menjelaskan dan menganalisa permasalahan berdasarkan data

dan informasi yang dikumpulkan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

penelitian kepustakaan, dengan mencari berbagai informasi, berita analisis,

konsep-konsep hasil pemikiran para ahli yang dimuat dalam buku karya tulis

ilmiah, artikel, jurnal politik. Data juga didapat dari lembaga-lembaga

pemerintah. Selanjutnya data diperoleh dari dalam maupun luar negeri.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi ini terdiri dari

lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Bab pertama menguraikan

tentang alasan pemilihan judul, tujuan penelitian, latar belakang dan rumusan

masalah, kerangka teoritis, hipotesa, jangkauan penelitian dan metodologi

penelitian.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  22

Bab dua membahas tentang latar belakang munculnya sengketa

teritorial antara Kamboja – Thailand atas kepemilikan kuil Preah Vihear. Pada

bab ini menguraikan tentang gambaran letak geografis, profil kuil Preah

Vihear, tata nama Kuil Preah Vihera, kekayaan yang terdapat di wilayah Preah

Vihear

Bab tiga membahas tentang perbedaan persepsi antara Tahiland dan

Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. Pada bab ini

menguraikan sejarah sengketa Kuil Preh Vihear dalam kurun waktu 1900 –

2008, dasar perjanjian/klaim atas wilayah Kuil Preah Vihear dan usaha

penyelesaian sengketa teritorial kedua negara atas wilayah kuil tersebut.

Bab empat membahas mengenai kepentingan nasional kedua negara

atas wilayah Kuil Preah Vihear meliputi : kepentingan ekonomi politik

Thailand dan Kamboja atas status kepemilikan Kuil Preah Vihear terutama

pasca ditetapkannya sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Bab lima berisi kesimpulan dan saran atas pokok permasalahan.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t11941.pdf · Kamboja atas kepemilikan wilayah Kuil Preah Vihear. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

  23

BAB II

LATAR BELAKANG SENGKETA TERITORIAL ANTARA

THAILAND - KAMBOJA ATAS STATUS KEPEMILIKAN

KUIL PREAH VIHEAR

Hubungan Kamboja dan Thailand sudah lama tidak berjalan dengan baik.

Hal ini disebabkan karena persengketaan antara kedua negara mengenai

kepemilikan wilayah Preah Vihear antara Thailand dan Kamboja sama-sama

menginginkan wilayah Preah Vihear menjadi bagian dari wilayahnya. Dalam bab

ini akan dibahas mengenai latar belakang sengketa di wilayah Preah Vihear antara

Thailand dan Kamboja yang ditinjau dari letak geogarfis wilayah Kuil Preah

Vihear, profil Kuil Preah Vihear, tata nama Kuil Preah Vihear, kekayaan alam

yang terdapat di wilayah Preah Vihear yang akan dibahas dalam beberapa sub

bab.

A. Letak Geografis Kuil Preah Vihear

Preah Vihear merupakan salah satu provinsi di Kamboja bagian utara

yang beribu kota di Phnum Tbeng Meanchey. Nama provinsi ini sendiri

diambil dari sebuah candi yang bernama Preah Vihear. Kemudian provinsi

ini dibagi ke dalam 7 distrik atau kecamatan antara lain : Chey Saen,

Chhaeb, Choam Khsant, Kuleaen, Rovieng, Sangkom Thmei, Tbaeng Mean