semua tentang hari sumpah pemuda#1

3
SEMUA TENTANG HARI SUMPAH PEMUDA Oleh : Aliessa Kusumastuti Suara nyanyian katak nan merdu senantiasa menemani setiap malam disaat musim hujan, dan kini suarapun berganti dengan lantangnya suara ayam jago yang berkokok. Hawa dingin pagi masih terasa hingga menembus pori-pori kulit. Alarm di handphone milikku sudah menunjukkan pukul 04.08 WIB, saatnya aku bergegas bangun untuk menyiapkan segala keperluan sekolah. Aku baru teringat sekarang adalah Hari Sumpah Pemuda yang ke-85, dari jauh-jauh hari, aku sudah berencana untuk tidak naik kendaraan sendiri ke sekolah maupun diantarkan. Di garasi, sudah kusiapkan sepeda onthel jaman dahulu lengkap dengan bendera merah- putih di belakangnya. Aku ingin menebarkan semangat para pemuda yang ingin bersatu demi merebut Indonesia dari tangan penjajah. “Selamat Hari Sumpah Pemuda Bunda.” seraya memberi pelukan hangat. “Selamat Hari Sumpah Pemuda juga sayang.” “Aku berangkat ke sekolah dulu ya Bunda.” Melepas pelukan secara perlahan dan mengecup tangan Bunda. “Hati-hati di jalan sayang.” “Siap Bun.” Aku juga sudah berniat untuk berbuat kebaikan yang lebih dari biasanya, aku ingin semua orang yang kujumpai hari ini merasakan kobaran api semangat yang ada dalam

Upload: rama-jatu-setiaji

Post on 08-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

revisi cerpen

TRANSCRIPT

Page 1: Semua Tentang Hari Sumpah Pemuda#1

SEMUA TENTANG HARI SUMPAH PEMUDA

Oleh : Aliessa Kusumastuti

Suara nyanyian katak nan merdu senantiasa menemani setiap malam disaat

musim hujan, dan kini suarapun berganti dengan lantangnya suara ayam jago yang

berkokok. Hawa dingin pagi masih terasa hingga menembus pori-pori kulit.

Alarm di handphone milikku sudah menunjukkan pukul 04.08 WIB, saatnya aku

bergegas bangun untuk menyiapkan segala keperluan sekolah. Aku baru teringat

sekarang adalah Hari Sumpah Pemuda yang ke-85, dari jauh-jauh hari, aku sudah

berencana untuk tidak naik kendaraan sendiri ke sekolah maupun diantarkan. Di garasi,

sudah kusiapkan sepeda onthel jaman dahulu lengkap dengan bendera merah-putih di

belakangnya. Aku ingin menebarkan semangat para pemuda yang ingin bersatu demi

merebut Indonesia dari tangan penjajah.

“Selamat Hari Sumpah Pemuda Bunda.” seraya memberi pelukan hangat.

“Selamat Hari Sumpah Pemuda juga sayang.”

“Aku berangkat ke sekolah dulu ya Bunda.” Melepas pelukan secara perlahan

dan mengecup tangan Bunda.

“Hati-hati di jalan sayang.”

“Siap Bun.”

Aku juga sudah berniat untuk berbuat kebaikan yang lebih dari biasanya, aku

ingin semua orang yang kujumpai hari ini merasakan kobaran api semangat yang ada

dalam diriku. Di sepanjang perjalanan aku malah dikatai tidak waras oleh banyak orang.

“Dasar orang gila, udah sekolah cuma pake sepeda doang, ada benderanya lagi

buat buntutnya, hahaha.” Teriak salah satu pemuda yang sedang nongkrong di pinggir

jalan.

Tapi aku tidak peduli dengan semua itu, kuanggap saja angin lalu. Yang penting

adalah niatku baik untuk memperingati Hari Supah Pemuda dapat terlaksana.

Di sekolah, aku ingin mengajak semuanya mengikuti upacara termasuk tukang

kebun juga, dengan sangat khidmat sehingga terasa upacara kali ini benar-benar berbeda

dari upacara yang setiap hari Senin dilakukan, bahwa hari ini adalah upacara Hari

Sumpah Pemuda yang tak akan pernah terlupakan bagiku. Dengan pengeras suara yang

kupinjam dari Ruang Kesiswaan, aku berlari menuju tengah lapangan dan mengajak

semuanya untuk melaksanakan upacara.

Page 2: Semua Tentang Hari Sumpah Pemuda#1

“Mari semuanya, kita turun ke lapangan untuk melaksanakan upacara Hari

Sumpah Pemuda diharapkan upacara berjalan dengan khidmat.” Ajakku dari tengah

lapangan.

Akhirnya semua sesuai dengan apa yang kuharapkan jauh-jauh hari sebelumnya.

Tapi aku merasa kurang dengan semua ini. Tunggu, apa yang kurang hari ini? Oh ya, aku

lupa bahwa aku akan mengunjungi para pahlawan bangsa di tempat yang damai. Ya

taman makam pahlawan tepatnya. Sebelum ke sana, aku ingin membeli bunga mawar

putih untuk mereka. Aku tidak ingin perjuangan mereka jaman dahulu, disia-siakan di

jaman sekarang.

Tak terasa, matahari sudah tenggelam beberapa menit yang lalu. Sesampainya di

rumah, aku langsung bergegas mandi. Setelah itu, aku meminta Bunda untuk bercerita

tentang Hari Sumpah Pemuda sebelum tidur.

“Bunda, maukah Bunda bercerita apa saja asalkan menyangkut dengan Hari

Sumpah Pemuda?” pintaku seperti anak kecil yang harus didongengkan sebelum tidur.

“Pastinya sayang, Bunda akan menceritakan apa yang kamu mau dengan senang

hati.” Jawab Bunda tenang.

Setelah Bunda selesai bercerita, aku memegang tangan Bunda dan perlahan

memejamkan mata.

“Terimakasih Bunda, sudah mau bercerita tentang Hari Sumpah Pemuda khusus

untukku dan terimakasih juga untuk para pahlawan bangsaku. Bunda, sekarang tiba

saatnya aku untuk beristirahat, aku sudah merasa cukup untuk hari ini. Aku akan tidur

tenang dan panjang tanpa ingin terbangun lagi.”

Tangis Bunda, langsung pecah saat itu juga, seakan tak percaya dengan apa yang

telah terjadi.