seminar tesis - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/its-master-15073-presentation-pdf.pdfkasus...

33
SEMINAR TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

Upload: tranlien

Post on 15-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SEMINAR TESIS

MANAJEMEN INDUSTRIMAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA

2010

ANALISIS POLA KLUSTER FORMASI KETERKAITAN ORIENTASI PASAR STUDI

KASUS SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH PRODUK KULIT DI SIDOARJO JAWA TIMUR

YOHANES WIMBA AGUNG PRASETYA 9107201404

Dosen Pembimbing

Drs Haryono MSIE

LATAR BELAKANG

Adanya globalisasi perdagangan antar negara (WTO) menyebabkan harga produk kulit di Indonesia lebih mahal daripada harga produk kulit dari negara ndash negara lain Adanya bencana alam lumpur Lapindo juga menyebabkan banyak masyarakat didaerah Tanggulangin Sidoarjo kehilangan pekerjaan Adanya isu krisis global dan harga minyak dunia yang sempat melambung tinggi Hal ini dapat mempengaruhi klaster industri produk kulit tidak berjalan dengan baik didaerah Tanggulangin Sidoarjo

Objek wilayah Sidoarjo dipilih karena tiga faktor berikut - Pertama faktor usia sentra Industri Tanggulangin cukup tua ditilik dari sejarahnya sehingga amatlah menarik menganalisis pola perkembangan klusternya - Kedua kontribusinya cukup besar baik dari segi finansial unit usaha dan penyerapan tenaga kerja terhadap Kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto - Ketiga faktor stuktur unit usaha Sentra Industri produk kulit Sidoarjo didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga (IKRT)

PERMASALAHAN

Bagaimana menganalisis pola klaster dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara di industri produk kulit di SidoarjoBagaimana formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoFaktor - faktor apa saja yang mempengaruhi orientasi pasar produk kulit domestik atau luar negeri

TUJUAN PENELITIAN

Menganalisis pola kluster di industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pasar domestik atau luar negeri

MANFAAT PENELITIAN

Pengembangan kluster industri produk kulit di Sidoarjo dapat meningkatkan daya saing industri pada perdagangan bebas Mengetahui tipe amp pola kluster pada industri produk kulit di SidoarjoMemberikan strategi apa yang baik amp cocok kepada sentra ndash sentra industri produk kulit serta pemerintah daerah Sidoarjo

BATASAN amp ASUMSI

Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik

TINJAUAN PUSTAKA

Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)

Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )

GAMBARAN UMUM

Formasi

Keterkaitan antar

Kluster

Orientasi Pasar

Daya SaingPasar

International

Tipe Pola Kluster

Markusen

Keunikan Biaya Rendah

Orientasi Pelanggan

Orientasi Pesaing

Koordinasi Lintas

Fungsional

Faktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli

terbesar

-Jaringan dgn

pemasok bahan baku

- Keaktifan Promosi

Karakteristik dari anggota

Perusahaan

Prospek untuk Perusahaan

Saling Ketergantungan

antar Kluster

Budaya Orientasi Pasar

Kinerja PerusahaanFaktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan TK

-Tingkat Pendidikan Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli terbesar

-Jaringan dgn pemasok

bahan baku

- Keaktifan PromosiPasar

Internasional

GAMBARAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

ANALISIS POLA KLUSTER FORMASI KETERKAITAN ORIENTASI PASAR STUDI

KASUS SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH PRODUK KULIT DI SIDOARJO JAWA TIMUR

YOHANES WIMBA AGUNG PRASETYA 9107201404

Dosen Pembimbing

Drs Haryono MSIE

LATAR BELAKANG

Adanya globalisasi perdagangan antar negara (WTO) menyebabkan harga produk kulit di Indonesia lebih mahal daripada harga produk kulit dari negara ndash negara lain Adanya bencana alam lumpur Lapindo juga menyebabkan banyak masyarakat didaerah Tanggulangin Sidoarjo kehilangan pekerjaan Adanya isu krisis global dan harga minyak dunia yang sempat melambung tinggi Hal ini dapat mempengaruhi klaster industri produk kulit tidak berjalan dengan baik didaerah Tanggulangin Sidoarjo

Objek wilayah Sidoarjo dipilih karena tiga faktor berikut - Pertama faktor usia sentra Industri Tanggulangin cukup tua ditilik dari sejarahnya sehingga amatlah menarik menganalisis pola perkembangan klusternya - Kedua kontribusinya cukup besar baik dari segi finansial unit usaha dan penyerapan tenaga kerja terhadap Kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto - Ketiga faktor stuktur unit usaha Sentra Industri produk kulit Sidoarjo didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga (IKRT)

PERMASALAHAN

Bagaimana menganalisis pola klaster dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara di industri produk kulit di SidoarjoBagaimana formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoFaktor - faktor apa saja yang mempengaruhi orientasi pasar produk kulit domestik atau luar negeri

TUJUAN PENELITIAN

Menganalisis pola kluster di industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pasar domestik atau luar negeri

MANFAAT PENELITIAN

Pengembangan kluster industri produk kulit di Sidoarjo dapat meningkatkan daya saing industri pada perdagangan bebas Mengetahui tipe amp pola kluster pada industri produk kulit di SidoarjoMemberikan strategi apa yang baik amp cocok kepada sentra ndash sentra industri produk kulit serta pemerintah daerah Sidoarjo

BATASAN amp ASUMSI

Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik

TINJAUAN PUSTAKA

Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)

Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )

GAMBARAN UMUM

Formasi

Keterkaitan antar

Kluster

Orientasi Pasar

Daya SaingPasar

International

Tipe Pola Kluster

Markusen

Keunikan Biaya Rendah

Orientasi Pelanggan

Orientasi Pesaing

Koordinasi Lintas

Fungsional

Faktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli

terbesar

-Jaringan dgn

pemasok bahan baku

- Keaktifan Promosi

Karakteristik dari anggota

Perusahaan

Prospek untuk Perusahaan

Saling Ketergantungan

antar Kluster

Budaya Orientasi Pasar

Kinerja PerusahaanFaktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan TK

-Tingkat Pendidikan Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli terbesar

-Jaringan dgn pemasok

bahan baku

- Keaktifan PromosiPasar

Internasional

GAMBARAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

LATAR BELAKANG

Adanya globalisasi perdagangan antar negara (WTO) menyebabkan harga produk kulit di Indonesia lebih mahal daripada harga produk kulit dari negara ndash negara lain Adanya bencana alam lumpur Lapindo juga menyebabkan banyak masyarakat didaerah Tanggulangin Sidoarjo kehilangan pekerjaan Adanya isu krisis global dan harga minyak dunia yang sempat melambung tinggi Hal ini dapat mempengaruhi klaster industri produk kulit tidak berjalan dengan baik didaerah Tanggulangin Sidoarjo

Objek wilayah Sidoarjo dipilih karena tiga faktor berikut - Pertama faktor usia sentra Industri Tanggulangin cukup tua ditilik dari sejarahnya sehingga amatlah menarik menganalisis pola perkembangan klusternya - Kedua kontribusinya cukup besar baik dari segi finansial unit usaha dan penyerapan tenaga kerja terhadap Kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto - Ketiga faktor stuktur unit usaha Sentra Industri produk kulit Sidoarjo didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga (IKRT)

PERMASALAHAN

Bagaimana menganalisis pola klaster dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara di industri produk kulit di SidoarjoBagaimana formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoFaktor - faktor apa saja yang mempengaruhi orientasi pasar produk kulit domestik atau luar negeri

TUJUAN PENELITIAN

Menganalisis pola kluster di industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pasar domestik atau luar negeri

MANFAAT PENELITIAN

Pengembangan kluster industri produk kulit di Sidoarjo dapat meningkatkan daya saing industri pada perdagangan bebas Mengetahui tipe amp pola kluster pada industri produk kulit di SidoarjoMemberikan strategi apa yang baik amp cocok kepada sentra ndash sentra industri produk kulit serta pemerintah daerah Sidoarjo

BATASAN amp ASUMSI

Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik

TINJAUAN PUSTAKA

Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)

Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )

GAMBARAN UMUM

Formasi

Keterkaitan antar

Kluster

Orientasi Pasar

Daya SaingPasar

International

Tipe Pola Kluster

Markusen

Keunikan Biaya Rendah

Orientasi Pelanggan

Orientasi Pesaing

Koordinasi Lintas

Fungsional

Faktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli

terbesar

-Jaringan dgn

pemasok bahan baku

- Keaktifan Promosi

Karakteristik dari anggota

Perusahaan

Prospek untuk Perusahaan

Saling Ketergantungan

antar Kluster

Budaya Orientasi Pasar

Kinerja PerusahaanFaktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan TK

-Tingkat Pendidikan Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli terbesar

-Jaringan dgn pemasok

bahan baku

- Keaktifan PromosiPasar

Internasional

GAMBARAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

PERMASALAHAN

Bagaimana menganalisis pola klaster dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara di industri produk kulit di SidoarjoBagaimana formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoFaktor - faktor apa saja yang mempengaruhi orientasi pasar produk kulit domestik atau luar negeri

TUJUAN PENELITIAN

Menganalisis pola kluster di industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pasar domestik atau luar negeri

MANFAAT PENELITIAN

Pengembangan kluster industri produk kulit di Sidoarjo dapat meningkatkan daya saing industri pada perdagangan bebas Mengetahui tipe amp pola kluster pada industri produk kulit di SidoarjoMemberikan strategi apa yang baik amp cocok kepada sentra ndash sentra industri produk kulit serta pemerintah daerah Sidoarjo

BATASAN amp ASUMSI

Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik

TINJAUAN PUSTAKA

Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)

Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )

GAMBARAN UMUM

Formasi

Keterkaitan antar

Kluster

Orientasi Pasar

Daya SaingPasar

International

Tipe Pola Kluster

Markusen

Keunikan Biaya Rendah

Orientasi Pelanggan

Orientasi Pesaing

Koordinasi Lintas

Fungsional

Faktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli

terbesar

-Jaringan dgn

pemasok bahan baku

- Keaktifan Promosi

Karakteristik dari anggota

Perusahaan

Prospek untuk Perusahaan

Saling Ketergantungan

antar Kluster

Budaya Orientasi Pasar

Kinerja PerusahaanFaktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan TK

-Tingkat Pendidikan Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli terbesar

-Jaringan dgn pemasok

bahan baku

- Keaktifan PromosiPasar

Internasional

GAMBARAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

TUJUAN PENELITIAN

Menganalisis pola kluster di industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis formasi keterkaitan pasar sentra industri produk kulit di SidoarjoMenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pasar domestik atau luar negeri

MANFAAT PENELITIAN

Pengembangan kluster industri produk kulit di Sidoarjo dapat meningkatkan daya saing industri pada perdagangan bebas Mengetahui tipe amp pola kluster pada industri produk kulit di SidoarjoMemberikan strategi apa yang baik amp cocok kepada sentra ndash sentra industri produk kulit serta pemerintah daerah Sidoarjo

BATASAN amp ASUMSI

Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik

TINJAUAN PUSTAKA

Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)

Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )

GAMBARAN UMUM

Formasi

Keterkaitan antar

Kluster

Orientasi Pasar

Daya SaingPasar

International

Tipe Pola Kluster

Markusen

Keunikan Biaya Rendah

Orientasi Pelanggan

Orientasi Pesaing

Koordinasi Lintas

Fungsional

Faktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli

terbesar

-Jaringan dgn

pemasok bahan baku

- Keaktifan Promosi

Karakteristik dari anggota

Perusahaan

Prospek untuk Perusahaan

Saling Ketergantungan

antar Kluster

Budaya Orientasi Pasar

Kinerja PerusahaanFaktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan TK

-Tingkat Pendidikan Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli terbesar

-Jaringan dgn pemasok

bahan baku

- Keaktifan PromosiPasar

Internasional

GAMBARAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

BATASAN amp ASUMSI

Data Statistik Industri diambil dari BPS Jatim dan Dinas Perindustrian SurabayaData Statistik Industri diambil dari tahun 2002 sd 2008Analisa data menggunakan regresi logistik

TINJAUAN PUSTAKA

Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)

Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )

GAMBARAN UMUM

Formasi

Keterkaitan antar

Kluster

Orientasi Pasar

Daya SaingPasar

International

Tipe Pola Kluster

Markusen

Keunikan Biaya Rendah

Orientasi Pelanggan

Orientasi Pesaing

Koordinasi Lintas

Fungsional

Faktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli

terbesar

-Jaringan dgn

pemasok bahan baku

- Keaktifan Promosi

Karakteristik dari anggota

Perusahaan

Prospek untuk Perusahaan

Saling Ketergantungan

antar Kluster

Budaya Orientasi Pasar

Kinerja PerusahaanFaktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan TK

-Tingkat Pendidikan Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli terbesar

-Jaringan dgn pemasok

bahan baku

- Keaktifan PromosiPasar

Internasional

GAMBARAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

TINJAUAN PUSTAKA

Orientasi pasar adalah perilaku organisasi perusahan yang mencakup pada pengumpulan penyebaran dan tanggapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang (Jarowski BJ dan Kohli AK)

Orientasi pasar terdiri dari tiga komponen pelaku yaitu orientasi pelanggan orientasi pesaing dan koordinasi lintas fungsi (Narver dan Slater )

GAMBARAN UMUM

Formasi

Keterkaitan antar

Kluster

Orientasi Pasar

Daya SaingPasar

International

Tipe Pola Kluster

Markusen

Keunikan Biaya Rendah

Orientasi Pelanggan

Orientasi Pesaing

Koordinasi Lintas

Fungsional

Faktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli

terbesar

-Jaringan dgn

pemasok bahan baku

- Keaktifan Promosi

Karakteristik dari anggota

Perusahaan

Prospek untuk Perusahaan

Saling Ketergantungan

antar Kluster

Budaya Orientasi Pasar

Kinerja PerusahaanFaktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan TK

-Tingkat Pendidikan Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli terbesar

-Jaringan dgn pemasok

bahan baku

- Keaktifan PromosiPasar

Internasional

GAMBARAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

GAMBARAN UMUM

Formasi

Keterkaitan antar

Kluster

Orientasi Pasar

Daya SaingPasar

International

Tipe Pola Kluster

Markusen

Keunikan Biaya Rendah

Orientasi Pelanggan

Orientasi Pesaing

Koordinasi Lintas

Fungsional

Faktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan

Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli

terbesar

-Jaringan dgn

pemasok bahan baku

- Keaktifan Promosi

Karakteristik dari anggota

Perusahaan

Prospek untuk Perusahaan

Saling Ketergantungan

antar Kluster

Budaya Orientasi Pasar

Kinerja PerusahaanFaktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan TK

-Tingkat Pendidikan Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli terbesar

-Jaringan dgn pemasok

bahan baku

- Keaktifan PromosiPasar

Internasional

GAMBARAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

Budaya Orientasi Pasar

Kinerja PerusahaanFaktor Internal

-Tenaga Kerja

-Tingkat Pendidikan TK

-Tingkat Pendidikan Pengusaha

-Umur Perusahaan

-Teknologi Penyamakan

Produk Kulit

Faktor Eksternal

-Badan Hukum

-Bapak Angkat

-Jaringan dgn pembeli terbesar

-Jaringan dgn pemasok

bahan baku

- Keaktifan PromosiPasar

Internasional

GAMBARAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster ialah aglomerasi dari perusahaan - perusahaan sejenis (similar) yang beroperasi pada desa atau daerah yang samaKlaster terdiri dari unit usaha inti yaitu produsen produk utama klaster dan usaha penunjang seperti pemasok bahan baku subkontraktor dan pedagang perantara Unit usaha inti di dalam klaster diharapkan akan mendapatkan banyak keuntungan dengan berada di dalam klaster karena berbagai keunggulan klaster yang mungkin ia dapatkan seperti efisiensi kolektif dan efisiensi pada biaya transaksiDi dalam konsep klaster yang menekankan pada kerjasama antara unsur-unsur yang tergabung di dalamnya unit usaha inti berperan sebagai gerbong penghela klaster atau pemimpin trayektori perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

TINJAUAN PUSTAKA

Klaster industri termasuk kelompok perusahaan yang secara signifikan berbeda dengan melihat pada karakteristik anggota perusahaanSebagai Hasilnya Markusen mencatat bahwa terdapat empat jenis kelompok klaster industri Marshallian1048633 Spoke dan Hub 1048633 Satelit Platform 1048633 State-Anchored

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Kluster Industri Markusen

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

METODOLOGI

Diagram Alir Metodologi Penelitian

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

ANALISA DATA

Proses Produksi Pengrajin Produk KulitProses pembuatan kerajinan produk kulit ini melalui 4 bagian utama yaitu Bagian KapYaitu bagian awal dari proses produksi pengerjaan kerajinan Pada bagian ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembuatan gambar pola (mal) pada kulit serta melakukan pemotongan dan selanjutnya dilakukan penjahitan dari potongan kulit tersebut untuk dijadikan kapBagian PengemalanPada bagian ini dilakukan pengemalan pola serta dilakukan pemotonganBagian AssemblingSetelah pengemalan selesai maka selanjutnya masuk ke bagian assembling Pada bagian ini dilakukan pekerjaan perakitanBagian Finishing Pada bagian ini dilakukan pembersihan kotoran ndash kotoran yang melekat yang selanjutnya dilakukan penyemiran sepatu sesuai dengan warna yang diinginkan Setelah itu dilakukan pemeriksaan akhir dan sepatu dipak dan siap disimpan didalam gudang penyimpanan

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

ANALISA DATA

Proses KerjaLangkah pengerjaan dalam proses pembuatan kerajinan produk kulit adalah

sebagai berikut Proses PengemalanBahan baku yang berupa lembaran kulit dilakukan pengemalan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sehingga pada lembaran kulit tersebut tercetak gambar dari proses pengemalanProses PemotonganLembaran kulit yang telah dimal kemudian dipotong sesuai gambar yang telah dibuat pada proses sebelumnya sehingga menjadi potongan ndash potongan kapProses PenjahitanPotongan kulit tersebut kemudian dijadikan satu dengan menggunakan mesin jahitProses PengelemanSetelah berbentuk kap kemudian dilakukan pengeleman kap sepatu tersebut dengan sol (untuk sepatu dan sandal) dan pengeleman bagian ndash bagian pakaian untuk kerajinan pakaian sesuai dengan bentuk yang diinginkanProses PembersihanProses pembersihan dilakukan terhadap lem yang kurang rapi sehingga kelihatan rapi dan bersihProses PenyemiranPenyemiran dilakukan sesuai dengan warna yang dikehendakiProses PengepakanSetelah sepatu tersebut selesai disemir dimasukkan ke dalam plastik kemudian dos kecil dos ndash dos kecil tersebut dimasukkan ke dalam dos besar dan terakhir dibawa ke gudang penyimpangan

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

ANALISA DATA

Analisis Formasi KeterkaitanMengacu pada hasil wawancara terhadap beberapa pengusaha bahwa toko-toko produk kulit di Tanggulangin biasanya mempunyai unit produksi di bagian dalam kampung tersebut Menurut observasi di lapangan didapat bahwa terdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yang pertama adalah unit produksi yang memang dimiliki oleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalah unit produksi independen yang menyetor produknya ke toko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapat juga berupa subkontrak yang menerima pesanan dari toko

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

ANALISA DATA

Dari hasil kuesioner Berdasarkan rumus tersebutdengan populasi (N) sebesar 400 industri kecil danmenengah dengan e ditetapkan sebesar 10 makajumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 80respondenMenurut observasi di lapangan didapat bahwaterdapat dua tipe unit produksi di Tanggulangin Yangpertama adalah unit produksi yang memang dimilikioleh pengusaha toko Sedangkan yang kedua adalahunit produksi independen yang menyetor produknya ketoko-toko di Tanggulangin Tipe yang kedua ini dapatjuga berupa subkontrak yang menerima pesanan daritoko

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala Markusen

Gambar Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Identifikasi Pola Kluster Menurut Markusen

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenGambar Pola Kluster Industri Tanggulangin

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

ANALISA DATA

Analisis Pola Kluster Ala MarkusenTabel Penggolongan Variabel Pola Kluster Tanggulangin

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

ANALISA DATA

Dari tabel di atas maka dapat ditentukan bahwa padavariabel tertentu pola kluster Tanggulangin mengikutisebagian pola kluster Marhallian dan Hub and SpokeVariabel yang mengikuti pola Kluster Marshallianadalah struktur bisnis dan skala ekonomi yangdidominasi oleh industri kecil keputusan investasibersifat lokal jalinan kerjasama dengan pemasok yangrelatif kuat pasar tenaga kerja yang berlimpah danmigrasi tenaga kerja ke dalam kluster yang cukuptinggi Sedangkan yang mengikuti kluster Hub andSpoke adalah jalinan kerjasama antara sesamapengusaha Tanggulangin yang relatif kuat jalinankerjasama dengan perusahaan lain diluar kluster yangjuga relatif kuat ikatan budaya lokal dan tidak adanyaasosiasi pengusaha produk kulit di TanggulanginDengan demikian pola kluster Tanggulangin mengikutipola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

PEMBAHASAN

Analisis Regresi LogistikModel Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini mencoba semua metode yang ada dalam SPSS dan akhirnya dipilih metode terbaik yaitu Forward LR (berdasarkan skor statistik tertentu) Metode ini menghasilkan empat variabel yang signifikan (lihat tabel 44) Model Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor ndash faktor penting mana membedakan antara industri yang berorientasi ekspor dan beorientasi pasar lokal (domestik)Data penelitian (pada lampiran) terdiri atas 35 perusahaan yang berorientasi ekspor dan 45 perusahaan yang berorientasi pasar lokal Hasil output komputer dari pengolahan data diberikan pada tabel 44

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

PEMBAHASAN

Contoh Data Statistik Industri

0H 0H

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

PEMBAHASAN

Keterangan Variabel Regresi Logistik

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

PEMBAHASAN

Tabel 44 Hasil persamaan regresi logistik yang signifikan

Variabel Koefisien Nilai p

Status Badan Hukum (BH) -1944 0001

Jumlah Tenaga Kerja (TK) 0649 0000

Tingkat pendidikan TenagaKerja (TPT)

1425 0033

Jumlah Tenaga Kerja tidakdibayar (JTKT)

-0812 0000

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

PEMBAHASAN

Tabel 45 Tabel klasifikasi

Observed

Predicted

yPercentage Correct000 100

Step 1 y 000 38 7 844

100 2 33 943

Overall Percentage 888

Step 2 y 000 34 11 756

100 8 27 771

Overall Percentage 763

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada tabel 44 terdapat 4 faktor yang signifikan Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja (TK) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Variabel ndash variabel lain tidak mempunyai pengaruh signifikan untuk membedakan kedua kategori tersebut Hasil ini diperkuat dengan hasil klasifikasi pada tabel 45 dengan model regresi logistik yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian dalam mengklasifikasi sebesar 763 Kemampuan prediksi model cukup akurat dengan tingkat kesuksesan total 763 dengan prosentase 756 industri orientasi pasar lokal dan 771 industri orientasi pasar ekspor Hasil klasifikasi menyarankan bahwa kemampuan orientasi pasar dalam negeri adalah sebesar 34 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar ekspor adalah sebesar 11 industri Disamping itu kemampuan dalam mengklasifikasikan orientasi pasar ekspor secara benar adalah 27 industri sedangkan kesalahan dalam mengklasifikasi data ke orientasi pasar lokal adalah sebesar 8 industri

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

PEMBAHASAN

Koefisien Status Badan Hukum (BH) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Status Badan Hukum (BH) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin responden kurang mengerti pengertian badan hukum dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industriKoefisien Jumlah Tenaga Kerja (TK) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tenaga Kerja (TK) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

PEMBAHASAN

Koefisien Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (TPT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestikKoefisien Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) negatif dan signifikan pada α = 5 Hal ini berarti variabel Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) menurut persepsi responden mempunyai peranan penting dalam membedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dan domestik Variabel yang signifikan tersebut diatas dipersepsikan oleh responden diharapkan mempunyai kecenderungan untuk mampu lebih berkompetensi Tetapi hal ini tidak dipersepsikan demikian oleh responden Hal ini antara lain mungkin menurut responden Jumlah Tenaga Kerja yang tidak dibayar (JTKT) diberikan status kejelasan menjadi Tenaga tetap dan seharusnya pembuat kebijakan harus memperbaiki persepsi ini agar benar dan dapat meningkatkan daya saing industri

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis di atas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan berikut ini a Dengan mengacu kepada identifikasi pola kluster model Markusen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola kluster Tanggulangin mengikuti pola kluster Marshallian dan Hub and Spoke

b Berdasarkan analisis regresi logistik maka dapat disimpulkanbahwa variabel Status Badan Hukum (BH) Jumlah Tenaga Kerja(TK) Jumlah Tenaga Kerja tidak dibayar (JTKT) Tingkat pendidikan Tenaga Kerja (TPT) mempunyai kebijakan yang fokusterhadap faktor ndash faktor tidak signifikan dan sangat berpengaruh dalammenentukan orientasi pasar industri produk kulit Tanggulangin Sidoarjodan menurut persepsi responden mempunyai pengaruh dalammembedakan antara perusahaan berorientasi ekspor dandomestik

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing

KESIMPULAN DAN SARAN

SaranDari hasil analisis regresi logistik terdapat faktor ndash faktor yang seharusnya mempunyai kontribusi penting terhadap orientasi eksportetapi kenyataannya tidak Hal ini perlu pengambilan data yang lebihbaik antara lain memilih responden yang benar ndash benar mampumenilai pertanyaan ndash pertanyaan yang ada di kuisioner danpenyempurnaan model regresi logistik yang lebih mampumenjelaskan fenomena yang ada Untuk pembuat kebijakan untukmemperbaiki variabel yang tidak signifikan seperti Tingkat Pendidikan Pengusaha Pelatihan pengusaha Umur perusahaan Bapak Angkat Teknologi penyamakan produk kulit Jaringandengan pembeli terbesar Jaringan dengan pemasok bahan baku dan Keaktifan promosi dapat meningkatkan daya saing