seminar penerangan galeri seni

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain interior adalah salah satu bidang ilmu yang mempergunakan perencanaan pencahayaan, khususnya cahaya buatan sebagai salah satu media bagi pemenuhan kenyamanan manusia melakukan aktivitas di dalam ruangan. Hasil akhir perencanaan pencahayaan bergantung pada kualitas cahaya yang dihasilkan. Ketepatan kualitas cahaya tersebut terkait dengan 3 (tiga) hal sebagai berikut, yaitu cara cahaya dihasilkan, pemilihan bentuk sumber cahaya, dan pemilihan ukuran dan jenis lampu. Dalam sebuah ruangan, perencanaan pencahayaan buatan merupakan salah satu hal penting yang berperan sebagai pemberi bentuk (formgiver) terhadap elemen-elemen interior. Dengan perencanaan pencahayaan buatan yang tepat, unsur- unsur seperti tekstur, warna, pola atau kontur permukaan bidang yang dimiliki oleh elemen-elemen interior, menjadi faktor pembentuk atmosfir ruang. Hal ini menjadi penting karena atmosfir ruang yang tercipta sangat menentukan tingkat kenyamanan visual para pengguna ruang. Galeri adalah suatu fasilitas umum untuk memamerkan bendaatau karya seni. Sehingga pencahayaan buatan yang baik diperlukan pada galeri. Perananan pencahayaan buatan pada galeri dapat dimanfaatkan untuk memberikan penekanan pada obyek-obyek sehingga bentuk, detail dan estetika pada obyek dapat tersampaikan dengan optimal dan memberikan efek dramatis pada obyek. Dengan pemberian pencahayaan

Upload: aqmarina-badzlin

Post on 12-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

arsitektur

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desain interior adalah salah satu bidang ilmu yang mempergunakan perencanaan

pencahayaan, khususnya cahaya buatan sebagai salah satu media bagi pemenuhan

kenyamanan manusia melakukan aktivitas di dalam ruangan. Hasil akhir perencanaan

pencahayaan bergantung pada kualitas cahaya yang dihasilkan. Ketepatan kualitas

cahaya tersebut terkait dengan 3 (tiga) hal sebagai berikut, yaitu cara cahaya dihasilkan,

pemilihan bentuk sumber cahaya, dan pemilihan ukuran dan jenis lampu.

Dalam sebuah ruangan, perencanaan pencahayaan buatan merupakan salah satu

hal penting yang berperan sebagai pemberi bentuk (formgiver) terhadap elemen-elemen

interior. Dengan perencanaan pencahayaan buatan yang tepat, unsur-unsur seperti

tekstur, warna, pola atau kontur permukaan bidang yang dimiliki oleh elemen-elemen

interior, menjadi faktor pembentuk atmosfir ruang. Hal ini menjadi penting karena

atmosfir ruang yang tercipta sangat menentukan tingkat kenyamanan visual para

pengguna ruang.

Galeri adalah suatu fasilitas umum untuk memamerkan bendaatau karya seni.

Sehingga pencahayaan buatan yang baik diperlukan pada galeri. Perananan

pencahayaan buatan pada galeri dapat dimanfaatkan untuk memberikan penekanan

pada obyek-obyek sehingga bentuk, detail dan estetika pada obyek dapat tersampaikan

dengan optimal dan memberikan efek dramatis pada obyek. Dengan pemberian

pencahayaan buatan juga dimaksudkan agar pengunjung dapat menerima informasi dari

obyek seni yang dipamerkan.

Perencanaan pencahayaan buatan harus mampu berperan dalam menciptakan

atmosfir ruang sesuai dengan fungsi ruang tersebut, baik siang terlebih lagi pada malam

hari. Karena pada malam hari, efek pencahayaan yang dramatis akan hadir lebih

optimal. Dan atmosfir ruang pun akan lebih terasa oleh pengunjung.

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan pada uraian di atas, hal yang akan dibahas dalam makalah seminar

ini adalah:

1. Bagaimana peran pencahayaan buatan terhadap atmosfir galeri seni?

2. Bagaimana teknik pencahayaan buatan dalam menciptakan atmosfir galeri?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui peran dan teknik

pencahayaan buatan dalam menciptakan atmosfir galeri seni.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lengkap mengenai peran

dan teknik pencahayaan penerangan buatan pada interior ruangan, khususnya galeri

seni. Dengan begitu perencangan desain interior pada kedepannya akan memberikan

hasil yang maksimal sehingga dapat bermanfaat berdasarkan fungsi sebenarnya.

1.5 Lingkup Pembahasan

Agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan permasalahan menjadi jelas, maka

penelitian ini perlu pembatas masalah yaitu:

1. Penelitian dilakukan khusus pada pencahayaan buatan.

2. Penelitian dilakukan khusus pada pada Semarang Contemporary Art Gallery.

1.6 Metode Pembahasan

Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan

menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Pengumpulan data diperoleh dengan cara:

1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan

langsung di lokasi.

2. Studi Literatur

Studi literatur yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam

perencanaan dan perancangan.

3. Wawancara

Wawancara yaitu dialog langsung dengan baik pelaku aktifitas maupun pengelola.

Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan

dengan topik.

1.7 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penyusunan makalah seminar ini adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menguraikan tentang tinjauan umum dan pengertian kondisi sistem

penerangan terkait dengan teknik pencahayaan buatan untuk obyek seni dan

kenyamanan visual.

BAB III TINJAUAN KHUSUS SEMARANG CONTEMPORARY ART

GALLERY

Menguraikan tentang tinjauan pada study kasus terpilih, yakni Semarang

Contemporary Art Gallery sehubungan dengan teknik penerangan buatan

untuk obyek seni yang berpengaruh terhadap kenyamanan secara visual.

BAB IV ANALISA

Menganalisa sistem penerangan buatan pada Semarang Contemporary Art

Gallery.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Mengungkapkan kesimpulan dan saran yang berdasar pada judul dan tujuan

penelitian.

Analisis Pencahayaan Buatan Pada Semarang Contemporary Art

Gallery

Kesimpulan Pencahayaan Buatan Pada Semarang Contemporary Art

Gallery

Studi Literatur

Menentukan Tema Penelitian

Menentukan Objek Studi

Identifikasi Pencahayaan Buatan Pada Galeri Seni

Pencahayaan Buatan Pada Galeri Seni

Identifikasi Pencahayaan Buatan Pada Semarang Contemporary Art GalleryTinjauan Teori Pencahayaan Buatan Pada Galeri Seni

Observasi Lapangan

Wawancara

ALUR PIKIR

GAMBARAN PUSTAKA

Mangunwijaya, Y. 1981. Pengantar Fisika Bangunan. Jakarta: Djambatan.