seminar nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/s/gen/pdf/a0303aaall.pdfpinnata merr.) di kota...

54
Seminar Nasional& International Conference Abs Sem Nas Masy Biodiv Indon vol. 3 | no. 3 | pp. 89-131 | April 2016 ISSN: 2407-8069 Lembah Harau, Limapuluh Kota, Sumatera Barat ; foto oleh Brian Madhan Penyelenggara Manuskrip terseleksi dipublikasikan pada: diterbitkan pada

Upload: others

Post on 04-Sep-2019

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

SeminarNasional&

InternationalConference

Abs Sem Nas Masy Biodiv Indonvol. 3 | no. 3 | pp. 89-131 | April 2016

ISSN: 2407-8069

Lem

bah

Hara

u, L

imap

uluh

Kot

a, S

umat

era

Bara

t; fo

to o

leh

Bria

n M

adha

n

Penyelenggara

Manuskrip terseleksidipublikasikan pada:

diterbitkan pada

Page 2: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ALAMAT SEKRETARIAT:1. Sekretariat Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Kantor Jurnal Biodiversitas, Jurusan Biologi Gd. A, Lt. 1, FMIPA UNS,

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126, Jawa Tengah. Tel./fax.: +62-271-663375. Email: [email protected]: biodiversitas.mipa.uns.ac.id/snmbi.html

2. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Prodi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas KampusUnand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702

Penyelenggara& pendukung

Manuskrip terseleksidipublikasikan pada:

Page 3: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

JADWALSeminar Nasional

Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)Padang, 23 April 2016

PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG

08.00-09.00 Registrasi dan Persiapan Panitia Selasar09.00-09.10 Sambutan Ketua MBI R109.10-09.20 Sambutan dan Pembukaan Dekan F. Pertanian Unand R109.20-09.30 Foto Bersama & Kudapan Pagi Panitia R1,

Selasar09.30-11.00 Panel 1 Moderator R1

Prof. Dr. Ir. Novri Nelly, M.P.Prof. Dr. Samanhudi, S.P., M.Si.

11.00-12.30 Panel 2 Panitia R1Hapri Fred Nico Lapian, M.Sc., Ph.D.Dr. Ir. Mizu Istianto, M.P.

12.30-13.30 Ishoma dan Presentasi Poster Panitia Selasar

13.30-14.30 Presentasi Oral IKelompok 1: AO-01 s.d. AO-11 Moderator R1Kelompok 2: AO-12 s.d. BO-10 Moderator R2Kelompok 3: BO-11 s.d. BO-21 Moderator R3Kelompok 4: BO-22 s.d. BO-32 Moderator R4Kelompok 5: BO-33 s.d. CO-01 Moderator R5

14.30-14.45 Kudapan Sore Panitia Selasar

14.45-15.45 Presentasi Oral IIKelompok 6: CO-02 s.d. DO-03 Moderator R1Kelompok 7: DO-04 s.d. EO-09 Moderator R2Kelompok 8: EO-10 s.d. EO-20 Moderator R3Kelompok 9: EO-21 s.d. EO-30 Moderator R4Kelompok 10: EO-31 s.d. EO-40 Moderator R5

15.45-16.00 Penutupan dan Penjelasan lain Ketua Panitia R1

Kegiatan berikutnya:1. International Conference on Biodiversity, Bandung, Indonesia, 28 May 20162. International Conference on Biodiversity, Pontianak, Indonesia, 8 October 2016

Page 4: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

DAFTAR ISISeminar Nasional

Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)Padang, 23 April 2016

KODE JUDUL PENULIS HAL.

BIODIVERSITAS GENETIK

AO-01 Eksplorasi dan identifikasi plasma nutfah enau (Arengapinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat

Yusniwati, Raudha Thaib, OrizaSafitri

89

AO-02 Penelitian awal sebelas genotip jagung hibrida baruterhadap serangan penyakit hawar daun(Helminthosporium turcicum)

Budi Setyawan, Irfan Suliansyah,Aswaldi Anwar, Etti Swasti

89

AO-03 Karakterisasi morfologi dan fisikokimia ubikayu lokalSumatera Barat

Nova Reskhi Firdaus, P.K. DewiHayati

90

AO-04 Perakitan varietas gandum (Triticum aestivum) berumurgenjah dengan produksi tinggi melalui metodepersilangan

Fitri Ekawati, Irfan Suliansyah,P.K. Dewi Hayati

90

AO-05 Identifikasi dan karakterisasi morfologi tanaman talas(Colocasia sp.) di Kecamatan Siberut Selatan danSiberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai,Sumatera Barat

Nasrez Akhir, Armansyah, Syukri 90

AO-06 Eksplorasi dan karakterisasi padi gogo beras merah lokaldi Sumatera Utara

Rahmad Setia Budi,, IrfanSuliansyah, Yusniwati, Sobrizal

91

AO-07 Keragaman morfologi dan kadar katekin tanaman gambirberdaun merah yang tersebar di berbagai ketinggian diSumatera Barat

Nilla Kristina, Jannati Lestari 91

AO-08 Studi pendahuluan pola sidik bibir Suku Minangkabau Putri Reno Nurul Pradini, DjongHon Tjong, Dewi Imelda Roesma

92

AO-09 Identifikasi tiga isolat potensial (UBCF_01, UBCF_13,dan UBCR_36) penghasil senyawa antianthraknosaberdasarkan sekuens gen 16S rRNA

Lily Syukriani, Elly Syafriani,Rahmi Henda Yani, Jamsari

92

AO-10 Biodiversity of lactic acid bacteria in biogas sludge fromdifferent feeds

Endang Purwati, Irfan Suliansyah,Yulia Yellita, Novita Sari

92

AO-11 Kajian marka bioakustik suara kokok ayam kokokbalenggek

Rusfidra, A.J. Setiawan, F. Arlina 93

AO-12 Pengaruh penggunaan konsentrasi air kelapa muda padapengencer NaCl fisiologis terhadap kualitas spermatozoaikan tawes (Puntius javanicus)

Farah Diana 93

Page 5: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

iv

AP-04 Sumber genetik pembentukan populasi dasar padi gogotoleran naunagn dan dataran tinggi

Yullianida, Aris Hairmansis,Supartopo dan Suwarno

93

AP-01 Keragaman genetik enampuluh hibrid pepaya Tri Budiyanti, Sunyoto,Noflidawati, Makful, Dewi Fatria,Riry Prihantini

94

AP-02 Estimation of genetic parameters of agronomic traits insoybean population resistant to whitefly

Apri Sulistyo 94

BIODIVERSITAS SPECIES

BO-01 Jenis vegetasi penyusun habitat bangeris (Koompassiaexcelsa) di Kawasan Hutan Gunung Lumut

Teguh Muslim 94

BO-02 Komposisi dan preferensi pakan labi-labi (Amydacartilaginea Boddaert 1770) di Penangkaran

Teguh Muslim 95

BO-03 Potensi labi-labi (Amyda cartilaginea) sebagai sumberprotein hewani alternatif di Kalimantan Timur

Teguh Muslim, Suryanto 95

BO-04 Penghambatan pertumbuhan anakan akasia (Acacianiotica) dengan air laut dan naungan

Djufri 95

BO-05 Dinoflagellata epifitik pada makroalga yang berpotensimenyebabkan Ciguatera Fish Poisoning di perairanPulau Weh, Aceh

Riani Widiarti, Ramadhan KemalPudjiarto, Ikin Fathoniah

96

BO-06 Pola penyebaran, jenis Lichenes dan BryophytaCorticolous, di Kawasan Pegunungan Duasen,Kabupaten Gorontalo

Dewi Wahyuni K. Baderan,Widyawati K. Sulani, HarpinMalik

96

BO-07 Keanekaragaman jenis cendawan entomopatogen endofitpada tanaman kakao

Trizelia, Winarto 97

BO-08 Karakteristik bakteri enfofit Bacillus yang diisolasi dariakar bawang berah sebagai pengendali hayati penyakithawar daun bakteri

Zurai Resti,, Trimurti Habazar,Deddi Prima Putra, Nasrun

97

BO-09 Keanekaragaman Arthropoda pada perkebunan kelapasawit rakyat di Dharmasraya, Sumatera Barat

Sri Heriza, Ade Noferta, NanangAli Gandi

97

BO-10 Keanekaragaman anggrek (Orchidaceae) di KawasanCagar Alam Pulau Raja Kabupaten Gorontalo Utara,Provinsi Gorontalo

Abubakar Sidik Katili,, Novri Y.Kandowangko, Harmuddin

98

BO-11 Fish diversity of the Batang Toru River system, SouthTapanuli, North Sumatra

Dewi Imelda Roesma, AdaChornelia, Ahmad Mursyd, MistarKamsi

98

BO-12 Keanekaragaman spesies dan parasitisasi parasitoid telurwalang sangit (Leptocorisa oratorius Fabricus) diKabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat

Fri Maulina, Novri Nelly,Hidrayani, Hasmiandy Hamid

98

BO-13 Uji isolat FMA indigenous terhadap pertumbuhan daninfeksi akar tanaman padi metode SRI

Eka Susila N,, Nelson Elita,Yefriwati

98

BO-14 Jenis kunang-kunang (Coleoptera: Lampyridae) dikawasan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, ProvinsiJambi

Annisa Izmi Aulia, Mairawita,Resti Rahayu

99

BO-15 Karakter morfologi dan biokimia isolat-isolatrizobakteria dari rizosfir jagung

Yulfi Desi, Asnurita, Prima Novia 99

BO-16 Variasi morfologi Hampala macrolepidota di DanauManinjau dan Singkarak, Sumatera Barat

Delfia Rahmadhani, Dewi ImeldaRoesma, Syaifullah

100

Page 6: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

v

BO-17 Inventarisasi spesies mamalia di kawasan hutan bernilaikonservasi tinggi Prof. Dr. Sumitro DjojohadikusumoSolok Selatan, Sumatera Barat

Husnul Fikri,, Wilson Novarino,Rizaldi

100

BO-18 Studi keberadaan cendawan elang, jamur liar konsumsidi Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci,Jambi

Dalli Yulio Saputra, Nurmiati,Periadnadi

100

BO-19 Isolation, antimicrobial of lactic acid bacteria andmolecular characterization using 16 S RNA from DadihSijunjung, West Sumatera, Indonesia

Sumaryati Syukur,, HermansyahAziz, Fachrur Rijal

101

BO-20 Penggunaan strata kanopi hutan oleh berbagai spesiesburung di zona montana hutan tropis, Jawa Barat,Indonesia

Ruhyat Partasasmita, ZamzamI’lanul Anwar Atsaury, TeguhHusodo

101

BO-21 Keanekaragaman jenis tumbuhan pada hutan rawagambut Tripa, Aceh

Zairin Thomy, Masykur, YekkiYasmin

101

BO-22 Analisis vegetasi tumbuhan asing invasif di kawasanTaman Hutan Raya Dr. Moh. Hatta, Padang, SumateraBarat

Maifairus Sahira, Solfiyeni,Syamsuardi

102

BO-23 Crop raiding oleh hewan primata di Bungus TelukKabung, Padang, Sumatera Barat

Radila Utami, Rizaldi, WilsonNovarino

102

BO-24 Keanekaragaman jamur pada rizosfir rumpun bambutalang (Schizostachyum brachycladum)

Monita Puspitasari 102

BO-25 Kajian teknik budidaya salak Padangsidimpuan (Salaccasumatrana Becc.)

Rasmita Adelina, Irfan Suliansyah,Auzar Syarief, Warnita

103

BO-26 Laju dekomposisi serasah daun jabon (Anthocephaluscadamba) pada beberapa umur tanam

Syofia Rahmayanti 103

BO-27 Identifikasi dan karakterisasi morfologi rami (Boehmerianivea) di Sumatera Barat

Reni Mayerni,Zulfadly Syarif,Ade Putra Tanjung

103

BO-28 Variasi morfologi ular Tropidolaemus wagleriWagler,1830 (Serpentes: Viperidae) di Sumatera Barat

Hadi Kurniawan, Djong HonTjong, Wilson Novarino

104

BO-29 Pengaruh musim terhadap komposisi dan strukturkomunitas ikan di perairan Batang Bungo KabupatenBungo, Propinsi Jambi

Syafriald, Dahelmi, Dewi ImeldaRoesma, Hafrijal Syandri

104

BO-30 Diversitas makrozoobenthos pada tide pools Pantai BatuKukumbung, Cagar Alam Bojonglarang-Jayanti, JawaBarat

Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi,Aufa Aulia Kanza

104

BO-31 Keragaman dan musim berbunga tumbuhan sumberpakan Apis cerana Fabr. (Hymenopter: Apidae) padapertanaman polikultur di Sumatera Barat

Jasmi 105

BO-32 Diversitas semut arboreal pada tanaman kelapa sawit diSumatera Selatan

Irham Falahudin,, Dahelmi, SitiSalmah, Ahsol Hasyim

105

BO-33 Buah pucuk merah (Syzygium oleana): Aktifitasantioksidan, total polifenol dan kandungan antosianin

Tuty Anggraini 106

BO-34 Potensi bengkuang sebagai legum penutup tanah untukmeningkatkan kualitas tanah di lahan kering SumateraBarat

Mismawarni Srima Ningsih 106

BO-35 Variasi morfologi dan hubungan kekerabatan katakraksasa Limnoctes blythii di Sumatera Barat

Wince Hendri, Djong Hon Tjong,Dahelmi, Dewi Imelda Roesma

106

BO-36 Salacca sumatrana sebagai tanaman konservasiproduktif di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara

Yusriani Nasution,, AzwarRasyidin, Yulnafatmawita,

107

Page 7: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

vi

Amrizal Saidi

BO-37 Variation of phosphate solubilizing bacteriacommunities in food and shrubs plants rhizospheregrowing on acid soil

Agustian,, Dwi Maryanti, ClaudePlassard

107

BO-38 Perbandingan morfologi Hipposideros diadema(Geoffroy, 1813) (Chiroptera: Hipposideridae) diSumatera Barat dengan subspesies di pulau-pulaulainnya di Indonesia

Ada Chornelia,, Djong Hon Tjong,Dewi Imelda Roesma

107

BO-39 Komunitas Coccinellidae predator pada lanskappertanian berbeda di Sumatera Barat

Yaherwandi, Hidrayani,Hasmiandy Hamid

108

BO-40 Keanekaragaman serangga air pada sawah konvensionaldan organik di Kota Padang, Sumatera Barat

Hasmiandy Hamid 108

BO-41 Karakteristik suksesi pada area pengendapan tailingberdasarkan profil vegetasi

Yuanita Windusari, Laila Hanum,Hidayatullah

108

BO-42 Potensi madu hutan pada pohon bangeris (Koompassiaexcelsa) di Kalimantan Timur

Teguh Muslim, Suryanto 109

BP-01 Dinamika produksi vegetatif dan generatif Ixorapseudojavanica dan I. coccinea dalam meresponbeberapa faktor iklim

R. Subekti Purwantoro 109

BP-02 Efikasi dan resurjensi hama wereng coklat (Nilaparvatalugens) oleh insektisida berbahan aktif imidakloprid 100G/L + karbosulfan 200 G/L) pada tanaman padi

Trisnaningsih 110

BP-03 Respon galur-galur padi rawa terhadap cekaman biotik Trisnaningsih, Anggiani Nasution 110

BIODIVERSITAS EKOSISTEM

CO-01 Pemanfaatan sumberdaya hayati oleh masyarakat diCagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB)Propinsi Riau

Prima Wahyu Titisari, Elfis 110

CO-02 Analisis tingkat degradasi hutan mangrove di WilayahDulupi Kabupaten Boalemo Gorontalo berdasarkankriteria baku kerusakan mangrove

Abubakar Sidik Katili,,, RamliUtina, Citrawaty Dahiba

110

CO-03 Komposisi dan struktur komunitas zooplankton di zonalitoral Danau Talang, Sumatera Barat

Rilla Humaira, Izmiarti, IndraJunaidi Zakaria

111

CO-04 Pola penyebaran dan potensi Taxus sumatrana diGunung Tujuh Kabupaten Kerinci, Jambi

Dodi Frianto, Eka Novriyanti 111

CO-05 Hubungan faktor lingkungan fisika kimia air di ZonaLitoral Danau Talang terhadap kepadatan zooplankton

Rilla Humaira, Izmiarti, IndraJunaidi Zakaria

111

CO-06 Indeks komunitas kurung di Taman Kota Ruhyat Partasasmita 112

CO-07 Preferensi makan kerang C. sumatrana di zona litoralDanau Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat

Aldo Artha Perdana, JabangNurdin, Izmiarti

112

CO-08 Analisis keanekaragaman arthropoda musuh alami padaekosistem padi sawah di daerah endemik wereng batangcokelat Nilaparvata lugens(Studi kasus: Kecamatan Tanjung Mutiara KabupatenAgam Propinsi Sumatera Barat)

Enie Tauruslina A,,♥, Trizelia,Yaherwandi, Hasmiady Hamid

112

CO-09 Komunitas capung (Odonata) pada sawah systemorganik dan konvensional di Kabupaten PadangPariaman

Reflin, Hasmiandy Hamid,Zulhafandi

113

Page 8: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

vii

CP-01 Permasalahan konservasi pada kawasan wisata berbasisalam: Studi kasus Kawah Sikidang, Dieng, Jawa Tengah

Ahmad Dwi Setyawan, AriSusilowati, Ari Pitoyo, Jean W.H.Yong

113

ETNOBIOLOGI

DO-01 Pengetahuan lokal masyarakat Desa KarangwangiKabupaten Cianjur tentang variasi (ras), pemeliharaan,dan konservasi ayam (Gallus gallus domesticusLinnaeus, 1758)

Ruhyat Partasasmita, Rahmi AuliaHidayat, Tatang Suharmana, JohanIskandar

114

DO-02 Studi dialektika normatifikasi dan kontekstualisasipenerapan undang-undang No. 41 Tahun 2009 terhadapkedaulatan dan ketahanan pangan di Indonesia

Dewi Gunawati 114

DO-03 Pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan sebagai obat olehmasyarakat Kampung Areng, Kecamatan Lembang,Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat

Asep Zainal Mutaqin, MohamadNurzaman, Tia Setiawati, RulyBudiono, Azifah An'amillah, JohanIskandar

115

DO-04 Kandungan vitamin C dan potensi makroalga di kawasanPantai Cigebang, Kabupaten Cianjur, Propinsi JawaBarat

Tia Setiawati, MohamadNurzaman, Asep Zainal Mutaqin,Ruly Budiono, Annisa AbdiwijayaQ

115

DO-05 Aktivitas ekstrak heksan tumbuhan patah tulangEuphorbia tirucalli L. (Euphorbiaceae) terhadap telurCrocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Crambidae)

Arneti, Ujang Khairul, NhyraKamala Putri

115

BIOSAINS

EO-01 Kemampuan kolonisasi Trichoderma viride-T1sk padaakar beberapa kultivar pisang dan efeknya terhadappenyakit layu Fusarium

Nurbailis, Martinius 116

EO-02 Potensi budidaya karanng hias berdasarkan kelimpahanZooxanthellae: Studi koloni karang yang terinfeksi BlackBand Disease di Pulau Pahawang Besar, Lampung

Ramadhan Kemal Pudjiarto,, RianiWidiarti, Ofri Johan, Mufti PetalaPatria

116

EO-03 Respon fisiologis dan anatomis padi (Oryza sativa)‘Cempo Merah’ terhadap pemberian kalsium silikat padaketersediaan air berbeda

Diah Rachmawati,, TriSetyaningsih, Eko Hanudin,Maryani

116

EO-04 Aplikasi formula rizobakteri dan pemupukan N terhadapintensitas hawar daun bakteri (Xanthomonas axonopodispv. allii) pada bawang merah

Milda Ernita, Jamilah 117

EO-05 Isolasi dan seleksi rizobakteri yang berpotensi sebagaiagens pengendali Pantoea stewartii subsp. stewartiipenyebab layu Stewart pada tanaman jagung

Haliatur Rahma,, Aprizal Zainal,Suryati

117

EO-06 Dampak aplikasi bakteri enfofit terhadap penyakit kresekoleh Xanthomonas oryzae pv. oryzae serta pertumbuhanbibit padi

Haliatur Rahma, Nila Kristina danTrizelia

117

EO-07 Patogenesitas jamur entomopatogen Beauveria bassianadan Metarhizium spp. terhadap telur Leptocorisa acuta

Munzir Busniah,, Trizelia, EffiYudiawati

118

EO-08 Analisis potensi lestari sumberdaya perikanan di CagarBiosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (CBGSKBB)Propinsi Riau

Elfis, Prima Wahyu Titisari 118

EO-09 Seleksi kemampuan isolat rizobakteri indigenous untuk Fatimah,, Trimurti Habazar, Dayar 118

Page 9: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

viii

menginduksi ketahanan cabai merah terhadapColletotrichum gloeosporioides

Arbain, Nurbailis

EO-10 Pematahan dormansi benih enau (Arenga pinnata)dengan berbagai perlakuan fisik dan kimia

Nalwida Rozen, Raudha Thaib,Firdaus

119

EO-11 Studi preferensi dan hubungan antara kerapatan mangsadan kemampuan memangsa Menochilus sexmaculatusdan Coccinella transversalis pada beberapa mangsa yangberbeda

Siska Efendi,, Yaherwandi, NovriNelly

119

EO-12 Stabilitas formula rizobakteria indigenous dari rizosfirtomat sehat (Serratia marcescens strain N2.4) dalampengendalian penyakit bercak bakteri dan peningkatanpertumbuhan tomat

Trimurti Habazar, Yulmira Yanti,Zurai Resti, Rika Ovianti

119

EO-13 Pemanfaatan sampah kota sebagai bahan dasar POCmenggunakan bioaktivator MOL untuk pertumbuhanLactuca sativa L. var. crispa dengan sistem verikultur

Eka Muliani, Zozy Aneloi Noli,Periadnadi

120

EO-14 Pengaruh pemberian elisitor Cu2+ terhadap kalusArtemisia vulgaris dalam upaya penyediaan artemisininsebagai antimalaria

Raudhatul Jannah, Suwirmen,Zozy Aneloi Noli

120

EO-15 Induksi akar stek pucuk pulai (Alstonia scholaris)dengan auksin sintetis dan alami dalam upayapenyediaan bibit revegetasi

Elvira, Suwirmen, Zozy AneloiNoli

120

EO-16 Pengaruh konsentrasi IBA terhadap stek pucuk pulai(Alstonia scholaris) dalam penyediaan bibit untukrevegetasi

Tiara, Zozy Aneloi Noli, Chairul 121

EO-17 Pengaruh sumber bahan stek terhadap kemampuanberakar stek pulai (Alstonia shcolaris) sebagai upayapenyediaan bibit untuk reklamasi lahan terdegradasi

Kiki Ayunda Putri, Suwirmen,Zozy Aneloi Noli

121

EO-18 Penentuan metode ekstraki dan sortasi terbaik untukbenih mangium (Acacia mangium)

Naning Yuniarti 121

EO-19 Teknik penanganan benih yang tepat untuk peningkatanviabilitas benih kayu afrika (Maesopsis emenii)

Naning Yuniarti 122

EO-20 Tingkat serangan hama kumbang pucuk kelapaBrontispa longissima di Sumatera Barat

Yunisman, Arneti, HasmiandyHamid, Suardi Gani

122

EO-21 Potensi tanaman padi yang dipupuk dengan komposChromolaena odorata penghasil gabah dan sumberhijauan pakan ternak menunjang ketahanan pangan

Jamilah, Junarti, Sri Mulyani 122

EO-22 Pengaruh pemberian mikoriza arbuscular dan bakteriSinorhizobium fredii terhadap pertumbuhan tanamankacang tanah pada sedimen Danau Limboto, Gorontalo

Novry Youla Kandowangko,Yuliana Retnowati, Krisman Tuyu,Wayan Sutiani

123

EO-23 Penampilan hibrida silang tunggal jagung dari berbagaikombinasi galur inbred di Pasaman Barat, SumateraBarat

P.K. Dewi Hayati,, Sutoyo, T.B.Prasetyo

123

EO-24 Uji pertumbuhan karakter vegetatif awal beberapagenotipe sorgum (Sorghum bicolor) terhadap toksisitasaluminium pada media kultur hara

Dwi Citra Zuinca Sirait, Warnita,Irawati Chaniago

124

EO-25 Evaluasi antagonis Pseudomonas fluorescens dalammengendalikan penyakit layu Fusarium tomat

Chrisnawati, Sudjijo, Leni Marlen 124

EO-26 Isolasi dan seleksi potensi bakteri enfofit untukmeningkatkan ketahanan cengkeh terhadap penyakitbakteri pembuluh kayu cengkeh (BPKC)

Nasrun,, Nurmansyah, HerwitaIdris, Chrisnawati

124

Page 10: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ix

EO-27 Studi perbanyakan tanaman salak Padangsidimpuanmelalui teknik cangkok anakan pada berbagai zatpengatur tumbuh auksin

Rasmita Adelina,, Sutan Pulungan,Adoan, Nonat

125

EO-28 Observasi dan identifikasi keragaman fungi mikorizaarbuskula yang mampu memproduksi glomalin rizosfirtanaman jaung yang dipupuk organik pada tanah ultisol

Eti Farda Husin, Amrizal Saidi,Azwar Rasidin, Eddiwal

125

EO-29 Pengaruh zat pengatur tumbuhan terhadap pertumbuhantunas bawang putih (Allium sativum) pada media MSsemi solid

Ruly Budiono, Tia Setiawati,Mohamad Nurzaman, Dian Latifa,Asep Zainal Mutaqin

126

EO-30 embriogenesis somatik tiga varietas gandum (Triticumaestium)

Ryan Budi Setiawan,, NurulKhumaida, Diny Dinarti

126

EO-31 Pengaruh inokulasi campuran bakteri pelarut fosfatindigenous Riau pada pertumbuhan dan produksi kedelai

Lufita Nur Alfiah, Delita Zul,Nelvia

127

EO-32 Analisis model manajemen pengelolaan agroindustridalam percepatan pertumbuhan ekonomi pedesaan(Kasus: Agroindustri coklat Chokato di KelurahanKapalo Koto, Kota yakumbuh, Sumatera Barat)

Zelfi Zakir 127

EO-33 Pengaruh konsentrasi NAA dan pupuk daun terhadappertumbuhan tanaman hias Anthurium

Warnita, Netti Herawati 127

EO-34 Introduksi formula rizobakteria (Bacillus sp.) padatanaman kedelai untuk peningkatan ketahanan terhadappenyakit pustul bakteri (Xanthomonas axonopodis pvglycines) di lapangan

Julio Eiffelt Rossaffelt Rumbiak,,Trimurti Habazar, Yulmira Yanti

128

EO-35 Keragaman isolat rizobakteri indigenous dari rizosfercabai serta kemampuannya dalam meningkatkanpertumbuhan cabai dan mengendalikan Ralstoniasolanacearum

Yulmira Yanti,, Fuji Febria Astuti,Chainur Rahman Nasution

128

EO-36 Pengaruh fungi mikoriza arbuskula terhadap jamur akarputih (Rigidoporus microporus) pada tanaman karet

Diana Putri, Nasril Nasir,Feskaharny Alamsjah

128

EO-37 Peningkatan kandungan metabolit sekunder kultur akarrambut Centella asiatica) indigenous Sumatera Baratdengan penambahan skualen secara in vitro

Zahanis 129

EO-38 Biodiversity of various cell culture in TCM-199 mediumof estradiol and progesterone hormone levels

F.L. Syaiful, E. Purwati, Suardi, T.Afriani

129

EO-39 Kajian waktu tanam dan populasi kacang tanah terhadappertumbuhan dan hasil jagung dan kacang tanah dalamsistem tumpang sari

Zulfadly Syarif, Terkelin Pinem,Auzar Syarif

129

EO-40 Hubungan panjang berat, nisbah kelamin dan indeksgonado somatik ikan naleh (Poropuntius sp.) di DASJambak, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten AcehBarat: Suatu kajian awal

Afrizal Hendri, Risal Fahmi 130

EP-01 Pengaruh pemberian kompos Tithonia yangdireinokulasi jamur dan bakteri dalam meningkatkanpertumbuhan dan produksi jagung

Kiki Amelia 130

EP-02 Pengaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) danpupuk P terhadap kandungan P tanah dan hasil tanamanbuncis pada andisol

Migusnawati 130

Page 11: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

iv

THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK

Page 12: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDONVolume 3, Nomor 3, April 2016 ISSN: 2407-8069Halaman: 89-131 DOI: 10.13057/asnmbi/m030301

ABSTRAKSeminar Nasional

Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)Padang, 23 April 2016

Genetik

AO-01Eksplorasi dan identifikasi plasma nutfah enau(Arenga pinnata Merr.) di Kota Padang, SumateraBarat

Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza SafitriProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email:[email protected]

Eksplorasi dan identifikasi plasma nutfah enau (Arengapinnata Merr.) di lima kecamatan di Kota Padang yaituTaluak Kabuang, Padang Selatan, Lubuk Kilangan, Pauhdan Koto Tangah. Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi karakter morfologi dan mendapatkaninformasi awal tentang keragaman morfologi tanaman enaudi Kota Padang dan untuk mendapatkan karakter tanamanenau yang cocok untuk dikembangkan kedepanyaberdasarkan potensi produksi. Penelitian ini dilakukandengan cara survei dimana pengambilan aksesi dilakukansecara sengaja (purposive sampling). Untuk mengetahuikekerabatan antar aksesi tanaman enau digunakan programNTSYS Ver.2.02, sedangkan untuk mengetahui luas atausempitnya variabilitas fenotip yang diamati dilakukananalisis varians fenotip. Analisis kekerabatan dari 50 aksesimenunjukan terdapat kemiripan sebesar 38-88%.Berdasarkan data kualitatif sebesar 40-100% danberdasarkan data kuantitatif sebesar 32-92%. Keragamanantara beberapa karakter dari data kualitatif menunjukankriteria sempit sedangkan dari karakter data kuantitatifmenunjukan kriteria yang luas. Berdasarkan potensiproduksi nira ditemukan kadar sukrosa tertinggi yaitu 17brix pada aksesi Am3 (Air Manis 3).

Arenga pinnata, enau, sukrosa, potensial produksi

AO-02Penelitian awal sebelas genotip jagung hibridabaru terhadap serangan penyakit hawar daun(Helminthosporium turcicum)

Budi Setyawan, Irfan Suliansyah, Aswaldi Anwar, EttiSwastiFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email:

Hawar daun (nothern corn leaf blight) (Helminthosporiumturcicum Pass.) merupakan penyakit daun yang disebabkanoleh cendawan Exerohilum turcicum. Di Indonesia,penyakit hawar daun pertama kali ditemukan di SumateraUtara pada tahun 1917 dan pada saat ini penyakit tersebutsudah tersebar luas di seluruh Indonesia. Perkembanganpenyakit ini sangat dipengaruhi oleh ketahanan varietas,sistem budidaya dan keadaan cuaca/iklim. Hawar daunmenjadi penyakit daun yang sangat potensial di daerahdimana suhu udara turun pada malam hari sementarakelembaban udara masih tinggi. Kerugian akibat penurunandaya hasil akan lebih besar bila tanaman terinfeksi padasaat fase pembungaan dan pengisian biji. Gejala yangditimbulkan pada daun tanaman yang peka biasanya cukupbesar (panjang 4-20 cm, lebar 1-5 cm), berbentuk elip danberwarna hijau keabu-abuan hingga coklat muda (tan).Penyakit hawar daun merusak atau bahkan membunuhjaringan daun, sehingga menurunkan luasan klorofil. Bilaluasan daun yang mati akibat penyakit ini cukup besar,vigor tanaman dan daya hasil akan menurun. Penanamanvarietas tahan merupakan cara pengendalian yang palingefektif dan dianjurkan karena aman bagi lingkungan.Tujuan penelitian ini adalah menguji 11 (sebelas) genotipuji untuk mengetahui tingkat ketahanannya terhadapcekaman hawar daun yang dilakukan pada musim kemarau(MK) 2014 dan musim penghujan (MH) 2014/2015,dengan harapan dapat masuk pada kriteria agak tahan ataulebih tinggi. Sebanyak 8 dari 11 genotip uji (72,7%),termasuk dalam kriteria tahan (T) dengan skor ketahananantara 1,23 hingga 1,70. Satu genotip uji (9,1%), termasukdalam kriteria sangat tahan (ST) dengan skor ketahanan 1.

Page 13: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-13190

Satu genotip uji (9,1%) masuk dalam kriteria agak tahan(AT) dengan skor ketahanan 2,91 hingga 2,94 (rerata 2,92),dan 1 genotip uji (9,1%) berada pada kriteria peka (P)dengan skor ketahanan rerata 3,87 di kedua musim.Genotip uji SSUSX68849, SSUSX76844, SSU3X28871,SSU3X29131, SSUSX48274, SSU3X30735,SSUSX02791, SSU3X45172, SSUSX06145 danSSU3X68276 dapat diikutsertakan dalam uji multilokasiguna pelepasan varietas unggul nasional.

Exerohilum turcicum, genotip, jagung, penyakit, hawar daun

AO-03Karakterisasi morfologi dan fisikokimia ubikayulokal Sumatera Barat

Nova Reskhi Firdaus, P.K. Dewi HayatiBidang Peminatan Pemuliaan Tanaman, Program Studi Agroekoteknologi,Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Ubi kayu merupakan komoditi komersial di Sumaterabarat, terutama sebagai penunjang jalannnya usaha mikrokecil menengah (UMKM) berbasis pengolahan ubi kayu.Klon ubikayu yang digunakan adalah ubi kayu lokal danpemilihan penggunaannya untuk masing-masing produkmasih didasarkan pada preferensi pemilik UMKM ataukonsumen. Masih sedikit informasi mengenai datamorfologi dan fisikokimia ubi kayu lokal Sumatera Baratyang mendasari kecocokan ubi kayu tsb untuk produktertentu. Tujuan penenelitian ini adalah untuk mendapatkaninformasi awal tentang keragaman morfologi danfisikokimia tanaman ubi kayu lokal Sumatera Barat.Metode penelitian yang digunakan adalah metode surveidengan cara eksplorasi yang dilakukan pada daerah sentraproduksi yang tersebar pada dua kabupaten dan dua kota diSumatera Barat. Hasil eksplorasi tersebut berhasilmengidentifikasi 15 aksesi ubi kayu yang menunjukkanvariabilitas fenotipik yang sempit hingga luas pada karakterdaun, batang dan umbi. Kadar air, pati, amilosa danamilopektin menunjukkan variabilitas yang luas,mengindikasikan besarnya peluang untuk mendapatkan ubikayu dengan karakter yang diinginkan. Hasil uji kadar airmenunjukan bahwa kadar air umbi aksesi ubi kayuSumatera Barat tergolong sedang sampai tinggi, begitupundengan kadar pati yang tergolong sedang. Aksesi ubi kayuyang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kripiksanjai memiliki pati dengan kadar amilopektin lebih tinggidaripada kadar amilosa, sebaliknya pada aksesi ubi kayuyang diolah dengan perebusan seperti pembuatan kerupukmemiliki pati dengan kadar amilosa lebih tinggidibandingkan dengan kadar amilopektinya.

Aksesi, karakteristik morfologi, fisikokimia, ubikayu

AO-04Perakitan varietas gandum (Triticum aestivum)berumur genjah dengan produksi tinggi melaluimetode persilangan

Fitri Ekawati, Irfan Suliansyah, P.K. Dewi HayatiFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Penelitian ini telah dilakukan di Batu Bagiriek, JorongGalagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan LembahGumanti, Kabupaten Solok pada ketinggian tempat 1616 mdpl. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013 sampaiJanuari 2015. Tetua yang digunakan dalam penelitian iniadalah IS-Jarissa dan HP 1744. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mendapatkan hibrida (F1) yang lebih ungguldari kedua tetuanya, melihat keragaman fenotip padapopulasi F2, memperoleh informasi kendali genetikbeberapa karakter pada populasi F2, serta untukmendapatkan segregan potensial yang berumur genjahdengan anakan banyak. Penelitian meliputi tiga tahap yaitupersilangan, evaluasi populasi F1, dan F2. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa tidak didapatkan hibrida yang lebihunggul dibandingkan kedua tetuanya. Secara umumterdapat keragaman fenotipik yang luas pada karakterkualitatif maupun kuantitatif. Karakter kuantitatifumumnya dikendalikan secara poligenik, nilai heritabilitaskarakter yang diamati pada umumnya tergolong tinggisehingga populasi ini memiliki peluang untukmenghasilkan genotipe gandum berumur genjah dengananakan banyak. Beberapa genotipe yang memiliki harapanuntuk diteruskan pada generasi F3 berdasarkan kriteriaumur genjah dan anakan banyak adalah populasi F2-1nomor (18, 37, 68, 72, 76, 93, 97, 98, 105, 107, 117, 128,137, 145, 146, 155, 157, 172, 184, 199, 205, 216, 223, 250,264, 296, 297, 303, dan 307), dan populasi F2-2 nomor (2,8, 13, 34, 38, 47, 57, 63, 69, 72, 73, 82, 87, 89, 96, 97, 107,114, 117, 121, 128, 130, 136, 138, 144, 151, 156, 159, 166,169, 171, 173, 175, 180, 182, 184, 190, 201, 205, 211, 219,231, 233, 234, 239, 240, 253, 274, 284, 286, 298, 299, 305,311, 318, 321, 323, 333, 338, 367, 374, 380, dan 386).

gandum, genjah, perakitan varietas, persilangan, Triticumaestivum

AO-05Identifikasi dan karakterisasi morfologi tanamantalas (Colocasia sp.) di Kecamatan Siberut Selatandan Siberut Utara, Kabupaten KepulauanMentawai, Sumatera Barat

Nasrez Akhir, Armansyah, SyukriFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Page 14: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 91

Tanaman talas sudah menjadi makanan pokok pendudukasli Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat sejak dulu.Tanaman ini banyak ditanam dengan budidaya sederhanasampai ditemukan secara liar di berbagai ekosistem dengantingkat keragaman jenis yang tinggi. Di antaranya telahdijadikan sebagai sumber karbohidrat penduduk setempat.Penelitian identifikasi dan karakterisasi tanaman Talas(Colocasia sp.), telah dilaksanakan di KabupatenKepulauan Mentawai pada dua Kecamatan yaituKecamatan Siberut Selatan dan Siberut Utara, pada bulanJanuari sampai Februari 2015. Tujuan penelitian untukmendapatkan informasi tentang keragaman tanaman talasberdasarkan sifat-sifat morfologi yang dimiliki setiapaksesi Talas yang ditemukan. Morfologi umbi dipakaisabagai karakter yang berpotensi untuk di jadikan sebagaisumber karbohidrat dalam diversifikasi dan ketahananpangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metodesurvei, dengan pengambilan sampel secara sengaja (Puposive Sampling). Identifikasi dan karakterisasi Talasmengikuti Panduan Badan Penelitian dan PengembanganPertanian Komisi Nasional Plasma Nutfah. Untuk melihattingkat kemiripan tanaman dilakukan analisis kemiripandengan program NTSYSpcversi 2.02i. Hasil penelitianpada Dua Kecamatan di Kepulauan Mentawai, SumateraBarat ditemukan 21 aksesi tanaman talas, dan 18 aksesidiantaranya berpotensi untuk di jadikan sebagai sumberkarbohidrat. Tingkat kemiripan masing-masing sampelberdasarkan penggabungan data kualitatif dan kuantitatifmemperlihatkan jarak variatif dengan angka kemiripan0,30 sampai 0,66.

Identifikasi, karakterisasi, Mentawai, morfologi, tanamantalas

AO-06Eksplorasi dan karakterisasi padi gogo berasmerah lokal di Sumatera Utara

Rahmad Setia Budi1,2, Irfan Suliansyah2, Yusniwati2,Sobrizal3

1 Fakultas Pertanian, Universitas Islam Sumatera Utara. Jl Karya WisataGedung Johor, Medan-20144 Tel. +62-61-80019721, email:[email protected] Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email:3 Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN-Jakarta

Padi gogo beras merah adalah sumber daya genetik yangsangat penting dalam biodiversitas dan merupakan modaldasar yang diperlukan dalam mengembangkan industripertanian dalam memenuhi ketersediaan pangan. Upayauntuk memenuhi kebutuhan beras penduduk mendapattantangan berat mengingat varietas unggul padi yangtersedia hanya sedikit yang mampu beradaptasi baik danbertahan lama. Sumatera Utara termasuk daerah penghasilpadi utama Nasional kelima di Indonesia. Produktivitaspadi sawah di Provinsi Sumatera Utara masih di bawahproduksi rata-rata nasional 4,7 t/ha, sementara padi gogo 2

t/ha. Eksplorasi merupakan suatu kegiatan awal daripemuliaan dalam menghasilkan varietas unggul yangbersifat spesifik lokasi. Penelitian dilaksanakan di beberapaKabupaten di Sumatera Utara mulai bulan Agustus 2015hingga Maret 2016 melalui studi literatur, wawancara dankunjungan langsung ke ladang Petani di Kabupaten yangmerupakan daerah penghasil padi gogo lokal khususnyaberas merah. Kultivar yang dikumpulkan selanjutnya,diidentifikasi (karakterisasi) dan dikoleksi. Informasi yangdiperoleh yaitu kondisi lingkungan, pertanaman, dan sistemusahatani. Karakter agronomi, morfologi, dan produksidiamati sebatas karakter awal meliputi, tinggi tanaman,umur panen, produksi per hektar, bobot 1000 butir, bentukgabah, dan warna gabah. Hasil diperoleh: (i) Kebanyakankultivar ditemukan pada wilayah dengan ketinggian sedangsampai tinggi, dengan topografi datar, bergelombanghingga berbukit; (ii) Semua kultivar yang didapatbervariasi umur panennya, umur berkisar antara 150,00sampai 180,00 hari (kategori dalam); (iii) Produksi perhektar tergolong rendah hingga sedang (1,0-3,5 t/ha); 4).Diperoleh 16 kultivar padi gogo lokal (beras merah) yangdikumpulkan, dan 5) Gabah yang didapat terdiri dari: berat1000 butir antara 20-27 g, dengan bentuk gabah bulat,gemuk, dan ramping; serta warna gabah bervariasi coklat,coklat kemerahan, krem, dan kuning.

Biodiversitas, eksplorasi, karakterisasi, padi gogo berasmerah, spesifik lokasi

AO-07Keragaman morfologi dan kadar katekin tanamangambir berdaun merah yang tersebar di berbagaiketinggian di Sumatera Barat

Nilla Kristina, Jannati LestariFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Gambir merupakan salah satu komoditas perkebunanrakyat yang bernilai ekonomi tinggi dan dikembangkanpada beberapa daerah di Sumatera Barat yang mempunyaiketingian tempat berbeda. Hal ini mempengaruhipenampilan tanaman serta diindikasikan mempengaruhikadar katekin pada daun gambir yang berwarna merah.Penelitian dilakukan pada sembilan lokasi yaitu Halaban,Kubang Balambak, Batu Galeh (dataran tinggi); TaehBukik, Lubuak Simato and Batu Balam (dataran medium);Siguntur, Siguntur Mudo, Kebun Percobaan FakultasPertanian, Universitas Andalas Padang (dataran rendah),yang bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruhketinggian tempat terhadap kadar katekin dan mengetahuikeragaman morfologi tanaman gambir berdaun merah padaberbagai ketinggian tempat. Informasi yang diperolehdiharapkan dapat digunakan untuk menentukan lokasi yanglebih tepat dalam pengembangan gambir dan informasimorfologi dijadikan bahan acuan dalam pemuliaan tanamangambir. Hasil dari analisis polyphenol mengunakan metodeCiba-Geigy menunjukkan bahwa persentase kadar katekin

Page 15: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-13192

gambir berdaun merah pada dataran rendah jauh lebih besardibandingkan dengan dataran menengah dan dataran tinggi.Terdapat banyak variasi pada gambir berdaun merahkhususnya sudut cabang, warna permukaan cabang, luasdaun dan warna daun bagian bawah. Tingginya keragamanmorfologi tanaman gambir disebabkan tanaman tersebuttermasuk berpenyerbuk silang.

Gambir, keragaman morfologi, ketinggian tempat

AO-08Studi pendahuluan pola sidik bibir SukuMinangkabau

Putri Reno Nurul Pradini, Djong Hon Tjong, DewiImelda RoesmaJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Sidik bibir dapat digunakan untuk mengidentifikasiindividu. Proses analisis DNA, sidik jari, dan retina matalebih rumit dan membutuhkan waktu yang lama, namuntidak untuk sidik bibir. Penelitian sebelumnyamenginformasikan bahwa sidik bibir pada suku dan rasmemiliki perbedaan yang cukup signifikan. Penelitian inidilakukan untuk memperlihatkan perbedaan pola sidik bibirantara pria dan wanita di suku Minangkabau. Sampel yangdigunakan adalah 50 individu bersuku Minangkabau 25pria dan 25 wanita dengan kisaran umur 6-60 tahun.Pengambilan sidik bibir dengan cara menghapuskan lipstiknon glossy pada bibir sampel dan pengambilan cetakansidik bibir dibantu dengan penggunaan selotip bening yangditempelkan pada bibir sampel lalu ditempelkan padakertas HVS. Analisis tipe pola sidik bibir dibantu denganpembagian kuadran berdasarkan Tsuchhashi yaitu kiri atas,kiri bawah, tengah atas, tengah bawah, kanan atas, dankanan bawah. Proses selanjutnya adalah pengidentifikasiantipe pola sidik bibir berdasarkan klasifikasi Tsuchihashi.Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan polasidik bibir yang signifikan pada semua kuadran antara priadan wanita suku Minangkabau. Nilai x2 hitung tertinggiterdapat pada kuadran bibir bagian tengah atas sebesar 25dengan x2 tabel sebesar 11,07. Tipe pola sidik bibirdominan pada wanita suku Minangkabau di kuadran tengahatas adalah tipe I’(10,66%), tipe I (3.33%), tipe II (1,66%),tipe IV (0,66%) dan tipe V (0%) dan pada pria sukuMinangkabau di kuadran tengah atas yaitu tipe II (8%), tipeIII (4%), tipe IV (2,66%), tipe I’(1,66%), tipe I (0,66%),dan tipe V (0%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkansidik bibir antara pria dan wanita suku Minangkabaumemiliki perbedaan nyata dan sidik bibir dapat digunakansebagai karakter identifikasi individu serta jenis kelamin.

Klasifikasi Tsuchihashi, sidik bibir, suku Minangkabau

AO-09Identifikasi tiga isolat potensial (UBCF_01,UBCF_13, dan UBCR_36) penghasil senyawaantianthraknosa berdasarkan sekuens gen 16SrRNA

Lily Syukriani, Elly Syafriani, Rahmi Henda Yani,JamsariJurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Sebanyak tiga isolat bakteri yang berpotensi untukpengendalian penyakit anthraknosa telah diperoleh daripenelitian sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui identitas spesies ketiga isolat tersebut.Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu isolasi DNAbakteri, amplifikasi menggunakan gen 16S rRNA,transformasi genetik, sekuensing dan analisis data. Hasilidentifikasi molekuler yang diperoleh menunjukkan bahwaisolat UBCF_01 dan UBCF_13 adalah Serratia sp. danUBCR_36 adalah Pseudomonas sp.

Antianthraknosa, bakteri potensial, gen 16S rRNA

AO-10Biodiversity of lactic acid bacteria in biogas sludgefrom different feeds

Endang Purwati1, Irfan Suliansyah2, Yulia Yellita3,Novita Sari4

1Laboratrium Bioteknologi / Laboratorium Teknologi Hasil Ternak,Fakultas Peternakan, Universitas Andalas. Jl. Prof. Dr. Hamka KampusUnand. Limau Manis, Padang 25163, Sumatera Barat. Tel.: +62-751-71464 ext 617, Fax.: +62-751-71464email: [email protected] Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.3Laboratorium Kesehatan Hewan, Fakultas Peternakan, UniversitasAndalas. Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Unand. Limau Manis, Padang25163, Sumatera Barat4 Program Pascasarjana, Program Studi Bioteknologi, UniversitasAndalas, PadangThe study was aimed to determine the diversity of LacticAcid Bacteria ( LAB) in the biogas sludge derived fromfeces of cattle with different feeds compositions. BALisolated from biogas sludge from two regions, are SolokSelatan (B1) by forage feeding and Alahan Panjang byforage and concentrate feeding (B2). The results showedthat the LAB isolates from the two samples of sludgebiogas has the characteristics of gram positive and catalasepositive and based on the molecular identification of 16SrRNA showed that LAB isolates belonging to the genusLeuconostoc with morphology resembling as cocci.

Biogas sludge, Leuconostoc, lactic acid bacteria

Page 16: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 93

AO-11Kajian marka bioakustik suara kokok ayamkokok balenggek

Rusfidra, A.J. Setiawan, F. ArlinaFakultas Peternakan, Universitas Andalas. Jl. Prof. Dr. Hamka KampusUnand. Limau Manis, Padang 25163, Sumatera Barat. Tel.: +62-751-71464 ext 617, Fax.: +62-751-71464, email: [email protected]

Penelitian ini bertujuan menganalisis marka bioakustiksuara Ayam Kokok Balenggek (AKB) yang berkembang diNagari Garabak Data, Kabupaten Solok. Karakterisasisuara dilakukan pada 17 ekor AKB jantan dewasa yangdipelihara oleh masyarakat. Peralatan yang digunakanuntuk karakterisasi suara kokok adalah satu set alatperekam (Smartfren Andromax G2) dan sport timer.Visualisasi suara kokok ditampilkan dalam bentuk waveform. Pengamatan suara kokok dilakukan berdasarkanlokasi pemeliharaan, yaitu wilayah kaki bukit, lereng bukitdan puncak bukit yang diamati pada waktu pagi hari (pukul06.00-08.00 WIB). Parameter yang diamati adalah jumlahsuku kata kokok, jumlah lenggek kokok, durasi kokok,frekuensi kokok dan pola wave form suara kokok. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa rataan jumlah suku katakokok adalah 6,76±1,25, rataan jumlah lenggek kokokadalah 3,76±1,25, rataan durasi kokok adalah 3,10 detikdabn rataan frekuensi kokok adalah 8,65 kali berkokok per10 menit. Berdasarkan lokasi pemeliharaan, hasil penelitianmenunjukkan bahwa rataan jumlah suku kata kokok,lenggek kokok dan durasi kokok tertinggi adalah ayamAKB yang dipelihara di kaki bukit. Berdasarkan pola waveform, maka suara kokok AKB di Nagari Garabak DataKabupaten Solok dapat dikelompokkan ke dalam 5 jenissuara, yaitu suara Ginyang, Rantak Gumarang, Si GegekAngin, Riak Ilia Aia dan Alang Babega.

Ayam Kokok Balenggek, marka bioakustik, Nagari GarabakData

AO-12Pengaruh penggunaan konsentrasi air kelapamuda pada pengencer NaCl fisiologis terhadapkualitas spermatozoa ikan tawes (Puntiusjavanicus)Farah DianaFakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku UmarMeulaboh. Jl. Sentosa No. 20 Drien Rampak Kecamatan Johan Pahlawan,Kabupaten Aceh Barat, Aceh. email: [email protected]

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahuipengaruh penggunaan konsentrasi air kelapa muda padapengenceran NaCl fisiologis terhadap kualitas spermatozoaikan tawes (Puntius javanicus), penelitian ini dilaksanakandi Desa Meunasah Krueng, Kecamatan Beutong,Kabupaten Nagan Raya, Aceh pada tanggal 18 s/d 20 Mei2015. Penelitian ini bersifat eksperimen denganmenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5

perlakuan, konsentrasi air kelapa muda pada pengencerNaCl fisiologis yaitu 0%, 3%, 5%, 7%, dan 9% serta 3ulangan. Sampel disimpan dalam kulkas selama 3 haridengan suhu 4oC, diamati kualitas sampel dan diambil datadari setiap sampel tersebut setiap sehari sekali. Hasilpenelitian menunjukkan konsentrasi air kelapa mudasebanyak 7% menghasilkan kualitas sperma yang terbaikdimana rata-rata indeks motilitas sperma 80,55%, nilaiviabilitas sperma 65,88%, dan mortalitas sperma 23,88%.Penelitian ini menunjukkan pengaruh penambahan airkelapa muda dalam pengencer NaCl fisiologis terhadapkualitas spermatozoa ikan tawes (Puntius javanicus)menunjukkan perbedaan yang signifikan (Fhitung >Ftabel).

Air kelapa muda, konsentrasi Puntius javanicus,spermatozoa,

AP-04Sumber genetik pembentukan populasi dasar padigogo toleran naunagn dan dataran tinggi

Yullianida, Aris Hairmansis, Supartopo dan SuwarnoBalai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Litbang PertanianKebun Percobaan Muara. Jl. Raya Ciapus No. 25A Bogor Barat, PropinsiJawa Barat. email: [email protected]

Kedaulatan pangan, terutama untuk komoditas padi sangatbanyak mendapatkan sorotan. Oleh karena itu diperlukanupaya peningkatan produksi, salah satunya denganpengembangan pertanaman padi ke lahan marginal. Khususuntuk padi gogo dapat diupayakan pengembangan sebagaitanaman sela di lahan perkebunan dan perluasan tanam kedataran tinggi. Hal ini memerlukan varietas padi gogo yangtoleran naungan dan dataran tinggi, dimana baru satuvarietas unggul padi toleran naungan yang dilepas, yaituJatiluhur, sedangkan untuk dataran tinggi belum ada. Saatini sumber genetik yang dapat dijadikan sebagai donor sifatpadi gogo toleran naungan dan dataran tinggi telahteridentifikasi yang bertujuan untuk dijadikan sebagai tetuapersilangan dalam rangka penggabungan sifat-sifat yangdiinginkan. Metode persilangan yang dilakukan meliputisilang tunggal (single cross), silang ganda (double cross),silang balik (backcross), dan silang puncak (top cross).Satu-satunya sumber sifat atau donor tetua untuk sifattoleransi terhadap naungan hanya didapatkan dari varietasJatiluhur, sedangkan untuk sifat toleran dataran tinggididapatkan dari varietas lokal Sigambiri Putih, SigambiriMerah, Srintil, Padi Mandailing, serta varietas padi sawahSarinah. Pada tahun 2015 telah diperoleh sebanyak 24kombinasi persilangan untuk tujuan toleran naungan, terdiriatas 6 kombinasi hasil persilangan tunggal, 9 kombinasihasil persilangan puncak, 7 kombinasi hasil persilanganbalik dan 2 kombinasi hasil persilangan ganda. Sedangkanpersilangan dengan tujuan padi gogo toleran dataran tinggitelah diperoleh sebanyak 34 kombinasi yang terdiri atas 15kombinasi persilangan tunggal, 14 kombinasi persilanganpuncak, 1 kombinasi persilangan balik dan 4 kombinasipersilangan ganda. Kombinasi persilangan tersebut

Page 17: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-13194

sebagian besar disilangkan dengan kombinasi sifat unggullainnya, seperti potensi hasil tinggi, tahan hama/penyakitutama, mutu beras baik, toleran kekeringan dan keracunanalumunium sebagaimana yang sering menjadi kendaladalam pertanaman padi gogo.

Dataran tinggi, naungan, padi gogo, persilangan

AP-01Keragaman genetik enampuluh hibrid pepaya

Tri Budiyanti, Sunyoto, Noflidawati, Makful, DewiFatria, Riry PrihantiniBalai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Jl. Raya Solok Aripan Km. 8Solok 27351, Sumatera Barat. Tel. +62 755 20137, Fax. +62 755 20592,email: [email protected]

Penelitian ini bertujuan mengetahui keragaman genetik 60pepaya hibrida koleksi Balai Penelitian Tanaman BuahTropika, Solok, Sumatera Barat. Penelitian dilakukan di KPSumani, Solok, Sumatera Barat pada tahun 2014. Penelitianmenggunakan Rancangan Acak Kelompok denganperlakuan menggunakan 60 pepaya hibrida dan diulang tigakali. Hibridisasi dilakukan secara silang balik, single cross,double cross, three way cross dan selfing. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat keragaman genetik yang luasdari 60 pepaya hibrida. Keragaman tersebut tampak darikarakter bobot buah, tebal daging, vitamin C, produksi,jumlah buah per tanaman. Berdasarkan keragaman genetikyang luas tersebut dapat dilakukan seleksi untukmemperoleh hibrida unggul sesuai preferensi konsumen.

Genetik, hibrida, keragaman pepaya

AP-02Estimation of genetic parameters of agronomictraits in soybean population resistant to whiteflyApri SulistyoIndonesia Legumes and Tuber Crop Research Institute (ILETRI). Jl. RayaKendalpayak Km 8, PO Box 66 Malang 65101, East Java, Indonesia. Tel.:+62-341-801468, 801075, Fax.: +62-341-801496, ♥email:[email protected]

Information on genetic parameters is important to beknown by plant breeders. The genetic parameters will assistplant breeders in determining breeding methods andselection criteria to be used. The aim of this study was toestimate the components of variance, heritability, andgenetic advance some agronomic traits in F4 generationpopulations of soybean resistant to whitefly. The researchwas conducted at greenhouse of Indonesian Legumes andTuber Crops Research Institute in Malang, Indonesia fromApril to July 2015. Plant genetic material consists of foursoybean lines, each lines derived from crosses betweensoybean genotypes resistant to whitefly with high yieldingsoybean varieties. All soybean line laid out in a randomized

completely block design with four replications. The resultsshowed that the genetic variability of all agronomic traitshad a narrow genetic variability. Broad sense heritability ofthese traits varies between 5% and 81%. Days to flowering,intensity of leaf damage, and seed weight per plant hadhigh broad sense heritability (81%, 80%, and 52%,respectively). Selection on the intensity of leaf damage andseed weight per plant will provide the highest geneticadvance, respectively by 41.62% and 20.15%. Highheritability accompanied by high genetic advance on theintensity of leaf damage and seed weight per plantindicated an effective selection for these traits.

Genetic advance, genotype, genotypic, heritability,phenotype, phenotypic

Spesies

BO-01Jenis vegetasi penyusun habitat bangeris(Koompassia excelsa) di Kawasan Hutan GunungLumutTeguh MuslimBalai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),Kalimantan Timur. Jl. Soekarno Hatta Km. 38 PO. Box 578 Balikpapan76112, Kalimantan Timur. Tel.: +62-542-7217663. email:[email protected]

Bangeris (Koompassia excelsa) secara alami tumbuh dihutan dataran rendah Kalimantan yang dijadikan sebagaiinang lebah madu dalam membuat sarang dandimanfaatkan untuk diambil madunya. Dukungan darivegetasi disekitar bangeris berperan penting bagi lebahuntuk mengumpulkan bahan madu. Rusaknya ekosistemmengakibatkan hilangnya jenis vegetasi lain yang beradapada habitat bangeris. Penelitian untuk mengetahui jenisvegetasi alami yang tumbuh pada habitat bangeris.Pembuatan plot cuplikan secara kuadran yang dibuatberdasarkan jumlah kehadiran pohon bangeris danpenambahan jenis yang semakin berkurang. Analisis dalamupaya memperoleh data kuantitatif secara deskriptif danuntuk tingkat asosiasi antara bangeris dengan jenis laindengan menggunakan Indeks Dice dan Jaccard. Tingkatasosiasi tertinggi untuk tingkat pancang adalah Syzygiumsp. sebesar (Ji = 0,4) dengan NPJ= 6.34. NPJ tertinggi yaituPrunus sp. sebesar 13.29 dengan tingkat asosiasi yangrendah (Ji=0,1). Tingkat asosiasi tertinggi untuk tingkatpohon adalah Gironiera nervosa sebesar (Ji = 0,5) denganNPJ relatif tinggi walaupun bukan yang paling tinggi yaitu7.36 dari (2.10-17.87). Sedangkan NPJ tertinggi yaituEndertia spectabilis 17.87 dengan tingkat asosiasi yangrendah (Ji=0.2) dari tingkat asosiasi seluruh jenis (0,1-0,4).Tingkat Asosiasi Endertia spectabilis tidak dapat dikatakancukup tinggi karena karena rentang tingkat asosiasi (0-1),makin mendekati angka 1 maka tingkat asosiasinya makin

Page 18: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 95

tinggi. Berbeda dengan Nilai Penting Jenis yang tidakmemiliki rentang atas-bawah yang menyebutkan seberapabesar NPJ yang dikatakan paling tinggi dan paling rendahkecuali hanya dengan membandingkan dengan jenis laindalam beberapa pengambilan plot contoh. Berbeda dengantingkat semai yang mempunyai NPJ tinggi dan tingkatasosiasi yang tinggi adalah jenis yang sama yaitu Ziziphus.Maka ditingkat pancang dapat dilihat jelas bahwa tingkatNPJ dengan tingkat asosiasi tidak berkorelasi. Untukmengetahui tingkat asosiasinya dengan melihat jumlah plotditemukannya suatu jenis, makin banyak jumlah plotditemukan suatu jenis tertentu maka makin tinggi tingkatasosiasinya

Bangeris, habitat, Hutan Lindung Gunung Lumut,Koompassia excelsa

BO-02Komposisi dan preferensi pakan labi-labi (Amydacartilaginea Boddaert 1770) di PenangkaranTeguh MuslimBalai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),Kalimantan Timur. Jl. Soekarno Hatta Km. 38 PO. Box 578 Balikpapan76112, Kalimantan Timur. Tel.: +62-542-7217663. email:[email protected]

Penangkaran adalah salah satu bentuk upaya konservasi diluar habitat asli satwa khususnya jenis yangdiperdagangkan seperti labi-labi (Amyda cartilagineaBoddaert 1770). Pakan merupakan unsur terpenting dalamkelangsungan hidup labi-labi dalam penangkaran, karenasatwa tersebut tidak dapat mencari makan sendiri. Masihminimnya informasi mengenai komposisi dan tingkatkesukaan pakan labi-labi di penangkaran menjadi kendaladalam penggelolaan jenis labi-labi. Penelitian tentangkomposisi jumlah pakan (berat), tingkat kesukaan jenispakan Labi-labi dan kandungan nutrisi dari masing-masingjenis pakan yang dikonsumsi di penangkaran. Perhitunganpakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan Neu’sIndex untuk melihat tingkatan kesukaan jenis pakan. Hasilmenunjukkan bahwa, Labi-labi yang diberi perlakuanmemiliki tingkat kesukaan terhadap jenis pakan tertentu,dengan tingkat konsumsi pakan hariannya berkisar pada83%. Komposisi jenis pakan yang dikonsumsi sehari-hariberupa singkong berkisar 83% adalah jenis pakan yangpaling disukai, di antara jenis lainnya yaitu lele sekitar 11%dan usus ayam sekitar 6%. Jenis pakan berupa singkongmendapat respon yang cukup baik meskipun baru pertamakalinya diberikan sebagai variasi jenis pakan.

Amyda cartilaginea, komposisi, pakan, labi-labi,penangkaran, preferensi

BO-03Potensi labi-labi (Amyda cartilaginea) sebagaisumber protein hewani alternatif di KalimantanTimur

Teguh Muslim, SuryantoBalai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),Kalimantan Timur. Jl. Soekarno Hatta Km. 38 PO. Box 578 Balikpapan76112, Kalimantan Timur. Tel.: +62-542-7217663. email:[email protected]

Amyda cartilaginea (Boddaert 1770) merupakan salah jenislabi-labi bernilai komersil tinggi yang pemanenannyamasih mengandalkan hasil dari alam. Kalimantan Timursendiri memiliki potensi yang cukup besar, sekitar 5000ekor/tahun dan merupakan pengekspor terbesar setelahSumatera Utara. Di satu sisi sebagai pengekspor terbesarkedua, ternyata kebutuhan domestik sendiri akan proteinhewani masih terbatas dan belum terpenuhi. Dari hasilekspor juga tidak menjadikan pendapatan yang optimalkarena harga jual yang relatif murah dan harus melaluiMalaysia untuk di re-ekspor hampir 80%. Tingginyapotensi labi-labi di Kalimantan Timur dikarenakan hampirdi setiap wilayah perairan tawar merupakan habitatnya.Penyebaran potensi labi-labi di Kalimantan Timur meliputiKutai Kartanegara, Kutai Barat dan Kutai Timur, sertasebagian kecil di Pasir dan Penajam Paser Utara. Untuk 1pengumpul saja dapat memanen hingga 3500 ekor/tahunatau 70% dari kuota ekspor untuk Kalimanatan Timur. Biladiakumulasikan dengan jumlah semua pengumpul yang adadi Kalimantan Timur dapat mencapai lebih dari 500%.Nilai tersebut tentu dapat memenuhi untuk ketahananpangan dalam negeri dan untuk kebutuhan ekspor. Dibeberapa negara, labi-labi merupakan bahan makanan yangeksklusif, sedangkan di Indonesia masih terbatas sebagaimakanan tradisional khususnya di pedalaman KalimantanTimur. Upaya diversifikasi sumber pangan sangat perludisosialisasikan dan dipacu perecepatannya agar tidakselalu tergantung dengan pangan konvensional.

Amyda cartilaginea Kalimantan Timur, labi-labi, proteinhewani

BO-04Penghambatan pertumbuhan anakan akasia(Acacia niotica) dengan air laut dan naunganDjufriProgram Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,), Universitas SyiahKuala (Unsyiah), Darussalam Banda Aceh 23111, Aceh, Indonesia.email: [email protected]

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruhkonsentrasi air laut (AL) dan intensitas cahaya terhadappertumbuhan anakan akasia (Acacia niotica) (L.) ex. Del.),dan interaksi keduanya. Metode penelitian menggunakanRancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengandua faktor. Faktor pertama adalah air laut dengan 6 tingkat

Page 19: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-13196

konsentrasi air laut (0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan100%). Faktor kedua adalah naungan dengan 3 tingkatnaungan (55%, 65%, dan 75%). Data dianalisis dengnANOVA dan jika ada pengaruh antar perlakuan,dilanjutkan dengan uji DUNCAN dan LSD. Hasilpenelitian menunjukkan: (i). Faktor tunggal naungan danair laut mempunyai efek penghambatan terhadap parameterpertumbuhan (tinggi tanaman, dan prosentase kematian) A.nilotica. Masing-masing perlakuan memberikan efek yangberbeda. Namun kombinasi paling efektif menghambatpertumbuhan A. nilotica adalah NG3AL5 (naungan 75%dan konsentrasi air laut 100%). Ada interaksi efek salingmemperkuat masing-masing faktor tersebut terhadappertumbuhan A. nilotica, (ii). Perlakuan air lautberpengaruh terhadap kerusakan jaringan organ tanaman A.nilotica, khususnya akar dan batang, sehingga pada 14MST sebagian besar tanaman uji mati karena tidak mampumentolerir perlakuan yang dicobakan, (iii). Hasil analisisparameter fisik dan kimia tanah menunjukkan bahwa adagejala keracunan tanah akibat perlakuan air laut pada mediauji, hal ini ditunjukkan dengan tingginya kadar setiapparameter fisik dan kimia tanah jauh di atas batas yangdiperbolehkan.

Acacia nilotica, air laut, naungan, pertumbuhan

BO-05Dinoflagellata epifitik pada makroalga yangberpotensi menyebabkan Ciguatera Fish Poisoningdi perairan Pulau Weh, Aceh

Riani Widiarti, Ramadhan Kemal Pudjiarto, IkinFathoniahDepartemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Indonesia. Universitas Indonesia. Kampus UI Gedung E Lt. 2,Jl. Lingkar Kampus Raya, Depok 16424, Jawa Barat. Tel.: +62-21-7270163 Fax. : +62-21-78849010. email: [email protected]

Makroalga merupakan sumber daya laut yang telahdimanfaatkan dalam berbagai kegiatan industri, antara lainindustri makanan. Makroalga juga merupakan habitat dantempat penempelan mikroalga epifitik yang saling memilikihubungan timbal balik secara ekologis. Dinoflagellataepifitik yang dapat menghasilkan ciguatoksin penyebabCiguatera Fish Poisoning (CFP) juga ditemukan menempelpada makroalga, yang merupakan salah satu tipe keracunanpada manusia. Penelitian mengenai dinoflagellata epifitikpada makroalga di perairan Pulau Rubiah, Pulau Weh,Aceh, telah dilakukan pada tanggal 12 November 2015.Penelitian dilakukan dengan mengoleksi makroalga Padinadari rataan terumbu, untuk kemudian dimasukkan ke dalamwadah plastik berisi air laut. Setelah itu, untuk melepaskandinoflagellata bentik dari makroalga, dilakukan prosespengocokan dan penyaringan dengan saringan bertingkat(125µm dan 20µm). Sampel yang telah disaring kemudiandiamati dengan Sedgewick rafter cells di bawah mikroskop.Dari hasil penelitian diperoleh sepuluh jenis dinoflagellataepifitik, dimana enam diantaranya berpotensi menyebabkanCFP yaitu Amphidinium sp., Prorocentrum concavum, P.

lima, P. rhatymum, Ostreopsis ovata, dan O. siamensisdengan kelimpahan tertinggi terdapat pada P. concavum(34.200 sel/liter makroalga). Jenis-jenis dinoflagellatatoksik yang ditemukan mengindikasikan perlunyadilakukan monitoring di perairan Pulau Weh, mengingatlokasinya yang berpotensi untuk kegiatan budidaya.

Ciguatera Fish Poisoning, Dinoflagellata epifitik,makroalga, Pulau Weh

BO-06Pola penyebaran, jenis Lichenes dan BryophytaCorticolous, di Kawasan Pegunungan Duasen,Kabupaten Gorontalo

Dewi Wahyuni K. Baderan, Widyawati K. Sulani,Harpin MalikJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Gorontalo. Jl. Jendral Sudirman 06, Kota Gorontalo,Gorontalo. Tel./Fax. +0435-821752. email: [email protected]

Pegunungan Duasen Tohupodaa di Desa Molanihu,Kabupaten Gorontalo memiliki tumbuhan lumut yangsangat melimpah dengan keanekaragaman yang tinggikhususnya Lichenes dan Bryophyta. Secara ekologistumbuhan lumut memiliki peranan dalam konservasi tanah.Lapisan lumut yang tebal di permukaan lahan yang terbukaataupun di lantai hutan, dapat memperlambat aliran airsehingga mencegah erosi. Lumut epifit yang tumbuh dibatang pohon dapat memperlambat aliran air di permukaanbatang (stem flow). Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pola penyebaran jenis lichenes dan bryophytadi kawasan Pegunungan Duasen, Kabupaten Gorontalo.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metodesurvey dengan melihat jenis lichenes dan bryophytacorticolous. Corticolous yakni tumbuhan lumut yang hiduppada permukaan kulit pohon. Teknik pengumpulan datadilakukan dengan metode eksploratif dan pembuatan plotpada 2 stasiun pengamatan serta pengukuran faktor-faktorlingkungan. Data yang diperoleh dianalisis secaradeskriptif kuantitatif yakni dengan menghitung jumlahindividu setiap jenis lichenes dan bryophyta corticolousmenggunakan rumus indeks morista. Hasil penelitian inimenemukan 7 jenis lichenes corticolous terdiri dari 1 jenislichenes foliose yaitu Heterodermia galactophylla dan 6jenis lichenes crustose yaitu Graphis sp, Pyrenula sp,Arthonia radiata, Arthonia sp, Lepraria lobificans, danLecanora sp. serta 4 jenis bryophyta corticolous yaituConocephalum conicum, Antitrichia californica,Hylocomium, dan Isothecium myosuroides. Polapenyebaran jenis lichenes dan bryophyta corticolous diKawasan Pegunungan Duasen Tohupodaa adalahberkelompok (id>0).

Bryophyta, Corticolous, Lichenes, Pegunungan DuasenTohupodaa, pola penyebaran

Page 20: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 97

BO-07Keanekaragaman jenis cendawan entomopatogenendofit pada tanaman kakao

Trizelia, WinartoProgram Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Cendawan entomopatogen endofit merupakan salah satumusuh alami yang berpotensi untuk dikembangkan sebagaiagens pengendali hayati hama kakao. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk: mendapatkan informasikeanekaragaman jenis cendawan entomopatogen endofitpada tanaman kakao, dan mendapatkan jenis cendawanentomopatogen endofit yang virulen terhadap hamaConopomorpha cramamerella. Cendawan endofit diisolasidari daun, cabang dan buah kakao. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa jumlah isolat cendawan enfofit yangberhasil diisolasi dari kakao lebih banyak ditemukan padadaun (45,61%) dibandingkan dengan yang berhasildiisolasi dari cabang (19,30) dan buah kakao (35,09). Dari57 isolat yang diuji, hanya 20 isolat (35,09%) yangmenghasilkan mortalitas larva T. molitor di atas 20%. Hasilidentifikasi cendawan endofit dari berbagai bagian tanamankakao ditemukan 3 genus cendawan yaitu Beauveria,Aspergillus dan Fusarium yang bersifat patogen terhadapT. molitor.

Cendawan endofit, Conopomorpha cramerella,entomopatogen, kakao

BO-08Karakteristik bakteri enfofit Bacillus yangdiisolasi dari akar bawang berah sebagaipengendali hayati penyakit hawar daun bakteri

Zurai Resti1,, Trimurti Habazar2, Deddi Prima Putra3,Nasrun4

1Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected] Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat3Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Kampus Unand Limau ManisPadang 25163, Sumatera Barat4Balai Penelitian Tanaman Aromatik, Laing Solok, Sumatera Barat

bakteri enfofit Bacillus yang diisolasi dari akar bawangmerah sehat, memiliki potensi sebagai agen pengendalihayati penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB). Hasilscreening in planta didapatkan empat bakteri enfofit galurBacillus yang unggul dan mampu mengendalikan penyakitHDB pada bawang merah, yaitu Bacillus cereus P14,Bacillus cereus Se07, Bacillus sp. HI dan Bacillus sp. SJI.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik daribakteri enfofit Bacillus yang mampu mengendalikanpenyakit HDB, dan menentukan karakter yang palingberperan dalam pengendalian penyakit HDB. Penelitian

bersifat deskriptif dan karakter yang dideteksi adalahproduksi antibiotik dengan metode kertas cakram, produksiasam salisilat dengan elektroforesis kapiler, dan kolonisasiakar dengan metode in planta. Analisis regresi linear untukmenentukan karakter yang paling berperan dalampengendalian penyakit HDB. Hasil penelitian menunjukkanempat bakteri enfofit Bacillus mampu memproduksi asamsalisilat dan mengkolonisasi akar, serta tiga diantaranyajuga mampu menghasilkan antibiotik. Produksi asamsalisilat bervariasi, berkisar antara 13,96-14,72 ppm/ml.Tiga bakteri enfofit Bacillus mampu memproduksiantibiotik, dengan zona hambatan antara 16.25-20,25 mm.bakteri enfofit Bacillus mampu mengkolonisasi akarbawang merah dengan jumlah populasi bakteri berkisarantara 3.20 x 105-6,20 x 105 CFU/g akar. Berdasarkannilai koefisien korelasi dari analisis regresi linear,kolonisasi akar paling berperan dalam interaksi bakterienfofit dengan penekanan penyakit HDB pada bawangmerah.

Antibiotik, asam salisilat, Bacillus, bakteri enfofit, kolonisasiakar

BO-09Keanekaragaman Arthropoda pada perkebunankelapa sawit rakyat di Dharmasraya, SumateraBarat

Sri Heriza, Ade Noferta, Nanang Ali GandiProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus III Unand Dharmasraya, Jl. Lintas Sumatera Km.4,Pulau Punjung, Dharmasraya 27573, Sumatera Barat. email:[email protected]

Kegiatan penelitian keanekaragaman Arthropoda padaperkebunan kelapa sawit rakyat di Dharmasraya, SumateraBarat ini dilaksanakan telah dilakukan pada tanggal 10Agustus 2015 sampai dengan 18 September 2015. Kegiatanini adalah sebuah penelitian tahap awal untuk mendapatkaninformasi dan wawasan tingkat keanekaragamanArthropoda pada tanaman kelapa sawit, agar Arthropodadisekitar perkebunan kelapa sawit tidak mendatangkankerugian dan kegagalan dalam melakukan usahatani kelapasawit. Data penelitian diambil di tiga kecamatan yaituTimpeh, Koto Besar, dan Asam Jujuhan, dengan carapendekatan observasi dengan pengamatan langsung dilapangan dan kemudian dibawa ke laboratorium untukdisortir dan diidentifikasi. Dari hasil penelitian ini terlihatbahwa tingkat keanekaragaman Arthropoda rendah.Adapun jenis Arthropoda yang didapatkan dari lapanganterdapat 11 famili dengan jumlah individu tertinggididominasi oleh Timpeh diikuti oleh Asam Jujuhan danKoto Besar. Famili yang teridentifikasi adalah Formicidae,Acrididae, Lycosidae, Scarabaeidae, Gryllotalphidae,Sphecidae, Chalcididae, Acarina, Tettigonidae, Braconidae,dan Vespidae.

Arthropoda, keanekaragaman, kelapa sawit rakyat

Page 21: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-13198

BO-10Keanekaragaman anggrek (Orchidaceae) diKawasan Cagar Alam Pulau Raja KabupatenGorontalo Utara, Provinsi Gorontalo

Abubakar Sidik Katili1,2, Novri Y. Kandowangko1,Harmuddin1

1Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Gorontalo. Jl. Jenderal Sudirman No. 6, KotaGorontalo 96128, Provinsi Gorontalo. Tel: +62-85240280650, email:[email protected] Pusat Kajian Ekologi Pesisir Berbasis kearifan Lokal, Jurusan Biologi,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas NegeriGorontalo. Jl. Jenderal Sudirman No. 6, Kota Gorontalo 96128, ProvinsiGorontalo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragamananggrek (Orchidaceae) di kawasan Cagar Alam Pulau RajaKabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo. Penelitian inimerupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metodesurvei. Pengambilan data dilakukan dengan teknik jelajahberdasarkan vegetasi hutan yang masih baik. Analisis datadilakukan secara deskriptif. Untuk mengetahui indekskeanekaragaman digunakan rumus indeks keanekaragamanShannon-Wienner. Hasil penelitian menunjukkan bahwakeanekaragaman anggrek (Orchidaceae) di kawasan CagarAlam Pulau Raja tergolong dalam kategori sedang denganindeks biodiversitas (keanekaragaman) 1,211 yangdidasarkan pada nilai indeks biodiversitas(keanekaragaman) yaitu H’= 1 s/d 3.

Keanekaragaman, Anggrek, Cagar Alam Pulau Raja

BO-11Fish diversity of the Batang Toru River system,South Tapanuli, North Sumatra

Dewi Imelda Roesma, Ada Chornelia, Ahmad Mursyd,Mistar Kamsi1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected] Ekosistem Lestari, Medan, Sumatera Utara

A rapid survey on fish diversity was carried in the BatangToru river system, South Tapanuli of North SumatraProvince to provide a baseline prior to developments. Thesurvey was carried out in the wet season between 8-14February 2015 and 15-21 March 2015. The surveys wereundertaken along various tributaries (10) on the east andwest (1) side of the main Batang Toru river system. Weobtained 427 individuals fish samples consisting of 24species, from 10 families. These consist of Cyprinidae (11spesies), Balitoridae (2), Channidae (2), Gobiidae (2),Nemacheilidae (2), Aplocheilidae (1), Bagridae (1),Chichlidae (1), Mastacembelidae (1) dan Sisoridae (1).Four Sumatra fish species were encountered during thesurveys, namely Neolissocheilus sumatranus, Nemacheilus

pfeifferae, Homaloptera gymnogaster and H. heterolepis.N. sumatranus and Puntius binotatus were the mostfrequently found in all of sampling sites (Frequency ofattendance are 72.73 for each).

Diversity, endemism, Neolissocheilus sumatranus

BO-12Keanekaragaman spesies dan parasitisasiparasitoid telur walang sangit (Leptocorisaoratorius Fabricus) di Kabupaten Tanah Datar,Sumatera Barat

Fri Maulina, Novri Nelly1, Hidrayani2, HasmiandyHamid3

12Program Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. KampusUnand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat. email:[email protected] Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.

Keanekaragaman parasitoid pada telur walang sangitpenting diketahui agar dapat digunakan sebagai pengendalihayati hama tersebut di lapangan. Penelitian ini bertujuanuntuk menentukan tingkat parasitisasi dan mortalitasparasitoid yang ditemukan dalam telur walang sangit, sertamengidentifikasi jenisnya. Penentuan lokasi sampelmenggunakan metode purposive random sampling danpengumpulan sampel telur walang sangit dilakukansepanjang 1 km pada garis transek di lokasi lahan padisawah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Lokasisampel yang dipilih adalah Lubuak Bauak (630 m dpl)yang berada pada kategori dataran sedang dan Rao (890 mdpl) pada kategori dataran tinggi. Sampel telur walangsangit yang terkumpul diamati dan diidentifikasi padaLaboratorium Bioekologi Serangga Fakultas PertanianUniversitas Andalas, Padang. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa tingkat parasitisasi parasitoid padatelur walang sangit lokasi Lubuak Bauak adalah 41% danlokasi Rao 28%. Mortalitas parasitoid tersebut pada lokasilaboratorium (252 m dpl) cukup tinggi yaitu 60% dan 80%masing-masingnya. Jenis parasitoid yang ditemukan adalahHadronotus leptocorisae dan Ooencyrtus malayanensispada lokasi Lubuak Bauak, dan hanya Hadronotusleptocorisae pada lokasi Rao. Indeks keanekaragamanparasitoid pada telur walang sangit di Kabupaten TanahDatar menurut Shannon-Weinner tergolong rendah yaitu0,6.

Hadronatus leptocorisae, mortalitas, Ooencyrtusmalayanensis, parasitoid telur, parasitisasi

BO-13Uji isolat FMA indigenous terhadap pertumbuhandan infeksi akar tanaman padi metode SRI

Eka Susila N1,, Nelson Elita 2, Yefriwati2

Page 22: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 99

12Program Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. KampusUnand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.2 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh,Jl.. Raya Negara km 7 TanjungPati, Kec. Harau, Kab.Limapuluh Kota 26271, Sumatera Barat

Metode SRI (System of Rice Intensification) menggunakansystem aerobic selama fase vegetatif, memungkinkanmikroorganisme perombak hidup dan aktif, sertaketersediannya melimpah. Kondisi aerobic mendukungmikroba tanah dan keanekaragamannya melimpah dilahanmelalui eksudat akar. Penggunaan Fungi MikorizaArbuskula (FMA) indigenous lebih adaptif dan efektifsehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalampenyerapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman.Penelitian ini bertujuan: (i) mengetahui pengaruh isolatFMA indigenous terhadap pertumbuhan dan bobot keringtanaman padi, dan (ii) mengetahui pengaruh isolat FMAindigenous terhadap infeksi akar tanaman padi. Penelitiandilakukan di rumah kaca Politeknik Pertanian NegeriPayakumbuh, Sumatera Barat pada bulan Juli sampaiSeptember 2015, menggunakan RAL dengan 7 perlakuan(6 perlakuan isolat FMA indigenous hasil penelitiantahapan sebelumnya ditambah dengan kontrol) denganulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan padapengamatan tinggi tanaman tertinggi (106,0 cm) danjumlah anakan tertinggi (35,0 anakan) diperoleh dariperlakuan isolat Glomus sp.3. Pengamatan bobot keringtanaman padi tertinggi (33,8 g) dari perlakuan isolatAcaulospora sp., tidak berbeda nyata dengan perlakuanisolat Glomus sp.3 dan Scutellospora sp. Tidak terdapatperbedaan yang nyata terhadap persentase infeksi akar darisemua isolat FMA, namun secara angka tertinggi di perolehdari isolat Scutellospora sp.1 yaitu 8,8%. Dapatdisimpulkan dari 6 isolat FMA indigenous yang diuji, 3isolat yang memberikan respon terbaik terhadappertumbuhan dan peningkatan bobot kering tanaman padiadalah Glomus sp.3, Acaulospora sp. dan Scutellospora sp.

Acaulospora, FMA indigenous, Glomus, Scutellospora

BO-14Jenis kunang-kunang (Coleoptera: Lampyridae)di kawasan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci,Provinsi Jambi

Annisa Izmi Aulia, Mairawita, Resti RahayuJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Kunang-kunang (Coleoptera: Lampyridae) adalah seranggayang sangat kharismatik dan unik karena dapatmemancarkan cahayanya sendiri sehingga menarik minatwisatawan lokal maupun mancanegara. Di beberapakawasan ekowisata, kunang-kunang bahkan mampumenaikkan penghasilan negara di bidang pariwisata.Namun, habitat alami serangga ini mulai berkurang dankehadirannya sudah terancam karena pembukaan lahan danhutan. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis kunang-

kunang (Coleoptera: Lampyridae) di Kawasan GunungTujuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Penelitiandilakukan pada Maret-Agustus 2015. Penelitan inimenggunakan metode purposive sampling dan menangkaplangsung kunang-kunang dengan insect net disepanjangjalur pendakian menuju Danau Gunung Tujuh,. Dari hasilpenelitian didapatkan 59 individu yang terdiri dari tigasubfamili (Amydetinae, Lampyrinae dan Luciolinae), enamgenera dan 10 jenis. Dari subfamili Amydetinae didapatkansatu jenis, yaitu Vesta menetriesi, subfamili Lampyrinaedidapatkan tiga jenis yaitu Diaphanes javanus, Pyrocoeliaanalis dan larva Lamprigera sp, dan subfamili Luciolinaedidapatkan enam jenis yaitu Curtos cerea, Curtos sp.1,Curtos sp.2, Luciola picea, Luciola sp.1, dan larva Luciolasp.2.

Coleoptera, Lampyridae, Gunung Tujuh

BO-15Karakter morfologi dan biokimia isolat-isolatrizobakteria dari rizosfir jagung

Yulfi Desi, Asnurita, Prima NoviaUniversitas Ekasakti. Jl. Veteran Dalam No.26B, Padang Pasir, PadangBarat, Kota Padang 25113, Sumatera Barat. Tel.: +62-751-28859, email:[email protected]

Penelitian berupa percobaan laboratorium yangberlangsung pada tahun 2014. Tujuan penelitian adalahuntuk mengetahui karakter morfologi dan biokimia dariisolat-isolat rizobakteria yang berasal dari rizosfir tanamanjagung (Zea mays) sehat di antara tanaman jagung sakitlayu Stewart. Lokasi pengambilan sampel adalah beberapadaerah di Pasaman Barat (Puja Rahayu, Koto Baru,Simpang Tiga, Padang Rajo, dan Bancah Rambah),Sumatera Barat. Sampel tanah 10 g dicampurkan dengan90 mL aquadest steril lalu dimasukkan ke dalamerlenmeyer 250 mL dan dikocok dengan baik. Vortexsebentar agar homogen, lalu didiamkan kira-kira 30 menit.Ambil 1 mL suspensi sampel tanah lalu campurkan dengan9 mL aquadest steril dan dimasukkan ke dalam test tubedan kocok sebentar kemudian didiamkan kembali selama30 menit. Lakukan pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6.Suspensi tanah diambil 1 µL kemudian tuangkan ke dalampetridish yang mengandung Nutrient Agar, inkubasikanpada suhu 28-30 oC selama 2-3 hari. Pengamatan yangdilakukan meliputi: total populasi, uji morfologis, ujiGram, dan uji biokimia (uji urea, hidrolisis pati, produksiasam dan gas, hidrolisis casein, gelatin liquefaction,produksi H2S, produksi indol, dan aktifitas katalase). Hasilpenelitian mendapatkan 10 isolat mampu menghasilkanindol dan berpeluang sebagai PGPR (Plant GrowthPromoting Rizobacteria) yang berkemungkinan dapatdigunakan sebagai biokontrol terhadap penyakit layuStewart yang disebabkan bakteri Pantoea stewartii subsp.stewartii.

Isolat rizobakteria, biokimia, rizosfir, PGPR, and produksiIndole.

Page 23: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131100

BO-16Variasi morfologi Hampala macrolepidota diDanau Maninjau dan Singkarak, Sumatera Barat

Delfia Rahmadhani, Dewi Imelda Roesma, SyaifullahJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Penelitian mengenai variasi morfologi ikan hampalamacrolepidota (Pisces: Cyprinidae) di Danau Maninjau danSingkarak, Sumatera Barat telah dilakukan dari bulanMaret hingga Mei 2016. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui variasi morfologi Hampala macrolepidota baikdalam lokasi maupun antar lokasi di Danau Maninjau danSingkarak. Penelitian ini menggunakan metode survai dandan koleksi langsung di lapangan kemudian dilanjutkan diLaboratorium Genetika dan Biologi Sel Jurusan Biologi,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas, Padang untuk pengukuran karaktermorfologi. Data dianalisis dengan uji Mann Whitney U.Karakter morfologi yang digunakan sebanyak 46, terdiridari 29 morfometrik dan 17 meristik. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa terdapat variasi pada morfologi ikanH. macrolepidota, yaitu pada karakter Panjang standar(PS), Lebar kepala (LK), Diameter Mata (DM), PanjangMoncong Sampai Mata (PMSM), Lebar badan (LB),Panjang batang ekor (PBE), Panjang dasar sirip dorsal(PDSD), Panjang sirip pectoral (PSP), Panjang sirip pelvicterpanjang (PSPeT), Panjang dasar sirip anal (PDSA),Panjang sebelum sirip anal (PSSA), Panjang mulut bawah(PMB), Panjang sirip ekor bagian atas (PSEBA), Panjangsirip ekor bagian tengah (PSEBT), Jumlah duri dorsal(JDD), Sisik sebelum dorsal (SSD), Sisik sekitar ekor(SSE).

Cyprinidae, danau, Maninjau, Hampala macrolepidota,Singkarak, variasi morfologi

BO-17Inventarisasi spesies mamalia di kawasan hutanbernilai konservasi tinggi Prof. Dr. SumitroDjojohadikusumo Solok Selatan, Sumatera Barat

Husnul Fikri1,, Wilson Novarino 1, Rizaldi 2

1 Museum Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Kecamatan Pauh, Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671, 777641, Fax.: +62-751-73118, email:[email protected] Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. Kampus Unand LimauManih, Kecamatan Pauh, Padang 25163, Sumatera Barat

Inventarisasi spesies mamalia di kawasan hutan bernilaikonservasi tinggi Prof. Dr. Sumitro DjojohadikusumoSolok Selatan, Sumatera Barat telah dilakukan dari bulanMaret sampai Juni 2014. Data foto hewan yang didapatkan

menggunakan perangkap kamera (camera trap) danpengamatan langsung maupun tidak langsung, yaitu: jejakkaki (foot-print), rambut, sarang, tempat berkubang, liang,kotoran, bunyi suara, bekas cakaran dan bekas-bekasmakan (feeding signs). Studi ini mendokumentasikan 26jenis mamalia yang tergolong kedalam 15 famili dan 6ordo. Dari total 655 foto dan 313 video yang teridentifikasidiketahui bahwa, beruk (Macaca nemestrina) adalah hewanyang paling sering difoto (350 foto dan 147 video) danyang paling sedikit adalah cucurut babi (Hylomys suillus),macan dahan Sunda (Neofelis diardi), musang luwak(Paradoxurus hermaphroditus), musang congkok(Prionodon linsang), kucing hutan (Prionailurusbengalensis), kucing batu (Pardofelis marmorata) denganjumlah masing-masing 1 foto. Penelitian ini menunjukkantingginya keanekaragaman mamalia yang ada di hutankonservasi meskipun sebagian besar lanskap hutan yangberdekatan telah dikonversi menjadi perkebunan sawit.

Hutan, konservasi tinggi, mamalia, perangkap kamera

BO-18Studi keberadaan cendawan elang, jamur liarkonsumsi di Kecamatan Kayu Aro Barat,Kabupaten Kerinci, Jambi

Dalli Yulio Saputra, Nurmiati, PeriadnadiJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Cendawan elang, salah satu jamur liar konsumsi yangsangat digemari masyarakat lokal Kabupaten Kerinci.Jamur ini sangat digemari oleh masyarakat karena rasanyayang enak, aroma yang khas dan nilai ekonomisnya yangtinggi. Keberadaan cendawan elang di alam sudah semakinmenurun dan sulit ditemukan seiring dengan meningkatnyadegradasi hutan. Sejauh ini belum ada informasi ilmiahtentang cendawan elang tersebut sehingga perlu dilakukanstudi tentang keberadaannya. Penelitian ini dilakukanmenggunakan metode survei dengan pengamatankeberadaan cendawan elang di Kecamatan Kayu Aro Barat,Kabupaten Kerinci, Jambi. Pengambilan sampel dilakukansecara purposive sampling dan dianalisis secara deskriptifdi Laboratorium Mikrobiologi dan Mikologi, JurusanBiologi , Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam, Universitas Andalas. Berdasarkan penelitian yangtelah dilakukan maka diketahui bahwa cendawan elangyang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat lokalKabupaten Kerinci merupakan jamur dari genus Polyporus.

Jamur liar konsumsi, cendawan elang, polyporus, kerinci

Page 24: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 101

BO-19Isolation, antimicrobial of lactic acid bacteria andmolecular characterization using 16 S RNA fromDadih Sijunjung, West Sumatera, Indonesia

Sumaryati Syukur1,, Hermansyah Aziz2, FachrurRijal1

1Laboratory of Biotechnology, Departement of Chemistry, Faculty ofMathematics and Natural Sciences, University of Andalas. Kampus UnandLimau Manih, Kecamatan Pauh, Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box143. Tel.: +62-751-71671, 777641, Fax.: +62-751-73118, email:[email protected] of Fisical Chemistry, Departement of Chemistry, Faculty ofMathematics and Natural Sciences, University of Andalas, Padang 25163,Indonesia

Dadih, traditional fermented milk from West Sumatera,Indonesia is made by pouring fresh raw unheated buffalomilk into a bamboo tube capped with banana leaves, andthen allowed to ferment for two days at room temperature.Dadih contains diversity of some lactic acid bacteria (LAB)which has benefit for lowering cholesterol level in bloodand has anticancer and antimutagenic. Lactic acid bacteriaand their food products are thought to confer a variety ofimportant nutritional and therapeutic benefits and havemany documented for health promoting and function asprobiotic effect in human, animal, and Enviroment.Probiotic also potential antimicrobial and inhibition ofpathogenic bacterial. LAB was isolated in MRS medium,the isolates were then characterized biochemically by Gramstaining and catalase test. Total colony was 308 x 108cfu/mL, Gram positive, and catalase negative. Six isolatesrandomly picked and their growth was measured byspectrophotometer. LAB isolates was then selected by theirprobiotic properteies: antimicrobial activity and acidtolerance (pH 3-4). Selected LAB isolates were R2, R3,and R5 showing good antimicrobial activity (± 12 mmagainst E. coli, ± 13.5 against S. aureus, and ± 12 mmagainst S. typhi) and having tolerance to acid. Threeselected isolates were then identified DNA molecular andamplified by using PCR with primer 27F (3’AGAGTTTGATCCTGGCTAG5’) and 1525 R (3’AGAAAGGAGGTGATCCAGCC 5’) to determine thespecies of bacteria. From PCR product, only 2 isolates (R2and R3) can be continued to sequence analysis.Phylogenetic tree showed that isolates R2 has better resultand close relative to L. plantarum with 98% identificationvalue.

16S RNA, antimicrobial, dadih, Lactic Acid Bacteria,Lactobacilus plantarum, lead binding, probiotic

BO-20Penggunaan strata kanopi hutan oleh berbagaispesies burung di zona montana hutan tropis,Jawa Barat, Indonesia

Ruhyat Partasasmita, Zamzam I’lanul AnwarAtsaury, Teguh Husodo

Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor,Sumedang 45363, Jawa Barat, Indonesia. Tel./Fax. +62-284-288828,email: [email protected]

Ketersediaan ruang vertikal maupun horizontal pada habitatsangat dibutuhkan oleh burung untuk aktivitasnya. Hutanmerupakan habitat yang menyediakan strata ruang vertikalyang lebih banyak dan cenderung dihuni oleh berbagaijenis burung yang lebih beragam. Strata kanopi pohonmenyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh berbagaijenis burung, sehingga memungkinkan setiap strata kanopidimanfaat oleh jenis-jenis burung tertentu. Mengingatpentingnya penelitian ini, maka studi penggunaan stratakanopi hutan oleh berbagai spesies burung di hutan tropisZona Montana di Cagar Alam Gunung Tilu, Jawa Barat.Opportunistic spot-observation of individuals digunakanuntuk mengetahui aktivitas dan penggunaan ruang olehburung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaanlapisan kanopi hutan oleh burung yaitu Emergent: 4spesies, Canopy: 29 spesies, Sub Canopy:16 spesies,Understorey: 25 spesies dan Ground: 11 spesies, denganSikatan ninon (Eumyias indigo) adalah spesies yang palingbanyak menggunakan lapisan kanopi (4 lapisan).Penggunaan posisi ruang pada tumbuhan oleh burung yaitu,I (ruang diatas kanopi): 8 spesies, II (ruang di tepi luarkanopi): 33 spesies, III (ruang di kanopi dalam): 34 spesies,IV (ruang di kanopi bawah): 19 spesies dan V (permukaantanah): 11 spesies, dengan 7 spesies mampu menggunakan3 posisi ruang pada tumbuhan. Indeks kesamaanpenggunaan lapisan kanopi tertinggi adalah antara Canopydan Sub Canopy, yaitu 57,63%. Indeks kesamaanpenggunaan posisi tertinggi adalah antara posisi II dan III,yaitu 53,73%

Burung, Cagar Alam Gunung Tilu, penggunaan ruang, stratakanopi hutan

BO-21Keanekaragaman jenis tumbuhan pada hutanrawa gambut Tripa, Aceh

Zairin Thomy, Masykur, Yekki YasminJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Syiah Kuala. Jl. Syech Abdurrauf No. 3, Darussalam-BandaAceh 23111, Aceh. Tel.: +62 651 741 0248, Fax.: +62 651 755 1381.email: [email protected]

Hutan rawa gambut “Tripa” merupakan kawasan rawamemiliki luas ± 63.228 hektar di Kabupaten Nagan Rayayang berada di sepanjang garis pantai barat Aceh, ProvinsiAceh. Hutan ini merupakan tempat penampungan karbonterbesar di Aceh, selain itu hutan ini juga memilikikeanekaragaman hayati yang tinggi, seperti flora dan fauna.Tumbuhan asli hutan rawa gambut antara lain Dyera lowii,Meranti (Shorea balangeran), Pulai (Alstonia sp.), Perepat(Combretocarpus rotundatus) dan lain-lain, didugakomposisi tumbuhan yang hidup di Hutan Rawa GambutTripa berbeda dengan hutan gambut lainnya. Pengalihanfungsi hutan rawa gambut ini menjadi lahan perkebunan

Page 25: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131102

mengakibatkan degradasi hutan secara besar-besaran, darihutan yang tersisa. perlu dilakukan penelitiankeanekaragaman jenis tumbuhan pada hutan rawa gambut“Tripa” di Aceh. Penelitian ini dilakukan pada tigakawasan, yaitu hutan yang belum terganggu (primer), hutansetengah terganggu (sekunder), dan hutan yang telahterdegradasi total akibat pemotongan dan pembakaranhutan (tersier). Identifikasi jenis tumbuhan dilakukan diHerbarium, Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Syiah Kuala dan Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Hasil penelitian didapatkan32 jenis pohon, 7 jenis perdu dan 8 jenis semak. IndeksNilai Penting (INP) tertinggi untuk jenis pohon adalahTristaniopsis whiteana dengan persentase 53,9%. Nilai INPtertinggi untuk jenis perdu adalah Melastomamalabatrichum dengan persentase 55,608 dan INP tetinggiuntuk semak adalah Pteridophyta dengan persentase41,92476%. Berdasarkan Indeks KeenekaragamanShannon-Wiener, keanekaragaman jenis pohon tergolongsedang, sedangkan keanekaragaman jenis perdu dan semaktergolong rendah.

Hutan rawa gambut, Indeks Keenekaragaman Shannon-Wiener, Indeks Nilai Penting, Melastoma malabatrichum,Pteridophyta, Tripa, Tristaniopsis whiteana

BO-22Analisis vegetasi tumbuhan asing invasif dikawasan Taman Hutan Raya Dr. Moh. Hatta,Padang, Sumatera Barat

Maifairus Sahira, Solfiyeni, SyamsuardiJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Kawasan Taman Hutan Raya Dr. Moh. Hatta merupakansuatu kawasan untuk pelestarian sumber daya hayati. Invasitumbuhan asing invasif dapat menurunkankeanekaragaman sumber daya hayati di kawasankonservasi. Penelitian tentang Analisis Vegetasi TumbuhanAsing Invasif di Kawasan Taman Hutan Raya Dr. Moh.Hatta, Padang, Sumatera Barat dilaksanakan pada bulanJuni-Agustus 2015. Analisis vegetasi dilakukan denganmenggunakan metode petak ganda yang diletakkan secarasistematis. Plot dibuat sebanyak 25 plot dengan ukuran 2x2m2 dan jarak antar plot 10 m. Berdasarkan hasil penelitianditemukan 18 spesies dengan 12 famili tumbuhan asinginvasif. Indeks nilai penting tertinggi Borreria laevis21,64%. Indeks keanekaragaman tumbuhan di kawasan iniuntuk seedling dan tumbuhan bawah tergolong sedang(H’= 1,37).

Analisis vegetasi, Taman Hutan Raya Dr. Moh. Hatta,tumbuhan asing invasif

BO-23Crop raiding oleh hewan primata di Bungus TelukKabung, Padang, Sumatera Barat

Radila Utami, Rizaldi, Wilson NovarinoJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Pengalihan fungsi hutan yang merupakan habitat satwaseringkali menyebabkan konflik antara manusia dan satwaliar seperti crop raiding oleh hewan primata. Penelitiantentang crop raiding telah dilakukan di Bungus TelukKabung, Kota Padang, Sumatera Barat dengan tujuan untukmengetahui spesies hewan primata yang melakukan cropraiding, intensitas crop raiding, dan spesies tanamanpertanian yang diserang. Data dikumpulkan melaluiwawancara terhadap petani setempat dan survei langsungke lokasi kejadian. Dari penelitian ini diketahui bahwa adaempat speies hewan primata yang melakukan crop raiding,yaitu Macaca fascicularis (karo), M. nemestrina (beruk),Presbytis melalophos (simpai), dan Trachypithecuscristatus (cingkuk). Intentsitas crop raiding berdasarkananalisis frekuensi serangan dan perkiraan tingkat kerusakantergolong tinggi. Sebanyak 26 spesies tanaman hortikulturadiserang hewan primata tersebut. Hasil penelitian inimengindikasikan bahwa crop raiding oleh primatamembutuhkan penanganan konflik agar tidak menimbulkankerugian besar di kedua belah pihak.

Crop raiding, hewan primata, konflik

BO-24Keanekaragaman jamur pada rizosfir rumpunbambu talang (Schizostachyum brachycladum)Monita PuspitasariFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Sumber daya yang tersedia di lahan pertanian dapatdigunakan sebagai pengganti pupuk dan pestisida kimiasintetik, salah satunya mikroorganisme lokal (MOL) darirumpun bambu talang. Penelitian bertujuan untukmenentukan genus-genus jamur yang ditemukan padarizosfir rumpun bambu talang dan menghitung kerapatankonidia. Sampel diambil dari rizosfir rumpun bambu talangsecara langsung dan pengumpanan dengan nasi setengahmatang dengan metode Purpossive Sampling. Parameteryang diamati adalah morfologi koloni, struktur, dankerapatan konidia dari masing-masing isolat jamur. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman jamurpada rizosfir rumpun bambu talang lebih banyak daripadapengumpanan (MOL 1 dan MOL 2), pada rizosfir terdapat5 genus jamur dan 1 miselia sterilia (Penicillium,Aspergillus, Pestalotia, Trichoderma, dan Dactylium),

Page 26: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 103

sedangkan pada pengumpanan terdapat 4 genus jamur(Penicillium, Aspergillus, Trichoderma, danPaecilomyces). Genus Trichoderma pada pengumpananmempunyai kerapatan konidia paling tinggi (117,20 x 104konidia/cm2). Kerapatan konidia masing-masing genusjamur pada MOL 2 lebih tinggi dibanding MOL 1 dantanah.

Bambu talang, jamur rizosfir, keanekaragaman

BO-25Kajian teknik budidaya salak Padangsidimpuan(Salacca sumatrana Becc.)

Rasmita Adelina1, Irfan Suliansyah2, Auzar Syarief2,Warnita2

1Fakultas Pertanian, Universitas Graha Nusantara. Jl. Dr. Sutomo No. 14,Padangsidimpuan 22718, Sumatera Utara. Tel.: +62-634-25292. Fax. +62-634-28327. email: [email protected] Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. KampusUnand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.

Budidaya salak Padangsidimpuan (Salacca sumatranaBecc,) sampai saat ini masih sangat sederhana dancenderung baru sebatas tradisi turun temurun dan masihjauh dari teknik budidaya yang semestinya dan berorientasiagribisnis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji teknikbudidaya tanaman salak Padangsidimpuan, untukselanjutnya melakukan kajian berdasarkan literatur yangterkait. Pelaksanaan penelitian bulan Desember 2015sampai dengan Pebruari 2016 di Desa Palopat Maria,Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru, KotaPadangsidimpuan, Sumatera Barat. Penelitian inimenggunakan metode Deskriptif yaitu melihat danmengamati langsung kondisi umum, ciri-ciri khusus spesiesdan teknik budidaya tanaman salak Padangsidimpuan.Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi umumpertanaman salak Padangsimpuan merupakan polapenanaman campuran (agroforestri) yang terdiri dariberbagai jenis tanaman selain salak seperti aren, durian,karet, pete,langsat dan lain-lain. Tanaman salakPadangsidimpuan mayoritas merupakan tanaman berumahsatu dengan bunga hermafrodit, akan tetapi ditemukan jugadalam jumlah sedikit merupakan tanaman berumah satudengan bunga jantan saja. Umumnya Teknik budidayayang masih dilakukan adalah kegiatan pemeliharaan yangmeliputi pemangkasan, penjarangan buah, pembersihangulma, panen dan pasca panen serta pemasaran. Semuakegiatan ini masih pada tingkatan teknik budidayasederhana dan seadanya saja. Sehingga sampai saat inipenurunan produksi terjadi secara terus menerus.Sedangkan kegiatan pengolahan tanah dan penanamantidak dilakukan karena tanaman salak Padangsidimpuanmemiliki sifat spesifikasi lokasi melakukan peremajaansendiri melalui terjadinya perebahan tanaman setiap 10tahun. Hasil kajian dengan literatur terkait maka teknikbudidaya tanaman salak Padangsimpuan harus ditingkatkanagar penurunan produksi dapat diatasi bahkan diharapkan

akhirnya dapat meningkatkan kembali produksi salakPadangsidmpuan.

Teknik budidaya, salak Padangsidimpuan

BO-26Laju dekomposisi serasah daun jabon(Anthocephalus cadamba) pada beberapa umurtanamSyofia RahmayantiBalai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan. Jl.Raya Bangkinang-Kuok Km. 9 Kotak Pos 4 / BKN Bangkinang 28401,Riau. Tel.: +62-811-7500764, Fax.: +62-762-21370

Kebutuhan bahan baku kayu mengalami peningkatanseiring meningkatnya kapasitas industri perkayuan. Jabon(Anthocephalus cadamba Miq.) adalah jenis pohon cepattumbuh yang mulai dikembangkan untuk berbagaikeperluan industri perkayuan. Salah satu hal yang perludipertimbangkan untuk menjadikan suatu jenis pohonsebagai komoditi hutan tanaman industri adalah pengaruhkeberadaan pohon terhadap kualitas tapak tempat pohontersebut tumbuh. Penelitian ini mengkaji laju dekomposisiserasah daun jabon pada beberapa umur tanam sertakeadaan hara pada pohon dan tanah. Percobaan lajudekomposisi serasah dilakukan dengan menempatkanlitterbag berisi serasah di bawah tegakan tanaman jabonselama 6 bulan. Penimbangan serasah dilakukan setiapbulan, dan di akhir pengamatan laju dekomposisi serasahdihitung dengan menggunakan rumus Olson. Analisiskimia unsur hara dilakukan terhadap serasah, batang, akardan tanah pada tegakan. Hasil penelitian menunjukkanserasah daun jabon terdekomposisi dalam waktu 1,8 tahunhingga 5,6 tahun. Distribusi unsur hara terkonsentrasi padabatang, sehingga apabila dilakukan penebangan perlumemperbaiki kondisi tapak terlebih dahulu sebelumpenanaman rotasi berikutnya.

Dekomposisi, hara, jabon, kayu, serasah

BO-27Identifikasi dan karakterisasi morfologi rami(Boehmeria nivea) di Sumatera Barat

Reni Mayerni,Zulfadly Syarif,Ade Putra TanjungFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Tanaman rami (Boehmeria nivea (L.) Gaud.) adalahtanaman serat nabati yang menghasilkan serat dari kulitkayunya. Penyebaran rami di Sumatera Barat terdapat dibeberapa daerah sehingga dengan mengungkapkan potensikeunggulannya dan informasi yang didapatkan dapat

Page 27: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131104

digunakan sebagai acuan untuk mengenalkan jenis-jenistanaman rami yang ada di daerah ini dalam ruang lingkupyang lebih luas. Penelitian identifikasi dan karakterisasimorfologi tanaman rami (Boehmeria nivea (L.) Gaud) telahdilaksanakan pada tiga kabupaten/kota di Sumatera Baratyaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, danKota Padang. Dari keseluruhan daerah didapatkan 30aksesi tanaman rami. Penelitian ini dilakukan dengantujuan untuk mendapatkan informasi awal tentangkeragaman morfologi tanaman rami. Penelitian inidilaksanakan berdasarkan metode deskriptif, yaitu denganpengambilan sampel secara sengaja. Pengolahan datadilakukan secara deskriptif atau menggambarkan ciri-cirimorfologi sedangkan untuk melihat tingkat kekerabatanantar tanaman rami dilakukan analisis kekerabatan denganprogram PAST 2.10. Berdasarkan hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapatnya keragaman karaktermorfologi tanaman rami di beberapa Kabupaten/Kota diSumatera Barat, yaitu terdapat pada karakter batang, daun,dan bunga.

Identifikasi, karakterisasi, morfologi, rami

BO-28Variasi morfologi ular Tropidolaemus wagleriWagler,1830 (Serpentes: Viperidae) di SumateraBarat

Hadi Kurniawan, Djong Hon Tjong, Wilson NovarinoJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Tropidolaemus wagleri merupakan spesies kompleks yangmemiliki penyebaran yang luas di wilayah tropis AsiaTenggara. Penelitian tentang variasi morfologi ular T.wagleri dilakukan dengan metode survei dan koleksilangsung. Pengambilan sampel dilakukan di Padang danPadang Panjang pada bagian barat Bukit Barisan sertaPayakumbuh dan Dharmasraya di bagian timur BukitBarisan, Sumatera Barat. Analisis morfologi dilakukanterhadap 39 karakter mensural (morfometri) dan multistate(meristik) pada 21 sampel T. wagleri. Analisis statistikdilakukan dengan memisahkan populasi jantan dan betinamenggunakan uji non praametrik Kruskall-Wallis danMann-Whitney. Hubungan kekerabatan antar populasidianalisis dengan metode UPGMA dan plot PCA. Hasilpenelitian memperlihatkan variasi yang terjadi antarapopulasi betina di bagian barat dan timur bukit barisan.Karakter morfologi yang memperlihatkan perbedaansignifikan adalah panjang kepala (HL) dan jumlah sisiklingkar leher (NSR). Populasi bagian barat Bukit Barisanmemiliki panjang kepala (HL) dan panjang moncong (SnL)yang lebih pendek dibandingkan dengan bagian timurBukit Barisan. Sedangkan jumlah sisik lingkar leherpopulasi bagian barat Bukit Barisan memiliki jumlah yanglebih besar dibandingkan bagian timur Bukit Barisan.Berdasarkan dendogram UPGMA, populasi T. wagleri

betina di Padang Panjang cenderung lebih dekat denganpopulasi di Padang dibandingkan ke Dharmasraya.

Bukit Barisan, karakter, Tropidolaemus wagleri, variasi

BO-29Pengaruh musim terhadap komposisi dan strukturkomunitas ikan di perairan Batang BungoKabupaten Bungo, Propinsi Jambi

Syafriald, Dahelmi, Dewi Imelda Roesma, HafrijalSyandri1 Program Pascasarjana, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Kecamatan Pauh, Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671, 777641, Fax.: +62-751-73118, email:[email protected] Jurusan Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Kecamatan Pauh, Padang 25163, Sumatera Barat3. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Universitas Bung HattaPadang, Sumatera Barat

Perairan Sungai Batang Bungo merupakan salah satusungai utama di Kabupaten Bungo, Jambi dan merupakanbentuk perairan yang terbuka dengan panjang kurang lebih50 km. Keanekaragaman ikan air tawar perlu menjadibahan kajian dalam upaya konservasi ikan. Namun belumdiketahui pengaruh musim terhadap komposisi dan strukturkomunitas ikan di perairan Batang Bungo. Penelitian inibertujuan untuk menginventaris jenis ikan danmenganalisis pengaruh musim terhadap perubahan strukturkomunitas ikan di perairan Batang Bungo. Penelitian telahdilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember2014. Stasiun peneltian ditetapkan secara purposivesampling dengan pertimbangan daerah tersebut dapatlakukan penangkapan ikan. Koleksi sampel ikan dilakukandengan jala tebar panjang 3 meter dengan ukuran matajaring 1,75 inci dan jaring insang panjang 50 meter denganukuran mata jaring 3/4, 1 dan 3 inci. Jumlah ikan yangtertangkap selama penelitian 343 ekor yang berasal dari 25spesies terdiri dari 16 genus dan 9 famili. Hasil analisiskorelasi kualitas air terhadap keanekaragaman ikandidapatkan nilai (r) pH 0,880 memiliki tingkat hubungan(positif) sangat kuat, demikian pula nilai (r) TSS-0,803memiliki tingkat hubungan (negatif) sangat kuat terhadapIndeks Keanekaragaman Ikan. Musim berpengaruh padakomposisi ikan pada stasiun Tebat dan Sungai Pinang.Komposisi ikan di stasiun Tanjung Gedang tidakdipengaruhi oleh musim.

Kualitas air, komposisi ikan, musim, struktur komunitas ikan

BO-30Diversitas makrozoobenthos pada tide poolsPantai Batu Kukumbung, Cagar AlamBojonglarang-Jayanti, Jawa Barat

Page 28: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 105

Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi, Aufa Aulia KanzaProgram Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor,Sumedang 45363, Jawa Barat, Indonesia. Tel./Fax. +62-22-7796012,email: [email protected]

Tide pools merupakan mikro ekosistem pada zona intertidalyang memiliki karakteristik unik, seperti suhu air yangekstrim. Biota yang hidup di dalamnya dapat bertahandengan beradaptasi terhadap kondisi ekstrim tersebut.Penelitian tentang struktur komunitas makrozoobenthospada tide pools dan kondisi lingkungan yangmempengaruhinya telah dilakukan untuk mengamatispesies yang dapat bertahan dengan kondisi ekstrimtersebut. Penelitian bersifat deksriptif kuantitatif terhadapparameter biotik dan abiotik, dengan pengamatan pada tidepools yang dilalui transek garis sepanjang 200 meter sejajargaris pantai. Analisis terhadap parameter biotik meliputikelimpahan jenis, dominansi jenis, indeks kekayaan jenis,indeks keanekaragaman jenis, indeks dominansi, nilaipenting, dan penutupan makroalga. Parameter abiotik yangdiamati meliputi suhu air, suhu udara, intensitas cahaya,konduktivitas, salinitas, kedalaman perairan dalam kondisisurut, pH, dan DO. Hasil yang diperoleh secarakeseluruhan menunjukkan adanya 39 jenismakrozoobenthos dari 21 famili dan 6 kelas, dengan IndeksNilai Penting tertinggi pada Ophionereis dubia sebesar43,97%. Indeks keanekaragaman jenis sebesar 2,53, danindeks dominansi sebesar 0,85. Penutupan makroalgadidominasi oleh jenis Sargassum polycystum denganpenutupan 7,62%. Dominansi menunjukkan adanya spesiestertentu yang dapat beradaptasi dengan kondisi ekstrimsuhu tinggi.

Diversitas, makrozoobenthos, pantai Batu Kukumbung, tidepools

BO-31Keragaman dan musim berbunga tumbuhansumber pakan Apis cerana Fabr. (Hymenopter:Apidae) pada pertanaman polikultur di SumateraBaratJasmiProgram Pascasarjana, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Kecamatan Pauh, Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671, 777641, Fax.: +62-751-73118, email:[email protected]

Ketersediaan tumbuhan sumber makanan akanmempengaruhi keberadaan lebah madu pada suatu habitat.Sehubungan dengan itu, telah dilakukan penelitian yangbertujuan untuk mengetahui keragaman dan musimberbunga tumbuhan sumber pakan Apis cerana Fabr. padapertanaman polikultur di Sumatera Barat dari bulan Maret2011-Maret 2012. Pengambilan sampel dilakukan denganmetode petak contoh berukuran 100 x 100 m2 pada duaketinggian. Dari hasil penelitian ini ditemukan tumbuhan

sumber pakan A. cerana sebanyak 94 jenis (34 famili).Jenis terbanyak ditemukan dari famili Asteraceae (12 jenis)dan Leguminoceae (10 jenis). Tumbuhan sumber pakanpada dataran tinggi saja sebanyak 21 jenis, dataran rendah18 jenis dan pada kedua ketinggian 55 jenis (indekssimilaritas 75,34%). Jumlah tanaman budidaya sebanyak46 jenis dan tumbuhan liar 48 jenis. Tanaman budidayapada dataran rendah sebanyak 34 jenis dan 33 jenis padadataran tinggi (indeks similaritas 59,70%). Tumbuhan yangberbunga sepanjang tahun sebanyak 59 jenis, berbungatergantung musim tanam 15 jenis dan berbunga semusim20 jenis. Jumlah tumbuhan berbunga terbanyak ditemukanpada bulan Agustus yaitu 88 dari 94 jenis tumbuhan yangdikunjungi

Apis cerana, kunjungan, musim berbunga, pertanamanpolikultur, tumbuhan sumber pakan

BO-32Diversitas semut arboreal pada tanaman kelapasawit di Sumatera Selatan

Irham Falahudin1,, Dahelmi2, Siti Salmah3, AhsolHasyim4

1 UIN Raden Fatah Palembang, Jl. Prof. KH. Zainal Abidin Fikri Km 3,5Palembang, Sumatera Selatan. email: [email protected] Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat.3 Stikes Indonesia Padang, Sumatera Barat.4 Balai Hortikultura-Lembang Bandung, Jawa Barat

Semut merupakan salah satu model yang ideal untukmengukur dan memonitor keanekaragaman hayati.Diversitas semut arboreal ini berguna untuk melihat peranekologis semut arboreal terhadap hama pada tanamankelapa sawit salah satu fokusnya adalah semut rangrang(Oecophylla smaragdina). Permasalahan yang dilihatadalah bagaimanakah diversitas semut arboreal padatanaman kelapa sawit. Tujuan penelitian ini adalahmempelajari diversitas semut arboreal pada berbagai umurtanaman kelapa sawit. Metode yang digunakan untukpengambilan sampel adalah purposive sampling. Penelitiantelah dilaksanakan dari bulan Maret 2012-Pebruari 2013,pada perkebunan sawit di Desa Tanjung Api-api,Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Hasilnya iniditemukan diversitas semut arboreal pada tanaman kelapasawit didapatkan 14 jenis semut yang termasuk dalam limasubfamili dengan dengan total individu 19.516. Indeksdiversitas jenis semut arboreal pada ketiga strata umur ditanaman kelapa sawit dengan kriteria sedang. Indeksekuitabilitas kriteria jenis semut yang ditemukan memilikikesamaan dari ketiga strata umur tanaman. Indeksdominansi semut arboreal dengan kriteria rendah dansecara umum di dominansi oleh semut O. smaragdinadengan indeks nilai penting tertinggi pada semua umurtanaman sawit (68,11). Indeks kesamaan kelimpahan jenis(BC) dipeoleh antara tanaman sawit umur dua dan empattahun relatif sama yaitu 87%.

Page 29: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131106

Diversitas semut arboreal, Oecophylla smaragdina,perkebunan kelapa sawit

BO-33Buah pucuk merah (Syzygium oleana): Aktifitasantioksidan, total polifenol dan kandunganantosianinTuty AnggrainiFakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas, Kampus LimauManih, Padang 24063, Sumatera Barat. Tel./ fax.: +62-751-72772 /777413, email: [email protected]

Buah pucuk merah (Syzygium oleana) merupakan salahsatu tanaman yang berpotensi sebagai pewarna alami untukmakanan. Kandungan antosianin pada buah pucuk merahselain sebagai pewarna alami juga berfungsi sebagaiantioksdian yang dapat meningkatkan nilai fungsional dariproduk yang dihasilkan dengan pemanfaatan antosianintersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuikandungan antioksidan, total polifenol dan kandunganantosianin dalam buah merah dengan menggunakanbeberapa pelarut yaitu air, methanol dan etanol. Hasil dariektraksi nantinya digunakan sebagai sediaan untuk pewarnaalami untuk produk makanan seperti jelly, es krim,confectionary dan lain-lain. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah eksploratif. Penelitian ini dilakukanterhadap buah pucuk merah meliputi kandunganantioksidan, total polifenol dan kandungan antosianin yangmenggunakan pelarut air, etanol dan metanol. Dari hasilpenelitian didapatkan bahwa aktifitas antioksidan denganpelarut air, methanol dan etanol berturut-turut adalah3,87%, 26,4% dan 65,65%. Kandungan total polifenoldengan pelarut air, methanol dan etanol berturut-turutadalah 55,37 mg/mL, 78,87% dan 122,10 mg/mL.Kandungan antosianin dengan pelarut air, methanol danetanol berturut-turut adalah 16,42%, 19,20% dan 15,16%.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah buahpucuk merah mengandung antioksidan, total polifenol danantosianin yang tinggi sehingga dapat diaplikasikan untukproduk pangan. Serta dalam proses ekstraksinya pelarutyang terbaik digunakan adalah methanol.

Antioksidan, antosianin, buah pucuk merah

BO-34Potensi bengkuang sebagai legum penutup tanahuntuk meningkatkan kualitas tanah di lahankering Sumatera BaratMismawarni Srima NingsihProgram Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. KampusUnand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Jl. Raya Negara KM. 7,Tanjung Pati, Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Tel.:+62-752-7754192, email: [email protected]

Untuk melindungi dan memperbaiki kualitas sumberdayatanah lahan kering Sumatera Barat, agar dapatdimanfaatkan secara berkelanjutan perlu diterapkanusahatani konservasi berbasis tanaman legum penutuptanah (LPT). LPT mampu melindungi permukaan tanahdari terpaan butiran hujan, radiasi matahari danpertumbuhan gulma, menyediakan penutupan tanahsehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan,meningkatkan konsentrasi hara tanah dan meningkatkankadar bahan organik dalam tanah. Dari studi literatur danpenelitian yang telah dilakukan dari bulan November 2015sampai dengan April 2016, di Kenagarian Kasang,Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman, Sumatera Baratdengan metode deskripsi didapatkan bahwa bengkuangsangat potensial dimanfaatkan sebagai tanaman penutuptanah, karena memiliki beberapa kriteria tanaman penutuptanah yang baik. Bengkuang memiliki daya adaptasi yangbaik terhadap iklim dan tanah, bengkuang mampumemproduksi biomasa yang tinggi (26,88 t ha-1), memilikisistem perakaran yang cukup dalam karena bersimbiosisdengan mikoriza (untuk memfasilitasi pengambilan fosfor),bersimbiosis dengan rizobakteri yang dapat memfiksasiNitrogen bebas (Rhizobium dan Bradyrhizobium), memilikipertumbuhan awal yang cepat (>2 cm hari-1), mampumemanfaatkan air secara efisien (toleran terhadap cekamankekeringan), bukan tanaman inang bagi hama dan penyakit(tidak disukai hama dan penyakit), pembentukan bijimudah (mampu menghasilkan 473,65 biji tanaman-1), tahanpemangkasan (setelah pemangkasan umbi dapat bertunaslagi) dan bersifat multiguna (sebagai penutup tanah,penyubur tanah, pakan ternak dan manusia). Dari uraiandapat disimpulkan bahwa bengkuang dapat digunakansebagai tanaman penutup tanah yang dapat memperbaikikualitas tanah lahan kering Sumatera Barat.

Bengkuang, legum penutup tanah, mikoriza, rizobakteri

BO-35Variasi morfologi dan hubungan kekerabatankatak raksasa Limnoctes blythii di Sumatera Barat

Wince Hendri, Djong Hon Tjong, Dahelmi, DewiImelda Roesma1 Program Pascasarjana Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang2 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasimorfologi dan hubungan kekerabatan “bobo” katak raksasaLimnoneectes blythii sebagai komoditi ekspor di SumateraBarat secara morfometrik dengan pengambilan sampel diKabupaten Pasaman Barat (Cagar Alam Malampah),Sijunjung (Cagar Alam Pangian) dan Payakumbuh (CagarAlam Harau) pada bulan Februari-Mei 2015. Penelitiandilakukan dengan metode survei dan koleksi langsung dilapangan, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran

Page 30: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 107

morfometri di Laboratorium Genetika dan Sitologi, JurusanBiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas, Padang. Hasil penelitian menunjukanbahwa terdapat variasi genetik secara morfologi daripopulasi L. blythii di Malampah dan Pangian pada klasterpertama dengan populasi yang terdapat di Harau.Hubungan kekerabatan antara populasi di Pangian denganMalampah pada klaster kedua lebih dekat dibandingkanantara populasi Pangian pada subklaster kedua denganpopulasi Harau dan mempunyai kekerabatan yang lebihjauh dari populasi L. blythii di Pangean. Dari penelitianyang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapatvariasi spesies secara morfologi L. blythii di Malampah danPangian dengan spesies yang terdapat di daerahPayakumbuh. Penelitian ini memerlukan analisis molekulerguna menjelaskan hubungan kekerabatan dan filogenetikdiantara L. blythii untuk informasi dan kebijakan dalammenjaga kelestarian katak ini sebagai komoditi ekspor.

Diversitas, kekerabatan, morfometri

BO-36Salacca sumatrana sebagai tanaman konservasiproduktif di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara

Yusriani Nasution1,, Azwar Rasyidin2,Yulnafatmawita2, Amrizal Saidi2

1Fakultas Pertanian, Universitas Graha Nusantara. Jl. Dr. Sutomo No. 14,Padangsidimpuan 22718, Sumatera Utara. Tel.: +62-634-25292. Fax. +62-634-28327. email: [email protected] Studi Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.

Padangsidimpuan merupakan kota yang mempunyai buahunggulan yaitu salak Padangsidimpuan yang ditetapkansecara buah nasional. Kabupaten Tapanuli Selatan yangsebagian wilayahnya memiliki topografi bergelombangsampai berbukit dengan lereng yang curam yang sangatberpotensi mengalami erosi. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh penggunaan lahan salak danhubungannya dengan upaya konservasi tanah dalammenekan bahaya erosi dan aliran permukaan. Sampeldiambil dari dua sentra salak dengan penggunaan lahansistem agroforestri berbasis salak yaitu KecamatanAngkola Barat dan Kecamatan Marancar, Tapanuli Selatan.Perediksi erosi dengan metode USLE di Marancarmenghasilkan lokasi Desa Sigordang sebesar 6,38(ton/ha/thn) sedangkan lokasi Desa Pasar Sempurna adalah9,23 (ton/ha/thn). Perediksi erosi di Kecamatan Marancaradalah dari tingkat sangat ringan sampai ringan. AngkolaBarat merupakan sentra salak produksi tinggi 20 ton/ha/thpada kelerengan 83%. Pengukuran sedimen trap pada lahansalak debit sedimen tertinggi di Angkola Barat adalahsebesar 0,74 ton/ha pada bulan Maret sedangkan padabulan April debit sedimennya sebesar 1,1 ton/ha.Penggunaan lahan dengan kelerengan > 45% ternyatamempunyai potensi produksi yang tinggi dan menekanbahaya erosi karena permukaan lahan selalu tertutupkanopi 70% sehingga terhindar dari laju aliran permukaan

dan meningkatkan laju infiltrasi pada saat musim hujan dantanaman salak tergolong sebagai tanaman konservasi.

Tanaman konservasi, Salacca sumatrana

BO-37Variation of phosphate solubilizing bacteriacommunities in food and shrubs plantsrhizosphere growing on acid soil

Agustian1,, Dwi Maryanti1, Claude Plassard 2

1Soil Biology Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Andalas.Kampus Limau Manis 25163, Padang, West Sumatra-Indonesia. Tel.:+62-75172773; Fax.: +62-75172702, email:[email protected] Eco&sols, 2 Place Pierre Viala, F-34060 Montpellier-Cedex2, France.

The rhizosphere is an area where the intense interactionbetween roots and soil microorganisms occurs. Totalpopulation and diversity of soil microorganism variesaccording to soil environments, plants and highlyinfluenced by root exudates. Communities of P-solubilizingbacteria were evaluated from the rhizosphere of Tithoniadiversifolia, Rhodomyrtus tomentosa, Zea mays andArachis hypogea which grow on low fertility acid soils.The objective of this research are to study the biodiversityand potent phosphate solubilizing bacterial to support plantgrowth studied. We obtained fifteen isolates of bacteriacapable of solubilizing phosphate from all the plantsstudied. All bacterial isolates have milky white colour ofcolony but are different on morphological features. Basedon 16S rDNA sequence and BLAST analysis, we obtainedhigh species variation in rhizosphere of Tithoniadiversifolia than other plants. The seven isolates originatingfrom Tithonia diversifolia could be classified into sixspecies i.e Bacillus amyloliquefaciens, Bacillus subtilis,Burkholderia sp., Burkholderia cenocepacia, Burkholderiaglathei and Burkholderia gladioli. Four isolates fromRhodomyrtus tomentosa were identified as three species i.e.Bacillus amyloliquefaciens, and Burkholderia cenocepaciaand Burkholderia gladioli. Furthermore, three isolates fromZea mays, were classified in three species i.e. Burkholderiacenocepacia, Bacillus subtilis and Burkholderia gladioli.One isolate from Arachis hypogea was identified asBurkholderia cepacia.

Acid soils, phosphate solubilizing bacteria, rhizosphere

BO-38Perbandingan morfologi Hipposideros diadema(Geoffroy, 1813) (Chiroptera: Hipposideridae) diSumatera Barat dengan subspesies di pulau-pulaulainnya di Indonesia

Ada Chornelia1,, Djong Hon Tjong2, Dewi ImeldaRoesma2

Page 31: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131108

1Museum Zoologi Universitas Andalas (MZUA), Jurusan Biologi,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh, Padang 25163, SumateraBarat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671, 777641, Fax.: +62-751-73118,email: [email protected] Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat

Adanya variasi morfologi pada Hipposideros diademaantar populasi memungkinkan adanya subspesies yangberbeda pada setiap populasi. Penelitian mengenai variasimorfologi H. diadema di Sumatera Barat telah dilakukandan diketahui sejarah pembentukan Bukit Barisanmempengaruhi distribusi dan diasumsikan sebagai faktorvariasi. Berdasarkan karakter morfologi terdapat 18 subspesies H. diadema di dunia, dan untuk studi ini dianalisisenam sub spesies adalah H. diadema diadema, H. d.nobilis,H. d. griseus,H. d. reginae, H. d. oceanitis, dan H. d.masoni. Sejumlah 58 individu H. diadema di SumateraBarat digunakan dalam studi ini untuk dibandingkandengan enam sub spesies H. diadema. Tujuan studi iniadalah untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarapopulasi H. diadema di Sumatera Barat dengan sub spesieslainnya di pulau-pulau di Indonesia. Hubungan kekerabatandiuji berdasarkan karakter morfologi dengan menganalisisjarak Euclidian UPGMA. Hasil analisis menunjukkanbahwa populasi H. diadema di Sumatera Barat memilikihubungan yang dekat dengan sub spesies H. d. masonidengan jarak euclidian 2.82.

Hipposideros diadema, populasi, sub spesies, SumateraBarat

BO-39Komunitas Coccinellidae predator pada lanskappertanian berbeda di Sumatera Barat

Yaherwandi, Hidrayani, Hasmiandy HamidProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email:[email protected]

Predator is a natural enemy that very important, because oftheir high diversity and effectiveness as agens of biologicalcontrol. Coccinellidae is very important predator of aphids.The study was conducted on different agriculturallandscape in West Sumatera. Insect collection method wasused a insect net and direct collection by hand. The resultsshowed that 20 species of Coccinellidae predators had beencollected on several research locations in West Sumatra.Verania lineata, was the dominant species found in ricecrops, while Menochillus sexmaculatus was the dominantspecies found in horticultural crops and other food. Thereare different diversity between the simple agriculturallandscapes with complex agricultural landscape.

Agricultural landscape, aphids, Coccinellidae, predator,natural enemies

BO-40Keanekaragaman serangga air pada sawahkonvensional dan organik di Kota Padang,Sumatera BaratHasmiandy HamidFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Penelitian serangga air pada sawah penting untukmengetahui kondisi persawahan tersebut. Tujuan penelitianini adalah untuk mempelajari komunitas serangga air padalahan sawah konvensional dan organik di Kota Padang.Penelitian telah dilaksanakan di Kecamatan Koto Tangah,Kecamatan Pauh Kota Padang dan LaboratariumBioekologi Serangga Fakultas Pertanian UniversitasAndalas Padang dari Januari sampai Juli 2013. Metodeyang digunakan adalah metode Purposive RandomSampling dengan menerapkan dua teknik cara pengambilansampel serangga air yaitu menggunakan jaring air dan botolperangkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seranggaair yang ditemukan pada lokasi penelitian terdiri dari 5ordo (Coleoptera, Diptera, Ephemeroptera, Hemiptera,Odonata), 16 famili, 51 spesies dan 3808 individu. Populasiserangga air pada sistem sawah organik lebih tinggi (5ordo, 15 famili, 48 spesies dan 3089 individu)dibandingkan sistem sawah konvensional (4 ordo, 9 famili,20 spesies dan 719 individu). Serangga air yang ditemukanbersifat sebagai predator (3718 individu), detrivor (7individu), omnivor (83 individu). Keanekaragamanserangga air lebih tinggi pada sistem sawah organik denganindeks keanekaragaman spesies 1,51 dibandingkan sistemsawah konvensional dengan indeks keanekaragamanspesies 1,11.

Air, keanekaragaman, konvensional, organik, sawah,serangga air

BO-41Karakteristik suksesi pada area pengendapantailing berdasarkan profil vegetasi

Yuanita Windusari, Laila Hanum, HidayatullahJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, UniversitasSriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih Km 32, Indralaya Ogan Ilir,Sumatera Selatan. email: [email protected]

Salah satu contoh lahan marginal adalah lahan bekastambang atau berpasir. Lahan ini cenderung sulit ditumbuhivegetasi karena miskin hara. ModADA (Modified AjkwaDeposition Area) merupakan suatu kawasan aliran SungaiAjkwa, Papua, Indonesia yang telah dimodifikasi untukmengendapkan tailing PT Freeport Indonesia. Erosi secaraalami dan masuknya mineral tanah selama tailing mengalirmenyebabkan area di sekitar ModADA lebih mudahmembentuk struktur lapisan tanah. Kawasan TanggulGanda terutama Mile 19 merupakan daerah endapan tailing

Page 32: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 109

yang berkambang dalam hal struktur tanahnya danmengalami suksesi. Karakteristik suksesi vegetasi diTanggul Ganda diamati berdasarkan profil vegetasi.Metode purposive sampling dengan membuat transek danpetak sampling digunakan untuk mengamati profilevegetasi. Hasil menunjukkan bahwa berdasarkan tinggivegetasi dan luas kanopi, pada area tergenang dan kering diarea Mile 19 ditemukan 3 lapisan vegetasi yaitu A, B, danC. Pada area tergenang, lapisan A didominasi spesiesParaserianthes falcataria dan Timonius timon dengan rata-rata tinggi adalah 17,33m; dan lapisan B didominasispesies Pandanus lauterbachii dengan rata-rata tinggiadalah 6,83m. Sedangkan pada area kering diketahuibahwa lapisan A didominasi spesies T. timon, Ficus armitiMiq, Glochidion macrocarpa, dan Sterculia sp dengan rata-rata tinggi adalah 14,75m; sedangkan lapisan B didominasispesies Casuarina equisetifolia, Ficus armiti, Glochidionmacrocarpa, Antiaris, Macaranga aleuroitoides, danCampnosperma brevipetiolata dengan rata-rata tinggiadalah 8,39m. Lapisan C ditemukan pada kedua tipe lahandan ditempati spesies Phragmites karka. Berdasarkananalisis terhadap profil vegetasi di Tanggul Ganda dapatdisimpulkan bahwa kawasan ini telah mengalami suksesipada tahapan awal. Hal ini membuktikan bahwa area bekastailing dapat berkembang dalam hal struktur tanah danmengalami revegetasi, baik secara alami maupunreklamasi.

ModADA, profil vegetasi, suksesi, tailing, tanggul ganda

BO-42Potensi madu hutan pada pohon bangeris(Koompassia excelsa) di Kalimantan Timur

Teguh Muslim, Suryanto

Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),Kalimantan Timur. Jl. Soekarno Hatta Km. 38 PO. Box 578 Balikpapan76112, Kalimantan Timur. Tel.: +62-542-7217663. email:[email protected]

Keberadaan madu hutan erat hubungannya dengan pohonbangeris (Koompassia excelsa) karena lebah hutan (Apisdorsata) sering membuat sarang di dahan pohon bangeris.Pada satu pohon dapat terdapat 5-10 koloni dengan rata-rata setiap koloni berkisar 60-70 ribu lebah dalam satusarang. Namun pada kenyataannya kebutuhan madu diIndonesia mencapai 3.600-4.000 ton per tahun, sedangkanproduksi madu hanya 1000-1.500 ton per tahun. ArtinyaIndonesia masih mengimpor 70% madu untuk kebutuhandalam negeri. Sebagian besar produksi madu Indonesiamasih tergantung dari hasil alam (hutan). Salah satuwilayah yang memiliki potensi cukup besar adalahKalimantan Timur, akan tetapi belum dikelola secaraoptimal. Hal ini didukung oleh masih banyaknya pohoninang (Koompassia excelsa) yang tersebar di seluruhKabupaten di Kalimantan Timur, seperti di kawasan HutanGunung Lumut Kabupaten Paser, Berau, Gunung Beratus,Kutai Barat, Kutai Timur dan Kutai Kartanegara. Beberapaproduk madu hutan yang sudah dikemas lebih modern

yaitu: Madu Buen yang dihasilkan dari Kabupaten Paserdan Madu Merabu dari Kabupaten Berau. Produksi madumencapai 10-20 kg per koloni untuk sekali panen dengannilai ekonomi madu hutan per-tahun dapat mencapai Rp30.000.000,-dan dapat berproduksi sampai berpuluh-puluhtahun. Pengelolaan madu hutan tidak terlepas daripengelolaan kawasan hutan sebagai habitat bagi lebahmadu hutan dan pohon inang bagi lebah untuk bersarangserta memproduksi madu. Vegetasi penyusun habitat bagilebah hutan (Apis dorsata) dan pohon yang dijadikan inang(sarang) lebah madu sangat mempengaruhi produksi maduhutan. Pemberdayaan madu terhadap kelestarian hiduplebah itu sendiri dengan cara mengembangkan teknikpanen yang baik dan benar., Penjagaan dan pembinaanhabitat lebah selain dapat meningkatkanhasil madu jugasekaligus menjaga dan melestarikan kehidupan lebah itusendiri.

Apis dorsata, bangeris, Kalimantan Timur, Koompassiaexcelsa, madu

BP-01Dinamika produksi vegetatif dan generatif Ixorapseudojavanica dan I. coccinea dalam meresponbeberapa faktor iklimR. Subekti PurwantoroPusat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Bogor, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Jl. Ir. H.Juanda No. 13, P.O. Box 309Bogor 16003, West Java, Indonesia. Tel./fax.: +62-251-8322187. ♥email:[email protected]

Studi dinamika produksi vegetatif dan generatif pada Ixorapseudojavanica Brem. dan I. coccinea Hort. dalammerespon pengaruh curah hujan, hari hujan, kelembabandan suhu telah dilakukan di Kebun Raya Bogor selama 22bulan, Februari 2012-November 2013. Parameter yangdigunakan meliputi: data primer jumlah bunga, dan jumlahdaun muda, kelembaban dan suhu. Parameter lainnyaberupa data sekunder meliputi curah hujan dan hari hujan.Curah hujan, hari hujan, kelembaban dan suhu siang danmalam secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadapjumlah bunga pada I. coccinea, sedangkan terhadap jumlahbunga I. pseudojavanica tidak berbeda nyata pengaruhnya.Pengaruh keenam variabel bebas tersebut tidak nyataterhadap jumlah daun muda pada I. pseudojavanica dan I.coccinea. Korelasi positif terjadi antara suhu siang danjumlah bunga dan korelasi negatif terjadi antara jumlahdaun muda dan suhu malam pada I. pseudojavanica,sedangkan pada jumlah bunga I. coccinea korelasinyanegatif terhadap kelembaban malam. I. pseudojavanica danI. coccinea berbunga sepanjang waktu tidak mengenalmusim.

Faktor klimatik, Ixora, produksi bunga dan daun muda

Page 33: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131110

BP-02Efikasi dan resurjensi hama wereng coklat(Nilaparvata lugens) oleh insektisida berbahanaktif imidakloprid 100 G/L + karbosulfan 200G/L) pada tanaman padiTrisnaningsihBalai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Rancajaya,Subang 41256, Jawa Barat. Tel.:+62-260-520157.Fax.:+62-260-520158,email: [email protected]

Pengujian laboratorium efikasi dan resurgensi werengcoklat (Nilaparvata lugens) terhadap insektisidaImidakloprid 100 G/L + Karbosulfan 200 G/L telahdilakukan di Laboratorium dan Rumah Kaca BalaiPenelitian Tanaman Padi, KP. Muara Bogor pada bulanAgustus 2014 hingga Januari 2015. Rancangan acaklengkap dengan 7 perlakuan konsentrasi (0,25; 0,50; 0,75;1.00; 1.50; 3.00 g/mL dan kontrol) dan 4 ulangan yangdilaksanakan sesuai stnndar prosedur komisi pestisida.Hasil penelitian menunjukkan bahwa insektisidaImidakloprid 100 G/l+Karbosulfan 200 g/L padakonsentrasi 0,25-3.00 tidak tidak menimbulkan resurgesi.

Imidakloprid, karbosulfan, wereng coklat, tanaman padi

BP-03Respon galur-galur padi rawa terhadap cekamanbiotik

Trisnaningsih, Anggiani NasutionBalai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Rancajaya,Subang 41256, Jawa Barat. Tel.:+62-260-520157.Fax.:+62-260-520158,email: [email protected]

Respon galur-galur padi rawa terhadap cekaman biotik.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data galur-galur padi rawa yang tahan terhadap wereng coklatpenyakit blas dan hawar daun bakteri. Lokasi penelitin diLaboratorium dan Rumah Kaca Balai Penelitian TanamanPadi, KP. Muara Bogor pada MT 2015. Hasil penelitiangalur-galur padi rawa yg respon agak tahan terhadapwereng coklat biotipe 3 dan 2 ada 35 galur, dan ada 14galur yang menunjukkan reaksi agak tahan terhadapwereng coklat biotipe 2 saja. Hasil uji penyakit blas, yangtahan terhadap 1 ras ada sebanyak 54 galur, tahan terhadap2 ras ada sebanyak 43 galur dan yang tahan terhadap 3 rasada sebanyak 3 galur dan 1 varietas yaitu galur B13983E-KA-44, B13100-2-MR-3-KY-2, B13100-2-MR-3-KY-2dan varietas Inpara 4. Serta hasil uji galur rawa terhadappenyakit Hawar daun bakteri hanya ada 2 galur dan 1varietas yang bereaksi tahan dan agak tahan terhadapkelompok IV dan VIII yaitu galur B13983E-KA-12-2,galurB14361E-KA-36 dan Inpara 9.

Blas, biotik, wereng coklat, Hawar Daun Bakteri, responketahanan

Ekosistem

CO-01Pemanfaatan sumberdaya hayati oleh masyarakatdi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu(GSK-BB) Propinsi Riau

Prima Wahyu Titisari, ElfisProgram Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan, Uiniversitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution No. 113Marpoyan Pekanbaru, Riau. Tel.: +62-761-674674-674775, email:[email protected]

Sumberdaya hayati merupakan aset bagi manusia untukkehidupan sekarang dan di masa depan. Aktifitas manusiamerupakan faktor pemicu penting bagi keberlangsunganketersediaan sumberdaya hayati di alam. Penelitian inibertujuan untuk melihat pola pemanfaatan sumberdayahayati oleh masyarakat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecik-Bukit Batu (CBGSKBB) Propinsi Riau. Penentuan lokasipenelitian berdasarkan saturation sampling danproportional sampling. Pemilihan responden dilakukandengan purposive sampling di 10 desa yang berada di areainti dan zona penyangga. Participatory Rural Appraisal(PRA) digunakan untuk mendapatkan informasi dariresponden. Pengelompokkan tipologi pemanfaatansumberdaya hayati oleh masyarakat. Analisis datamenggunakan kuantitatif deskriptif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat 39 jenis ikan yangdimanfaatkan oleh masyarakat di CBGSKBB, 22 jenissumberdaya hayati non kayu, dan 22 jenis sumberdayahayati berupa kayu. Pada area inti, eksploitasi sumberdayahayati non kayu dan kayu sangat tinggi, yang didominansioleh kelompok masyarakat Specialized Extraction Group(SEG) dan Specialized Cultivation Group (SCG).Sedangkan pada zona penyangga, ketiga pemanfaatan jenissumberdaya hayati terbesar (perikanan, non kayu, dankayu) hanya didominansi olehkelompok masyarakat SEGsaja.

Cagar Biosfer Giam Siak Kecik-Bukit Batu (GSK-BB),Specialized Cultivation Group (SCG), SpecializedExtraction Group (SEG)

CO-02Analisis tingkat degradasi hutan mangrove diWilayah Dulupi Kabupaten Boalemo Gorontaloberdasarkan kriteria baku kerusakan mangrove

Abubakar Sidik Katili1,2,, Ramli Utina1, CitrawatyDahiba1

1Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Gorontalo. Jl. Jenderal Sudirman No. 6, KotaGorontalo 96128, Provinsi Gorontalo. Tel: +62-85240280650, email:[email protected]

Page 34: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 111

2 Pusat Kajian Ekologi Pesisir Berbasis kearifan Lokal, Jurusan Biologi,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas NegeriGorontalo. Jl. Jenderal Sudirman No. 6, Kota Gorontalo 96128, ProvinsiGorontalo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat degradasihutan mangrove di kawasan Kecamatan Dulupi, KabupatenBoalemo, Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah penelitiankuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode Point centered quarter dengan membuatgaris trasek tegak lurus dari garis pantai kearah daratdengan meletakan 4 titik sampling secara random dilokasipenelitian pada setiap titik sampling dihasilkan 4 kuarteratau kuadran: I, II, III, IV. Berdasarkan hasil penelitian dikawasan mangrove Dulupi ditemukan tingkat degradasihutan mangrove semai dan pancang kerapatannya termasukkriteria baik-sangat padat karena kerapatannya >1500pohon/ha dan luas penutupan termasuk keriteria rusak jarakkarena luas penutupan kanopi <50% selanjutnya fasepohon masuk kriteria rusak jarak dengan kerapatan <1000pohon/ha dan luas penutupan kanopi < 50%/ha.

Degradasi, mangrove, kerapata, luas penutupan

CO-03Komposisi dan struktur komunitas zooplankton dizona litoral Danau Talang, Sumatera Barat

Rilla Humaira, Izmiarti, Indra Junaidi ZakariaJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Study of composition and community structure ofzooplankton have been conducted in Talang Lake, SolokDistrict of West Sumatra from April 2015 until August2015. The resech wast conducted by using the surveimethod in five stations determed with purpossive sampling.Samples were collected at five stations in the littoral zoneof the lake with a plankton net is hauled up vertically fromthe depths 2-2,5 meter. The results showed that in thelittoral zone of Lake found 9 zooplankton species withcomposition were Crustaceae 4, Rotifera 3 and Protozoa 2species. Population density litoral average 0.92 ind/Lranged from 0,53-1,75 ind/L. Diversity index (H ') rangedfrom 0.57 to 1.35, equitability index (E) 0.26 to 0.61 andsorensen similarity index 0.0 to 75%.

Komposisi, zona litoral, zooplankton

CO-04Pola penyebaran dan potensi Taxus sumatrana diGunung Tujuh Kabupaten Kerinci, Jambi

Dodi Frianto, Eka Novriyanti

Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan.Jl. Raya Bangkinang-kuok km. 9 PO. Box 4/BKN Bangkinang 28401,Riau. email: [email protected]

Taxus merupakan tanaman sumber paclitaxel (taxol) yangbersifat anti kanker. Studi bertujuan untuk mengetahui polapenyebaran dan potensi Taxus sumatrana di GunungTujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi. Penelitian dilaksanakandengan metode jalur dan garis berpetak. Pengamatandilakukan pada ketinggi 1690-2120 m.dpl. Data polapenyebaran dianalisis dengan rumus indeks morista,sedangkan untuk mengetahui pola penyebaranberkelompok atau tidak dilakukan dengan distribusi chi-square. Pengamatan lingkungan yang diamati adalah suhu,pH tanah dan Intensitas cahaya. Hasil pengamatanmenunjukan bahwa pola penyebaran berdasarkan indeksmorista T. sumatrana di Gunung Tujuh adalahberkelompok (1.20), sedangkan uji lanjut distribusi chi-square (154.29) menunjukan pola penyebarannya tidakberbeda nyata dengan pola penyebaran berkelompok. Padaeksplorasi ini, Taxus seringkali ditemukan di daerah-daerahtebingan pinggiran sungai. Potensi kerapatan T. sumatranadalam pengamatan adalah 10.19 pohon/ha. Faktorlingkungan yang diukur pada pengamatan ini yaitu suhu20.90-23.5oC, pH tanah 6.8, dan intensitas cahaya 257-639Lux.

Pola penyebaran, Potensi, Taxus sumatrana, Gunung tujuh,Kabupaten Kerinci

CO-05Hubungan faktor lingkungan fisika kimia air diZona Litoral Danau Talang terhadap kepadatanzooplankton

Rilla Humaira, Izmiarti, Indra Junaidi ZakariaJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubunganfaktor fisika kimia yang meliputi suhu, kecerahan, TSS,pH, karbondioksida, oksigen terlarut, BOD5, nitrat, posfatdan amoniak terhadap kelimpahan zooplankton di zonalitoral Danau Talang, Sumatera Barat telah dilaksanakanpada bulan April sampai Agustus 2015. Penelitiandilakukan dengan metode survai pada lima stasiun yangditetapkan secara purposive sampling. Sampel planktondikumpulkan di zona litoral danau dengan plankton netsecara vertikal. Pengukuran kualitas air dilakukan secaralangsung dilapangan untuk temperature, kecerahan,oksigen, karbondioksida dan pH. Analisis laboratoriumuntuk posfat, nitrat, amoniak dan BOD5. Hasil penelitianmenunjukan bahwa parameter fisikas kimia air kategorirendah karena Danau Talang termasuk danau oligotrofikdengan kepadatan zooplankton rendah rata-rata 0,92 ind/Lberkisar 0,53-1,75 ind/L dan kepadatan zooplankton yangbanyak ditemukan pada jenis Crustaceae (nauplius).

Page 35: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131112

Dengan mengacu pada baku mutu kualitas air PP no. 82tahun 2001 kadar posfat, nitrat dan amoniak Danau Talangtermasuk kategori air kelas I dan II.

Faktor lingkungan, zooplankton, zona litoral, danau

CO-06Indeks komunitas kurung di Taman KotaRuhyat PartasasmitaDepartemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor,Sumedang 45363, Jawa Barat, Indonesia. Tel./Fax. +62-284-288828,email: [email protected]

Kehadiran komunitas burung di suatu tempat sangatditentukan oleh kualitas habitat ditempat tersebut, karenaburung dapat menyeleksi habitat sesuai dengankebutuhannya. Selain itu, burung mampu beradaptasidengan beberapa tipe habitat yang sering digunakan olehmanusia, seperti ruang terbuka hijau. Keberadaan ruangterbuka hijau di kota, selain untuk mengendalikan danmemelihara kualitas lingkungan kota, juga memiliki fungsiekologis yaitu sebagai tempat hidup satwa liar sepertiburung. Kondisi taman kota seperti taman Kota Bandung,Jawa Barat memiliki variasi dalam struktur vegetasimaupun luasan. Perbedaan tersebut diduga akanmempengaruhi komposisi komunitas burung yangmenghuninya, baik dalam kategori guild maupun taxocene.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah line transect dan opportunistic observation.Pencuplikan data primer dilakukan pada bulan Juli-September 2014, sedangkan analisis data dibandingkandengan data sekunder tahun 1994, 1995, 2003, 2006. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa komunitas burung diTaman Kota Bandung mengalami fluktuasi sejalan denganperubahan waktu, sedangkan komposisi guild didominasioleh spesies burung nektarivora secara mewaktu maupunmeruang. Peningkatan keanekaan jenis burung disuatutaman tidak selalu diikuti oleh meningkatnya indekskomunitas burung berdasarkan kualitas habitatnya

Guild, indeks komunitas, komunitas burung, taman kota

CO-07Preferensi makan kerang C. sumatrana di zonalitoral Danau Diatas, Kabupaten Solok, SumateraBarat

Aldo Artha Perdana, Jabang Nurdin, IzmiartiLaboratorium Riset Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. KampusUnand Limau Manih, Kecamatan Pauh, Padang 25163, Sumatera Barat.PO Box 143. Tel.: +62-751-71671, 777641, Fax.: +62-751-73118, email:[email protected]

Penelitian mengenai preferensi makan kerang Corbiculasumatrana di Danau Diatas telah dilakukan di pada bulan

April-Juli 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiPreferensi makan C. sumatrana. Penelitian ini dilakukandengan metode analisis lambung. Pengambilan sampelkerang dilakukan pada enam stasiun di zona litoral DanauDiatas dengan metode purposive sampling. Sampel kerangdiambil sebanyak 10 individu dewasa ukuran besar. Sampelkerang dibedah untuk diambil lambungnya. Isi lambungdikeluarkan untuk diamati dan di identifikasi. Sampelplankton diambil di dekat perairan dasar habitat kerang C.sumatrana, untuk di identifikasi. Hasil pengamatan danidentifikasi didapatkan jenis plankton yang tertinggi dihabitat dari genus Oscillatoria dan yang terendah darigenus Lygbya. Kepadatan tertinggi didalam lambungdidapatkan dari genus Denticula dan yang terendah darikelas Oligochaeta. Makanan paling disukai kerang C.sumatrana dari genus Gomphonema dengan nilaiselektivitas E: 0,80. Makanan yang paling tidak disukaidari genus Straurastrum dengan nilai selektivitas E:-0,46.Makanan utama kerang C. sumatrana didapatkan darigenus Denticula dengan IMT: 28,58. Makanan keduakerang C. sumatrana adalah Gomphonema, Navicula,Spirogyra dengan IMT berkisar: 11,95-20,34. Limabelasplankton sisanya menjadi makanan pelengkap, denganIMT: 2,42-0,21.

Danau Diatas, indeks makanan terbesar, indeks selektivitas,kerang C. sumatrana, Preferensi makan

CO-08Analisis keanekaragaman arthropoda musuhalami pada ekosistem padi sawah di daerahendemik wereng batang cokelat Nilaparvata lugens(Studi kasus: Kecamatan Tanjung MutiaraKabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat)Enie Tauruslina A1,2,♥, Trizelia2, Yaherwandi2,Hasmiady Hamid2

1 Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikoltura (BPTPH)Sumatera Barat. Komplek Dinas Pertanian Jl. Raya Padang-IndarungKm.8 Bandar Buat, Padang25231, Sumatera Barat. Tel. +62-751-71746,Fax. +62-751-71746, email: [email protected] Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Kampus Limau Manih, Padang24063, Sumatera Barat

Keanekaragaman arthropoda musuh alami berperan pentingdalam keseimbangan ekosistem padi sawah, dapatmencegah atau menekan peningkatan populasi hama.Penelitian bertujuan untuk mengetahui keanekaragamanarthropoda musuh alami pada ekosistem padi sawah didaerah endemik wereng batang coklat (Nilaparvatalugens). Penelitian dilaksanakan di Kecamatan TanjungMutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Juli-Desember 2015. Lahan yang diamati berupa lahan padisawah yang terserang wereng batang cokelat, umurtanaman 30 hst. Lokasi sampel adalah lahan berdekatanpinggiran sawah, lahan berdekatan pematang sawah danlahan berdekatan pinggiran saluran irigasi. Pengambilansampel dilakukan dengan dua metode yaitu metodepertama, pengamatan langsung (visual) berdasarkan

Page 36: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 113

purposive sampling. Pengambilan sampel berdasarkan garislurus terpanjang sebanyak 3 petak sampel, setiap petak 30rumpun. Metode kedua, menggunakan jaring ayun (sweepnet). Keanekaragaman jenis serangga ditentukanmenggunakan rumus indeks keragaman jenis (H’) menurutShannon-Wienner, indeks kemerataan jenis (€) menurutPiellou, struktur komunitas antar lahan (IS) menurutSorensen dan indeks dominansi Simpson. Hasilmenunjukkan total serangga yang ditemukan adalah 104individu terdiri 5 ordo, 10 famili, 12 genus dan 13 spesies.Jumlah spesies arthropoda tertinggi adalah predatorVerania discolor (Coleoptera: Coccinelidae), parasitoidTomosvaryella subvirescens dan Tomosvaryella oryzaetora(Diptera: Pipunculidae). Indeks keanekaragaman dankemerataan tertinggi terdapat pada lahan berdekatanpematang sawah sebesar H’=2,309 dan €=0,8987. Indekskemiripan antar lahan > 50%. Indeks dominansi tertinggi dilahan berdekatan pinggiran saluran irigasi sebesar 0,99.Hasil penelitian disimpulkan keanekaragaman arthropodamusuh alami di daerah endemik wereng batang cokelattertinggi di lahan berdekatan pematang sawah.

Endemik, keanekaragaman, Nilaparvata lugens, predator,parasitoid

CO-09Komunitas capung (Odonata) pada sawah systemorganik dan konvensional di Kabupaten PadangPariaman

Reflin, Hasmiandy Hamid, ZulhafandiJurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Program Studi Agroekoteknologi,Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Capung (Odonata) merupakan serangga yang pentingdalam ekosistem pertanian. Capung memiliki peran sebagaipredator, baik dalam bentuk naiad maupun dewasa danmemangsa beberapa jenis hama pada tanaman padi.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajarikeanekaragaman capung pada sawah organik dankonvensional di Kabupaten Padang Pariaman, SumateraBarat. Metode yang digunakan adalah metode surveydengan pengambilan sampel Purposive random sampling.Cara pengambilan sampel yaitu menggunakan jaring ayundan jaring air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capungyang ditemukan pada lokasi penelitian terdiri dari 5 famili,15 spesies dengan total individu 354. Odonata yangditemukan pada sawah sistem organik 5 famili, 15 spesies,275 individu, sedangkan pada sawah sistem konvensionalditemukan 3 famili, 10 spesies, 79 individu.Keanekaragaman dan kemerataan lebih tinggi terdapat padasistem sawah organik dengan nilai indeks 2,47 dankemerataan 0,90, dibandingkan dengan sawahkonvensional yang memiliki nilai indeks keanekaragaman1,98 dengan kemerataan 0,82.

Capung, keanekaragaman, konvensional, Odonata, organik

CP-01Permasalahan konservasi pada kawasan wisataberbasis alam: Studi kasus Kawah Sikidang,Dieng, Jawa Tengah

Ahmad Dwi Setyawan1, Ari Susilowati1, Ari Pitoyo1,Jean W.H. Yong2

1Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Sebelas Maret. Ir. Sutami, No. 36A, Kentingan, Surakarta57126, Jawa Tengah. Tel. +62-271-669124. email:[email protected] University of Technology and Design (SUTD). 8 Somapah Rd,Singapura 487372.

Pariwisata merupakan salah satu bisnis yangperkembanganya paling cepat di dunia. Pada tahun 2015,secara resmi Perhutani membuka kawasan wisata baruyang sangat unik yaitu Pemandangan Matahari Terbit diBukit Sikunir (2.463 m), Dieng, Jawa Tengah. Kegiatan inicukup berhasil mengundang wisatawan khususnya darikalangan muda dan menggiatkan kembali kegiatanpariwisata di Dataran Tinggi Dieng yang mulai stagnankarena tidak adanya kawasan wisata baru, serta kerusakanlingkungan yang masif akibat penjarahan hutan untuk lahanpertanian kentang. Dibukanya kawasan wisata ini jugaberdampak pada semakin ramainya kunjungan ke tempat-tempat wisata yang telah lama dikembangkan, termasukKawah Sikidang. Banyaknya pengunjung membukakesempatan perdagangan berbagai barang cenderamata.Namun, terdapat pula kegiatan yang berdampak negatifyaitu maraknya penjualan hewan dan tumbuhan lokallangka yang dilindungi undang-udang atau termasuk dalamdaftar Appendix II dari CITES. Beberapa jenis burunglangka dijual atau dipertontokan untuk difoto, termasukCelepuk Gunung (Otus angelinae) yang merupakan jenisendemik dataran tinggi Jawa dan sangat langka; beberapajenis anggrek yang termasuk dalam daftar CITES jugadijual, misalnya Bulbophyllum spp. dan Coeloegyne spp.,serta dijual pula beberapa jenis tanaman dataran tinggiyang khas seperti Vaccinium varingiaefolium yang sangatdiperlukan untuk menjaga kestabilan tanah di pegunungantinggi. Tumbuhan ini merupakan salah satu dari sedikitjenis pohon yang dapat tumbuh di pegununngan tinggiJawa. Pemanenan berlebih tumbuhan ini dapat memiculongsornya lereng-lereng pegunungan tinggi.Pengembangan wisata merupakan cara tercepat dantermudah untuk menggerakkan ekonomi suatu kawasan,oleh karena itu upaya pengembangan pariwisata di DataranTinggi Dieng perlu terus dikembangkan, namun dampaknegatifnya perlu diminimalkan. Tampaknya sudah saatnyauntuk mengembangkan tumbuhan dan hewan langkatersebut dalam proses budidaya (penangkaran) untukmenggantikan suplai dari pengambilan langsung di alam.

CITES, Dieng, hewan langka, Kawah Sikidang, pariwisata,tumbuhan langka

Page 37: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131114

Etnobiologi

DO-01Pengetahuan lokal masyarakat Desa KarangwangiKabupaten Cianjur tentang variasi (ras),pemeliharaan, dan konservasi ayam (Gallus gallusdomesticus Linnaeus, 1758)

Ruhyat Partasasmita, Rahmi Aulia Hidayat, TatangSuharmana, Johan IskandarDepartemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor,Sumedang 45363, Jawa Barat, Indonesia. Tel./Fax. +62-284-288828,email: [email protected]

Secara tradisional, keanekaragaman warna dan posturtubuh ayam (Gallus gallus domesticus Linnaeus, 1758)telah banyak diketahui oleh masyarakat di Jawa Barat.Akan tetapi, beberapa variasi tampilan ayam lokal diberbagai pedesaan telah jarang ditemukan dan tergantikanoleh ayam introduksi dari kota. Status keberadaan ayam raslokal di pedesaan mungkin akan punah, jika tidakdilakukan usaha konservasi. Oleh karena itu, usahakonservasi pada ayam ras lokal menjadi penting.Mengingat pentingnya untuk menyelamatkan keberadaanayam ras lokal di pedesaan, maka studi mengenaipengetahuan lokal masyarakat tentang variasi,pemeliharaan dan konservasi ayam dilaksanakan padaSeptember-November 2015 di Desa Karangwangi,Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tujuan dari studi adalahuntuk mengetahui (i). Pengetahuan lokal masyarakattentang variasi dari ayam lokal, (ii). Pengetahuanmasyarakat lokal dan tradisi dalam memeliharaan ayam,(iii). Pengetahuan masyarakat lokal dalam usaha konservasiayam ras. Metode yang digunakan adalah observasilangsung. Data kuantitatif dikumpulkan melalui wawancaraterstruktur menggunakan teknik kuesioner terhadap 86responden yang dipilih secara acak. Hasil studimenunjukkan bahwa masyarakat Desa Karangwangi,Cianjur, Jawa Barat telah mengetahui beberapa variasi (ras)dari ayam lokal yaitu hayam Aduan, hayam Bangkok,hayam Cemani, hayam Kampung/hayam Lisung, hayamKetawa, dan hayam Tukung. Masyarakat DesaKarangwangi memelihara ayam sebanyak 63% responden.Pemeliharaan ayam ras dilakukan masyarakat DesaKarangwangi masih secara tradisional, dengan sebagiandibiarkan berkeliaran dan beristirahat di pohon-pohon dipekarangan rumah, dan sebagian bawah bangunan rumah(kolong rumah). Masyarakat Desa Karangwangi melakukanpenjagaan galur dengan cara tidak melakukan penyilangandari berbagai ras.

Ayam lokal, Desa Karangwangi, konservasi, pengelolaan,pengetahuan lokal

DO-02Studi dialektika normatifikasi dankontekstualisasi penerapan undang-undang No. 41Tahun 2009 terhadap kedaulatan dan ketahananpangan di IndonesiaDewi GunawatiProgram Studi PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret. Ir. Sutami, No. 36A, Kentingan, Surakarta57126, Jawa Tengah. Tel. +62-271-669124. email:[email protected]

Politik pangan di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 yang pencapaiannya diukurmelalui konsep ketahanan pangan. Permasalahan ketahananpangan di sektor pertanian sangat berjalin kelindan denganfenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi nonpertanian yang mengancam terhadap ketahanan panganyang berdampak terhadap stabilitas ekonomi, hukum,sosial, politik dan perkembangan penduduk secarasimultan. Berbagai kebijakan dalam rangka pengurangankonversi lahan pertanian meliputi prioritas ketahan pangandalam bentuk lahan, pengembangan kawasan dan tataruang pertanian, dengan penataan regulasi untuk menjaminkepastian hukum atas lahan pertanian, pengembangan arealpertanian baru seluas 2 juta hektar dan penertiban sertaoptimalisasi penggunaaan lahan terlantar sebagaimanatertuang dalam, UU No 41 Tahun 2009 tentangperlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (PL2B)yang menetapkan kawasan pertanian dalam RT RW sertaPeraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentangpenyelenggaraan penataan ruang mengatur masalah lahanpertanian berkelanjutan. Tulisan ini bertujuan untukmenganalisis penerapan kebijakan sebagaimana tertuangdalam Undang-undang No.41 Tahun 2009 yang ditelaahdalam studi normatifikasi dan kontekstualisasi terhadapkedaulatan dan ketahanan pangan di Indonesia.Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui studidokumen, observasi dan depth interview. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa secara langsung konversi lahan sawahdipengaruhi oleh pertumbuhan pembangunan saranatransportasi, pertumbuhan lahan untuk industri,pertumbuhan sarana pemukiman,dan sebaran sawah.Konversi ini terus terjadi tanpa dapat dikendalikan, yangantara lain karena (i) RTRW Kabupaten/Kota sebelumnyabelum mendukung perlindungan terhadap lahan pertanianpangan; (ii) Pertumbuhan sektor industri/manufaktur dansektor non pertanian lainnya; (iii) Meningkatnya kebutuhanlahan untuk permukiman seiring dengan meningkatnyapertumbuhan penduduk.Terdapat tiga kendala dalamimplementasi alih fungsi lahan pertanian, yaitu: (i)kebijakan yang kontradiktif, (ii) substansi pengaturan yangterbatas, (iii) inkonsistensi dalam perencanaan.

UU No. 41 Tahun 2009, kedaulatan pangan, studi dialektikanormatifikasi dan kontektualisasi

Page 38: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 115

DO-03Pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan sebagai obatoleh masyarakat Kampung Areng, KecamatanLembang, Kabupaten Bandung Barat, PropinsiJawa Barat

Asep Zainal Mutaqin, Mohamad Nurzaman, TiaSetiawati, Ruly Budiono, Azifah An'amillah, JohanIskandarProgram Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor,Sumedang 45363, Jawa Barat, Indonesia. Tel./Fax. +62-22-7796012,email: [email protected]

Penelitian ini dilakukan untuk mendokumentasikanpengetahuan masyarakat Kampung Areng, DesaWangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten BandungBarat, Propinsi Jawa Barat mengenai jenis-jenis tumbuhanyang dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Metode yangdigunakan untuk penelitian ini adalah metode kualitatifbersifat deskriptif analisis. Teknik pengumpulan datadilakukan dengan cara observasi partisipatif danwawancara semi struktur terhadap informan kunci.Penentuan informan dilakukan dengan teknik snowballsampling. Hasil wawancara menunjukkan bahwa terdapat63 spesies tumbuhan yang digunakan sebagai obattradisional oleh masyarakat Kampung Areng. Tumbuhan-tumbuhan obat tersebut diperoleh masyarakat dari kebontegal, kebon, dan pekarangan. Masyarakat mengolahtumbuhan obat dengan berbagai cara, di antaranya adalahdengan cara direbus, dicincau (diperas), dibuat ramuan,ditempel, dibalur, dan dimakan langsung.

Kampung Areng, obat, tumbuhan

DO-04Kandungan vitamin C dan potensi makroalga dikawasan Pantai Cigebang, Kabupaten Cianjur,Propinsi Jawa BaratTia Setiawati, Mohamad Nurzaman, Asep ZainalMutaqin, Ruly Budiono, Annisa Abdiwijaya QProgram Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor,Sumedang 45363, Jawa Barat, Indonesia. Tel./Fax. +62-22-7796012,email: [email protected]

Penelitian dilakukan untuk mengetahui kandungan vitaminC makroalga dan potensinya bagi masyarakat di kawasanPantai Cigebang, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifatkuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknikpengambilan sampel makroalga dilakukan menggunakanmetode survei, uji kandungan vitamin C dengan metodeiodometri, dan untuk mengetahui potensi makroalgamenurut masyarakat dilakukan dengan metode kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaankandungan vitamin C pada tujuh jenis makroalga yang

ditemukan yaitu: Boergesenia forbesii 0,0167 mg/mL,Codium edule 0,0191 mg/mL, Padina sanctae-crucis0,0686 mg/mL, Chaetomorpha antennina 0,0129 mg/mL,Ulva lactuca 0,0191 mg/mL, Cladophoropsis sundanensis0,0211 mg/mL, dan Sargassum sp. 0,0959 mg/mL.Kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada Sargassumsp. dan kandungan vitamin C terendah pada Chaetomorphaantennina. Berdasarkan pengetahuan masyarakat setempat,makroalga berpotensi secara ekonomi dan sebagian besardijual untuk mendukung kehidupan masyarakat. Beberapamasyarakat mengolahnya sebagai bahan pangan sepertidodol, urab, tumis, dan olahan lain bahkan dapatdikonsumsi langsung. Potensi lain yang masyarakat ketahuitentang makroakga, yaitu sebagai bahan makanan agar-agar, bahan kosmetik, bahan pembuatan baju seperti batik,dan bahan obat-obatan.

Makroalga, Pantai Cigebang, Vitamin C

DO-05Aktivitas ekstrak heksan tumbuhan patah tulangEuphorbia tirucalli L. (Euphorbiaceae) terhadaptelur Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera:Crambidae)

Arneti, Ujang Khairul, Nhyra Kamala PutriJurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Program Studi Agroekoteknologi,Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Penggunaan tumbuhan patah tulang (Euphorbia tirucalli)sebagai insektisida nabati merupakan salah satu teknikpengendalian Crocidolomia pavonana yang sesuai dengankonsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Penelitianbertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi ekstrakheksan tumbuhan patah tulang terhadap penekananpenetasan telur C. pavonana dengan umur yang berbeda.Penelitian dilakukan dengan menggunakan RancanganAcak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 7 ulangan.Perlakuan berupa aplikasi ekstrak heksan tumbuhan patahtulang pada telur C. pavonana umur 1, 2, 3, dan 4 harisetelah telur diletakkan. Ekstrak diaplikasikan denganmenggunakan metode celup pada konsentrasi 0,23%. Hasilpenelitian menunjukkan ekstrak heksan tumbuhan patahtulang pada konsentrasi 0,23% mampu menekan penetasantelur C. pavonana umur 1 hingga 3 hari dengan persentasepenetasan telur berturut turut 12,72%, 36,50%, 44,00% danpersentase aktivitas ovisidal berturut turut 87,15%, 63,32%,55,42%. Ekstrak heksan tumbuhan patah tulang tidakmempengaruhi lama perkembangan telur C. pavonana.

Aktivitas ovisidal, Crocidolomia pavonana, Euphorbiatirucalli, ekstrak heksan

Page 39: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131116

Biosains

EO-01Kemampuan kolonisasi Trichoderma viride-T1skpada akar beberapa kultivar pisang dan efeknyaterhadap penyakit layu Fusarium

Nurbailis, MartiniusFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuankolonisasi Trichoderma viride pada akar berbagai kultivarpisang dan efeknya terhadap penyakit layu Fusarium danpeningkatan pertumbuhan bibit pisang. Penelitian disusunmenggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengantiga perlakuan dan enam ulangan. Percobaan dibagimenjadi dua bagian yaitu efek kolonisasi terhadapperkembangan penyakit layu Fusarium dan kemampuankolonisasi Trichoderma viride terhadap akar berbagaikultivar pisang. Parameter yang diamati meliputi:kemampuan kolonisasi dan endofit T. viride pada berbagaikultivar pisang, munculnya gejala pertama, persentase daunbergejala, persentase kerusakan bonggol, pertambahanjumlah daun, pertambahan tinggi tanaman, lingkar batangdan bobot kering biomassa bibit pisang. Data hasildianalisis secara sidik ragam dengan uji lanjut Duncan’sNew Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kolonisasi T. viride yangtertinggi terdapat pada pisang Barangan dan Kepok.Kemampuan endofit yang tertinggi terdapat pada pisangkepok. Kemampuan kolonisasi T. viride pada akar pisangBarangan dan Kepok yang mencapai 93,33% dankemampuan endofit sebesar 43,33% dan 38,33%,dapatmenurunkan tingkat serangan penyakit layu Fusarium danmeningkatkan pertumbuhan tanaman.

Fusarium oxysporum f.sp. cubense, kolonisasi, kultivarpisang, Trichoderma viride

EO-02Potensi budidaya karanng hias berdasarkankelimpahan Zooxanthellae: Studi koloni karangyang terinfeksi Black Band Disease di PulauPahawang Besar, Lampung

Ramadhan Kemal Pudjiarto1, , Riani Widiarti1, OfriJohan2, Mufti Petala Patria1

1 Laboratorium Biologi Kelautan, Departemen Biologi, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.Universitas Indonesia. Kampus UI Gedung E Lt. 2, Jl. Lingkar KampusRaya, Depok 16424, Jawa Barat. Tel.: +62-21-7270163 Fax. : +62-21-78849010. email: [email protected]

2 Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, KementerianKelautan dan Perikanan. Jl. Perikanan No 13, Pancoran Mas, Depok16436, Jawa Barat

Penelitian mengenai koloni karang yang terinfeksi BlackBand Disease (BBD) telah dilakukan di Pulau PahawangBesar, Lampung pada tanggal 5-7 Agustus 2015. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui potensi budidaya karanghias berdasarkan kelimpahan zooxanthellae pada kolonikarang yang terinfeksi BBD di perairan tersebut. Penelitiandilakukan dengan mengambil fragmen koloni karang yangterinfeksi BBD seluas 2 cm2 di kedalaman 1, 5, dan 10meter. Zooxanthellae dikeluarkan dari fragmen karangdengan cara dipanaskan pada suhu 85oC selama 20 menit,kemudian diamati di bawah mikroskop. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa koloni karang yang paling banyakterinfeksi BBD berasal dari marga Montipora, yangtermasuk dalam kategori karang hias. Hal tersebutmenunjukkan bahwa Montipora merupakan marga karangyang rentan terinfeksi BBD. Hasil penghitunganmenunjukkan bahwa terdapat penurunan kelimpahan rata-rata zooxanthellae lebih dari 90% pada karang yangterinfeksi BBD. Penurunan kelimpahan zooxanthellaeberbanding terbalik dengan penurunan kedalaman perairan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh peningkatan lajuvirulensi BBD akibat intensitas cahaya yang tinggi diperairan. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan budidayakarang hias, terutama dari marga Montipora, perlumempertimbangkan kedalaman perairan agar koloni karangmenjadi lebih tahan terhadap infeksi BBD.

Black Band Disease, karang hias, kelimpahan zooxanthellae,Pulau Pahawang Besar

EO-03Respon fisiologis dan anatomis padi (Oryza sativa)‘Cempo Merah’ terhadap pemberian kalsiumsilikat pada ketersediaan air berbeda

Diah Rachmawati1,, Tri Setyaningsih 2, Eko Hanudin3,Maryani4

1Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Biologi, Universitas GadjahMada, Jl. Teknika Sel., Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman, DaerahIstimewa Yogyakarta. Jl. Teknika Selatan, Sekip Utara, Sleman 55281,Yogyakarta, Indonesia.Tel/Fax. +62-274-580839, ♥email:[email protected] Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Jl. Teknika Sel., Sinduadi,Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta3 Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,Jl. Blora No. 1, Bulaksumur, Daerah Istimewa Yogyakarta4 Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Fakultas Biologi,Universitas Gadjah Mada, Jl. Teknika Sel., Sinduadi, Mlati, KabupatenSleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Silika bukan merupakan unsur esensial namun pemberiansilika sangat penting dalam pertumbuhan danperkembangan tanaman khususnya padi. Unsur silika dapatmeningkatkan fotosintesis, meningkatkan keseimbanganpenyerapan hara dan meningkatkan toleransi tanamanterhadap cekaman kekeringan. Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis respon fisiologis padi ‘Cempo Merah’

Page 40: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 117

terhadap pemberian kalsium silikat pada ketersediaan airberbeda dan menganalisis hubungan densitas sel silikaepidermis batang dengan pemberian kalsium silikatterhadap pertumbuhan, ketahanan dan produktifitas padi‘Cempo Merah’ pada ketersediaan air berbeda. Penelitianini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan duafaktor. Faktor pertama yaitu kalsium silikat dengankonsentrasi 0, 100, 200 dan 300 kg/ha, sedangkan faktorkedua yaitu ketersediaan air pada kapasitas lapangan 100%,75%, 50% dan 25%. Variabel yang diukur meliputi tinggitanaman, jumlah daun, jumlah anakan produktif, biomassatanaman, rasio tajuk akar, kadar prolin akar, densitas silikaepidermis batang, kadar silika dan serapan silika batang,persentase gabah bernas, jumlah dan berat gabah total.Hasil yang diperoleh akan dianalisis dengan ANAVA,dilanjutkan dengan uji DMRT pada tingkat kepercayaan95%, kemudian dilakukan analisis regresi untuk melihathubungan antar parameter perlakuan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kalsium silikat meningkatkanpertumbuhan vegetatif dan meningkatkan kadar prolin akartanaman pada ketersediaan air ≤ 50% kapasitas lapangansehingga meningkatkan toleransi tanaman terhadapcekaman kekeringan. Densitas sel silika epidermis batangmeningkat sehingga meningkatkan ketahanan mekanikbatang padi tetapi kadar silika dan serapan silika menurunsehingga pemberian kalsium silikat tidak berpengaruhterhadap peningkatan hasil padi ‘Cempo Merah’ padaketersediaan air berbeda. Semakin menurun kapasitaslapangan, pertumbuhan dan hasil tanaman semakinmenurun.

Kalsium, ketersediaan air, padi ’Cempo Merah’, silikat

EO-04Aplikasi formula rizobakteri dan pemupukan Nterhadap intensitas hawar daun bakteri(Xanthomonas axonopodis pv. allii) pada bawangmerah

Milda Ernita, JamilahFakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa Padang. Jl. Taman Siswa No.9, Padang 25138. Tel.: +62-751-40020. email: [email protected]

Bacterial Leaf Blight on onion caused by Xanthomonasaxonopodis pv. allii (Xaa). This is a new disease inIndonesia. The disease symptoms water soaked, chloroticand necrotic in leaf tip to basal. Bacterial leaf blight isdisease of difficult to controlled because the pathogensurvival in soil, seed borne and infection some type ofweeds without showing symptom. Controlled of disease bysanitation, using resistant variety and chemically withbactericide but it is not effective and resultingcontamination on environment. Biological control is one ofthe compatible technique to decrease disease intensity andimproving growth. The aims of study were to obtaininteraction the rhizobacteria formula and level Nitrogen tocontrol of bacterial leaf blight disease on onion. Theresearch was conducted from April to September 2015 at

Laboratory and green house of Agriculture Faculty,Tamansiswa University of Padang. The result showed thatformula compost of rhizobacteria Bacillus sp and nitrogenlevel 75% can be reduced intensity bacterial leaf blightdisease, enhanced growth and production of onion in greenhouse

Formula rhizobacteria, nitrogen, onion

EO-05Isolasi dan seleksi rizobakteri yang berpotensisebagai agens pengendali Pantoea stewartii subsp.stewartii penyebab layu Stewart pada tanamanjagung

Haliatur Rahma1,, Aprizal Zainal1, Suryati2

1Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email:[email protected] Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Universitas Andalas Limau Manis Padang,Padang 25163, Sumatera Barat

Kelompok bakteri yang mengkolonisasi perakaran tanamandikenal sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria(PGPR) selain mampu menekan perkembangan patogenjuga memiliki kemampuan meningkatkan kesehatantanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasirizobakteri pada daerah perakaran tanaman jagung diKabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan PasamanBarat, Provinsi Sumatera Barat, selanjutnya dikarakterisasidan diuji kemampuannya untuk menekan bakteri Pantoeastewartii subsp. stewartii penyebab penyakit layu stewartpada tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukkan hanya15 isolat rizobakteri yang berpotensi sebagai agen hayati,yaitu 6 isolat dari kelompok bakteri fluorescens, 5 isolatdari kelompok bakeri non fluorescens dan 4 isolat darikelompok bakteri tahan panas.

Pantoea stewartii subsp. stewartii, PGPR, rizobakteri

EO-06Dampak aplikasi bakteri enfofit terhadap penyakitkresek oleh Xanthomonas oryzae pv. oryzae sertapertumbuhan bibit padi

Haliatur Rahma, Nila Kristina dan TrizeliaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email:[email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuanantibiosis bakteri enfofit yang diisolasi dari tanamanjagung dan rumput ilalang dalam menekan pertumbuhanbakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae secara invitro.Penelitian diawali dengan mengisolasi bakteri

Page 41: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131118

Xanthomonas oryzae pv. oryzae dari lahan padi yang yangbergejala penyakit resek. Kemampuan antibiosis enamisolat bakteri enfofit di uji dengan dengan metode platediffusion pada media Tryptic Soy Agar (TSA). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa lima isolat bakteri enfofitmenunjukkan kemampuan menekan pertumbuhan bakteriXanthomonas oryzae pv. oryzae.

Antibiosis, endofit, penyakit kresek, Xanthomonas oryzaepv. oryzae

EO-07Patogenesitas jamur entomopatogen Beauveriabassiana dan Metarhizium spp. terhadap telurLeptocorisa acuta

Munzir Busniah1,, Trizelia1, Effi Yudiawati2

1 Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected] Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) ProvinsiJambi, Muaro Bungo, Jambi

Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari patogenesitasjamur entomopatogen Beauveria bassiana (Balsamo)Vuillemin dan Metarhizium spp. terhadap telur Lectocorisaacuta Thunb. telah dilaksanakan di LaboratoriumPengendalian Hayati Fakultas Pertanian UniversitasAndalas, Padang, Sumatera Barat pada bulan Agustussampai dengan Desember 2015. Isolat B. bassiana (BB4b)dan Metarhizium spp. (Met3b) yang merupakan koleksiLaboratorium Pengendalian Hayati Fakultas PertanianUniversitas Andalas diuji terhadap kelompok telur L. acutayang berumur satu hari. Konsentrasi konidia yangdigunakan adalah 108 konidia/mL. Masing-masing sampelterdiri dari satu kelompok telur yang diletakkan di ataskertas saring steril dan ditempatkan di dalam cawan petri.Masing-masing perlakuan tersebut disemprot dengan 2 mLsuspensi konidia dengan handsprayer, sedangkan perlakuankontrol hanya disemprot dengan akuades steril. Masing-maing perlakuan diulang empat kali. Perlakuan tersebutdiamati setiap hari sampai 10 hari setelah penyemprotan.Pada akhir pengamatan dihitung mortalitas telur denganmembandingkan jumlah telur yang tidak menetas denganjumlah telur yang diperlakukan. Isolat BB4b menyebabkanmortalitas telur L. acuta 79,51 ± 19,20% sedangkan isolatMet3b mencapai 71,45 ± 15%. Kedua isolat tersebut tidakberbeda secara signifikan dalam menyebabkan mortalitastelur L. acuta.

Beauveria bassiana, Lectocorisa acuta, Metarhizium,mortalitas telur, patogenesitas

EO-08Analisis potensi lestari sumberdaya perikanan diCagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu(CBGSKBB) Propinsi Riau

Elfis, Prima Wahyu TitisariProgram Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan, Uiniversitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution No. 113Marpoyan Pekanbaru, Riau. Tel.: +62-761-674674-674775,email:[email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi sumberdayaikan/perikanan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil BukitBatu (CBGSKBB), Provinsi Riau. Analisis nilai potensilestari sumberdaya perikanan dengan menggunakan modelMaximum Ssustainable Yield (MSY) Schaefer dan modelGordon-Schaefer untuk mengestimasi potensi lestari secaraekonomi (MEY), dengan menggunakan data time seriesproduksi dan effort selama 16 tahun (2000-2015).Berdasarkan daerah tangkapan ikan di CBGSKBB yangterbatas yaitu hanya di tasik dan sungai, menunjukanbahwa potensi ikan/perikanan sangat terbatas, sehinggaintensitas penangkapan yang tinggi mengakibatkan tekananterhadap sumberdaya ikan sangat besar yang pada akhirnyaterjadi tangkapan lebih (overfishing). Perlu adanya estimasipotensi yang tepat sebagai dasar kebijakan dalampemanfaatan dan upaya pengelolaan untuk hasil tangkapanmaksimum lestari di CBGSKBB. Berdasarkan analisislinear model MSY Schaefer penangkapan ikan pada pada 3desa di daerah inti (core zona) dan 5 desa di zonapenyangga (buffer zona) CBGSKBB termasuk katagori(overfishing), karena sudah berada di atas ambang bataspenangkapan 70%.

Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan, Cagar Biosfer GiamSiak Kecil Bukit Batu, CBGSKBB

EO-09Seleksi kemampuan isolat rizobakteri indigenousuntuk menginduksi ketahanan cabai merahterhadap Colletotrichum gloeosporioides

Fatimah1,, Trimurti Habazar2, Dayar Arbain1,Nurbailis2

1 Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa Padang. Jl. Taman SiswaNo. 9, Padang 25138. Tel.: +62-751-40020. email:[email protected] Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat.3 Fakultas Farmasi, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat.

Penyakit antraknosa pada tanaman cabai merah tergolongsangat merugikan. Penyebab penyakit ini yang dominanadalah Colletotrichum gloeosporioides. Pengendalianhayati terhadap pathogen ini dengan rizobakteri (RB)indigenous diharapkan dapat menjadi solusi, karena bakteridikembalikan ke habitat aslinya. Tujuan penelitian iniuntuk memperoleh isolat RB indigenous yang mampumeningkatkan ketahanan tanaman cabai merah terhadappenyakit antraknosa. Isolat RB diperoleh dari rizosfirtanaman cabai sehat pada daerah endemic penyakitantraknosa di Sumatera Barat. Pengambilan sampelmenggunakan metode Purposive sampling, berdasarkankondisi geografis, yaitu : (i) dataran rendah (< 400 m dari

Page 42: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 119

permukaan laut (dpl): Kota Padang, (ii) dataran sedang(400-700 dpl): Kabupaten Limapuluh Kota, (iii) datarantinggi (> 900 dpl): Kabupaten Agam. Pengujian ini terdiriatas 2 tahap, yaitu: (i) Seleksi 185 isolat RB indigenous,selanjutnya diuji kemampuannya untuk memacupertumbuhan bibit cabai. (ii) Pengujian isolat RBindigenous terpilih dalam menginduksi ketahanan cabaimerah terhadap penyakit antraknosa. Parameter yangdiamati adalah: waktu perkecambahan, persentaseperkecambahan, tinggi bibit, jumlah daun bibit, panjangakar bibit, berat basah bibit, berat kering bibit, masainkubasi, intensitas serangan, persentase buah terserang,tinggi tanaman, jumlah buah per tanaman dan berat buahper tanaman. Hasil penelitian diperoleh 19 isolat RBindigenous yang mampu memacu pertumbuhan bibit cabaimerah disbanding kontrol, yang terdiri dari: 7 isolat RBindigenous dari kota Padang, 7 isolat RB indigenous dariKabupaten Agam dan 5 isolat RB dari KabupatenLimapuluh Kota. Selanjutnya hasil pengujian tahap 2diperoleh 3 isolat RB yang mampu mengendalikanpenyakit antraknosa, yaitu isolat RB B 1.37 danP1.31dengan intensitas serangan 0%, serta B2.11 denganintensitas serangan 27,8%.

Indigenous, isolat, menginduksi, rizobakteri

EO-10Pematahan dormansi benih enau (Arenga pinnata)dengan berbagai perlakuan fisik dan kimia

Nalwida Rozen, Raudha Thaib, FirdausFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Penelitian tentang pematahan dormansi benih enau (Arengapinnata) telah dilaksanakan di Rumah Kaca dan di KebunPercobaan Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang,mulai dari bulan Juni sampai November 2014. Tujuanpercobaan ini adalah untuk mendapatkan perlakuanpematahan dormansi benih enau yang tepat dan cepat.Rancangan yang digunakan berupa Rancangan AcakLengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan.Perlakuannya meliputi perendaman benih dalam air panassuhu awal 60oC, dalam larutan HNO3 3%, H2SO4 3%, HCl3% masing-masing selama 6 jam, serta dengan pengikisankulit benih pada bagian embryo. Hasil pengamatan barudidapatkan pada perlakuan pengikisan kulit benih dengankertas pasir dapat memecahkan dormansi benih enau padaminggu ke 11 sebanyak 14 biji.

Benih aren, pematahan dormansi, fisik, kimia

EO-11Studi preferensi dan hubungan antara kerapatanmangsa dan kemampuan memangsa Menochilus

sexmaculatus dan Coccinella transversalis padabeberapa mangsa yang berbeda

Siska Efendi1,, Yaherwandi2, Novri Nelly2

1 Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus III Unand Dharmasraya, Jl. Lintas Sumatera Km.4,Pulau Punjung, Dharmasraya 27573, Sumatera Barat. email:[email protected] Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Program StudiAgroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. KampusUnand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.

Tanggap fungsional Menochilus sexmaculatus (Fabricius)(Coleoptera: Coccinellidae) dan Coccinella transversalis(Thunberg) (Coleoptera: Coccinellidae) pada tiga mangsayang berbeda yakni Aphis gossypii (Glover) (Homoptera:Aphididae), Aphis craccivora (Koch) (Homoptera:Aphididae) dan Myzus persicae (Sulz) (Homoptera:Aphididae) telah diteliti dengan tujuan untuk menentukantipe tanggap fungsional pada masing-masing mangsa.Kerapatan mangsa yang dipaparkan adalah 10, 20, 30, 40dan 50 individu. Pemaparan dilakukan selama satu jam,Coccinellidae predator yang digunakan adalah imagobetina yang sudah dilaparkan selama 24 jam. Penentuantipe tanggap fungsional dianalisis dengan regresi logistikdan laju pemangsaan dianalisis menggunakan rumusHolling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatandan jenis mangsa mempengaruhi laju pemangsaan dan tipetanggap fungsional kedua serangga uji. Laju pemangsaanM. sexmaculatus dan C. transversalis berbeda tidak nyatapada tiga jenis mangsa yang dipaparkan. Begitu juga hasilanalisis regresi logistik terungkap bahwa M. sexmaculatusmemperlihatkan tanggap fungsional tipe I terhadap A.craccivora dan tipe III pada mangsa M. persicae dan A.gossypii. Berbeda dengan C. transversalis dimana padamangsa A. gossypii, A. craccivora dan M. persicaetergolong pada tanggap fungsional tipe I. Hasil inimenunjukkan bahwa predator M. sexmaculatus dan C.transversalis dapat dikategorikan sebagai agens kontrolbiologis yang efektif.

Cabai, musuh alami, serangga predator, tanggap fungsional

EO-12Stabilitas formula rizobakteria indigenous daririzosfir tomat sehat (Serratia marcescens strainN2.4) dalam pengendalian penyakit bercak bakteridan peningkatan pertumbuhan tomat

Trimurti Habazar, Yulmira Yanti, Zurai Resti, RikaOviantiFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tiga isolatrizobakteria indigenous dari rizosfir tomat mampumeningkatkan pertumbuhan bibit tomat dan mengendalikanpenyakit bercak bakteri. Setelah diidentifikasi salah satudiantara isolat rizobakteri tersebut adalah (Serratia

Page 43: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131120

marcescens strain N2.4). Untuk mempertahankanefektivitas S. marcescens selama penyimpanan, transportasidan aplikasi pada tomat, maka bakteri ini perlu diformulasi.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan pembawaterbaik dalam mempertahankan efektivitas S. marcescensmeningkatkan pertumbuhan bibit tomat. Penelitian inidirancang secara acak lengkap dengan 26 kombinasiperlakuan dan 3 ulangan. Perlakuannya adalah kombinas 5jenis bahan pembawa (tepung gambut, tepung tapioka,dedak, ampas tahu dan air kelapa + 1% minyak sawit)dengan lama penyimpanan formula (0, 1, 3, 5 dan 7minggu) dan control (tanpa S. marcescens). Formula S.marcescens diaplikasikan dengan cara perlakuan benihsebelum disemai. Peubah yang diamati adalah daya muncullapang benih tomat, tinggi tanaman, jumlah daun danpanjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampirsemua kombinasi bahan pembawa S. marcescens dan lamapenyimpanan formula mampu meningkatkan pertumbuhanbibit tomat, kombinasi yang terbaik adalah formula denganbahan pembawa dedak yang disimpan 3 minggu.

Bibit tomat, formulasi, rizobakteria, Serratia marcescens,

EO-13Pemanfaatan sampah kota sebagai bahan dasarPOC menggunakan bioaktivator MOL untukpertumbuhan Lactuca sativa L. var. crispa dengansistem verikultur

Eka Muliani, Zozy Aneloi Noli, PeriadnadiJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Penelitian tentang respon pertumbuhan selada merah(Lactuca sativa L. var. crispa) terhadap pemberian PupukOrganik Cair (POC) berbahan dasar sampah organik kotadengan penambahan Bioaktivator Mikroorganisme Lokal(MOL) ditanam secara vertikultur telah dilakukan daribulan Desember 2015 sampai Februari 2016 di RumahKawat dan dilanjutkan di Laboratorium FisiologiTumbuhan, Jurusan Biologi, Universitas Andalas, Padang.Penelitian ini bertujuan menganalisa kualitas POCberbahan dasar sampah organik kota dengan bioaktivatorMOL dan menganalisa pengaruh konsentrasi POC terhadappertumbuhan tanaman selada merah. Penelitian dilakukandengan mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuanadalah konsentrasi POC (0%, 10%, 20%, 30% dan 40%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas POC sudahmemenuhi nilai standar kualitas POC sesuai SNI 19-7030-2004, dengan kandungan N 2,03%, P2O5 1,03%, K2O0,33%, CaO 0,46%, MgO 0,3%, C-Organik 34,23, dan C/Nratio 16.86. Konsentrasi POC berpengaruh nyata terhadaptinggi tanaman, jumlah daun baru, luas daun dan kadarklorofil total selada merah tetapi tidak memberikanpengaruh yang nyata terhadap berat basah dan berat kering

tanaman. Konsentrasi POC terbaik untuk pertumbuhanselada merah adalah 10%.

Bioaktivator MOL, Lactuca sativa, POC, Sampah organikkota

EO-14Pengaruh pemberian elisitor Cu2+ terhadap kalusArtemisia vulgaris dalam upaya penyediaanartemisinin sebagai antimalaria

Raudhatul Jannah, Suwirmen, Zozy Aneloi NoliJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Penelitian tentang pengaruh pemberian elisitor Cu2+

terhadap kalus Artemisia vulgaris L. dalam upayapenyediaan artemisinin sebagai antimalaria telah dilakukandari bulan Agustus 2015 sampai Februari 2016 diLaboratorium Riset Fisiologi Tumbuhan, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UniversitasAndalas, Padang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuipengaruh elisitor Cu2+ terhadap pertumbuhan dan kadarartemisinin pada kalus Artemisia vulgaris. Penelitian inimenggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Penelitian initerdiri dari kontrol dan penambahan 2,5 ppm; 5 ppm; 7,5ppm; dan 10 ppm Cu2+. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa penambahan 7,5 ppm Cu2+ mampu meningkatkankadar artemisinin jika dibandingkan dengan kontrol dandaun Artemisia vulgaris.

Artemisia vulgaris, artemisinin, Cu2+, elisitor, kalus

EO-15Induksi akar stek pucuk pulai (Alstonia scholaris)dengan auksin sintetis dan alami dalam upayapenyediaan bibit revegetasi

Elvira, Suwirmen, Zozy Aneloi NoliJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Penelitian tentang induksi akar stek pucuk Pulai (Alstoniascholaris (L.) R. Br.) dengan auksin sintetis dan alamidalam upaya penyediaan bibit tanaman revegetasi telahdilakukan dari bulan Desember 2015 sampai Februari 2016di Rumah Kaca dan Laboratorium Riset FisiologiTumbuhan, Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan penelitian inimengetahui sumber auksin yang baik untuk induksi akardan pertumbuhan stek pucuk pulai dalam upaya penyediaanbibit revegetasi. Peneltian ini menggunakan metode

Page 44: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 121

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuandan lima ulangan. Perlakuan ini terdiri dari kontrol, IBA100 ppm, air kelapa 100%, urine sapi 10% dan ekstrakbawang merah 100%. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa semua perlakuan memberikan pengaruh yang samaterhadap induksi akar dan pertumbuhan stek pucuk pulai(Alstonia scholaris). Pemberian urine sapi menunjukkankecenderungan yang lebih baik dalam meningkatkanjumlah akar Pulai dibandingkan perlakuan lainnya.Sedangkan untuk panjang akar pulai, IBA memberikankecenderungan lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya.

Alstonia scholaris, Auksin, induksi akar, revegetasi

EO-16Pengaruh konsentrasi IBA terhadap stek pucukpulai (Alstonia scholaris) dalam penyediaan bibituntuk revegetasi

Tiara, Zozy Aneloi Noli, ChairulJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Alstonia scholaris (L.) R.Br. merupakan indigenous spesiesdi Indonesia yang memiliki banyak fungsi. Tumbuhan initoleran terhadap tanah miskin unsur hara dan alkalinsehingga berpotensi dijadikan sebagai tanaman revegetasi.Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Juli sampaiSeptember 2015 di Rumah Kaca dan Laboratorium RisetFisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh konsentrasiIBA terhadap pertumbuhan stek pucuk A. scholaris. Bahanstek yang digunakan dalam penelitian ini berasal daritrubusan yang terdapat di Kawasan Mandeh, Tarusan,Pesisir Selatan Sumatera Barat. Penelitian dilakukanmenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yangterdiri atas 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan adalahkonsentrasi IBA (0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm and200 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwakonsentrasi IBA memberikan pengaruh yang berbeda nyata(P ≤ 0,05) terhadap rata-rata panjang akar, berat basah danberat kering tanaman, tetapi tidak berbeda nyata terhadaprata-rata jumlah akar dan jumlah daun baru yang tumbuhpada stek. IBA 150 ppm merupakan konsentrasi terbaikuntuk meningkatkan pertumbuhan stek pucuk A. scholarisdengan rata-rata jumlah akar 5,40 helai, panjang akar 7,23cm, berat basah akar 0,920 g, berat kering akar 0,764 g,jumlah daun baru 8,00, berat basah bagian atas tanaman1,765 g dan berat kering bagian atas tanaman 0,928 g.

Alstonia scholaris, konsentrasi IBA, stek pucuk

EO-17Pengaruh sumber bahan stek terhadapkemampuan berakar stek pulai (Alstonia shcolaris)sebagai upaya penyediaan bibit untuk reklamasilahan terdegradasi

Kiki Ayunda Putri, Suwirmen, Zozy Aneloi NoliJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Penelitian tentang pengaruh sumber bahan stek terhadapkemampuan berakar stek pulai (Alstonia shcolaris (L) R.Br) sebagai upaya penyediaan bibit untuk reklamasi lahanterdegradasi telah dilakukan pada bulan Oktober sampaidengan Desember 2015 di Laboratorium FisiologiTumbuhan dan rumah kaca Jurusan Biologi FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UniversitasAndalas, Padang. Tujuan penelitian untuk mengetahuisumber bahan stek yang paling baik untuk menginduksiakar stek pulai. Penelitian menggunakan rancangan acaklengkap (RAL) dengan perlakuan berbagai sumber bahanstek (pangkal batang, ujung batang, dan tengah batang).Parameter yang diamati jumlah akar dan panjang akar,berat basah akar dan berat kering akar. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa sumber bahan stek bagian ujungbatang mampu meningkatkan rata-rata jumlah akar (3,967)dan rata-rata berat kering akar (0,832).

Alstonia scholaris, induksi akar, stek

EO-18Penentuan metode ekstraki dan sortasi terbaikuntuk benih mangium (Acacia mangium)Naning YuniartiBalai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan TanamanHutan. Jl. Pakuan Ciheuleut PO.Box 105 Bogor-Indonesia Tel./fax. +62-251) 8327768, email: [email protected]

Mutu fisik dan fisiologis merupakan cerminan darirangkaian proses penanganan benih dari mulai dari prosesproduksi sampai pengecambahan benih. Tujuan daripenelitian ini adalah mengetahui metode ekstraksi dansortasi yang terbaik untuk benih mangium (Acaciamangium Wild). Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari 2aspek penelitian, yaitu penelitian metode ekstraksi benihdan sortasi benih. Metode ekstraksi benih dilakukan dengancara penjemuran di bawah sinar matahari (1, 2, 3, 4, 5 hari)dan menggunakan alat pengeringan seed drier (1, 2, 3, 4, 5jam). Parameter yang diamati yaitu produksi benih daripolong, daya berkecambah dan kadar air benih. Sedangkanmetode sortasi benih dilakukan dengan dua cara, yaitumenggunakan ayakan/mesh ukuran 200 dan 170 um danalat seed gravity table. Parameter yang diamati adalahukuran benih, berat 1000 butir benih, dan dayaberkecambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i)

Page 45: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131122

Metode ekstraksi benih terbaik yaitu pengeringan denganseed drier selama 5 jam (produksi benih 12,51 g; kadar air6,5%, daya berkecambah 87%) atau dengan carapenjemuran di bawah sinar matahari selama 3 hari(produksi benih 14,77 g, kadar air 6,04%, dayaberkecambah 87%); (ii) Metode sortasi benih terbaikberdasarkan ukuran benih yaitu menggunakan ayakan/meshukuran 200 mikrometer (daya berkecambah 86%) danmetode sortasi benih terbaik berdasarkan berat benih yaitumenggunakan alat seed gravity table dengan klasifikasi I(DB 89%).

Benih, Acacia mangium, ekstraksi, sortasi, metode

EO-19Teknik penanganan benih yang tepat untukpeningkatan viabilitas benih kayu afrika(Maesopsis emenii)Naning YuniartiBalai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan TanamanHutan.. Jl. Pakuan Ciheuleut PO.Box 105 Bogor-Indonesia Tel./fax. +62-251) 8327768

Kayu afrika (Maesopsis emenii Engl.) merupakan jeniseksotik cepat tumbuh dengan daur hidup singkat. Jenis inidapat digunakan untuk industri kayu pertukangan, pulp,papan partikel, lantai, tiang dan bahan bangunan/kontruksiringan atau berat, sehingga sangat potensial untukdikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahuiteknik penanganan benih yang tepat untuk meningkatkanviabilitas benih kayu afrika. Penelitian ini terdiri dari 3aspek kegiatan penelitian, yaitu penentuan masakfidiologis buah, teknik pematahan dormansi benih, danpenentuan media perkecambahan yang tepat untuk benihkayu afrika. Rancangan percobaan yang digunakan dalamketiga aspek penelitian ini adalah Rancangan AcakLengkap (RAL). Pada penelitian penentuan masakfisiologis buah, menggunakan perlakuan 4 warna buahyaitu hijau, kuning, ungu dan hitam. Untuk penelitianteknik pematahan dormansi benih, menggunakan 5perlakuan yaitu kontrol, peretakan, perendaman dalam airdingin, dan perendaman dalam larutan hormon GA3 50ppm. Pada penelitian penentuan media perkecambahan,menggunakan 5 jenis media yaitu fermikulit, cocopeat,tanah, pasir, dan campuran tanah dan pasir (1:1). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa teknik penanganan benihyang tepat untuk meningkatkan viabilitas benih kayu afrikayaitu meliputi: (i) Masak fisiologis buah ditandai denganbuah berwarna hitam, (ii) Perlakuan terbaik untukmematahkan dormansi benih yaitu perendaman dalam airdingin selama 24 jam, (iii) Media perkecambahan yangterbaik yaitu media campuran tanah dan pasir (1:1).

Benih, kayu afrika, penanganan, viabilitas

EO-20Tingkat serangan hama kumbang pucuk kelapaBrontispa longissima di Sumatera Barat

Yunisman, Arneti, Hasmiandy Hamid, Suardi GaniJurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Penelitian tentang tingkat serangan kumbang pucuk kelapa,Brontispa longissima (Gestro) bertujuan untuk mempelajariberbagai aspek terkait serangan hama Brontispa diSumatera Barat. Target yang ingin dicapai adalahdiperolehnya informasi tentang hubungan tingkat seranganBrontispa dengan ketinggian tempat (elevasi), varietaskelapa, dan umur tanaman kelapa, sebagai acuan dalammelakukan tindakan pengendalian terhadap hamaBrontispa. Metode yang dipakai untuk mencapai tujuantersebut adalah survei dengan teknik pengambilan sampelpurposive random sampling. Sampel diambil di empatkabupaten yaitu Kabupaten Solok, Tanah Datar, LimapuluhKota, dan Padang Pariaman, Sumatera Barat. Hasilpengamatan menunjukkan bahwa rata-rata 22,29% darijumlah pohon kelapa yang ada di Sumatera Barat terserangoleh Brontispa. Berdasarkan tingkat serangannya makakeempat kabupaten memperlihatkan hasil yang berbedatidak nyata, begitu pula dengan varietas yang berbeda(varietas Genjah dan varietas Dalam), tetapi bila dilihatdari kelompok umur tanaman kelapa maka terdapatperbedaan yang nyata. Tingkat serangan pada tanamanmenghasilkan (TM) paling rendah dan berbeda nyatadengan tanaman tua (TT) dan tanaman belummenghasilkan (TBM), sedangkan antara TT dan TBMmemperlihatkan hasil yang berbeda tidak nyata.

Brontispa longissima, Cocos nucifera

EO-21Potensi tanaman padi yang dipupuk dengankompos Chromolaena odorata penghasil gabah dansumber hijauan pakan ternak menunjangketahanan pangan

Jamilah, Junarti, Sri Mulyani1Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa Padang. Jl. Taman SiswaNo. 9, Padang 25138. Tel.: +62-751-40020. email:[email protected] Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, KampusLimau Manih, Padang 24063, Sumatera Barat

Percobaan tentang potensi tanaman padi yang dipupukdengan kompos Chromolaena odorata penghasil gabah dansumber hijauan pakan ternak menunjang ketahanan pangan,telah dilakukan di lahan sawah Pesisir Selatan dan SungaiLareh Lubuk Minuturun Padang, Sumatera Barat padabulan Maret-September 2014. Percobaan disusun dalamRancangan Petak Terpisah (RPT) dengan lokasi disusunsebagai. Petak Utama adalah ketinggian pemangkasan,

Page 46: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 123

terdiri atas 3. yaitu; Po tidak dipangkas ; P1 pangkas tinggi5 cm di atas permukaan tanah (dpt) dan P2. 15 cm dpt.Anak petak adalah, pemberian kompos C. odorata + pupukbuatan, terdiri dari 3 komposisi pupuk yaitu; F1 5 mg/hakompos C. odorata + 100% takaran pupuk buatanrekomendasi (TPBR); F2 7,5 mg/ha kompos C. odorata+7% TPBR dan F3 10 mg/ha kompos C. odorata + 50%TPBR, dikelompokkan atas 3, sehingga ada 27 petakpercobaan. Parameter pengamatan meliputi; berat hijauanpakan ternak, anakan produktif, umur berbunga, beratjerami, panjang malai dan berat gabah kering panen. Hasilpercobaan diperoleh bahwa hijauan pakan ternak tertinggidiperoleh dari perlakuan pemangkasan tanaman pada saatawal primordial bunga, pada 15 cm dari permukaan tanahmencapai 7,17 mg/ha. Berat gabah padi kering gilingtertinggi pada tanaman yang tidak dipangkas menapai 6,22mg/ha, sedangkan yang dipangkas 15 cm dari permukaantanah, mencapai 4,20 mg/ha. Secara umum pemberian 5mg/ha pupuk kompos C. odorata + 100% pupuk buatanrekomendasi, merupakan komposisi pupuk yang palingtepat dalam menghasilkan gabah padi dan hijauan pakanternak.

Chromolaena odorata, hijauan pakan ternak, pangkas, padisawah,

EO-22Pengaruh pemberian mikoriza arbuscular danbakteri Sinorhizobium fredii terhadappertumbuhan tanaman kacang tanah padasedimen Danau Limboto, Gorontalo

Novry Youla Kandowangko, Yuliana Retnowati,Krisman Tuyu, Wayan Sutiani1Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Gorontalo. Jl. Jenderal Sudirman No. 6, KotaGorontalo 96128, Provinsi Gorontalo. Tel: +62-85240280650, email:[email protected]

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanamanpolong-polongan, sumber lemak dan protein yang banyakdikonsumsi oleh masyarakat. Tanaman kacang tanah dapatditanam hampir di semua jenis tanah. Danau Limboto,Gorontalo sekarang ini dikategorikan sebagai danau kritisyaitu danau yang mengalami penurunan luas dankedalamannya. Salah satu upaya untuk mengurangiketebalan sedimen Danau Limboto adalah mengerukkembali sedimen dan memanfaatkannya menjadi mediatumbuh tanaman dengan teknologi pertanian yang ramahlingkungan seperti penggunaan inokulan mikorizaarbuskula dan bakteri Sinorhizobium fredii. Penelitian inibertujuan (i) untuk mengetahui pengaruh pemberianmikoriza arbuskula dan bakteri S. fredii terhadappertumbuhan tanaman kacang tanah varietas Bison padamedia tumbuh sedimen danau limboto; dan (ii) untukmengetahui dosis perlakuan mikoriza arbuskula dan bakteriS. fredii yang berpengaruh paling baik terhadappertumbuhan tanaman kacang tanah varietas Bison.Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Gorontalo tahun 2012, menggunakanmetode eksperimen dengan desain rancangan acakkelompok (RAK). Perlakuannya terdiri atas: penggunaaninokulan mikoriza dengan dosis: 3.75, 7.50, 11.25g/polybag, dan penggunaan bakteri S. fredii dengan dosis:32.88, 66.00, 132.00 mg/polybag serta perlakuan kontrol.Seluruh perlakuan diulang sebanyak empat kali.Pengamatan dan pengambilan data dilakukan pada saattanaman berumur: 14, 28, 42, 75, 100 hari setelah tanam(HST). Parameter yang diamati yaitu Bobot kering tanaman(g/tanaman), tinggi tanaman (cm), jumlah daun(Helai/tanaman), jumlah ginofor, jumlah polongberisi/tanaman dan jumlah biji / tanaman. Data dianalisisdengan analisis varians dan jika terdapat pengaruh, makadilanjutkan dengan uji BNT. Penyiraman tanamandilakukan sesuai kebutuhan tanaman. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian inokulan mikorizaarbuskula dan S. fredii secara masing-masing berpengaruhterhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah varietasBison yang ditumbuhkan pada sedimen danau limboto.Dosis terbaik untuk pertumbuhan tanaman kacang tanahadalah 11,25 g/tanaman mikoriza arbuskula sedangkanuntuk bakteri S. fredii sebesar 132 mg/tanaman.

Kacang tanah, mikoriza arbuskula, Sinorhizobium fredii,sedimen

EO-23Penampilan hibrida silang tunggal jagung dariberbagai kombinasi galur inbred di PasamanBarat, Sumatera Barat

P.K. Dewi Hayati1,, Sutoyo1, T.B. Prasetyo2

1 Bidang Peminatan Pemuliaan Tanaman, Program StudiAgroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. KampusUnand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected] Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.Kampus Unand Limau Manih, Padang-25163

Jagung adalah satu dari empat komoditas pangan strategisselain padi, kedelai dan ubi kayu yang mendapat perhatiankhusus masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Usahapeningkatan produksi jagung salah satunya dicapai denganpenyediaan benih hibrida yang memiliki produktivitas yangtinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah melihatpenampilan agronomis dan hasil beberapa hibrida silangtunggal dari berbagai kombinasi galur inbred di KabupatenPasaman Barat yang merupakan sentra produksi jagung diSumatera Barat tahun 2015. Percobaan menggunakanRancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Hibridaditanam dalam plot yang terdiri dari 4 baris dengan panjang3 m menggunakan jarak tanam 25 cm di dalam baris dan 75cm antar baris tanaman. Penanaman dan pemeliharaandilakukan dengan mengikuti kultur agronomis standar yangdisesuaikan dengan praktek petani di lokasi percobaan.Data pengamatan dianalisis ragam dengan uji F pada tarafnyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa

Page 47: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131124

kombinasi hasil persilangan memiliki penampilan dan hasilyang baik, menyamai varietas kontrol. Hibrida jugamenunjukkan nilai heterosis yang tinggi baik untukkarakter agronomis maupun hasil, mengindikasikan bahwahibrida memiliki penampilan dan hasil yang lebih tinggidibandingkan dengan tetua inbrednya.

Hibrida, inbred, jagung, silang tunggal

EO-24Uji pertumbuhan karakter vegetatif awalbeberapa genotipe sorgum (Sorghum bicolor)terhadap toksisitas aluminium pada media kulturhara

Dwi Citra Zuinca Sirait, Warnita, Irawati ChaniagoFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Penelitian mengenai uji pertumbuhan karakter vegetatifawal beberapa genotipe tanaman sorgum (Sorghum bicolorL. Moench) terhadap toksisitas aluminium pada mediakultur hara telah dilaksanakan di Laboratorium FisiologiTumbuhan dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian UniversitasAndalas Padang mulai dari bulan Mei sampai Juli 2015.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkattoleransi genotipe sorgum terhadap cekaman aluminium.Terdapat 8 genotipe yang digunakan dalam penelitian iniyaitu Genotipe Advanta, Pahat Batan, Samurai 1, Samurai2, Sumanik Tanah Datar, Halaban Limapuluh Kota, No. 5,dan No. 41. Setiap genotipe tanaman sorgum di tumbuhkanpada media pasir selama 6 hari dan setelah itu bibittanaman sorgum dipindahkan ke media yang berisi larutanhara Hoagland yang telah diberi perlakuan konsentrasialuminium 0 dan 8 ppm sampai 2 MST. Hasil percobaanmenunjukan bahwa setiap genotipe mempunyaipertumbuhan yang bervariasi walaupun tidak diberikancekaman. Pemberian konsentrasi aluminium 8 ppm padabeberapa genotipe menyebabkan penurunan pada tinggitanaman, panjang daun, lebar daun, panjang akar,pertambahan panjang akar, bobot tajuk dan bobot akar,namun pada beberapa genotipe mengalami peningkatan.Berdasarkan Panjang Akar Relatif hanya genotipe Samurai1 yang termasuk toleran, sedangkan genotipe lainnyatermasuk moderat-toleran. Pada Pertambahan Panjang AkarRelatif hanya genotipe Samurai 2 yang termasuk pekasedangkan genotipe lainnya termasuk moderat-toleran.Pada Bobot Kering Tajuk Relatif dan Bobot Kering AkarRelatif, 8 genotipe yang diuji semuanya termasuk moderat-toleran.

Genotipe, Sorgum, Cekaman, Aluminium, Akar.

EO-25Evaluasi antagonis Pseudomonas fluorescensdalam mengendalikan penyakit layu Fusariumtomat

Chrisnawati1, Sudjijo1, Leni Marlen2

1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas MahaputraMuhammad Yamin. Jl. Raya Koto Baru No. 7, Solok 27361, SumateraBarat. email: [email protected] 1 Balai Penelitian TanamanBuah Tropika. Jl. Raya Solok Aripan Km. 8 Solok 27351, Sumatera Barat.

Penyakit layu Fusarium (Fusarium oysporum f.sp.lycopersici) merupakan salah satu kendala produksi tomat.Pengendalian hayati menggunakan Pseudomonasfluorescens diharapkan dapat mengendalikan penyakit layuFusarium. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan P.fluorescens yang efektif dan efisien mengendalikanpenyakit layu Fusarium dan meningkatkan pertumbuhandan produksi tomat. Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Lengkap dengan perlakuan agens hayatiP. fluorescens PfT8 (tomat); PfN19 (nilam) dan Pf K55(karet) dengan empat ulangan. Hasil penelitianmenunjukkan P. fluorescens PfT8, PfN19 dan PfK55mempunyai efektifitas yang sama dalam mengendalikanpenyakit layu Fusarium dan meningkatkan pertumbuhantomat dengan masa inkubasi gejala penyakit 6,75-7,30 HSI;intensitas penyakit 14,30-16,88%; tinggi tanaman 27,75-44,00 cm; jumlah daun 9,25-9,75 daun; jumlah cabang3,25-4,00 batang; berat basah tanaman 48,80-52,68 g danberat kering tanaman 6,76-7,08 g.

Agen hayati, layu Fusarium, Fusarium oysporum f.sp.lycopersici, inhibition mechanisms, Pseudomonasfluorescens, tomat

EO-26Isolasi dan seleksi potensi bakteri enfofit untukmeningkatkan ketahanan cengkeh terhadappenyakit bakteri pembuluh kayu cengkeh (BPKC)

Nasrun1,, Nurmansyah2, Herwita Idris2, Chrisnawati2

1Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balitro). Jl. TentaraPelajar No.3A, Menteng, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Tel.: +62-251-8327010, email: [email protected] Mahaputra Muhammad Yamin. Jl. Raya Koto Baru No. 7,Solok 27361, Sumatera Barat

Penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC)(Ralstonia syzygii) merupakan penyakit paling serius padatanaman cengkeh. Penyakit ini telah dikendalikan denganmenggunakan antibiotik tetapi hasilnya tidak memuaskan,dan belum ada varietas cengkeh yang toleran atau tahanterhadap penyakit BPKC. Pengendalian hayatimenggunakan agens hayati bakteri enfofit (Bacillus spp.dan Pseudomonad fluoresen) sebagai pengendalianalternatif yang diharapkan mengendalikan penyakit BPKC.Tujuan penelitian untuk mendapatkan agens hayti bakterienfofit (Bacillus spp. dan P. fluorescens) efektif untukmegendalikan penyakit BPKC dan meningkatkan

Page 48: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 125

pertumbuhan dan produksi cengkeh. Percobaan dilakukandi rumah kaca KP. Laing Balittro Solok, Sumatera Barat.Agens hayati bakteri enfofit dan tanpa bakteri enfofitsebagai kontrol sebagai perlakuan. Perlakuan di susundalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan duaulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakterienfofit Bacillus spp. dan P. fluorescens dapat menghambatpertumbuhan bakteri R. syzygii, dan didapatkan 10 strainBacillus spp (20%) dan 11 strain Pseudomonad fluorescen(22%) terbaik menghambat pertumbuhan R. syzygii secarain vitro. Selanjutnya 10 strain Bacillus spp dan 11 strain P.fluorescens tersebut dapat mengendalikan penyakit BPKCsangat nyata pada bibit cengkeh dengan menurunkanintensitas penyakit BPKC dari 88,90% menjadi 5,44-39,40%. bakteri enfofit Bacillus spp Bc21 dan Bc25 danPseudomonad fluorescen Pf22, Pf26 dan Pf38 terbaikmengendalikan penyakit BPKC dengan intensitas penyakitterendah yaitu 5,44-9,78%, dan terbaik meningkatkanpertumbuhan bibit cengkeh dengan tinggi tanaman 45,5 –50,5 cm; jumlah cabang perimer 5,4-6,0 cabang/tanaman;jumlah daun 34,5-41,5 daun/tanaman, dan lingkaran batang5,5-7,5 mm

Bacillus, cengkeh, Penyakit Bakteri Pembuluh KayuCengkeh, Ralstonia syzygii, agens hayati bakteri enfofit,Pseudomonad fluoresen

EO-27Studi perbanyakan tanaman salakPadangsidimpuan melalui teknik cangkok anakanpada berbagai zat pengatur tumbuh auksin

Rasmita Adelina1,2, Sutan Pulungan1, Adoan1, Nonat1

1Fakultas Pertanian, Universitas Graha Nusantara. Jl. Dr. Sutomo No. 14,Padangsidimpuan 22718, Sumatera Utara. Tel.: +62-634-25292. Fax. +62-634-28327. email: [email protected] Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. KampusUnand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.

Tanaman salak Padangsidimpuan selama ini masihdiperbanyak melalui teknik perbanyakan generatif denganbenih yang memiliki banyak kelemahan. Padahal potensiperbanyakan melalui teknik vegetatif cangkok anakansangat memungkinkan untuk dilakukan dan memilikiberbagai kelebihan yang sangat menguntungkan secaraagronomis dibandingkan dengan teknik perbanyakanmelalui benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh jenis zat pengatur tumbuh auksin dan konsentrasiyang paling tepat terhadap pertumbuhan cangkok anakantanaman salak Padangsidimpuan (Salacca sumatranaBecc.), yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei2015 di pertanaman salak Desa Palopat Maria, KecamatanPadangsidimpuan Hutaimbaru, Kota Padangsidimpuan,Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan metodeRancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial denganperlakuan zat pengatur tumbuh Rootone F dan Growtoneyang masing-masing terdiri dari 4 taraf yaitu 50mg/anakan, 75 mg/anakan, 100 mg/anakan dan 125mg/anakan. Paramater yang diamati dalam penelitian ini

adalah persentase keberhasilan cangkok (%), Tinggianakan (cm), Jumlah akar (buah) dan Panjang akar (cm).Hasil peneletian ini menunjukkan bahwa zat pengaturtumbuh Rootone F dan Growtone menyebabkan munculnyaakar dengan rata-rata jumlah akar lebih dari satu.Berdasarkan rata-rata, konsentrasi Rootone F 125mg/anakan dan Growtone 100 mg/anakan menghasilkanpersentase keberhasilan cangkok tertinggi, rata-rata jumlahdan panjang akar yang lebih tinggi pada cangkok anakantanaman salak dibandingkan dengan konsentrasi yanglainnya.

Auksin, cangkok anakan, salak Padangsidimpuan, zatpengatur tumbuh

EO-28Observasi dan identifikasi keragaman fungimikoriza arbuskula yang mampu memproduksiglomalin rizosfir tanaman jaung yang dipupukorganik pada tanah ultisol

Eti Farda Husin, Amrizal Saidi, Azwar Rasidin,EddiwalFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Salah satu jenis tanah di Indonesia yang telah mengalamipelapukan lanjut adalah ultisol, sehingga memilki sifatfisik, kimia dan biologinya kurang baik serta kandunganbahan organiknya sangat rendah. Kondisi demikianmenyebabkan pertumbuhan tanaman terutama tanamansemusim seperti jagung mengalami banyak kendalasehingga produktivitasnya sangat rendah. Salah satu carameningkatkan produktivitas jagung dan ultisol adalahpemanfaatan fungi mikoriza arbuskula (FMA). Sebagianbesar tanaman dapat berasosiasi mutualisme dengan FMA,karena FMA memperoleh karbon dari tanaman sebaliknyatanaman menerima suplay unsur hara dan air dari FMA.Peranan FMA dapat juga memperbaiki kondisi tanahkarena melalui aktifitasnya dapat menghasilkan proteintanah sebagai glikoprotein yang dinamai glomalin.Komponen utama dari glomalin adalah polisakarida aminosebagai gula dari akar tanaman dan protein dari jamurmembentuk glikoprotein. FMA butuh C dari inang nya danN dari bahan organik untuk membentuk glomalin.Penelitian Pemanfaatan FMA dan bahan organic untukmeningkatkan produksi glomalin telah dilakukan terhadaptanaman jagung di tanah ultisol. Penelitian diawali denganobservasi FMA ultisol yng dilanjutkan pengujian untukmemperoleh isolat FMA terbaik terhadap kolonisasi akardan produksi glomalin sampai kultur pot. Isolat terpilih dariFMA diuji pada tanah ultisol di rumah kaca dandilapangan. FMA yang berpotensi terbaik untuk tanamanjagung diuji dengan pemberian bahan organic untukmeningkatkan produksi glomalin. Hasil penelitianditemukan ada tiga spesies terbaik dalam menghasilkanglomalin yaitu (Glomus luteum, G. verruculosum dan G.versiforme). Hasil percobaan menunjukkan jumlah air yang

Page 49: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131126

tertahan tanah sangat berbeda nyata dengan perlakuanketiga jenis FMA dibandingkan dengan tanpa inokulasiFMA dan total ruang pori tanah tertinggi adalah G. luteum.Serapan hara N, P dan K juga berpengaruh nyata akibatFMAdan yang tertinggi adalah G. versiforme. Bahaninokulan FMA yang terbaik untuk penanaman jagung padaultisol adalah G. versiforme yang ditambahkan bahanorganic Titonia. Formulasi FMA plus organic dapatdirekomendasikan 20 g pertanaman mengandung sebanyak20-30 mg glomalin dan penambahan bahan organic setara30 mg N.

FMA, Glomus luteum, G. verruculosum, G. versiforme,glomalin, jagung, ultisol

EO-29Pengaruh zat pengatur tumbuhan terhadappertumbuhan tunas bawang putih (Alliumsativum) pada media MS semi solid

Ruly Budiono, Tia Setiawati, Mohamad Nurzaman,Dian Latifa, Asep Zainal MutaqinProgram Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor,Sumedang 45363, Jawa Barat, Indonesia. Tel./Fax. +62-22-7796012,email: [email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasikonsentrasi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) NAA(Naphthalene Acetic Acid) dan BAP (Benzil Amino Purin)terbaik yang dapat meningkatkan pertumbuhan tunasbawang putih (Allium sativum) pada media MS (Murashige& Skoog) semi solid. Penelitian ini dilakukan secaraeksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) faktor tunggal dengan 9 kombinasi NAA dan BAP(k), yaitu k1 (NAA 0,25 ppm + BAP 1 ppm), k2 (NAA 0,5ppm + BAP 1 ppm), k3 (NAA 0,75 ppm + BAP 1 ppm), k4(NAA 0,25 ppm + BAP 1,5 ppm), k5 (NAA 0,5 ppm +BAP 1,5 ppm), k6 (NAA 0,75 ppm + BAP 1,5 ppm), k7(NAA 0,25 ppm + BAP 2 ppm), k8 (NAA 0,5 ppm + BAP2 ppm), dan k9 (NAA 0,75 ppm + BAP 2 ppm). Parameterutama yang diukur adalah waktu muncul, jumlah, danpanjang tunas. Selain itu dihitung juga persentase eksplanyang hidup. Data hasil pengamatan terhadap parameterpertumbuhan seperti jumlah dan panjang tunas dianalisissecara statistik dengan menggunakan ANAVA. Jikaberbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan dengan tarafnyata 5%. Pengamatan terhadap waktu muncul tunas danpersentase hidup eksplan dianalisis secara deskriptif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa perlakuan k7 menghasilkanrata-rata waktu muncul tunas tercepat, yaitu 4,66 HST; k4menghasilkan rata-rata jumlah tunas sebanyak 3 buah; sertaperlakuan k3 menghasilkan rata-rata panjang tunas sebesar7,33 cm.

Bawang putih, MS, tunas, ZPT

EO-30embriogenesis somatik tiga varietas gandum(Triticum aestium)

Ryan Budi Setiawan1,, Nurul Khumaida2, DinyDinarti2

1Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas PasirPengaraian. Jl.Tuanku Tambusai, Kumu Desa Rambah, Kec. RambahHilir, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Tel.: +62-762-7392272, Fax.: +62-762-7392273. email: [email protected] Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor, Jawa Barat

Gandum (Triticum aestium) merupakan komuditas panganyang secara keseluruhan kebutuhannya diimpor dari luarnegeri. Tingginya nilai impor menyebabkan Indonesiatidak memilki kemandirian dalam mencukupi kebutuhanpangan masyarakatnya. Pengembangan budidaya gandumdi Indonesia terkendala oleh faktor suhu yang lebih tinggidibandingkan dengan daerah asalnya. Dalam rangkapengembangan gandum perlu dilakukan perakitan varietasunggul gandum tropika yang mampu beradaptasi denganlingkungan melalui hibridisasi, induksi mutasi, kulturjaringan maupun transformasi genetik. Kultur in vitromelalui jalur embriogenesis somatik memainkan perananyang sangat penting dalam perbaikan genetik tanaman danintegrasinya dengan program pemuliaan konvensionalmaupun teknik molekular dan bioteknologi memungkinkanembriogenesis somatik menjadi cara dalam perakitanvarietas unggul tanaman. Namun, hal ini sangat tergantungpada metode keberhasilan regenerasi eksplan menjaditanaman utuh, sehingga pemantapan protokolembriogenesis somatik penting untuk diteliti. Tujuan daripercobaan ini adalah untuk mendapatkan metode induksikalus embriogenik, embrio somatik, proliferasi danregenerasi dari tiga varietas gandum (Dewata, Selayar danNias). Embrio muda digunakan sebagai sumber eksplandan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancanganacak lengkap faktorial. Faktor pertama adalah kombinasiZPT yang terdiri dari 10 taraf (kombinasi 2.4 D, picloramdan NAA) dan faktor kedua adalah varietas yang terdiridari 3 taraf yaitu Dewata, Selayar dan Nias. Hasilpenelitian menunjukkan media induksi kalus embriogenikterbaik adalah media dasar MS dengan penambahankombinasi hormon tumbuh 2 mg L-1 2.4D + 1 mg L-1picloram dengan persentase pembentukan kalusembriogenik sebesar 60% pada varietas Dewata. Jumlahdan persentase perkecambahan embrio somatik jugadiperoleh pada media 2 mg L-1 2.4D + 1 mg L-1 picloram,yaitu pada varietas Dewata menghasilkan 112 embriosomatik dengan persentase perkecambahan 70.53%sedangkan pada varietas Nias menghasilkan 26 embriosomatik dengan persentase perkecambahan 69.23%.

Eksplan, kalus, regenerasi, tranformasi genetik

Page 50: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 127

EO-31Pengaruh inokulasi campuran bakteri pelarutfosfat indigenous Riau pada pertumbuhan danproduksi kedelai

Lufita Nur Alfiah, Delita Zul, Nelvia1Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas PasirPengaraian. Jl.Tuanku Tambusai, Kumu Desa Rambah, Kec. RambahHilir, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Tel.: +62-762-7392272, Fax.: +62-762-7392273. email: [email protected] Program Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Pekanbaru,Riau. Kampus Bina Widya Km. 12,5 Jl.. H.R. Subrantas, Panam,Pekanbaru, Riau

Fosfor adalah salah satu unsur hara esensial makro yangberperan sangat penting dalam pertumbuhan danperkembangan tanaman. Keberadaanya di tanah melimpahnamun konsentrasi P yang dapat diserap oleh tanamanjustru sangat rendah. Pada tanah masam P terikat denganAluminium (Al) dan besi (Fe), sedangkan di tanah alkalin Pterikat dengan Kalsium (Ca). Peningkatan efisiensiketersediaan fosfat bagi tanaman dapat diupayakan dengancara memanfaatkan kelompok mikroorganisme pelarutfosfat. Uji potensi kelarutan P oleh BPF yang diisolasi daritanah gambut Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu,Riau telah dilakukan dan diketahui secara semi kuantitatifmampu melarutkan Ca3(PO4)2, FePo4 dan batuan fosfat.Namun kemampuan adaptasi dan potensi pelarutan BPFasal tanah gambut indigenous Riau yang diinokulasikanpada tanaman kedelai di tanah mineral sampai saat inibelum diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh inokulasi BPF terhadap kandungan Ptersedia dan serapan P serta dampaknya terhadappertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.)Merr.). Penelitian dilakukan secara eksperimen faktorialmenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL Faktorial),sebagai faktor 1 adalah perlakuan tanah yang terdiri dari 2taraf yaitu: T0: tanah tanpa sterilisasi, T1:tanahdisterilisasi. Faktor kedua yaitu pemberian isolat BPF yangterdiri dari 4 taraf yaitu: B0: tanpa inokulasi, B1: 2 isolatBPF (BB_UB6 dan BB_K9), B2: 3 isolat BPF (BB_UB6,BB_K9 dan BB_K2), B3: 4 isolat BPF (BB_UB6, BB_K9,BB_K2, dan BB_HS13). Hasil penelitian menunjukkanbahwa inokulasi BPF berpengaruh nyata terhadap Ptersedia dan bobot 100 biji kedelai. Sedangkan sterilisasitanah berpengaruh nyata terhadap serapan P dan beratkering tanaman. Medium tanah tanpa sterilisasi daninokulasi BPF indigenous Riau diketahui mampumeningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai.

Bakteri pelarut fosfat, berat kering, P tersedia, serapan P

EO-32Analisis model manajemen pengelolaanagroindustri dalam percepatan pertumbuhanekonomi pedesaan (Kasus: Agroindustri coklatChokato di Kelurahan Kapalo Koto, Kotayakumbuh, Sumatera Barat)

Zelfi ZakirFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis teknik penentuankelompok tani yang akan mengelola usaha pengolahancoklat Chokato serta pelaksanaan fungsi-fungsi manajemenyang dilakukan mulai dari manajemen produksi danoperasional,aspek keuangan dan finansial, aspekpemasaran. Dengan menggunakan metode studi kasus dananalisis data kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh daripihak agroindustri coklat Chokato yaitu dari ketuakelompok tani, seksi pemasaran, administrasi dankeuangan, dan pelindung serta Pembina dari institusiterkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetapankelompok tani sebagai pengelola didasarkan kepadapenilaian proposal yang diajukan oleh kelompok-kelompoktani yang ada sedangkan pelaksanaan fungsi-fungsimanajemen belum seluruhnya sesuai dengan juklakmaupun juknis yang dikeluarkan oleh lembaga terkait. Padaaspek manajemen operasional perekrutan tenaga kerjahanya berdasarkan kesediaan anggota kelompok tanpamemperhatikan keterampilan yang dimiliki sedangkanpenetapan hak atas laba usaha yang diperoleh hanyadiberikan berupa upah bulanan yang nilainya sesuai upahminimum regional kota Payakumbuh, dan pemberian THRpada saat lebaran. Selanjutnya pada aspek keuangan danfinancial, moda awal usaha berasal dari bantuan dinasPerkebunan Provinsi Sumatera Barat melalui DinasPertanian Kota Payakumbuh sebesar Rp 780.000.000 dandari hasil perhitungan laba rugi selama satu tahun periodeakuntansi (Januari-Desember 2013), diperoleh laba bersihsenilai Rp 50.989.242 serta titik impas kuantitas sebesar2.452,62 kg produk coklat, serta impas penjualan senilaiRp 324. 481.928. selanjutnya kegiatan pemasarandilakukan dengan metode distribusi langsung dan tidaklangsung dan pasar yang dituju sudah mencapai luardaerah,seperti Jawa, maupun pasar lokal. Dari hasilpenelitian ini disarankan agar diberikan pembinaan tentangperbaikan manajemen kuangan maupun pemasaran. Agarpercepatan pertumbuhan ekonomi melalui pembinaan olehinstitusi terkait dapat terlaksana.

Agroindustri, coklat, fungsi manajemen usaha, keuntungan,titik impas

EO-33Pengaruh konsentrasi NAA dan pupuk daunterhadap pertumbuhan tanaman hias Anthurium

Warnita, Netti HerawatiFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan konsentrasiNAA dan pupuk daun yang terbaik bagi pertumbuhantanaman hias Anthurium (Anthurium plowmanii). Penelitian

Page 51: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131128

ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli2015. Tempat pelaksanaan penelitian di Perumahan UnandUlu Gadut Padang, Sumatera Barat. Bahan yang digunakanadalah bibit tanaman hias Anthurium, media tanam (tanah,pasir, dan pupuk kandang) dengan perbandingan 1:1:1(v/v). Percobaan berbetuk faktorial dua faktor yang disusunmenurut Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan 4 kaliulangan. Faktor pertama konsentrasi NAA yang terdiri dari0 dan 20 mg/L. Faktor kedua adalah konsentrasi pupukdaun yang terdiri dari 0, 1, 2, dan 3 g/L. Data hasilpengamatan dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkandengan uji BNJ 5%. Peubah yang diamati adalah sebagaiberikut: tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daunterpanjang, lebar daun terlebar, jumlah akar dan panjangakar terpanjang. Hasil penelitian menunjukkan pemberianNAA dengan konsentrasi 20 ppm dan pupuk daun 1 g/Lterbaik untuk pertumbuhan tinggi tanaman, panjang daunterpanjang, lebar daun terlebar dan panjang akarterpanjang.

Anthurium, konsentrasi, NAA, pertumbuhan, pupuk daun

EO-34Introduksi formula rizobakteria (Bacillus sp.)pada tanaman kedelai untuk peningkatanketahanan terhadap penyakit pustul bakteri(Xanthomonas axonopodis pv glycines) di lapangan

Julio Eiffelt Rossaffelt Rumbiak1,, Trimurti Habazar2,Yulmira Yanti2

1Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. email: [email protected] Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.

Rizobakteria endofit indigenous (Bacillus sp.) dari kedelaimampu mengendalikan penyakit pustul bakteri(Xanthomonas axonopodis pv. glycines). Bakteri tersebutperlu diformulasi agar tetap efektif dalam waktupenyimpanan. Penelitian bertujuan mendapatkan formulabakteri yang stabil dalam mengendalikan penyakit pustulbakteri pada kedelai. Percobaan ini dirancang secarafaktorial dalam acak kelompok yang terdiri atas 13perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan adalah kombinasibahan pembawa (tanah gambut, tepung tapioka dan airkelapa + minyak sawit 1%) dan waktu penyimpanan (0, 2,4, dan 6 minggu). Benih kedelai diintroduksi denganmasing-masing formula Bacillus sp. sebelum ditanam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula Bacillus sp.mampu menekan insidensi dan severitas penyakit pustulbakteri pada daun dan polong kedelai. Formula terbaikmengendalikan pustul bakteri adalah Bacillus sp yangdiformulasi dalam tanah gambut yang disimpan 6 minggudan 4 minggu (efektivitas 25.99% dan 24.51%) dan dalamtapioka yang disimpan 4 minggu (efektivitas 25.30%).

Air kelapa, Bacillus sp, tanah gambut, tepung tapioka,Xanthomonas axonopodis pv glycines

EO-35Keragaman isolat rizobakteri indigenous daririzosfer cabai serta kemampuannya dalammeningkatkan pertumbuhan cabai danmengendalikan Ralstonia solanacearum

Yulmira Yanti1,, Fuji Febria Astuti2, Chainur RahmanNasution1

1Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email:[email protected] Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat.

Rizobakteri merupakan kelompok bakteri yang aktifmengkolonisasi rizosfir tanaman dan dapat memacupertumbuhan tanaman serta mengendalikan pathogentanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolatrizobakteri indigenous yang mampu mengendalikanpenyakit layu bakteri akibat serangan Ralstoniasolanacearum dan meningkatkan pertumbuhan serta hasiltanaman cabai. Metode penelitian berdasarkan padapenapisan secara in planta. Seleksi isolat terbaik dilakukansecara bertahap, yaitu pada tahap pembibitan dan pada saatpenanaman di polybag. Isolat potensial kemudiandiidentifikasi kemampuannya dalam meningkatkanpertumbuhan maupun mengendalikan pathogen (IAA,siderofor, antagonisme). Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa isolat-isolat rizobakteri indigenous memilikikemampuan yang beragam dalam mengendalikan pathogenserta meningkatkan pertumbuhan. Isolat RZ.2.1.AG1 danRZ.1.3 AP1 mempunyai kemampuan yang baik sebagaiPGPR pada bibit cabai maupun dalam mengendalikan R.solanacearum secara in planta dan in vitro.

Cabai, penapisan,Ralstonia solanacearum, rizobakteri indigenous, teknik inplanta

EO-36Pengaruh fungi mikoriza arbuskula terhadapjamur akar putih (Rigidoporus microporus) padatanaman karet

Diana Putri, Nasril Nasir, Feskaharny AlamsjahJurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,777641, Fax.: +62-751-73118, email: [email protected]

Jamur Akar Putih (JAP) (Rigidoporus microporus(Swartz:fr.) van Ov.) adalah patogen tular tanah palingberbahaya pada tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) JAP menular karena adanya kontak antara akartanaman sehat dengan akar tanaman sakit. Penelitiantentang pengaruh pemberian mikoriza arbuskula (MA)terhadap jamur akar putih (JAP) pada bibit tanaman karet

Page 52: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 129

telah dilakukan dari bulan November 2015 sampai Februari2016 di Kebun Pembibitan dan Laboratorium FisiologiTumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari:tanpa pemberian MA dan JAP; 5g MA; JAP; JAP 2 minggu+ 5g MA; 5g MA + JAP. Hasil terbaik adalah denganperlakuan 5g MA + JAP yang mampu menekan persentasederajat infeksi sebesar 66%.

Bibit karet, Jamur Akar Putih (JAP), Mikoriza Arbuskular,tular tanah,

EO-37Peningkatan kandungan metabolit sekunderkultur akar rambut Centella asiatica) indigenousSumatera Barat dengan penambahan skualensecara in vitroZahanisProgram Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UniversitasTamansiswa Padang. Jl. Taman Siswa No. 9, Padang 25138. Tel.: +62-751-40020. email: [email protected]

Increased secondary metabolite content hairyroot cultureCentella asiatica (L.) Urban with the addition sequalen invitro. The objectives of this research were to obtain the bestsekualen consentration is important to obtain highproduction of triterpenoid secondary metabolite. Theresearch consisted in Completely Randomized Design(CRD) with 6 replications. As a treatment wasconsentration 0 ppm sekualen (control), 150 ppm, 300ppm, 450 ppm. The results showed strains R.1000 of A.rhizogenes were able to induce C. asiatica plant to producehairyroot. The was explant leave with 15 day afterinoculation and the percentage of C. asiatica hairyrootformation was 100%. The β-glucoronidase (GUS) testresult has proven that Ri plasmid T-DNA of A.rhizogeneswas integrated into the genome of C. asiatica plant.

Agrobacterium rhizogenes, Centella asiatica, hairy root

EO-38Biodiversity of various cell culture in TCM-199medium of estradiol and progesterone hormonelevels

F.L. Syaiful, E. Purwati, Suardi, T. AfrianiFaculty of Animal Husbandry, Universitas Andalas. Jl. Prof. Dr. HamkaKampus Unand. Limau Manis, Padang 25163, Sumatera Barat. Tel.: +62-751-71464 ext 617, Fax.: +62-751-71464email:[email protected]

The purpose of research is to obtain data base reproductivehormonal profile of the hormones estradiol andprogesterone levels in various cell cultures. Culture cells

used are cells fallopian tubes, ampulla, isthmus and folliclecells, whereas the culture period used were 0, 2 and 4 days.Analysis of the hormones estradiol and progesterone levelsin various cell culture using ELISA method. Data resultsobtained are the estradiol hormone levels in various cellcultures and periods of different cultures in TCM-199medium ie cell treatment Fallopian tubes in culture period0, 2 and 4 days (9.07; 13.14; 9.00 pg/mL), cell cultureperiod ampulla at 0, 2 and 4 days (9.00; 9.29; 14.39pg/mL), cell isthmus (9.00; 12.08; 9.00 pg/mL) whereasfollicular cells in culture period 0, 2 and 4 days (415.04;476.67; 376.93 pg/mL). The highest levels of the hormoneestradiol on cell cultures, namely follicle cells on thesecond day culture period (476.67 pg/mL), whereas thelowest in cell cultures, namely follicle cells on the fourthday culture period (376.93 pg/mL). Progesterone levelsobtained in the treatment of Fallopian tube cells in cultureperiod 0. 2 and 4 days (24.107; 24.644; 24.474 ng/mL), cellculture period ampulla at 0, 2 and 4 days (24.187; 23.753;24.254 ng/mL), cell isthmus (24.071; 24.083; 24.034ng/mL) whereas follicular cells in culture period 0, 2 and 4days (26.671; 27.610; 24.034 ng/mL). For progesteronelevels in various cell culture and the culture that thetreatment period follicle cell culture high on the second dayculture period (27.610 ng/mL) and low progesterone levelsin cell culture ampulla on the second day culture period(23.753 ng/mL).

Cell culture, hormones, medium TCM-199

EO-39Kajian waktu tanam dan populasi kacang tanahterhadap pertumbuhan dan hasil jagung dankacang tanah dalam sistem tumpang sari

Zulfadly Syarif, Terkelin Pinem, Auzar SyarifFakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: [email protected]

Kajian tumpangsari jagung/kacang tanah dilakukan untukmengetahui pengaruh waktu tanam dan populasi kacangtanah terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L)dan kacang tanah (Arachis hypogaea L). Kacang tanahditanam satu baris di antara dua baris jagung. Sebagaikontrol, ditanam jagung dan kacang tanah secara tunggal,masing-masing sekitar 71.428 dan 125.000 tanaman perhektar. Percobaan adalah rancangan acak kelompok dengantiga ulangan. Perlakuan meliputi waktu tanam kacang 0 hst,7 hst, dan 14 hst jagung, dan populasi kacang tanahberturut-turut 190.476, 95.238, dan 63.492 tanaman perhektar. Penelitian dilakukan di lahan percobaan FakultasPertanian Universitas Andalas, Padang dari Februarihingga Juni 2011. Waktu tanam dan populasi kacang tanahberpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil rata-rata biji kacang tanah. NKL dan ATER tertinggi pada sitemtumpangsari diperoleh dari pelakuan waktu tanam kacangtanah 0 hari setelah jagung dan populasi kacang tanah190.476 tanaman.ha-1 (NKL=1.62, dan ATER=1.58), yang

Page 53: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Padang, 23 April 2016, hal. 89-131130

mengindikasikan bahwa untuk mendapatkan hasil yangsama dengan tumpangsari diperlukan 62% lahan lebih luasjika menanam secara tunggal. Hasil tertinggi tanamanjagung (7.933 ton.ha-1) diperoleh dari sistem tumpangsaridengan waktu tanam kacang tanah 0 hari setelah jagungdan populasi kacang tanah 95.238 tanaman.ha-1, hasilmaksimum kacang tanah (1.59 ton.ha-1) diperoleh padasistem tumpangsari dengan waktu tanam kacang tanah 0hari setelah jagung dan populasi kacang tanah 190.476tanaman.ha-1. Hasil tertinggi jagung dan kacang tanahdalam sistem tumpangsari menurun berturut-turut sekitar7.40% dan 28.56% dibandingkan dengan hasil jagung dankacang tanah secara tunggal. NKL dan ATER >1,mengindikasikan bahwa sistem tanam ini menguntungkandari aspek pemanfaatan lahan. Disimpulkan bahwa jagungmerupakan komponen dominan dalam sistem tumpangsarijagung/kacang tanah.

ATER, jagung, kacang tanah, NKL, tumpangsari

EO-40Hubungan panjang berat, nisbah kelamin danindeks gonado somatik ikan naleh (Poropuntiussp.) di DAS Jambak, Kecamatan PanteCeureumen, Kabupaten Aceh Barat: Suatu kajianawal

Afrizal Hendri, Risal FahmiFakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar. Jl. AluePenyareng, Desa Gunong Kleng, Meureubo, Kabupaten Aceh Barat,Aceh. Telepon:+62-655-7110535, email: [email protected]

Kajian hubungan panjang-berat, nisbah kelamin dan indeksgonado somatik memiliki peran penting dalam pengelolaansumber daya perikanan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pola pertumbuhan ikan naleh, Poropuntius sp.(allometrik positif, allometrik negatif, isometris, rasiokelamin ikan di habitatnya dan indeks gonado somatiknya(IGS). Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan (Januari-Juni 2015) di DAS Jambak. Penelitian ini bersifatdeskriptif yaitu menggambarkan setiap perubahan(panjang-berat, nisbah kelamin, gonado somatik) yangterjadi pada ikan sampel. Ikan sampel yang dianalisisberjumlah 40 ekor pada setiap bulannya. Hasil penelitianmemperlihatkan bahwa pola pertumbuhan ikan naleh diDAS Jambak bersifat allometrik negatif (b<3, nilai b untukbetina rata-rata 1.3 dan untuk jantan 1.2). Dilihat dari nilaiIGSnya periode memijah ikan naleh diduga terjadi 2 kalidalam setahun yaitu pada Februari-Maret dan Juni-Juli.Sedangkan untuk nisbah kelaminnya didapatkan dalamkondisi seimbang (1 jantan: 1 betina), kecuali pada periodememijah (1 jantan: 2 betina). Perbedaan nisbah kelamin inisebenarnaya baik bagi lingkungan dimana keberadaanpopulasi ikan naleh dapat terjaga, karena akan banyak teluryang akan diproduksi.

Indeks gonado somatik, nisbah kelamin, panjang berat,Poropuntius

EP-01Pengaruh pemberian kompos Tithonia yangdireinokulasi jamur dan bakteri dalammeningkatkan pertumbuhan dan produksi jagungKiki AmeliaSekolah Tinggi Pertanian Haji Agus Salim. Jl. Raya Bukittinggi-Payakumbuh Km 9, Kotohilalang, Kec. Ampek Angkek, Agam 26191,Sumatera Barat. Tel./fax. +62-752-34201. email: [email protected]

Pemanfaatan Titonia sebagai pupuk hijau dalammeningkatkan ketersediaan hara tanaman telah banyakditeliti, salah satunya untuk tanaman jagung. KebutuhanNK pupuk buatan tanaman jagung pada ultisol dapatdikurangi sebanyak 50% dengan NK dari Titonia, sehinggajenis ini berpotensi sebagai sumber bahan organik serta Ndan K untuk tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh penambahan kompos Titoniaterhadap sifat kimia tanah ultisol dan melihat pengaruhnyaterhadap produksi jagung. Percobaan menggunakan 6perlakuan yang ditempatkan secara Rancangan AcakKelompok (RAK) dengan 3 kelompok dengan uji F, bilaberbeda nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur(BNJ) pada taraf 5%. Adapun perlakuannya yaitu: A =kontrol ( Titonia tanpa perlakuan mikroba), B = mikoriza(campuran) + Azospirillum + Azotobakter, C = tanpa pagarlorong Titonia, D = mikoriza ( campuran) + JPF, E =mikoriza (campuran) + BPF, dan F= mikoriza (campuran)+ BPF + JPF. Pemberian kompos Tithonia yangdireinokulasi jamur dan bakteri dapat memperbaiki sifatkimia ultisol (pH, Al-dd, P-tersedia dan kation basa) jikadibandingkan dengan tanpa pemberian kompos.Pemanfaatan kompos Tithonia yang direinokulasi dengangabungan mikoriza + jamur pelarut fosfat, atau gabunganmikoriza + bakteri pelarut fosfat mampu memberikan hasiljagung yang lebih tinggi sebanyak 5.80 ton/ha, dan 5.93ton/ha. Kedua kombinasi jamur dan bakteri tersebutmeningkatkan produksi jagung sebanyak 62.46% dan66.11%, bila dibandingkan terhadap kontrol.

Bakteri, jamur, jagung, reinokulasi, Titonia

EP-02Pengaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)dan pupuk P terhadap kandungan P tanah danhasil tanaman buncis pada andisolMigusnawatiSekolah Tinggi Pertanian Haji Agus Salim. Jl. Raya Bukittinggi-Payakumbuh Km 9, Kotohilalang, Kec. Ampek Angkek, Agam 26191,Sumatera Barat. Tel./fax. +62-752-34201. email:[email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk (i) menentukan takaraninokulan CMA, pupuk P yang optimum terhadap kadap Pdan hasil tanaman buncis pada andisol, (ii) menentukantakaran pupuk P yang optimum terhadap kadap P dan hasiltanaman buncis, (iii) menentukan takaran CMA dan pupuk

Page 54: Seminar Nasional - biodiv.smujo.idbiodiv.smujo.id/S/gen/pdf/A0303aaALL.pdfpinnata Merr.) di Kota Padang, Sumatera Barat Yusniwati, Raudha Thaib, Oriza Safitri 89

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Padang, 23 April 2016 131

P yang optimum terhadap kadap P dan hasil tanamanbuncis pada Andisol, Penelitian ini berbentuk RALfaktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan, faktor A merupakanpemberian inokulasi CMA yang terdiri dari 3 taraf yaitu:tanpa inokulasi, 50 g/pot dan 100 g/pot dan faktor kedua(faktor B) adalah pemberian pupuk P (SP-36) yang terdiridari 3 taraf yaitu: tanpa pupuk, 1,64 g/pot dan 3,28 g pot.parameter yang diamati diuji dengan uji F dilanjutkan

dengan uji DNMRT pada taraf nyata 5%. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian inokulan CMA 100 g/potdapat menurunkan P-potensial andisol dan dapatmeningkatkan ketersediaan tanah serta mampumeningkatkan bobot kering tanaman buncis.

Andisol, buncis, CMA, SP-36