prospek dan kontribusi komoditas padi (oriza sativa

16
65 e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021 PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa) TERHADAP PDRB SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA, INDONESIA (PROSPECTS AND CONTRIBUTION OF RICE (Oryza sativa) COMMODITIES TO GRDP OF THE AGRICULTURAL SECTOR IN NORTH KALIMANTAN PROVINCE, INDONESIA) Nurlela Machmuddin , Khaerunnisa, Emilianus Liko Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan *[email protected] __________________________________________________________________ Abstrak: Kalimantan Utara sebagai salah satu provinsi baru dan berada langsung di wilayah perbatasan dituntut untuk dapat mengembangkan sumberdaya alam yang dimiliki secara optimal utamanya di sektor pertanian dalam hal pemenuhan pangan beras yang semakin meningkat dan diharapkan dapat menjadi wilayah penyangga pangan untuk ibu kota baru nantinya. Besar kecilnya produksi padi akan berpengaruh terhadap ketersediaan padi atau beras dan secara tidak langsung juga berdampak pada kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek perkembangan komoditas padi di Provisi Kalimantan Utara ditinjau dari produksi, luas panen dan produktivitasnya; dan menganalisis kontribusi subsektor tanaman pangan terhadap PDRB bidang usaha pertanian, peternakan, perburuan dan jasa di Provisi Kalimantan Utara. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan review literature dan penelusuran data sekunder berupa jenis data time series periode tahun 2013-2018. Analisis trend linier dan rumus proporsi digunakan Untuk mengetahui prospek dan kontribusi. Hasil analisis trend menunjukkan bahwa produksi padi cenderung mengalami trend penurunan yang diakibatkan olah trend penurunan luas panen, sedangkan produktivitasnya cenderung mengalami pelandaian (levelling off). Hal ini menunjukkan bahwa komoditas padi belum mampu dijadikan sebagai sektor unggulan di provinsi Kalimantan Utara. 2) kontribusi subsektor tanaman pangan terhadap PDRB bidang usaha pertanian, peternakan, perbutuan dan jasa di Provisi Kalimantan Utara sebesar 11.94 persen di bawah rata-rata kontribusi di sektor tersebut (15.09 persen) sehingga dapat disimpulkan bahwa Provinsi Kalimantan Utara belum bisa mengandalkan sub sektor tanaman pangan untuk peningkatan PDRB. Kata kunci: Padi, PDRB, Sektor Pertanian

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

65

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa)

TERHADAP PDRB SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI KALIMANTAN

UTARA, INDONESIA

(PROSPECTS AND CONTRIBUTION OF RICE (Oryza sativa)

COMMODITIES TO GRDP OF THE AGRICULTURAL SECTOR IN

NORTH KALIMANTAN PROVINCE, INDONESIA)

Nurlela Machmuddin, Khaerunnisa, Emilianus Liko

Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan

*[email protected]

__________________________________________________________________

Abstrak: Kalimantan Utara sebagai salah satu provinsi baru dan berada langsung

di wilayah perbatasan dituntut untuk dapat mengembangkan sumberdaya alam

yang dimiliki secara optimal utamanya di sektor pertanian dalam hal pemenuhan

pangan beras yang semakin meningkat dan diharapkan dapat menjadi wilayah

penyangga pangan untuk ibu kota baru nantinya. Besar kecilnya produksi padi

akan berpengaruh terhadap ketersediaan padi atau beras dan secara tidak langsung

juga berdampak pada kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek perkembangan

komoditas padi di Provisi Kalimantan Utara ditinjau dari produksi, luas panen dan

produktivitasnya; dan menganalisis kontribusi subsektor tanaman pangan terhadap

PDRB bidang usaha pertanian, peternakan, perburuan dan jasa di Provisi

Kalimantan Utara. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif

dengan pendekatan review literature dan penelusuran data sekunder berupa jenis

data time series periode tahun 2013-2018. Analisis trend linier dan rumus

proporsi digunakan Untuk mengetahui prospek dan kontribusi. Hasil analisis trend

menunjukkan bahwa produksi padi cenderung mengalami trend penurunan yang

diakibatkan olah trend penurunan luas panen, sedangkan produktivitasnya

cenderung mengalami pelandaian (levelling off). Hal ini menunjukkan bahwa

komoditas padi belum mampu dijadikan sebagai sektor unggulan di provinsi

Kalimantan Utara. 2) kontribusi subsektor tanaman pangan terhadap PDRB

bidang usaha pertanian, peternakan, perbutuan dan jasa di Provisi Kalimantan

Utara sebesar 11.94 persen di bawah rata-rata kontribusi di sektor tersebut (15.09

persen) sehingga dapat disimpulkan bahwa Provinsi Kalimantan Utara belum bisa

mengandalkan sub sektor tanaman pangan untuk peningkatan PDRB.

Kata kunci: Padi, PDRB, Sektor Pertanian

Page 2: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

66

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

Abstract: North Kalimantan, as a new province and is directly located in the

border area, is required to be able to develop its natural resources optimally,

especially in the agricultural sector, in terms of the increasing fulfillment of rice

food and it is hoped that it can become a food buffer area for the new capital city

later. The size of rice production will affect the availability of rice or rice and

indirectly also have an impact on its contribution to the Gross Regional Domestic

Product (GRDP). This study aims to determine the prospects for the development

of rice commodities in the province of North Kalimantan in terms of production,

harvested area and productivity; and analyzing the contribution of the food crop

subsector to the GRDP in the agricultural, livestock, hunting and service sectors

in the North Kalimantan Province. The analytical method used is descriptive

qualitative with a literature review approach and secondary data tracing in the

form of time series data for the period 2013-2018. Linear trend analysis and

proportion formula are used to determine prospects and contributions. The results

of the trend analysis show that rice production tends to experience a downward

trend due to a decreasing trend in harvested area, while the productivity tends to

experience leveling off. This shows that the rice commodity has not been able to

become a leading sector in North Kalimantan province. 2) the contribution of the

food crop sub-sector to the GRDP of the agricultural, livestock, plants and

services business in the North Kalimantan Provision of 11.94 percent below the

average contribution in that sector (15.09 percent) so it can be concluded that

North Kalimantan Province cannot rely on the plant sub-sector. food to increase

GRDP.

Keywords: Rice, GRDP, Agricultural Sector

PENDAHULUAN

Pangan merupakan suatu

kebutuhan dasar utama bagi manusia

untuk dapat mempertahankan hidup,

oleh karena itu kecukupan pangan

bagi setiap orang pada setiap waktu

merupakan hak asazi yang harus

dipenuhi (Ariani, 2004).

Sebagai kebutuhan dasar dan

hakazazi manusia, pangan

mempunyai peran yang sangat

penting bagi kehidupan suatu bangsa

dan negara. Ketersediaan pangan

yang lebih kecil dibandingkan

dengan kebutuhannya dapat

menciptakan ketidak stabilan

ekonomi suatu negara. Berdasar

kenyataan tersebut masalah

pemenuhan kebutuhan pangan bagi

seluruh penduduk setiap saat di suatu

wilayah menjadi sasaran utama

kebijakan pangan bagi pemerintahan

suatu negara.

Tujuan dari pembangunan

ketahanan pangan adalah

Page 3: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

67

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

terwujudnya kemandirian pangan

yang cukup dan berkelanjutan bagi

seluruh penduduk melalui produksi

dalam negeri.

Ketersediaan pangan disuatu

daerah dan pada saat waktu tertentu

dapat dipenuhi dari tiga sumber,

yaitu produksi dalam negri, impor

pangan, dan cadangan pangan.

Ketersediaan pangan untuk

memenuhi kebutuhan pangan

diupayakan melalui produksi dalam

negri termasuk cadangan pangan.

Impor pangan merupakan pilihan

terakhir jika terjadi kelangkaan

produksi pangan (Widianingsih,

Suryantini, & Irham, 2016).

Tanaman pangan merupakan

salah satu sub sektor pendukung

sector pertanian yang terdiri dari

beberapa komoditi yaitu padi,

jagung, kedelai, kacang tanah, ubi

kayu dan ubi jalar yang tidak sedikit

sumbangannya terhadap

perekonomian daerah.

Salah satu Nawa Cita Presiden

Joko Widodo adalah “Mewujudkan

kemandirian ekonomi daerah dengan

menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik”.

Kemandirian ekonomi salah satunya

dalah terkait kemandirian dalam

penyediaan pangan, terutama padi

atau beras yang merupakan bahan

makanan pokok bagi sebagian besar

rakyat Indonesia (Budiyanto 2018)

TINJAUAN PUSTAKA

1. Komoditas Padi

Padi merupakan bahan

makanan yang menghasilkan beras,

berfungsi sebagai makanan pokok

bagi sebagian besar penduduk

Indonesia. Beras adalah bahan

makanan yang merupakan sumber

pemberi energi. Beras mengandung

nilai gizi yang tinggi, selain itu gizi

yang dikandung oleh beras adalah

sangat mudah dicerna oleh tubuh.

Susunan gizi yang membuktikan

keunggulan beras sebagai pemberi

energi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan bahan

makanan lainnya (Hotimah H S,

2014).

Beras merupakan makanan

pokok sebagian besar bangsa

Indonesia. Permintaan akan beras

meningkat dari waktu ke waktu

dengan makin bertambahnya jumlah

penduduk. Pemenuhan kebutuhan

pangan, produksi beras harus selalu

ditingkatkan. (Purwaningsid, 2008);

(Budiyanto 2018); (Rahayu, 2019).

2. Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB)

Indikator yang paling lazim

digunakan untuk mengukur dan

membandingkan skala perekonomian

suatu negara adalah PDRB, yaitu

nilai seluruh barang dan jasa yang

dihasilkan suatu perekonomian dan

dijual di pasar selama periode

tertentu, biasanya satu tahun,

ditambah hasil produksi barang-

barang dan jasa-jasa diri modal asing

yang ikut bekerja di daerah tersebut

(Agustarita, V. dan Sudirman, W :

2015).

Page 4: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

68

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

Kontribusi adalah sumbangan

atau peranan yang diberikan oleh

masing-masing sektor terhadap

Produk Domestik Bruto (PDRB).

PDRB yang dikaitkan dengan

perumusan kebijakan pemerintah

dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu

menurut Jringan M (2007) :

1) PDRB atas harga dasar,

adalah jumlah produksi

barang dan jasa yang dinilai

atas harga yang ditetapkan

pada tahun tertentu (atas

dasar harga tetap)

2) PDB atas harga yang berlaku,

adalah produksi barang dan

jasa yang dinilai atas harga

yang berlaku pada tahun yang

bersangkutan (atas dasar

harga berlaku)

Perhitungan besarnya produk

domestik regional bruto seluruh

lapangan usaha yang dibagi menjadi

9 sektor usaha/ekonomi, yaitu:

pertanian dalam arti luas,

pertambangan dan penggalian,

industri pengolahan, listrik, gas dan

air bersih, bangunan, perdagangan,

hotel dan restoran, pengangkutan dan

komunikasi, keuangan dan

persewaan bangunan dan jasa

perusahaan dan sektor jasa-jasa

(BPS,2020).

3. Ketahanan Pangan

Dapat dipahami bahwa

keberhasilan pembangunan di sektor

pertanian di suatu negara harus

tercerminkan oleh kemampuan

negara tersebut dalam swasembada

pangan. Pangan merupakan istilah

yang teramat penting bagi pertanian

karena secara hierarkhi pangan

merupakan salah satu kebutuhan

yang sangat mendasar dalam

pemenuhan aspirasi humanistic.

Ketahanan pangan dapat

didefinisikan sebagai suatu keadaan

dimana semua rumah tangga baik

secara fisik maupun ekonomi mampu

mencukupi kabutuhan pangan

seluruh anggota keluarganya. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Bidiyanto (2018) bahwa pangan

merupakan kebutuhan dasar yang

pemenuhannya tidak dapat ditunda-

tunda, sehingga usaha untuk

pemenuhan pangan merupakan

prioritas utama bagi semua negara.

FAO menyatakan bahwa

Ketahanan Pangan adalah "situasi di

mana semua orang dalam segala

waktu memiliki kecukupan jumlah

atas pangan yang aman (safe) dan

bergizi demi kehidupan yang sehat

dan aktif. World Bank juga

mengidentifikasi bahwa Ketahanan

pangan adalah: "akses oleh semua

orang pada segala waktu atas pangan

yang cukup untuk kehidupan yang

sehat dan aktif. Sedikitnya ada empat

element ketahanan pangan

berkelanjutan (sustainable food

security) di level keluarga yang

diusulkan oleh Maxwell (1996),

yakni: pertama, kecukupan pangan

yang didefinisikan sebagai jumlah

kalori yang dibutuhkan untuk

kehidupan yang aktif dan sehat.

Page 5: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

69

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

Kedua, akses atas pangan, yang

didefinisikan sebagai hak

(entitlements) untuk berproduksi,

membeli atau menukarkan

(exchange) pangan ataupun

menerima sebagai pemberian

(transfer). Ketiga ketahanan yang

didefinisikan sebagai keseimbangan

antara kerentanan, resiko dan

jaminan pengaman sosial. Keempat,

fungsi waktu manakala ketahanan

pangan dapat bersifat kronis transisi

dan/atau siklus (Hariani R, dkk

2019).

Konsep ketahanan pangan

(food security) sedikit lebih luas

dibanding dengan konsep

swasembada pangan dan bahkan

kemandirian pangan. Beberapa ahli

sepakat bahwa ketahanan pangan

minimal mengandung dua unsur

pokok, yaitu “ketersediaan pangan”

dan “aksesibilitas masyarakat” secara

individu terhadap bahan pangan. Jika

hanya salah satu unsur tersebut

terpenuhi maka suatu negara belum

dapat dikatakan mempunyai

ketahanan yang baik. Walaupun

pangan tersedia cukup di tingkat

nasional dan regional tetapi jika

akses individu untuk memenuhi

pangannya tidak merata, maka

ketahanan pangan masih dikatakan

rapuh. Ketersediaan dan kecukupan

pangan juga mencakup kuantitas dan

kualitas bahan pangan agar setiap

individu dapat terpenuhi standar

kebutuhan kalori dan protein setiap

waktu untuk menjalankan aktivitas

ekonomi dan kehidupan sehari-hari

(Purwaningsih Y, 2008) (Hotimah S

H, 2014)

METODOLOGI PENELITIAN

Tahapan metode penelitian

yaitu observasi dan pengumpulan

data. Metode analisis yang

digunakan adalah deskriptif kualitatif

dengan pendekatan review literature

dan penelisuran data sekunder

berupa jenis data time series periode

tahun 2013-2018 yang diperoleh dari

BPS Provinsi Kalimantan Utara dan

Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Provinsi Kalimantan Utara.

Untuk mengetahui prospek

komoditi padi terhadap subsektor

tanaman pangan dan terhadap PDRB

sector pertanian di Provinsi

Kalimantan Utara digunakan analisa

trend linier.

Analisis trend digunakan untuk

mengetahui perubahan nilai suatu

variabel dari waktu ke waktu dalam

hal ini adalah perubahan produksi,

luas panen, dan produktivitas padi di

Provinsi Kalimantan Utara. Analisis

trend linier yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Y = a + bx…………......(pers 1)

dimana :

Y = nilai variabel yang ditentukan

(produksi, luas panen, dan

produktivitas padi)

a= nilai Y apabila X sama dengan

nol

Page 6: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

70

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

b = kemiringan (slope) garis trend

atau perubahan nilai Y dari

waktu ke waktu

x = periode waktu yang digunakan

Sedangkan untuk mencari nilai a

dan b adalah sebagai berikut :

a= ∑

………….(pers 2)

b = ∑

∑ ………….(pers 3)

dimana :

n = banyaknya tahun yang

digunakan

x = kode waktu masing-masing tahun

y = nilai variabel deret berkala

Untuk mengetahui kontribusi

kontribusi subsektor tanaman pangan

terhadap PDRB total sektor usaha

pertanian, peternakan, perbutuan dan

jasa di Provisi Kalimantan Utara.

tahun 2014-2018 digunakan rumus

proporsi sebagai berikut : (Tirani,

Pranoto, & Moelyo, 2018)

Z =

x 100%............ (pers 4)

dimana :

Z = Kontribusi sub sektor tanaman

pangan terhadap PDRB usaha

pertanian, peternakan,

perbutuan dan jasa

Xi = PDRB komoditas tanaman

pangan (Rp)

Yi = PDRB total usaha pertanian,

peternakan, perbutuan dan jasa

(Rp)

Kriteria pengambilan

keputusan :

Jika Z > dari rata-rata PDRB

usaha pertanian, peternakan,

perbutuan dan jasa maka

kontribusi komunitas tanaman

pangan terhadap PDRB sektor

usaha pertanian, peternakan,

perbutuan dan jasa tinggi

Jika Z ≤ dari rata-rata PDRB

usaha pertanian, peternakan,

perbutuan dan jasa maka

kontribusi komunitas tanaman

pangan terhadap PDRB sektor

usaha pertanian, peternakan,

perbutuan dan jasa rendah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Provinsi Kalimantan Utara

sebelumnya merupakan bagian dari

provinsi Kalimantan Timur.

Kemudian melalui Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2012, Kalimantan

Timur bagian utara dimekarkan

menjadi sebuah provinsi yang

otonom.

Provinsi Kalimantan Utara

terdiri atas lima wilayah administrasi

dengan empat kabupaten dan satu

kota madya, yaitu Kabupaten

Bulungan, Kabupaten Malinau,

Kabupaten Nunukan, Kabupaten

Tana Tidung, dan Kota Tarakan.

Pertumbuhan ekonomi

merupakan salah satu indikator

makro untuk melihat kinerja

perekonomian secara riil di suatu

wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi

dihitung berdasarkan perubahan

PDRB atas dasar harga konstan

tahun yang bersangkutan terhadap

tahun sebelumnya. Pertumbuhan

ekonomi dapat dipandang sebagai

Page 7: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

71

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

pertmbahan jumlah barang dan jasa

yang dihasilkan oleh semua lapangan

usaha kegiatan ekonomi yang ada di

suatu wilayah selama kurun waktu

setahun.

Berdasarkan harga konstan

2010, nilai PDRB Kalimantan Utara

pada tahun 2019 meningkat.

Peningkatan tersebut dipengaruhi

oleh meningkatnya produksi di

seluruh lapangan usaha yang sudah

bebas dari pengaruh inflasi. Nilai

PDRB Kalimantan Utara atas dasar

harga konstan 2010 pada tahun 2019,

mencapai 61,83 triliun rupiah. Angka

tersebut naik dari 57,84 triliun rupiah

pada tahun 2018. Hal tersebut

menunjukkan bahwa selama tahun

2019 terjadi pertumbuhan ekonomi

sebesar 6,91 persen, lebih tinggi jika

dibandingkan dengan pertumbuhan

ekonomi tahun sebelumnya yang

mencapai 6,05 persen. Dari 17

lapangan usaha ekonomi yang ada,

seluruhnya mengalami pertumbuhan

yang positif. Dua belas lapangan

usaha mengalami pertumbuhan

positif sebesar lima hingga sembilan

persen.

Ada satu lapangan usaha

mengalami pertumbuhan lebih dari

10 persen, sedangkan sisanya

mengalami pertumbuhan kurang dari

5 persen.

Lapangan usaha pertanian,

kehutanan dan perikanan salah

satunya yang mengalami

pertumbuhan yang positif yaitu

sebesar 5,78 persen; pengadaan

listrik dan es sebesar 5,47 persen;

real estat sebesar 5,46 persen; dan

jasa keuangan dan asuransi sebesar

5,39 persen.

Ukuran laju pertumbuhan

ekonomi dihitung dengan

menggunakan nilai hasil Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB).

Perkembangan PDRB Provinsi

Kalimantan Utara atas harga konstan

(2010) tahun 2014-2018 persen

disajikan pada Tabel 1.

Berdasarkan tabel 1 dapat

diketahui bahwa sumbangan terbesar

terhadap total PDRB adalah sektor

pertambangan dan penggalian.

Sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan menempati urutan ke 15

dengan sumbangan total terhadap

PDRB Provinsi Kalimantan Utara

adalah rata-rata sebesar 0.17 persen

dari periode tahun 2014-2018.

Semakin besar kontribusi PDRB

sektor pertanian terhadap total

PDRB, maka semakin besar

pengaruhnya terhadap pertumbuhan

ekonomi total, begitupula sebaliknya

(Widianingsih et al., 2016).

Page 8: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

72

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

Tabel 1.

Laju Perkembangan PDRB Provinsi Kalimantan Utara Atas Harga

Konstan Tahun 2010

Komponen PDRB berdasarkan

Lapangan Usaha

Distribusi Komponen PDRB*

(%) atas dasar harga konstan

2010

2014 2015 2016 2017 2018

A. Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan

0.17 0.17 0.18 0.17 0.17

B. Pertambangan dan Penggalian 32.17 30.3

0

28.2

3

28.3

2

27.9

4

C. Industri Pengolahan 9.35 9.60 9.85 9.73 9.34

D. Pengadaan Listrik dan Gas 0.05 0.06 0.06 0.06 0.07

E. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0.07 0.07 0.07 0.07 0.07

F. Konstruksi 11.55 11.5

8

12.1

2

12.0

5

12.2

4

G. Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan sepeda motor

10.10 10.0

5

10.3

6

10.5

2

10.8

0

H. Transportasi dan Pergudangan 5.65 5.92 6.05 6.28 6.44

I. Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

1.20 1.24 1.29 1.37 1.45

J. Informasi dan Komunikasi 2.41 2.65 2.77 2.84 2.92

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.08 1.12 1.15 1.12 1.14

L. Real Estate 0.97 0.98 0.96 0.94 0.94

M. Jasa Perusahaan 0.30 0.29 0.26 0.26 0.25

N. Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan dan

sosial wajib

4.77 4.90 5.10 5.10 5.10

O. Jasa Pendidikan 2.17 2.31 2.38 2.40 2.38

P. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

0.89 1.01 1.10 1.10 1.09

Q. Jasa Lainnya 0.47 0.54 0.58 0.58 0.59

Data : Badan Pusat Statistik, 2019, diolah

Khusus untuk sektor pertanian

yang di dalamnya mencakup

pertanian, peternakan, perburuan

dan jasa di

dalamnya terdapat sub sektor

tanaman pangan yang mempunyai

pertumbuhan seperti ditunjukkan

pada tabel 2 berikut.

Page 9: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

73

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

Tabel 2.

Laju pertumbuhan dan Peranan terhadap PDRB Subkategori

Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Perbutuan dan jasa

Subkategori Lapangan Usaha

Pertanian, Peternakan,

Perbutuan dan jasa

2014

2015

2016

2017

2018

a. Tanaman Pangan 13.95 10.78 12.60 11.99 7.27

b. Tanaman Hortikultura

Semusim

11.75 9.65 11.64 11.11 11.31

c. Perkebunan Semusim 0.02 0.01 0.02 0.02 0.02

d. Tanaman Hortikultura

Tahunan dan Lainnya

20.02 13.55 15.95 15.20 15.61

e. Perkebunan Tahunan 40.96 35.37 46.70 48.45 51.95

f. Peternakan 11.41 9.24 11.28 11.43 12.01

g. Jasa Pertanian dan

Perburuan

1.90 21.40 1.82 1.79 1.83

Data: Badan Pusat Statistik 2019, diolah

Sub Sektor tanaman pangan

merupakan sub sektor unggulan ke

tiga setelah sub sektor perkebunan

tahunan dan tanaman hortikultura

tahunan lainnya.

Tanaman pangan yang di

menjadi unggulan di provinsi

Kalimantan Utara adalah padi,

jagung, kacang tanah, kacang

hijau, ubi kayu, ubi jalar, dan

kedelai.

Capaian Produksi tanaman

pangan terbesar tahun 2019 adalah

pada tanaman padi (33.357 ton),

jagung (3.273 ton), dan ubi kayu

(38.957 ton) (Dinas Pertanian dan

Tanaman pangan provinsi

Kalimantan Utara 2020).

Berdasarkan tabel 2, dapat

dilihat bahwa persentasi nilai

PDRB sub sektor tanaman pangan

mengalami penurunan dari tahun

2017 sebesar 11.99 persen

menurun menjadi 7.27 di tahun

2018. Tidak seperti pada sub sektor

perkebunan tahunan yang di tahun

2018 mempunyai nilai yang

meningkat yakni 51.95 persen.

1. Prospek Komoditas Padi Provinsi

Kalimantan Utara

Tanaman pangan yang

diusahakan di Provinsi Kalimantan

Utara terdiri dari padi, jagung,

kacang tanah, kacang hijau, ubi

kayu, ubi jalar, dan kedelai.

Komoditas padi diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan pokok

masyarakat Kalimantan Utara dan

nantinya dapat menunjang kebutuhan

pangan ke Ibu Kota baru, dan

diharapkan dapat memberikan

masukan yang berarti baik dalam

peningkatan pendapatan, taraf

kesejahteraan patani di Kalimantan

Utara.

Page 10: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

74

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

Untuk memproyeksikan

produksi padi digunakan analisis

trend. Pendugaan persamaan

proyeksi menggunakan metode

kuadrat terkecil (Least Square).

Persamaan garis trend linier

produksi padi yang diperoleh

berdasar metode kuadrat terkecil

adalah :

Y= 129615 - 12648X

Nilai koefisien trend sebesar -

12648 berarti bahwa produksi padi di

Provinsi Kalimantan Utara setiap

tahunnya mengalami penurunan

produksi selama periode proyeksi

yaitu sebesar 12.648 ton pada setiap

tahun. Hal ini disebabkan intersep

pada persamaan garis trend linier

adalah sebesar 129.615 yang berarti

bahwa jumlah produksi padi pada

tahun dasar (2013) sebesar 129.615

ton.

Penurunan produksi padi di

Provinsi Kalimantan Utara

disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain luas panen produksi padi

turun, dan produktivitas lahan yang

cenderung telah mengalami

pelandaian (levelling off).

Gambar 1. Trend Produksi Komoditas Padi Tahun 2014-2018

Daerah kabupaten/kota di

Provinsi Kalimantan Utara yang

memiliki luas panen dan produksi

padi (padi sawah dan padi ladang)

terbesar adalah Kabupaten Bulungan.

Luas panen padi di kabupaten ini

mencapai 19.793 ha dengan

produktivitas 35,20 ku/ha sehingga

produksi padi yang dicapai sebesar

69.676 ton pada tahun 2013. Dengan

kata lain 55,86 persen produksi padi

di Kalimantan Utara dihasilkan oleh

Kabupaten Bulungan. Bahkan untuk

jenis padi sawah produksi dari

Bulungan mencapai 58,31 persen

dari total padi sawah Kalimantan

Utara (BPS, 2013).

y = -12648x + 129615 R² = 0,7647

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Trend Produksi Padi (ton) Linear (Trend Produksi Padi (ton))

Page 11: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

75

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

Gambar 2. Trend Luas Panen Padi Periode Tahun 2013-2014

Trend penurunan produksi padi

yang disebabkan sebabkan karena

trend penurunan luas panen, dapat

dilihat pada periode tahun 2016

sampai tahun 2019, grafik produksi

padi dengan luas panen padi

mempunyai pola yang sama yaitu

mengalami kenaikan di tahun 2016

dan terus mengalami penurunan

hingga tahun 2019.

Trend penurunan produksi dan

luas panen padi di provinsi

Kalimantan Utara dapat dilihat pada

gambar 1 dan gambar 2.

Hasil penelitian mengenai

Hubungan antara luas lahan

pertanian dan produksi padi di

kalimantan Utara yang dilakukan

oleh Harini, Ariani, Supriyati, &

Satriagasa, (2019) menunjukkan

bahwa luas lahan pertanian di

Kalimanan Utara tahun 2012-2017

mengalami perubahan sebesar 4.955

Ha atau sekitar 19,56 persen.

Komoditas padi di Kalimantan Utara

secara umum mengalami penurunan

sebesar 25.468 ton atau 0,04 persen,

sedangkan luas lahan pertanian

secara signifikan (0,029)

berpengaruh terhadap produksi padi

di Kalimantan Utara.

Salah satu faktor pendukung

peningkatan produksi padi adalah

karena terjadinya peningkatan

produktivitas.

Gambar 3 menunjukkan bahwa

trend produktivitas padi di

Kalimantan Utara selama periode

2013-2019 cenderung mengalamai

pelandaian atau yang disebut

fenomena levelling off. Lefelling off

yaitu suatu kondisi dimana produksi

padi meningkat setiap tahunnya,

namun laju pertumbuhan

produksinya cenderung menurun

(Maulana, 2016)

y = -3593,2x + 38013 R² = 0,78

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Trend Luas Panen Padi (Ha) Linear (Trend Luas Panen Padi (Ha))

Page 12: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

76

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

Gambar 3. Trend Produktivitas Padi Periode Tahun 2013-2019

Rata-rata produktivitas padi

adalah sebesar 31.96 ku/Ha baik padi

ladang maupun padi sawah.

Produktivitas padi di Kalimantan

Utara berada di bawah rata-rata

produktivitas secara nasional yaitu

sebesar 51.14 ku/Ha (BPS, 2020).

Hal ini mengindikasikan

bahwa perlu adanya strategi

kebijakan yang harus dilakukan

pemerintah untuk merangsang

peningkatan produktivitas lahan

petani agar dapat mencapai rata-rata

produktivitas padi secara nasional.

Strategi kebijakan peningkatan

produksi yang dilakukan dapat

melalui pengembangan riset

teknologi pertanian, pengendalian

konversi lahan ke nonpertanian dan

pengembangan infrastruktur.

Upaya lainnya dapat dilakukan

melalui program penyediaan dan

pengembangan sarana dan prasaran

pertanian yang meliputi pendataan

lahan, rehabilitasi jaringan irigasi,

konstruksi, pembangunan embung,

cetak sawah, perbaikan infrastruktur

lahan rawa hingga penyediaan sarana

produksi mendukung cetak sawah

dan alat dan mesin pertanian pra

panen sub sektor tanaman pangan

serta meningkatkan SDM petani dan

keterampilan mereka dalam bercocok

tanam.

2. Kontribusi Subsektor Tanaman

Pangan Terhadap PDRB Sektor

Pertanian, Peternakan,

Perbutuan dan Jasa di Provisi

Kalimantan Utara.

Tanaman pangan yang

diusahakan di Provinsi Kalimantan

Utara terdiri dari padi, jagung,

kacang tanah, kacang hijau, ubi

kayu, ubi jalar, dan kedelai. Nilai

kontribusi tanaman pangan

diperoleh dengan cara

membandingkan antara PDRB

tanaman pangan dengan PDRB

sektor Pertanian, Peternakan,

Perburuan dan Jasa.

Sumbangan sub sektor

tanaman pangan terhadap total sektor

y = 0,0546x + 31,741 R² = 0,0021

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Trend Produktivitas Padi (ku/Ha) Linear (Trend Produktivitas Padi (ku/Ha))

Page 13: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

77

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

pertanian, peternakan, perburuan dan

jasa tinggi jika persentasinya lebih

dari 15.09 persen. Kontribusi sub

sektor tanaman pangan terhadap total

PDRB sektor pertanian, peternakan,

perburuan dan jasa selama tahun

2014 sampai 2018 dalam persentasi

dapat diliht dari tabel 3 berikut.

Tabel 3.

Kontribusi Sub Sektor Tanaman Pangan Terhadap Total PDRB Sektor

Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa

Tahun

PDRB Tanaman

Pangan (juta

rupiah)

PDRB Pertanian,

Peternakan,

Perburuan dan Jasa

(juta rupiah)

Kontribusi (%)

2014 385,736.30 2,764,629.50 13.95

2015 385,736.30 2,857,029.00 13.50

2016 385,736.30 3,015,881.30 12.79

2017 385,736.30 3,166,543.80 12.18

2018 235,288.90 3,236,762.00 7.27

Rata-rata 355646.82 3008169.12 11.94

Sumber data : Data sekunder, diolah tahun 2020

Tabel 3 menujukkan nilai

persentase kontribusi tanaman

pangan terhadap sub sektor

pertanian, peternakan, perburuan dan

jasa selama tahun 2014-2018.

Selama periode tersebut, persentase

kontribusinya memiliki nilai

rendah(11.94 persen) karena nlai

tersebut di atas kontribusi rata-rata

total sektor pertanian, peternakan,

perburuan dan jasa (7 sub sektor)

yaitu 15.09 persen . Sub sektor

perkebunan tahunan yang memiliki

kontribusi tinggi yaitu sebesar 46,76

persen.

Kontribusi subsektor tanaman

pangan terhadap sektor pertanian,

peternakan, perburuan dan jasa

selama tahaun 2014-2018 bernilai

rata-rata 11.94 persen artinya setiap

1 juta rupiah nilai dari total tanaman

pertanian peternakan perburuan dan

jasa, maka komoditas tanaman

pangan yaitu sebesar Rp 119.40

sisanya dari sub sektor lainnya (6 sub

sektor).

Tahun 2018 kontribusi

subsektor pertanian mengalami

penurunan sebesar 4.91 persen dari

tahun sebelumnya. Hal ini

diakibatkan salah satunya karena tren

penurunan produksi padi.

Perkembangan kontribusi komoditas

tanaman pangan terhadap sub sektor

pertanian, peternakan, perburuan,

dan jasa lainnya dapat di lihat pada

gambar 4 berikut.

Page 14: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

78

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

Gambar 4. Trend Kontribusi PDRB Sub Sektor Tanaman Pangan terhadap PDRB

Sektor Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Jasa Periode Tahun 2013-2014

Rendahnya kontribusi pangan

terhadap PDRB sektor pertanian

membuktikan bahwa sektor pangan

khususnya padi belum dapat

dijadikan sebagai komoditas yang

dapat diunggulkan dan dapat

mendukung terhadap penyususnan

pendapatan Provinsi Kalimantan

Utara. Dan juga belum siap dijadikan

sebagai daerah penyangga pangan

untuk ibu kota negara nantinya.

Untuk itu, tanaman pangan

perlu diupayakan untuk terus

ditingkatakan produksinya minimal

dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat provinsi Kalimantan

utara terlebih dahulu, sehingga tidak

terlalu bergantung dengan beras dari

luar sepertia Malaysia dan Sulawesi.

SIMPULAN

1. Perkembangan komoditas padi

di Provisi Kalimantan Utara

mempunyai prospek yang

kurang bagus ditinjau dari

produksi, luas panen dan

produktivitasnya. Produksi padi

cenderung mengalami

penurunan yang diakibatkan

olah penurunan luas panen,

sedangkan produktivitasnya

cenderung mengalami

pelandaian (levelling off). Hal ini

menunjukkan bahwa komoditas

padi belum mampu dijadikan

sebagai sektor unggulan di

provinsi Kalimantan Utara.

2. Kontribusi subsektor tanaman

Pangan Terhadap PDRB Sektor

Pertanian, Peternakan,

Perbutuan dan Jasa di Provisi

Kalimantan Utara sebesar 11.94

persen di bawah rata-rata

kontribusi di sektor tersebut

(15.09 persen) sehingga dapat

disimpulkan bahwa Provinsi

Kalimantan Utara belum bisa

mengandalkan sub sektor

tanaman pangan untuk

peningkatan PDRB.

y = -1,4686x + 16,345 R² = 0,7416

0

5

10

15

20

2014 2015 2016 2017 2018

Trend Kontribusi PDRB Sub Sektor Tanaman Pangan terhadap PDRB SektorPertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Jasa

Page 15: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

79

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Benahi Pertanian 3

Kabupaten penyangga pangan

IKN Baru. Media

Kaltara.com.

Https://mediakaltara.com/ben

ahi-pertanian-3-kabupaten-

penyangga-pangan-ikn-

baru.Diakses pada tanggal 28

Oktober 2020.

Ariani, M. (2004). Penguatan

Ketahanan Pangan Daerah

untuk Mendukung Ketahanan

Pangan Nasional. Pusat

Analisis Sosial Ekonomi Dan

Kebijakan Pertanian.

Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan. 2018. BPKP

Evaluasi Tata Kelola Beras di

Wilayah Kaltara. Media

Online BPKP. Retrieved from

http://www.bpkp.go.id.

BPS. (2014). Provinsi Kalimantan

Utara dalam Angka 2014. In

BPS Provinsi Kalimantan

Utara.

BPS. (2015). Provinsi Kalimantan

Utara dalam Angka 2015. In

BPS Provinsi Kalimantan

Utara.

BPS. (2016). Provinsi Kalimantan

Utara dalam Angka 2016. In

BPS Provinsi Kalimantan

Utara.

BPS. (2017). Provinsi Kalimantan

Utara dalam Angka 2017. In

BPS Provinsi Kalimantan

Utara.

BPS. (2018). Provinsi Kalimantan

Utara dalam Angka 2018. In

BPS Provinsi Kalimantan

Utara.

BPS (2019). Provinsi Kalimantan

Utara dalam Angka 2019. In

BPS Provinsi Kalimantan

Utara.

BPS. (2020). Provinsi Kalimantan

Utara dalam Angka 2020. In

BPS Provinsi Kalimantan

Utara.

https://kaltara.bps.go.id/publi

cation/

BPS. (2020). Luas Panen Dan

Produksi Padi Di Indonesia

2019. Berita Resmi Statistik.

Harini, R., Ariani, R. D., Supriyati,

S., & Satriagasa, M. C.

(2019). Analisis Luas Lahan

Pertanian Terhadap Produksi

Padi Di Kalimantan Utara.

Jurnal Kawistara.

Https://Doi.Org/10.22146/Ka

wistara.38755

Maulana, M. (2016). Peranan Luas

Lahan, Intensitas Pertanaman

Dan Produktivitas Sebagai

Sumber Pertumbuhan Padi

Sawah Di Indonesia 1980–

2001. Jurnal Agro Ekonomi.

Https://Doi.Org/10.21082/Jae

.V22n1.2004.74-95

Tirani, T., Pranoto, Y. S., & Moelyo,

H. (2018). Kontribusi Sektor

Pertanian Berdasarkan

Keunggulan Wilayah Di

Kabupaten Bangka. Caraka

Tani: Journal Of Sustainable

Agriculture.

Https://Doi.Org/10.20961/Car

Page 16: PROSPEK DAN KONTRIBUSI KOMODITAS PADI (Oriza sativa

80

e-ISSN 2685-2977 Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 01, Januari 2021

akatani.V33i1.19662.

Widianingsih, W., Suryantini, A., &

Irham, I. (2016). Kontribusi

Sektor Pertanian Pada

Pertumbuhan Ekonomi Di

Provinsi Jawa Barat. Agro

Ekonomi.

https://doi.org/10.22146/agro

ekonomi.17272