seminar bahasa agung prasetyo 10410367

20
SEMINAR BAHASA ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA ANAK BERUSIA EMPAT TAHUN DALAM TATARAN FONOLOGI OLEH GIBRAN GAUTAMA SAAT BERKOMUNIKASI Dosen Pengampu : Arisul Ulumuddin, S.Pd., M.Pd. Di susun oleh : Agung Prasetyo 10410367 7H [email protected] gungagungprasetyo.blogspot.com PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2014

Upload: agung-prasetyo

Post on 31-Jul-2015

94 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

SEMINAR BAHASAANALISIS PENGGUNAAN BAHASA ANAK BERUSIA EMPAT TAHUN

DALAM TATARAN FONOLOGI OLEH GIBRAN GAUTAMASAAT BERKOMUNIKASI

Dosen Pengampu : Arisul Ulumuddin, S.Pd., M.Pd.

Di susun oleh :

Agung Prasetyo

10410367

7H

[email protected]

gungagungprasetyo.blogspot.com

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

2014

Page 2: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

A. LATAR BELAKANG

Bahasa merupakan alat komunikasi bagi mausia. Dengan bahasa seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan bahasa maka akan terjadi hubungan timbal balik antara seseorang dengan orang lain. Manusia hidup dalam suatu lingkungan masyarakat, karena dalam kehidupan manusia selalu membutuhkan orang lain. Seseorang akan mengerti apa yang dimaksudkan oleh mitra tutur dengan bahasa yang digunakan, sehingga pesan atau informasi yang dapat tersampaikan.

Anak-anak sering mengalami kegagalan dalam membunyikan perkataan dengan benar. Hal itu dapat kita lihat melalui ucapan anak itu pada saat ia berkomunikasi dengan orang lain. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian terhadap Gibran Gautama saat berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang tuanya maupun dengan si peneliti.

Page 3: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana transkripsi fonetis dialog yang di ucapkan oleh Gibran Gautama ?

2. Bagaimana transkripsi data sesuai Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan atau transkripsi ortografinya?

3. Perubahan bunyi apa saja yang diucapkan oleh Gibran Gautama dalam berbicara ?

4. Adakah bunyi pengiring yang dihasilkan saat bunyi utama di ucapkan?

5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan Gibran Gautama saat berbicara ?

Page 4: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai transkripsi fonetis pada anak berusia empat tahun yaitu Gibran Gautama saat berbicara, transkripsi data yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) atau transkripsi ortografi, perubahan-perubahan bunyi yang terjadi, bunyi pengiring yang menyertai bunyi utama, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Page 5: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

D. Landasan Teori

Transkripsi fonetis adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang tulis. Lambang bunyi atau lambang fonetis yang sering dipakai adalah lambang bunyi yang ditetapkan oleh The International Phonethic Assosiation (IPA). (masnur muslich, 2009:42) Sedangkan transkripsi ortografi adalah transkripsi atau tulisan yang di buat untuk di gunakan secara umum di dalam masyarakat suatu bahasa. Di Indonesia, transkripsi ortografi ini harus sesuai dengan kaidan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).

Kasus pengucapan bunyi yang tidak sesuai dengan EYD memang sering sekali terjadi di masyarakat. Adapun jenis-jenis dari perubahan bunyi tersebut adalah Asimilasi, Disimilasi, Modifikasi Vokal, Netralisasi, Zeroisasi, Metatesis, Diftongisasi, Monoftongisasi, dan Anaptiksis. (Masnur Muslich, 2009:118)

Page 6: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

a. Asimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak sama menjadi bunyi yang sama atau yang hampir sama.

b. Disimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi yang sama atau mirip menjadi bunyi yang tidak sama atau berbeda (kebalikan asimilasi)

c. Modifikasi vokal adalah perubahan bunyi vokal sebagai akibat dari pengaruh bunyi lain yang mengikutinya perubahan ini sebenarnya bisa dimasukkan ke dalam peristiwa asimilasi, tetapi karena kasus ini tergolong khas maka perlu disendirikan.

d. Netralisasi adalah perubahan bunyi fonemis sebagai akibat pengaruh darilingkungan.

e. Zeroisasi adalah penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan.

f. Metatesis adalah perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang bersaing.

Page 7: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

g. Diftongisasi adalah perubahan bunyi vokal tunggal (monoftong) menjadi dua bunyi vokal atau vokal rangkap (diftong) secara berurutan.

h. Monoftongisasi adalah perubahan dua bunyi vokal atau vokal rangkap (diftong) menjadi vokal tunggal (monoftong).

i. Anaptiksis adalah perubahan bunyi dengan jalan menambahkan bunyi vokal tertentu di antara dua konsonan untuk memperlancar ucapan.

Bunyi pengiring adalah bunyi yang ikut serta muncul ketika bunyi utama dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh ikut sertanya alat ucap lain ketika alat ucap pembentuk bunyi utama di fungsikan.

Bunyi sertaan atau pengiring ini dapat di kelomokkan menjadi sembilan macam yakni Bunyi ajektif, bunyi klik, bunyi aspirasi, bunyi eksplosif, bunyi retrofliksi, bunyi labialisasi, bunyi palatalisasi, bunyi glotalisasi dan bunyi nasalisasi. (Masnur Muslich, 2009:67)

Page 8: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

E. Hasil Analisis

Adapun data-data yang dapat diambil dari hasil penelitan yaitu mengenai pelafalan Gibran dalam berbicara, transkripsi fonetis yang di ucapkan oleh Gibran Gautama dan transkripsi ortografisnya. Dimana data-data itu adalah sebagai berikut :

Nama : Gibran Gautama

Usia : 4 Tahun

Page 9: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

Contoh komunikasi antara Agung (peneliti), Gibran dan Fitri (orang tua gibran) :

Agung : “Mba Fit, Gibrannya mana .. ? Fitri : “itu di dalam, masuk saja to Agung : “ok ok .. Gibrannnn brannn ... ? Gibran : “Mas Adong, tu liat tu filmna bagus .. Agung : “ahhh jelek og, Gibran sudah mandi belum ? Gibran : “blom, filmna bagus og, olangne bsa telbang tu liat tu .. Agung : jelek og, mandi dulu sana cepet nanti habis mandi di ajak naik

mobil sama pakde, muter- muter cepet sana ... Gibran : mutel-mutel kemana Agung : ya muter-muter pokoknya .. Fitri : Gibran mandi dulu cepet, tu nanti habis mandi di ajak pak de naik

mobil Gibran : pake mobelne pak de to mah .. ? Gibran : nanti giblan duduk dpan ahh ..

Page 10: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

Agung : “ya kalau mau ikut ya mandi dulu, biar wangi .. Gibran : ya bental to, filmna bagus og .. Agung : iya gak jadi wes, gak mau mandi og .. Gibran : ia ia, mahh ... mahh mandji .. Gibran : “Mas Adong tungguin loh janan djitinggal .. Agung : iya iya cepet to .. Fitri : ya ya, nanti di tunggu Mas Agung ..

Dari contoh dialog yang dilakukan oleh gibran, fitri, dan tentunya dengan peneliti maka dapat diambil data penelitian mengenai pelafalan bunyi yang dilakukan oleh Gibran seorang anak berusia empat tahun dalam berbahasa. Dimana data-data itu bisa dilihat dari transkipsi fonetisnya maupun data ortografis.

Page 11: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

a. Transkipsi Fonetis

1. Gibran : “Mas Adong, tu liat tu filmna bagus ..

Transkipsinya, “Mas Agung, itu lihat itu filmnya bagus.

2. Gibran : “blom, filmna bagus og, olangne bsa telbang tu liat tu ..

Transkipsinya, “belum, filmnya bagus og, orangnya bisa terbang itu lihat itu .

3. Gibran : mutel-mutel kemana

Transkipsinya, muter-muter kemana

4. Gibran : pake mobelne pak de to mah .. ?

Transkipsinya, pakai mobilnya pak de to mah .. ?

5. Gibran : nanti Giblan duduk dpan ahh ..

Transkipsinya, nanti Gibran duduk depan ahh .

6. Gibran : ya bental to, filmna bagus og ..

Transkipsinya, iya bentar to, filmnya bagus og ..

7. Gibran : ia ia, mahh ... mahh mandji ..

Transkipsinya iya iya, Mahh ... Mahh mandi .

Page 12: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

8. Gibran : “Mas Adong tungguin loh janan djitinggal ..

Transkipsinya, Mas Agung tungguin loh jangan ditinggal.

b. Transkipsi ortografis (EYD)

1. Gibran : “Mas Adong, tu liat tu filmna bagus ..

transkipsi fonemis, “Mas Agung, itu lihat itu filmnya bagus.

transkipsi ortografis, “Mas Agung itu lihat itu filmnya bagus .

2. Gibran : “blom, filmna bagus og, olangne bsa telbang tu liat tu ..

transkipsi fonemis, “belum, filmnya bagus og, orangnya bisa terbang itu lihat itu .

transkipsi ortografis, “belum, filmnya bagus, orangnya bisa terbang itu lihat itu ..

3. Gibran : mutel-mutel kemana

Transkipsinya, muter-muter kemana)

Transkipsi ortografis, muter-muter kemana ?),

4. Gibran : pake mobelne pak de to mah .. ?

Transkipsi fonemis, pakai mobilnya pak de to mah .. ?

Transkipsi ortografis, pakai mobilnya pak de to mah ..?

Page 13: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

5. Gibran : nanti Giblan duduk dpan ahh ..

Transkipsi fonemis, nanti Gibran duduk depan ahh .

Transkipsi ortografis, nanti Gibran duduk depan ..

6. Gibran : ya bental to, filmna bagus og ..Transkipsi fonemis, iya bentar to, filmnya bagus og .Transkipsi ortografis, iya sebentar, filmnya bagus .

7. Gibran : ia ia, mahh ... mahh mandji ..

Transkipsin fonemis, iya iya, Mahh ... Mahh mandi .

Transkipsi ortografis, iya iya, Mah .. Mahh mandi .

8. Gibran : “Mas Adong tungguin loh janan djitinggal ..

Transkipsi fonemis, Mas Agung tungguin loh jangan ditinggal .

Transkipsi ortografis, Mas Agung tunggu jangan ditinggal

Page 14: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

c. Perubahan Bunyi

Perubahan bunyi yang dilakukan oleh Gibran Gautama terdiri dari tiga jenis yaitu netralisasi, monoftongisasi dan zeroisasi.

1. NetralisasiKasus yang dialami oleh Gibran mengenai netralisasi terdapat pada kata sebagai berikut :[og] terdapat pada dialog ke dua[to] terdapat pada dialog ke empat dan enam[loh] terdapat pada dialog ke delapan

Artinya kasus netralisasi ini merupakan penggunaan bunyi fonemis sebagai akibat pengaruh lingkungan, dimana ke tiga kata itu merupakan ciri khas bahwa kata itu sering digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah semarang.

Page 15: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

2. Monoftongisasi

Dalam dialog diatas terdapat peristiwa monoftongisasi yang dilakukan oleh Gibran yaitu pada kata [pakai] dialog ke empat, menjadi [pake]. Dimana hal itu ditandai oleh perubahan bunyi diftong ai pada posisi akhir kata menjadi monoftong [e], sehingga kata itu berubah dari kata pakai menjadi pake.

[Pakai] > [Pake]

Peristiwa penggantian vokal ini memang banyak terjadi dalam bahasa indonesia. Tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tetapi orang dewasa juga sering melakukan perubahan bunyi tersebut. Hal itu biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan pengucapan bunyi-bunyi vokal rangkap (diftong).

Page 16: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

3. Zeroisasi

Dalam dialog tersebut terdapat peristiwa zeroisasi yang dilakukan oleh Gibran yaitu pada dialog sebagai berikut :

[itu lihat itu] menjadi [ tu liat tu] terdapat pada dialog pertama dan ke dua

[belum] menjadi [blom] terdapat pada dialog ke dua[depan] menjadi [dpan] terdapat pada dialog ke lima[filmnya] menjadi [filmna] terdapat pada dialog pertama

dan ke dua[jangan] menjadi [janan] terdapat pada dialog ke delapan

Page 17: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

d. Bunyi PengiringDalam dialog diatas, terdengar beberapa

kata Gibran mengucapkan bunyi utamanya diiringi oleh bunyi pengiring, datanya sebagai berikut :

Bunyi palatalisasi terletak pada kata [mandji] dialog ke tujuh dan kata [djitinggal] dialog ke delapan

Page 18: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

e. Faktor yang mempengaruhi perubahan bunyi bahasa oleh Gibran Gautama

1. Faktor sosiokultural dan lingkunga

Peran biologis dalam perkembangan bahasa memang sangat kuat, tetapi aspek yang sangat penting dalam pengembangan bahasa manusia terdapat pengaruh lingkungan juga sama kuatnya. Faktor lingkungan juga berperan besar dalam berbahasa, dari lingkunganlah seseorang dapat mengembangkan tentang kemampuan berbahasanya. Tetapi perkembangan bahasa itu pun disesuaikan dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungannya.

2. Faktor usiaDisamping faktor lingkungan dan sosiokultural juga

terdapat faktor usia, dimana fartor usia ini juga berperan penting dalam kemampuan berbahasa. Mengingat usia Gibran Gautama yang masih berusia empat tahun jadi wajar jika faktor usia juga berpengaruh ketika Gibran berbahasa tidak lancar dan terbata-bata

Page 19: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

Simpulan

Dalam kutipan dialog yang dilakukan oleh Gibran Gautama seorang anak berusia empat tahun di atas terjadi tiga perubahan bunyi yaitu netralisasi, monoftongisasi dan zeroisasi. Namun perubahan-perubahan bunyi itu masih tergolong dalam lingkup perubahan fonetis, karena perubahan yang ia lakukan tidak sampai membedakan makna atau mengubah identitas fonem. Maka bunyi tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama.

Selain itu bunyi pengiring yang terdengar atau yang dilakukan oleh Gibran hanyalah bunyi pengiring palatalisasi saja. Jadi, kesalahan pelafalan bunyi yang dilakukan oleh Gibran Gautama masih dalam batas kewajaran, mengingat usianya yang masih empat tahun. Dimana pada usia tersebut kemampuan sistem tentunya masih belum sempurna serta pengetahuan bahasanya masih dipengaruhioleh lingkungan yang berada di sekitarnya.

Page 20: Seminar Bahasa Agung Prasetyo 10410367

Daftar Pustaka

Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara