selasa, 29 november 2011 hak menyatakan pendapat untuk … filemasa itu jadi retorika politik...

1
EMIR CHAIRULLAH P ENGURUS Pusat (PP) Muhammadiyah men- desak DPR mengguna- kan hak menyatakan pendapat untuk menuntaskan kasus Bank Century. Ormas keagamaan terkemuka di In- donesia itu juga mendesak KPK memanggil semua pihak yang diduga terlibat dalam penyele- wengan dana talangan sebesar Rp6,7 triliun itu. “Kita mendesak lembaga negara untuk melakukan tugas sebaik-baiknya. Kasus Century bisa diselesaikan kalau ada ledakan dahsyat dari atas. Sudah saatnya DPR dan KPK menggunakan wewenangnya,” tegas Ketua Umum PP Muham- madiyah Din Syamsudin seusai diskusi publik dan peluncuran tabloid Kauman, di Jakarta, kemarin. Ia menyebutkan, bukti pe- nyelewengan uang negara itu sudah sangat nyata. “Kita tuntut adanya realisasi dengan aksi nyata. Tidak cukup hanya mengatakan ungkap kasus Century seterang-terangnya tanpa realisasi,” tandasnya. Khusus mengenai KPK, Din mendesak pimpinan KPK agar tidak berdiam diri dan segera memanggil nama-nama yang diduga terlibat. “Apalagi, Busyro (Ketua KPK) merupa- kan kader Muhammadiyah. Jadi, kita berharap falsafah Muhammadiyah, yaitu amar makruf nahi mungkar segera diamalkan,” pintanya. Din juga berharap masyarakat tidak berhenti untuk menyua- rakan gugatan terhadap kasus kejahatan terhadap negara tersebut. Sebab, dampaknya bisa menyebabkan penanganan korupsi di Indonesia menjadi tumpul. “Kalau tidak disele- saikan, bisa dipastikan praktik korupsi di negara ini akan semakin masif.” Lebih lanjut Din menyatakan sekarang sudah saatnya bagi DPR untuk mengajukan hak menyatakan pendapat atas kasus yang terkesan mandek untuk diselesaikan melalui jalur hukum itu. “Saya kira sudah saatnya DPR lewat fraksi-fraksinya melakukan hak menyatakan pendapat. Sebab penuntasan kasus Century ini terkesan tak kunjung selesai, ditutup-tutupi, bahkan nyaris dipetieskan. Masa itu jadi retorika politik belaka?” tanya Din. Menurutnya, tidak ada cara lain, kecuali fraksi-fraksi di DPR menggunakan hak me- nyatakan pendapat. “Apa yang sudah ditengarai dalam laporan-laporan, termasuk nanti dari hasil audit forensik BPK, segeralah ditindaklanjuti secara konkret,” ujarnya. Dalam hal penyelesaian se- cara hukum, ia berharap KPK tidak terus berdiam diri, tetapi harus lebih berani untuk me- nyentuh nama-nama yang disebut-sebut terlibat dalam megaskandal itu. “Termasuk presiden, men- teri, panggillah sebagai mana tersangka lain yang dipanggil KPK. Jangan takut, dan hanya mengatakan belum cukup bukti. Sudah begitu luas bukti itu kepada KPK,” tukasnya. Muhammadiyah, imbuh- nya, menaruh harapan besar kepada DPR dan KPK untuk menunjukkan kepada publik bahwa mereka bisa menyele- saikan kasus-kasus besar, bu- kan hanya aktif mengungkap kasus-kasus kecil. “Mengapa Century, karena masalah ini punya dampak besar untuk kehidupan bang- sa Indonesia, apalagi itu ber- hubungan dengan politik. Ini tidak bisa kita biarkan. Kalau tidak, ini akan jadi dosa warisan.” Pansus Kasus Century DPR merekomendasikan kepada KPK untuk menyelesaikan kasus Century secara hukum. Namun hingga kini penyele- saian kasus itu bak berjalan di tempat. (*/OL-8) [email protected] SELASA, 29 NOVEMBER 2011 3 P OL KAM Sudah saatnya DPR dan KPK menggunakan wewenang mereka dengan tegas dan berkeadilan. Penyelesaian kasus ini butuh ledakan dahsyat dari atas. Hak Menyatakan Pendapat untuk Century KOMISI Pemberantasan Ko- rupsi (KPK) mengisyaratkan akan memanggil Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Sutan Bhatoegana guna dimin- tai keterangan terkait dengan kasus dugaan korupsi peng- adaan solar home system PLTS di Kementerian ESDM. “Kalau tim (penyidik) mem- butuhkan informasi, tentunya ini bukan hal sulit bagi tim KPK untuk memanggil yang bersangkutan. Apalagi yang bersangkutan sudah menya- takan bersedia untuk dipang- gil,” kata Wakil Ketua KPK M Jasin, seusai acara Pemaparan Survei Integritas Sektor Publik Indonesia 2011 di Kantor KPK, Jakarta, kemarin. Meski begitu, Jasin mengaku pihaknya lebih memprioritas- kan pengumpulan bukti kasus tersebut ketimbang meributkan urusan panggil-memanggil. Ketika ditanya tentang ada- nya bukti yang telah ditemukan KPK, Jasin enggan berkomentar banyak. “Saya belum bisa cerita macam-macam,” elaknya. Begitu pula saat ditanya mengenai adanya indikasi pelanggaran kewenangan dan etika oleh Sutan sebagai ang- gota DPR, Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan itu me- ngatakan KPK lebih fokus pada penyidikan ranah pidana. “Kalau KPK kan ranahnya pidana korupsi, yang terjadi transaksi suap pidana korupsi. Soal sinyalemen dan manuver- manuver seseorang, itu di luar kewenangan KPK,” paparnya. Sebelumnya, nama Sutan disebut kuasa hukum terdakwa Ridwan Sanjaya, Sofyan Kasim, seusai persidangan di Peng- adilan Tipikor Jakarta, Kamis (24/11). (*/OL-8) AKIP Masri Mukhtar, staf khu- sus Bachtiar Chamsyah ketika menjadi menteri sosial, disebut- sebut dalam persidangan kasus dugaan korupsi pengadaan mesin jahit dan sapi impor di Departemen Sosial pada 2004- 2006. Terdakwa pada persidangan ini adalah Kasubdit Kemi- traan Usaha Ditjen Banjamsos Yusrizal di Pengadilan Tipikor Jakarta. Dalam persidangan tersebut Dirjen Banjamsos Amrun Dau- lay mengaku dirinya mengenal rekanan mesin jahit Direktur PT Lasindo Musfar Aziz dari Yusrizal. “Pada saat itu Yusrizal me- nemani Musfar dan memperke- nalkan Musfar sebagai Dirut PT Lansindo,” kata Amrun saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin. Setelah itu, lanjutnya, Mus- far menjelaskan bahwa per- usahaannya yang diceritakan Bachtiar Chamsyah akan men- jadi rekanan pengadaan mesin jahit untuk program bantuan sosial fakir miskin. Menurut Amrun, ia kemudian memerin- tahkan Yusrizal untuk menge- nalkan Musfar ke Direktur Ban- tuan Sosial Fakir Miskin Mul- yono Machasi agar diproses. Namun, ia membantah bahwa hal itu berarti memerintahkan penunjukan langsung kepada PT Lasindo untuk pengadaan mesin jahit. Yusrizal pun langsung mem- bantah kesaksian Amrun. Dia menegaskan bukan dirinya yang memperkenalkan pemilik PT Lasindo kepada atasannya itu. “Perkenalan Musfar per- tama ke Bapak (Amrun) itu adalah Akip. Karena Musfar habis menghadap Pak Menteri (Bachtiar) bersama Akip.” Yusrizal dianggap telah meng arahkan Dirjen Ban- jamsos Amrun Daulay untuk menerima PT Lasindo dalam pengadaan mesin jahit dan PT Atmadhira Karya dalam peng- adaan sapi impor. (*/P-4) KPK Isyaratkan Periksa Bhatoegana Stafsus Mensos Terlibat Suap Masalah Century punya dampak besar bagi masyarakat. Kalau dibiarkan, akan jadi dosa warisan.” Din Syamduddin Ketua Umum PP Muhammadiyah MI/M IRFAN KEKERASAN PAPUA: Koordinator Kontras Usman Hamid (kanan) dan Perwakilan Persekutuan Gereja mendesak pemerintah mengusut tuntas kekerasan Papua, di Jakarta, kemarin. ANTARA/UJANG ZAELANI

Upload: buidieu

Post on 01-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EMIR CHAIRULLAH

PENGURUS Pusat (PP) Muhammadiyah men-desak DPR mengguna-kan hak menyatakan

pendapat untuk menuntaskan kasus Bank Century. Ormas keagamaan terkemuka di In-donesia itu juga mendesak KPK memanggil semua pihak yang diduga terlibat dalam penyele-wengan dana talangan sebesar Rp6,7 triliun itu.

“Kita mendesak lembaga negara untuk melakukan tugas sebaik-baiknya. Kasus Century bisa diselesaikan kalau ada ledakan dahsyat dari atas. Sudah saatnya DPR dan KPK

menggunakan wewenangnya,” tegas Ketua Umum PP Muham-madiyah Din Syamsudin seusai diskusi publik dan peluncuran tabloid Kauman, di Jakarta, kemarin.

Ia menyebutkan, bukti pe-nyelewengan uang negara itu sudah sangat nyata. “Kita tuntut adanya realisasi dengan aksi nyata. Tidak cukup hanya mengatakan ungkap kasus Century seterang-terangnya tanpa realisasi,” tandasnya.

Khusus mengenai KPK, Din mendesak pimpinan KPK agar tidak berdiam diri dan segera memanggil nama-nama yang diduga terlibat. “Apalagi, Busyro (Ketua KPK) merupa-

kan kader Muhammadiyah. Jadi, kita berharap falsafah Muhammadiyah, yaitu amar makruf nahi mungkar segera diamalkan,” pintanya.

Din juga berharap masyarakat tidak berhenti untuk menyua-rakan gugatan terhadap kasus kejahatan terhadap negara tersebut. Sebab, dampaknya bisa menyebabkan penanganan korupsi di Indonesia menjadi tumpul. “Kalau tidak disele-saikan, bisa dipastikan praktik korupsi di negara ini akan semakin masif.”

Lebih lanjut Din menyatakan sekarang sudah saatnya bagi DPR untuk mengajukan hak menyatakan pendapat atas

kasus yang terkesan mandek untuk diselesaikan melalui jalur hukum itu.

“Saya kira sudah saatnya DPR lewat fraksi-fraksinya melakukan hak menyatakan pendapat. Sebab penuntasan kasus Century ini terkesan tak kunjung selesai, ditutup-tutup i, bahkan nyaris dipetieskan. Masa itu jadi retorika politik belaka?” tanya Din.

Menurutnya, tidak ada cara lain, kecuali fraksi-fraksi di DPR menggunakan hak me-nyatakan pendapat. “Apa yang sudah ditengarai dalam laporan-laporan, termasuk nanti dari hasil audit forensik BPK, segeralah ditindaklanjuti

secara konkret,” ujarnya.Dalam hal penyelesaian se-

cara hukum, ia berharap KPK tidak terus berdiam diri, tetapi harus lebih berani untuk me-nyentuh nama-nama yang disebut-sebut terlibat dalam megaskandal itu.

“Termasuk presiden, men-teri, panggillah sebagai mana tersangka lain yang dipanggil KPK. Jangan takut, dan hanya mengatakan belum cukup bukti. Sudah begitu luas bukti itu kepada KPK,” tukasnya.

Muhammadiyah, imbuh-nya, menaruh harapan besar kepada DPR dan KPK untuk menunjukkan kepada publik bahwa mereka bisa menyele-

saikan kasus-kasus besar, bu-kan hanya aktif mengungkap kasus-kasus kecil.

“Mengapa Century, karena masalah ini punya dampak besar untuk kehidupan bang-sa Indonesia, apalagi itu ber-hubungan dengan politik. Ini tidak bisa kita biarkan. Kalau tidak, ini akan jadi dosa warisan.”

Pansus Kasus Century DPR merekomendasikan kepada KPK untuk menyelesaikan kasus Century secara hukum. Namun hingga kini penyele-saian kasus itu bak berjalan di tempat. (*/OL-8)

[email protected]

SELASA, 29 NOVEMBER 2011 3POLKAM

Sudah saatnya DPR dan KPK menggunakan wewenang mereka dengan tegas dan berkeadilan. Penyelesaian kasus ini butuh ledakan dahsyat dari atas.

Hak Menyatakan Pendapat untuk Century

KOMISI Pemberantasan Ko-rupsi (KPK) mengisyaratkan akan memanggil Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Sutan Bhatoegana guna dimin-tai keterangan terkait dengan kasus dugaan korupsi peng-adaan solar home system PLTS di Kementerian ESDM.

“Kalau tim (penyidik) mem-butuhkan informasi, tentunya ini bukan hal sulit bagi tim KPK untuk memanggil yang bersangkutan. Apalagi yang bersangkutan sudah menya-takan bersedia untuk dipang-gil,” kata Wakil Ketua KPK M Jasin, seusai acara Pemaparan Survei Integritas Sektor Publik Indonesia 2011 di Kantor KPK, Jakarta, kemarin.

Meski begitu, Jasin mengaku pihaknya lebih memprioritas-kan pengumpulan bukti kasus tersebut ketimbang meributkan urusan panggil-memanggil.

Ketika ditanya tentang ada-nya bukti yang telah ditemukan KPK, Jasin enggan berkomentar banyak.

“Saya belum bisa cerita macam-macam,” elaknya.

Begitu pula saat ditanya mengenai adanya indikasi pelanggaran kewenangan dan etika oleh Sutan sebagai ang-gota DPR, Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan itu me-ngatakan KPK lebih fokus pada penyidikan ranah pidana.

“Kalau KPK kan ranahnya pidana korupsi, yang terjadi transaksi suap pidana korupsi. Soal sinyalemen dan manuver-manuver seseorang, itu di luar kewenangan KPK,” paparnya.

Sebelumnya, nama Sutan disebut kuasa hukum terdakwa Ridwan Sanjaya, Sofyan Kasim, seusai persidangan di Peng-adilan Tipikor Jakarta, Kamis (24/11). (*/OL-8)

AKIP Masri Mukhtar, staf khu-sus Bachtiar Chamsyah ketika menjadi menteri sosial, disebut-sebut dalam persidangan kasus dugaan korupsi pengadaan mesin jahit dan sapi impor di Departemen Sosial pada 2004-2006.

Terdakwa pada persidangan ini adalah Kasubdit Kemi-traan Usaha Ditjen Banjamsos Yusrizal di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Dalam persidangan tersebut Dirjen Banjamsos Amrun Dau-lay mengaku dirinya mengenal rekanan mesin jahit Direktur PT Lasindo Musfar Aziz dari Yusrizal.

“Pada saat itu Yusrizal me-nemani Musfar dan memperke-nalkan Musfar sebagai Dirut PT Lansindo,” kata Amrun saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin.

Setelah itu, lanjutnya, Mus-far menjelaskan bahwa per-usahaannya yang diceritakan Bachtiar Chamsyah akan men-jadi rekanan pengadaan mesin

jahit untuk program bantuan sosial fakir miskin. Menurut Amrun, ia kemudian memerin-tahkan Yusrizal untuk menge-nalkan Musfar ke Direktur Ban-tuan Sosial Fakir Miskin Mul-yono Machasi agar diproses. Namun, ia membantah bahwa hal itu berarti memerintahkan penunjukan langsung kepada PT Lasindo untuk pengadaan mesin jahit.

Yusrizal pun langsung mem-bantah kesaksian Amrun. Dia menegaskan bukan dirinya yang memperkenalkan pemilik PT Lasindo kepada atasannya itu.

“Perkenalan Musfar per-tama ke Bapak (Amrun) itu adalah Akip. Karena Musfar habis menghadap Pak Menteri (Bachtiar) bersama Akip.”

Yusrizal dianggap telah meng arahkan Dirjen Ban-jamsos Amrun Daulay untuk menerima PT Lasindo dalam pengadaan mesin jahit dan PT Atmadhira Karya dalam peng-adaan sapi impor. (*/P-4)

KPK IsyaratkanPeriksa Bhatoegana

Stafsus Mensos Terlibat Suap

Masalah Century punya dampak

besar bagi masyarakat. Kalau dibiarkan, akan jadi dosa warisan.”

Din SyamduddinKetua Umum PP Muhammadiyah

MI/M IRFAN

KEKERASAN PAPUA: Koordinator Kontras Usman Hamid (kanan) dan Perwakilan Persekutuan Gereja mendesak pemerintah mengusut tuntas kekerasan Papua, di Jakarta, kemarin.

ANTARA/UJANG ZAELANI